Anda di halaman 1dari 18

POLA KALIMAT EFEKTIF DAN ANALISISNYA

NAMA : NI PUTU LISTYA ANTARI


2212091005
I PUTU ADITYA WIRADANA PUTRA
2212091003
JURUSAN : FILSAFAT HINDU   
PRODI : S1
FAKULTAS : BRAHMA WIDYA

UNIVERSITAS HINDU NEGERI


I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
2022
Kata Pengantar

Om Swastyastu,

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Pola Kalimat Efektif Dan Analisisnya" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Selain


itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Penjelasan Mengenai
Kalimat Efektif bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni Nyoman Suciartini, S.Pd.,M.Pd.


selaku Dosen Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 07 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………. i

KATA PENGANTAR………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Masalah

1.4 Manfaat Makalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif


2.2 Ciri - ciri Kalimat Efektif
2.3 Unsur - unsur Kalimat Efektif
2.4 Penyebab Ketidakefektifan Kalimat
2.5 Beberapa Kasus di Dalam Kalimat Efektif

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………... 13

3.2 Daftar Pustaka……………………………………………... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan


sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa
yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat
pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan
itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak
memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat
seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan semacam itu dapat
diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah
(Mustakim, 1994:86). Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat
yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh,
antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis,
atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud
kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan
kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.

1.2 Rumusan Masalah

4
1. Apa Pengertian Kalimat Efektif    ?
2. Bagaimana Ciri - ciri Kalimat Efektif ?
3. Apa Syarat - syarat Kalimat Efektif ?
4. Apa Saja Penyebab Ketidakefektifan kalimat ?
5. Apa Saja Contoh Kasus di Dalam Kalimat Efektif ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kalimat Efektif
2. Untuk Mengetahui Ciri - ciri Kalimat Efektif
3. Untuk Mengetahui Unsur - unsur Kalimat Efektif
4. Untuk Mengetahui Penyebab Ketidakefektifan Kalimat
5. Untuk Mengetahui Beberapa Contoh Kasus di Dalam Kalimat Efektif

1.4 Manfaat
Adapun manfaat pelunisan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Tentang Pengertian Kalimat
Efektif
2. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Tentang Ciri - ciri Kalimat
Efektif
3. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Tentang Unsur - unsur
Kalimat Efektif
4. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Mengenai Penyebab
Ketidakefektifan Kalimat
5. Agar Pembaca Mengetahui Beberapa Contoh Kasus di Dalam Kalimat
Efektif

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah satuan


bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan
secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Sementara, efektif dalam KBBI
diartikan sebagai ada efek (akibat, pengaruh, kesan). Jadi dapat diartikan, kalimat
efektif adalah satuan bahasa yang lengkap dan sesuai kaidah yang dapat
mengakibatkan pembaca atau pendengar mudah memahami. Kalimat efektif
merupakan kalimat yang disusun dengan baik sehingga dapat dipahami oleh
pembaca. Kalimat yang dimaksud bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan. Suatu
kalimat dapat dikatakan efektif jika si penerima pesan dapat menyampaikan
kembali gagasan, pesan, perasaan, ataupun pemberitahuan sebagaimana yang
dimaksud oleh pemberi pesan.

Berikut definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli :

1) Menurut Prima Gusti Yanti (2017:91) mendefinisikan bahwa “kalimat


efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca sama
dengan pikiran penulis atau pembicara.

6
2) Menurut JS Badudu (15883), kalimat efektif adalah kalimat yang baik
karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca
dalam bahasa tulis) sama benar dengan dimana kita berjumpa, apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis.

3) Menurut Arifin dan Tasai (1993), kalimat efektif adalah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atas penulis.

4) Menurut Joko Widodo (2007), kalimat efektif adalah kalimat yang singkat,
padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.[3]

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat
efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat
efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah
dipahami oleh pendengar atau pembaca. Kalimat efektif merupakan kunci penentu
yang menjembatani efektifitas bahasa. Secara umum kalimat efektif adalah
struktur hasil gabungan kata-kata yang secara sadar direncanakan mencapai tujuan
komunikasi seprima mungin. Pada intinya, kalimat efektif tidak akan
menimbulkan salah faham atau perbedaan pengertian antara pembicara atau
penuis atau pendengar atau pembaca. Oleh karena itu kalimat efektif harus dapat
mengungkapkan gagasan pembicara atau penulis secara tepat.

