Makalah
Oleh :
Kelompok 1 :
MADIUN
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas maklah yang berjudul Penulisan Kata.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen kami
yaitu Ibu Heny Kusuma W, M.pd pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang penulisan kata yang baik dan benar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Heny Kusuma, Mpd selaku pengajar di
bindang studi Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Kegiatan.....................................................................................4
1.4 Manfaat Kegiatan...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Kata Dasar............................................................................................6
2.2 Kata Berimbuhan.................................................................................7
2.3 Gabungan Kata.....................................................................................8
2.4 Pemenggalan Kata................................................................................9
2.5 Kata Depan.........................................................................................12
2.6 Partikel...............................................................................................13
2.7 Singkatan dan Akronim.....................................................................15
2.8 Angka dan Bilangan...........................................................................16
2.9 Kata Ganti..........................................................................................19
2.10 Kata Sandang.....................................................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................20
3.1 Kesimpulan..........................................................................................20
3.2 Saran....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
3
BAB 1
PENAHULUAN
4
8 Mengetahui penulisan angka dan bilangan yang benar.
9 Mengetahui penulisan kata ganti yang benar.
10 Mengetahui penulisan kata sandang yang benar.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Kata dasar dapat dibagi menjadi kelompok dalam bentuk asal/tunggal
atau bentuk dasar/kompleks. Contoh kata : pikir, buka, tutup, ambil.
Merupakan pembentukan kata berimbuhan atau kata turunan.
Kata dasar yang mendapat tambahan atau imbuhan mengakibatkan terjadinya
perbedaan makna.
Gabungan kata dasar dapat membentuk kalimat tanpa membutuhkan adanya
imbuhan.
7
Imbuhan-imbuhan yang merupakan awalan dan akhiran diantaranya ke-an,
ber-an, pe-an, per-an, dan se-nya
Contoh:
a. Ke- + keras (kata sifat) + -an = kekerasan (kata benda)
b. Ber- + dua (kata bilangan) + -an = berduaan (kata kerja)
c. Pe- + kerja (kata benda) + -an = pekerjaan (kata benda)
d. Per- + kata (kata benda) + -an = perkataan (kata benda)
e. Se- + cepat (kata sifat) + -nya = secepatnya (kata keterangan)
Tidak semua imbuhan dapat diberikan kepada kata dasar. Ada beberapa
imbuhan yang tepat untuk sebuah kata dasar tetapi tidak sesuai untuk kata
dasar yang lain.
8
b. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan
c. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban
9
au-la
sau-da-ra
sur-vei
am-boi
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf
konsonan itu.
Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men
Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
10
f. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan
unsur pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan
mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu
memper-tanggungjawabkan
di-ambil
Catatan:
Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan
dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau
akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan ....
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau
mengambil makanan itu.
g. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Mislanya:
biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi
biodata, bio-data, bi-o-da-ta
fotografi, foto-grafi, fo-to-gra-fi
h. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara
unsur-unsurnya.
11
Misalnya:
Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.
i. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:
12
Terdiri dari: kepada, daripada, oleh karena itu, antara… dengan, sejak…
sampai
Kata Berafiks
Terdiri dari: bersama, beserta, menuju, menurut, sekitar, selama, seluruh,
bagaikan, terhadap, melalui, dan mengenai.
2.6 Partikel
2.6.1 Pengertian Partikel
Partikel adalah satuan bahasa yang hanya berfungsi memberikan penegasan
makna pada unsur bahasa yang diiringinya. Partikel meliputi kata yang tidak tertakluk
pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya.
Ada beberapa macam partikel yakni; -lah, -kah, -tah, –pun, dan -per. Tiga yang
pertama merupakan klitika, melekat pada kata yang diikutinya sehingga ditulis
serangkai. Sedangkan, -pun merupakan kata yang dapat ditulis serangkai dan terpisah,
13
dan –per penulisannya dipisah. Partikel tersebut ada yang sebagai penegas, tetapi ada
pula yang bukan.
Contoh selanjutnya:
Dialah yang salah
b. Partikel –kah
Jika kalimat berita ditambahkan oleh pertikel “-kah”, maka kalimat
tersebut menjadi kalimat tanya. Sedangkan partekel “-kah” bila melekat pada kata
ganti tanya, sebenarnya bersifat manasuka, menjadikan kalimatnya lebih formal
dan sedikit lebih halus.
Misalnya:
Apakah yang sedang terjadi?
