Anda di halaman 1dari 44

PROGRAM PENGENDALIAN

HEPATITIS

RISMAYANTI, SKM, MKM


PENDAHULUAN

Hepatitis Virus merupakan salah satu penyakit menular yang


menjadi masalah kesehatan masyarakat, yang berpengaruh
terhadap angka kesakitan, angka kematian, status kesehatan
masyarakat, angka harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi
EPIDEMIOLOGI
HEPATITIS VIRUS
:
Hepatitis 1. Hepatitis A
2. Hepatitis B
3. Hepatitis C
4. Hepatitis D
5. Hepatitis E Obat
Hepar It is = obatan
= Hati Radang
Alkoholi
PENYEBAB
k
HEPATITIS
Peradangan Hati
Virus lain
Perlemakan parasit

Hepatitis Virus merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan
masyarakat, yang berpengaruh terhadap angka kesakitan, angka kematian, status kesehatan
masyarakat, angka harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi
HEPATITIS A DAN E

Sembuh/ Pembawa
Pembawa Virus Hep
A/E

Terinfeksi Penularan Membuang


Sakit Akut Faecal - Oral Kotoran
Sembarangan

Makan
tanpa Menyentuh
CTPS Makanan/
Benda
HEPATITIS B, C & E

Secara vertikal
penularan Hepatitis B
dari ibu ke anak (90-
95%) Penggunaa
Ibu ke n Jarum
Anak PRIORITAS
KEGIATAN DETEKSI suntik tidak
DINI HEPATITIS B steril
PADA IBU HAMIL
Tenaga Penggunaa
Kesehata n Alat
n Pribadi
Bergantian
Tindik
dan Tato
HEPATITIS A & Kondisi sanitasi lingkungan,
higiene dan sanitasi pangan,
E serta perilaku hidup bersih dan
sehat yang belum optimal,
maka masyarakat Indonesia
merupakan kelompok berisiko
Hepatitis A dan Hepatitis untuk tertular Hepatitis A dan
E, besaran masalah Hepatitis E.
tidak diketahui dengan
pasti.

Setiap tahun selalu


terjadi KLB hepatitis A,
sedangkan untuk
hepatitis E jarang
dilaporkan di indonesia.
BESAR MASALAH INDONESIA
HEPATITIS B • HBsAg (+): 7,1%
(Riskesdas, 2013)
• 18 juta penduduk terinfeksi
Hepatitis B
GLOBAL • 50% berisiko menjadi
• 2 milyar telah terinfeksi kronis
• 240 juta karier kronis • 900.000 menjadi sirosis
 risiko sirosis, kanker dan kanker hati
hati
• Kematian 500.000 –
700.000 pertahun

MASALAH
• Karier kronik: risiko sirosis,
Vaksinasi telah menurunkan hepatoma
prevalensi Hepatitis B • Belum ada pengobatan efektif
BESAR MASALAH INDONESIA
HEPATITIS C • Anti HCV (+): 1,01%
(Riskesdas, 2013)
• Pengobatan menggunakan
DAA mencapai
PREVALENSI GLOBAL kesembuhan >95%
• 115 juta orang
terinfeksi (2016)
• Tertinggi : Asia Pasifik
dan Afrika

Belum ada vaksin

MASALAH
• Karier kronik: risiko sirosis,
hepatoma
• Penemuan kasus pada
kelompok berisiko perlu
ditingkatkan
PENULARAN
• Kotoran/tinja penderita biasanya
melalui makanan (fecal - oral) 
PENYEBAB sekitar 95%
HEPATITIS A VIRUS • Kontak erat dengan orang yang
(HAV) terinfeksi

PENCEGAHA
- Pola N
hidup yang baik dan bersih
- Vaksinasi terhadap hepatitis A
Hepatitis A paling
ringan dibanding
hepatitis jenis lain Sangat mudah menular
dan menyebabkan 20% -
40% dari semua infeksi
hepatitis.
infeksi hepatitis A pada anak-
anak tidak menimbulkan gejala,
sedangkan pada orang dewasa
menyebabkan gejala mirip flu,
rasa lelah, demam, diare, mual, Tidak ada pengobatan
nyeri perut, mata kuning dan yang spesifik terhadap
hilangnya nafsu makan hepatitis A.
HEPATITIS A
PENYEBAB PENCEGAHAN
HEPATITIS A VIRUS (HAV)
• Pola hidup yang baik dan bersih
PENULARAN
• Vaksinasi terhadap hepatitis A
• Kotoran/tinja penderita biasanya melalui
makanan (fecal - oral)  sekitar 95%
• Kontak erat dengan orang yang terinfeksi

Hepatitis A paling ringan dibanding Sangat mudah menular dan menyebabkan


hepatitis jenis lain 20% - 40% dari semua infeksi hepatitis.
infeksi hepatitis A pada anak-
anak tidak menimbulkan gejala, Sangat mudah menular dan menyebabkan
sedangkan pada orang dewasa 20% - 40% dari semua infeksi hepatitis.
menyebabkan gejala mirip flu,
rasa lelah, demam, diare, mual,
nyeri perut, mata kuning dan
hilangnya nafsu makan
HEPATITIS A
PERGESERAN USIA TERINFEKSI

Higiene & sanitasi membaik

Penyebaran anak menurun

Remaja dan dewasa muda rentan


meningkat

Dewasa Rentan Meningkat

Dewasa Dengan Gejala Klinis Berat


PASIEN YANG BERGEJALA KLINIS

70

50

30

Anak < 6 tahun Anak > 6 tahun-dewasa

• Ikterik < 2 minggu • Ikterik beberapa minggu.


• Bilirubin dan • Bilirubin dan transaminase kembali normal 2-3
Transaminase normal bulan, 40% dirawat
dlm 2-3 bulan • Gejala ada yang baru hilang sampai 6 bulan
KLB HEPATITIS A
PENCEGAHAN HEPATITIS A

• Promosi kesehatan tentang sanitasi


dan PHB
• Pembuangan tinja di jamban
• Penyediaan air bersih
• Imunisasi Hepatitis A
VAKSIN HEPATITIS A

JENIS
Inactivated whole virus
• HAVRIX (GlaxoSmithKline) REKOMENDASI
• Pelaku perjalanan ke daerah endemis
• VAQTA (Merck)
• Petugas kesehatan
• Penjamah makanan
• Masyarakat yang mempunyai risiko
tertular dan menularkan.
DOSIS
Satu kali suntikan pertama, dan 6 bulan
berikutnya suntikan penguat (booster)
dapat memberikan perlindungan sekurang-
kurangnya 10 tahun
HEPATITIS B

Virus Hepatitis B  Menular melalui darah, sangat menular bila ada kontak darah
Menyebabkan kelainan hati akut dan kronis
257 juta orang hidup dengan hepatitis B kronis (2015)
887.000 orang meninggal karena hepatitis B (2015)

PERJALANAN HEPATITIS B

0 – 20 tahun Peradangan minimal


20 – 40 tahun Hepatitis kronis aktif
40 – 60 tahun. Sirosis / kanker hati
Jalur
penularan
terbanyak di
Indonesia

HORIZONTAL VERTIKAL

HOST RESIPIENT IBU

• Anak ke Anak
PERINATAL
• Jarum yang
terkontaminasi
• Seksual ANAK
• Pekerja
Kesehatan
• Transfusi 90% bayi yang terinfeksi menjadi
kronik
6% anak yang terinfeksi > 5 tahun
menjadi kronik CDC Fact Sheet. 2004; Lee. N Engl J Med.
1997; Lavanchy. J Viral Hepat. 2004
SAAT TERJADINYA PENULARAN

5%
95%
SAAT
KELAHIRAN

DALAM KANDUNGAN
Penularan HEPATITIS B terjadi saat lahir
ini MOMEN SESAAT tapi berpengaruh
seumur hidup

Vaksinasi hepatitis B sejak bayi baru lahir


< 24 jam

RESPONS ANTIBODI ATAS PEMBERIAN


VAKSIN

95%
Bayi, anak, dan remaja membentuk
respons antibodi yang adekuat
Lebih
berperan

Umumnya tanpa
gejala, sehingga
HORIZONTAL tidak sadar VERTIKAL
mengidap Hepatitis
C

HOST RESIPIENT IBU

• Dulu kebanyakan melalui


transfusi darah
ANAK
• Sekarang kebanykan pada
pengguna narkotika suntik
• Tattoo
• Tindik
• Pisau cukur Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. Konsensus
• Hubungan seks Nasional Penatalaksanaan Hepatitis C di Indonesia.
Jakarta. 2017
Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
2012
Faktor Risiko Kronisitas Infeksi Virus Hepatitis C

• Jenis kelamin laki-laki


• Usia < 25 tahun saat infeksi
• Asimptomatik
• Etnis AfrikaAmerika
• Ko-infeksi dengan HIV
• Konsumsi alkohol berat
• Obesitas
• Diabetes mellitus
PENCEGAHAN HEPATITIS C OBAT ANTI VIRUS HEPATITIS C

Vaksin belum ditemukan DIRECT ACTING ANTIVIRALS (DAA)

• Melakukan seks • Menghambat replikasi virus

yang aman • Angka kesembuhan (SVR) tinggi:

• Menggunakan jarum >97%


• Sediaan oral
steril untuk tattoo,
• Efek samping rendah
tindik
• Masa terapi pendek
PENANGGULANGAN
HEPATITIS VIRUS

Upaya kesehatan yang mengutamakan


aspek promotif dan preventif yang
ditujukan untuk menurunkan dan
menghilangkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian, membatasi
penularan, serta penyebarannya tidak
meluas antar daerah maupun antarnegara
yang dapat berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa (KLB)/wabah serta
menimbulkan dampak sosial, ekonomi,
produktivitas dan angka harapan hidup
UPAYA PENGENDALIAN HEPATITIS B

2014 2016 - 2018


Dilakukan pilot Provinsi DKI Capaian di antaranya
Jakartaproject Deteksi Dini Hepatitis B  Sosialisasi faktor risiko penyakit
(DDHB) pada ibu hamil di Provinsi DKI hepatitis di 34 propinsi
Jakarta  Melakukan imunisasi rutin Hepatis B
pada bayi di 34 propinsi dengan
capaian lebih dari 93,5%,

2015
DDHB dilaksanakan pada beberapa
provinsi lainnya
2020
Ibu hamil periksa DDHB tahun 2020
2016
DDHB sudah dilaksanakan secara dibanding 2019 turun 41%
nasional Mar-Apr dibanding Jan-Feb turun 42%
Mei-Jun dibanding Mar-Apr turun 72%
KEGIATAN
Promosi Kesehatan

Perlindungan Khusus

Pemberian Imunisasi

KEGIAT Surveilans Hepatitis


AN Virus

Pengendalian Faktor Risiko

Deteksi Dini Dan Penemuan Kasu

Penanganan Kasus
PROMOSI KESEHATAN

1. Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap gejala, cara


penularan, cara pencegahan, penanganan penderita, dan
resistensi obat Hepatitis Virus
2. Menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap orang
dengan Hepatitis Virus
3. Peningkatan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan
Hepatitis Virus
4. Peningkatan komitmen pemangku kepentingan untuk
kesinambungan pelaksanaan kegiatan Penanggulangan
Hepatitis Virus.
PROMOSI KESEHATAN HEPATITIS B, HEPATITIS C,
DAN HEPATITIS D
HEPATITIS A DAN HEPATITIS E a. Advokasi dan Sosialisasi
cara penularan, cara pencegahan
a. Advokasi dan sosialisasi termasuk perlindungan khusus
dilakukan untuk memberikan dan pengurangan dampak buruk,
pemahaman mengenai deteksi dini, akses layanan, dan
pentingnya menjaga dukungan terhadap
kebersihan perorangan dan penanggulangannya
lingkungan b. Intervensi Perubahan Perilaku
b. Intervensi Perubahan Perilaku. penyuluhan, pendampingan,
o Perilaku hidup bersih dan pemberian konseling, dan
sehat, kebersihan diri, penyediaan sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk
lingkungan, dan tata cara
mendukung perubahan perilaku
pengelola anpangan yang yang dilakukan
higienis dan saniter, dan hal- c. Pemberdayaan Masyarakat
hal lain. membentuk kelompok sebaya
o Pendekatan sanitasi total (peer group) atau supporting
berbasis masyarakat (STBM) group sebagai motivator
PERLINDUNGAN KHUSUS

Perlindungan khusus adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat


dapat terlindungi dari penularan Hepatitis Virus

1. Penggunaan kondom terutama ditujukan bagi kelompok masyarakat yang


memiliki hubungan seksual berisiko.
2. Pengunaan alat pelindung diri (APD) diwajibkan bagi petugas kesehatan atau
masyarakat yang melakukan aktifitas berisiko, seperti memakai masker dan
sarung tangan, dan baju dan kacamata pelindung.
3. Menghindari penggunaan jarum suntik dan alat kesehatan peralatan lainnya
yang tidak steril terutama pada kelompok pengguna NAPZA suntik, pengguna
tattoo, tindik, dan akupunktur. Peralatan lainnya seperti misalnya untuk tindik,
peralatan pada kedokteran gigi, operasi, hemodialisis, dll
Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Hepatitis A ● Imunisasi secara aktif dan pasif


● Imunisasi Hepatitis B aktif wajib
● imunisasi secara aktif
diberikan kepada bayi baru lahir
● Dianjurkan diberikan kepada
segera setelah kelahirannya
pelaku perjalanan ke daerah Pemberian imunisasi ini kemudian
endemis, petugas kesehatan, dilanjutkan sesuai program
penjamah makanan, atau imunisasi nasional, yaitu usia bayi
masyarakat yang mempunyai 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
risiko tertular dan menularkan ● Hepatitis B pasif diberikan kepada
● Pemberian Vaksin Hepatitis A bayi baru lahir dari ibu dengan
sebanyak dua kali dengan jarak hepatitis B segera setelah
6 sampai 12 bulan terhadap kelahirannya (imunisasi dengan
masyarakat di atas usia 2 immunoglobulin harus diberikan <
tahun. 24 jam dari kelahirannya,
● Imunisasi hepatitis A dilakukan bersamaan dengan HB-0,
secara sukarela. dilanjutkan sesuai program
imunisasi nasional, yaitu usia bayi
2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan
SURVEILANS HEPATITIS VIRUS

1. Dilaksanakan berbasis faktor risiko dan berbasis


kejadian dengan melakukan analisis terhadap data
yang dikumpulkan melalui penemuan penderita
secara aktif dan pasif.
2. Surveilans Hepatitis Virus dilakukan dalam rangka:
a. Pemantauan Wilayah Setempat
b. Kewaspadaan Dini; dan/atau
c. Surveilans Sentinel
PEMANTAUAN
WILAYAH SETEMPAT

Pendekatan Sentinel
Area Pelaporan Kasus

• Pengamatan terhadap masyarakat


dan lingkungan/wilayah yang berisiko Pengamatan di fasilitas
• Difokuskan terhadap pelayanan kesehatan untuk
lingkungan/wilayah yang memiliki Hepatitis B dan Hepatitis C
risiko hepatitis A dan hepatitis E,
seperti akses terhadap air dan sanitasi
yang rendah, kawasan/daerah aliran
sungai, tempat-tempat umum, serta
lingkungan khusus antara lain pondok
pesantren dan lembaga
permasyarakatan
Kewaspadaan dini dilakukan apabila dalam
pemantauan wilayah setempat diketahui bahwa
suatu wilayah berpotensi timbul KLB dengan
memenuhi kriteria :

• Kualitas Kesehatan Lingkungan yang


buruk
• Ditemukan virus Hepatitis A dan Hepatitis E
• Ditemukan satu kasus positif Hepatitis A dan
Hepatitis

●.
SURVEILANS SENTINEL

Dilakukan pada kelompok populasi berisiko untuk memperoleh


gambaran tentang besaran masalah, kecenderungan, pola
penyebaran, faktor risiko potensial, dan infeksi silang

Diintegrasikan pada
Surveilans Sentinel
HIV.

dilaksanakan pada
Balita di fasilitas
layanan kesehatan
Dilaksanakan
setahun sekali
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO

● Hepatitis B, Hepatitis C, dan


● Hepatitis A dan Hepatitis E
Hepatitis D

 Cuci Tangan Pakai Sabun 1. Peningkatan perilaku hidup


(CTPS) bersih dan sehat
 Pengolahan makanan yang 2. Skrining darah donor
benar : 3. Skrining organ untuk
 menjaga kebersihan
transplantasi
 memisahkan bahan makanan
4. Penggunaan alat-alat medis
mentah dan makanan matang
 Menyimpan makanan di suhu yang berpotensi terkontaminasi
aman virus Hepatitis
 Menggunakan air bersih dan
bahan makanan yang baik
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

a. Imunisasi pada pasangan


seksual penderita Hepatitis B
b. Tidak bertukar alat-alat pribadi,
seperti sikat gigi, alat cukur dan
gunting kuku.
c. Menutup luka yang terbuka
agar darah tidak kontak
dengan orang lain
d. Penggunaan alat-alat steril
pada setiap praktek kecantikan
yang menggunakan alat tajam,
seperti alat perawatan wajah,
kuku tangan, kuku kaki dan alat
cukur.
Skrining Darah Donor

• Palang Merah Indonesia


sejak tahun 1992 telah
melakukan pemeriksaan
Hepatitis B dan C pada
setiap kantung darah donor.

REAKTIF

Tidak Dipergunakan Atau


Dimusnahkan.
Skrining Organ Untuk Penggunaan Alat-alat
Transplantasi Medis

Setiap tindakan
transplantasi/cangkok atau 1. Penanganan limbah
pemindahan seluruh atau jarum suntik yang benar
sebagian organ dari satu 2. Sterilisasi alat sebelum
tubuh ke tubuh yang lain, melakukan prosedur
atau dari suatu tempat ke infasif medis.
tempat yang lain pada tubuh
yang sama harus terlebih
dahulu melalui pemeriksaan
• Hepatitis B
• Hepatitis C dan
• Hepatitis D
DETEKSI DINI DAN PENEMUAN KASUS

a. Deteksi dini dan penemuan kasus dilakukan pada fasilitas


pelayanan kesehatan atau dilakukan secara khusus di lapangan
secara aktif.

b. Untuk mendukung deteksi dini dan penemuan kasus dilakukan uji


sebagai konfirmasi pada laboratorium terakreditasi sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan.

c. Dalam hal deteksi dini menunjukan hasil reaktif, wajib dilakukan


rujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat
lanjut.

PENANGANAN KASUS

Pengobatan dan perawatan pada setiap penderita. Sesuai pedoman


nasional pelayanan kedokteran atau standar pelayanan/tatalaksana
penyakit yang berlaku
Terbatasnya informasi
1 mengenai Hepatitis pada
masyarakat umum atau
tenaga kesehatan

Komitmen pemangku

TANTANGAN 2 kepentingan belum


merata dalam
pencegahan dan
PROGRAM pengendalian Hepatitis

Minimnya ketersediaan

3 data mengenai
pencegahan dan
pengendalian Hepatitis

Keterbatasan tenaga
dokter spesialis yang

4 mampu memberikan
tatalaksana Hepatitis
Kronis
KESIMPULAN
Sebagian besar
pengidap hepatitis
kronik tanpa gejala,
Penyakit Hepatitis B pada deteksi hanya bisa
hepatitis A, B, C bayi baru lahir dilakukan dengan
masih endemis berpotensi tinggi skrining tes
di Indonesia menjadi kronis laboratorium/darah

Pencegahan Obat dengan


merupakan Vaksinasi dan keberhasilan yang
tindakan terbaik obat tersedia tinggi tersedia untuk
untuk mengatasi untuk hepatitis B hepatitis C
penyakit ini.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai