Disusun Oleh
Kelompok 2 / Kelas 7B :
i
14. Nur Layli (1130018053)
15. Chusnul Chotimah (1130018054)
16. Ajeng Trisnawati (1130018055)
17. Erika Ayu Nur Halisha (1130018057)
18. Siti Aemah (1130018059)
19. Silvia Anggraini (1130018060)
20. T. Fahzilatul Zrechva (1130018062)
Dosen Fasilitator :
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Bencana yang berjudul “ Masalah Gempa Bumi” dapat selesai seperti waktu
yang telah direncanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran
berbagai pihak yang memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Fasilitator mata kuliah Keperawatan Bencana, Priyo Mukti P.WS. Kep.,
M.Kep.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan
semangat agar makalah ini dapat kami selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas budi
baik yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang kami sebutkan di atas. Tak
ada gading yang tak retak, untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang
telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta
kekeliruan baik dari segi teknis maupun non - teknis. Untuk itu penyusun
membuka pintu selebar-lebarya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran
dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan
mendatang, dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak
berkenan dihati pembaca mohon dimaafkan.
iii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................4
BAB 3 PENUTUP............................................................................................24
3.1 kesimpulan..................................................................................................24
3.2 saran............................................................................................................24
SKENARIO ROLEPLAY................................................................................26
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Gempa bumi merupakan getaran dari kulit bumi yang bersifat sementara
dan kemudian dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang seismic,
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi (Sulistiyani, 2012).
Getaran tersebut diakibatkan oleh adanya pelepasan energy dari pergerakan
lempeng-lempeng tektonik, yaitu lempeng yang bergerak saling mendekat
(konvergen), saling menjauh (divergen), dan saling melewati (transform).
Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut terjadi secara terus-menerus serta
menjadi salah satu pemicu terjadinya peristiwa geologi seperti gempa bumi,
peristiwa gunung berapi, munculnya gunung berapi, munculnya gunung api
dibawah laut dan sebagainya. Gempa bumi terdiri dari dua gelombang yaitu P-
Wave dan S-Wave, dua gelombang inilah yang membedakan gelombang gempa
dengan gelombang yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
1
banyak menimbulkan bencana gempa bumi. Gempa bumi tektonik dipicu oleh
pergerakan lempeng kerak bumi (lempeng tektonik) yang pergerakannya
berlangsung secara terus menerus. Pamantauan real time akan getaran seismic
terus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis perakatan seperti
seismograph.
Besar kecilnya bencana yang diakibatkan oleh gempa bumi ditentukan oleh
dua faktor utama yaitu karakteristik gempa dan tingkat kesiapan dalam
menghadapi datangnya bencana. Oleh karena itu upaya mitigasi perlu di dukung
oleh studi tentang karakteristik gempa bumi dan peningkatan kesiapan dalam
menghadapi bencana. Studi karakteristik gempa bumi disebut studi seismisitas
yang meliputi: kekuatan gempa bumi yaitu besaran energi yang di keluarkan saat
kejadian gempa bumi yang biasanya di sebutkan dengan besaran magnitude,
lokasi pusat gempa bumi yaitu tempat terjadinya gempa bumi yang biasanya
divisualisasikan dalam bentuk koordinat geografis dan disertai dalam kedalaman
dari sumber gempa bumi yang terjadi tersebut, mekanisme pensesaran gema bumi
yaitu penentuan model pensesaran akibat gempa bumi yang terjadi untuk
menentukan mekanisme gempa bumi yang terjadi pada sumber, apakah itu
patahan normal, patahan naik, patahan geser ataupun kombinasi dari ketiganya
dan frekuensi kejadian gempa bumi yaitu distribusi kejadian gempa bumi yang
terjadi pada suatu daerah tertentu yang menunjukkan seberapa aktif suatu daerah
terhadap kejadian gempa bumi (munir, 2003).
