Disusun oleh:
NPM : 16016165201028
Dosen Pengampu:
TAHUN 2018/2019
i
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Implementasinya, sebuah peraturan daerah harus tepat sasaran yang diinginkan dari
bentuk dan ditetapkannya peraturan daerah tersebut. Dan sejak berlakunya otonomi daerah,
pemerintah kabupaten tebo telah mengeluarkan peraturan daerah No. 13 tahun 2010 Tentang
Retribusi terminal.
Kemudian setelah di keluarkannya peraturan daerah (Perda) nomor 13 Tahun 2010
mengenal Retribusi Terminal ini belum berjalan sesuai yang di harapkan atau tidak
terealisasikannya peraturan tersebut dikarenakan terminal yang seharusnya menjadi tempat
keluar masuknya angkutan umum untuk membayar retribusi beralih fungsi menjadi tempat
usaha masyarakat setempat, terminal tersebut dipenuhi oleh PKL dan yang paling tragis
terminal tersebut menjadi tempat prostitusi dan pengedaran obat-obatan yang terlarang.
1
UUD 1945 Pasal 18 Ayat (6)
1
Seperti narkoba hal tersebut terbukti benar adanya karna tertangkap beberapa PSK dan
pengedar narkoba beberapa waktu lalu di saat Polsek Rimbo Bujang melakuakan razia
operasi tangkap tangan di kawasan Terminal Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
2
1.4.2 Secara Praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan
saran ataupun wacana yang mendalam kepada pihak yang terkait tentang pelaksanaan
penertiban retribusi terminal di Kecamatan Rimbo Bujang Kab. Tebo.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
Dari evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu
kegiatan tertentu telah tercapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara
standar yang telah di tetapkan dengan hasil yang di capai.
2.1.2 PERDA
Definisi PERDA
Peraturan daerah merupakan hasil kerja sama antar pihak legislatif daerah
(DPRD) dengan eksekutif (kepala daerah) yang didalamnya mengatur kepentingan
umum yang ada di daerah bersangkutan. Keputusan kepala daerah adalah suatu bentuk
keputusan yang dikeluarkan oleh kepala daerah (Bupati dan Walikota) peraturan
daerah merupakan wujud nyata dari pelaksanaan otonomi daerah yang dimiliki oleh
2
http//carapedia.com>home>definisi//
4
pemerintah daerah dan pada dasarnya peraturan daerah merupakan penjabaran lebih
lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Dengan melihat ciri khas dari masing-masing daerah tujuan utama dari peraturan
daerah adalah memberdayakan masyarakat dan mewujudkan kemandirian daerah.
Retribusi
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai
fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir
suatu perjalanan,juga sebagai tempat pengendalian,pengawasan, pengaturan dan
pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang, di samping juga
berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang (Departemen
Perhubungan 1996)4.
3
UU No.28 Tahun 2009
4
Departemen Perhubungan 1996
5
2.2 Perda No.13 Tahun 2010 tentang Retribusi Terminal Kabupaten Tebo
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Dan pembentuk peraturan daerah harus didasari oleh asas pembentukan perundang-
undangan pada umumnya antara lain :
- Memihak kepentingan Rakyat
- Menjunjung tinggi hak asasimanusia
- Berwawasan lingkungan dan budaya
1. Transparasi /terbuka
2. Partisipasi
3. Koordinasi dan keterpaduan
Proses pembahasan diawali dengan rapat paripurna DPRD dengan acara penjelasan
walikota. Selanjutnya pandangan umum fraksi dalam rapat paripurna DPRD. Proses
berikutnya adalah pembahasan oleh komisi, atau panitia khusus (pansus) dalam proses
pembahasan apabila DPRD memandang perlu dapat dilakukan studi banding ke daearah lain
yang telah memiliki peraturan daerah yang sedang dibahas. Dalam hal proses pembahasan
telah di anggap cukup, selanjutnya pengambilan keputusan dalam rapat paripurna DPRD
yang didahului dengan pendapat akhir fraksi.
5
UU Nomor 12 Tahun 2012
17
Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama oleh DPRD kepada kepala
daerah untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah. Penyampaian rancangan peraturan daerah
tersebut dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
persetujuan bersama, penetapan rancangan peraturan Daerah tersebut dilakukan oleh kepada
daerah dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat tiga puluh hari
sejak rancangan peraturan daerah tersebut.
Proses pembahasan rancangan peraturan daerah pada hakikatnya mengarah pada ikhtiar
musyawarah untuk mencapai mufakat. Pembahasan rancangan peraturan daerah tidak
menyisakan ruang bagi voting karena memang kedudukan antara pemerintah daerah dan
DPRD sederajat. Setiap pembahasan rancangan peraturan daerah menghendaki persetujuan
bersama, sehingga karena masing-masing pihak memiliki kedudukan yang sama/seimbang
maka voting tidak mungkin purtusan dapat diambil secara voting.
