Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN BENCANA TEMU 12

KAJIAN PERMASALAHAN DAN PENANGGULANGAN GUNUNG


MELETUS

Oleh Kelompok 5 :
1. A.A Istri Revaliana Pradnyandari (193213006)
2. Dewa Ayu Made Febriari (193213009)
3. I Gusti Ayu Made Indri Amanda (193213014)
4. I Pande Nyoman Widyawati (193213018)
5. Ni Komang Bunga Triska Yuniari (193213027)
6. Ni Komang Devi Arianti (193213028)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari
mata kuliah Keperawatan Bencana.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan


dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan
beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa selesai tepat waktu. Oleh karena itu,
melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki.
Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat
memotivasi kami agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 23 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 KAJIAN PERMASALAHAN GUNUNG MELETUS....................................................3
2.2 PENANGANAN TERJADINYA GUNUNG MELETUS...............................................4
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan daerah yang rawan dan beresiko tinggi terhadap bencana. Hal in
i didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2014) yang mengatakan bahw
a Indonesia rawan bencana terkait dengan kondisi geografis, geologi, dan hidrologis dan t
erletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia. Bencana bisa terjadi kapan dan dima
na saja. Dampak yang ditimbulkan bencana yaitu kematian, kerusakan infrastruktur, kerus
akan lingkungan, kerugian materi, dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa be
ncana adalah peristiwa yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia dan menimb
ulkan dampak yang merugikan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bencana. Menurut Noor (2014) fa
ktor penyebab bencana yaitu faktor yang disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster)
dan faktor ulah manusia (man made disaster). Faktor alam yaitu bencana gunung meletus,
banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, kebakaran. Sedangkan faktor ulah manusia y
aitu terror bom, kelaparan kerusuhan massal. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggg
ulangan Bencana (BNPB), selama tahun 2016 terdapat 2.342 kejadian bencana dan meng
alami kenaikan 35% jika dibandingkan dengan jumlah bencana pada 2015. Dampak yang
ditimbulkan akibat bencana yakni 522 orang meninggal dunia dan hilang, 3,05 juta jiwa
mengungsi dan menderita, 69.287 unit rumah rusak dan 2.311 unit fasilitas umum rusak.
Dari data diatas dapat disimpulkan kedua faktor penyebab bencana tersebut menimbulkan
dampak yang merugikan.
Bencana alam merupakan peristiwa yang terjadi di seluruh dunia. Hal ini didukung ol
eh data The Centre for Research on the Epidemiology of Disaster/ CRED (2015), 2 yang
mengatakan bahwa sejak tahun 1994 hingga 2013, telah terjadi bencana alam di seluruh d
unia sebanyak 6.873 bencana dan wilayah ASIA dilanda sebanyak 2.778 bencana selama
20 periode terakhir. Salah satu bencana yang sering terjadi di berbagai belahan dunia yait
u bencana gunung meletus. Di Negara Cape Verde di Samudra Atlantik terdapat gunung b
erapi Fogo yang meletus pada tahun 2014 sehingga mengakibatkan dua desa hancur dan
memakan 72 korban jiwa (Gonzales 2016). Di wilayah ASIA tepatnya di negara Jepang te
rdapat gunung api Ontake yang meletus pada tahun 2014 dan mengakibatkan beberapa ru
mah hancur dan memakan korban jiwa 18 orang (Maeno, 2016). Dari data statistika yang

1
ada di dunia, bencana gunung meletus menimbulkan dampak merugikan berupa kerusaka
n dan memakan korban jiwa. Indonesia memiliki lebih dari 500 gunung api dengan 127 di
antaranya berstatus aktif. Gunung-gunung api aktif tersebut yang tersebar di wilayah Sum
atera (30), Jawa (35), Bali dan Nusa Tenggara (30), Maluku (16), dan Sulawesi (18). Sela
in itu, Indonesia pernah menjadi tempat terjadinya dua letusan gunung api terbesar di duni
a. Tahun 1815 Gunung Tambora yang berada di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat m
eletus dan memakan korban jiwa 10.000 orang (Badan Nasional Penanggulangan Bencan
a, 2014). Dan pada tahun 1883 Gunung Krakatau meletus dan memakan korban jiwa 36.0
00 orang (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2015). Jadi dapat dikatakan bahwa I
ndonesia merupakan negara dengan kawasan banyak gunung berapi yang masih aktif mel
etus.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja kajian permasalahan gunung Meletus?


2. Bagaimana penanganan gunung Meletus?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kajian permasalahan gunung Meletus.
2. Untuk mengeahui penanganan gunung Meletus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KAJIAN PERMASALAHAN GUNUNG MELETUS

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam per
ut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar ya
ng terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih d
ari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikelu
arkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapa
t menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sam
pai sejauh radius 90 km.

1. Permasalahan yang muncul akibat terjadinya gunung meletus anatara lain:

Menurut (Myers & Brantley, 1995:95-231) Tingkat kerusakan lahan dapat dipengaruhi
oleh sebaran awan panas, material Awan panas dibagi menjadi dua yaitu pyroclastic flow dan
pyroclastic surge, pyroclastic flow adalah longsoran abu panas dengan kecepatan tinggi, frag
men batuan, dan meluncurkan gas menuruni sisi gunung berapi selama letusan, ledakan atau
ketika tepi curam kubah terpisah dan runtuh. Aliran ini bisa mencapai suhu 1.500°F dan berg
erak dengan kecepatan 100-150 mil per jam, mampu merobohkan dan membakar segala sesu
atu di jalur yang dilewati. Pyroclastic surge menurut (Hoblitt, Miller, & Scott, 1987:87-297) a
wan dengan berat jenis yang rendah, puing batu dan udara atau gas lainnya yang bergerak di
atas permukaan tanah dengan kecepatan tinggi.Surge biasanya mendekat di permukaan tanah
dan tergantung pada kepadatan dan kecepatan, biasanya dikontrol oleh topografi yang menda
sarinya, dengan panas diatas 100°C yang cukup merusak apa yang dilewatinya. Pyroclastic fl
ow memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan Pyroclastic surge. Dan aliran pyro
clastic flow biasanya melewati aliran sungai. Pada pyroclastic flow biasanya terdapat batu ber
ukuran > 1 meter.

Selain sebaran awan panas ketebalan timbunan material, jarak terhadap puncak Merapi,
tingkat erosi pasca erupsi, serta hilangnya vegetasi karena suhu yang sangat tinggi juga memp
egaruhi tingkat kerusakan lahan. Dengan ketebalan material (0,5m) tingkat kerusakan tinggi,
untuk ketebalan (0,3m) maka kerusakan lahan sedang, dan untuk ketebalan (0,1m) kerusakan
lahannya rendah (Kajian Lingkungan Hidup Merapi, BLH 2011 : 27-35).Ketebalan material v

3
ulkanik mempengaruhi mudah atau tidaknya lahan tersebut dibudidayakan kembali. Semakin
mudah lahan dibudidayakan kembali maka tingkat kerusakan lahan semakin rendah..

Suhu yang sangat tinggi dari material awan panas, dapat memusnahkan apa saja yang di
laluinya. Termasuk vegetasi, semakin banyak vegetasi yang hilang akibat awan panas, maka
daerah tersebut, tingkat kerusakannya tinggi. Kerusakan lahan rendah maka tingkat erosi rend
ah pasca erupsi Merapi. Lahan yang dapat dibudidayakan atau digunakan kembali pasca erup
si Merapi maka lahan tersebut tingkat kerusakannya rendah, karena tidak adanya faktor pemb
erat atau pembatas untuk membudidayakan kembali lahan tersebut

2.2 PENANGANAN TERJADINYA GUNUNG MELETUS :

1 . Sebelum Terjadi Letusan

Tindakan yang harus dilakukan oleh pihak berwenang / pemerintah sebelum terjadi letusan ad
alah sebagai berikut.

1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada gunung api yang sedang aktif
2. Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana letusan gunung api, peta zon
a risiko bahaya gunung api, serta peta pendukung lainnya, seperti peta geologi gunung
api
3. Membuat langkah - langkah prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung a
pi.
4. Melakukan bimbingan dan penyebarluasan informasi gunung api kepada masyarakat.
5. Penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di gunung api.
6. Peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya, seperti peningkatan sarana dan
prasarana

Tindakan yang harus dilakukan oleh individu / masyarakat sebelum terjadi letusan adalah seb
agai berikut.