2.2 Ciri - ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Kesepadanan : keseimbangan antara gagasan dengan struktur bahasa yang


digunakan.

contoh :

7
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)

2) Keparalelan: kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat tersebut.


Terdapat unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan
frasa yang dipakai di dalam kalimat.

Contoh :

Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes

Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes

3) Kehematan: menghindari penggunaan kata, frase, atau bentuk lain yang tidak


perlu.

Contoh:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)

4) Kelogisan: ide yang ada dalam kalimat dapat diterima oleh akal dan sesuai
dengan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku serta menuntut adanya pola pikir
yang sistematis.

Contoh :

Kepada ibu kepala sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan.

kalimat efektif : Kepada ibu kepala sekolah, kami persiahkan.

5) Kesejajaran
Ciri selanjutnya menyangkut imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat,
sesuai kedudukannya. Intinya, kalimat efektif harus berimbuhan paralel dan
konsisten.
Contoh:
Harga minyak disesuaikan atau kenaikan itu secara wajar. (tidak efektif)
Harga minyak disesuaikan atau dinaikkan secara wajar. (efektif)

6) Ketegasan Makna
Tak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, meskipun memang

8
peletakan subjek biasanya selalu mendahului predikat. Namun, dalam
beberapa kasus, boleh meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi
efek penegasan.
Penegasan kalimat seperti ini sering dijumpai pada jenis kalimat perintah,
larangan, ataupun anjuran yang biasanya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (tidak efektif)
Makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (efektif)

7) Kelugasan
Informasi yang disampaikan dalam kalimat adalah pokok atau yang penting
saja.
Contoh:
Kalimat tidak efektif
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT Grand Shoe Industry yang
berdiri pada tanggal 23 Maret 1975 oleh Bpk. Suwarno Martodiharjo yang
berlokasi di Jalan Sosial No. 4, Jakarta Barat.
Kalimat efektif
Berdasarkan penelitian, PT Grand Shoe Industry didirikan oleh Bapak
Suwarno Martodiharjo pada tanggal 23 Maret 1975 dan berlokasi di Jalan
Sosial No. 4, Jakarta Barat.

8) Ketepatan
Ciri-ciri kalimat efektif yakni ketepatan, artinya informasi yang disampaikan
harus jitu atau tepat sasaran sehingga dibutuhkan ketelitian. Kalimat yang
tidak tepat akan menimbulkan multitafsir sehingga menyebabkan keambiguan
atau makna lebih dari satu, menjadi kabur, bahkan meragukan.
Contoh:
Kalimat tidak efektif
Guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena
terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaan
selama satu bulan atau lebih.
Kalimat efektif

9
Guru diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena
melalaikan kewajiban secara terus menerus dalam menjalankan tugas
pekerjaan selama satu bulan atau lebih.

9)  Kesatuan Gagasan

Syarat utama agar sebuah kalimat menjadi efektif adalah kesatuan gagasan.
Kesatuan gagasan  dimaksudkan setiap kalimat harus mempunyai gagasan
pokok yang jelas dan utuh. Artinya setiap kalimat harus mengandung satu ide
pokok. Untuk keefektifan, tidak benar menggabungkan dua gagasan yang
tidak memiliki hubungan dalam satu kalimat.

Kesatuan gagasan dinyatakan dengan keutuhan struktur kalimat dan kesatuan


dan kesatuan logika. Oleh karena itu, struktur kalimatnya harus benar,
demikian pula logikanya.

2.3 Penggunaan kalimat efektif dalam bahasa Indonesia harus memenuhi


beberapa syarat yaitu :

1. Menggunakan ejaan yang berlaku.

Termasuk di dalamnya : penggunaan huruf kapital, tanda baca ( seperti : tanda


koma dan titik ), serta penggunaan kata baku.

contoh :

ayah pergi keapotik.

 Dalam kalimat tersebut penggunaan kata ayah seharusnya diawali huruf


kapital, karena sebagai awal kalimat

 Pada kata keapotik terdapat dua kesalahan: penulisan ke diikuti keterangan


tempat maka harus di pisah, kemudian penulisan kata apotik merupakan kata tidak
baku, kata bakunya yaitu apotek

10
jadi kalimat efektifnya :

 Ayah pergi ke apotek

2. Menghindari penggunaan kata yang bermakna sama.

contoh :

Para tamu - tamu mulai berdatangan

 Kata para sudah berati banyak

 Tamu - tamu berati tamu    lebih dari satu   

 Maka kita bisa memilih salah satu

jadi kalimat efektifnya :

 Para tamu mulai berdatangan

 Tamu - tamu mulai berdatagan

3. Tidak bermakna ganda.

Contoh :

Guru baru pergi ke kantor.

 Pemilihan    katanya harus tepat, dan tidak ada makna ganda dari kata -
kata tersebut.

jadi kalimat efektifnya :

 Guru sedang pergi ke kantor .

 Guru yang baru , sedang pergi ke kantor.

11
4. Pemilihan kata yang tepat.

Contoh :

Rumah itu sedang dibuat.

 Penggunaan kata dibuat tidak cocok untuk kata rumah, untuk kata rumah
biasanya dibangun

jadi kalimat efektifnya :

Rumah itu sedang dibangun.

5. Penggunaan kata yang konsisten.

Sampah harus dipilah, dibuang, dan mengolah dengen benar.

 Penggunaan kata mengolah menggunakan imbuhan yang tidak konsusten


dengan kata - kata di depannya, di depannya menggunakan imbuhan di sedangakn
pada mengolah menggunakan imbuhan me . jadi kita ubah dari depan sampai
belakang

jadi kalimat efektifnya :

Sampah harus dipilah, dibuang, dan diolah dengen benar.

6. Menghindari kata depan di awal kalimat.

Bagi semua siswa diharapkan masuk kelas

kata bagi bisa kita hilangkan

jadi kalimat efektifnya :

semua siswa diharapkan masuk kelas.

7. Tidak bersubjek ganda.

12
Aldo demam sehingga Aldo tidak dapat masuk sekolah.

Di awal kalimat sudah menggunakan kata Aldo, di tengah kalimat kata Aldo
diulangakan kembali. Jadi sebaiknya kata Aldo yang ada di tengah kalimat ini
dihilangkan.

jadi kalimat efektifnya :

Aldo demam sehingga tidak dapat masuk sekolah.

8. Penggunaan konjungsi yang tepat.

Ibu yang berbelanja sayur di pasar

kata yang di depan predikat akan menyebabkan perluasan kalimat

jadi kalimat efektifnya :

Ibu    berbelanja sayur di pasar

2.4 Faktor Penyebab Ketidakefektifan Kalimat

Ketidakefektifan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor


tersebut meliputi (1) kontaminasi atau kerancuan, (2) pleonasme, (3) ambiguitas
atau keambiguan, (4) ketidakjelasan subjek, (5) kemubaziran preposisi, (6)
kesalahan logika, (7) ketidaktepatan bentuk kata, (8) ketidaktepatan makna kata,
(9) penga-ruh bahasa daerah, dan (10) pengaru bahasa asing (Putrayasa, 2010:
95).

1. Kontaminasi atau Kerancuan

Kontaminasi ialah suatu gejala bahasa yang dalam bahasa Indonesia diistilah-
kan dengan kerancuan. Rancu artinya kacau. Kalimat yang rancu adalah kali-mat
yang susunannya tidak teratur sehingga informasinya sulit dipahami. Menurut
Badudu dalam Putrayasa (2010:96) gejala kontaminasi ini dapat dibe-dakan
menjadi tiga bagian, yaitu:

a) kontaminasi kalimat

13
b) kontaminasi susunan kata

c) kontaminasi bentukan kata.

2. Pleonasme

a. Pleonasme berarti pemakaian kata-kata yang berlebihan. Berikut ini


beberapa contoh gejala pleonasme.

Contoh:

a) Pada zaman dahulu kala banyak orang menyembah berhala.

b) Mulai dari waktu itu ia jera berjudi

c) Sejak dari kecil ia sakit-sakitan.

d) Sangat sedikit sekali perhatiannya pada pelajaran.

b. Kata kedua sebenarnya tak perlu lagi karena pengertian yang terkandung
pada kata itu sudah terkandung pada kata yang mendahuluinya. Contoh :
naik ke atas, turun ke bawah, mundur ke belakang, maju ke muka, melihat
dengan mata kepala, menendang dengan kaki, dll.

c. Bentuk jamak dinyatakan dua kali. Contoh: Para guru-guru sedang rapat.

3. Ambiguitas atau Keambiguan

Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tefsiran
ganda tidak termasuk kalimat yang efektif. Contoh :

Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.

