Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan Geofisika di BMKG

Penyusun NPT Dosen Pembimbing

: Sigit Eko Kurniawan : 31.13.0031 :

AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Kegiatan Geofisika di Bmkg


1. Memberikan data dan informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat Kegiatan tersebut meliputi : a. Pemberian Informasi Gempa Bumi Terkini b. Pemberian Informasi Tsunami Terkini c. Pemberian Informasi Hilal saat Matahari terbenam d. Pemberian Informasi Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan e. Pemberian Informasi Magnet bumi f. Pemberian Informasi Jaringam Titik Gaya Berat Bumi

2.

Pelaksanaan observasi dan pengolahan data dan informasi Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang science , BMKG dituntut untuk melaksanaan observasi dan pengolahan data dan informasi. Contohnya : pelaksanaan pengamatan hilal untuk menentukan awal bulan Ramadhan. Informasi yang disampaikan meliputi : a. Waktu Konjungsi (Ijtima) dan Waktu Terbenam Matahari b. Data Hilal dan Matahari untuk Beberapa Kota di Indonesia c. Peta Ketinggian Hilal d. Peta Elongasi e. Peta Umur Bulan f. Peta Lag g. Peta Fraksi Illuminasi h. Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal

3.

Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor geofisika Kabar burung seputar bencana yang bersumber dari orang yang tidak bertanggung jawab sangat meresahkan masyarakat. Ketika gempa bumi terjadi di Yogyakarta tahun 2006, banyak kabar burung seputar bencana tersebut. Ada yang mengatakan bahwa gempa tersebut disusul dengan tsunami, ada yang mengatakan bahwa Yogyakarta akan amblas sedalam beberapa puluh meter ke dalam tanah, dan sebagainya. Sebagian masyarakat yang mempercayai hal tersebut, berlarian ke daerah yang lebih tinggi di kawasan Merapi. Kabar burung tersebut membuat masyarakat panik dan resah.. Informasi dan peringatan dari orang-orang yang tidak jelas harus Penyampaian informasi dan peringatan dini dari sumber yang terpercaya sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, BMKG bertugas sebagai lembaga terpercaya yang berkewajiban menyampaikan informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi dan geofisika.

4.

Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang geofisika Upaya pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang geofisika mutlak harus dilakukan. Belajar dari pengalaman kejadian gempa bumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang geofisika baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempa bumi dan tsunami. Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempa bumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS). (http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Gempabumi.bmkg) Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi Contoh bentuk koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi beberapa diantaranya : Pengukuran Vs30 dan predominan getaran tanah BMKG-BI tahun 2012 a. Survey seismic BMKG - UGM tahun 2009 sampai dengan sekarang b. Survey seismic BMKG ITS c. Survey seismic BMKG - ITB tahun 2010 sampai dengan 2011 d. Kegiatan kunjungan simulator gempa bumi mulai tahun 2009 Foto Kegiatan Kegiatan pengukuran siteclass dan Kegiatan pengukuran siteclass dan Tdom swakelola Tdom BMKG - BI

5.

Kegiatan Workshop pembuatan peta mikrozonasi skala mikro

Kunjungan simulator gempa bumi

() 6. Pelaksanaan pendidikan terhadap masyarakat Pelaksanaan pendidikan terhadap masyarakat beberapa diantaranya : Menjelaskan apakah gempa bumi itu, bagaimana penyebabnya, parameternya apa, karakteristik dan lain-lainnya. Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempenglempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Parameter Gempa bumi - Waktu terjadinya gempa bumi (Origin Time - OT) - Lokasi pusat gempa bumi (Episenter) - Kedalaman pusat gempa bumi (Depth) - Kekuatan Gempa bumi (Magnitudo) Karakteristik Gempa bumi - Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat - Lokasi kejadian tertentu - Akibatnya dapat menimbulkan bencana - Berpotensi terulang lagi - Belum dapat diprediksi - Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi Mengapa Gempa bumi Terjadi ? Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempenglempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading). Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga

senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform). Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadangkadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi. Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami. Akibat Gempa bumi - Getaran atau guncangan tanah (ground shaking) - Likuifaksi ( liquifaction) - Longsoran Tanah - Tsunami - Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll) Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempa bumi - Kekuatan gempa bumi - Kedalaman gempa bumi - Jarak hiposentrum gempa bumi - Lama getaran gempa bumi - Kondisi tanah setempat - Kondisi bangunan (http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Gempabumi.bmkg) Memberikan informasi apa yang harus dilakukan sebelum, sesaat, sesudah gempa bumi Sebelum Terjadi Gempa bumi A. Kunci Utama adalah mengenali apa yang disebut gempa bumi. Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi (longsor, liquefaction dll). Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

B. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja. Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. Belajar melakukan P3K. Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran. Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi. C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal. Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan. D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material. Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi (misalnya lampu dll) E. Alat yang harus ada di setiap tempat. - Kotak P3K - Senter/lampu baterai - Radio - Makanan suplemen dan air Saat Terjadi Gempa bumi A. Jika Anda berada di dalam bangunan Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll. Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan. Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah C. Jika Anda sedang mengendarai mobil Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Lakukan point B. D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami. E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan Apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran. Setelah Terjadi Gempa bumi A. Jika Anda berada di dalam bangunan Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda. B. Periksa lingkungan sekitar Anda Periksa apabila terjadi kebakaran. Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air. Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)

C. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa Karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan. D. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa Kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada. E. Mendengarkan informasi. Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya. F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi G. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya. (http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Antisipasi_Gempa.bmkg) 7. Pelaksanaan Manajemen Data Beberapa contoh pelaksanaan manajemen data di antaranya : Rekaman Badai Magnit Di Stasiun Magnet BMKG Pada tanggal 7 - 8 Maret 2012, telah terjadi badai matahari sehingga mempengaruhi medan Magnet Bumi dan sampai dengan tanggal 9 Maret ini masih berlangsung. Perubahan ini telah terekam di Stasiun Pengamatan Magnet Bumi yang dimiliki BMKG, dari hasil rekaman stasiun Geofisika Kupang, Stasiun Geofisika Manado dan Observatorium Pelabuhan Ratu, telah terjadi perubahan variasi harian akibat dari badai magnit, perubahan Medan Magnet Bumi tersebut rata-rata sekitar 50 - 100 nT. efek dari Badai Magnit dapat mempengaruhi system komunikasi. Grafik Rekaman Pengamatan Magnet Bumi di Stasiun Geofisika Kupang(3 - 8 Maret 2012)

(http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Magnet_Bumi , 8 Oktober 2013 21:34 )

Peta Isoseismal Gempa Mamuju Sulawesi Barat 29 September 2013 Peta Isoseismal gempa bumi Mamuju Sulawesi Selatan tanggal 29 September 2013 Pukul 07:19:59 WIB dengan Kekuatan 5.1 SR, Kedalaman 10 Km, Lokasi 2.32 LS - 119.23 BT, Pusat gempa berada di darat 17 km barat daya Mamuju Sulbar. ::: Seismotek

()

Anda mungkin juga menyukai