Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SEJARAH

AKTIVITAS MANUSIA DALAM RUANG DAN WAKTU

Disusun Oleh:
1. I GEDE EKA MAHARDIKA (05)
2. I WAYAN AGUS GAMANTARA (14)
3. JEANE ANASTASIA F. METEMKO (17)
4. NI LUH NYOMAN SUTRINI (27)
5. NI MADE AYU JULIANTI PUTRI (29)

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga tugas ini dapat tersusun hingga selesai. Berkat pemberian rahmat-Nya, naskah
yang kami susun sebagai tugas ini dapat kami selesaikan sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Maha Besar dan Maha Pemurah Tuhan dengan segala pemberian-Nya.
Penulis sangat berharap semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar tugas ini bisa
menginspirasi pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Sukawati, 00 Bulan 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH....................................................................................2
1.3. TUJUAN.............................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1. Apa itu gempa?..................................................................................................3
2.2. Kapan & mengapa gempa itu terjadi?............................................................3
2.3. Dimana gempa itu terjadi?...............................................................................4
2.4. Apa dampak dari gempa itu?...........................................................................4
BAB III..................................................................................................................................6
METODE PENELITIAN................................................................................................6
3.1. Apa itu metode penelitian?...............................................................................6
3.1.1. Metode yang digunakan.............................................................................6
3.1.2. Narasumber.................................................................................................6
3.1.3. Jawaban dari narasumber.........................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kata sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Bahasa Melayu
mengambil dari kata Arab yaitu Syajarah yang artinya pohon. Dalam bahasa Inggris
disebut history yang berarti ilmu yang menelaah hal ihlwal manusia dalam urutan
kronologis. Kata history berasal dari Bahasa Yunani, yaitu historia yang berarti informasi
dan pencarian. Adapun dalam bahasa Jerman sejarah yang disebut geschichte, yang
memiliki arti sesuatu yang telah terjadi. Jadi, sejarah merupakan ilmu yang menyelidiki
perkembangan atau asal usul terjadinya suatu peristiwa di masa lampau yang masih di
ingat sampai saat ini.
Kehidupan Manusia dalam Ruang dan Waktu. Ruang merupakan tempat terjadinya
berbagai peristiwa alam, peristiwa social, dan peristiwa sejarah dalam proses perjalanan
waktu. Ruang tidak bisa dipisahkan dari tempat, area, kawasan, dan keberadaan. Dalam
sejarah, konsep ruang berkaitan dengan aspek geografis atau tempat terjadinya peristiwa.
Keberadaan unsur ruang akan mempermudah pemahaman tentang suatu peristiwa.
Sedangkan Waktu dapat diartikan sebagai satu kesatuan, seperti detik, jam, hari, minggu,
bulan, tahun, dan abad. Waktu dapat dipahami sebagai sebuah kesempatan atau peluang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika
proses, pembuatan, dan keadaan berada atau berlangsung. Konsep waktu dalam sejarah
erat kaitannya dengan peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Ruang dan Waktu merupakan panggung kehidupan manusia. Manusia hidup
dalam Ruang dan Waktu. Ruang dapat diartikan sebagai tempat terjadinya sesuatu dan
waktu merupakan kapan peristiwa di tempat tersebut terjadi. Segala sesuatu yang dapat
dilakukan manusia tidak dapat dilepaskan dari dimensi ruang dan waktu. Kita lahir dan
besar disuatu ruang (kota) dan waktu (hari, bulan, dan tahun). Kita makan dan tidur juga
terjadi di ruang yang diikuti waktu. Kita belajar pun berlangsung di suatu ruang yang
diiringi waktu.
Aktivitas Manusia dalam Ruang dan Waktu. Aktivitas manusia, seperti makan,
tidur, berkerja, dan belajar berada di suatu tempat dalam suatu waktu.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
a) Apa itu gempa?
b) Kapan & mengapa gempa itu terjadi?
c) Dimana gempa itu terjadi?
d) Apa dampak dari gempa itu?

1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Agar pembaca lebih mengetahui mengenai salah satu bencana yang sangat amat
merugikan di Indonesia yaitu gempa Yogyakarta pada tahun 2006.
2) Setelah mengetahui bencana tersebut, pembaca diharapkan agar lebih waspada
terhadap bencana yang mungkin terjadi di masa depan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Apa itu gempa?


