Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok

Mata Kuliah Epidemiologi Kesehatan Darurat

MAKALAH

“Kesehatan Darurat Bencana Gempa Bumi”

OLEH:

Kelompok 1

Sartika (K011181022)

Sitti Khadijah Nur (K011181058)

Maftur Al Rafi (K011181069)

Riska Ramadhani Hendrik (K011181343)

DEPARTEMEN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
karunia dan rahmatNya, sehingga makalah Epidemiologi Kesehatan Darurat penulis
yang berjudul “Kesehatan Darurat Bencana Gempa Bumi” ini bisa terselesaikan
dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu penulis mengalami banyak hambatan
diantaranya teknik penulisan, penentuan materi, dan lain sebagainya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Namun, hal tersebut merupakan proses pembelajaran
untuk penulis, selain itu penulis menyadari bahwa kelancaran dan penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari dosen mata kuliah
Epidemiologi Kesehatan Darurat, teman-teman, dan semua pihak yang terlibat
sehingga semua kendala-kendala yang penulis hadapi bisa teratasi.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik itu dalam teknik penulisan maupun penyajian materi mengingat
kemampuan yang dimiliki penulis terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini sangat penulis butuhkan. Akhirnya, semoga makalah ini
dapat bermanfaat dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.

Makassar, 17 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Hal

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Tinjauan Singkat.......................................................................................... 3
2. Gambaran Epidemilogi................................................................................ 3
3. Dampak Gempa Bumi
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
4
4. Masalah Kesehatan Akibat Bencana Gempa Bumi
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
5
......................................................................................................
5. Manajemen Kesehatan Darurat.................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................................ 9

iii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki banyak wilayah yang rawan bencana. Berdasarkan
data World risk report 2018, Indonesia menduduki urutan ke- 36 dengan indeks
risiko 10,36 dari 172 negara paling rawan bencana alam di dunia. Secara
geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang berada pada cincin api
(Ring of Fire), hal ini disebabkan oleh dua faktor yang saling berkait berikut
Yakni pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu Indo Australia, Eurasia, dan
Pasifik, sehingga jika terjadi pergerakan salah satunya maka akan dapat
menyebabkan bencana seperti gempa bumi dimana gaya interaksi antar-lempeng
tersebut senantiasa menekan dan menggeser berbagai patahan yang tersebar di
seluruh bagian Indonesia, baik di daratan maupun di dasar lautan, yang telah ada
semenjak lama akibat faktor berikutnya. Pada masa lampau selama puluhan juta
tahun, Indonesia dibangun atas gabungan berbagai lempeng benua mikro dan
busur gunung api, yang digerakkan oleh proses tektonik yang kompleks hingga
berada di tempatnya saat ini; proses tumbukan puluhan lempeng tersebut
menyebabkan terbentuknya berbagai jenis patahan yang tersebar di berbagai
tempat, senantiasa menerima dan menimbun gaya tektonik dari interaksi
lempeng-lempeng litosfer saat ini.

Gempa bumi menjadi ancaman bencana alam yang berpotensi merusak


terbesar di Indonesia, karena datang secara tiba-tiba (Sudden Onset) dan
dampaknya bisa sangat luas, tidak terkecuali wilayah padat perkotaan. Hampir
setiap tahun, setidaknya kurang lebih 3 gempa berkekuatan 7 SR atau lebih
terjadi di Indonesia dan menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur
atau lingkungan (Palang Merah Indonesia, 2016). Tingginya angka korban jiwa
yang meninggal akibat bencana alam gempa bumi menjadi pertanda bahwa
masih rendahnya tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Dalam Kepmenkes RI nomor 876/ Menkes/SK/XI/2006 tentang kebijakan dan

1
strategi nasional penanganan krisis dan masalah kesehatan lain, disebutkan
bahwa penanganan krisis dan masalah kesehatan lain lebih menitikberatkan
kepada upaya sebelum terjadinya bencana yaitu upaya pencegahan, mitigasi, dan
kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan yang dimaksudkan adalah kesiapsiagaan sumber
daya sebelum menghadapi masalah kesehatan yang timbul akibat terjadinnya
bencana termasuk bencana gempa dan tsunami. Oleh karena itu tenaga kesehatan
menjadi hal yang penting dan merupakan pelaksana teknis atau pelaksanaan
kegiatan operasional sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana maupun
pascabencana.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gempa bumi ?
2. Bagaimana gambaran epidemiologi dari gempa bumi ?
3. Apa saja dampak dari gempa bumi ?
4. Apa saja masalah kesehatan yang timbul akibat bencana gempa bumi?
5. Bagaimana manajemen kesehatan darurat dari gempa bumi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui materi terkait gempa bumi.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui definisi dari gempa bumi
b. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi dari gempa bumi
c. Untuk mengidentifikasi dampak dari gempa bumi
d. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang timbul akibat bencana gempa
bumi.
e. Untuk mengetahui manajemen kesehatan darurat dari gempa bumi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan singkat
Gempa bumi merupakan sebuah peristiwa berguncangnya bumi yang
disebabkan dari pergerekan/pergeseran lapisan batuan yang berada di kulit bumi
yang tiba-tiba dikarenakan pergerakan lempengan tektonik atau bisa disebut
gempa bumi tektonik. Selain itu gempa bumi dapat terjadi karena aktivitas
gunung berapi atau bisa disebut gempa bumi vulkanik. Gempa bumi sendiri pada
umumya disebabkan oleh gerakan mendadak dari kerak Bumi di sepanajng
bidang patahan, penyebab lainnya yaitu benturan meteroit, tanah longsor,
ledakan bom, dan banyak lainnya.
Pada abad ke-19 kalangan ahli kebumian mendapat kesadaran baru yang
dipicu dari pemahaman akan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh
pergeseran patahan, yaitu memetakan keberadaan berbagai patahan di lapangan
dimana selanjutnya akan menjadi dasar dalam membuat peta keretanan gempa
bumi. Pergerakan patahan tidaklah sederhana, jika dibayangkan sebagai satu kali
pergeseran yang menghasilkan gempa bumi. Pada nyatanya gempa bumi terjadi
dalam suatu rangkaian. Tekanan stress yang tersimpan pada batuan yang
terpatahkan dilepas oleh suatu runtutan pergeseran disepanjang bidang patahan
atau beberapa yang berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan bahkan
tahun. Setiap pergeseran patahan akan menghasilkan satu peristiwa gempa dan
yang terbesar akan dinamakan gempa bumi.
B. Gambaran Epidemiologi
Dari data BNPB pada tahun 2006 kejadian gempa terparah yaitu Gempa
Bantu yang memakan korban 4143 jiwa. Gempa bumi yang disertai gelombang
tsunami juga memperparah dampak bencana tersebut. Seperti data dari BNPB
yang menyebeutkan gempa dan tsunami terbesar terjadi pada akhir tahun 2004.
Pada tanggal 28 September 2018 di Sulawesi Tengah terjadi gempa bumi
berpotensi tsunami dengan kekuatan 7,4 SR yang cukup menghancurkan Provinsi

3
Sulawesi Tengah. Dampak dari bencana tersebut yaitu 2101 orang meninggal,
luka berat (rawat inap) sebanyak 4438 orang, luka ringan (rawat jalan) sebanyak
83.122 orang, 1373 orang yang hilang, dan sebanyak 173.552 yang mengungsi.
Adapun pada awal tahun 2021 korban dari gempa yang terjadi di Kabupaten
Mamuju yaitu 95 orang dan 10 orang di Kabupaten Majene.
C. Dampak Gempa Bumi
Berdasarkan karakteristik gempa bumi ada dua penyebab bahayanya, yaitu
pertama karena goyangan langsung dari getaran yang terjadi di permukaan bumi,
yang kedua yaitu karena terjadinya tsunami yang berasal dari getaran gempa di
dalam laut sehingga menyebabkan gelombang besar yang menghantam daratan
pantai tempat pemukiman dan aktivitas penduduk sekitar.
Gempa yang memiliki kekuatan di atas 5 Skala Richter bisa menyebabkan
getaran dipermukaan bumi, dari getaran ini akan menggoyangkan benda-benda
diatasnya seperti rumah-rumah, perabotan rumah ,bangunan, tiang listrik,pohon,
dan sebagainya. Jika benda-benda tersebut tidak mampu menahan getaran yang
terjadi maka akan rubuh, tumbang, terpelanting, serta jatuh. Kejadian tersebut
bisa menimbulkan korban jiwa dam luka-luka bila benda-benda tersebut
menimpa atau jatuh pada orang-orang yang ada disekitar. Selain itu juga terjadi
tsunami yang terjadi setelah gempa bumi di dasar laut yang menimbulkna
gelombang besar menghantam daratan pantai.
Selain dampak fisik dan lingkungan, gempa bumi juga berpengaruh pada
psikologis seperti kecemasan, tekanan atau stress, depresi, dan trauma. Damapk
psiklogis ini akan sangat berpengaruh besar pada anak-anak karena mereka
secara langsung melihat, merasakan, dan menyaksikan kejadian tersebut dengan
kondisi usia yang masih belum matang secara pertumbuhan psikologis.
Adapun dampak ekonominya yaitu sulitnnya terpenuhi kebutuhan ekonomi
akibat dari tidak berjalannya aktivitas jual beli barang dan jasa yang disebabkan
dari rusaknya berbagai infrastruktrur sehingga roda ekonomi pasar lumpuh.
Berbagai usaha masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup dari primer

4
hingga tersier sehingga tercapainya kemakmuran tidak terpenuhi secara
maksimal. Untuk dampak sosialnya seperti sumber mata pencaharaian berkurang,
ketersedian air bersih yang tidak mecukupi, hancurnya bangunan-bangunan
sarana social, aktivitas yang diliburkan, dan lainnya.
D. Masalah Kesehatan Akibat Bencana Gempa Bumi
Dampak akibat bencana alam yang terjadi dapat merupakan dampak langsung
maupun dampak tidak langsung. Dampak tidak langsung dari bencana ini
mengakibatkan susahnya terhadap akses pelayanan kesehatan, akses listrik, air
bersih, sanitasi, makanan serta camp pengungisan menjadi tidak ideal sehingga
menimbulkan penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Penyakit menular yang mungkin terjadi adalah yang diakibatkan oleh udara
seperti ISPA maupun penyakit kulit yang dapat disebabkan melalui udara,
diakibatakan oleh air seperti diare, penyakit kulit yang dapat ditularkan melalui
air dan sebagainya. Sedangkan penyakit tidak menular seperti stres, hipertensi,
hipotensi serta trauma bencana seperti luka maupun trauma lain seperti patah
tulang, kerusakan organ dalam tubuh yang memungkinkan dilakukan amputasi
Rusaknya fasilitas kesehatan baik rumah sakit maupun puskesmas seta
terbatasnya persediaan obat dan logistic kesehatan akan membatasi peralayanan
kesehatan bagi korban bencana. Akses pelayanan kesehatan maupun obat
menjadikan terkendala. Baik pasien paru maupun pasien rutin berobat untuk
mengakses pelayanan keseahtan dan pengobatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugrahaningtyas di Posko
Kesehatan Unriyo di Camp Pengungsian Balaroa Palu pada 30 Oktober-3
November 2018 menyatakan situasi pasca bencana nampak diagnosis penyakit
dengan beragam penyakit yang disebabkan oleh dampak langsung maupun tidak
langsung dari bencana gempa bumi dan tsunami. Dampak langsung adalah ISPA,
trauma akibat bencana, urtikaria, sedangkan dampak tidak langsung adalah
hipertensi, hipotensi, GEA maupun stroke.

5
E. Manajemen Kesehatan Darurat
Saat terjadinya bencana perlu dipersiapkan dari pra bencana, saat bencana
terjadi, dan pasca bencana. Untuk pra bencana perlu dipersiapkan kebutuhan baik
dari umum hingga spesifik. Untuk umum seperti obat-obatan, MP ASI, Personal
kit, Emergency kit, dan filter air minum, sedangkan untuk kebutuhan spesifiknya
seperti kebutuhan Plate & Screw dan tenaga dokter ortopedi. Diperlukan
dukungan penanggulangan bencana seperti SDM, sarana dan prasarana, dan
biaya. Selain itu juga melihat informasi kejadian, laporan perkembangan, dan
usulan kebutuhan. Saat pra bencana tersebut diperlukan pemantauan dari PPKK,
dukungan dari PPK regional/ subregional dan provinsi, serta operasional dari
kabupaten/kota.
Saat bencana terjadi tanggap darurat yang dilakukan adalah penilaian cepat
kesehatan, pertolongan pertana korban bencana, dan evakuasi ke saran kesehatan,
pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan, dan perlindungan terhadapa kelompok
risiko tinggi kesehatan. Pemberian bantuan tanggap daruratnya yaitu berupa
dukungan logistic seperti alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai, PMT
(pemberian makanan tambahan), alat sanitasi, dan penunjang lainnya. Selain itu
perlu mobilitas tenaga kesehatan, dukungan dana operasional untuk anggap
darurat, serta bantuan kemanusiaan. Untuk pasca bencana yang perlu dilakukan
seperti monitoring evaluasi, upaya pemulihan dini, dan upaya pemulihan lanjut.

Evaluasi keberhasilan program dapat dilakukan dalam 4 tahap yaitu:


1. Tahap awal melakukan pemilihan lokasi, penentuan sample, penyiapan
kuisioner, studi pustaka dan pembahasan metodologi yang akan dipakai.
2. Kegiatan pengumpulan data dan penentuan kriteria pengamatan, meliputi
aspek teknis (kerusakan bangunan dan jumlah korban) dan aspek non teknis
(sosial, ekonomi, upaya perbaikan dan sistem IMB pasca bencana). Data
kerusakan bangunan dan jumlah korban jiwa didapat dari pengamatan
langsung di lapangan dan dari instansi pemerintah terkait, sedangkan data non

6
teknis diperoleh dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuisioner
pada responden.
3. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan strategi mitigasi adalah :
a. Pengelompokkan data, menjadi dua aspek, yaitu aspek non teknis
dititikberatkan pada pengaruh kerusakan bangunan terhadap perubahan
sosial ekonomi masyarakat dan upaya perbaikan-perbaikan, serta sistem
pengurusan IMB pasca bencana. Kriteria penilaian berdasarkan efektif
tidaknya sistem mitigasi terhadap keinginan langsung dari masyarakat.
Aspek teknis dititikberatkan elemen-elemen yang paling beresiko terhadap
bahaya gempabumi. Kriteria penilaian aspek ini lebih pada analisis dalam
menilai kekuatan dan kelemahan sample bangunan.
b. Proses Evaluasi Data, dengan memanfaatkan semua data/informasi, yang
kemudian data dievaluasi dengan cara dipadukan dan diberi penilaian
berdasarkan studi pustaka/literatur, untuk memberikan dasar-dasar teoritis
dan acuan dalam memberikan rekomendasi metode mitigasi dan penaganan
bencana gempabumi kepelaksanaan yang lebih baik.
c. Tahap Perumusan, dari hasil analisa maka dibuat suatu peringkat sasaran
strategi prioritas mitigasi yang kemungkinan dapat dikembangkan
4. Tahap penyajian hasil, disajikan dalam bentuk rekomendasi urutan strategi
prioritas mitigasi dan penaganan bencana gempabumi di daerah penelitian dan
strategi memperkuat bangunan rumah tinggal sederhana agar tahan gempa
yang konsepnya dijabarkan dalam bentuk alternatif pembangunan rumah
sederhana tahan gempa.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gempa bumi merupakan sebuah peristiwa berguncangnya bumi yang


disebabkan dari pergerekan/pergeseran lapisan batuan yang berada di kulit
bumi yang tiba-tiba dikarenakan pergerakan lempengan tektonik atau bisa
disebut gempa bumi tektonik

2. Dari data BNPB pada tahun 2006 kejadian gempa terparah yaitu Gempa
Bantu yang memakan korban 4143 jiwa dan tsunami terbesar terjadi pada
akhir tahun 2004. Pada 2018 di Sulawesi Tengah terjadi gempa bumi
berpotensi tsunami dengan kekuatan 7,4 SR.. Kemudian awal tahun 2021
korban dari gempa yang terjadi di Kabupaten Mamuju yaitu 95 orang dan 10
orang di Kabupaten Majene.

3. Dampak getaran gempa bumi akan menggoyangkan benda-benda diatasnya


seperti rumah-rumah, perabotan rumah ,bangunan, tiang listrik,pohon, dan
sebagainya. Selain dampak fisik dan lingkungan, gempa bumi juga
berpengaruh pada psikologis seperti kecemasan, tekanan atau stress, depresi,
dan trauma. Selain itu gempa bumi sangat berdampak pada ekonomi.

4. Masalah kesehatan yang timbul akibat bencana gempa bumi berupa penyakit,
baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular dan rusaknya fasilitas
kesehatan baik rumah sakit maupun puskesmas seta terbatasnya persediaan
obat.

5. Saat pra bencana perlu dipersiapkan kebutuhan baik dari umum hingga
spesifik.Saat bencana terjadi tanggap darurat yang dilakukan adalah penilaian
cepat kesehatan, pertolongan pertana korban bencana, dan evakuasi ke saran
kesehatan, pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan, dan perlindungan terhadap

8
kelompok risiko tinggi kesehatan.Untuk pasca bencana yang perlu dilakukan
seperti monitoring evaluasi, upaya pemulihan dini, dan upaya pemulihan
lanjut.

B. Saran
Diperlukan pengembangan manajemen bencana di wilayah rawan bencana di
indonesia. Terutama saat terjadi bencana gempa bumi, masa tanggap darurat dan
masa rehabilitasi yang memegang peranan penting dalam membantu masyarakat
untuk bertahan hidup dan menjalani proses pemulihan dari dampak bencana.
Untuk itu sangat diperlukan peran aktif petugas kesehatan dalam penanganan
korban.

9
DAFTAR PUSTAKA

Direja, A. H. S., & Wulan, S. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi
dan Tsunami. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, 9(2), 102-115.

Hadi, H., Agustina, S., & Subhani, A. (2019). Penguatan kesiapsiagaan stakeholder
dalam pengurangan risiko bencana alam gempabumi. Geodika: Jurnal Kajian
Ilmu dan Pendidikan Geografi, 3(1), 30-40.

Husein, S. (2016). Bencana Gempa Bumi. In Proceeding of DRR Action Plan


Workshop: Strengthened Indonesian Resilience: Reducing Risk from Disasters.
Hutagaol, E. K. (2019). MASALAH KESEHATAN DALAM KONDISI
BENCANA: PERANAN PETUGAS KESEHATAN PARTISIPASI
MASYARAKAT. Jurnal Ilmiah Kesehatan Medika drg. Suherman, 1(1).
Indah, L. K., Triatmodjo, B., & Triatmadja, R. (2008). Evaluasi Sistem Mitigasi
Penanganan Bencana Gempabumi di Kecamatan Bantul Propinsi Daerah
Istimewa YOGYAKARTA. In Civil Engineering Forum Teknik Sipil (Vol. 18,
No. 3, pp. 959-971).
Muttalib, A. (2019). Analisis Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Bencana
Gempa Bumi Di Kabupaten Lombok Utara (Klu). Jurnal Ilmiah Mandala
Education, 5(2), 84-91.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Sungkawa, D. (2016). Dampak Gempa Bumi terhadap lingkungan hidup. Jurnal
Geografi Gea, 7(1).
Thoyibah, Z., Dwidiyanti, M., Mulianingsih, M., Nurmayani, W., & Wiguna, R. I.
(2019). Gambaran dampak kecemasan dan gejala psikologis pada anak korban
bencana gempa bumi di Lombok. Holistic Nursing and Health Science, 2(1),
31-38.
Utami, J. N. W. (2019, April). GAMBARAN DIAGNOSIS PENYAKIT PASIEN
TERDAMPAK GEMPA BUMI DAN TSUNAMI PALU DI POSKO
KESEHATAN UNRIYO DI CAMP PENGUNGSIAN BALAROA TANGGAL

10
30 OKTOBER-3 NOVEMBER 2018. In Prosiding Seminar Nasional
Multidisiplin Ilmu (Vol. 1, No. 1).
Utomo, D. P., & Purba, B. (2019, September). Penerapan Datamining pada Data
Gempa Bumi Terhadap Potensi Tsunami di Indonesia. In Prosiding Seminar
Nasional Riset Information Science (SENARIS) (Vol. 1, pp. 846-853).

11

Anda mungkin juga menyukai