Anda di halaman 1dari 9

PREPOSISI DAN KONJUNGSI BAHASA INDONESIA

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Morfologi Bahasa Indonesia

MAKALAH

Dosen Pengampu :
Anita Widjajanti, S.S.,M.Hum

Oleh kelompok 11 :
Nur Liamanda ( 180210402054 )
Vivi Ayu Anggraini Oktafiyanti ( 180210402057 )
Muhammad Amir Mahsun A ( 180210402083 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PENDAHULUAN
Pembagian kelas kata bahasa Indonesia menurut teori linguistik mutakhir adalah verba,
adjektiva, nomina, pronominal, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula,
preposisi, konjungsi, kategori fatis, dan interjeksi (Kridalaksana, 1994). Konjungsi adalah
kategori kelas kata yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi
menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setara (konjungsi koordinatif) atau yang tidak setara
(konjungsi subordinatif).Keberadaan konjungsi ini tidak terlepas dari pengkajian kalimat.
Kalimat, menurut Maurer (2000: 52), harus mempunyai paling kurang satu klausa utama yang
terdiri atas satu subjek (menunjukkan orang, jumlah, atau waktu) dengan verbanya. Mengenai
konjungsi masuk dalam kelas kata. Penyelidikan mengenai kelas kata dalam bahasa Indonesia
tidak dapat mengabaikan uraian yang telah diberikan dalam buku maupun karangan mengenai
kelas kata (Kridalaksana, 2005: 9). Untuk membedakan konjungsi dengan preposisi, Sibarani
(1994: 49) lebih memperjelas konsep konjungsi sebagai salah satu partikel penghubung dua
unsur linguistik (kata, frasa, kalimat atau paragraf) atau lebih yang dapat dibuktikan atau dikenali
dengan munculnya dua klausa atau lebih dari penggabungan. Di samping itu, hubungan antara
konjungsi dengan unsur linguistik yang digabungkannya terlalu renggang jika dibandingkan
dengan preposisi, yakni kata yang terletak sebelum frasa (nomina) sehingga terbentuk frasa
eksosentris.
PEMBAHASAN
A.Konjungsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)Konjungsi merupakan kata atau
ungkapan penghubung antarkata,antarfrasa,antarklausa, dan antarkalimat, contoh: dan, atau,
serta. sedangkan Pengertian Kongjungsi menurut ahli adalah suatu kategori yang memiliki fungsi
sebagai memperluas satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan
dua satuan atau lebih dalam suatu konstruksi (kidralaksana:1994:102). Jadi, Konjungsi atau kata
sambung adalah sebuah kata yang berfungsi sebagai kata penghubung antara satu kata dengan
kata yang lainnya dalam sebuah kalimat. Kongjungsi atau kata penghubung sendiri memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bagian kalimat yang dihubungkan oleh suatu Konjungsi, baik koordinatif maupun
subordinatif itu sendiri dapat membentuk kalimat majemuk.
2. Memiliki suatu subjek yang sama baik ketika menghubungkan antar kalimat.
3. Sering diikuti dengan tanda koma(,) ketika menghubungkan antar kalimat.
4. Jika menghubungkan antar kata maka letaknya ditengah kalimat, sedangkan jika
menghubungkan antar kalimat maka letaknya diawal kalimat kedua.
1. Konjungsi Koordinatif

Pengertian menurut Bahasa konjungsi koordinatif berasal dari kata konjungsi dan
koordinatif.Konjungsi sendiri diartikan sebagai kata atau ungkapan yang
menghubungkan dua jenis-jenis kata, dua frasa dalam bahasa Indonesia, dua klausa
dalam bahasa Indonesia, atau dua jenis-jenis kalimat yang berbeda. Sedangkan
koordinatif sendiri diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai sifat koordinasi. dimana
koordinasi sendiri diartikan sebagai penggabungan suatu unsur gramatikal (kata, frasa,
klausa, atau kalimat) yang sederajat. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian konjungsi
Koordinatif adalah kata atau ungkapan yang berfungsi untuk menggabungkan kata satu
dan yang lain yang sederajat. Jika Dilihat dari sifat hubungannya dikenal adanya
konjungsi.
a. Menghubungkan menjumlahkan, yaitu pada kata dan, dengan, serta.

Berikut contoh-contohnya :
 Ibu dan Ayah pergi ke Surabaya.
 Kakek dengan Nenek belum pulang.
 Mereka menari serta menyanyi sepanjang malam.
b. Menghubungkan memilih, yaitu pada kata atau

Berikut contoh-contohnya:
 Kamu datang ke rumah saya atau saya yang datang ke rumah kamu.
 Kamu pulang hari senin atau hari selasa.
c. Menghubungkan mempertengtangkan ,yaitu pada preposisi tetapi,namun,
sedangkan, dan sebaliknya
Berikut contoh-contohnya :
 Saya ingin main ke rumah paman, tetapi paman sedang bekerja.
 Toni sudah berkali-kali dinasihati guru, Namun tetap saja membandel.
 Vivi dan liana belajar Bahasa Indonesia, sedangkan Livia belajar Bahasa
Inggris.
 Mita dan sika adalah saudara kembar. Mita terlihat kurus sebaliknya Sika
terlihat gendut.
d. Menghubungkan membetulkan yaitu pada konjungsi melainkan dan hanya

Berikut contoh-contohnya:
 Dia tidak datang bersamaku melaikan dengan ayahnya.
 Minuman ini bukan main segarnya, hanya harganya terlalu mahal.
e. Mengubungkan menegaskan yaitu pada konjungsi bahkan,malah(malahan),
lagipula, apabila, jangankan

Berikut contoh-contohnya:
 Bayu memandangi Vivi sedari tadi bahkan, Sambil senyum senyum
sendiri.
 Dinasihati Orangtua bukannya nurut malah(malahan)memusuhi.
 Saya tidak datang ke acaranya, lagipula saya tidak diundang.
 Jalan-jalan di Ibukota seringkali macet, apabila pada jam sibuk.
 Jangankan untuk biaya bersekolah , untuk makan saja susah.
f. Menghubungkan Membatasi yaitu pada konjungsi kecuali, hanya.

Berikut contoh-contohnya:
 Semua Mahasiswa Bahasa Indonesia sudah hadir, kecuali Liana dan
Safira.
 Keadaan Dinda sudah membaik, hanya terlihat sedikit lemas.
g. Menghubungkan Mengurutkan yaitu pada konjungsi kemudian, lalu,selanjutnya,
setelah itu

Berikut contoh-contohnya:
 Mula-mula kami dipersilahkan duduk, kemudian kami dimintai
mengutarakan maksud kedatangan kami.
 Dia duduk lalu menulis sebuah surat.
 Nenek mengambil dompet didalam almari dan mengeluarkan sejumlah
uang, selanjutnya diberikan kepada cucunya.
 Mula-mula ia mengambil kertas dan polpen, lalu menulis sebuah surat,
setelah itu melipat surat itu dan selanjutnya memasukkannya ke dalam
sebuah amplop.
h. Menghubungkan Menyamakan yaitu pada kongjungsi yaitu, yakni, ialah, adalah,
dan bahwa

Berikut contoh-contohnya:
 Kedua anak itu, yaitu Yesi dan Rina sering terlambat Masuk kelas.
 Tugas mereka sudah dilakukan dengan baik yakni Mencuci dan Memasak.
 Yang Mereka butuhkan ialah bimbingan dari orang-orang terdekatnya.
 Relawan adalah orang-orang yang mau menolon tanpa mengharapkan
imbalan apa-apa.
 Kabar bahwa mereka akan bertemu sudah tersebar luas.
2. Konjungsi antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang dipergunakan untuk menghubungkan


kalimat satu dengan kalimat yang lain yang terdapat dalam satu paragraf. Dilihat dari sifat
hubungannya dikenal adanya konjungsi antarkalimat
1. Menghubungkan dan mengumpulkan, yaitu konjungsi jadi, karena itu, oleh sebab itu,
kalau negitu, dan dengan demikian
Berikut contoh-contohnya:
 Minggu lalu kamu meminjam uang saya seratus ribu, dua hari yang lalu lima puluh
ribu, dan hari ini lima puluh ribu. Jadi, total uang yang kamu pinjam sebesar dua
ratus ribu.
 Fajar dan Falah sering berkelahi di kelas. Karena itu, orangtua mereka sering
dipanggil ke sekolah.
 Harga-harga kebutuhan pokok sangat mahal, mencari pekerjaan juga tidak mudah.
Oleh karena itu, jangan heran jika banyak pencurian terjadi dimana-mana.
2. Menghubungkan Menyatakan penegasan, yaitu konjungsi lagipula, dan apalagi
Berikut contoh-contohnya:
 Mari makan diwarung Pujasera. Masakannya bermacam-macam dan harganya
murah. Lagipula tempatnya sangat dekat dekah kost kita.
 Suasana di pedesaan sangatlah sejuk. Apalagi pada pagi hari.
3. Menghubungkan merpertengtangkan atau mengontraskan, yaitu konjungsi namun, dan
sebaliknya
Berikut contoh-contohnya :
 Sejak kecil dia kami asuh, kami didik , dan kami sekolahkan. Namun, setelah
dewasa dan menjadi orang sukses dia lupa kepada kami.
 Muara Sungai ini sangat lebar dan dangkal. Sebaliknya, dibagian hulu sungai ini
sempit dan dalam.

3.Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat
( klausa) yang kedudukannya tidak sederajat.Artinya,kedudukan klausa yang satu lebih tinggi
(sebagai klausa utama) dan yang kedua sebagai klausa bawahan atau lebih rendah dari yang
pertama.jadi konjungsi Subordinatif ini berfungsi untuk membentuk kalimat yang
luas.Konjungsi subordinatif ini dibedakan pula atas konjungsi yang menghubungkannya.
(1) Menghubungkan menyatakan sebab akibat,yaitu konjungsi sebab dan karena.Perhatikan
contoh berikut :
 Banyak petani yang mengeluh sebab harga pupuk makin mahal.
 Kita tidak dapat melanjutkan perjalanan karena hari sudah malam.
 Karena ketiadaan dana,kami terpaksa berhenti kuliah.
(2) Menghubungkanmenyatakan persyaratan.yaitu konjungsi
kalau,jikalau,jika,bila,bilamana,apabila,dan asal.Perhatikan contoh berikut:
 Kalau diundang,saya akan hadir.
 Saya akan datang,kalau diberi ongkos.
 Jikalau tidak ada halangan,saya akan hadir.
 Jika diizinkan ayah,kami akan ikut serta.
 Bila cuaca baik,kami akan pergi mengail.
 Pohon-pohon akan mati bilamana musim kemarau terlalu panjang.
 Kami akan mengunjungi nenek di desa apabila musim liburan tiba.
 Saya akan segera berangkat asal diberi ongkos secukupnya.
(3) Menghubungkan menyatakan tujuan,yaitu konjungsi agar dan supaya.Perhatikan contoh
berikut:
 Kami berangkat pagi-pagi agar tidak terlambat tiba di sekolah.
 Agar tumbuh dengan baik tanaman ini harus diberi pupuk secukupnya.
 Kami bekerja siang malam supaya pekerjaan ini lekas selesai.
 Supaya lalu lintas lancar,maka akan dibangun jembatan layang di situ.
(4) Menghubungkan menyatakaan waktu,yaitu konjungsi
ketika,sewaktu,sebelum,sesudah,tatkala,sejak,sambil dan selama.Perhatikan contoh-
contoh berikut :
 Nenek datang ketika kami sedang makan siang.
 Sewaktu terjadi gempa saya sedang tidak ada di rumah.
 Biasakan mencuci tangan sebelum makan.
 Sesudah sarapan kami berangkat ke sekolah.
 Tatkala terjadi kerusuhan saya sedang berada di luar kota.
 Sejak matahari terbit samapi sekarang pekerjaanku belum selesai juga.
 Mereka bekerja sambil bergurau.
 Selama musim kemarau kita harus waspada akan bahaya kebakaran.
(5) Menghubungkan menyatakan akibat,yaitu konjungsi sampai,hingga,dan sehingga.Simak
contoh berikut :
 Pencuri itu dipukuli orang banyak sampai mukanya babak belur.
 Dia terlalu banyak makan hingga tidak kuat berdiri.
 Dia terjerambat jatuh ke lumpur sehingga bajunya kotor penuh lumpur.
(6) Menghubungkan menyatakan batas kejadian.yaitu konjungsi sampai dan
hingga.Perhatikan contoh berikut :
 Kami menyelesaikan pekerjaan itu sampai pukul tiga dinihari.
 Mereka berjalan kaki di tengah hutan itu hingga bertemu dengan sebuah gubuk
kecil.
(7) Menghubungkan menyatakan tujuan atau sasaran,yaitu konjungsi untuk dan
guna.Perhatikan contoh berikut :
 Untuk mengatasi bahaya banjir pemerintah akan membuat saluran baru.
 Murid-murid dikumpulkan di aula guna mendapat pengarahan dari kepala
sekolah.
(8) Menghubungkan menyatakan penegasan,yaitu konjungsi
meskipun,biarpun,kendatipun,dan sekalipun.Perhatikan contoh-contoh berikut :
 Mereka berangkat juga ke jakarta meskipun tidak diizinkan oleh orang tua
mereka.
 Biarpun hujan lebat pertandingan sepak bola itu berjalan terus.
 Kendatipun kami punya uang,tetapi tak ada makanan yang dapat kami beli.
 Sekalipun tidak lulus ujian,mereka tetap bergembira.
(9) Menghubungkan menyatakan pengandaian,yaitu konjungsi seandainya dan
andaikata.Simak contoh-contoh berikut :
 Seandainya saya punya uang satu miliar kamu akan saya belikan mobil baru.
 Saya pasti akan celaka andaikata saya jadi berangkat.
Menghubungkan menyatakan perbandingan,yaitu konjungsi seperti,sebagai,dan
laksana.Perhatikan contoh-contoh berikut :
 Kedua anak itu selalu saja bertengkar seperti kucing dengan anjing.
 Kami terkejut bukan main laksana mendengar petir di siang hari.
 Wajahnya pucat pasi sebagai bulan kesiangan.
PENUTUP

Konjungsi merupakan kelas kata yang berperan sangat penting dalam pembentukan kata
dalam setiap bahasa yang ada di dunia ini.Meskipun di setiap bahasa terdapat kelas kata
konjungsi, tetapi perlakuan terhadap konjungsi tersebut baik secara morfologis, sintaksis, dan
semantis berbedabeda di setiap bahasa. Untuk itulah pengkajian konjungsi secara lintas bahasa
sangat perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana konjungsi dalam bahasa-bahasa yang berbeda
memiliki persamaan dan perbedaan.dimana konjungsi tersebut dibagi kepada dua jenis, yaitu
konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif menghubungkan
ataupun menggabungkan dua konstituen yang setara, dan konstituen tersebut dapat berupa kata,
frasa, dan klausa. Dalam hubungan koordinatif ini, konjungsi tidak merupakan bagian dari salah
satu klausa, melainkan sebagai suatu konstituen yang independen dalam kalimat tersebut.
Sedangkan konjungsi subordinatif hanya dapat menghubungkan klausa dengan klausa.
Hubungan di antara klausa tersebut bersifat subordinatif, yang artinya salah satu klausa berperan
sebagai klausa inti (induk kalimat), dan klausa lainnya sebagai klausa bawahan (anak kalimat)
yang keberadaannya bergantung kepada klausa inti. Dalam hubungan subordinatif, konjungsi
merupakan bagian dari klausa bawahan.sedangkan Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan
ponere, "menempatkan, tempat") atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau
bagian kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata,
misalnya di dan untuk, atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.Preposisi atau
kata depan adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan nomina, adjektiva, atau adverbia
dan secara semantis menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan dan di
belakang preposisi tersebut.Kata-kata yang digunakan di depan kata benda untuk merangkaikan
kata benda itu dengan bagian kalimat lain disebut kata depan.
DAFTAR PUSTAKA
https://ritaelfianis.com/pengertian-ciri-dan-jenis-jenis-konjungsi-kata-penghubung
https://www.belajarbahasaindonesia.com/contoh-kata-penghubung-konjungsi-koordinatif-
subordinatif-dan-korelatif/
Chaer,Abdul.2015.Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan proses).Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai