OLEH :
Anggun Rama Sari (
Rima Melati (20129337)
Nadia Adni Shaza (
Vivi Asneli(
DOSEN PENGAMPU :
Dra. Zuryanty, M.Pd
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan maklah tematk terpadu. Shalawat beriring salam tak
lupa saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke alam
berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan makalah
ini mungkin banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
Terima kasih kepada dosen, ibu Dra. Zuryanty, M.Pd yang telah memberikan bimbingan
kepada kami.
KATA PENGANTAR
DAFTAR IS.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena
alam yang secara geografis sangat khas untuk wilayah tanah air Indonensia.
Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia
bertemu, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.
Interaksi lempeng-lempeng tersebut menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang
memiliki aktivitas kegunungapian dan gempa bumi yang cukup tinggi. Lebih dari itu
proses dinamika lempeng yang cukup intensif, juga telah membentuk relief
permukaan bumi yang khas dan sangat bervariasi, membentuk pegunungan dengan
lereng-lerengnya yang curam dengan potensialnya longsor, banjir dan penurunan
tanah. Berdasarkan kondisi tersebut, muncul pertanyaan sudahkah masyarakat
Indonesia mengenal dengan baik berbagai jenis karakter bahaya alam dan
sejauhmana kesiapsiagaannya.
Potensi bencana alam ini telah diperparah oleh beberapa permasalahan lain
yang muncul di Indonesia sehingga memicu kerentanan seperti kepadatan penduduk
dan penyebaran penduduk di daerah marginal membutuhkan kawasan hunian,
sehingga akan mencapai wilayah yang tidak aman.
C. Rumusan Masalah
1.apakah pengertian dari gempa bumi dan berapa macam-macam gempa bumi
2. apa faktor terjadinya penyebab gempa bumi
3. apa saja dampak yang ditimbulkan dari gempa bumi
4. apa pengertian dari Tsunami
5. apa saja penyebab terjadinya Tsunami
6. apa saja dampak terjadinya Tsunami
7. Apa saja yang harus dilakukan saat dan setelah tsunami
C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini kami memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian gempa bumi
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
4. Untuk mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
Gempa bumi adalah getran yang dirasakan di permukaan bumi yang di sebabkan oleh gelombang
seismic dari sumber gempa di dalam lapisan kulit bumi.Pusat atau sumber gempa bumi yang
letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah permukaan bumi ataupun di dasar laut yang
merupakan tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum. Gempa bumi adalah
getaran bumi atau getaran kulit bumi secara tiba-tiba,bersumber pada lapisan kulit bumi
(litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi. Gempa bumi di
sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam
kulit bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi termasuk bagian dari tenaga endogen yang merusak,
menyimpang dari sifat tenaga endogen pada umumnya, yaitu membangun tetapi merupakan
gejala sampingan tenaga endogen yaitu tektonisme dan vulkanisme.
1. Gempa vulkanisme Gempa vulkanisme terjadi karena meletusnya gunung berapi. Kalau
gunung api akan meletus timbullah tekanan gas dari dalam sumbat kawah. Tekanan itu
menyebabkan terjadinya getaran yang di sebut gempa bumi. Gempa bumi ini hanya terdapat di
daerah sekitar gunung api yang meletus. Gempa bumi ini lebih bahaya dari gempa bumi
runtuhan.
2. Gempa runtuhan Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau
runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga. Daerah yang terjadi gempa
guguran adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di
dalam pegunungan kapur. Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena pelarutan. Jika atap
gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Bahaya yang di akibatkan gempa bumi
runtuhan kecil, umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah local.
3. Gempa Tektonik Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan
merupakan akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang sering kali mengalami gempa ini adalah
daerah pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum
pasifik. Bahaya gempa ini besar sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan patahan,
retakan atau bergeser. Karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka
gempa ini di sebut juga gempa dislokasi. Dislokasi berasal dari kata Dis artinya terpisah, iocare
artinya tempat. Jadi, timbulnya getaran itu karena retakan kulit bumi atau terpisahnya kulit bumi
dari kedudukan semula.
4. Ledakan Nuklir Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan nuklir. Pada umumnya
peristiwa ini terjadi pada Negara-negara yang sedang perang atau yang melakukan percobaan
hasil rakitnya.Kekuatan gempa ini tergantung dari hantaman nuklir tersebut
Jenis gempa yang banyak terjadi di Indonesia adalah gempa vulkanik, alasannya di indonesia
yaitu banyak gunung berapi yang masih aktiv. Selain gempa vulkanik, jenis gempa tektonik juga
sering terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan di Indonesia masih berlangsung proses
pembentukan pegunungan baik patahan maupun lipatan. Hal ini menyebabkan terjadinya
peristiwa oengangkatan dan penurunan pada lapisan kulit bumi. Wilyah di Indonesia secara
geologis termasuk daerah yang rawan gempa, baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik.
Sebab indonesia secara geologis merupakan pertemuan dari beberapa lempeng kulit bumi,
Lempeng=lempeng tersebu adalah
4. Lempeng Samudra Pasifik Lempeng Benua Asia dan Eropa (Eruasia) relatif stabil dibanding
lempeng yang lainnya.
Lempeng Samudra Hindia dan lempeng Australia bergerak menuju ke arah utara mendesak
lempeng Benua Asia dan Eropa. Sedangkan lempeng Samudra Pasifik bergerak ke arah barat
mendesak lempeng Benua Asia dan Eropa. Pertemuan tiga lempeng tersebut, merupakan jalur
gempa di Indonesia.
1. Gempa bumi samudra hindia tahun 2004, berkekuatan 9,1 sampai 9,3 SR
1. Adanya awan berbentuk seperti angin tornado atau seperti pohon / batang berbentuk lurus /
memanjang vertikal bisa dikatakan itu merupakan awan gempa yang biasanya muncul sebelum
gempa terjadi. Adanya awan gempa yang berbentuk aneh tersebut tidak dapat memastikan kapan
gempa akan terjadi. Awan seperti itu terlihat di Kobe 8 hari sebelum gempa. Di Niigata, awan
seperti itu terlihat hanya 4 jam sebelum gempa Niigata Oktober 2004.Awan yang berbentuk aneh
tersebut terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan hebat dari dasar bumi
sehingga mampu menghisap daya listrik di awan sehingga terbentuk awan mirip angin tornado
atau awan vertikal. Gelombang elektromagnetis berkekuatan besar tersebut terjadi akibat adanya
patahan atau pergeseran lempeng bumi.
2. Lakukan uji medan elektromagnetis di dalam rumah. Cek siaran TV apakah mengalami
gangguan atau tidak. Apabila memiliki mesin fax, periksa apakah lampunya blinking sekalipun
tidak sedang transmit data kemudian minta orang lain untuk mengirim fax ke alamat fax kita
periksa apakah teks yang dikirim berantakan atau tidak. Matikan aliran listrik. Periksa apakah
lampu neon tetap menyala redup sekalipun tidak ada arus listrik. Apabila Tv mengalami
gangguan, lampu fax blinking padahal tidak sedang transmitting, teks yang kita terima
berantakan dan neon tetap nyala sekalipun tidak ada arus listrik, itu menunjukkan adanya
gelombang elektromagnetis luar biasa yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak bisa
dirasakan oleh manusia.
3. Perhatikan hewan - hewan disekitar kita. Periksa apakah hewan -hewan seperti “menghilang”,
lari, atau bertingkah laku aneh. Pada umumnya hewan memiliki kemampuan mendeteksi suara
dan gelombang elektromagnetik melebihi kemampuan manusia. Apabila ketiga ciri - ciri tersebut
terlihat dalam waktu bersamaan atau dalam selang waktu yang tidak terlalu lama maka bersiap
siaplah untuk melakukan evakuasi. 4.Perhatikan juga apakah air tanah tiba - tiba menjadi surut
tidak seperti biasanya. Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu bersamaan, segeralah
bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang
akan ada gempa berkekuatan besar. Waspadalah dan persiapkan keamanan sedini mungkin.
Oleh karena membawa dampak merugikan bagi kehidupan khususnya kehidupan manusia maka
diperlukan upaya-upaya antisipasi baik sebelum terjadi gempa, saat terjadi gempa, dan setelah
terjadi gempa. Upaya tersebut diperlukan mengingat letak Indonesia yang berada pada zona
utama gempa bumi.
a. Jika berada di dalam bangunan usahakan tetap tenang dan tidak panic, gunakan pintu dan
tangga darurat untuk keluar dan jangan menggunakan lift atau elevator, jangan berlindung di
bawah jembatan, jalan laying, ataupun benda-benda yang menggantung tapi berlindunglah di
bawah meja yang kokoh, dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi
gempa susulan .
b. Jika berada di luar bangunan carilah tanah lapang, jangan berlindung di bawah pohon atau di
tempat dekat tiang/gardu listrik dan getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada berdiri.
c. Jika sedang mengemudikan kendaraan hentikan perjalanan dan segera menepi, jangan
memberhentikan kendaraan di atas jembatan, jalan laying, atau persimpangan jalan, dan jangan
segera melanjutkan perjalanan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa
lama.
a. Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah baik-baik saja atau mengalami luka-
lukaa.
b. Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai pertolongan
pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit terdekat.
c. Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi dari instansi pemerintah.
d. Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara tenda-tenda darurat di halaman
atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan.
Bumi Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami tekanan yang sangat hebat
oleh pergerakan lempeng-lempeng yang menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi ketika
dua lempengan di kerak bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu lempeng
samudera dan lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan bertumbukan, akan
menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Proses terjadinya gempa
bumi tersebut kira-kira adalah sebagai berikut: Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar
ketika bertumbukan dengan lempeng benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak
menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat bergesekan
dengan selubung bumi, yang lebih lanjut menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan
area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran.
Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh
lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala arah
yang disebut sebagai gelombang gempa bumi (seismic waves). Nah, di sekitar daerah tumbukan
lempeng-lempeng itulah gempa bumi bisa terjadi.
A. Pengertian Tsunami
Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang: Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang, secara
harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) yang artinya adalah perpindahan badan air atau
gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif. Gangguan impulsif tersebut
terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut yang disebabkan oleh perubahan permukaan
laut secara vertikal dengan tiba-tiba(Pond and Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal
(Tanioka and Satake, 1995).
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di
bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di
laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan
kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan
demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami
bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Gambar 1. Kerusakan yang Diakibatkan Tsunami
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami
dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami
masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai “gelombang laut
seismik”.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang
badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami,
meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai
ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini.
Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning
System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa
megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.
B. Penyebab Tsunami
1. Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadinya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air atau ombak raksasa, letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang
jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang
besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut dimana gelombang
terjadi, yang kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai
pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm
hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap
masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan
bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa
bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah
lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan
gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda
kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat
terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
3. Rambatan Tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di
laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan
kecepatan pesawat terbang namun ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika
gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per
jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang
yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru mengetahui
tsunami telah terjadi ketikatiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang
disebabkan olehtsunami.
Tsunami bisa merambat ke segala arah dari sumber asalnya dan bisa melanda wilayah
yang cukup luas, bahkan didaerah belokan, terlindung atau daerah yang cukup jauh dari sumber
asal tsunami. Ada yang disebut tsunami setempat (local tsunami), yaitu tsunami yang hanya
terjadi dan melanda disuatu kawasan yang terbatas. Hal ini terjadi karena lokasi awal tsunami
terletak disuatu wilayah yang sempit atau tertutup, seperti selat atau danau. Misalnya tsunami
yang terjadi pada 16 Agustus 1976, di Teluk Moro Philipina yang menewaskan lebih dari 5.000
orang di Philipina.
Ada juga yang disebut tsunami jauh (distant tsunami), hal ini karena tsunami bisa
melanda wilayah yang sangat luas dan jauh dari sumber asalnya. Seperti yang pernah terjadi di
Chili pada 22 Mei 1960 akibat dipicu gempa dengan kekuatan lebih dari 8.0R. Tsunami dengan
ketingian lebih dari 10 meter ini menyebabkan korban jiwa dan kerusakan parah di Chili, Jepang,
Hawaii, dan Philipina. Gelombang tsunami ini menewaskan 1000 orang di Chili dan 61 orang di
Hawaai. Gelombang tsunami ini mencapai Okinawa dan pantai timur Jepang setelah menempuh
perjalanan selama 22 jam dan menewaskan 150 orang di Jepang.
C. Menghadapi Tsunami
1. Persiapan Menghadapi Tsunami
1. Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia,
Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko.
Mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
2. Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah
pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah
peringatan dikeluarkan.
3. Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel
punggung), di dekat pintu.
4. Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
5. Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
6. Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
7. Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas
penyebaran informasi tentang tsunami.
8. Jika hanya ada sedikit waktu sebelum dating tsunami,segera mencari pintu dan mencari
jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
9. Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan
tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
10. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda
berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
11. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
12. Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari
tempat yang tinggi dan aman.
2. Setelah Terjadi Tsunami
1. Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah
tercemar dan harus dibuang.
2. Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan panggil
bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
3. Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke rumah tidak
memungkinkan.
4. Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali
ke rumah.Bilakeadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati carilah tempat
tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.
2. Cara penanggulangan Tsunami
Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
1. Melaksanakan evakuasi secara intensif.
2. Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3. Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4. Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian
logistik yang diperlukan.
5. Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6. Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7. Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan
tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8. Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energy yang menyebabkan dislokasi pada bagian dalam
bumi secara tiba-tiba.Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
vulkanik, tektonik,runtuhan dan nuklir.Akibat yang ditimbulkan gempa bumi yakni
menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya dan lain-
lain.Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang
sesuai standar/membuat bangunan tahan gempa terutama didaerah rawan gempa. Mitigasi saat
terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan jika ada di dalam ruangan
berlindung dibawah kolong meja, dan jika diluar ruangan jauhi tiang listrik dan pohon.tsunami
adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi , tanah longsor atauletusan gunung
berapi yang terjadi di laut.terjadinya tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang
menyebabkan perpindahansejumlah besar air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api,
gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. namun, 3tsunami adalah akibat
gempa bumi bawah laut. .Dampak tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan
banyak menelankorban jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi
tsunami baik dalam keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmusiana.com/2015/12/proses-terjadinya-gempa-bumi.htm