1. Mengenali daerah setempat yang dapat dijadikan tempat mengungsi


2. Memantau dan mendengarkan informasi tentang status gunung api
3. Mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari pihak yang bertanggung jawab.
4. Memiliki persediaan kebutuhan - kebutuhan dasar, seperti obat - obatan dan makanan y
ang memadai.

4
5. Mengikuti arahan evakuasi pihak berwenang.

   6. Membawa barang - barang yang berharga, terutama dokumen dan surat penting.

 Tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah / pihak berwenang saat terjadi letusan adala
h sebagai berikut :

1. Membentuk tim gerak cepat.


2. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan yang didukung dengan penambahan peralat
an yang lebih memadai.
3. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan menurut alur dan frekuensi pelaporan sesuai d
engan kebutuhan.
4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat saat terjadi letusan adalah sebagai
berikut.

1. Jika ada evakuasi, pastikan tidak kembali ke kediaman sampai keadaan sudah dipastika
n aman.
2. Hindari daerah rawan bencana, seperti lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar.
3. Ketika melihat lahar atau benda lain yang mendekati rumah, segera selamatkan diri dan
cari perlindungan terdekat.
4. Lindungi diri dari debu dan awan panas.
5. Pakailah kacamata pelindung.
6. Pakailah masker kain untuk menutup mulut dan hidung.

2. Setelah Terjadi Letusan

Tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah / pihak berwenang setelah terjadi letusan ada
lah sebagai berikut.

   1. Menginventarisasi data, yang mencakup sebaran dan volume hasil letusan.

   2. Mengidentifikasi daerah yang terkena dan terancam bahaya.

   3. Memberikan sarana penanggulangan bahaya.

   4. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak.

5
   5. Menurunkan status tingkat kegiatan.

   6. Melanjutkan pemantauan rutin, meskipun keadaan sudah menurun.

   7. Memberikan sarana penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang.

7. Membangun kembali bangunan, sarana, dan fasilitas lainnya yang terkena bencana.

 Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat setelah terjadi letusan adalah seba
gai berikut.

1. Mengikuti informasi perkembangan status gunung api.


2. Apabila sudah dianggap aman dan dapat kembali, periksalah rumah dan barang lain yan
g ada.
3. Menghubungi dan mengecek saudara dan kerabat yang lain.
4. Bersama dengan warga dan pemerintah bergotong royong membersihkan dan memperb
aiki sarana - sarana yang masih dapat dimanfaatkan.
5. Jauhi daerah yang terkena hujan abu.
6. Membantu tim medis menolong para korban.

6
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam pe
rut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Suhu yang sangat tinggi dari
material awan panas, dapat memusnahkan apa saja yang dilaluinya. Termasuk vegetasi, sema
kin banyak vegetasi yang hilang akibat awan panas, maka daerah tersebut, tingkat kerusakann
ya tinggi. Kerusakan lahan rendah maka tingkat erosi rendah pasca erupsi Merapi.

Perlu adanya Tindakan yang kuat untuk penanganan bencana gunung Meletus seperti
Pendidikan pada masyarakat , mengenali situasi di lingkungan gunung Meletus, maupun haru
s adanya tim gerak cepat yang dapat menangani bencana alam.

3.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan para pembaca dapat memahami dan menyebarluaskan
informasi ini pada masyarakat umum untuk menangani situasi bencana alam terutama gunung
Meletus, dengan adanya Pendidikan dini maka dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas
masyarakat Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Djauhari Noor. 2014. Geologi untuk Perencanaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika

Pressindo, Jakarta.

Gonzalez P, Bagnardi M, Hooper A, Larsen Y, Marinkovic P, Samsonov S, Wright T.


(2016). The 2014-2015 eruption of Fogo volcano: Geodetic modeling of
Sentinel-1 TOPS interferometry. Geophysical Research Letter, 42, 9239-9246

BNPB. (2019). Bencana Alam Di Indonesia Tahun 2018 s/d 2019

Anda mungkin juga menyukai