Anda di halaman 1dari 21

Makalah pelajaran Tematik Terpadu

GEMPA BUMI & TSUNAMI

OLEH :
Anggun Rama Sari (
Rima Melati (20129337)
Nadia Adni Shaza (
Vivi Asneli(

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Zuryanty, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan maklah tematk terpadu. Shalawat beriring salam tak
lupa saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke alam
berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan makalah
ini mungkin banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
Terima kasih kepada dosen, ibu Dra. Zuryanty, M.Pd yang telah memberikan bimbingan
kepada kami.

Bukittinggi , 27 maret 2021


Hormat kami,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR IS.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena
alam yang secara geografis sangat khas untuk wilayah tanah air Indonensia.
Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia
bertemu, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.
Interaksi lempeng-lempeng tersebut menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang
memiliki aktivitas kegunungapian dan gempa bumi yang cukup tinggi. Lebih dari itu
proses dinamika lempeng yang cukup intensif, juga telah membentuk relief
permukaan bumi yang khas dan sangat bervariasi, membentuk pegunungan dengan
lereng-lerengnya yang curam dengan potensialnya longsor, banjir dan penurunan
tanah. Berdasarkan kondisi tersebut, muncul pertanyaan sudahkah masyarakat
Indonesia mengenal dengan baik berbagai jenis karakter bahaya alam dan
sejauhmana kesiapsiagaannya.
Potensi bencana alam ini telah diperparah oleh beberapa permasalahan lain
yang muncul di Indonesia sehingga memicu kerentanan seperti kepadatan penduduk
dan penyebaran penduduk di daerah marginal membutuhkan kawasan hunian,
sehingga akan mencapai wilayah yang tidak aman.

C. Rumusan Masalah
1.apakah pengertian dari gempa bumi dan berapa macam-macam gempa bumi
2. apa faktor terjadinya penyebab gempa bumi
3. apa saja dampak yang ditimbulkan dari gempa bumi
4. apa pengertian dari Tsunami
5. apa saja penyebab terjadinya Tsunami
6. apa saja dampak terjadinya Tsunami
7. Apa saja yang harus dilakukan saat dan setelah tsunami
C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini kami memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian gempa bumi
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
4. Untuk mengetahui

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian gempa bumi

Gempa bumi adalah getran yang dirasakan di permukaan bumi yang di sebabkan oleh gelombang
seismic dari sumber gempa di dalam lapisan kulit bumi.Pusat atau sumber gempa  bumi yang
letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah permukaan bumi ataupun di dasar laut yang
merupakan tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum. Gempa bumi adalah
getaran bumi atau getaran kulit bumi secara tiba-tiba,bersumber  pada lapisan kulit bumi
(litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan  bumi. Gempa bumi di
sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam
kulit bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi termasuk bagian dari tenaga endogen yang merusak,
menyimpang dari sifat tenaga endogen pada umumnya, yaitu membangun tetapi merupakan
gejala sampingan tenaga endogen yaitu tektonisme dan vulkanisme.

B. Penyebab terjadinya gempa bumi

Menurut sebab terjadinya, gempa diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Gempa vulkanisme Gempa vulkanisme terjadi karena meletusnya gunung berapi. Kalau
gunung api akan meletus timbullah tekanan gas dari dalam sumbat kawah. Tekanan itu
menyebabkan terjadinya getaran yang di sebut gempa bumi. Gempa bumi ini hanya terdapat di
daerah sekitar gunung api yang meletus. Gempa bumi ini lebih bahaya dari gempa bumi
runtuhan.

2. Gempa runtuhan Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau
runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga. Daerah yang terjadi gempa
guguran adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di
dalam pegunungan kapur. Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena pelarutan. Jika atap
gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Bahaya yang di akibatkan gempa bumi
runtuhan kecil, umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah local.

3. Gempa Tektonik Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan
merupakan akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang sering kali mengalami gempa ini adalah
daerah pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum
pasifik. Bahaya gempa ini besar sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan patahan,
retakan atau  bergeser. Karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka
gempa ini di sebut juga gempa dislokasi. Dislokasi berasal dari kata Dis artinya terpisah, iocare
artinya tempat. Jadi, timbulnya getaran itu karena retakan kulit bumi atau terpisahnya kulit bumi
dari kedudukan semula.
4. Ledakan Nuklir Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan nuklir. Pada umumnya
peristiwa ini terjadi pada Negara-negara yang sedang perang atau yang melakukan percobaan
hasil rakitnya.Kekuatan gempa ini tergantung dari hantaman nuklir tersebut

C. Jalur Gempa Bumi diIndonesia

Jenis gempa yang banyak terjadi di Indonesia adalah gempa vulkanik, alasannya di indonesia
yaitu banyak gunung berapi yang masih aktiv. Selain gempa vulkanik, jenis gempa tektonik juga
sering terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan di Indonesia masih berlangsung proses
pembentukan pegunungan baik patahan maupun lipatan. Hal ini menyebabkan terjadinya
peristiwa oengangkatan dan penurunan pada lapisan kulit bumi. Wilyah di Indonesia secara
geologis termasuk daerah yang rawan gempa, baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik.
Sebab indonesia secara geologis merupakan pertemuan dari beberapa lempeng kulit bumi,
Lempeng=lempeng tersebu adalah

1.Lempeng Benua Eurasia (Eropa dan Asia)

2. Lempeng Samudra Hindia

3. Lempeng Benua Australia

4. Lempeng Samudra Pasifik Lempeng Benua Asia dan Eropa (Eruasia) relatif stabil dibanding
lempeng yang lainnya.

Lempeng Samudra Hindia dan lempeng Australia bergerak menuju ke arah utara mendesak
lempeng Benua Asia dan Eropa. Sedangkan lempeng Samudra Pasifik bergerak ke arah barat
mendesak lempeng Benua Asia dan Eropa. Pertemuan tiga lempeng tersebut, merupakan jalur
gempa di Indonesia.

D. Contoh Gempa Bumi yang pernah terjadi di Indonesia

1. Gempa bumi samudra hindia tahun 2004, berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR

2. Gempa bumi Sumatra tahun 1833 berkekuatan 8,8 sampai 9,2 SR

3. Gempa bumi Sumatera tahun 2005 berkekuatan 8,7 SR


4. Gempa Laut Banda tahun 1938 berkekuatan 8,5 SR

5. Gempa bumi Sumatera 1861 berkekuatan 8,5 SR

6. Gempa bumi Sumatera tahun 1797 berkekuatan 8,4 SR

7. Gempa bumi Bengkulu tahun 2007 berkekuatan 7,9 SR

8. Gempa bumi Jawa tahun 2006 berkekuatan 7,7 S

9. Gempa bumi di Sumatera tahun 2009 berkekuatan 7,6

10. Gempa bumi di Papua tahun 2009 berkekuatan 7,6 SR E. Tanda

E. Tanda Gempa Bumi

1. Adanya awan berbentuk seperti angin tornado atau seperti pohon / batang berbentuk lurus /
memanjang vertikal bisa dikatakan itu merupakan awan gempa yang biasanya muncul sebelum
gempa terjadi. Adanya awan gempa yang berbentuk aneh tersebut tidak dapat memastikan kapan
gempa akan terjadi. Awan seperti itu terlihat di Kobe 8 hari sebelum gempa. Di Niigata, awan
seperti itu terlihat hanya 4 jam sebelum gempa Niigata Oktober 2004.Awan yang berbentuk aneh
tersebut terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi
sehingga mampu menghisap daya listrik di awan sehingga terbentuk awan mirip angin tornado
atau awan vertikal. Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar tersebut terjadi akibat adanya
patahan atau pergeseran lempeng bumi.

2. Lakukan uji medan elektromagnetis di dalam rumah. Cek siaran TV apakah mengalami
gangguan atau tidak. Apabila memiliki mesin fax, periksa apakah lampunya blinking sekalipun
tidak sedang transmit data kemudian minta orang lain untuk mengirim fax ke alamat fax kita
periksa apakah teks yang dikirim berantakan atau tidak. Matikan aliran listrik. Periksa apakah
lampu neon tetap menyala redup sekalipun tidak ada arus listrik. Apabila Tv mengalami
gangguan, lampu fax blinking padahal tidak sedang transmitting, teks yang kita terima
berantakan dan neon tetap nyala sekalipun tidak ada arus listrik, itu menunjukkan adanya
gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak bisa
dirasakan oleh manusia.

3. Perhatikan hewan - hewan disekitar kita. Periksa apakah hewan -hewan seperti “menghilang”,
lari, atau bertingkah laku aneh. Pada umumnya hewan memiliki kemampuan mendeteksi suara
dan gelombang elektromagnetik melebihi kemampuan manusia. Apabila ketiga ciri - ciri tersebut
terlihat dalam waktu bersamaan atau dalam selang waktu yang tidak terlalu lama maka bersiap
siaplah untuk melakukan evakuasi. 4.Perhatikan juga apakah air tanah tiba - tiba menjadi surut
tidak seperti biasanya. Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah
bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang
akan ada gempa berkekuatan besar. Waspadalah dan persiapkan keamanan sedini mungkin.

F. Antisipasi Gempa Bumi dan cara Penanggulangannya

Oleh karena membawa dampak merugikan bagi kehidupan khususnya kehidupan manusia maka
diperlukan upaya-upaya antisipasi baik sebelum terjadi gempa, saat terjadi gempa, dan setelah
terjadi gempa. Upaya tersebut diperlukan mengingat letak Indonesia yang berada pada zona
utama gempa bumi.

1. Upaya penanggulangan sebelum terjadi gempa:


a. Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.  
b. Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil terhadap
guncangan.
c. Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup baik saat tidak
digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempa seperti kebakaran dan gangguan
sanitasi.
d. Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat akibat guncangan
dan dipastikan sekering berfungsi dengan baik.

2. Upaya penanggulangan saat terjadi gempa:

a. Jika berada di dalam bangunan usahakan tetap tenang dan tidak panic, gunakan pintu dan
tangga darurat untuk keluar dan  jangan menggunakan lift atau elevator, jangan berlindung di
bawah jembatan, jalan laying, ataupun benda-benda yang menggantung tapi berlindunglah di
bawah meja yang kokoh, dan  jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi
gempa susulan .  

b. Jika berada di luar bangunan carilah tanah lapang, jangan berlindung di bawah pohon atau di
tempat dekat tiang/gardu listrik dan getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada berdiri.

c. Jika sedang mengemudikan kendaraan hentikan perjalanan dan segera menepi, jangan
memberhentikan kendaraan di atas jembatan,  jalan laying, atau persimpangan jalan, dan jangan
segera melanjutkan perjalanan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa
lama.

3. Upaya penanggulangan setelah terjadi gempa:

a. Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah baik-baik saja atau mengalami luka-
lukaa.  

b. Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai pertolongan
pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit terdekat.

c. Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi dari instansi pemerintah.

d. Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara tenda-tenda darurat di halaman
atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan.

G.Proses Terjadinya Gempa

Bumi Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami tekanan yang sangat hebat
oleh pergerakan lempeng-lempeng yang menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi ketika
dua lempengan di kerak bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu lempeng
samudera dan lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan bertumbukan, akan
menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Proses terjadinya gempa
bumi tersebut kira-kira adalah sebagai berikut: Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar
ketika bertumbukan dengan lempeng benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak
menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat bergesekan
dengan selubung bumi, yang lebih lanjut menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan
area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran.
Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh
lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala arah
yang disebut sebagai gelombang gempa bumi (seismic waves). Nah, di sekitar daerah tumbukan
lempeng-lempeng itulah gempa bumi bisa terjadi.

A.    Pengertian Tsunami
Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang:  Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang, secara
harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) yang artinya adalah perpindahan badan air  atau
gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif. Gangguan impulsif tersebut
terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut yang disebabkan oleh perubahan permukaan
laut secara vertikal dengan tiba-tiba(Pond and Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal
(Tanioka and Satake, 1995).
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di
bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di
laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan
kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan
demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami
bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Gambar 1. Kerusakan yang Diakibatkan Tsunami
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami
dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami
masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai “gelombang laut
seismik”.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang
badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami,
meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai
ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini.
Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning
System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa
megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.
 
B.     Penyebab  Tsunami
1.      Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadinya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air atau ombak raksasa, letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang
jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang
besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
  Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut dimana gelombang
terjadi, yang kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai
pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm
hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap
masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan
bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa
bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah
lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan
gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda
kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat
terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

2.      Penyebab terjadinya tsunami


Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya tsunami.  Faktor penyebab terjadinya
tsunami itu adalah:
1. Gempa bumi yang berpusat dibawah laut (Undersea Earthquake)
Gempa tektonik merupakan salah satu gempa yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng
bumi. Jika gempa semacam ini terjadi di bawah laut, air di atas wilayah lempeng yang
bergerak tersebut berpindah dari posisi ekuilibriumnya. Gelombang muncul ketika air ini
bergerak oleh pengaruh gravitasi kembali ke posisi ekuilibriumnya. Apabila wilayah yang
luas pada dasar laut bergerak naik ataupun turun, tsunami dapat terjadi.
Meskipun demikian tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa bumi dibawah laut yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa bumi
dengan kriteria sebagai berikut
 Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
 Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
 Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
 Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).
2. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik. Tsunami besar yang
terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat
Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815
juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai
negara kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus
mewaspadai ancaman ini.
3. Longsor bawah laut ( Undersea landslide )
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng
benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena
longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide. Gerakan yang
besar pada kerak bumi biasanya terjadi di perbatasan antar lempeng tektonik. Celah retakan
antara kedua lempeng tektonik ini disebut dengan sesar (fault). Sebagai contoh, di sekeliling
tepian Samudera Pasifik yang biasa disebut dengan Lingkaran Api (Ring of Fire), lempeng
samudera yang lebih padat menunjam masuk ke bawah lempeng benua. Proses ini dinamakan
dengan penunjaman (subduction). Gempa subduksi sangat efektif membangkitkan
gelombang tsunami.
4. Hambatan meteor laut (Cosmic-body Impacts)
Jatuhnya meteor yang berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
Tumbukan dari benda luar angkasa seperti meteor merupakan gangguan terhadap air laut
yang datang dari arah permukaan. Tsunami yang timbul karena sebab ini umumnya terjadi
sangat cepat dan jarang mempengaruhi wilayah pesisir yang jauh dari sumber gelombang.
Sekalipun begitu, apabila pergerakan lempeng dan tabrakan benda angkasa luar cukup
dahsyat, kedua peristiwa ini dapat menciptakan megatsunami.

5. Aktivitas Vulkanik (Volcanic Activities)


Pergeseran lempeng di dasar laut, selain dapat mengakibatkan gempa juga seringkali
menyebabkan peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung berapi. Kedua hal ini dapat
menggoncangkan air laut di atas lempeng tersebut. Demikian pula, meletusnya gunung
berapi yang terletak di dasar samudera juga dapat menaikkan air dan membangkitkan
gelombang tsunami.

 
3.      Rambatan Tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di
laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan
kecepatan pesawat terbang namun ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika
gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per
jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang
yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru mengetahui
tsunami telah terjadi ketikatiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang
disebabkan olehtsunami.
Tsunami bisa merambat ke segala arah dari sumber asalnya dan bisa melanda wilayah
yang cukup luas, bahkan didaerah belokan, terlindung atau daerah yang cukup jauh dari sumber
asal tsunami. Ada yang disebut tsunami setempat (local tsunami), yaitu tsunami yang hanya
terjadi dan melanda disuatu kawasan yang terbatas. Hal ini terjadi karena lokasi awal tsunami
terletak disuatu wilayah yang sempit atau tertutup, seperti selat atau danau. Misalnya tsunami
yang terjadi pada 16 Agustus 1976, di Teluk Moro Philipina yang menewaskan lebih dari 5.000
orang di Philipina.
Ada juga yang disebut tsunami jauh (distant tsunami), hal ini karena tsunami bisa
melanda wilayah yang sangat luas dan jauh dari sumber asalnya. Seperti yang pernah terjadi di
Chili pada 22 Mei 1960 akibat dipicu gempa dengan kekuatan lebih dari 8.0R. Tsunami dengan
ketingian lebih dari 10 meter ini menyebabkan korban jiwa dan kerusakan parah di Chili, Jepang,
Hawaii, dan Philipina. Gelombang tsunami ini menewaskan 1000 orang di Chili dan 61 orang di
Hawaai. Gelombang tsunami ini mencapai Okinawa dan pantai timur Jepang setelah menempuh
perjalanan selama 22 jam dan menewaskan 150 orang di Jepang.

Gambar 2 Skema Terjadinya Tsunami

4.      Tanda-tanda akan terjadi Tsunami


Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :
1)      Air laut yang surut secara tiba-tiba.
2)      Bau asin yang sangat menyengat.
3)      Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangatkeras.

C.    Menghadapi Tsunami
1.      Persiapan Menghadapi Tsunami
1. Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia,
Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko.
Mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
2.  Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah
pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah
peringatan dikeluarkan.
3. Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel
punggung), di dekat pintu.
4. Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
5. Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
6. Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
7. Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas
penyebaran informasi tentang tsunami.
8. Jika hanya ada sedikit waktu sebelum dating tsunami,segera mencari pintu dan mencari
jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
9. Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan
tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
10. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda
berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
11. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
12. Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari
tempat yang tinggi dan aman.
 
2. Setelah Terjadi Tsunami
1. Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah
tercemar dan harus dibuang.
2. Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan panggil
bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
3. Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke rumah tidak
memungkinkan.
4. Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali
ke rumah.Bilakeadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati carilah tempat
tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.
 
2.      Cara penanggulangan Tsunami
Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
1. Melaksanakan evakuasi secara intensif.
2. Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3. Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4. Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian 
logistik yang diperlukan.
5. Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6. Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7. Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan 
tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8. Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

3.      Upaya Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami


Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah
ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
1. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut
secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi
(perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
2. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita
daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
3. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang
rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
4. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika
berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara
tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan
atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
5. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita
daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
6. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang
rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
7. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
 
D.    Historis Tsunami
 1 November 1755, setelah gempa bumi kolosal menghancurkan Lisbon, Portugal dan
pegunungan di Eropa, orang menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu. Namun
Tsunami akhirnya menyusul. Peristiwa mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh
lebih dari 60 ribu orang.
 27 Agustus 1883, letusan gunung Krakatau memicu terjadinya tsunami yang
menenggelamkan 36 ribu orang Indonesia yang berada di pulau Jawa bagian barat dan utara
Sumatera. Kekuatan gelombang mendorong 600 ton blok terumbu karang menuju tepi
pantai bersama dengan arus tsunami yang besar.
 15 Juni 1896, gelombang setinggi 30 meter, disebabkan oleh gempa bumi menyapu pantai
timur Jepang. Sebanyak 27 ribu orang menjadi korban.
 1 April 1946, tsunami April Fool, dipicu sebuah gempa yang terjadi di Alaska, membunuh
159 orang, dan kebanyakan berada di kepulauan Hawaii.
 9 Juli 1958, diingat sebagai tsunami terbesar yang pernah dicatat oleh masa modern, Gempa
di Teluk Lituya Alaska disebabkan oleh tanah longsor yang awalnya dipicu oleh gempa
bumi berskala 8,3 skala richter. Gelombang sangat tinggi, tetapi karena wilayah tersebut
relatif terisolasi dan kondisi geologinya unik maka tsunami tidak menyebabkan banyak
kerusakan. Tapi hanya menenggelamkan satu perahu dan membunuh dua orang
 22 Mei 1960, salah satu gempa besar yang tercatat manusia terjadi di Chile sebesar 8,6
skala richter, menciptakan tsunami yang menerjang pantai Chile dalam waktu kurang dari
15 menit. Gelombang setinggi 25 meter membunuh  1500 orang di Chile dan
Hawaii,menjadi tsunami yang cukup besar.
 27 Maret 1964, dikenal sebagai gempa bumi Good Friday Alaska, dengan kekuatan sekitar
8,4 skala richter menggulung dengan kecepatan 400 mil per jam tsunami di Valdez Inlet
dengan ketinggian 6,7 meter, membunuh lebih dari 120 orang.Sepuluh orang yang menjadi
korban di kota Crescent, di utara California, yang sempat menyaksikan gelombang setinggi
6,3 meter
 23 Agustus 1976, sebuah tsunami di barat daya Filipina membunuh 8 ribu korban jiwa
akibat gempa bumi yang terjadi 30 menit setelah adanya gempa.
 17 Juli 1998, sebuah gempa berkekuatan 7,1 skala richter menyebabkan tsunami di Papua
Nugini yang membunuh 2200 orang dengan sangat cepat.
 26 Desember 2004, gempa kolosal dengan kekuatan 9,1 dan 9,3 skala richter setinggi 3,5
meter mengguncang Indonesia dan membunuh 230 ribu jiwa, sebagian besar karena
tsunami. Gempa tersebut dinamakan sebagai gempa Sumatera-Andaman dan tsunami yang
terjadi kemudian dikenal sebagai tsunami lautan Hindia. Gelombang yang terjadi menimpa
banyak belahan dunia lain, sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.
 2006 – 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia,
dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban
jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis
 2007 – 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.
 2010 – 27 Februari, Santiago, Chili,yang memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
 2010 – 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia,yang meluluh-lantahkan sebagian
besar kepulauan Mentawai dan memakan banyak korban jiwa.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energy yang menyebabkan dislokasi pada  bagian dalam
bumi secara tiba-tiba.Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
vulkanik, tektonik,runtuhan dan nuklir.Akibat yang ditimbulkan gempa bumi yakni
menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya dan lain-
lain.Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang
sesuai standar/membuat bangunan tahan gempa terutama didaerah rawan gempa. Mitigasi saat
terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan jika ada di dalam ruangan
berlindung dibawah kolong meja, dan jika diluar ruangan jauhi tiang listrik dan pohon.tsunami
adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi , tanah longsor atauletusan gunung
berapi yang terjadi di laut.terjadinya tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang
menyebabkan perpindahansejumlah besar air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api,
gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. namun, 3tsunami adalah akibat
gempa bumi bawah laut. .Dampak tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan
banyak menelankorban jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi
tsunami baik dalam keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmusiana.com/2015/12/proses-terjadinya-gempa-bumi.htm

AM Nur.2010. Gempa bumi, tsunami, danmitigasinya. Jurnal geografi

MIFTAHUL JANNAH,dkk. 2013. Tsunami. Makalah. SMK ISLAM AL AMAL SURABAYA.


Diaksesdalam;
https://www.academia.edu/13676237/MAKALAH_TSUNAMI_DISUSUN_OLEH

NANIN TRIANAWATI SUGITO. 2008. TSUNAMI. UNIVERSITAS PENDIDIKAN


INDONESIA.Diaksesdalam :
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/198304032008012-
NANIN_TRIANA_SUGITO/TSUNAMI.pdf

Anda mungkin juga menyukai