Om Swastyastu,
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Pola Kalimat Efektif Dan Analisisnya" dengan tepat waktu.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1. Apa Pengertian Kalimat Efektif ?
2. Bagaimana Ciri - ciri Kalimat Efektif ?
3. Apa Syarat - syarat Kalimat Efektif ?
4. Apa Saja Penyebab Ketidakefektifan kalimat ?
5. Apa Saja Contoh Kasus di Dalam Kalimat Efektif ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kalimat Efektif
2. Untuk Mengetahui Ciri - ciri Kalimat Efektif
3. Untuk Mengetahui Unsur - unsur Kalimat Efektif
4. Untuk Mengetahui Penyebab Ketidakefektifan Kalimat
5. Untuk Mengetahui Beberapa Contoh Kasus di Dalam Kalimat Efektif
1.4 Manfaat
Adapun manfaat pelunisan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Tentang Pengertian Kalimat
Efektif
2. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Tentang Ciri - ciri Kalimat
Efektif
3. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Tentang Unsur - unsur
Kalimat Efektif
4. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Mengenai Penyebab
Ketidakefektifan Kalimat
5. Agar Pembaca Mengetahui Beberapa Contoh Kasus di Dalam Kalimat
Efektif
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2) Menurut JS Badudu (15883), kalimat efektif adalah kalimat yang baik
karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca
dalam bahasa tulis) sama benar dengan dimana kita berjumpa, apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis.
3) Menurut Arifin dan Tasai (1993), kalimat efektif adalah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atas penulis.
4) Menurut Joko Widodo (2007), kalimat efektif adalah kalimat yang singkat,
padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.[3]
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat
efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat
efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah
dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif merupakan kunci penentu
yang menjembatani efektifitas bahasa. Secara umum kalimat efektif adalah
struktur hasil gabungan kata-kata yang secara sadar direncanakan mencapai tujuan
komunikasi seprima mungin. Pada intinya, kalimat efektif tidak akan
menimbulkan salah faham atau perbedaan pengertian antara pembicara atau
penuis atau pendengar atau pembaca. Oleh karena itu kalimat efektif harus dapat
mengungkapkan gagasan pembicara atau penulis secara tepat.
contoh :
7
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
Contoh :
Contoh:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
4) Kelogisan: ide yang ada dalam kalimat dapat diterima oleh akal dan sesuai
dengan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku serta menuntut adanya pola pikir
yang sistematis.
Contoh :
5) Kesejajaran
Ciri selanjutnya menyangkut imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat,
sesuai kedudukannya. Intinya, kalimat efektif harus berimbuhan paralel dan
konsisten.
Contoh:
Harga minyak disesuaikan atau kenaikan itu secara wajar. (tidak efektif)
Harga minyak disesuaikan atau dinaikkan secara wajar. (efektif)
6) Ketegasan Makna
Tak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, meskipun memang
8
peletakan subjek biasanya selalu mendahului predikat. Namun, dalam
beberapa kasus, boleh meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi
efek penegasan.
Penegasan kalimat seperti ini sering dijumpai pada jenis kalimat perintah,
larangan, ataupun anjuran yang biasanya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (tidak efektif)
Makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (efektif)
7) Kelugasan
Informasi yang disampaikan dalam kalimat adalah pokok atau yang penting
saja.
Contoh:
Kalimat tidak efektif
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT Grand Shoe Industry yang
berdiri pada tanggal 23 Maret 1975 oleh Bpk. Suwarno Martodiharjo yang
berlokasi di Jalan Sosial No. 4, Jakarta Barat.
Kalimat efektif
Berdasarkan penelitian, PT Grand Shoe Industry didirikan oleh Bapak
Suwarno Martodiharjo pada tanggal 23 Maret 1975 dan berlokasi di Jalan
Sosial No. 4, Jakarta Barat.
8) Ketepatan
Ciri-ciri kalimat efektif yakni ketepatan, artinya informasi yang disampaikan
harus jitu atau tepat sasaran sehingga dibutuhkan ketelitian. Kalimat yang
tidak tepat akan menimbulkan multitafsir sehingga menyebabkan keambiguan
atau makna lebih dari satu, menjadi kabur, bahkan meragukan.
Contoh:
Kalimat tidak efektif
Guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena
terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaan
selama satu bulan atau lebih.
Kalimat efektif
9
Guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena
melalaikan kewajiban secara terus menerus dalam menjalankan tugas
pekerjaan selama satu bulan atau lebih.
9) Kesatuan Gagasan
Syarat utama agar sebuah kalimat menjadi efektif adalah kesatuan gagasan.
Kesatuan gagasan dimaksudkan setiap kalimat harus mempunyai gagasan
pokok yang jelas dan utuh. Artinya setiap kalimat harus mengandung satu ide
pokok. Untuk keefektifan, tidak benar menggabungkan dua gagasan yang
tidak memiliki hubungan dalam satu kalimat.
contoh :
10
jadi kalimat efektifnya :
contoh :
Contoh :
Pemilihan katanya harus tepat, dan tidak ada makna ganda dari kata -
kata tersebut.
11
4. Pemilihan kata yang tepat.
Contoh :
Penggunaan kata dibuat tidak cocok untuk kata rumah, untuk kata rumah
biasanya dibangun
12
Aldo demam sehingga Aldo tidak dapat masuk sekolah.
Di awal kalimat sudah menggunakan kata Aldo, di tengah kalimat kata Aldo
diulangakan kembali. Jadi sebaiknya kata Aldo yang ada di tengah kalimat ini
dihilangkan.
Kontaminasi ialah suatu gejala bahasa yang dalam bahasa Indonesia diistilah-
kan dengan kerancuan. Rancu artinya kacau. Kalimat yang rancu adalah kali-mat
yang susunannya tidak teratur sehingga informasinya sulit dipahami. Menurut
Badudu dalam Putrayasa (2010:96) gejala kontaminasi ini dapat dibe-dakan
menjadi tiga bagian, yaitu:
a) kontaminasi kalimat
13
b) kontaminasi susunan kata
2. Pleonasme
Contoh:
b. Kata kedua sebenarnya tak perlu lagi karena pengertian yang terkandung
pada kata itu sudah terkandung pada kata yang mendahuluinya. Contoh :
naik ke atas, turun ke bawah, mundur ke belakang, maju ke muka, melihat
dengan mata kepala, menendang dengan kaki, dll.
c. Bentuk jamak dinyatakan dua kali. Contoh: Para guru-guru sedang rapat.
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tefsiran
ganda tidak termasuk kalimat yang efektif. Contoh :
Kalimat yang baik memang harus mengandung unsur yang lengkap. Dalam hal
14
ini, kelengkapan unsur kalimat sekurang-kurangnya harus memenuhi dua hal,
yaitu subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif,
unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur lain, yakni keterangan,
kehadirannya bersifat skunder atau tidak terlalu dipentingkan. Contoh:
b. Bagi para mahasiswa yang akan mengikuti ujian harus melunasi uang SPP. (K-
P-O)
b. Para mahasiswa yang akan mengikuti ujian harus melunasi uang SPP. (S-P-O)
Contoh:
6. Kesalahan Nalar
Nalar menentukan apakah kalimat yang kita tuturkan adalah kalimat yang logis
atau tidak. Nalar ialah aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis.
Pikiran yang logis adalah pikiran yang masuk akal yang berterima. Contoh :
Dalam lomba itu Raminra dari Bali keluar sebagai juara pertama. Juara ke-dua
diduduki Widi dari Surabaya.
Dalam lomba itu, Raminra dari Bali keluar sebagai juara pertama, sedangkan Widi
15
dari Surabaya keluar sebagai juara kedua.
Dewasa ini, banyak kita jumpai bentuk kata yang menyimpang (tidak tepat) dari
aturan yang ada. Misalnya: pengrusakan, pengluasan, perlawatan, dan perletakan.
Bentuk seperti ini timbul karena pengaruh bahasa Jawa (Suyanto, 2011: 61).
Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaiannya pun mungkin tidak
akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan, kekaburan, dan salah tafsir. Di
samping ketidaktepatan makna kata yang menjadi penyebab ketidak-efektifan
kalimat, hubungan kata dengan maknanya juga sering menimbulkan
ketidakefektifan kalimat. Kita baru bisa menggunakan kata-kata tersebut dengan
benar jika mengerti hal-hal yang menyangkut masalah hubungan kata dengan
maknanya, seperti masalah konsep makna, homonimi, polisemi, hipernimi dan
hipo-nimi, sinonimi, antonimi, dan konotasi.
Banyak kata dari bahasa daerah masuk ke dalam bahasa Indonesia, mem-perkaya
perbendaharaan kata-katanya. Kata-kata seperti heboh, becus, lumayan,
mendingan, gagasan, gembleng, ganyang, cemooh, semarak, bobot, macet, seret,
awet, sumber, dan melempem, semua berasal dari bahasa daerah.
16
bahasa Indonesia sehingga menimbulkan ketidakefektifan kalimat.
A.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat_efektif
https://www.slideshare.net/RezaKene/kalimat-efektif-baru
https://123dok.com/article/faktor-penyebab-ketidakefektifan-kalimat-kalimat-
kalimat-efektif.dzx34g4z
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5533971/kalimat-efektif-definisi-syarat-
ciri-ciri-dan-contohnya
18