Anda di halaman 1dari 17

ANALISA KORELASI

Tujuan
“Dibuat untuk Memenuhi Tugas”
Mata Kuliah Statistik Pendidikan

Penyusun
Kelompok 9 ( Sembilan )

- NURLAILAN
- DEWI ANJANI
- YUSRAH
Semester : V-A Tarbiyah

Dosen Pengempu: Rani Febriyanni, M. Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH (STAI.JM)
TANJUNG PURA - LANGKAT
T.A: 2017
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa
atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ibu Rani Febriyanni M. Pd.
pada mata kuliah Statistik Pendidikan yang telah memberikan tugas Makalah ini
kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih
giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “ANALISA KORELASI
” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

Tanjung Pura, Desember 2017

Tim Penyusun
Kelompok 9 (Sembilan )

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
A. Pengertian Analisis Korelasi ................................................................................... 2
B. Analisis Korelasi Sederhana ................................................................................... 2
C. Analisis Koefisien Korelasi Linear Berganda ......................................................... 5
D. Analisis Korelasi Parsial ......................................................................................... 6
E. Korelasi Rank Spearman......................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara
dua variabel atau lebih. Analisis korelasi pertama kali dikembangkan oleh Karl
Pearson pada tahun 1900. Di dalam teknik analisis korelasi, hubungan antara dua
variabel hanya mengenal hubungan searah (linier) saja, misalnya: tinggi badan
menyebabkan berat badannya bertambah, tetapi berat badannya bertambah belum
tentu menyebabkan tinggi badannya bertambah pula. Sehingga dari contoh
tersebut dapat diketahui bahwa dalam analisis korelasi dikenal penyebab dan
akibatnya.
Data penyebab atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas (independent)
yang biasanya ditandai dengan huruf X. Sedangkan data akibat atau yang
dipengaruh disebut variabel terikat (dependent) yang biasanya dilambangkan
dengan huruf Y. Cara menentukan variabel bebas dan variabel terikat tergantung
pada landasan teori yang digunakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisa korelasi?
2. Bagaimana tekhnik dan aplikasi penghitungan korelasi?

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan analisa korelasi?
2. Menjabarkan tekhnik analisa korelasi
3. Mengaplikasikan analisa korelasi dalam karya tulis ilmiah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Korelasi


Korelasi merupakan salah satu teknik korelasi yang paling banyak
digunakan dalam penelitian sosial. Besarnya angka korelasi disebut koefisien
korelasi yang dinyatakan dengan lambang r.1

B. Analisis Korelasi Sederhana


Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk
mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah
hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar
hubungan yang terjadi antara dua variabel. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi
sederhana (bivariate correlation) diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-
b, dan Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data berskala
interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation lebih
cocok untuk data berskala ordinal.
Pada bab ini akan dibahas analisis korelasi sederhana dengan metode
Pearson atau sering disebut Product Moment Pearson. Nilai korelasi (r) berkisar
antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua
variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua
variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik
maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y
turun).
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat

1
Dajan, Anto. 1973. Pengantar Meode Statistik Jilid 1. Jakarta:
LP3ES, h. 188

2
Contoh kasus:
Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan
menggunakan alat ukur skala. VITA ingin mengetahui apakah ada hubungan
antara kecerdasan dengan prestasi belajar pada siswa SMU NEGRI xxx dengan
ini VITA membuat 2 variabel yaitu kecerdasan dan prestasi belajar. Tiap-tiap
variabel dibuat beberapa butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert,
yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat
Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12 responden didapatlah skor total
item-item yaitu sebagai berikut:

Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)

Subjek Kecerdasan Prestasi Belajar


1 33 58
2 32 52
3 21 48
4 34 49
5 34 52
6 35 57
7 32 55
8 21 50
9 21 48
10 35 54
11 36 56
12 21 47

Setelah diolah, maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara kecerdasan
dengan prestasi belajar (r) adalah 0,766. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

3
hubungan yang kuat antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Sedangkan arah
hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi kecerdasan
maka semakin meningkatkan prestasi belajar.

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t)


Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji apakah
hubungan yang terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Misalnya
dari kasus di atas populasinya adalah siswa SMU NEGRI XXX dan sampel yang
diambil dari kasus di atas adalah 12 siswa SMU NEGRI XXX, jadi apakah
hubungan yang terjadi atau kesimpulan yang diambil dapat berlaku untuk populasi
yaitu seluruh siswa SMU Negeri XXX.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan
prestasi belajar
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi
belajar
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%. (uji
dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
signifikan, jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau
lebih besar).Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko
salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar
sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar
yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika Signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika Signifikansi < 0,05
4. Membandingkan signifikansi
Nilai signifikansi 0,004 < 0,05, maka Ho ditolak.
5. Kesimpulan

4
Oleh karena nilai Signifikansi (0,004 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa
ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar.
Karena koefisien korelasi nilainya positif, maka berarti kecerdasan
berhubungan positif dan signifikan terhadap pretasi belajar. Jadi dalam kasus
ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan berhubungan positif terhadap
prestasi belajar pada siswa SMU Negeri XXX

C. Analisis Koefisien Korelasi Linear Berganda


Adalah indeks atau angka yang diigunakan untuk mengukur keeratan
hubungan antara 3 variabel/lebih. Koefisien korelasi berganda dirumuskan:2

Ry1.2 =

Keterangan:
Ry1.2 : koefisien linier 3 variabel
ry1 : koefisien korelasi y dan X1
ry2 : koefisien korelasi variabel y dan X2
r1.2 : koefisien korelasi variabel X1 dan X2

Dimana :

ry1 =

ry2 =

r1.2 =

2
Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawalih. 156

5
Ry1.2 =

D. Analisis Korelasi Parsial


Koefisien korerasi parsial adalah indeks atau angka yang digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antara 2 variabel, jika variabel lainnya konstanta,
pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel. Koefisien korelasi parsial
untuk tiga variabel dirumuskan oleh:3
a. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X1 apabila X2 konstanta.

ry1.2 =
b. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X2 apabila X1 konstanta

ry2.1 =
c. Koefisien korelasi parsial antara X1 dan X2 apabila Y konstanta

r2.1Y =

Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk


mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap
berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai
korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti
hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti
hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan
hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan
terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio.

3
Ibid. h, 160

6
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi sebagai berikut:
0,00 - 0,199 =sangat rendah
0,20 - 0,399 =rendah
0,40 - 0,599 =sedang
0,60 - 0,799 =kuat
0,80 - 1,000 =sangat kuat

Contoh kasus :
Kita mengambil contoh pada kasus korelasi sederhana di atas dengan
menambahkan satu variabel kontrol. Seorang mahasiswa bernama Andi
melakukan penelitian dengan menggunakan alat ukur skala. Andi ingin meneliti
tentang hubungan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika terdapat faktor
tingkat stress pada siswa yang diduga mempengaruhi akan dikendalikan. Dengan
ini Andi membuat 2 variabel yaitu kecerdasan dan prestasi belajar dan 1 variabel
kontrol yaitu tingkat stress. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa butir pertanyaan
dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak
setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12
responden didapatlah skor total item-item yaitu sebagai berikut:
Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)

Subjek Kecerdasan Prestasi Belajar Tingkat Stress


1 33 58 25
2 32 52 28
3 21 48 32
4 34 49 27
5 34 52 27
6 35 57 25
7 32 55 30
8 21 50 31
9 21 48 34

7
10 35 54 28
11 36 56 24
12 21 47 29

Dari hasil analisis korelasi parsial (ry.x1x2) didapat korelasi antara


kecerdasan dengan prestasi belajar dimana tingkat stress dikendalikan (dibuat
tetap) adalah 0,4356. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang
atau tidak terlalu kuat antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika tingkat stress
tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, artinya
semakin tinggi kecerdasan maka semakin meningkatkan prestasi belajar.
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan untuk menguji apakah
hubungan yang terjadi berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Langkah
pengujiannya berikut ini.
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan
prestasi belajar jika tingkat stress tetap
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi
belajar jika tingkat stress tetap
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%. (uji
dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
signifikan, jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau
lebih besar).Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko
salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar
sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar
yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Kriteria Pengujian
Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
4. Membandingkan probabilitas

8
Nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima.
5. Kesimpulan
Oleh karena nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima, artinya bahwa
tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi
belajar jika tingkat stress dibuat tetap. Hal ini dapat berarti terdapat hubungan
yang tidak signifikan, artinya hubungan tersebut tidak dapat berlaku untuk
populasi yaitu seluruh siswa SMU Negeri XXX, tetapi hanya berlaku untuk
sampel. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan tidak
berhubungan terhadap prestasi belajar pada siswa SMU Negeri XXX.

E. Korelasi Rank Spearman


Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk
menguji signifikansi hipotesis asosiatif.Dengan syarat bila masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk Ordinal.4

Contoh:
Ada 10 orang responden yang diminta untuk mengisi daftar pertanyaan
tentang Motivasi dan Prestasi dalam sebuah kantor. Jumlah responden yang
diminta mengisi daftar pertanyaan itu 10 karyawan, masing-masing diberi nomor
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Nilai yang diberikan oleh kesepuluh responden tentang
Motivasi dan Prestasi itu diberikan pada contoh berikut. Yang akan diketahui
adalah apakah ada hubungan antara Motivasi dengan Prestasi.
Berdasarkan hal tersebut maka:
1. Judul penelitian adalah : Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi.
2. Variabel penelitiannya adalah : nilai jawaban dari 10 responden tentang
Motivasi (Xi) dan Prestasi (Yi)
3. Rumusan masalah: apakah ada hubungan antara variabel Motivasi dan
Prestasi?
4. Hipotesis:
· Ho: tidak ada hubungan antara variabel Motivasi dan Prestasi.
· Ha: ada hubungan antara variabel Motivasi dan Prestasi

4
Sudjana. 1989. Metoda Statistika Edisi 5. Bandung: Tarsito, h. 177

9
5. Kriteria Pengujian Hipotesis
· Ho ditolak bila harga ρ hitung > dari ρ tabel
· Ho diterima bila harga ρ hitung ≤ dari ρ tabel
Penyajian data
Jawaban responden yang telah terkumpul ditunjukkan pada Tabel. 1 berikut
ini:

Tabel 1. Nilai Motivasi dan Prestasi


Nomor
Jumlah Skor Jumlah skor
responden
1 9 8
2 6 7
3 5 6
4 7 8
5 4 5
6 3 4
7 2 2
8 8 9
9 7 8
10 6 6

6. Perhitungan untuk pengujian Hipotesis


Data tersebut diperoleh dari sumber yang berbeda yaitu Motivasi (Xi) dan
Prestasi (Yi). Karena sumber datanya berbeda dan berbentuk ordinal, maka
untuk menganalisisnya digunakan Korelasi Rank yang rumusnya adalah:
ρ = 1 – ( 6Σbi 2 : N ( N2 – 1 )
ρ = koefisien korelasi Spearman Rank
di = beda antara dua pengamatan berpasangan
N = total pengamatan

Korelasi Spearman rank bekerja dengan data ordinal. Karena


jawaban responden merupakan data ordinal, maka data tersebut diubah terlebih

10
dahulu dari data ordinal dalam bentuk ranking yang caranya dapat dilihat
dalam Tabel 2.
Bila terdapat nilai yang sama, maka cara membuat peringkatnya adalah:
Misalnya pada Xi nilai 9 adalah peringkat ke 1, nilai 8 pada peringkat ke 2,
selanjutnya disini ada nilai 7 jumlahnya dua. Mestinya peringatnya kalau
diurutkan adalah peringkat 3 dan 4. tetapi karena nilainya sama, maka
peringkatnya dibagi dua yaitu: (3 + 4) : 2 = 3,5. akhirnya dua nilai 7 pada Xi
masing-masing diberi peringkat 3,5. Selanjutnya pada Yi disana ada nilai 8
jumlahnya tiga. Mestinya peringkatnya adalah 2, 3 dan 4. Tetapi karena nilainya
sama maka peringkatnya dibagi tiga yaitu: (2 + 3 + 4) : 3 = 3. Jadi nilai 8 yang
jumlahnya tiga masing-masing diberi peringkat 3 pada kolom Yi. Selanjutnya
nilai 7 diberi peringkat setelah peringkat 4 yaitu peringkat 5.

Tabel 2. Tabel penolong untuk menghitung koefisien korelasi Spearman


Rank

Nilai
Nilai
Prestasi
Nomor Motivasi Peringkat Peringkat
dari bi bi2
Responden Resp. I (Xi) (Yi)
Resp.II
(Xi)
(Yi)
1 9 8 1 3 -2 4
2 6 7 5,5 5 0,5 0,25
3 5 6 7 6,5 0,5 0,25
4 7 8 3,5 3 0,5 0,25
5 4 5 8 8 0 0
6 3 4 9 9 0 0
7 2 2 10 10 0 0
8 8 9 2 1 1 1
9 7 8 3,5 3 0,5 0,25
10 6 6 5,5 6,5 -1 1

11
0 7

Selanjutnya harga bi2 yang telah diperoleh dari hitungan dalam tabel
kolom terakhir dimasukkan dalam rumus korelasi Spearman Rank:
ρ = 1 – 6.7 : ( 10 x 102 -1 ) = 1 – 0,04 = 0,96
Sebagai interpretasi, angka ini perlu dibandingkan dengan tabel nilai-
nilai ρ(dibaca: rho) dalamTabel 3. Dari tabel itu terlihat bahwa untuk n = 10,
dengan derajat kesalahan 5 % diperoleh harga 0,648 dan untuk 1 % = 0,794.
Hasil ρ hitung ternyata lebih besar dari ρ tabel
Derajat kesalahan 5 %….. 0,96 > 0,648
Derajat kesalahan 1 %….. 0,96 > 0,794
Hal ini berarti menolak Ho dan menerima Ha.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korelasi merupakan salah satu teknik korelasi yang paling banyak
digunakan dalam penelitian sosial. Besarnya angka korelasi disebut koefisien
korelasi yang dinyatakan dengan lambang r.
Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk
mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah
hubungan yang terjadi.

Adalah indeks atau angka yang diigunakan untuk mengukur keeratan


hubungan antara 3 variabel/lebih

Koefisien korerasi parsial adalah indeks atau angka yang digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antara 2 variabel, jika variabel lainnya konstanta,
pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel

Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk


menguji signifikansi hipotesis asosiatif.Dengan syarat bila masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk Ordinal

13
DAFTAR PUSTAKA

Dajan, Anto. 1973. Pengantar Meode Statistik Jilid 1. Jakarta: LP3ES


Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sudjana. 1989. Metoda Statistika Edisi 5. Bandung: Tarsito

14

Anda mungkin juga menyukai