Berikut adalah perbaikan kalimat di atas :

tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan. (menerangkan mahasiswa)

SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan. (menerangkan baru)

4. Ketidakjelasan Unsur Inti Kalimat

Kalimat yang baik memang harus mengandung unsur yang lengkap. Dalam hal

14
ini, kelengkapan unsur kalimat sekurang-kurangnya harus memenuhi dua hal,
yaitu subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif,
unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur lain, yakni keterangan,
kehadirannya bersifat skunder atau tidak terlalu dipentingkan. Contoh:

a. Pembangunan itu untuk menyejahterakan masyarakat. (S-K)

b. Bagi para mahasiswa yang akan mengikuti ujian harus melunasi uang SPP. (K-
P-O)

Agar menjadi efektif, kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:

a. Pembangunan itu menyejahterakan masyarakat. (S-P-O)

b. Para mahasiswa yang akan mengikuti ujian harus melunasi uang SPP. (S-P-O)

5. Kemubaziran Preposisi dan Kata

Ketidakefektifan kalimat sering disebabkan oleh pemakaian preposisi yang tidak


perlu.

Contoh:

Anak dari Pak Bagus menjadi polisi.

Kalimat tersebut dapat diper-baiki menjadi:

Anak Pak Bagus menjadi polisi.

6. Kesalahan Nalar

Nalar menentukan apakah kalimat yang kita tuturkan adalah kalimat yang logis
atau tidak. Nalar ialah aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis.
Pikiran yang logis adalah pikiran yang masuk akal yang berterima. Contoh :

Dalam lomba itu Raminra dari Bali keluar sebagai juara pertama. Juara ke-dua
diduduki Widi dari Surabaya.

Kalimat-kalimat di atas mengalami kesalahan nalar. Berikut pembenarannya.

Dalam lomba itu, Raminra dari Bali keluar sebagai juara pertama, sedangkan Widi

15
dari Surabaya keluar sebagai juara kedua.

7. Ketidaktepatan Bentuk Kata

Dewasa ini, banyak kita jumpai bentuk kata yang menyimpang (tidak tepat) dari
aturan yang ada. Misalnya: pengrusakan, pengluasan, perlawatan, dan perletakan.
Bentuk seperti ini timbul karena pengaruh bahasa Jawa (Suyanto, 2011: 61).

8. Ketidaktepatan Makna Kata

Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaiannya pun mungkin tidak
akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan, kekaburan, dan salah tafsir. Di
samping ketidaktepatan makna kata yang menjadi penyebab ketidak-efektifan
kalimat, hubungan kata dengan maknanya juga sering menimbulkan
ketidakefektifan kalimat. Kita baru bisa menggunakan kata-kata tersebut dengan
benar jika mengerti hal-hal yang menyangkut masalah hubungan kata dengan
maknanya, seperti masalah konsep makna, homonimi, polisemi, hipernimi dan
hipo-nimi, sinonimi, antonimi, dan konotasi.

9. Pengaruh Bahasa Daerah

Banyak kata dari bahasa daerah masuk ke dalam bahasa Indonesia, mem-perkaya
perbendaharaan kata-katanya. Kata-kata seperti heboh, becus, lumayan,
mendingan, gagasan, gembleng, ganyang, cemooh, semarak, bobot, macet, seret,
awet, sumber, dan melempem, semua berasal dari bahasa daerah.

Kata-kata bahasa daerah yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia


tampaknya tidak menjadi masalah jika digunakan dalam pemakaian sehari-hari.
Akan tetapi, bahasa daerah yang belum berterima dalam bahasa Indo-nesia inilah
yang perlu dihindari penggunaannya agar tidak menimbulkan kemacetan dalam
berkomunikasi sehingga informasi yang disampaikan men-jadi tidak efektif.

10. Pengaruh Bahasa Asing

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bahasa


lain, bahasa daerah dan bahasa asing. Pengaruh itu di satu sisi dapat memperkaya
khazanah bahasa Indonesia, tetapi di sisi lain dapat juga meng-ganggu kaidah tata

16
bahasa Indonesia sehingga menimbulkan ketidakefektifan kalimat.

2.5 Contoh Kasus di Dalam Kalimat Efektif

A.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat_efektif

https://www.slideshare.net/RezaKene/kalimat-efektif-baru

https://123dok.com/article/faktor-penyebab-ketidakefektifan-kalimat-kalimat-
kalimat-efektif.dzx34g4z

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5533971/kalimat-efektif-definisi-syarat-
ciri-ciri-dan-contohnya

18

Anda mungkin juga menyukai