Anda di halaman 1dari 27

Evaluasi Pelaksanaan Perda Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Retribusi

Terminal (Studi Kasus Terminal Kec. Rimbo Bujang Kab. Tebo)

Disusun oleh:

CANDRA EKO PUTRA

NPM : 16016165201028

Dosen Pengampu:

SITI MARYAM S.SOS.M.Si

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN

OLAHRAGA UNIVERSITAS MUARA BUNGO

TAHUN 2018/2019

i
DAFTAR ISI

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................

II. Tinjauan Pustaka


2.1 Pengertian Evaluasi, Perda, Retribusi, Terminal ................................................ 4
2.2 Perda No. 13 Tahun 2010 Kab. Tebo Tentang Retribusi Terminal .................... 6

III. Metedelogi penelitian


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 21
3.2 Metode Penelitian ............................................................................................... 21
3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 21
3.4 Kerangka Penelitian ............................................................................................ 22
3.5 Definisi Konseptual dan Oprasional ................................................................... 22
3.5.1 Definisi Konseptual................................................................................. 22
3.5.2 Definisi Operasional ............................................................................... 23

IV. Hasil Dan Pembahasan .............................................................................................. 24

V. Kesimpulan Dan Saran


5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 26
5.2 Saran ................................................................................................................... 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk bersama oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan Kepala Daerah baik di provinsi maupun
kabupaten/kota.
Peraturan Daerah merupakan media bagi pemerintah Daerah untuk menuangkan
usulan-usulan, kebijakan-kebijakan dan /atau aspirasi-aspirasi masyarakat untuk tujuan
pembagunan daerah. Diharapkan mampu perda tersebut di tetapkan aturan-aturan yang dapat
menunjang pembangunan Daerah ke arah yang lebih maju dan tertib. Karena ketertiban
merupakan suasana yang menjadi impian dalam kehidupan bermsyarakat dan utuk
mewujudkan . itu semua harus ada usaha yang terstruktur yang berwenang dan di bantu oleh
seluruh elemen masyarakat.
Dalam menjalankan kewenangan di daerah pembentuk perundang-undangan daerah
merupakan instrumen dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pemerintah daerah
berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantu (pasal 18 ayat (6) UUD 1945)1. Segala perbuatan yang
dilakukan oleh subyek hukum harus didasarkan pada hukum sebagai perwujudan dasar
Negara yang menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum.

Implementasinya, sebuah peraturan daerah harus tepat sasaran yang diinginkan dari
bentuk dan ditetapkannya peraturan daerah tersebut. Dan sejak berlakunya otonomi daerah,
pemerintah kabupaten tebo telah mengeluarkan peraturan daerah No. 13 tahun 2010 Tentang
Retribusi terminal.
Kemudian setelah di keluarkannya peraturan daerah (Perda) nomor 13 Tahun 2010
mengenal Retribusi Terminal ini belum berjalan sesuai yang di harapkan atau tidak
terealisasikannya peraturan tersebut dikarenakan terminal yang seharusnya menjadi tempat
keluar masuknya angkutan umum untuk membayar retribusi beralih fungsi menjadi tempat
usaha masyarakat setempat, terminal tersebut dipenuhi oleh PKL dan yang paling tragis
terminal tersebut menjadi tempat prostitusi dan pengedaran obat-obatan yang terlarang.

1
UUD 1945 Pasal 18 Ayat (6)
1
Seperti narkoba hal tersebut terbukti benar adanya karna tertangkap beberapa PSK dan
pengedar narkoba beberapa waktu lalu di saat Polsek Rimbo Bujang melakuakan razia
operasi tangkap tangan di kawasan Terminal Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.

Maka dari penelitian mengambil judul


“ Evaluasi Pelaksanaan Perda No.13 Tahun 2010 Tentang Retribusi Terminal “ yang
seharusnya menjadi usaha milik daerah untuk meningkatkan pendapatan Asli Daerah itu tidak
berjalan sesuai dengan semestinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejauh ini pelaksanaan perda Nomor 13 Tahun 2010 tentang Retribusi
Terminal di Kecamatan Rimbo Bujang?
2. Apa saja upaya yang dilakukan oleh dinas perhubungan terhadap transportasi umum yang
tidak menaati perda ini?
3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan perda Nomor 13 Tahun 2010
di Terminal Kecamatan Rimbo Bujang?

1.3 Tujuan penelitian


1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan perda Nomor 13 Tahun
2010 di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
2. Peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas, efesiensi, responsifitas, serta
ketepatan. Dalam pelaksanaan evaluasi kebijakan Retribusi Terminal di Kecamatan
Rimbo Bujang Kabupaten Tebo.
3. Peneliti bertujuan untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan dinas perhubungan
dalam mengatasi maraknya Ngeteam Liar Transportasi umum di Kecamatan Rimbo
Bujang.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat di adakannya penelitian ini adalah untuk memberikan
pengetahuan saran ataupun wacana yang mendalam kepada pihak yang terkait tentang
pelaksanaan penertiban Retribusi Terminal di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten
Tebo.

2
1.4.2 Secara Praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan
saran ataupun wacana yang mendalam kepada pihak yang terkait tentang pelaksanaan
penertiban retribusi terminal di Kecamatan Rimbo Bujang Kab. Tebo.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi

2.1.1 Definisi Evaluasi

Mehrens dan lelman menjelaskan bahwa evaluasi merupakan proses dalam


merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi untuk alternatif keputusan
yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang
telah di tetapkan untuk melihat keberhasilannya.2

Dari evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu
kegiatan tertentu telah tercapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara
standar yang telah di tetapkan dengan hasil yang di capai.

Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi tentang kapasitas


lembaga pelaksana, kualitas rencana sebelumnya, serta memperkirakan kapasitas
pencapaian kinerja pada masa mendatang. Evaluasi pelaksanaan bagaian dari
kegiatan.

Perencanaan pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan


menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan kinerja
pembangunan. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kerja yang
tercantum dalam dokumen rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja
mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result) manfaat (benefit) dan
dampak (impact).

2.1.2 PERDA

Definisi PERDA

Peraturan daerah merupakan hasil kerja sama antar pihak legislatif daerah
(DPRD) dengan eksekutif (kepala daerah) yang didalamnya mengatur kepentingan
umum yang ada di daerah bersangkutan. Keputusan kepala daerah adalah suatu bentuk
keputusan yang dikeluarkan oleh kepala daerah (Bupati dan Walikota) peraturan
daerah merupakan wujud nyata dari pelaksanaan otonomi daerah yang dimiliki oleh

2
http//carapedia.com>home>definisi//

4
pemerintah daerah dan pada dasarnya peraturan daerah merupakan penjabaran lebih
lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Dengan melihat ciri khas dari masing-masing daerah tujuan utama dari peraturan
daerah adalah memberdayakan masyarakat dan mewujudkan kemandirian daerah.

2.1.3 Pengertian Retribusi

Retribusi

Menurut UU No.28 Tahun 20093 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran


atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus di sediakan dan /atau diberikan
oleh PEMDA untuk kepentingan pribadi atau badan kemudian Retribusi dikelola oleh
dinas pendapatan daerah (Dispenda).

2.1.4 Pengertian Terminal

Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai
fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir
suatu perjalanan,juga sebagai tempat pengendalian,pengawasan, pengaturan dan
pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang, di samping juga
berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang (Departemen
Perhubungan 1996)4.

3
UU No.28 Tahun 2009
4
Departemen Perhubungan 1996
5
2.2 Perda No.13 Tahun 2010 tentang Retribusi Terminal Kabupaten Tebo

2.2.1 Isi Perda No.13 Tahun 2010

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Dan pembentuk peraturan daerah harus didasari oleh asas pembentukan perundang-
undangan pada umumnya antara lain :
- Memihak kepentingan Rakyat
- Menjunjung tinggi hak asasimanusia
- Berwawasan lingkungan dan budaya

Kemudian menurut UU Nomor 12 Tahun 20115 tentang pembentukan peraturan


perundang-undangan, peraturan daerah adalah peraturan perundang-undangan yang di bentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan Kepala Daerah.

Jadi peraturan daerah merupakan suatu pemberian kewenangan (atribusian) untuk


mengatur daerahnya dan peraturan daerah juga dapat dibentuk melalui pelimpahan wewenang
(delegasi) dari peraturan. Prinsip dasar penyusunan peraturan daerah:

1. Transparasi /terbuka
2. Partisipasi
3. Koordinasi dan keterpaduan

Rancangan peraturan daerah yang telah memperoleh kesepakatan untuk di bahas


kemudian dilaporkan kembali kepada walikota oleh sekretaris daerah disertai dengan nota
pengantar untuk walikota dari pimpinan DPRD. Proses pembahasan dilaksanakan
berdasarkan peraturan tata tertib DPRD. Terlebih dulu dilakukan penjadwalan oleh badan
musyawarah DPRD pembahasan pada lingkup DPRD sangat ketat dengan kepentingan
politis masing-masing fraksi. Tim kerja dilembaga Legislatif dilakukan oleh komosi
(As/dD).

Proses pembahasan diawali dengan rapat paripurna DPRD dengan acara penjelasan
walikota. Selanjutnya pandangan umum fraksi dalam rapat paripurna DPRD. Proses
berikutnya adalah pembahasan oleh komisi, atau panitia khusus (pansus) dalam proses
pembahasan apabila DPRD memandang perlu dapat dilakukan studi banding ke daearah lain
yang telah memiliki peraturan daerah yang sedang dibahas. Dalam hal proses pembahasan
telah di anggap cukup, selanjutnya pengambilan keputusan dalam rapat paripurna DPRD
yang didahului dengan pendapat akhir fraksi.

5
UU Nomor 12 Tahun 2012

17
Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama oleh DPRD kepada kepala
daerah untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah. Penyampaian rancangan peraturan daerah
tersebut dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
persetujuan bersama, penetapan rancangan peraturan Daerah tersebut dilakukan oleh kepada
daerah dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat tiga puluh hari
sejak rancangan peraturan daerah tersebut.

Proses pembahasan rancangan peraturan daerah pada hakikatnya mengarah pada ikhtiar
musyawarah untuk mencapai mufakat. Pembahasan rancangan peraturan daerah tidak
menyisakan ruang bagi voting karena memang kedudukan antara pemerintah daerah dan
DPRD sederajat. Setiap pembahasan rancangan peraturan daerah menghendaki persetujuan
bersama, sehingga karena masing-masing pihak memiliki kedudukan yang sama/seimbang
maka voting tidak mungkin purtusan dapat diambil secara voting.

Persetujuan bersama menjadi syarat agar suatu rencana peraturan daerah menjadi
peraturan daerah. Peraturan daerah yang telah disahkan harus diundangkan dengan
menetapkannya dalam lembaran daerah dilaksanakan oleh sekretaris daerah , untuk peraturan
daerah yang bersifat mengatur, setelah diundangkan dalam lembaran daerah harus di
daftarkan kepada pemerintah untuk perda provinsi dan kepala Gubernur untuk perda
kabupaten/kota. Pengundangan perda yang telah disahkan dalam lembaran daerah merupakan
tugas administratif pemerintah daerah. Pengundangan perda dalam lembaran daerah tersebut
menandai perda yang telah sah untuk diberlakukan dan masyarakat berkewajiban untuk
melaksanakannya.

2.2.2 Asas Pembentukan Perda

Pembentukan perda yang baik harus berdasarkan pada asas pembentukan


peraturan perundang-undangan sebagai berikut;

a.) Kejelasan tujuan


Yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.

18
b.) Kelembagaan pembentuk yang tepat
Yaitu setiap jenis peraturan perundang-undangan yang berwenang dan dapat
dibatalkan atau batal demi hukum bila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak
berwenang.
c.) Kesesuaian antara jenis dan materi muatan
Yaitu dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-benar
memperhatikan materi muatan yang tepat dan dengan jenis peraturan perundang-
undangan.
d.) Dapat dilaksanakan
Yaitu bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus memperhatikan
efektifitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik
secara filosofis, yuridis maupun sosiologis,
e.) Kedayagunaan dan kehasilgunaan
Yaitu setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang benar-
benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
f.) Kejelasan rumusan
Yaitu setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan
teknis penyusunan sistematika dan pilihan kata atau terminology serta bahasa
hukumnya jelas dan mudah di mengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai
macam interprestasi dalam pelaksanaannya.
g.) Keterbukaan
Yaitu dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari
perncanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan bersifat transparansi dan
terbuka.
Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan
seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembuatan peturan.
Disamping itu materi muatan perda harus mengandung asas-asas sebagai berikut:
1.) Asas pengayoman
Bahwa setiap materi muatan perda harus berfungsi memberikan
perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.

19
2.) Asas kemanusiaan
Bahwa setiap materi muatan perda harus mencerminkan perlindungan
dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap
warna Negara dan penduduk NKRI secara proporsional.
3.) Asas kebangsaan
Setiap muatan perda harus mencerminkan sifat dan watak bangsa
Indonesia yang pluralistik (kebehenikaan) dengan tetap menjaga prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.) Asas kekeluargaaan
Bahwa setiap materi muatan perda harus mencerminkan musyawarah
untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
5.) Asas kenusantaraan
Bahwa setiap materi muatan perda senantiasa memperhatikan
kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan perda merupakan
bagian dari sistem hukum nasional yang berdsarkan pancasila.

20
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat penelitian yang akan dilakukan penelitian
lokasi yang akan di gunakan yaitu di Kecamatan Rimbo Bujang Kelurahan Wirotho Agung
Kabupaten Tebo. Waktu penelitian yaitu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan peneliti.

3.2 Metode Penilitian

Penelitian kualitatif ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,


peristiwa, aktivitas seseorang, sikap, kepercayaan, presepsi dan pemikiran manusia secara
individu ataupun kelompok. Penelitian kualitatif bersifat induktif, artinya peneliti
membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk
interprestasi. Berdasarkan definisi tersebut berarti kata atau lisan yang dimaksud adalah dari
informan berdasarkan peristiwa atau masalah yang akan diamati ternasuk juga subjeknya
sebagai pelaku pembuat kebijakan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Observasi

Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud
merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelunya, untuk mendapatkan
informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan mengamati atau
meninjau secara cermat dan langsung dilokasi penelitian untuk memenuhi kondisi
yang terjadi.

Peneliti cukup mencari informan-informan yang pernah berkontribusi untuk


dimintai keterangan tentang implementasi Perda No.13 Tahun 2010 tentang retribusi
terminal yang ada di kecamatan Rimbo Bujang.
21
3.3.2 Dokumentasi

Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni


mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, agenda dan sebagainya.

3.4 Kerangka Penelitian

Perda Nomor 13 Tahun 2010


Tentang Retribusi Terminal

Dinas Perhubungan
Kepala Dinas Perhubungan

Wakil Dinas Perhubungan


Kabupaten Tebo

Dinas Perhubungan
Kecamatan Rimbo Bujang

3.5 Definisi Konseptual dan Oprasional

3.5.1 Definisi Konseptual

Dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan menghhindari perbedaan


interprestasi serta membatasi ruang lingkup variabel ataupun batasan penelitian agar
arahnya tidak menyimpang.

22
1. Perda : Adalah Peraturan Daerah yang merupakan hasil kerja sama antar pihak
legislatif daerah (DPRD) dengan eksekutif (Kepala Daerah) yang didalamnya
mengatur kepentinganumum yang ada di daerah bersangkutan keputusan kepala
daerah adalah suatu bentuk keputusan yang dikeluarkan oleh kepala daerah
(Bupati dan Walikota)
2. Evaluasi : merupakan proses dalam merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi untuk menyediakan alternatif-alternatif keputusan yang
membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.

3.5.2 Defiinisi Oprasional

Disini diterminal terdapat beberapa fasilitas penunjang diantaranya

1. Mushola
2. Tempat parkir
3. Kantor
4. Tempat karcis
5. Rumah sakit
6. Wc

23
BAB IV

4.1 Hasil dan Pembahasan

4.1.1 Bagaimana sejauh ini pelaksanaan Perda No. 13 tahun 2010 tentang retribusi terminal
di Kecamatan Rimbo Bujang.

Sejauh ini sejak awal pembangunan tahun 2009 sampai 2012 terminal
kecamatan Rimbo Bujang mangkrak tak berfungsi kemudian priode berikutnya hingga
tahun sekarang kondisi terminal kecamatan sudah berjalan manun belum maksimal.
Hal tersebut terlihat jelas hanya ada satu loket resmi yang menepati terminal tersebut.

Kemudian penerapan Perda No. 13 tahun 2010 sudah mulai berjalan seperti
misalnya menarik retribusi di setiap loket-loket kendaraan umum transportasi yang
berada di lingkungan terminal maupun yang berada di luar lingkungan terminal.

4.1.2 Apa saja upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan terhadap transportasi umum
yang tidak menaati Perda ini ?

Upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tebo terhadap


transportasi umum yang melanggar yaitu dengan memberikan peringatan dan sanksi
berupa denda Retribusi terhadap transportasi yang melanggar.

Kemudian upaya Dinas Perhubungan Kab. Tebo mengenal tidak tercapainya


target Retribusi Terminal beberapa tahun ini yaitu Dishub membuat pos-pos tepat di
pinggir jalan dan meminta Retribusi kepada mobil transportasi umum maupun mobil
barang yang tidak pernah mau masuk kedalam terminal hal ini di rasa cukup efisien
untuk saat ini karena dapat mengingkatkan Retribusi Terminal.

Selanjutnya angkut transportasi umum yang tidak masuk keterminal, akan


dicabut izin usahanya.

4.1.3 Apa saja Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Perda No. 13 Tahun 2010
di Terminal Kec. Rimbo Bujang:

Kendala- kendala yang dihadapi Dinas Perhubungan dalam penerapam No. 13


tahun 2010 yaitu banyak sekali

24
a) Pemberian sanksi yang tercantum dalam pasal 16 dianggap biasa-biasa saja oleh
para pengendara transportasi umum maupun khusus (Milik Pribadi)
b) Banyak diantara masyarakat yang tidak mau tahu mengenai isi dari Perda No. 13
tahun 2010. Diantaranya tidak membayar retribusi dan parkir yang masuk ke
dalam terminal.

25

Anda mungkin juga menyukai