Anda di halaman 1dari 14

PEMBENTUKAN dan PENGEMBANGAN PARAGRAF

KELOMPOK 5 :

 NABILAH JAILANI ( D011181027 )

 ERYC YUDHANTO ANANTA PUTRA ( D011181307 )

 ANDI NURFADDILAH ALIFUDDIN ( D011181321 )

 RAFIL SYAH GAIB ( D011181323 )

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

GOWA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bertema “Pembentukan dan
Pengembangan Paragraf” ini.

Penulis yang merupakan mahasiswa – mahasiswa Universitas Hasanuddin yang


ditugaskan untuk membuat makalah dengan tema “Pembentukan dan Pengembangan
Paragraf”. Tugas makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah umum untuk setiap
kelompok mahasiswa dalam ruang lingkup Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
Makalah ini membahas mengenai pengertian paragraf, tujuan dan fungsi paragraf,
jenis-jenis paragraf, syarat-syarat pembentukan paragraf serta metode pengembangan
paragraf.
Makalah ini tidak serta merta dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa
pihak. Oleh karena ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
tidak bisa disebutkan namanya satu per satu yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian
makalah ini baik langsung maupun tidak langsung.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada
waktu mendatang.

Gowa, 29 September 2018

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf ........................................................................................................... 2

2.2 Tujuan dan Fungsi Pembentukan Paragraf ....................................................................... 2

2.3 Jenis – jenis Paragraf ........................................................................................................ 3

2.4 Syarat – Syarat Pembentukan Paragraf ............................................................................. 4

2.5 Teknik Pengembangan Paragraf ....................................................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 8

3.2 Saran ................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak
kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga
terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau
pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek
tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan di kemukakan harus jelas, semua kalimat yang
mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat kekompakan
hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus
tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa
disampaikan dengan tepat).
Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragrraf yang benar
dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa
menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan paragraf ?


2. Apa tujuan dan fungsi pembentukan sebuah paragraf ?
3. Jelaskan jenis – jenis paragraf !
4. Apa syarat – syarat yang harus terpenuhi dalam pembentukan paragraf ?
5. Bagaimana teknik pengembangan paragraf ?\

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian paragraf
2. Mengetahui tujuan dan fungsi pembentukan sebuah paragraf
3. Mengetahui jenis – jenis paragraf
4. Mengetahui syarat – syarat dalam pembentukan paragraf
5. Mengetahui metode pengembangan paragraf

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf

Paragraf (paragraphos) dalam bahasa Yunani berarti menulis di samping atau tertulis di
samping). Paragraf adalah adalah satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas daripada
kalimat. Sebagai satuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas, paragraf terdiri atas kumpulan
atau rangkaian kalimat yang mendukung suatu ide pokok yang tertuang dalam kalimat utama atau
kalimat topik. Ide pokok tersebut akan menjadi jelas apabila di dukung oleh ide-ide penjelas.

Meskipun paragraf terdiri dari beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu
yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-
kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang
terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu
kesatuan pikiran.

Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok
kedalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Dengan demikian para
pembaca dengan mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraaf ditandai
oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri.
Selain itu, penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak
agak renggang dari paragraf sebelumnya.

2.2 Tujuan dan Fungsi Pembentukan Paragraf

Menurut Tim Pengajar UNHAS (2008:64-65), tujuan penyusunan paragraf dalam karya tulis
yaitu :
 Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan cara menyekat-nyekat ide pokok yang
satu dari ide pokok yang lain berdasarkan keharusan untuk mengungkap satu ide pokok
saja pada setiap paragraf. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya penghentian secara wajar
dan formal sebelum beralih ke paragraf berikutnya . Jika terdapat dua atau lebih ide pokok,
paragraf tersebut perlu di pecah menjadi dua atau lebih paragraf.
 Memudahkan pembaca mengikuti uraian penulis secara sistematis dari ide yang satu ke ide
yang lain sehingga pemusatan perhatian dapat dilakukan terhadap setiap ide yang
diungkapkan dalam karya tulis tersebut.
Paragraf dapat berfungsi sebagai tanda pembukaan topik baru, atau pengembangan
lebih lanjut topik sebelumnya. Paragraf juga bisa berfungsi untuk menambah hal-hal yang

2
penting atau untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya
(Rahim,2013:68).
Menurut Widjono (2007:175), paragraf berfungsi sebagai berikut:
 Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk satuan pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan.
 Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru lagi karangan yang terdiri dari beberapa
paragraf. Ganti paragraf berarti ganti pikiran atau gagasan pokok
 Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi
pembaca.
 Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang
masih kecil.
 Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri dari beberapa
variabel.

2.3 Jenis – Jenis Paragraf


Menurut Tim Pengajar UNHAS (2008: 65-68), jenis-jenis paragraf dapat diketahui
berdasarkan tiga aspek yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibagi tiga yaitu:
a. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka atau paragraf pendahuluan berfungsi sebagai pembuka atau pengantar
pokok pembicaraan untuk sampai kepada masalah yang diuraikan dalam karangan. Paragraf jenis
ini mampu mengundang minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan atau menata
pikiran pembaca untuk mengetahui seluruh isi uraian.
b. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung adalah paragraf yang berfungsi mengemukakan inti persoalan, juga
memberi ilustrasi atau contoh. Semua masalah yang akan diuraikan, dimuat dalam paragraf-
paragraf ini yang secara teknis ditempatkan diantara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Dengan demikian, paragraf ini berisikan pembahasan inti persoalan yang dikemukakan.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang berada pada bagian akhir tulisan yang berisikan
simpulan dari semua uraian sebelumnya dengan fungsinya sebagai penutup. Paragraf ini sering
merupakan pernyataan atau penegasan kembali mengenai masalah-masalah yang dianggap penting
dalam paragraf penghubung. Kalimat-kalimat yang menyusunnya diusahakan dapat menimbulkan
kesan yang mendalam bagi pembaca. Seperti halnya paragraf pembuka, paragraf ini tidak boleh
terlalu banyak atau terlalu panjang.
2. Berdasarkan posisi kalimat utama, paragraf dibagi empat yaitu:

3
a. Paragraf deduktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian awal paragraf akan membentuk paragraf
deduktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan pokok permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul
uraian terinci mengenai ide pokok (mengikuti urutan umum-khusus).
b. Paragraf induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian akhir akan membentuk paragraf induktif,
yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan
pokok pembicaraan (mengikuti uraian khusus-umum)
c. Paragraf deduktif-induktif
Kalimat utama yang ditempatkan pada bagian awal dan diulang pada bagian akhir akan
membentuk paragraf deduktif-induktif (campuran). Kalimat pada bagian akhir lebih bersifat
mengulang atau menegaskan kembali gagasan utama pada bagian awal. Cara penguraiannya
dimulai dalam pernyataan yang umum kemudian di perjelas dengan yang khusus, lalu kembali ke
yang umum.
d. Paragraf penuh kalimat utama
Seluruh kalimat yang membentuk paragraf sama pentingnya sehingga tidak satu pun
kalimat yang khusus menjadi kalimat utama. Paragraf jenis ini sering dijumpai dalam uraian-uraian
yang bersifat deskriptif dan naratif.
3. Berdasarkan sifat isinya, paragraf dibagi atas lima jenis yaitu:
a. Paragraf naratif, jika isi paragraf bersifat menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk
cerita.
b. Paragraf deskriptif, jika isi paragraf bersifat melukiskan atau menggambarkan suatu objek
dengan detail , sehingga pembaca pun seolah dapat melihat atau merasakan objek tersebut.
c. Paragraf ekspositoris, jika isi paragraf bersifat menguraikan sebuah gagasan yang memiliki
tujuan untuk menjelaskan sesuatu.
d. Paragraf argumentatif, jika isi paragraf bersifat membahas satu masalah dengan bukti-bukti
atau alasan yang mendukung.
e. Paragraf persuasif, jika isi paragraf bersifat mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi pembaca.

2.4 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf


Menurut Rahim (2013: 67), syarat-syarat pembentukan paragraf adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan paragraf
Untuk membentuk kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pokok pikiran.
Paragraf terdiri dari beberapa kalimat. Tetapi, harus merupakan satu kesatuan, tidak ada satu
kalimat pun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan paragraf. Bahwa semua kalimat yang
membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Jika
terdapat kalimat yang sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.

4
2. Kepaduan paragraf (koherensi)
Paragraf dinyatakaan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang memiliki hubungan
pikiran yang logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan
struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf yang padu, utuh
dan kompak. Uraian yang tersusun baik, tidak menunjukkan loncatan-loncatan pikiran yang
membingungkan. Uraian pikiran yang teratur akan memperlihatkan adaanya kepaduan.
Menurut Arifin (2003: 115-119), agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf
yaitu sebagai berikut:
a. Ungkapan penghubung transisi
Hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu,
berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
Hubungan pertentangan : akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian,
sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
Hubungan perbandingan : sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan
itu.
Hubungan akibat : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu.
Hubungan tujuan : untuk itu, untuk maksud itu.
Hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,
sebagai simpulan.
Hubungan waktu : sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
Hubungan tempat : berdekatan dengan itu.
b. Kata ganti
a) Kata ganti orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam satu paragraf, kita banyak menggunakan kata
ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-
kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engkau,
kau, kamu, mu, kamu sekalian, (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka dan nya (kata ganti
oranga ketiga).
b) Kata ganti yang lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah, itu, ini, tadi,
begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dan sebagainya.
c) Kata kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulanga kata-kata kunci.
Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).
3. Kejelasan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah kalimat
penjelas. Kalimat pendukung/penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan – gagasan
penjelas. Kalimat ini berfungsi untuk menguatkan atau mendukung gagasan utama yang ada pada

5
kalimat utama dengan cara memberikan data berupa fakta, contoh, opini, dan lain – lain.

Kalimat – kalimat ini harus saling berhubungan, sehingga tercipta sebuah paragaraf yang
baik dengan satu kesatuan ide. Kalimat-kalimt penjelas penunjang utama atau penunjang kedua
harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama menjadi
paragraf serta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas (detil-detil penunjang)
dapat dilihat dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara urutan waktu (kronologis),
urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang
(spasial), urutan proses, contoh-contoh dan dnegan detail fakta.

2.5 Teknik Pengembangan Paragraf


Menurut (Rahardi, 2010: 129-130), beberapa model pengembangan paragraf adalah
sebagai berikut:
a. Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi.
Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang
tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setia pada urutan
waktu adalah bahwa pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang
terus sampai pada titik waktu selanjutnya . Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng atau
narasi yang lainnya, mengadopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.
b. Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya
umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya
yang dimaksud dengan pengembangan paragraf dalam model induksi adalah pengembangan yang
dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya
umum.
c. Pengembangan Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya
umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya
oleh orang dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara
analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih mudah dalam memahami dan
menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari
analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca, sehingga sesuatu yang
masih kabur, masih samar-samar, bahkan mungkin sesuatu yang sangat sulit, bisa menjadi lebih
mudah ditangkap dan gampang dipahami.
d. Pengembangan Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat
memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan cara klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang

6
sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan. Sesuatu yang sifatnya kolosal, sangat besar,
sangat umum akan bisa sangat sulit untuk dapat dipahami ole pembaca jika tidak ditipekan atau
diklasifikasikan terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini akan sangat
memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya jelas, tipe-tipenya jelas. Pengkelasan atau penipean
itu dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya,
bentuknya, ciri, sifatnya dan lainnya.
e. Pengembangan Komparatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara
diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya,
tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati
dimensi-dimensi kesamannya untuk mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat disebut
dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya perbandingan yang dilakukan dengan cara
mencermati dimensi-dimensi perbedaamnya dapat disebut dengan perbandingan kontrastif.
f. Pengembangan Sebab-Akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-
sebab. Pengembangan paragraf dengan cara yang demikian ini juga lazim disebut sebagai
pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan yang sifatnya rasional
karena lazimnya orang berfikir berawal dari sebab-sebab dan bermuara pada akibat-akibat atau
sebaliknya dapat juga pengembangan itu berangkat dari akibat-akibat terlebih dahulu, kemudian
beranjak masuk pada sebab-sebabnya.
g. Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat pula dikembangkan dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil
dan beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besar atau paling optimal,
kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut. Akan tetapi ada pula paragraf yang
pengembangannya masih diteruskan kedalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya, yakni
antiklimaks. Model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini tidak sangat lazim
ditemukan di dalam karya ilmiah. Kebanyakan narasi atau dongeng-dongeng pengantar tidur
menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian ini.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan
secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran
 Tujuan penyusunan paragraf dalam karya tulis yaitu, memudahkan pengertian dan pemahaman
dengan cara menyekat-nyekat ide pokok yang satu dari ide pokok yang lain berdasarkan
keharusan untuk mengungkap satu ide pokok saja pada setiap paragraf dan Memudahkan
pembaca mengikuti uraian penulis secara sistematis dari ide yang satu ke ide yang lain
sehingga pemusatan perhtian dapat dilakukan terhadap setiap ide yang diungkapkan dalam
karya tulis tersebut.
 Paragraf dapat berfungsi sebagai tanda pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut
topik sebelumnya. Paragraf juga bisa berfungsi untuk menambah hal-hal yang penting atau
untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya.
 Syarat-syarat pembentukan paragraf adalah kesatuan paragraf, kepaduan paragraf (koherensi).
 Jenis-jenis paragraf dapat diketahui berdasarkan tiga aspek yaitu, berdasarkan fungsinya dalam
karangan,berdasarkan posisi kalimat utama, dan berdasarkan sifat isinya.
 Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif.
Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula
mengombinasi beberapa model sekaligus.
 beberapa model pengembangan paragraf, yaitu pengembangan alamiah, pengembangan
deduksi-induksi, pengembangan analogi, pengembangan klasifikasi, pengembangan
komparatif dan kontrastif, pengembangan sebab-akibat dan pengembangan klimaks dan
antiklimaks
3.2 Saran
Setelah mengetahui pembentukan paragraf dalam pembahasan diatas maka kita harus
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, disamping itu sebagai calon seorang guru kita
harus lebih tahu tentang pembentukan paragraf untuk bekal mengajar peserta didik agar
kemampuan pembentukan paragraf mereka lebih matang dan untuk menumbuhkan sikap positif
dalam berbahasa Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 1985. Cermat Berbasa Indonesia untuk Pergurua Tinggi.
Jakarta: Akademika Presindo
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Grasindo
Rahim, Abdul. 2023. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Makassar: Alauddin Press
Rahardi, R. Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga
Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma

Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo


Sugiyono. 2011. Paragraf. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
Sakri, Adjat. 1992. Bangun paragraf bahasa Indonesia. Bandung: ITB

http://swestimahardini.wordpress.com/2011/10/24/makalah-bahasa-indonesia-mengenai-alinea-
paragraf/
http://uzi-online.blogspot.com/2011/10/paragraf-alinea.html
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html

Anda mungkin juga menyukai