Anda di halaman 1dari 13

Tugas 1 : Perbaikan Ejaan

Teks asli :

Visi unhas mensiratkan bahwa pada ahir decade ke 2 abad ke XXI


unhas akan mampu berperan sebagai pusat pengembangan bachari yang
bercirikan ke mandirian budaya lokal disini diartikan sebagai budaya
terbuka dimana prestasi telah menjadi suatu kebutuhan yang di lakukan
dengan pemanpaatan ilmu pengetahuan tehnolohi dan seni yang mampu
menghantarkan masarakat kedalam tatanan yang mapan masyarakat
bakhari yang berorientasi kepada prestasi yang memiliki ciri ke-mandirian
dalam arti mampu berkembang secara mandiri dengan memanpaatkan
sumber-daya yang tersedia perlu digaris bawahi bahwa kemandirian
bukan sekedar untuk kepentingan diri-sendiri melainkan sebagai landasan
yang memberikan kontribusi yang positip dengan kata lain ke mandirian
dapat di artikan sebagai kompotensi sepesifik yang bersipat
komplomentaris dalam lingkup inter koneksitas yang mendorong
terwujudnya ke mitraan yang bersipat sinerjis antarkelompok masyarakat
diwilayah diberbagai tingkatan

Perbaikan :

Visi Unhas menyiratkan bahwa pada akhir dekade ke-2 abad XXI
Unhas akan mampu berperan sebagai pusat pengembangan bahari yang
bercirikan kemandirian budaya lokal, disini diartikan sebagai budaya
terbuka dimana prestasi telah menjadi suatu kebutuhan yang dilakukan
dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang mampu
mengantarkan masyarakat ke dalam tatanan yang mapan. Masyarakat
bahari yang berorientasi kepada prestasi, yang memiliki ciri kemandirian,
dalam arti mampu berkembang secara mandiri dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia. Perlu digarisbawahi bahwa kemandirian
bukan sekedar untuk kepentingan diri sendiri, melainkan sebagai
landasan yang memberikan kontribusi yang positif. Dengan kata lain,
kemandirian dapat diartikan sebagai kompetensi spesifik yang bersifat
komplomentaris dalam lingkup interkoneksitas yang mendorong
terwujudnya kemitraan yang bersipat sinergis antarkelompok masyarakat
di wilayah di berbagai tingkatan.

Tugas 2

A. Penulisan huruf

 Hari proklamasi kemerdekaan R.I. dirayakan setiap tahun.


Perbaikan : Hari Proklamasi Kemerdekaan RI dirayakan
setiap tahun.
Alasan : ‘proklamasi kemerdekaan’ harus menggunakan
huruf kapital pada awal kata karena merupakan nama dari
sebuah peristiwa bersejarah. Pada singkatan ‘R.I.’ tidak
perlu menggunakan tanda titik (.) karena telah menjadi
singkatan resmi di Indonesia.

 Umat islam mengenal istilah Tahun Hijriah.


Perbaikan : Umat Islam mengenal istilah tahun Hijriah.
Alasan : Kata ‘islam’ harus menggunakan huruf kapital pada
awal kata karena merupakan nama dari sebuah
agama/kepercayaan. Sedangkan pada ‘Tahun Hijriah’ hanya
kata Hijriah yang menggunakan huruf kapital pada awal kata
karena merupakan nama tahun. Kata ‘Tahun’ tidak perlu
menggunakan huruf kapital pada awal kata karena selain
berada di tengah kalimat, kata tahun bukan merupakan
nama yang mewakili suatu ungkapan yang harus ditulis
dengan huruf kapital.

 Masyarakat Gorontalo termasuk masyarakat yang taat


beragama, yaitu Agama Islam.
Perbaikan : Masyarakat Gorontalo termasuk masyarakat
yang taat beragama, yaitu agama Islam.
Alasan : Kata ’Agama’ tidak perlu menggunakan huruf
kapital pada awal kata karena berada di tengah kalimat dan
tidak mewakili suatu ungkapan yang harus ditulis dengan
huruf kapital. Hanya kata Islam yang menggunakan huruf
kapital pada awal kata karena merupakan nama yang
mewakili suatu ungkapan agama/kepercayaan.

 Pak Ahmad berasal dari Suku Bugis.