Gempa Bumi merupakan bencana alam yang datangnya secara tiba-tiba dan dalam
waktu yang relative singkat menghancurkan semua yang ada di muka bumi ini baik harta,
benda, dan manusia. Sedangkan menurut Ludgens (1982) Gempa Bumi adalah getaran
bumi yang dihasilkan oleh percepatan energi yang dilepaskan, energy ini menyebar ke
segala arah dari pusat sumbernya. (Hidayat, N. 1997)
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi
merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Banyak daerah-daerah di
Indonesia yang memiliki potensi bencana tersebut, salah satunya adalah Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya berada di dua lempeng aktif, IndoAustralia dan
Eurasia yang membentang dari belahan barat Sumatera hingga belahan selatan Nusa
Tenggara. Hal tersebut menyebabkan wilayah Yogyakarta dan sekitarnya sangat rawan
terjadi gempa bumi tektonik, salah satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa
tektonik yang terjadi pada hari Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.53 WIB. BMKG (Badan
Meteoroligi Klimatologi dan Geofisika) mencatat gempa berpusat di bawah laut dengan
kedalaman 11,3 km, 37 km di selatan Yogyakarta dengan kekuatan gempa 5,9 Skala
Richter. Badan Survei Geologi Amerika Serikat (U.S. Geological Survey) mencatat
kekuatan gempa sebesar 6,3 Skala Richter pada kedalaman 10Km.

2.2. Kapan & mengapa gempa itu terjadi?


Gempa itu terjadi pada hari Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.53 WIB. BMKG (Badan
Meteoroligi Klimatologi dan Geofisika) mencatat gempa berpusat di bawah laut dengan
kedalaman 11,3 km , 37 km di selatan Yogyakarta dengan kekuatan gempa 5,9 Skala
Richter. Badan Survei Geologi Amerika Serikat (U.S. Geological Survey) mencatat
kekuatan gempa sebesar 6,3 Skala Richter pada kedalaman 10Km.
Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya berada di dua lempeng aktif, IndoAustralia dan
Eurasia yang membentang dari belahan barat Sumatera hingga belahan selatan Nusa
Tenggara. Hal tersebut menyebabkan wilayah Yogyakarta dan sekitarnya sangat rawan
terjadi gempa bumi tektonik.

3
2.3. Dimana gempa itu terjadi?
Pusat gempa terletak di daratan selatan Yogyakarta (7.962° Lintang Selatan,
110.458° Bujur Timur). Laporan Inter Agency Standing Committee – IASC (2006)
menyebutkan bahwa dua wilayah terparah adalah Kabupaten Bantul di D.I. Yogyakarta
dan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah.

2.4. Apa dampak dari gempa itu?


Pada tanggal 27 Mei 2006 pukul 05:54:01 WIB wilayah Yogyakarta dan Jawa
Tengah diguncang gempa bumi kuat berpusat di darat dengan magnitudo tercatat Mw : 6,2
(USGS), sedangkan data BMG gempabumi ini bersumber di laut dengan magnitudo 5,8
Skala Richter (SR). Gempa bumi ini mengakibatkan bencana di wilayah Yogyakarta dan
Jawa Tengah dengan korban jiwa lebih dari 5.700 orang (Bakornas Aju Yogyakarta),
ribuan bangunan roboh dan mengalami kerusakan. Goncangan gempabumi ini cukup kuat
yang mengakibatkan kerusakan geologi yang dapat diamati dipermukaan tanah berupa :
longsoran (landslide), retakan tanah (ground fracturing), dan pelulukan (liquefaction).
Laporan Inter Agency Standing Committee – IASC (2006) menyebutkan bahwa
dua wilayah terparah adalah Kabupaten Bantul di D.I. Yogyakarta dan Kabupaten Klaten
di Jawa Tengah. Gempa bumi tektonik tersebut mengakibatkan korban tewas seketika
sebanyak 5.744 orang dan melukai lebih dari 45.000 orang. Sebanyak 350.000 rumah
hancur/rusak berat dan 278.000 rumah rusak sedang/ringan. Dampak gempa ini
menyebabkan 1,5 juta orang tidak memiliki rumah karena rusak atau hancur, total
penduduk terdampak gempa adalah 2,7 juta jiwa.
Beberapa faktor penyebab utama timbulnya banyak korban akibat bencana gempa
adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bencana dan kurangnya
kesiapsiagaanan masyarakat dalam mengantisipasi bencana tersebut.
Hasil dari pengamatan tim relawan UPI, menunjukkan bahwa Kabupaten Klaten
merupakan wilayah Jawa Tengah terparah akibat gempa, atau terparah kedua setelah
Kabupaten Bantul. Seluruh Kecamatan di Kabupaten Klaten terkena dampak gempa
tersebut, yang paling parah adalah Kecamatan Wedi. (Riset UPI, Membangun kembali
Desa Pacing yang Hancur Akibat Gempa).
Dampak gempa tahun 2006 di Kecamatan Wedi mengakibatkan 335 orang
meninggal, 2799 orang luka-luka, 6179 rumah roboh, 4714 rusak berat, dan 2978 rusak
ringan (Sumber: BAPPEDA Klaten). Desa Dengkeng merupakan salah satu desa di

4
Kecamatan Wedi yang terkena dampak gempa yang cukup parah, 2 orang meninggal
dunia, 57 orang luka-luka, dari 661 rumah di Desa Dengkeng 547 roboh, 112 rusak berat, 2
rusak ringan. Dampak gempa juga merusak fasilitas umum di Desa Dengkeng antara lain,
Jalan desa retak, Kantor Kelurahan, Balai pertemuan, SD, TK, Masjid roboh dan rusak
berat. Selain itu juga menyebabkan seluruh sumur warga desa menjadi keruh dan tidak
layak konsumsi, (Sumber: Kantor Kelurahan Desa Dengkeng).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Apa itu metode penelitian?