2
Untuk itu diperlukan upaya mitigasi bencana melalui kegiatann
perencanaan pembangunan dan tata ruang wilayah berbasis kebencanaan,
identifikasi daerah rawan bencana, pembuatan peta jalur dan pemasangan rambu-
rambu untuk evakuasi sosialiasi dan simulasi menghadapi bencana. Serta
melakukan penentuan seismisitas untuk mengetahui seberapa besar tingkat risiko
gempa bumi, sebagai masukan kepada pemerintah dan masyarakat untuk
meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
Dengan membuat makalah tentang peristiwa bencana gempa bumi,
mahasiswa mampu memahami sedikit tentang peristiwa gempa bumi dan
dapat memahami cara untuk menangani masyarakat yang telah mengalami
bencana gempa bumi.
BAB 2
PEMBAHASAN
Adapun teori tentang gempa bumi yaitu, lapisan kulit bumi dengan
ketebalan 100 km mempunyai temperature relative jauh jauh lebih rendah
dibanding dengan lapisan dalamnya (mantel dan inti bumi) sehingga terjadi aliran
konveksi dimana massa dengan temperature tinggi mengalir ke daerah temperatu
rendah atau sebaliknya. Teori aliran konveksi ini sudah lama berkembang untuk
menerangkan pergeseran lempeng tektonik yang menjadi penyebab utama
terjadinya gempa bumi tektonik atau lebih dikenal dengan gempa bumi.
4
oleh gesekan ini sebagian besar lepas dalam bentuk panas ke dalam bumi, dan
sebagian kecil saja karena terasa oleh kita sebagai goncangan atau dikenal sebagai
energy seismic. Selain terjadi pergesekan lempeng, bisa juga terjadi perekahan
didalam lempeng itu sendiri. Jika ada gaya yang bekerja cukup besar, maka
lempeng kerak bumi akan retak dan mengakibatkan goncangan. Goncangan
tersebut akan menyebabkan timbulnya patahan pada permukaan bumi.
1. Intensitas 1
a. Tidak begitu terasa adanya getaran
b. Air dalam wadah goyang sedikit
2. Intensitas 2
a. Getaran terasa tetapi lemah
b. Dirasakan oleh banyak orang di dalam ruangan, terutama di lantai
atas sebuah bangunan
c. Benda yang digantung bergoyang agak kuat
d. Air tenang bergoyang agak kuat
3. Intensitas 3
a. Getaran dirasakan nayta didalam rumah
b. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu
4. Intensitas 4
a. Pada siang hari banyak orang dalam rumah
b. Diluar ruangan hanya beberapa orang
c. Gerabah pecah
d. Jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi
5. Intensitas 5
a. Terasa adanya getaran yang kuat
b. Dirasakan oleh banyak orang baik di dalam maupun diluar ruangan.
Banyak orang tidur yang terbangun. Beberapa orang menjadi
5
ketakutan, dan lari keluar ruangan. Getaran dan goyangan kuat
dirasakan di seluruh bangunan
c. Benda yang digantung bergoyang kencang. Peralatan makan berbunyi
dan bergetar, beberapa pecah. Obyek kecil ringan dan tidak stabil
mungkin jatuh dan terbalik.
d. Air dalam wadah tumpah
e. Daun dan dahan pohon terlihat bergoyang
6. Intensitas 6
a. Getaran terasa sangat kuat
b. Banyak orang yang merasa ketakutan, dan banyak yang berlari keluar
ruangan. Beberapa orang kehilangan keseimbangan. Pengendara motor
merasa nyetir dengan ban kemps
c. Benda berat dan furniture bergerak atau bergeser. Lonceng kecil
digereja atau menara mungkin berbunyi. Plester dinding banyak yang
retak. Rumah tua atau bangunan sederhana dan struktur buatan
manusia akan mengalami kerusakan sedikit
d. Beberapa batuan besar diperbukitan atau gunung akan jatuh
menggelinding
e. Pohon besar akan bergoyang.
7. Intensitas 7
a. Getaran merusak lingkngan fisik sekitar
b. Banyak orang merasa ketakutan dan berlari keluar
c. Sulit untuk berdiri tegak di atas lantai.
d. Benda berat, furniture terbalik dan kendaraan bertabrakan
e. Bangunan tua dan sederhana akan mengalami kerusakan
f. Keretakan mungkin akan terlihat dibendungan, kolam ikan,
permukaan tanah, atau dinding yang terbuat dari batako
g. Dapat diamati terjadinya likuifaksi, penyebaran tanah dan tanah
longsor. Adapunyang dimaksud dengan likuifaksi yaitu proses
dimana tanah kehilangan kekuatan karena gempa bumi sehingga
mengalir cairan.
h. Pohon bergoyang cukup keras
6
8. Intensitas 8
a. Getaran yang terjadi sangat merusak
b. Orang-orang panic dan sulit berdiri meskipun diluar ruangan
c. Banyak bangunan kokoh rusak parah. Bendungan dan jembatan
hancur atau terbalik akibat perubahan tanah. Rel kereta bengkok
atau rusak.
d. Batu nisan mungkinberubah tempat, atau terbalik. Pos pengawas,
menara, monument mungkin miring atau terjatuh.
e. Likuifaksi dan penyebaran tanah mengakibatkan bangunan buatan
manusia menjadi tanggalam, miring dan jatuh.
f. Banyak tanah longsor dan batu yang jatuh didaerah bukit atau
pegunungan.
g. Dapat dilihat adanya celah ditanah, pohon bergoyang dengan keras,
air keluar dari bendungan atau penampungan air
9. Intensitas 9
a. Lingkungan fisik hancur. Kebanyakan bangunan rusak para,
jembatan dan bangunan beton yang berada diatas tanah hancur,
patah dan terbalik.
b. Manusia terlempar ke tanah
c. Banyak pos pengawas, menara dan monument miring, hancur atau
terbalik. Pipa air dan pembuangan bengkok.
d. Banyak terjadi longsor dan likuifaksi dengan penyebaran tanah dan
lapisan pasir
e. Air sungai menyiprat dengan kuat, air di bendungan atau reservoir
menyembur keluar
10. Intensitas 10
a. Bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri, jembatan rusak dan
terjadi lembah
b. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali
c. Tanah terbelah, rel melengkung sekali
7
d. Gelombang tampak pada permukaan tanah
e. Pemandangan menjadi gelap
2.3 Aspek etik dan issue dalam keperawatan bencana
Aspek etik dan isu etik dalam keperawatan bencana merupakan suatu hal
yang penting harus diketahui oleh perawat. Menurut Veenema (2012)
menyatakan aspek dan isu tersebut meliputi :
2. Informasi kesehatan
8
Menurut MSEHPA (2002) dikutip oleh Hart dalam Veenema (2012)
menjaga isu kerahasiaan data individu dalam dua cara yaitu :
9
b. Isolasi : penempatan orang atau barang yang diketahui mengandung
penyakit dalam waktu tertentu sehingga penyakit tidak menyebar
4. Vaksinasi
10
Screening dan testing merupakan upaya pelayanan kesehatan
public yang berbeda. Testing biasanya mengacu pada prosedur medis
untuk memeriksa apakah seseorang mempunyai suatu penyakit tertentu.
11
emergency. Perawat dari wilayah lain boleh membantu melalui
recruitment yang resmi dalam periode waktu tertentu. Di New
York lembaga yang resmi ditunjuk melakukan recruitment adalah
American National Red Cross.
9. Profesional liability
12
mungkin dikatakan malpraktik dan harus mengganti kerugian akibat
dari memberikan layanan dibawah standar meskipun dalam situasi
darurat. Untuk itu, perawat hendaknya memberikan pelayanan
berdasarkan standard dan SOP yang telah ditetapkan.
13
membatasi jumlah jam kerja termasuk kebutuhan kerja perawat pada
kondisi darurat
14
yang aman dekat rumah, dan kedua dapat berupa bangunan atau
taman di luar desa
j. Siapkan beberapa cara untuk berkomunikasi keluar, dengan asumsi
ponsel tidak berfungsi.
k. Pelajari cara memberikan pertolongan pertama, sebab ambulans bisa
datang terlambat lantaran akses jalan terputus.
l. Adakan latihan cara melindungi diri dari gempa bumi, seperti
berlindung di bawah meja, berlari sambil melindungi diri, dan lain-
lain.
m. Untuk tingkat keluarga, sepakati area berkumpul setelah gempa
bumi terjadi supaya tidak saling mencari satu sama lain.
2. Latihan evakuasi didalam gedung / sekolah
a. Petugas membunyikan peluit/ alat bunyi lain, yang menandakan
dimulainya latihan
b. Petugas membunyikan tanda peringatan dini untuk evakuasi seperti
pukulan lonceng / megaphone / sirine / bel panjang menerus dan cepat,
atau alat bunyi lain yang telah disepakati sebelumnya.
c. Peserta latih berada di dalam gedung dalam keadaan sibuk, tiba-tiba
dikejutkan oleh terjadinya gempa bumi.
Peserta latih mengambil posisi aman di mana respon mandiri yang
diharapkan sesaat setelah gempa sebagai berikut :
15
f. Konstruksi terkuat gedung bertingkat berada di dinding dekat elevator.
Jika, memungkinkan, merapatlah kesana
g. Jauhi jendela kaca, rak, lemari, dan barang-barang yang tergantung,
seperti lukisan, cermin, jam dinding, lampu gantung dan lain-lain
h. Jika tengah di dalam elevator, tekan tombol semua lantai, dan
segeralah keluar saat pintu terbuka di lantai berapa pun. Jika pintu tak
terbuka, tekan tombol darurat untuk memanggil bantuan.
i. Jika tengah berada di tangga, berpeganglah pada pagar untuk menjaga
keseimbangan agar tidak jatuh.
j. Jangan menyalakan korek api sebab adanya gas yang bisa
mengakibatkan ledakan
k. Jangan me-reset sirkuit listrik karena bisa mengakibatkan kebakaran.
l. Jik amenemukan api masih kecil, padamkan api. Tetapi ingat,
keselamatan nyawalah yang paling utama
m. Jangan menyentuh saklar lampu karena bis amengakibatkan kebakaran
atau ledakan.
n. Gunakan menyelamatkan diri, gunakan tangga darurat, jangan gunakan
elevator. Menggunakan elevator karena beresiko terjebak di dalam.
o. Jika terjebak dalam ruangan atau tertimpa benda sehingga tidak dapat
bergerak, jangan menghabiskan energy dengan terus-menerus
berteriak. Lebih baik ketuk benda yang ada untuk mendapatkan
pertolongan.
p. Jangan berdiri dekat tiang / benda / bangunan / pohon, yang berpotensi
menimpa
3. Latihan evakuasi di dalam rumah
16
a. Jauhi jendela kaca, rak, lemari dan benda-benda yang tergantung
b. Hati-hati pada runtuhan benda seperti papan reklame, kaca, dan
dinding bangunan
c. Jika tengah berada di tangga, berpeganglah pada pagar
d. Jika tengah memasak, selamatkan diri terlebih dahulu, kemudian
matikan api
e. Jika tengah berada dikamar, gunakan bantal atau selimut tebal untuk
melindungi kepala
f. Jika berada ditengah kamar mandi, manfaatkan gayung atau meber
untuk melindungi kepala
g. Jangan nyalakan korek api sebab adanya gas alam yang bisa
menyebabkan ledakan
h. Jangan me reset sirkuit listrik
i. Jangan menyentuh saklar lampu
j. Jika terjebak dalam ruangan, sehingga tidak dapat bergerak, jangan
menghabiskan energy dengan terus-menerus berteriak. Lebih baik
ketuk benda.
k. Tinggalkan memo mengenai kondisi diri dan keluarga, serta tempat
evakuasi yang dituju.
l. Bawalah barang berharga yang tidak merepotkan seperti dokumen,
surat-surat tanah
m. Pergilah menuju tempat [engungsian terdekat yang ditentukan.
n. Ketika proses evakuasi malam hari, gunakan senter untuk mencegah
tersandung atau jatuh
o. Jika seseorang di sekitar tertimpa runtuhan bangunan, panggil orang
lain yang lebih berkompeten untuk membantu penyelamatan.
p. Usahakan jangan menggunakan mobil untuk upaya penyelamatan,
sebab bisa menghambat akses kendaran darurat
q. Membantu tetangga yang memerlukan bantuan khusus, bayi, orang
jompo, disabilitas.
17
Dalam melaksanakan penanggulangan bencana, maka penyelenggaraan
penanggulangan bencana meliputi:
1. Tahap prabencana,
3. Pasca bencana.
3. Situasi Tidak Terjadi Bencana Situasi tidak ada potensi bencana yaitu kondisi
suatu wilayah yang berdasarkan analisis kerawanan bencana pada periode waktu
tertentu tidak menghadapi ancaman bencana yang nyata. Penyelenggaraan
penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana meliputi :
c) Pencegahan
18
g) Pendidikan dan pelatihan; dan
4. Situasi Terdapat Potensi Bencana Pada situasi ini perlu adanya kegiatan -
kegiatan kesiap siagaan, peringatan dini dan mitigasi bencana dalam
penanggulangan bencana.
a) Kesiapsiagaan.
b) Peringatan Dini.
1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber
daya; 2. Penentuan status keadaan darurat bencana; 3.Penyelamatan dan evakuasi
masyarakat terkena bencana; 4.Pemenuhan kebutuhan dasar; 5.Perlindungan
terhadap kelompok rentan; dan 6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana
vital.
3) Pasca Bencana
1. Rehabilitasi
2. Rekontruksi
19
4) Mekanisme Penanggulangan
Bencana Mekanisme penanggulangan bencana yang akan dianut dalam hal ini
adalah mengacu pada UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
dan Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana. Dari peraturan perundang-undangan tersebut di atas,
dinyatakan bahwa mekanisme tersebut dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu :
1. Pada pra bencana maka fungsi BPBD bersifat koordinasi dan pelaksana,
20
2) Pembekalan Informasi tentang bagaimana Menyimpan membawa
persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.
a. Bertindak cepat
21
e. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun
dengan pasti. dengan maksud memberikan harapan yang besar pada
para korban selamat. Berkonsentrasi penuh pada apa yang
dilakukan.
22
2.7 Wilayah Rawan Gempa Bumi
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi
yang di alami dalam periode waktu. Gempa bumi di ukur dengan
menggunakan alat seismograf. Tipe gempa bumi meliputi gempa bumi
vulkanik (gunung api), gempa bumi tektonik, dan gempa bumi tumbukan.
Bencana alam di Indonesia terjadi karena Indonesia memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Posisi geografis Indonesia yang di apit oleh dua samudera besar dunia
(samudra Hindia dan samudra Pasifik).
2. Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia
(lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik).
3. Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam.
Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng benua
Asia, lempeng benua Australia, lempeng samudra Hindia, dan lempeng
samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk
vulkanik yang memanjang dari pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara,
Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan daratan
rendah yang sebagian di dominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat
berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa
bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.
Gempa bumi yang di sebabkan oleh interaksi lempeng
tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudra.
Dengan wilayah yang sangat di pengaruhi oleh penggerak lempeng
tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di
Indonesia sebagian besar di sebabkan oleh gempa-gempa tektonik di
sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya. Wilayah
pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana
tsunami terutama pantai barat Sumatra, pantai selat pulau Jawa, pantai
selatan dan utara pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku,
23
pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Daerah
Maluku adalah daerah yang rawan bencana tsunami.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya
terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang
paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan. Beberapa gempa bumi
lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma-magma di dalam gunung
berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi.
24
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gempa bumi merupakan getaran dari kulit bumi yang bersifat sementara
dan kemudian dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang seismic,
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi (Sulistiyani, 2012).
Wilayah Indonesia secara umum berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik
dunia yaitu lempeng pasifik, indo-australia dan Eurasia. Untuk itu diperlukan
upaya mitigasi bencana melalui kegiatann perencanaan pembangunan dan tata
ruang wilayah berbasis kebencanaan, identifikasi daerah rawan bencana,
pembuatan peta jalur dan pemasangan rambu-rambu untuk evakuasi sosialiasi dan
simulasi menghadapi bencana. Serta melakukan penentuan seismisitas untuk
mengetahui seberapa besar tingkat risiko gempa bumi, sebagai masukan kepada
pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana.
Peran Perawat pada Pasca Bencana Perawat berkerja sama dengan tenaga
kesehatan lain dalam memberikan bantuan kesehatan kepada korban seperti
pemeriksaan fisik, wound care secara menyeluruh dan merata pada daerah terjadi
bencana. (Feri dan Makhfudli, 2009) Saat terjadi stres psikologis yang terjadi
dapat terus berkembang hingga terjadi post-traumatic stress disorder.
3.2 Saran
Berikut dibawah ini terdapat beberapa saran yang bertujuan untuk
pengembangan mitigasi bencana gempa bumi, menambah beberapa unit sirine
peringatan dini bencana gempa bumi, melakukan sosialiasi atau penyuluhan
mengenai ancaman serta cara menghadapi gempa bumi kepada masyarakat,
membangun shelter yang terpilih sebagai bangunan evakuasi berada di wilayah
yang tidak beresiko bencana gempa bumi untuk daerah dengan tingkat kerentanan
tinggi perlu mendapat perhatian lebih secara preventif baik dalam pengembangan
infrastruktur daerah tersebut maupun dalam merancang proses mitigasi yang tepat
untuk mengurangi kerugian yang mungkin terjadi menjadi seminimal mungkin.
25
DAFTAR PUSTAKA
Petrus Demon Sili, S.IP., M.Si. 2013. Penentuan Seismisitas Dan Tingkat Risiko
Gempa Bumi. Jl. Veteran, Malang 65145 Indonesia.
Kartono Tjandra. Empat Bencana Geologi Yang Paling Mematikan. Jl. Grafika
No.1. Bulaksumur Yogyakarta 55281.
Ns. Erita.S.Kep.,M.Kep., Ns. Donny Mahendra. S.Kep., Adventus MRL.Batu,
SKM.,M.Kes. 2019. Buku Materi Pembelajaran Manajemen Gawat
Darurat Dan Bencana. Jakarta.
Adventina Delima Hutapea, Deasy Handayani Purba.2021. Keperawatan
Bencana.
26
GEMPA
Penokohan :
Keluarga 2
i. Reni (janda)
j. Friska (Anak 1)
k. Wiwik (anak 2)
2. Tim sar : Erika, ajeng, zeva
3. Tim penolong (dokter/perawat/relawan) : silvi, sindi, aemah, lely
4. TNI : aziz
5. Kepala BMG : adel
6. Staf BMG : novia
7. Guru-guru tempat les amor : bella (tetangga)
8. Teman-teman : rohma, chus
Setting :
Tempat :
27
l. Pemungkiman penduduk
m. Tempat les
n. Kantor pemerintah BMKG
Suatu hari dikala senja hampir tiba, didalam sebuah rumah disudut kota
Surabaya. Sekilas senja itu tampak seperti hari-hari biasanya diaman aktivitas
yang menyibukkan dari pagi akan disudahi saat sore menjelang, kemudian
munculah lelaki (suami) dengan setelan kemeja yang setengah tergulung baru saja
pulang kantor dan seorang wanita (istri) paruh baya sedang duduk didepan
televise ditemani secangkir teh hangat.
Ulil : : “Anak2 kemana ma ?? kok ayahnya pulang pada gak ada dirumah hmmm”
(sambil melepaskan pakaian kantornya)
Winda : “gimana sih ayah amor kan sore gini masih les ditempat mbak bella
tetangga kita lupa ya ayah, kalua si farida itu lagi tidur dikamar”
Ulil : “Hah apa ma jam seginin sifarida masi tidur aja” (sambil geleng-geleng
kepala dan sambil berjalan kea rah kamar farida)
Ketika sang ayah hendak menuju kamar buah hatinya si farida, Tiba-tiba sang
ayah panik karena pijakan jalan menuju kamar farida tiba-tiba bergetar…
Farida : “(beranjak dari Kasur sambil melombat dan berteriak sangat kencang
menuju ayahnya dan ibunya) Ayaaaahhhhhhhh!!!.....Ibbuuuuu!!!..... Gempaa!!....
(sambil menangis dan syok)”
28
Sontak saja ketika sang istri berteriak ke arahnya sambil mengatakan anak-
anaknya, lalu Ulil bergegas menyelamatkan farida yang ada didalam kamar dalam
kondisi menangis dan beranjak dari kasur…..namun sayangnaya tiba-tiba plafon
rumah ambruk…namun masih bisa tehindarkan…akan tetapi…saat Ulil dan farida
berhasil keluar dari kamar…..namun mereka jatuh tersandung reruntuhan plafon
dan belum sempat bangun mereka tertimpa rak lemari didekatnya.
“BRUKKK……!!!”
Winda pun berusha membantu mengangkat rak tersebut, walaupun dengan sisa-
sisa tenaga karena diapun sempat tertimpa reruntuhan dan terluka cukup parah.
Winda : “ Papa amor amor (sambil menangisss) ayo kita jemput amor “
Dalam kondisi luka parah winda memaksakan untuk mengecek kondisi Amor,
namun ulil melaranganya karena kondisi keluargnya saat ini terluka parah. Ulil
pun juga tampak bingung karena dia juga memikirkan Amor yang entah
kondisinya sekarang bagaimana.
Diluar rumah juga warga tampak histeris dan minta tolong sambil teriak teriak
karena ada beberapa yang terluka parah bahakan ada juga yang meninggal akibat
tertimpa reruntuhan bangun atau tertimpa pohon yang tumbang. Namun tetangga
ibu winda si ibu Reni tampak histeris dikarenakan anaknaya si friska hilang entah
kemana padahal tadi mereka ber 3 saat ingin menyelamatkan diri bergandengan
tangan namun tangan sifriska terlepas.
29
Reni : “ Anak saya…..anak saya tolongggg ……. Friska kamu dimana nak……
(sambil histeris memanggil nama anaknya)
Wiwik : “ kakak kamu dimana kakak (sambil histeris juga namun dimana wiwik
sedang terluka parah dibagian kepala tepat didahi tampak sobek akibat tertimpa
reruntuhan plafon rumahnya)
Lalu reni memaksakan masuk kedalam rumah untuk mencari anaknya, padahal
kondisi rumahnya membahayakan dimana bisa saja rumahnya runtuh. Reni tetap
memaksakan untuk masuk sambil memanggil nama Friskaaaa.
Reni : “Friska nak kamu dimana nak ini mama ayoo nak kita pergi dari sini…!!!
(sambil mengecek setiap ruangan)
Ternyata friska ada dibawah meja makan pada akhirnya friska berhasil
diselamatkan oleh ibunya, namun luka parah yang dialami friska cukup membuat
friska merasa sakit dimana lukanya sangat besar ada dibagian tangan yaitu
robekan diakibatkan oleh paku yang besar saat ingin berlindung dibawah meja.
Reni : “Wiwik ayo bantu kakak kamu, ayo nak nanti kita obati yang penting
sekarang kita ber3 mencari tempat aman”
Akhirnya mereka ber3 mencari tempat aman, namun mereka juga tampak syok
karena masyarakat di luar tampak histeris.
Warga : “ Tolongggggggggg!!!!..................sakitt!!!!!!................”
30
BABAK 2 (setting tempat : tempat les Amor)
Pukul 14.00 guru les Amor belum memasuki ruangan kelas amor para murid les
sedang asyik mengobrol diruangan sambil menunggu guru les datang
Amor : teman-teman bagaimana kemarin apakah sudah belajar buat hari ini
mengikuti tes ujian akhir?
Chus : iyanih aku juga belajar kemarin tapi cuma sedikit dikarenakan kemarin
dirumah lampu mati
Rohma : eh ini Bu Bella gimana udah jam 14:10 kok belum datang juga ya?
Bu Bella : assalamualaikum
Bu Bella : baik anak-anak hari ini langsung kita mulai ujian akhir apakah kalian
semua sudah siap?
Tiba-tiba amor dan chus merasakan ada getaran dikarenakan meja yang dia
tempati dan papan tulis di depan bergetar pukul 14.25 suasana dikelas sudah
mulai ricuh dan panik
31
Bu Bella: anak-anak dipersilahkan untuk berlindung diri dibawah meja masing-
masing
Amor : menangis ketakutan dia langsung lari dibawah kolong meja begitu juga
murid lainnya
Bu Bella : anak-anak semua dengarkan ucapan ibu semua jangan panik semua
telungkup dibawah meja yaa sambil berdoa agar gempa ini berhenti
Saat lari menuju luar ruangan tiba-tiba kaki amor terjepit meja
Chus : udah rohma ga usah dipikirkan biarkan tas kamu tertinggal yang terpenting
saat ini kita lari untuk menyelamatkan diri dari gempa
Amor : iyaa rohma sudah tidak usah dipikirkan yang terpenting itu nyawa kita
Aktivitas yang menyibukkan di ruang kerja BMKG tiba-tiba teralihkan oleh suatu
kejadian luar biasa. Saat diketahui salah seorang staf BMKG datang tergopoh-
gopoh ke dalam ruang kerja.
32
Novia : (tok…tok…tok…) “Bu, lapor, sore ini pada pukul
17.00 WIB telah terjadi gempa dengan kekuatan 6
SR.”
Novia pun segera menghubungi presiden, setelah berbicara melalui ajudan khusus
presiden. Akhirnya Adel berbicara langsung kepada prsiden dan menyampaikan
bahwa di daerah sudut Surabaya telah terjadi gempa dengan kekuatan 6 SR pada
pukul 17.00 WIB. Setelah mengetahui kejadian tersebut, Presiden segera
menginstruksikan Menkominfo supaya menghubungi pers, sehingga masyarakat
bisa mengetahui kejadian tersebut. Di sisi lain pihak BMKG juga telah
menghubungi BPBN setelah mendapat instruksi Presiden untuk segera
memberikan bantuan dan menurunkan tim ke lokasi terjadinya bencana.
Adel pun memberikan instruksi kepada tim penyelamatan bencana yang terdiri
dari tim SAR dan tim penolong medis dan relawan untuk segera terjun ke tempat
terjadinya bencana dan melakukan evakuasi dan sterilisasi di daerah terjadinya
gempa.
Zefa : “Baik.”
Ajeng : “Baik.”
Erika : “Untuk tim penolong medis apakah semua sudah siap ?.”
Silvi : “Dari tim kami sudh siap semua. Peralatan sudah kita siapkan semua.
33
BABAK 4
Setelah melakukan koordinasi tim SAR dan tim penolong berangkat menuju
daerah terjadinya gempa. Setelah sampai di tempat kejadian.
Erika : “Baik kita sudah sampai di lokasi terjadinya bencana. Untuk tim SAR kita
akan membantu warga membangun tenda pengungsian sementara dan melakukan
penyusuran disekitar sini. Untuk tim penolong akan melakukan penolongan dan
perawatan kepada para korban.
Setelah itu para tim berpencar dan melakukan tugas masing-masing. Setelah tenda
pengungsian dan tenda darurat selesai dibangun. Tim penolong berada di dalam
tenda darurat dan mempersiapkan alat yang akan digunakan. Lalu tim penolon
langsung menolong korban.
Sindi : “(menggusur korban yang tidak sadar ketempat aman di sisi tenda), silvi,
emah bantu warga yang lain,
Silvi : baik
Emah : baik
Sindi : lely bantu aku, ini gawat Apneu dan risiko faktur Cervical! Tolong bantu
posisikan joutrass.
Lely : baik siap hitungan mundur 3, 2, 1 (sindi melakukan RJP s.d 3 siklus)
34
Pertolongan pertama pada kegawatdaruratan diberikan oleh tim medis. Para
survivor (korban yang selamat) dilarikan ke RS. Silvi dan emah membantu
pembalutan kepada korban yang mengalami luka ringan.
Sirine ambulance terdengar riuh, setelah gempa para polisi dan tim SAR lainnya
masih mencari para korban yang masih tertimbun atau mungkin yang masih bias
diselamatkan….para korban yang yang berhasil diselamatkan dan telah dilakukan
pertolongan pertama gawat darurat (PPG). Satu persatu datang ke tempat
pengungsian darurat diamann disitu terdapat rumah sakit tenda bersifat darurat.
Jumlahnya korban semakin bertambah dengan berbagai keadaan yang cukup
parah.
35