Persetujuan bersama menjadi syarat agar suatu rencana peraturan daerah menjadi
peraturan daerah. Peraturan daerah yang telah disahkan harus diundangkan dengan
menetapkannya dalam lembaran daerah dilaksanakan oleh sekretaris daerah , untuk peraturan
daerah yang bersifat mengatur, setelah diundangkan dalam lembaran daerah harus di
daftarkan kepada pemerintah untuk perda provinsi dan kepala Gubernur untuk perda
kabupaten/kota. Pengundangan perda yang telah disahkan dalam lembaran daerah merupakan
tugas administratif pemerintah daerah. Pengundangan perda dalam lembaran daerah tersebut
menandai perda yang telah sah untuk diberlakukan dan masyarakat berkewajiban untuk
melaksanakannya.
18
b.) Kelembagaan pembentuk yang tepat
Yaitu setiap jenis peraturan perundang-undangan yang berwenang dan dapat
dibatalkan atau batal demi hukum bila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak
berwenang.
c.) Kesesuaian antara jenis dan materi muatan
Yaitu dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-benar
memperhatikan materi muatan yang tepat dan dengan jenis peraturan perundang-
undangan.
d.) Dapat dilaksanakan
Yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus memperhatikan
efektifitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik
secara filosofis, yuridis maupun sosiologis,
e.) Kedayagunaan dan kehasilgunaan
Yaitu setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang benar-
benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
f.) Kejelasan rumusan
Yaitu setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan
teknis penyusunan sistematika dan pilihan kata atau terminology serta bahasa
hukumnya jelas dan mudah di mengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai
macam interprestasi dalam pelaksanaannya.
g.) Keterbukaan
Yaitu dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari
perncanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan bersifat transparansi dan
terbuka.
Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan
seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembuatan peturan.
Disamping itu materi muatan perda harus mengandung asas-asas sebagai berikut:
1.) Asas pengayoman
Bahwa setiap materi muatan perda harus berfungsi memberikan
perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.
19
2.) Asas kemanusiaan
Bahwa setiap materi muatan perda harus mencerminkan perlindungan
dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap
warna Negara dan penduduk NKRI secara proporsional.
3.) Asas kebangsaan
Setiap muatan perda harus mencerminkan sifat dan watak bangsa
Indonesia yang pluralistik (kebehenikaan) dengan tetap menjaga prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.) Asas kekeluargaaan
Bahwa setiap materi muatan perda harus mencerminkan musyawarah
untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
5.) Asas kenusantaraan
Bahwa setiap materi muatan perda senantiasa memperhatikan
kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan perda merupakan
bagian dari sistem hukum nasional yang berdsarkan pancasila.
20
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat penelitian yang akan dilakukan penelitian
lokasi yang akan di gunakan yaitu di Kecamatan Rimbo Bujang Kelurahan Wirotho Agung
Kabupaten Tebo. Waktu penelitian yaitu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan peneliti.
3.3.1 Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelunya, untuk mendapatkan
informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan mengamati atau
meninjau secara cermat dan langsung dilokasi penelitian untuk memenuhi kondisi
yang terjadi.
Dinas Perhubungan
Kepala Dinas Perhubungan
Dinas Perhubungan
Kecamatan Rimbo Bujang
22
1. Perda : Adalah Peraturan Daerah yang merupakan hasil kerja sama antar pihak
legislatif daerah (DPRD) dengan eksekutif (Kepala Daerah) yang didalamnya
mengatur kepentinganumum yang ada di daerah bersangkutan keputusan kepala
daerah adalah suatu bentuk keputusan yang dikeluarkan oleh kepala daerah
(Bupati dan Walikota)
2. Evaluasi : merupakan proses dalam merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi untuk menyediakan alternatif-alternatif keputusan yang
membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
1. Mushola
2. Tempat parkir
3. Kantor
4. Tempat karcis
5. Rumah sakit
6. Wc
23
BAB IV
4.1.1 Bagaimana sejauh ini pelaksanaan Perda No. 13 tahun 2010 tentang retribusi terminal
di Kecamatan Rimbo Bujang.
Sejauh ini sejak awal pembangunan tahun 2009 sampai 2012 terminal
kecamatan Rimbo Bujang mangkrak tak berfungsi kemudian priode berikutnya hingga
tahun sekarang kondisi terminal kecamatan sudah berjalan manun belum maksimal.
Hal tersebut terlihat jelas hanya ada satu loket resmi yang menepati terminal tersebut.
Kemudian penerapan Perda No. 13 tahun 2010 sudah mulai berjalan seperti
misalnya menarik retribusi di setiap loket-loket kendaraan umum transportasi yang
berada di lingkungan terminal maupun yang berada di luar lingkungan terminal.
4.1.2 Apa saja upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan terhadap transportasi umum
yang tidak menaati Perda ini ?
4.1.3 Apa saja Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Perda No. 13 Tahun 2010
di Terminal Kec. Rimbo Bujang:
24
a) Pemberian sanksi yang tercantum dalam pasal 16 dianggap biasa-biasa saja oleh
para pengendara transportasi umum maupun khusus (Milik Pribadi)
b) Banyak diantara masyarakat yang tidak mau tahu mengenai isi dari Perda No. 13
tahun 2010. Diantaranya tidak membayar retribusi dan parkir yang masuk ke
dalam terminal.
25