Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONJUNGSI DAN PREPOSISI BAHASA INDONESIA


Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas Mata Kuliah Morfologi Bahasa Indonesia
yang dibimbing oleh Anita Widjajanti, S.S.,M.Hum

Oleh kelompok 11 :
Nur Liamanda ( 180210402054 )
Vivi Ayu Anggraini Oktafiyanti ( 180210402057 )
Muhammad Amir Mahsun Azhari ( 180210402083 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

1
PENDAHULUAN

Pembagian kelas kata bahasa Indonesia menurut teori linguistik mutakhir adalah
verba, adjektiva, nomina, pronominal, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa,
artikula, preposisi, konjungsi, kategori fatis, dan interjeksi (Kridalaksana, 1994). Konjungsi
adalah kategori kelas kata yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi
menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setara (konjungsi koordinatif) atau yang tidak
setara (konjungsi subordinatif).
Keberadaan konjungsi ini tidak terlepas dari pengkajian kalimat. Kalimat, menurut
Maurer (2000: 52), harus mempunyai paling kurang satu klausa utama yang terdiri atas satu
subjek (menunjukkan orang, jumlah, atau waktu) dengan verbanya. Mengenai konjungsi
masuk dalam kelas kata.
Penyelidikan mengenai kelas kata dalam bahasa Indonesia tidak dapat mengabaikan
uraian yang telah diberikan dalam buku maupun karangan mengenai kelas kata
(Kridalaksana, 2005: 9). Untuk membedakan konjungsi dengan preposisi, Sibarani (1994: 49)
lebih memperjelas konsep konjungsi sebagai salah satu partikel penghubung dua unsur
linguistik (kata, frasa, kalimat atau paragraf) atau lebih yang dapat dibuktikan atau dikenali
dengan munculnya dua klausa atau lebih dari penggabungan. Di samping itu, hubungan
antara konjungsi dengan unsur linguistik yang digabungkannya terlalu renggang jika
dibandingkan dengan preposisi, yakni kata yang terletak sebelum frasa (nomina) sehingga
terbentuk frasa eksosentris.
PEMBAHASAN
A. Konjungsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Konjungsi merupakan kata atau
ungkapan penghubung antarkata,antarfrasa,antarklausa, dan antarkalimat, contoh: dan, atau,
serta. sedangkan Pengertian Kongjungsi menurut ahli adalah suatu kategori yang memiliki
fungsi sebagai memperluas satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu
menghubungkan dua satuan atau lebih dalam suatu konstruksi (kidralaksana:1994:102). Jadi,
Konjungsi atau kata sambung adalah sebuah kata yang berfungsi sebagai kata penghubung
antara satu kata dengan kata yang lainnya dalam sebuah kalimat. Kongjungsi atau kata
penghubung sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bagian kalimat yang dihubungkan oleh suatu Konjungsi, baik koordinatif maupun
subordinatif itu sendiri dapat membentuk kalimat majemuk.
2
2. Memiliki suatu subjek yang sama baik ketika menghubungkan antar kalimat.
3. Sering diikuti dengan tanda koma(,) ketika menghubungkan antar kalimat.
4. Jika menghubungkan antar kata maka letaknya ditengah kalimat, sedangkan jika
menghubungkan antar kalimat maka letaknya diawal kalimat kedua.
Macam – macam konjungsi sebagai berikut:
1. Konjungsi Koordinatif

Pengertian menurut Bahasa konjungsi koordinatif berasal dari kata konjungsi dan
koordinatif.Konjungsi sendiri diartikan sebagai kata atau ungkapan yang menghubungkan
dua jenis-jenis kata, dua frasa dalam bahasa Indonesia, dua klausa dalam bahasa Indonesia,
atau dua jenis-jenis kalimat yang berbeda. Sedangkan koordinatif sendiri diartikan sebagai
sesuatu yang mempunyai sifat koordinasi. dimana koordinasi sendiri diartikan sebagai
penggabungan suatu unsur gramatikal (kata, frasa, klausa, atau kalimat) yang sederajat. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pengertian konjungsi Koordinatif adalah kata atau ungkapan yang
berfungsi untuk menggabungkan kata satu dan yang lain yang sederajat. Jika Dilihat dari sifat
hubungannya dikenal adanya konjungsi.
a. Menghubungkan menjumlahkan, yaitu pada kata dan, dengan, serta.

Berikut contoh-contohnya :
 Ibu dan Ayah pergi ke Surabaya.
 Kakek dengan Nenek belum pulang.
 Mereka menari serta menyanyi sepanjang malam.
b. Menghubungkan memilih, yaitu pada kata atau

Berikut contoh-contohnya:
 Kamu datang ke rumah saya atau saya yang datang ke rumah kamu.
 Kamu pulang hari senin atau hari selasa.
c. Menghubungkan mempertengtangkan ,yaitu pada preposisi tetapi,namun,
sedangkan, dan sebaliknya
Berikut contoh-contohnya :
 Saya ingin main ke rumah paman, tetapi paman sedang bekerja.
 Toni sudah berkali-kali dinasihati guru, Namun tetap saja membandel.
 Vivi dan liana belajar Bahasa Indonesia, sedangkan Livia belajar
Bahasa Inggris.

3
 Mita dan sika adalah saudara kembar. Mita terlihat kurus sebaliknya
Sika terlihat gendut.
d. Menghubungkan membetulkan yaitu pada konjungsi melainkan dan hanya
Berikut contoh-contohnya:
 Dia tidak datang bersamaku melaikan dengan ayahnya.
 Minuman ini bukan main segarnya, hanya harganya terlalu mahal.
e. Mengubungkan menegaskan yaitu pada konjungsi bahkan,malah(malahan),
lagipula, apabila, jangankan

Berikut contoh-contohnya:
 Bayu memandangi Vivi sedari tadi bahkan, Sambil senyum senyum
sendiri.
 Dinasihati Orangtua bukannya nurut malah(malahan)memusuhi.
 Saya tidak datang ke acaranya, lagipula saya tidak diundang.
 Jalan-jalan di Ibukota seringkali macet, apabila pada jam sibuk.
 Jangankan untuk biaya bersekolah , untuk makan saja susah.
f. Menghubungkan Membatasi yaitu pada konjungsi kecuali, hanya.

Berikut contoh-contohnya:
 Semua Mahasiswa Bahasa Indonesia sudah hadir, kecuali Liana dan
Safira.
 Keadaan Dinda sudah membaik, hanya terlihat sedikit lemas.
g. Menghubungkan Mengurutkan yaitu pada konjungsi kemudian,
lalu,selanjutnya, setelah itu

Berikut contoh-contohnya:
 Mula-mula kami dipersilahkan duduk, kemudian kami dimintai
mengutarakan maksud kedatangan kami.
 Dia duduk lalu menulis sebuah surat.
 Nenek mengambil dompet didalam almari dan mengeluarkan sejumlah
uang, selanjutnya diberikan kepada cucunya.
 Mula-mula ia mengambil kertas dan polpen, lalu menulis sebuah
surat, setelah itu melipat surat itu dan selanjutnya memasukkannya ke
dalam sebuah amplop.

4
h. Menghubungkan Menyamakan yaitu pada kongjungsi yaitu, yakni, ialah,
adalah, dan bahwa

Berikut contoh-contohnya:
 Kedua anak itu, yaitu Yesi dan Rina sering terlambat Masuk kelas.
 Tugas mereka sudah dilakukan dengan baik yakni Mencuci dan
Memasak.
 Yang Mereka butuhkan ialah bimbingan dari orang-orang terdekatnya.
 Relawan adalah orang-orang yang mau menolon tanpa mengharapkan
imbalan apa-apa.
 Kabar bahwa mereka akan bertemu sudah tersebar luas.
2. Konjungsi antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang dipergunakan untuk menghubungkan


kalimat satu dengan kalimat yang lain yang terdapat dalam satu paragraf. Dilihat dari sifat
hubungannya dikenal adanya konjungsi antarkalimat
1. Menghubungkan dan mengumpulkan, yaitu konjungsi jadi, karena itu, oleh
sebab itu, kalau begitu, dan dengan demikian
Berikut contoh-contohnya:
 Minggu lalu kamu meminjam uang saya seratus ribu, dua hari yang lalu
lima puluh ribu, dan hari ini lima puluh ribu. Jadi, total uang yang
kamu pinjam sebesar dua ratus ribu.
 Fajar dan Falah sering berkelahi di kelas. Karena itu, orangtua
mereka sering dipanggil ke sekolah.
 Harga-harga kebutuhan pokok sangat mahal, mencari pekerjaan juga
tidak mudah. Oleh karena itu, jangan heran jika banyak pencurian
terjadi dimana-mana.
2. Menghubungkan Menyatakan penegasan, yaitu konjungsi lagipula, dan apalagi
Berikut contoh-contohnya:
 Mari makan diwarung Pujasera. Masakannya bermacam-macam dan
harganya murah. Lagipula tempatnya sangat dekat dekah kost kita.
 Suasana di pedesaan sangatlah sejuk. Apalagi pada pagi hari.
3. Menghubungkan merpertengtangkan atau mengontraskan, yaitu konjungsi
namun, dan sebaliknya
Berikut contoh-contohnya :

5
 Sejak kecil dia kami asuh, kami didik , dan kami sekolahkan. Namun,
setelah dewasa dan menjadi orang sukses dia lupa kepada kami.
 Muara Sungai ini sangat lebar dan dangkal. Sebaliknya, dibagian hulu
sungai ini sempit dan dalam.
3. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat


(klausa) yang kedudukannya tidak sederajat.Artinya,kedudukan klausa yang satu lebih tinggi
(sebagai klausa utama) dan yang kedua sebagai klausa bawahan atau lebih rendah dari yang
pertama.jadi konjungsi Subordinatif ini berfungsi untuk membentuk kalimat yang
luas.Konjungsi subordinatif ini dibedakan pula atas konjungsi yang menghubungkannya.
1. Menghubungkan menyatakan sebab akibat,yaitu konjungsi sebab dan
karena.Perhatikan contoh berikut :
 Banyak petani yang mengeluh sebab harga pupuk makin mahal.
 Kita tidak dapat melanjutkan perjalanan karena hari sudah malam.
 Karena ketiadaan dana,kami terpaksa berhenti kuliah.
2. Menghubungkan menyatakan persyaratan.yaitu konjungsi
kalau,jikalau,jika,bila,bilamana,apabila,dan asal.Perhatikan contoh berikut:
 Kalau diundang,saya akan hadir.
 Saya akan datang,kalau diberi ongkos.
 Jikalau tidak ada halangan,saya akan hadir.
 Jika diizinkan ayah,kami akan ikut serta.
 Bila cuaca baik,kami akan pergi mengail.
 Pohon-pohon akan mati bilamana musim kemarau terlalu panjang.
 Kami akan mengunjungi nenek di desa apabila musim liburan tiba.
 Saya akan segera berangkat asal diberi ongkos secukupnya.
3. Menghubungkan menyatakan tujuan,yaitu konjungsi agar dan
supaya.Perhatikan contoh berikut:
 Kami berangkat pagi-pagi agar tidak terlambat tiba di sekolah.
 Agar tumbuh dengan baik tanaman ini harus diberi pupuk secukupnya.
 Kami bekerja siang malam supaya pekerjaan ini lekas selesai.
 Supaya lalu lintas lancar,maka akan dibangun jembatan layang di situ.

6
4. Menghubungkan menyatakaan waktu,yaitu konjungsi
ketika,sewaktu,sebelum,sesudah,tatkala,sejak,sambil dan
selama.Perhatikan contoh-contoh berikut :
 Nenek datang ketika kami sedang makan siang.
 Sewaktu terjadi gempa saya sedang tidak ada di rumah.
 Biasakan mencuci tangan sebelum makan.
 Sesudah sarapan kami berangkat ke sekolah.
 Tatkala terjadi kerusuhan saya sedang berada di luar kota.
 Sejak matahari terbit samapi sekarang pekerjaanku belum selesai juga.
 Mereka bekerja sambil bergurau.
 Selama musim kemarau kita harus waspada akan bahaya kebakaran.
5. Menghubungkan menyatakan akibat,yaitu konjungsi sampai,hingga,dan
sehingga.Simak contoh berikut :
 Pencuri itu dipukuli orang banyak sampai mukanya babak belur.
 Dia terlalu banyak makan hingga tidak kuat berdiri.
 Dia terjerambat jatuh ke lumpur sehingga bajunya kotor penuh lumpur.
6. Menghubungkan menyatakan batas kejadian.yaitu konjungsi sampai dan
hingga.Perhatikan contoh berikut :
 Kami menyelesaikan pekerjaan itu sampai pukul tiga dinihari.
 Mereka berjalan kaki di tengah hutan itu hingga bertemu dengan
sebuah gubuk kecil.
7. Menghubungkan menyatakan tujuan atau sasaran,yaitu konjungsi untuk dan
guna.Perhatikan contoh berikut :
 Untuk mengatasi bahaya banjir pemerintah akan membuat saluran
baru.
 Murid-murid dikumpulkan di aula guna mendapat pengarahan dari
kepala sekolah.
8. Menghubungkan menyatakan penegasan,yaitu konjungsi meskipun, biarpun,
kendatipun, dan sekalipun.Perhatikan contoh-contoh berikut :
 Mereka berangkat juga ke jakarta meskipun tidak diizinkan oleh orang
tua mereka.
 Biarpun hujan lebat pertandingan sepak bola itu berjalan terus.
 Kendatipun kami punya uang,tetapi tak ada makanan yang dapat kami
beli.
7
 Sekalipun tidak lulus ujian,mereka tetap bergembira.
9. Menghubungkan menyatakan pengandaian,yaitu konjungsi seandainya dan
andaikata.Simak contoh-contoh berikut :
 Seandainya saya punya uang satu miliar kamu akan saya belikan
mobil baru.
 Saya pasti akan celaka andaikata saya jadi berangkat.
Menghubungkan menyatakan perbandingan,yaitu konjungsi
seperti,sebagai,dan laksana.Perhatikan contoh-contoh berikut :
 Kedua anak itu selalu saja bertengkar seperti kucing dengan anjing.
 Kami terkejut bukan main laksana mendengar petir di siang hari.
 Wajahnya pucat pasi sebagai bulan kesiangan.

B. Preposisi

Preposisi atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina
dengan verba juga adverbia di dalam suatu klausa. Preposisi merupakan kata depan yang
merupakan kata tugas yang menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan
preposisi tersebut jenis kata verba dan kursi merupakan kata nomina yang dirangkaikan oleh
kata depan di yang merupakan preposisi yang menunjukkan hubungan tempat. Menjadi
nenek duduk di kursi. Seperti klausa selanjutnya ini, kakek menulis surat dengan pensil,
kata menulis dalam klausa tersebut yang merupakan sebuah kata verba, dan kata pensil
merupakan kata nomina, dirangkaikan oleh kata depan dengan yang menunjukkan hubungan
kesetaraan atau cara. Menjadi, kakek menulis surat dipensil. Berikut ini merupakan
beberapa preposisi yang menandai berbagai hubungan makna.

1. Tempat berada, yaitu preposisi (kata depan) di, pada, dalam, atas, dan antara.
Contoh penggunaanya.

 Nenek tinggal di Bogor

 Ibuku bekerja pada bagian pemasaran

 Tulisanya dimuat dalam harian Pos Kota

 Terima kasih atas pemberian itu

 Jember itu terletak antara Lumajang dan Banyuwangi

2. Arah asal, yaitu preposisi (kata depan) dari. Contoh penggunaanya.

 Dia datang dari banyuwangi


8
3. Arah tujuan, yaitu preposisi (kata depan) ke, kepada, akan, dan terhadap. Contoh
penggunaanya.

 Mereka menuju ke utara

 Aku minta tolong kepada kamu

 Dia memang takut akan pocong

 Saya tidak takut terhadap konsekuensinya

4. Pelaku yaitu preposisi (kata depan) oleh. Contoh penggunaanya.

 Persaanku telah dibangun oleh dirimu.

5. Alat, yaitu preposisi (kata depan) dengan dan berkat. Contoh penggunaanya.

 Lantai ini telah dibersihkan dengan sapu

 Aku berhasil berkat bantuan kalian semua

6. Perbandingan, yaitu preposisi (kata depan) daripada. Contoh penggunaannya.

 Kamu lebih memilih dia daripada aku

7. Hal atau masalah, yaitu preposisi(kata depan) tentang dan menganai. Contoh
penggunaanya.

 Mereka berbicara mengenai berita tersebut

 Aku bercerita tentang kamu

8. Akibat, yaitu preposisi (kata depan) hingga/sehingga dan sampai. Selain itu preposisi
hingga/sehingga dan sampai juga menyatakan batas tempat dan batas waktu. Berikut
contoh penggunaannya.

 Tukang copet itu dihajar masa hingga babak belur (akibat)

 Dia berlatih serajin itu sampai kelelahan (akibat)

 Mereka berdiskusi hingga/sampai pagi hari (menyatakan batas tempat dan


batas waktu)

 Kami berpacaran hingga/sampai menikah (menyatakan batas tempat dan


batas waktu)

9. Tujuan, yaitu preposisi (kata depan) untuk, guna, buat, dan bagi. Contoh
penggunaannya.

9
 Ibu membeli buku baru untuk adik

 Beliau membawa oleh-oleh buat kami

 Guna kepentingan umum kami rela berkorban

 Bagi hidupku kamu begitu besar artinya

Melihat dari segi bentuknya preposisi dibagi menjadi dua yakni, preposisi tunggal dan
gabungan. Preposisi tunggal hanya terdiri dari atas satu kata. Bentuknya dapat berupa kata
dasar dan juga kata berafiks. Preposisi yang berupa kata dasar terdiri atas hanya satu morfem,
seperti akan, antara, atas, bagi, buat, untuk, demi, dalam, dari, dengan, di, hingga,
sampai, ke, oleh, pada, sejak, dan tentang. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya
dalam kalimat.

 Ia takut akan kegelapan

 Terima kasih atas kerja sama Saudara

 Dia berasal dari Madura

 Baru saja dia pergi dengan temannya

 Jangan berdiri di sana

 Mereka berangkat ke Surabaya

 Puisi ini ditulis oleh anaknya

 Buku itu ada pada saya

Preposisi yang berupa kata berafiks dibentuk dengan menambahkan afiks—baik berupa
prefiks, sufiks, maupun gabungan keduanya—pada bentuk dasar. Preposisi yang berupa kata
berprefiks adalah bersama, beserta, menjelang, menuju, menurut, dan terhadap.

 Anak-anak itu senang pergi bersama Ayah

 Ayah beserta ibu sedang menghadiri undangan pernikahan

 Kami sedang di perjalanan menuju stasiun Manggarai

 Menurut rencana, kamus ini akan diluncurkan bulan depan

 Ia segan terhadap orang tuaku

Preposisi yang berupa kata bersufiks adalah bagaikan, seperti dalam kalimat berikut.

 Dia sungguh cantik bagaikan bidadari

10
Sementara itu, preposisi yang berupa kata berprefiks dan bersufiks adalah melalui dan
mengenai, seperti dalam contoh berikut.

 Surat itu telah dikirim melalui jasa pos

 Mereka sedang berdiskusi mengenai kenakalan remaja

Preposisi gabungan terdiri atas dua preposisi yang berdampingan dan dua preposisi yang
berkorelasi. Preposisi yang berdampingan terdiri atas dua preposisi yang letaknya berurutan
atau berdampingan, seperti daripada, kepada, sampai dengan, sampai ke, dan selain dari.

 Mereka sedang mengerjakan soal nomor lima sampai dengan sepuluh

Preposisi yang berkorelasi terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan, tetapi
terpisah oleh kata atau frasa lain, seperti antara ... dan ..., dari ... hingga ..., dari ... sampai
(dengan) ..., dari ... sampai ke ..., dari ... ke ..., dari ... sampai ..., sejak ... hingga …,
sejak ... sampai ..., dan mulai … sampai (dengan) …. Berikut adalah beberapa contoh
pemakaiannya.

 Antara aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa

 Rombongan akan menginap dari hari Jumat hingga Minggu

 Kami tidak tahu berapa jauhnya dari sini sampai ke stasiun itu

Preposisi Nomina Lokatif satu preposisi dapat bergabung dengan dua nomina jika
nomina yang pertama mempunyai ciri lokatif, seperti yang tampak dalam kalimat berikut.

 Baju itu ada di dalam lemari

 Naikkan kayu itu ke atas truk!

 Ia mengambil perkakas itu dari dalam peti

Kata dalam dan atas dalam contoh di atas berkelas kata nomina dan merupakan bagian
dari frasa nominal dalam lemari, atas truk, dan dalam peti, dan bukan frasa gabungan di
dalam, ke atas, dan dari dalam. Kata dalam dan atas dalam contoh di atas bersifat manasuka.
Muncul atau tidaknya kata itu dipengaruhi oleh ciri semantik dari nomina yang
mengikutinya. Misalnya, karena lemari, truk, dan peti berdimensi tiga, di lemari diartikan
sama dengan di dalam lemari, ke truk diartikan sama dengan ke atas truk, dan dari peti
diartikan sama dengan dari dalam peti. Preposisi gabungan di dalam dapat juga beralternasi
dengan dalam saja, khususnya jika nomina yang mengikutinya merujuk ke benda yang
berdimensi tiga, seperti dalam kalimat berikut.

11
 Bajunya digantung (di) dalam lemari

 Uangnya disimpan (di) dalam saku

 Rindunya disembunyikan (di) dalam hati

PENUTUP

Konjungsi merupakan kelas kata yang berperan sangat penting dalam pembentukan kata
dalam setiap bahasa yang ada di dunia ini. Meskipun di setiap bahasa terdapat kelas kata
konjungsi, tetapi perlakuan terhadap konjungsi tersebut baik secara morfologis, sintaksis, dan
semantis berbedabeda di setiap bahasa. Untuk itulah pengkajian konjungsi secara lintas
bahasa sangat perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana konjungsi dalam bahasa-bahasa
yang berbeda memiliki persamaan dan perbedaan.dimana konjungsi tersebut dibagi kepada
dua jenis, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif
menghubungkan ataupun menggabungkan dua konstituen yang setara, dan konstituen tersebut
dapat berupa kata, frasa, dan klausa. Dalam hubungan koordinatif ini, konjungsi tidak
merupakan bagian dari salah satu klausa, melainkan sebagai suatu konstituen yang
independen dalam kalimat tersebut. Sedangkan konjungsi subordinatif hanya dapat
menghubungkan klausa dengan klausa. Hubungan di antara klausa tersebut bersifat
subordinatif, yang artinya salah satu klausa berperan sebagai klausa inti (induk kalimat), dan
klausa lainnya sebagai klausa bawahan (anak kalimat) yang keberadaannya bergantung
kepada klausa inti.
Dalam hubungan subordinatif, konjungsi merupakan bagian dari klausa
bawahan.sedangkan Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan,
tempat") atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan
biasanya diikuti oleh nomina atau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan
untuk, atau gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.Preposisi atau kata depan
adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan nomina, adjektiva, atau adverbia dan
secara semantis menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan dan di
belakang preposisi tersebut.Kata-kata yang digunakan di depan kata benda untuk
merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain disebut kata depan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul.2015.Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan proses).Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

https://ritaelfianis.com/pengertian-ciri-dan-jenis-jenis-konjungsi-kata-penghubung (diakses
pada 12 mei 2019)

https://www.belajarbahasaindonesia.com/contoh-kata-penghubung-konjungsi-koordinatif-
subordinatif-dan-korelatif/ (diakses pada 16 mei 2019)

http://id.oxforddictionaries.com/tata-bahasa/preposisi-dalam-bahasa-indonesia (diakses pada


13 mei 2019)

13
Moderator : Nurliana Ramadhani ( 180210402064 )
Pertanyaan
1. Fitri Arifatul ilmi (180210402079)
Pada pembuatan makalah , dalam penulisannya yang penggunaan preposisi sehabis
titik atau koma. Contohnya pada preposisi “setelah itu”?

2. Ahmat Fajar Nurul Ilmi (180210402066)


Mengapa kata Penghubung Subordinatif berada ditengah , kenapa tidak berada
dibelakang?

3. Ahmad Faiz Rizalul Fikri (180210402062)


Bagaimana cara membedakan kata yang termasuk Pada Konjungsi atau Preposisi?

14

Anda mungkin juga menyukai