Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENELITIAN TENTANG GEMPA BUMI

Makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu kebumian dan
Astronomi

Dosen Pengampu :Arifian Dimas, M.Pd.

DISUSUN OLEH
1. Fajar Rohmat S (20051009)
2. Iim Isnawati (20051012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


STKIP MODERN NGAWI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan inayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “gempa bumi ” dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
perkuliahan ilmu kebumian dan astronomi

Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan


semua pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa makalah dengan judul “gempa


bumi” yang penulis buat masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menjadi acuan penulis agar lebih baik di masa
mendatang.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan 8
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gempa Bumi 9
B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi 10
C. Proses Terjadinya Gempa Bumi 14
D. Jalur Gempa Bumi Di Indonesia 15
E. Tanda-tanda Terjadinya Gempa Bumi 16
F. Cara Mendeteksi Gempa Bumi 17
G. Antisipasi Gempa Bumi dan Cara Penanggulangan 23
H. Dampak Bahaya Gempa Bumi 25
I. Faktor Kerusakan Akibat Gempa Bumi 26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 29
BAB IV DAFTAR PUSTAKA 30

3
BAB I
PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang
Bumi adalah sebuah planet yang sangat kompleks serta memiliki
beragam kehidupan di dalamnya. Semua mahluk, hidup di lapisan
Lithosfer, lapisan ini memiliki bentuk–bentuk yang berbeda, ada dataran,
pegunungan, perbukitan dan bentuk–bentuk lainnya yang masing–masing
bentuk memiliki potensi dan kerawanan terhadap bencana yang berbeda.
Semua potensi,keragaman bentuk, dan kerawanan terhadap bencana
berawal dari satu proses, yaitu proses pergeseran lempeng – lempeng
benua dan samudera atau yang lebih dikenal dengan Teori Tektonik
Lempeng. Teori ini menjelaskan bahwa lithosfer adalah suatu masa yang
kaku dan bergerak di atas suatu lapisan Astenosfer yang bersifat cair dan
plastis, karena adanya pergerakan ini terjadilah tumbukan antar lempeng
yang membentuk permukaan bumi dengan potensi dankerawana bencana
yang berbeda.
Dengan adanya proses tersebut kehidupan mahluk di atasnya
mendapatkan keuntungan sekaligus kerugian dari bencana yang
ditimbulkannya. Gempa bumi (earth quake) adalah salah satu dampak
negatif dari adanya proses tektonik tersebut, daerah- daerah pertemuan
tumbukan tersebut (subduktion zone) menjadi daerah rawan gempa bumi,
mulai dari daerah ujung pantai barat Sumatera sampai ke pantai selatan
Flores, berlanjut dari pantai selatan Timor, pantai barat laut dan barat Irian
Jaya, utara pulau Seram, barat dan utara Maluku serta sampai ke timur dan
utara sulawesi.
Gempa bumi merupakan getaran dari kulit bumi yang bersifat
sementara dan kemudian dipancarkan ke segala arah dalam bentuk
gelombang seismik, sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke
permukaan bumi (Sulistiyani, 2012). Getaran tersebut diakibatkan oleh
adanya pelepasan energi dari pergerakan lempeng- lempeng tektonik,yaitu

4
lempeng yang bergerak saling mendekat (konvergen), saling menjauh
(divergen) dan saling melewati (transform). Pergerakan lempeng-lempeng
tektonik tersebut terjadi secara terus menerus serta menjadi salah satu
pemicu terjadinya peristiwa geologi seperti gempa bumi, peristiwa gunung
berapi, munculnya gunung api bawah laut dan sebagainya.Kepulauan
Indonesia secara geografis terletak pada pertemuan 3 lempeng utama, yaitu
lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian utara
dan lempeng Pasifik di bagian timur yang aktif bergerak terhadap satu
sama lain (Zakaria, 2007).
Lempeng Indo-Australia tersebut terus bergerak ke utara mendesak
lempeng Eurasia yang mengakibatkan terdapat banyak patahan dan sesar
(Daryono,2010) Dampak gempa bumi dapat di kuantifikasi dengan
menggunakan pendekatan analisa sinyal mikrotremor.Dengan
menggunakan metode ini dapat diketahui nilai Ground Shear Strain (GSS)
di daerah penelitian. Percepatan tanah maksimum adalah nilai percepatan
getaran tanah terbesar yang pernah terjadi di suatu tempat yang
diakibatkan oleh gelombang gempa bumi, sedangkan indeks kerentanan
seismik merupakan suatu parameter yang sangat berhubungan dengan
tingkat kerawanan suatu wilayah terhadap gempabumi. Daerah yang
memiliki nilai (GSS) tinggi berpotensi mengalami gerakan tanah,salah satu
fenomenanya yaitu likuifaksi. Fenomena likuifaksi muncul ketika terjadi
gempa bumi dan dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya kerusakan
yang diakibatkan oleh gempa bumi.
Indonesia merupakan titik temu antara tiga lempeng besar dunia,
yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Eruasia, dan Lempeng Hindia-Australia
yang lazim disebut Triple Junction.Pergerakan Lempeng Hindia-Auatralia
setiap tahunnya sekitar 7 cm ke arah utara dan Lempeng Pasifik sekitar 12
cm tiap tahunnya ke arah barat daya. Dampak pergerakan lempeng triple
junction menyebabkan kepulauan Indonesia mempunyai tingkat
kegempabumian cukup tinggi sehingga rawan gempabumi tektonik. Salah
satu gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan parah yaitu Gempa bumi

5
berkekuatan 7 Skala Richter (SR) melanda Lombok Utara, Nusa Tenggara
Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB. Sehingga
Lombok, daerah yang pada mulanya begitu aman, tentram,dan dinamis,
dalam sekejap seakan tidak lagi tersisa. Seluruh ini dan sektor kehidupan
macet dan mengalami kelumpuhan total, mulai dari sektor pendidikan,
sosial, agama, maupun budaya.Hanya saja diantara berbagai sektor yang
ada jika ditelisik, maka kehidipan ekonomi bisa jadi adalah sektor terparah
yang menerima imbas dari terjadi gempa yang ada. Kenyataan tersebut
seakan tak akan terbantahkan dengan berhentinya seluruh kegiatan
ekonomi masyarakat Lombok, mulai dari kegiatan produksi, distribusi
hingga konsumsi. Sementara itu, daerah di Lombok Barat yang juga tidak
mampu mengelak dari hebatnya peristiwa gempa bumi, 5 Agustus 2018.
Di daerah ini seluruh sekmen kehidupan, khususnya bidang sosial
ekonomi mengalami kehancuran yang sama dengan berbagai daerah lain.
Di daerah ini kehancuran dan kelumpuhan bidang ekonomi, bahkan bisa
dipandang cukup telak. Sebab hampir tak tersisa satupun asset properti
ekonomi yang masih berdiri dan bisa difungsikan (rumah). Kondisi
tersebut tentu saja sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari
masyarakat Kekait yang sebagian besar mata pencaharian sebagai
wirausaha, petani dan buruh. Karena secara otomatis, pengangguran dan
kemiskinan mengalami peningkatan cukup tajam. Minus dan rendahnya
kualitas SDM masyarakat Kekait, makin pula memperkeruh dan
memperburuk situasi keterpurukan tersebut. Sejak 5 Agustus 2018 seakan
hidup tanpa daya sama sekali. Pada saat yang sama masyarakat mengalami
kegagalan didalam memenuhi kebutuhan living cost atau biaya hidup yang
paling primer yaitu makan dan minum. kondisi tersebut menggejala cukup
nyata, dimana problem ekonomi diatas, memiliki bias makin rendahnya
kualitas sumber daya insani, dan minusnya kemampuan berproduksi.
Kondisi ini makin diperparah dengan situasi umum masyarakat,
yang hampir seluruhnya masyarakat hidup dalam situasi “invalid
capital”atau tanpa modal sama sekali. Situasi ini yang secara artifisial,

6
kerap anakroniskan sebagai situasi hidup di mana gila dan waras menjadi
dua gejala hampir tak terbatasi oleh apapun. Sejauh pengamatan, kondisi
kritis seperti diatas memang belum terlihat menggejala. Namun demikian
jika diabaikan keterpurukan situasi kehidupan ekonomi masyarakat
kemungkinan akan mengarah pada situasi-situasi fatal. Kekahawatiran ini
dirasakan cukup logis, gempa 5 Agustus 2018, menimbulkan dampak fisik
yang cukup parah. Di mana hampir tak satupun tersisa rumah-rumah
pemukiman dan rumah-rumah produksi yang layak digunakan. Karena itu
hingga menginjak hampir dua bulan pertama sejak gempa terjadi, situasi
keterpurukan dan kondisi psikis terombang-ombang terus mengiringi
masyarakat, apalagi gempa terjadi tidak hanya sekali, gempa susulan terus
menghantui sampai sekarang.Lebih lanjut kegiatan sosial seperti arisan,
gotong royong, tahlilan dan ruwahan di daerah penelitian sempat terhenti
pasca gempa bumi karena tidak adanya ruang untuk melaksanakan
kegiatan
tersebut.
Kegiatan sosial mulai akan dilaksanakan kembali setelah proses
rekonstruksi selesai dilakukan. Baru pada bulan-bulan berikutnya kondisi
terlihat makin membaik. Meski disana-sini kondisi ketidakberdayaan
ekonomi masih tetap menjadi gambaran umum yang ada. Kondisi tersebut
tentu saja memang tidak harus diratapi dan disesali. Melainkan harus
dipikirkan serta dicari problem solvingnya. Untuk itu, setiap komponen
masyarakat, mau tidak mau harus berjuang lebih keras, sehingga kondisi
marginal tersebut mampu teratasi. Selain itu pula masyarakat secara umum
harus memiliki upaya-upaya strategi yang proporsional, sehingga apa yang
diusahakan mampu efektif serta memiliki dampak nyata bagi berubahnya
kehidupan ekonomi yang ada. Pola-pola strategi tersebut bisa dilakukan
dengan berbagai macam cara upaya. Mulai dari pengembangan
keterampilan hidup.
Pengolahan sumber daya alam baru, serta upaya strategi lainnya,
mulai pemaksimalan wilayah marketing, atau upaya membangun

7
komunitas usaha bersama. Berbagai strategi upaya tersebut, apabila bisa
dilakukan, maka besar kemungkinan akan mampu mengeluarkan
masyarakat dari berbagai keterpurukan ekonomi. Terciptanya kondisi-
kondisi diatas memiliki akselarasi cukup positif. Karena kebersamaan dan
situasi harmonis tersebut tidak hanya memupuk terbangunnya situasi etos
kerja yang produktif, melainkan juga menjadi situasi yang cukup kondusif
bagi lahirnya kreasi-kreasi ekonomi baru, baik berupa gagasan tentang
pengolahan sumber daya alam baru, ataupun terciptanya rumah-rumah
produksi yang tentunya akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud gempa bumi?
2. Dimana gempa bumi terjadi?
3. Bagaimana cara mendeteksi gempa bumi?
4. Apa saja dampak gempa bumi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu gempa bumi serta dimana gempa bumi
terjadi.
2. Untuk mengetahui penyebab dimana letaknya gempa bumi.
3. Untuk mengetahui cara mendeteksi gempa bumi.
4. Untuk mengetahui dampak gempa bumi.

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gempa Bumi


Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan
energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya
lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya
gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi
yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa
bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba
yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi
gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi
yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan
menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang
paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala
Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi
nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala
yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau
lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung
pada kedalaman gempa.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keadaan geologis yang


rawan terjadi bahaya terhadap bencana gempa bumi. Karena fakta yang
ada, dari formasi geologis Indonesia yang mempunyai tiga zona geologis
atau pertemuan tiga lempeng lithosfer (Nasir, 2009). Peta Tingkat

9
Kerentanan akibat Bencana Gempa Bumi untuk Wilayah Indonesia dibuat
berdasarkan tinjauan yang bersifat makro terhadap factor bencana, faktor
sosial, dan faktor fisik. Diperkuat dengan adanya jalur-jalur pegunungan
yang dimana Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian
pegunungan muda, yakni rangkaian sirkum pasifik dan rangkaian sirkum
mediterania yang bisa menyebabkan sering terjadinya gempa bumi. Untuk
meminimalisir korban terhadap bencana gempa bumi, maka perlu adanya
penyuluhan terkait bangunan yang tahan terhadap gempa bumi, karena
Sebagian besar korban jiwa tertimpa oleh bangunan saat terjadi gempa
bumi.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala


rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir
besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang
pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan
dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.Pergeseran lempeng
bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam peristiwa tersebut
disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran
lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain
juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua
lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di
antara keduanya.
Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih
kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk

10
tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama
sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang
juga sangat besar. Terakhir adalah gerak lempeng yang saling mendekat
juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Pergerakan dua lempeng yang
saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung. Seperti yang
terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak
lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling
bertumpuk.Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-
lempengan tersebut.
Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus
dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari
600 km.Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan
magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi
gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi
(jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat
besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi
(jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke
dalam Bumi (contoh, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi
dan di Rocky Mountain Arsenal). Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor
tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Dilansir dari laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
sebab-sebab gempa adalah
1. Tektonik
Aktivitas tektonik sendiri adalah pergeseran lempeng-lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat
kecil hingga yang sangat besar. Gempa yang diakibatkan oleh
aktivitas tektonik disebut dengan GempaTektonik

11
2. Tumbukan Benda Langit
Tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi juga dapat
menyebabkan gempa, dikenal juga dengan gempa tumbukan. Kendati
demikian, gempa jenis ini sangat jarang terjadi.

3. Runtuhan
Dikenal dengan gempa bumi runtuhan, gempa bumi ini biasanya
terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan. Gempa
bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
4. Buatan
Apakah manusia bisa menyebabkan gempa? Tentu bisa. Gempa
bumi buatan adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas manusia,
seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.
5. Aktivitas Vulkanik
Gempa bumi vulkanik terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang
biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya
semakin tinggi maka, akan menyebabkan timbulnya ledakan. Ledakan
inilah yang mendorong terjadinya gempa bumi. Gempa bumi ini
hanya terasa di sekitar gunung api saja.

Mengapa Gempa bumi Terjadi?

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah


menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah
segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan
panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak
dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-
lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi
tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan
pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan
kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua

12
(Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor
Spreading).

Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang


relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku.
Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut
mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam
keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses
pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng
tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas
mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan
satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila
kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision)
dan saling geser (transform).

Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat


bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser.
Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh
manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang,
gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi
pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan
pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut
sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa
bumi.

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh


jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu:   Lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.Lempeng Indo-Australia bergerak
relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara
lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.Jalur pertemuan lempeng
berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan
kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga

13
Indonesia juga rawan tsunami.Belajar dari pengalaman kejadian
gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang
telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda
yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik
ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat
bencana gempabumi dan tsunami.Mengingat terdapat selang waktu antara
terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat
digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai
salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem
Peringatan Dini Tsunami Indonesia.

Karakteristik Gempa bumi

 Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat


 Lokasi kejadian tertentu
 Akibatnya dapat menimbulkan bencana
 Berpotensi terulang lagi
 Belum dapat diprediksi

C. Proses Terjadinya Gempa Bumi


Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami
tekanan yang sangat hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng yang
menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi ketika dua lempengan di
kerak bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu lempeng
samudera dan lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan
bertumbukan, akan menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan
sebagai gempa bumi.
Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar ketika
bertumbukan dengan lempeng benua di area tumbukan (subduksi) akan
bergerak menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami
perlambatan akibat bergesekan dengan selubung bumi, yang lebih lanjut

14
menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan area subduksi.
Akibatnya, di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan
geseran. Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah
patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses
tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut
sebagai gelombang gempa bumi (seismic waves). Nah, di sekitar daerah
tumbukan lempeng-lempeng itulah gempa bumi bisa terjadi.

D. Jalur Gempa Bumi Di Indonesia


Jenis gempa yang banyak terjadi di Indonesia adalah gempa
vulkanik, alasannya di indonesia yaitu banyak gunung berapi yang masih
aktiv. Selain gempa vulkanik, jenis gempa tektonik  juga sering terjadi di
Indonesia, hal ini disebabkan di Indonesia masih berlangsung proses
pembentukan pegunungan baik patahan maupun lipatan. Hal ini
menyebabkan terjadinya  peristiwa oengangkatan dan penurunan pada
lapisan kulit bumi. Wilyah di Indonesia secara geologis termasuk daerah
yang rawan gempa, baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik. Sebab
indonesia secara geologis merupakan pertemuan dari beberapa lempeng
kulit bumi, apa saja nama lempeng tersebut ? berikut:
1. Lempeng Benua Eurasia (Eropa dan Asia)
2. Lempeng Samudra Hindia
3. Lempeng Benua Australia
4. Lempeng Samudra Pasifik
Lempeng Benua Asia dan Eropa (Eruasia) relatif stabil dibanding lempeng
yang lainnya. Lempeng Samudra Hindia dan lempeng Australia bergerak
menuju ke arah utara mendesak lempeng Benua Asia dan Eropa. Sedangkan
lempeng Samudra Pasifik bergerak ke arah barat mendesak lempeng Benua
Asia dan Eropa. Pertemuan tiga lempeng tersebut, merupakan jalur gempa di
Indonesia.
Gambar: jalur gempa bumi di Indonesia

15
Contoh Gempa Bumi yang pernah terjadi di Indonesia :
1. Gempa bumi samudra hindia tahun 2004, berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR
2. Gempa bumi Sumatra tahun 1833 berkekuatan 8,8 sampai 9,2 SR
3. Gempa bumi Sumatera tahun 2005 berkekuatan 8,7 SR
4. Gempa Laut Banda tahun 1938 berkekuatan 8,5 SR
5. Gempa bumi Sumatera 1861 berkekuatan 8,5 SR
6. Gempa bumi Sumatera tahun 1797 berkekuatan 8,4 SR
7. Gempa bumi Bengkulu tahun 2007 berkekuatan 7,9 SR
8. Gempa bumi Jawa tahun 2006 berkekuatan 7,7 SR
9. Gempa bumi di Sumatera tahun 2009 berkekuatan 7,6
10. Gempa bumi di Papua tahun 2009 berkekuatan 7,6 SR

E. Tanda – Tanda Terjadinya Gempa Bumi


1. Adanya awan berbentuk seperti angin tornado atau seperti pohon / batang
berbentuk lurus / memanjang vertikal bisa dikatakan itu merupakan awan
gempa yang  biasanya muncul sebelum gempa terjadi. Adanya awan
gempa yang berbentuk aneh tersebut tidak dapat memastikan kapan gempa
akan terjadi. Awan seperti itu terlihat di Kobe 8 hari sebelum gempa. Di
Niigata, awan seperti itu terlihat hanya 4 jam sebelum gempa Niigata
Oktober 2004.Awan yang berbentuk aneh tersebut terjadi karena adanya
gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi sehingga
mampu menghisap daya listrik di awan sehingga terbentuk awan mirip

16
angin tornado atau awan vertikal. Gelombang elektromagnetis berkekuatan
besar tersebut terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran lempeng
bumi.
2. Lakukan uji medan elektromagnetis di dalam rumah. Cek siaran TV
apakah mengalami gangguan atau tidak. Apabila memiliki mesin fax,
periksa apakah lampunya blinking sekalipun tidak sedang transmit data
kemudian minta orang lain untuk mengirim fax ke alamat fax kita periksa
apakah teks yang dikirim berantakan atau tidak. Matikan aliran listrik.
Periksa apakah lampu neon tetap menyala redup sekalipun tidak ada arus
listrik. Apabila Tv mengalami gangguan, lampu fax blinking padahal tidak
sedang transmitting, teks yang kita terima berantakan dan neon tetap nyala
sekalipun tidak ada arus listrik, itu menunjukkan adanya gelombang
elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak
bisa dirasakan oleh manusia.
3. Perhatikan hewan - hewan disekitar kita. Periksa apakah hewan - hewan
seperti “menghilang”, lari, atau bertingkah laku aneh. Pada umumnya
hewan memiliki kemampuan mendeteksi suara dan gelombang
elektromagnetik melebihi kemampuan manusia. Apabila ketiga ciri - ciri
tersebut terlihat dalam waktu  bersamaan atau dalam selang waktu yang
tidak terlalu lama maka bersiap siaplah untuk melakukan evakuasi.
4.Perhatikan juga apakah air tanah tiba - tiba menjadi surut tidak seperti
biasanya. Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan,
segeralah bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan
besar menunjukkan memang akan ada gempa berkekuatan besar.
Waspadalah dan persiapkan keamanan sedini mungkin.

F . Cara Mendeteksi Gempa Bumi

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero:


mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan
untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil
rekaman dari alat ini disebut seismogram. Prototip dari alat ini

17
diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari
Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa
tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan
perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat
ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi
yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer.

Cara Kerja Seismometer

Cara kerjanya yaitu dengan mendeteksi dan juga merekam getaran. Setelah
itu, data yang terekam dikirim ke amplifier agar untuk diteruskan ke alat konversi
digital dari data analog setelahnya diteruskan ke computer.

Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa


bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung
lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa
lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.

18
Cara kerja seismograf
Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi
gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik
yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada
seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran
gempa.
Cara membaca seismograf, garis tersebut dibaca dari Barat/Timur
(kiri/kanan) atau dari Utara/Selatan (atas/bawah). Kemudian, semakin tinggi
atau lebar garisnya maka semakin besar getarannya.
Klasifikasi Pengukuran Gempa

Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk


mengukur gelombang seismik yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa
dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi pengukuran ini menggunakan skala
pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa tersebut terdiri dari
Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala Richter digunakan untuk
menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk

19
menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung,
dan manusia.

Klasifikasi Besaran Gempa

Pada 1935, seorang Geophysics Amerika bernama Charles Francis


Richter (1900–1985) bersama dengan Geophysics lain bernama Beno
Gutenberg (1889–1960) mengembangkan skala yang pada prinsipnya dapat
membandingkan semua seismogram sehingga mendapatkan gambaran tremors
kekuatan yang serupa. Skala tersebut bernama Skala Richter dan sampai
sekarang diakui sebagai standar umum skala kekuatan gempa.

Skala Richter dirancang dengan logaritma, yang berarti bahwa setiap


langkah menunjukkan kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari para
pendahulunya. 5 Skala Richter menunjukkan benturan keras, yang 10 kali lebih
kuat dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di 3 Skala Richter.
Perhitungan ini sering disebut sebagai Skala Richter terbuka, karena tidak
beroperasi tanpa batas atas. Ukuran Skala Richter dapat dilihat pada tabel
berikut:

Ukuran Skala
Keterangan
Richter
1,0 – 2,9 Tidak diberi label oleh manusia.
Dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa. Lampu
3,0 – 3,9
gantung mulai goyang.
Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar, permukaan air
4,0 – 4,9
beriak-riak, daun pintu terbuka-tutup sendiri.
Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan kaca pecah,
5,0 – 5,9 dinding yang lemah runtuh, dan permukaan air di daratan
terbentuk gelombang air.

20
Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat
6,0 – 6,9
tinggi, rubuhnya bangunan lemah, retakkan di dalam tanah.
Tanah longsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan
7,0 – 7,9 hancur. Beberapa bangunan tetap, keretakan besar di tanah,
rel kereta api rusak. Terjadi kerusakan total di daerah gempa.
Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah
8,0 - …
dalam radius seratus kilometer dari wilayah gempa.

Klasifikasi Intensitas Gempa

Pada 1902, seorang Vulkanolog Italia bernama Giuseppe Mercalli


(1850–1914) mengklasifikasi skala intensitas gempa bumi dan pengaruhnya
terhadap manusia, bangunan (gedung), dan alam (tanah). Klasifikasi tersebut
bernama Skala Mercalli yang ditentukan berdasarkan kerusakan akibat gempa
dan wawancara kepada para korban, sehingga bersifat sangat subyektif. Oleh
karena itu, pada tahun 1931 seorang ilmuwan dari Amerika memodifikasi
Skala Mercalli ini dan sampai sekarang digunakan di banyak wilayah gempa.
Klasifikasi intensitas gempa dengan Skala Mercalli dapat dilihat di tabel
berikut:

21
Ukuran Keterangan

I Direkam hanya oleh seismograf.

Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar


II
pusat gempa.

III Getaran dirasakan oleh beberapa orang.

Getaran akan dirasakan oleh banyak orang. Porselin dan


IV
barang pecah belah berkerincing dan pintu berderak.

Binatang merasa kesulitan dan ketakutan. Bangunan


V mulai bergoyang. Banyak orang akan bangun dari
tidurnya.
VI Benda-benda mulai berjatuhan dari rak.

VII Banyak orang cemas, keretakan pada dinding dan jalan.

VIII Pergeseran barang-barang dirumah.

Kepanikan meluas, tanah longsor, banyak atap dan


IX
dinding yang roboh.

Banyak bangunan rusak, lebar keretakan di dalam tanah


X
mencapai hingga 1 meter.

Keretakan dalam tanah makin melebar, banyak tanah


XI
longsor dan batu yang jatuh.

22
G. Antisipasi Gempa Bumi dan Cara Penganggulangan

Di dalam rumah Getaran akan terasa beberapa saat.


Masuklah ke bawah meja untuk melindungi
tubuh dari jatuhan benda-benda. Jika tidak
memiliki meja, lindungi kepala dengan
bantal.Jika sedang menyalakan kompor,
maka matikan segera untuk mencegah
terjadinyakebakaran.

Di sekolah Berlindunglah di bawah kolong meja, jika


gempa mereda keluarlah berurutan carilah
tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung,
tiangdanpohon.

Di luar rumah Di daerah perkantoran atau kawasan


industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya
kaca-kaca dan papan-papan reklame.
Di gedung, mall, bioskop, dan Jangan menyebabkan kepanikan atau
lantai dasar mall korban dari kepanikan. Ikuti semua
petunjuk dari petugasatausatpam.

Di gunung / pantai Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas


gunung.Menjauhlahlangsung ke tempat
aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang

23
dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran
dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah
mengungsi ke dataran yang tinggi.

Di kereta api Berpeganganlah dengan erat pada tiang


sehingga tidak akan terjatuh seandainya
kereta berhenti secara mendadak.

Di dalam mobil Saat terjadi gempabumi besar jauhi


persimpangan, pinggirkan mobil di kiri
jalan dan berhentilah.Hentikan mobil di
tempat terbuka. Ikuti instruksi dari radio
mobil. Jika harus mengungsi maka
keluarlah dengan segera dari mobil.

Di dalam lift Jangan menggunakan lift saat terjadi


gempabumi atau kebakaran. Jika terjebak
dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.

Setelah terjadi Gempa Bumi


1. Periksa kondisi keluarga dan sekitar .
2. Jauhi bangunan yang sudah retak - retak dan tidak aman.
3. Laporkan kejadian kerugian, korban orang hilang.
4. Membersihkan puing - puing dan kerusakan yang terjadi.

24
5. Gotong royong dengan masyarakat dan aparat sekitar untuk kembali
memperbaiki rumah atau kerusakan sarana dan prasarana yang ada di
sekitar wilayah bencana.
6. Bangun kembali bangunan yang sudah rusak dengan kontruksi bangunan
tahan gempa.
7. Selalu waspada akan terjadinya gempa susulan.
8. Beri pertolongan, dapat diramalkan banyak orang akan terkena cedera.
9. Bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang orang yang
berada di sekitar Anda.
10. Dengarkan informasi, saat gempabumi besar terjadi,masyarakat terpukul
kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, bersikaplah tenang dan bertindak
sesuai dengan informasi yang benar. Peroleh informasi yag benar dari pihak
yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi yang belum
jelas.

H. Dampak/bahaya Gempabumi:
Kejadian gempa bumi dapat menimbulkan bahaya ikutan lain
yang terkadang lebih banyak membawa korban, dibandingkan dengan dampak
akibat gempa
bumi itu sendiri:
1. Tsunami
2. Bangunan roboh
3. Kebakaran
4. Tanah longsor
5. Runtuhan batuan
6. Rekahan tanah
7. Kecelakaan industri (seperti di Fukushima jepang)
8. Banjir, akibat runtuhnya bendungan maupun panggul sungai.

25
I. Faktor-faktor yang mengakibatkan kerusakan akibat Gempa Bumi :

1. Kekuatan gempa bumi.


2. Kedalaman Gempa bumi.
3. Jarak hiposentrum gempa bumi.
4. Lama getaran gempa bumi.
5. Kondisi tanah setempat.
6. Kondisi bangunan.

Dampak Gempa Bumi Terhadap Alam

 Menimbulkan Longsor
Akibat gempa bumi atau guncangan tanah tentu memberi peran
pada tanah, serta massa batuan untuk memaksa keluar. Akhirnya tidak
dapat terhindari lagi menimbulkan longsor pada lapisan tanah dan
bebatuan yang berada di atasnya.

 Banjir

Melansir ternyata akibat gempa bumi juga bisa memunculkan


bencana alam baru, yakni banjir. Banjir bisa berasal dari sisa tsunami
akibat gempa tadi. Selain itu gempa bumi yang merusak waduk atau
danau, menyebabkan air dengan mudahnya keluar dan tumpah

26
membanjiri wilayah terdekat. Air yang mengalir dengan intensitas
besar, ada kemungkinan membuat banjir. Berbagai akibat gempa
bumi lain jadi lebih bertambah, dari segi sosial dan fisik.

 Rusaknya Lingkungan
Akibat gempa bumi berikutnya ternyata juga memberi nilai
buruk pada rusaknya lingkungan. Melalui getaran tanah gempa bisa
mengakibatkan rusaknya fungsi lingkungan hidup, ruang publik
masyarakat, erosi, terkikisnya tanah, dan terkadang ada pencemaran
tanah yang membuat perubahan alam.

27
 Kebakaran
Akibat gempa bumi selanjutnya ternyata juga bisa
menyebabkan kebakaran. Inilah salah satu alasan, setelah gempa
bumi biasanya listrik dipadamkan sejenak untuk wilayah tersebut.
Goncangan gempa bumi bisa menjadi penyebab rusaknya
bangunan hingga memutus aliran listrik menjadi konsleting, serta
rusaknya tabung gas. Keduanya disinyalir mampu menimbulkan
kebakaran pasca gempa.

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan


dislokasi pada  bagian dalam bumi secara tiba-tiba.Terjadinya gempa bumi
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya vulkanik, tektonik,runtuhan dan
nuklir.Akibat yang ditimbulkan gempa bumi yakni menimbulkan kerusakan
bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya dan lain-lain.Upaya
penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang
sesuai standar/membuat bangunan tahan gempa terutama didaerah rawan gempa.
Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan
jika ada di dalam ruangan berlindung dibawah kolong meja, dan jika diluar
ruangan jauhi tiang listrik dan pohon

Indonesia merupakan negara yang memiliki keadaan geologis yang rawan


terjadi bahaya terhadap bencana gempa bumi. Karena fakta yang ada, dari formasi
geologis Indonesia yang mempunyai tiga zona geologis atau pertemuan tiga
lempeng lithosfer (Nasir, 2009). Peta Tingkat Kerentanan akibat Bencana Gempa
Bumi untuk Wilayah Indonesia dibuat berdasarkan tinjauan yang bersifat makro
terhadap factor bencana, faktor sosial, dan faktor fisik. Diperkuat dengan adanya
jalur-jalur pegunungan yang dimana Indonesia terletak pada pertemuan dua
rangkaian pegunungan muda, yakni rangkaian sirkum pasifik dan rangkaian
sirkum mediterania yang bisa menyebabkan sering terjadinya gempa bumi. Untuk
meminimalisir korban terhadap bencana gempa bumi, maka perlu adanya
penyuluhan terkait bangunan yang tahan terhadap gempa bumi, karena Sebagian
besar korban jiwa tertimpa oleh bangunan saat terjadi gempa bumi.

29
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Christanto, Joko. 2011. Gempa Bumi Kerusakan Lingkungan Kebijakan Dan


Strategi Pengelolaan. Yogyakarta: Liberty

Hidayati, Deni. 2008. Jurnal kependudukan indonesia .Kesiapsiagaan Masyarakat


Paradigma Baru Pengelolaan Bencana Alam Di Indonesia.

Nurjanah. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta.


PB, Bakornas. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya
Mitigasinya di Indonesia. Jakarta Pusat: Direktorat Mitigasi Lakhar
Bakornas PB.

Pribadi, Krishna S, Engkon K Kertapati, Diah Kusumaastuti, Hamzah


Latief,Hendra Grandis, Imam A. Sadinun, Soebagiyo Soekarnen, Herman
Aji Wibowo, Retno Dewi, Ayu Krishna Juliawati, Novya Ekawati, Bayu
Novianto. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga Bencana. Bandung:
Pusat Mitigasi Bencana-Institut Teknologi Bandung.

Sabarno, Hari. 2003. Keptusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131 Tahun 2003
Tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Dan Penanganan Pengungsi di
Daerah. Menteri Dalam Negeri RI : Jakarta Sopaheluwakan Jan, Deny
Hidayati, Haryadi Permana, Krisna Pribadi, Febrin Ismail, Koen Mayers,
Widayatun, Titik Handayani, Del Alfriadi Bustami, Daliyo, Fitranita, Laila
Nagib, Ngadi, Yugo Kumoro, Irana Rafliana, Teti Argo, Deny. 2006. Kajian

30
31

Anda mungkin juga menyukai