Fungsi “-kah” pada kalimat ini hanya menjadikan tutur kata yang lebih halus. Jika
dalam kalimat tidak ditemukan adanya kata tanya tetapi intonasinya adalah
intonasi interogatif, maka “–kah” akan memerjelas kalimat itu sebagai kalimat
interogatif, dan kadang-kadang urutan katanya dibalik.
c. Partikel –pun
Partikel –pun banyak ditemukan dalam kalimat deklaratif. Partikel –pun,
dalam penulisannya ada yang serangkai dan ada pula yang terpisah. Partikel –
14
pun yang terpisah mengikuti kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Sedangkan –
pun yang serangkai dipakai untuk kata penghubung, misalnya, adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun,
walaupun dan lain-lain.
Contoh:
Bukan hanya para guru, para siswa maupun siswi ikut bergotong-royong
membersihkan halaman sekolah.
Jangankan mobil, sepedah pun aku tak punya.
Contoh:
Para murid itu pun berbarislah dengan teratur pada saat upacara akan
segera dimulai.
Pada contoh itu mengaskan bahwa murid-murid berbaris dengan teratur pada saat
upacara akan dimulai, tetapi contoh di atas terdapat –lah yang dipakai bersamaan
dengan –pun untuk menandakan suatu perbuatan atau proses mulai “berjalan” atau
terjadi.
d. Partikel –per
partikel –per ada dapat berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ yang ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Ketika antrean panjang menuju loket Kebun Binatang, para pengunjung
masuk satu per satu ke dalam.
Harga gula per kilogram Rp 4.500,00.
Pendapatan Andi sebagai pegawai bank naik per 1 Januari karena kerjanya
baik.
15
Singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
b. Macam-Macam Singkatan
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
tanda titik.
Contoh: W.R. Supratman, Dr.
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan
organisasi serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik.
Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), PGRI (Persatuan Guru
Republik Indonesia).
Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain), Yth. (Yang terhormat).
Singkatan Lambang Kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan
dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh: Cm (sentimeter), kg (kilogram).
2.7.2 Akronim
a. Pengertian Akronim
Akronim merupakan singkatan yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari kata ditulis dengan huruf awal kapital.
b. Macam-Macam Akronim
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), SIM (Surat Izin
Mengemudi).
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh: Akabri (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Kowani
(Kongres Wanita Indonesia).
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil.
Contoh: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali).
16
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
b. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu
serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari
c. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau
kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
Jalan Tanah Abang I/15
Jalan Wijaya No. 14
Hotel Mahameru, Kamar 169
Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
d. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 16: 15—16
e. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
uang 5.000-an (uang lima ribuan)
f. Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau
nomor.
Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D
(500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄ (1.000.000)
2.8.2 Bilangan
17
a. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju,
dan 5 orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri
atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
b. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
Catatan: Penulisan berikut dihindari:
Misalnya:
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
e. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
1) Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
tiga puluh (30)
lima ribu (5.000)
2) Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua (1/2)
seperenam belas (1/16)
tiga perempat (3/4)
dua persepuluh (2/10)
f. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
18
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh
g. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan
perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus
lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.
h. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan
seperti berikut.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus
ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas
harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
i. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kotonanampek
Rajaampat
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Penggunaan kata dalam penulisanya pun perlu diperhatikan. seperti kata dasar,
kata turunan,kata depan dan bentuk partikel. Untuk menulis sebuah karya tulis harus
memperhatikan aturan-aturan penulisan bahasa Indonesia yang sesuai. khususnya
bagi mahasiswa yang sedang menulis tugas makalah, laporan praktik kerja lapangan,
menyusun proposal, dan skripsi.
3.2 Saran
Aturan dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar dibuat adalah
untuk pandulan para orang yang sedang menulis sebuah karya atau karangan, oleh karena
itu dalam menulis harus disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Sebagai warga
negara Indonesia tidak ada salahnya kita menerapkan makalah ini dalam pemakaian huruf
dan penulisan kata, misalnya dalam menulis surat, membuat karya tulis, membuat
laporan, dan lain sebagainya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Karyati Z. 2016. Antara EYD dan PUEBI: Suatu Analisis Komparatif. 1 (2):175-184.
Mukhlis, Yusuf R, Fitrotul Rawinda, dan Uliyani S. 2019. Kesalahan Penerapan Kaidah Bahasa
Indonesia dalam Karya Tulis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia di
Universitas PGRI Semarang. 3 (1):87-103.
PUEBI
21