Perbaikan : Pak Ahmad berasal dari suku Bugis.
Alasan : Kata ’Suku’ tidak perlu menggunakan huruf kapital
pada awal kata karena berada di tengah kalimat dan tidak
mewakili suatu ungkapan yang harus ditulis dengan huruf
kapital. Hanya kata Bugis yang menggunakan huruf kapital
pada awal kata karena merupakan nama dari sebuah suku.

 Tugas Presiden cukup berat.


Perbaikan : Tugas presiden cukup berat.
Alasan : Kata ‘Presiden’ tidak perlu menggunakan huruf
kapital pada awal kata karena kata tersebut tidak berada
pada awal kalimat. Kata presiden yang berada di tengah
kalimat menggunakan huruf kapital apabila diikuti dengan
nama orang.
 Kemarin haji Ahmad berangkat ke jakarta dengan
menumpang pesawat garuda.
Perbaikan : Kemarin Haji Ahmad berangkat ke Jakarta
dengan menumpang pesawat Garuda.
Alasan : Kata ‘haji’ harus menggunakan huruf kapital pada
awal kata karena suatu gelar kehormatan atau gelar
keagamaan tidak menggunakan huruf kapital apabila berada
di tengah kalimat, kecuali gelar tersebut diikuti dengan nama
orang. ‘jakarta’ dan ‘garuda’ harus menggunakan huruf
kapital pada awal kata karena Jakarta merupakan nama
tempat dan Garuda merupakan nama dari suatu maskapai
penerbangan.

 Mereka mendaki gunung Nona dari arah timur.


Perbaikan : Mereka mendaki Gunung Nona dari arah timur.
Alasan : ‘gunung’ harus menggunakan huruf kapital pada
awal kata karena diikuti nama dari benda geografis.
Sedangkan pada kata ‘timur’ tidak perlu menggunakan huruf
kapital pada awal kata karena meskipun timur merupakan
nama geografi yaitu arah mata angin, ia tidak didahului
dengan nama tempat. Misalnya, Nusa Tenggara Timur.

 Kabarnya Gubernur itu akan diganti oleh wakil gubernur.


Perbaikan : Kabarnya gubernur itu akan diganti oleh wakil
gubernur.
Alasan : Kata ‘Gubernur’ tidak perlu menggunakan huruf
kapital karena meskipun merupakan gelar jabatan, kata
gubernur tidak diikuti nama orang.
 Buku yang berjudul Pelajaran Ekonomi Untuk SMU sangat
mahal.
Perbaikan : Buku yang berjudul Pelajaran Ekonomi untuk
SMU sangat mahal.
Alasan : Kata ‘Untuk’ tidak perlu menggunakan huruf kapital
pada awal kata karena terletak di tengah kalimat dan
meskipun berada dalam satu rangkaian judul, kata
penghubung tidak menggunakan huruf kapital.

 Tahun ini pemerintah republic Indonesia akan menaikkan


harga BBM.
Perbaikan : Tahun ini pemerintah Republik Indonesia akan
menaikkan harga BBM.
Alasan : ‘republik Indonesia’ harus menggunakan huruf
kapital pada awal kata karena merupakan nama dari sebuah
bentuk pemerintahan.

B. Penulisan kata

 Tidak boleh menyebar-luaskan berita bohong.


Perbaikan : Tidak boleh menyebarluaskan berita bohong.
Alasan : menyebar-luaskan harus ditulis serangkai menjadi
menyebarluaskan karena mendapat imbuhan pada awal
(men) dan akhir (kan). Keadaan ini disebut juga konfiks.

 Program pasca sarjana Unhas akan mengadakan seminar


nasional.
Perbaikan : Program pascasarjana Unhas akan
mengadakan seminar nasional.
Alasan : pasca sarjana harus ditulis serangkai menjadi
pascasarjana karena pasca merupakan kata yang tidak
dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata. Namun hal ini
berlaku jika kata yang dirangkaian dengan pasca merupakan
kata dasar.

 Persoalan itu tidak perlu dibesarbesarkan.


Perbaikan : Persoalan itu tidak perlu dibesar-besarkan.
Alasan : dibesarbesarkan dipisahkan menggunakan tanda
hubung (-) menjadi dibesar-besarkan karena merupakan
kata berulang.

 Allah Maha kuasa atas segala makhlukNya.


Perbaikan : Allah Mahakuasa atas segala makhluk-Nya.
Alasan : Maha kuasa ditulis serangkai menjadi Mahakuasa
karena Maha merupakan kata yang terikat ketika diikuti kata
dasar (kecuali Maha Esa). Sedangkan kata makhlukNya
harus menggunakan tanda hubung (-) antara makhluk dan
kata ganti Nya karena tidak boleh ada huruf kapital yang
diapit oleh huruf kecil.

 Mereka berlari tungganglanggang.


Perbaikan : Mereka berlari tunggang-langgang.
Alasan : Kata tungganlanggang ditulis terpisah
menggunakan tanda hubung (-) menjadi tunggang-langgang
karena merupakan kata ulang berubah.

 Perdana menteri, bumi putera, padahal, peribahasa, kosa


kata.
Perbaikan : Perdana menteri, bumiputera, padahal,
peribahasa, kosa kata.
Alasan : Kata bumi putera harus ditulis dalam satu rangkaian
kata karena merupakan kata majemuk.
 Buku itu terletak didalam lemari.
Perbaikan : Buku itu terletak di dalam lemari.
Alasan : didalam harus dipisahkan antara di sebagai kata
depan dan dalam sebagai nama tempat.

 Apapun ia makan, ia tetap kurus.


Perbaikan : Apa pun ia makan, ia tetap kurus.
Alasan : Kata Apapun harus dipisah antara apa dan pun.
Karena pun memiliki makna yang sama dengan kata lepas
juga. Kecuali untuk kata yang sudah dianggap padu, seperti
sungguhpun yang berfungsi sebagai kata penghubung.

 Silahkan membaca satu persatu.


Perbaikan : Silahkan membaca satu per satu.
Alasan : Kata per yang berarti mulai/demi/tiap harus ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendampinginya. Kecuali
ia berfungsi sebagai imbuhan, seperti pertunjukan.

 Sungguh pun demikian, saya tetap setuju.


Perbaikan : Sungguhpun demikian, saya tetap setuju.
Alasan : Sungguhpun merupakan kata majemuk yang
berfungsi sebagai penghubung. Contoh lain yaitu meskipun.

 Pada abad keXX ini kehidupan manusia semakin susah.


ke20.
 Perbaikan : Pada abad ke XX ini kehidupan manusia
semakin susah. ke-20.
Alasan : Pada kata depan ke yang diikuti angka romawi tidak
menggunakan tanda hubung (-) sedangkan penulisan kata
depan ke yang diikuti angka biasa harus menggunakan (-) di
antara keduanya.

 Akhirnya, SangRaja menerima kedatangan rakyatnya.


Perbaikan : Akhirnya, Sang Raja menerima kedatangan
rakyatnya.
Alasan : Sang Raja merupakan gabungan kata yang masing-
masing dapat berdiri sendiri sehingga ketika bertemu tidak
perlu dirangkaikan

 Telah tiga kali ia datang kesini.


Perbaikan : Telah tiga kali ia datang ke sini.
Alasan : Kata depan ke bila diikuti nama tempat/arah harus
dipisah.

 Di mana surat kabar itu diterbitkan.


Penulisan di mana sudah sesuai kaidah yang ada.

 Jumlah murid di sekolah itu 350 orang.


Penulisan kalimat ini sudah sesuai kaidah yang ada.

C. Penulisan tanda baca

 Oleh karena itu kita harus menjaga kebersihan.


Perbaikan : Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan.
Alasan : Setelah penulisan ungkapan penghubung harus
diberi tanda koma untuk memisahkannya dengan kalimat
inti.
 Malam semakin larut ayah belum datang.
Perbaikan : Malam semakin larut, ayah belum datang.
Alasan : Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak
kalimat dan induk kalimat ketika anak kalimat mendahului
induk kalimat.

 Ahmad membeli buku, kertas, tinta dan pensil.


Perbaikan : Ahmad membeli buku, kertas, tinta, dan pensil.
Alasan : Tanda koma digunakan untuk memisahkan tinta
dan pensil untuk menunjukkan bahwa tinta dan pensil
berada dalam hitungan benda yang berbeda. Tanda koma
sebelum dan digunakan ketika benda yang disebutkan lebih
dari dua.

