Anda di halaman 1dari 15

TUGAS IV

MATA KULIAH GEOLOGI INDONESIA

Dosen Pengampu:

Drs. Nofirman, M.T

Disusun Oleh:

Selmi Nur Syafitri (23060050)

PEMERINTAH KOTA BENGKULU

DINAS PENDIDIKAN KOTA BENGKULU

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH KOTA BENGKULU

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan inspirasi dan petunjuk bagi umat manusia.

Makalah ini kami susun sebagai bagian dari pemahaman dan pengenalan lebih mendalam
terhadap geologi Indonesia. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki
keanekaragaman geologi yang luar biasa. Dari Sabang hingga Merauke, beragam bentang
alam serta fenomena geologi menarik memperkaya kekayaan sumber daya alam dan
menentukan karakteristik lingkungan hidup kita.Dalam makalah ini, kami akan membahas
berbagai aspek penting dalam geologi Indonesia, termasuk sejarah geologis, karakteristik
formasi batuan, fenomena tektonik, potensi sumber daya alam, dan dampak lingkungan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
kompleksitas geologi Indonesia serta peran pentingnya dalam kehidupan sehari-hari dan
pembangunan negara.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan
dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing dan teman-
teman sejawat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi kontribusi
kecil kami dalam memperkaya literatur geologi Indonesia.Akhir kata, kami mohon maaf atas
segala kekurangan dalam makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi langkah
kita dalam mengeksplorasi dan memahami keajaiban geologi Indonesia.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
A. Peran Alat Tektonik Dalam Memicu Gempa Bumi, Seperti Adanya Pergerakan
Lempeng Secara Divergent ................................................................................................ 3
B. Peran Dan Posisi Panas Internal Bumi Terhadap Gempa Bumi Dan Terbentuknya Jalur
Pegunungan ....................................................................................................................... 4
C. Sumber Terjadi Oleh (A) Pemekaran Dan Regangan (B) Geser Besar......................... 4
D. Proses Terjadinya Gempa Pada Zona Subduksi Dan Diagram Zona Episenter ............ 5
E. Gelombang Gempa Bumi (Body Wave-Surface Wave), Notasi Face Gelombang
Gempa (P&S) .................................................................................................................... 6
F. Gerakan Pertama Pembangkit Gelombang P ( First Motion Of P Wave Arrivals) Pada
Gempa Bumi. Skema Focal Mechanism Dan Cara Deteksi Focal Mechanism Pada Grafik
Seismogram ....................................................................................................................... 8
G. Alat Ukur Gempa (Seismograf) Wood-Anderson. Magnitude Gempa, Dan Cara
Charles Francis Richter Menentukan Magnitude Gempa .................................................... 9
BAB III ........................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki karakteristik


geologi yang sangat kompleks dan beragam. Keberagaman bentang alam,
keragaman jenis batuan, dan aktivitas geologis yang dinamis menjadikan
Indonesia sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik bagi para ahli
geologi.

Keanekaragaman geologi Indonesia mencakup sejarah geologis yang panjang,


yang terbentuk melalui proses-proses tektonik, vulkanik, dan sedimentasi yang
kompleks selama jutaan tahun. Aktivitas tektonik yang aktif, seperti subduksi
lempeng di Cincin Api Pasifik, juga telah menyebabkan serangkaian gempa
bumi dan letusan gunung berapi yang sering terjadi di berbagai wilayah
Indonesia.

Pemahaman yang mendalam tentang geologi Indonesia sangat penting dalam


berbagai aspek kehidupan, termasuk pengelolaan sumber daya alam, mitigasi
bencana alam, pemetaan geologi, dan pembangunan infrastruktur. Oleh karena
itu, studi tentang geologi Indonesia menjadi sangat relevan dan diperlukan.

Dalam konteks ini, makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang geologi Indonesia, mencakup sejarah pembentukannya, karakteristik
formasi batuan, potensi sumber daya alam, aktivitas geologis yang terkait
dengan tektonik lempeng, serta dampak lingkungan yang mungkin timbul.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang geologi Indonesia, diharapkan
kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam menjaga dan
mengelola kekayaan alam serta mengurangi risiko bencana geologi di masa
depan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa peran alat tektonik dalam memicu gempa bumi, seperti adanya
pergerakan lempeng secara divergent?

1
2. Bagaimana peran dan posisi panas internal bumi terhadap gempa bumi dan
terbentuknya jalur pegunungan ?
3. Darimana sumber terjadi oleh (a) pemekaran dan regangan (b) geser besar
?
4. Bagaimana proses terjadinya gempa pada zona subduksi dan diagram zona
episenter?
5. Apa yang dimaksud gelombang gempa bumi (body wave-surface wave),
notasi face gelombang gempa (P&S)?
6. Bagaimana gerakan pertama pembangkit gelombang P ( first motion of p
wave arrivals) pada gempa bumi. Skema focal mechanism dan cara deteksi
focal mechanism pada grafik seismogram?
7. Bagaimana alat ukur gempa (seismograf) wood-anderson. Magnitude
gempa, dan cara charles francis richter menentukan magnitude gempa?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami peran alat tektonik dalam memicu gempa
bumi, seperti adanya pergerakan lempeng secara divergent
2. Untuk mengetahui dan memahami peran dan posisi panas internal bumi
terhadap gempa bumi dan terbentuknya jalur pegunungan
3. Untuk mengetahui dan memahami sumber terjadi oleh (a) pemekaran dan
regangan (b) geser besar
4. Untuk mengetahui dan memahami proses terjadinya gempa pada zona
subduksi dan diagram zona episenter
5. Untuk mengetahui dan memahami gelombang gempa bumi (body wave-
surface wave), notasi face gelombang gempa (P&S)
6. Untuk mengetahui dan memahami gerakan pertama pembangkit gelombang P
( first motion of p wave arrivals) pada gempa bumi. Skema focal mechanism
dan cara deteksi focal mechanism pada grafik seismogram
7. Untuk mengetahui dan memahami alat ukur gempa (seismograf) wood-
anderson. Magnitude gempa, dan cara charles francis richter menentukan
magnitude gempa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Alat Tektonik Dalam Memicu Gempa Bumi, Seperti Adanya


Pergerakan Lempeng Secara Divergent

Alat tektonik, seperti pergerakan lempeng secara divergen, memainkan peran


penting dalam memicu gempa bumi. Ketika lempeng tektonik bergerak menjauh
satu sama lain dalam proses divergen, tekanan yang terakumulasi di zona
perbatasan lempeng dapat menyebabkan retakan dan patahan di kerak bumi.
Patahan ini disebut patahan divergen atau rift, yang merupakan tempat awal
gempa bumi dalam proses pembentukan litosfer baru.

Proses divergen ini terjadi terutama di tepi laut, terutama di dasar samudra di
garis punggung tengah laut, di mana magma dari mantel bumi naik ke
permukaan dan membentuk kerak baru saat lempeng-lempeng tektonik terpisah.
Namun, divergensi juga bisa terjadi di daratan, seperti di Great Rift Valley di
Afrika Timur.

Saat patahan terbentuk atau bergerak lebih jauh, energi yang tersimpan dalam
tekanan batuan dilepaskan secara tiba-tiba, menyebabkan getaran gelombang
yang disebut gempa bumi. Gempa bumi yang disebabkan oleh proses divergen
ini seringkali memiliki magnitudo yang lebih rendah dibandingkan dengan
gempa bumi yang disebabkan oleh pergerakan lempeng secara konvergen, tetapi
masih bisa menjadi signifikan tergantung pada faktor-faktor seperti kedalaman
dan sifat batuan di daerah tersebut.

Jadi, pergerakan lempeng secara divergen adalah salah satu proses utama dalam
pembentukan gempa bumi, yang menunjukkan bagaimana alam menghasilkan
getaran dan energi yang menyebabkan fenomena ini.

3
B. Peran Dan Posisi Panas Internal Bumi Terhadap Gempa Bumi Dan
Terbentuknya Jalur Pegunungan

Panas internal bumi memainkan peran penting dalam beberapa aspek yang
terkait dengan geologi bumi, termasuk pembentukan gempa bumi dan jalur
pegunungan. Berikut adalah peran dan pengaruhnya:

 Pembentukan Gempa Bumi


Panas internal bumi menyebabkan konveksi dalam mantel bumi.
Konveksi ini menggerakkan lempeng tektonik di kerak bumi,
menciptakan pergeseran dan tekanan di antara lempeng tersebut.
Ketika tekanan ini melebihi batas kekuatan batuan, energi dilepaskan
dalam bentuk gempa bumi. Panas dalam bumi, oleh karena itu, menjadi
penyebab utama gempa bumi karena menyebabkan pergerakan
lempeng tektonik yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan energi.
 Pembentukan Jalur Pegunungan
Panas internal bumi juga memainkan peran dalam pembentukan jalur
pegunungan. Proses ini terkait dengan pergerakan lempeng tektonik
yang menciptakan konvergensi, di mana dua lempeng bertemu dan
salah satu lempengnya menekan di bawah yang lain (subduksi). Proses
ini meningkatkan suhu dan tekanan di zona subduksi, menyebabkan
lelehannya batuan mantel yang lebih dalam dan menciptakan magma.
Magma ini kemudian bisa naik ke permukaan, membentuk gunung
berapi, atau mendorong terbentuknya busur kepulauan dan jalur
pegunungan di sepanjang zona subduksi. Contohnya adalah
Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan Pegunungan Himalaya di
Asia.

C. Sumber Terjadi Oleh (A) Pemekaran Dan Regangan (B) Geser Besar

Sumber gempa bumi dapat berasal dari dua mekanisme utama: pemekaran dan
regangan (tensional) serta geser besar (strike-slip). Berikut adalah penjelasan
singkat tentang keduanya:

(a) Pemekaran dan Regangan (Tensional)

4
 Gempa bumi yang disebabkan oleh pemekaran dan regangan terjadi
ketika dua lempeng tektonik bergerak menjauh satu sama lain
(divergen) atau ketika ada perubahan tekanan di dalam kerak bumi
yang menyebabkan regangan.
 Tekanan ini menyebabkan batuan di kerak bumi meregang, yang pada
akhirnya memicu retakan atau patahan.
 Contoh dari daerah yang rentan terhadap gempa bumi jenis ini adalah
Great Rift Valley di Afrika Timur, di mana lempeng Afrika dan Arab
bergerak menjauh satu sama lain, serta gempa bumi di Palung Lautan
Hindia.

(b) Geser Besar (Strike-Slip)

 Gempa bumi yang disebabkan oleh geser besar terjadi ketika dua
lempeng tektonik bergerak secara horizontal, saling bergeser ke
samping, tanpa menunjukkan gerakan naik atau turun yang signifikan.
 Gerakan ini dapat terjadi sepanjang patahan geser besar (fault), di mana
dua sisi patahan bergerak relatif terhadap satu sama lain secara lateral.
 Salah satu contoh paling terkenal adalah Patahan San Andreas di
California, AS, di mana lempeng Pasifik dan Amerika Utara bergeser
satu sama lain, menyebabkan gempa bumi yang sering terjadi di daerah
tersebut.

Kedua mekanisme ini memicu pelepasan energi yang menyebabkan getaran


dan guncangan di permukaan bumi, yang dikenal sebagai gempa bumi.

D. Proses Terjadinya Gempa Pada Zona Subduksi Dan Diagram Zona


Episenter

Gempa bumi di zona subduksi terjadi karena interaksi antara dua lempeng
tektonik yang bertemu di bawah permukaan bumi. Proses ini melibatkan
lempeng samudera yang lebih padat dan tipis, biasanya lempeng lautan, yang
mendorong di bawah lempeng benua yang lebih ringan dan tebal. Berikut
adalah proses terjadinya gempa di zona subduksi:

 Subduksi

5
Lempeng samudera mulai menyusup ke bawah lempeng benua, proses
ini dikenal sebagai subduksi. Tekanan yang dihasilkan oleh pergerakan
ini menyebabkan gesekan dan tekanan bertambah di antara kedua
lempeng.
 Peningkatan Tekanan
Ketika lempeng samudera bergerak lebih dalam ke dalam mantel,
tekanan bertambah di zona subduksi. Sementara itu, bagian dari
lempeng benua yang menekan ke bawah juga mengalami tekanan yang
meningkat.
 Pelepasan Energi
Tekanan yang terus bertambah akhirnya melebihi kekuatan batuan di
sepanjang zona subduksi. Ini mengakibatkan terlepasnya energi secara
tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi.
 Getaran dan Guncangan
Pelepasan energi ini menyebabkan getaran dan guncangan yang terasa
di permukaan bumi, yang kita kenal sebagai gempa bumi.

Diagram zona episenter biasanya menggambarkan lokasi titik di mana gempa


bumi terjadi di permukaan bumi. Dalam konteks zona subduksi, diagram
episenter akan menunjukkan pusat atau lokasi di mana gempa bumi terjadi di
atas zona subduksi di dalam kerak bumi. Peta episenter sering kali
menunjukkan gempa bumi yang terjadi di sepanjang batas lempeng tektonik,
termasuk zona subduksi, serta kedalaman dan magnitudo gempa bumi tersebut.
Biasanya, episenter di zona subduksi sering terjadi di sepanjang jalur subduksi
di bawah samudera, mengikuti pola aktivitas subduksi di wilayah tersebut.

E. Gelombang Gempa Bumi (Body Wave-Surface Wave), Notasi Face


Gelombang Gempa (P&S)

Gempa bumi menghasilkan dua jenis gelombang utama: gelombang badan


(body waves) dan gelombang permukaan (surface waves). Gelombang badan
terdiri dari gelombang primer (P-waves) dan gelombang sekunder (S-waves),
sementara gelombang permukaan mencakup berbagai jenis gelombang yang
merambat di permukaan bumi. Berikut adalah penjelasan singkat tentang
masing-masing gelombang:

6
Gelombang Badan (Body Waves):

Gelombang Primer (P-waves): Gelombang primer atau P-waves adalah


gelombang longitudinal yang merambat dengan kecepatan tertinggi melalui
bumi. Mereka dapat merambat melalui padatan, cairan, dan gas. P-waves
menyebabkan bahan bergetar ke arah yang sejajar dengan arah perambatan
gelombang.

Gelombang Sekunder (S-waves): Gelombang sekunder atau S-waves adalah


gelombang transversal yang merambat dengan kecepatan yang sedikit lebih
lambat daripada P-waves. Mereka hanya dapat merambat melalui padatan dan
menyebabkan bahan bergetar ke arah yang tegak lurus terhadap arah
perambatan gelombang.

Gelombang Permukaan (Surface Waves):

Gelombang permukaan merambat hanya di sepanjang permukaan bumi, dan


mereka menyebabkan gerakan yang paling teramplifikasi pada permukaan. Ini
adalah gelombang yang paling dirasakan oleh manusia dan menyebabkan
sebagian besar kerusakan infrastruktur. Gelombang permukaan terdiri dari dua
jenis utama:

Gelombang Rayleigh (Rayleigh waves): Gelombang ini menggerakkan


bahan dalam gerakan elipsoidal, dengan gerakan vertikal dan horizontal yang
berputar searah dengan arah perambatan gelombang.

Gelombang Love (Love waves): Gelombang ini merambat dengan gerakan


lateral atau geser, yang bergerak secara horizontal dan tegak lurus terhadap
arah perambatan gelombang.

Notasi gelombang gempa bumi umumnya mengacu pada notasi P (primer) dan
S (sekunder) untuk gelombang badan. Gelombang badan juga sering disebut
gelombang dalam karena mereka merambat melalui dalam bumi, sedangkan
gelombang permukaan mengacu pada gelombang yang merambat di
permukaan bumi.

7
F. Gerakan Pertama Pembangkit Gelombang P ( First Motion Of P Wave
Arrivals) Pada Gempa Bumi. Skema Focal Mechanism Dan Cara Deteksi
Focal Mechanism Pada Grafik Seismogram

Gerakan pertama pada kedatangan gelombang P (primer) pada gempa bumi


dapat memberikan petunjuk penting tentang mekanisme fokus gempa. Focal
mechanism adalah representasi grafis dari cara di mana batuan di dalam bumi
telah pecah atau tergelincir selama gempa bumi. Berikut adalah skema focal
mechanism dan cara deteksinya pada grafik seismogram:

Gerakan Pertama Gelombang P:

Gelombang P adalah gelombang badan yang pertama kali tiba setelah gempa
bumi terjadi. Gerakan pertama gelombang P (first motion) merujuk pada arah
pertama di mana tanah bergerak saat gelombang P tiba di stasiun seismik.

Jika gerakan pertama adalah ke arah atas (vertikal), itu menunjukkan bahwa
gelombang P pertama-tama merambat ke stasiun seismik. Ini biasanya
menunjukkan bahwa titik fokus gempa berada di bawah stasiun seismik.

Jika gerakan pertama adalah ke arah bawah (vertikal), itu menunjukkan bahwa
gelombang P pertama-tama merambat ke arah stasiun seismik. Ini biasanya
menunjukkan bahwa titik fokus gempa berada di atas stasiun seismik.

Gerakan lateral (ke samping) juga dapat terjadi, menunjukkan adanya


komponen horizontal dalam gerakan tanah.

Skema Focal Mechanism:

Focal mechanism adalah representasi grafis dari arah dan jenis geseran batuan
selama gempa bumi. Ini sering digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran
(beachball) atau diagram siluet (fault plane solution).

Diagram lingkaran menunjukkan orientasi dari dua patahan pada bidang


gempa (plane nodal) dan arah geseran relatif di antara keduanya.

8
Diagram siluet menunjukkan bentuk patahan di bidang gempa dan arah
geseran.

Cara Deteksi Focal Mechanism pada Grafik Seismogram:

Untuk mendeteksi focal mechanism pada grafik seismogram, analisis gerakan


pertama gelombang P sangat penting.

Stasiun seismik yang mencatat gerakan pertama gelombang P yang berbeda


dapat memberikan petunjuk tentang arah perambatan gelombang P dan lokasi
titik fokus gempa.

Dengan menggunakan informasi ini, serta data dari stasiun seismik lainnya,
focal mechanism dapat ditentukan dengan menggunakan teknik analisis yang
rumit dan model matematika.

Deteksi focal mechanism pada grafik seismogram melibatkan analisis pola


gerakan pertama gelombang P yang terekam oleh stasiun seismik untuk
menentukan orientasi dan jenis geseran batuan selama gempa bumi.

G. Alat Ukur Gempa (Seismograf) Wood-Anderson. Magnitude Gempa, Dan


Cara Charles Francis Richter Menentukan Magnitude Gempa

Seismograf Wood-Anderson adalah salah satu jenis seismograf yang


digunakan untuk merekam gempa bumi. Seismograf ini diciptakan oleh John
Milne pada tahun 1899 dan dinamai berdasarkan lokasi observatorium seismik
tempat Milne bekerja di Woodlawn, Maryland, Amerika Serikat. Alat ini
memiliki prinsip kerja yang cukup sederhana, yaitu sebuah mekanisme yang
sensitif terhadap getaran dan mampu merekam gerakan tanah akibat gempa
bumi.

Charles Francis Richter, seorang seismologis Amerika, menciptakan skala


Richter pada tahun 1935 untuk mengukur kekuatan relatif dari gempa bumi
berdasarkan data yang dihasilkan oleh seismograf, khususnya seismograf
Wood-Anderson. Skala Richter mengukur magnitudo gempa bumi, yang
merupakan ukuran energi yang dilepaskan oleh gempa bumi tersebut.

9
Cara Richter menentukan magnitudo gempa bumi melibatkan proses
pengukuran amplitudo maksimum getaran gempa pada seismogram yang
direkam oleh seismograf Wood-Anderson. Kemudian, nilai amplitudo ini
diperbandingkan dengan amplitudo standar yang diukur pada jarak tertentu
dari pusat gempa (biasanya di pusat seismik di California).

Secara umum, semakin besar amplitudo gempa yang tercatat di seismogram,


semakin besar pula magnitudo gempa. Skala Richter ini merupakan skala
logaritmik, artinya setiap peningkatan satu angka pada skala tersebut
mencerminkan peningkatan sepuluh kali lipat dalam energi yang dilepaskan
oleh gempa bumi.

Meskipun skala Richter awalnya dikembangkan dengan menggunakan


seismograf Wood-Anderson, namun sekarang telah dikembangkan teknik
pengukuran magnitudo gempa yang lebih canggih dengan menggunakan
seismograf digital dan teknologi komputer. Namun demikian, konsep dasar
skala Richter yang dikembangkan oleh Charles Francis Richter masih
digunakan secara luas dalam menentukan magnitudo gempa bumi saat ini.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tektonika lempeng memainkan peran kunci dalam memicu gempa bumi di


berbagai wilayah. Salah satu proses tektonik yang dapat menyebabkan gempa
adalah pergerakan lempeng secara divergen, di mana dua lempeng bergerak
menjauh satu sama lain. Tekanan yang terakumulasi di antara lempeng-lempeng
ini akhirnya memicu pelepasan energi dalam bentuk gempa bumi.

Selain itu, panas internal bumi juga memiliki pengaruh besar terhadap gempa
bumi dan pembentukan fitur geologi seperti jalur pegunungan. Proses subduksi,
di mana lempeng samudera menyusup ke bawah lempeng benua, menciptakan
zona subduksi yang rentan terhadap gempa bumi. Peningkatan suhu dan tekanan
di zona subduksi dapat menyebabkan pelelehan batuan dan pembentukan
magma yang dapat naik ke permukaan, membentuk gunung berapi dan jalur
pegunungan.

Seismograf Wood-Anderson adalah alat ukur gempa bumi yang digunakan


untuk merekam gerakan tanah saat terjadi gempa. Magnitude gempa adalah
ukuran energi yang dilepaskan oleh gempa bumi, dan dapat ditentukan dari data
yang direkam oleh seismograf. Charles Francis Richter mengembangkan skala
magnitude gempa yang dikenal sebagai Skala Richter, yang memperkirakan
magnitude gempa berdasarkan amplitudo gelombang P yang tercatat pada
seismogram.

B. Saran

Saya sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu saya mohon maaf. Dan saya sangat
berharap atas kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan makalah yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bolt, B. A. (1993). "Gempa Bumi dan Penemuan Geologi". Scientific American Library.

Kanamori, H. (2003). "Prediksi Gempa Bumi: Sebuah Tinjauan". International Handbook of


Earthquake and Engineering Seismology, Volume 81A.

Richter, C. F. (1958). "Seismologi Dasar". W. H. Freeman and Company.

Stein, S., & Wysession, M. (2003). "Pengantar Seismologi, Gempa Bumi, dan Struktur
Bumi". Blackwell Publishing.

Anda mungkin juga menyukai