Metode penelitian adalah suatu proses atau cara yang dipilih secara spesifik untuk
menyelesaikan masalah yang diajukan dalam sebuah riset. Sedangkan pengertian
metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang menjelaskan bagaimana seharusnya sebuah
penelitian dilakukan.

3.1.1. Metode yang digunakan.


Metode yang kami gunakan yaitu metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
adalah metode penelitian yang menguji teori tertentu dan mencari data penelitian
dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Berbagai variabel tersebut diukur secara
matematis dan statistik hingga data yang berbentuk angka-angka dianalisis berdasarkan
prosedur statistika. Kita dapat melakukan metode penelitian kuantitatif melalui
penelitian survei menggunakan angket/kuesioner.
Adapun langkah-langkah penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut.
1) Menentukan topik penelitian.
2) Mencari informasi dari berbagai sumber.
3) Membuat rumusan masalah, dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
4) Menentukan metode penelitian yang hendak dipakai, yaitu metode kuantitatif.
5) Melakukan survei dengan menyebarkan angket dan kuesioner kepada
responden.
6) Mengolah dan menganalisis data penelitian.
7) Membuat laporan penelitian.

3.1.2. Narasumber.
Krishna S. Pribadi, dkk, pendidikan siaga bencana ITB. 2008
BMKG (Badan Meteoroligi Klimatologi dan Geofisika)
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (U.S. Geological Survey)
Laporan Inter Agency Standing Committee – IASC (2006)
Riset UPI, Membangun kembali Desa Pacing yang Hancur Akibat Gempa
BAPPEDA Klaten

6
Kantor Kelurahan Desa Dengkeng
S, K. (2008). pendidikan siaga bencana ITB.
Kirana, C. (t.thn.). Modul Belajar Praktis IPS - Sosiologi SMA/MA Kelas X
Semester 1. Viva Pakarindo .

3.1.3. Jawaban dari narasumber.


Kami telah membuat sebuah kuesioner yang diisi beberapa pertanyaan dan
menyebarkannya kepada beberapa responden.
Berikut jawaban dari para responden pada kuesioner yang telah kami
sebarkan sebelumnya.

Pertanyaan 1. Pernahkan Anda mendengar mengenai gempa Jogja 2006?

Gambar 1. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 1.


Berdasarkan jawaban responden, ternyata kebanyakan responden yang kami tanyakan
mengetahui mengenai Gempa Yogyakarta 2006.

Pertanyaan 2. Darimana Anda mengetahui bencana tersebut? 

7
Gambar 2. Diagram jawaban responden pada pertanyaan nomer dua.
Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa kebanyakan dari para responden
mengetahui tentang Gempa Jogja 2006 melalui Internet/Media Sosial.

Pertanyaan 3. Menurut Anda, apa dampak dari bencana tersebut untuk masyarakat? 
Berdasarkan pertanyaan nomer 3, kebanyakan responden manjawab bahwa
dampak dari bencana tersebut untuk masyarakat adalah banyaknya kerugian baik
harta maupun benda. Peristiwa ini menimbulkan banyak korban jiwa dan korban
luka-luka, baik luka ringan hingga luka parah. Dari bencana ini, banyak masyarakat
kehilangan tempat tinggal sehingga banyak yang harus mengungsi. Rusaknya
fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, dll, menyebabkan masyarakat tidak dapat
menggunakannya sehingga harus menumpang ke daerah lain. Bencana ini juga
menyebabkan trauma pada masyarakat yang kehilangan tempat tinggalnya,
keluarganya, temannya, dll.

Pertanyaan 4. Menurut pendapat Anda, upaya apa saja yang perlu dilakukan guna
menanggulangi peristiwa tersebut?
Untuk pertanyaan nomer 4, beberapa responden menyatakan bahwa diperlukannya
pencegahan terhadap bencana ini dengan salah satunya membangun tempat
perlindungan anti gempa dan juga membuat alat pendeteksi gempa sehingga kita dapat
mengantisipasi besarnya kerugian yang terjadi jika kita mengetahui kapan gempa itu
mungkin terjadi.

8
DAFTAR PUSTAKA
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). (online).
(www.google.com/BMKG, Diakses 08/09/2022)
Hidayat, N. &. (1997). Gempa Bumi dan Mekanismenya .
Kirana, C. (n.d.). Modul Belajar Praktis IPS - Sosiologi SMA/MA Kelas X Semester 1.
Viva Pakarindo
Laporan Inter Agency Standing Committee – IASC (2006)
Profil Desa dan Kelurahan. 2013. Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.
Razzaaq, H. A. (2014 ). Bentuk Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana
Gempa Bumi Tektonik di Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.
S, K. (2008). pendidikan siaga bencana ITB.

Anda mungkin juga menyukai