 Prof. Dr. Suhudi Ismail M.P.H. diangkat menjadi konsultan


kesehatan PBB.
Perbaikan : Prof. Dr. Suhudi Ismail, M.P.H. diangkat menjadi
konsultan kesehatan PBB.
Alasan : Tanda koma digunakan untuk memisahkan nama
orang dengan gelar akademik yang mengikutinya.

 Orang itu kaya tetapi tidak pernah bersedekah.


Perbaikan : Orang itu kaya, tetapi tidak pernah bersedekah.
Alasan : Tanda koma digunakan untuk memisahkan suatu
frasa dengan frasa penolakannya.

 Silahkan saudara mengirim surat d/a komplek perumahan


haji kalla.
Perbaikan : Silahkan saudara mengirim surat d.a. komplek
perumahan haji kalla.
Alasan : Tanda garis miring (/) digunakan untuk penomoran
surat atau alamat yang terbagi dalam dua takwin. Namun,
pada penulisan singkatan tidak digunakan tanda (/),
melainkan titik (.).

 Mereka sedang meneliti apakah sampah dapat dijadikan


komoditas eksport.
Perbaikan : Mereka sedang meneliti, apakah sampah dapat
dijadikan komoditas eksport.
Alasan : Digunakan tanda koma setelah kata meneliti karena
setelah kata meneliti terdapat kata tanya apakah.

 Dokter itu mengatakan : “perkawinan usia muda Sangat


berbahaya”.
Perbaikan : Dokter itu mengatakan, “Perkawinan usia muda
sangat berbahaya”.
Alasan : Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat
langsung dengan keterangannya

 Penerimaan murid baru S.M.A. I Makassar telah ditutup.


Perbaikan : Penerimaan murid baru SMA I Makassar telah
ditutup.
Alasan : Karena SMA merupakan akronim resmi yang tidak
membutuhkan tanda titik.

 Astaga hari ini dia mengikuti perlombaan terjun payung.


Perbaikan : Astaga, hari ini dia mengikuti perlombaan terjun
payung.
Alasan : Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata
seru dengan kalimat selanjutnya.
D. Penulisan unsur serapan

 Sikap objektivitas sangat dibutuhkan dalam penulisan karya


ilmiah.
Seharusnya objektivitas diubah menjadi objektifitas.

 Diagnosa terhadap pasien selalu dilakukan dengan cermat.


Perlu dilakukan upaya kongkrit untuk menyelesaikan krisis
ekonomi.
Seharusnya diagnosa diubah menjadi diagnosis yang
mendapat penyerapan akhiran –is.

 Perusahaan itu mengutamakan efektifitas kerja


karyawannya.
Tidak ada yang perlu diubah.

 Obat jenerik banyak dijual diapotik.


Seharusnya diapotik diubah menjadi di apotek.

 Ijasah harus dilegalisir oleh kepala sekolah.


Seharusnya ijasah dan dilegalisir diubah menjadi ijazah dan
dilegalisasi (mendapat akhiran –isasi).

 Sistim yang berlaku sudah tidak sesuai dengan keadaan


sekarang.
Seharusnya sistim diubah menjadi sistem yang merupakan
kata serapan dari system.

 Tehnolohi tepat guna sangat cocok diterapkan di pedesaan.


Seharusnya tehnolohi diubah menjadi teknologi.
 Pejabat strukturil harus mampu memberikan contoh kepada
bawahannya.
Seharusnya strukturil diubah menjadi struktural yang
mendapat penyerapan akhiran –al.

 Fase pertama telah dilaluinya dengan sempurna, tinggal


menunggu phase berikutnya.
Seharusnya phase diubah menjadi fase.

 Methoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda


sampling.
Seharusnya method dan metoda diubah menjadi metode
.
 Perguruan Tinggi harus melaksanakan konsep tri dhaharma
perguruan tinggi.
Seharusnya kata Tinggi menggunakan huruf kecil dan
dhaharma diubah menjadi dharma.

 Penganalisaan yang dilakukan oleh para medis telah keluar


dari konsep dasarnya.
Seharusnya penganalisaan diubah menjadi penganalisisan.

 Hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini salah.


Seharusnya hipotesa diubah menjadi hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai