Anda di halaman 1dari 27

Morfem

Kelompok 1
Anggota: - Abdul Hamid A
- Jajang Setiawan
- - Ria Irawan
MENU

PENGERTIAN MORFEM IDENTIFIKASI MORFEM

ALOMORF & MORF JENIS MORFEM 5 ISTILAH MORFEM AFIKS


PENGERTIAN MORFEM
Morfem adalah satuan
gramatik yang paling kecil;
satuan gramatik yang tidak
memiiki satuan lagi seperti
unsurnya. Atau morfem
adalah satuan gramatikal
terkecil yang memiliki
makna dan tidak bisa
dianalisis lagi menjadi
satuan yang lebih kecil
tanpa merusak maknanya.
IDENTIFIKASI MORFEM
Untuk mengidentifikasi sebuah morfem, harus diperhatikan beberapa hal berikut, diantaranya:

1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
back

1.Bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama


merupakan sebuah morfem
Contoh :

Bulan depan dia akan menikah.

Sudah tiga bulan dia belum membayar


SPP.

Bulan November lamanya 30 hari.


back

2. Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang
berbeda merupakan dua morfem yang berbeda.

Bank Indonesia memberi bunga 5 persen per


tahun.

Dia datang membawa seikat bunga.


back

3. Dua bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama,


merupakan dua morfem yang berbeda.

Ayah pergi ke Medan.

Bapak baru pulang dari medan.


back

4. Bentuk-bentuk yang mirip (berbeda sedikit) tetapi maknanya


sama adalah sebuah morfem yang sama, asal perbedaan bentuk
tersebut dapat dijelaskan secara fonologis.

1. Melihat
1. Me-
2. Mem- 2. Membina
3. Men- 3. Mendengar
4. Meny- 4. Menyusul
5. Meng- 5. Mengambil
6. Menge- 6. mengecat
back

5. Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya adalah


juga sebuah morfem.

Misalnya bentuk renta pada konstruksi tua renta, dan bentuk


kuyup pada konstruksi basah kuyup.
back

6. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar


apabila memiliki makna yang sama adalah juga merupakan sebuah
morfem yang sama.
1.Membaca
2.Pembaca
3.Pembacaan
4.Bacaan
5.Terbaca
6.keterbacaan.
back

7. Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar,
(klausa dan kalimat) apabila maknanya berbeda secara polisemi adalah juga
merupakan morfem yang sama.

Ibunya menjadi kepala sekolah disana.


Nomor teleponnya tertera pada kepala surat itu.
Kepala jarum itu terbuat dari plastik.
Setiap kepala mendapatkan bantuan sepuluh ribu rupiah.
Tubuhnya memang besar tapi sayang kepalanya kosong.
ALOMORF & MORF

Morfem sebenarnya adalah barang abstrak, karena ada dalam konsep. Sedangkan yang kongkret, yang ada dalam
pertuturan adalah alomorf, yang tidak lain bisa disebut realisasi dari morfem itu. Dan pada umumnya sebuah
morfem hanya memiliki sebuah alomorf. Tetapi, ada juga morfem yang direalisasikan dengan bebarapa alomorf.
Disamping istilah morfem dan alomorf, ada juga istilah morf. Morf dalam kajian morfologi adalah bentuk yang
belum diketahui statusnya. Tetapi di sumber lain disebutkan bahwa morf adalah morfem yaang mempunyai
beberapa struktur fonologik. Misalnya morfem MeN- yang mempunyai struktur fonologik mem-, men-, meny-,
meng-, menge-, dan me-. Semua bentuk itu masing-masing disebut morf, yang semuanya merupakan alomorf dari
morfem MeN-.
JENIS MORFREM
Morfem dalam kajian morfologi dibedakan dengan beberapa morfem berdasarkan kriteria tertentu, seperti kebebasan,
keutuhan, makna, dan sebagainya. Yang diantarnya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


Berdasarkan kehadiran
keutuhan kemungkinan jenis fonem ciri semantik
kebebasan
bentuknya
back

berdasarkan kebebasan

Morfem bebas Morfem terikat

Morfem bebas adalah Misalnya semua


morfem terikat adalah
morfem yang tanpa afiks, tetapi ada juga
morfem yang terlebih
keterkaitannya Misalnya, mofem morfem terikat yang
dahulu harus
dengan morfem lain [pulang], [merah], berupa kata dasar
bergabung dengan
dapat langsung dan [pergi]. seperti [henti],
morfem lain dalam
digunakan dalam [juang], dan
pertuturan.
pertuturan. [geletak].
back

Berdasarkan keutuhan bentuk

Morfem utuh Morfem terbagi

. Morfem utuh secara fisik morfem terbagi adalah


merupakan satu kesatuan morfem yang fisiknya
yang utuh. Misalnya semua terbagi atau disisipi
morfem dasar, baik bebas morfem lain. Misalnya,
maupun terikat, serta semua konfks (seperti pe-
prefiks, infiks, dan sufiks an, dan per-an) adalah
merupakan morfem utuh. termasuk morfem terbagi.
back

Berdasarkan kemungkinan

Morfem dasar Morfem afiks

Morfem dasar adalah


morfem yang dapat
menjadi dasar dalam Sedangkan yang tidak
suatu proses morfologi. dapat menjadi dasar,
Misalnya, morfem [beli], melainkan hanya sebagai
[makan], dan [merah]. pembentuk. Disebut
Namun perlu morfem afiks. Seperti
diperhatiakan preposisi morfem [me], [-kan], dan
dan konjungsi tidak [pe-an].
pernah mengalami proses
afiksasi.
back

Berdasarkan jenis fonem

Morfem suprasegmental atau


Morfem segmental
nonsegmental

morfem suprasegmental
Morfem segemntal adalah
adalah morfem yang
morfem yang dibentuk oleh
terbentuk dari nada, tekanan,
fonem-fonem segmental,
durasi, dan intonasi. Tetapi
yakni morfem yang berupa
dalam bahasa indonesia tidak
bunyi yang dapat
ditemukan morfem
disegmentasikan. Misalnya
suprasegmental ini; tetapi
morfem [lihat], [ter], [sikat],
terdapat di bahasa cina, thai,
dan[-lah].
dan burma.
back

Berdasarkan kehadirannya

Morfem wujud Morfem tanwujud


Morfem berdasarkan kehadirannya secara konkret dibedakan
adanya morfem wujud dan morfem tanwujud. Yang dimaksud
morfem wujud adalah morfem yang secara nyata ada; tetapi yang
tanwujud kehadirannya tidak ada; morfem tanwujud ini tidak ada
dadlam bahasa Indonesia, tetapi terdapat dalam bahasa Inggris.
back

Berdasarkan ciri semantik

Morfem bermakna leksikal Morfem tak bermakna leksikal

Sebuah morfem disebut bermakna leksikal karena di


dalam dirinya, secara inheren, telah memiliki makna.
Semua morfem dasar bebas, seperti [makan], [pulang],
dan [pergi] termasuk morfem bermakna leksikal.
Sebaliknya, morfem afiks seperti [ber], [ke], dan [ter]
termasuk morfem tak bermakna leksikal. Kalau dalam
realisasinya morfem bermakna leksikal dapat langsung
digunakan dalam pertuturan, maka sebaliknya untuk
morfem tak bermakna leksikal tidak dapat digunakan
langsung dalam pertuturan.
5 ISTILAH
Morfem dasar, bentuk dasar (lebih lajim dasar (base) saja), pangkal (stem), akar, dan
leksem adalah lima istilah yang sering digunakan dalam kajian morfologi. Dan
penjelasannya secara lengkap adalah sebagai berikut:

Morfem dasar Bentuk dasar pangkal akar leksem


back

Morfem dasar

Morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi atau digabungkan dengan morfe afiks. Seperti bentuk
[beli], [juang], dan [kucing] adalah morfem dasar. Akan tetapi, morfem asar ini ada juga yang termasuk
morfem bebas, seperti [beli], [kucing], dan [pulang]; dan ada pula morfem dasar yang termasuk morfem
terikat, seperti [juang], [henti], dan [tempur].

Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar atau dasar (base)
dalam suatu proses morfologi. Artinya, morfem dasar tersebut
dapat diberi afiks dalam proses yang disebut afiksasi, dapat diulang
dalam proses reduplikasi, dan dapat digabung dengan morfem yang
lain yang disebut proses komposisi atau pemanjemukan.
back

Bentuk dasar

Istilah bentuk dasar atau dasar (base) biasanya digunakan untuk menyebut sebuah
bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini bisa
berupa morfem tunggal, tetapi dapat pula berupa gabungan morfem. Upamanya
pada kata berbicara yang tergabung dari morfem [ber-] dan morfem [bicara], maka
morfem [bicara] adalah bentuk dasar dari kata berbicara tersebut, yang sekligus
morfem tersebut adalah morfem dasar. Pada kata dimengerti bentuk dasarmya adalah
mengerti, dan pada kata keanekaragaman bentuk dasarnya adalah aneka ragam. Pada
bentuk reduplikasi rumah-rumah bentuk dasarnya adalah rumah, dan pada bentuk
berlari-lari bentuk dasarnya adalah berlari, serta pada bentuk kemerahan-merahan
bentuk dasarnya adalah kemerahan. Lalu, pada bentuk komposisi sate ayam bentuk
dasarnya adalah sate, pada ayam betina bentuk dasarnya adalah ayam, dan pada
bentuk pasar induk bentuk dasarnya adalah pasar.
back

Pangkal

Pangkal atau stem biasanya digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses pembentukan kata
inflektif, atau pembubuhan afiks inflektif. Hal ini bisanya banyak terjadi pada bahasa-bahasa fleksi, seperti
bahasa arab, itali, jerman, dan bahasa prancis. Dalam bahasa indonesia proses pembentukan kata inflektif
hanya terjadi pada proses pembentukan verba transitif, yakni verba yang berprefiks me- (yang dapaat
diganti dengan di-, prefiks ter-, dan prefiks zero. Misalnya, pada kata membeli pangkalnya adalah beli,
pada kata mendaratkan pangkalnya adalah daratkan, dan pada kata menangisi pangkalnya adalah bentuk
tangisi.
back

Akar

Akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya, akar
adalah bentuk yang tersisa setelah semua afiksnya ditinggalkan. Misalnya pada kata memberlakukan setelah
semua afiksnya ditinggalkan (yaitu prefiks mem-, prefiks ber-, dan sufiks kan) dengan cara tertentu, maka
yang tersisa adalah akar laku. Akar laku ini tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi tanpa merusak maknanya.
Contoh lainnya, kata keberterimaan kalau semua afiksnya ditinggalkan akan tersisa akarnya yaitu bentuk
terima. Bentuk terima ini pun tidak dapat dianalisis lebih jauhlagi tanpa merusak maknanya.
back

Leksem

Leksem dalam kajian linguistik bisa digunakan dalam dua bidang, yaitu bidang morfologi dan
bidang semantik. Dalam kajian morfologi leksem digunakan untuk mewadahi konsep bentuk
yang akan menjadi kata melalui roses morfologi. Upamanya bentuk PUKUL (dalam konveksi
bidang morfologi leksem harus ditulis menggunakan huruf kapital semua) adalah sebuah leksem
yang akan menurunkan kata-kata seperti memukul, dipukul, terpukul, pukul, pemukul, pukulan,
dan pemukulan. Sedangkan dalam kajian semantik leksem adalah satuan bahasa yang memiliki
sebuah makna. Jadi, bentuk-bentuk seperti kucing, membaca, matahari, membanting tulang, dan
sumpah serapah adalah sebuah leksem.
MORFEM AFIKS

1. Prefiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar, yaitu ber-, me-, per-, di-, ter-, se-, dan ke-.
2. Infiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata, dan biasanya terdapat pada suku awal kat. Yaitu el-, -em-,
dan er-.
3. Sufiks, adalah afaiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar, yaitu kan, -i, -an, dan nya.
4. Konfiks, yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan kanan bentuk bentuk dasar secara bersamaan, karena konfiks
ini merupakan satu kesatuan afiks. Yaitu ke-an, ber-an, pe-an, per-an, dan se-nya.
5. Dalam bahasa indonesia ada bentuk kata yang berklofiks, yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri dan
kanannya; tetapi pembubuhannya itu tidak sekaligus, melainkan bertahap. Kata yang berklofiks dalam bahasa
indonesia adalah yang berbentuk me-kan, me-i, memper, memper-kan, memper-i, ber-kan, di-kan, di-i, diper-,
diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ter-per, teper-kan, dan teper-i.
6. Dalam ragam non baku ada yang disebut afiks nasal yang direalisasikan dengan nasal m-, n-, ny-, ng-, dan
nge-. Kridalaksana (1989) menyebut afiks nasal ini dengan istilah simulfiks. Contohnya: nulis, nyisir, ngambil,
dan ngecat.
Good bye

Anda mungkin juga menyukai