Anda di halaman 1dari 83

KEBIJAKAN

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN HEPATITIS
dan P ISP DI INDONESIA

Oleh:
SUBDIT HEPATITIS & PISP
DIREKTORAT P2PML, DITJEN P2P, KEMENKES
OUTLINE
Apa Itu Hepatitis ?

HEPATITIS

hepar- -itis
hat radang

Hepatitis artinya
peradangan hati
fokus

Virus Hepatitis

Perlemakan
Obat-obatan
HEPATITIS
HEPATITIS

Alkoholik Parasit:
Virus lain: (Malaria, Ameba)
(Dengue, Herpes)
Tanpa Deteksi

SI LE N T
IL L E R
1 dari 4 pengidap akan meninggal karena kanker
atau gagal hati
Apa Gejala Hepatitis ?

Banyak orang tidak memiliki gejala Khas


& tidak tahu mereka terinfeksi

CDC. Hepatitis C FAQs for the Public. Available at http://www.cdc.gov/hepatitis/C/cFAQ.htm. Accessed on June 21, 2011
CDC Hepatitis C General Fact Sheet. Downloaded from http://www.cdc.gov/hepatitis/HCV/PDFs/HepCGeneralFactSheet.pdf. on June 21, 2011
HEPATITIS VIRUS
Melalui Cairan Tubuh

Ibu ke anak Anak ke anak atau Transfusi darah dan organ


(perinatal) dari dewasa ke anak yang tdak di skrining

Penggunaan jarum Hubungan seksual Kontak darah dengan


yang tdak aman yang tdak aman darah
OUTLINE
HEPATITIS GLOBAL

Sekitar 2 milyar orang terinfeksi Hepatitis B


240 juta terinfeksi kronis HBV dan 170 juta HCV

Diperkirakan 1,5 juta orang meninggal setiap


tahun ( 2,7 % seluruh kematian ) akibat hepatitis
virus: penyakit hati kronis, kanker hati.

Indonesia peringkat kedua di ASEAN,


setelah Myanmar, diperkirakan 20 juta orang
terinfeksi HBV (7,1%) dan HCV(1%) Riskesdas
2013

11
10 PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA
UMUR)
Sample Registration System (SRS) Indonesia, 2014
No. PENYEBAB KEMATIAN %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01 V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 J18) 2.1

10 Diare dan penyakit infeksi saluran cerna lain (A09) 1.9

Penyakit Hati masuk urutan ke-7 penyebab kematian utama di


Indonesia
14
BEBAN BIAYA

Kanker 1.638.517.591.981
1.537.693.938

Sirosis
Hati

Sirosis Hati dan kanker hati merupakan penyakit dengan beban biaya kesehatan tinggi
15
KERUGIAN NEGARA AKIBAT HEPATITIS B

Setap tahun terdapat 5 juta bumil, HBsAg


reaktf pada bumil rata rata 3% maka setap
tahun terdapat sebanyak 150.000 orang yang
95% potensial mengalami Hepatts kronis
HEPATITIS A
Prevalensi Hepatitis A Di
Indonesia Tinggi
Penularan Hepatitis A

http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/hepa_ez/. Accessed June 21, 2011


HEPATITIS B & C
Hepatitis B & C Seperti Gunung Es

Terdeteksi
Diobati

Tidak Terdeteksi
(Tanpa Gejala)
PREVALENSI HEPATITIS B KRONIK DI DUNIA

Center for Disease Control, 2010 22


Prevalensi Hepatitis C di Indonesia

Prevalensi : 1.0%
Sumber: Riskesdas 2013
1 dari 10 penduduk Indonesia mengidap Hepatitis B
(Riskesdas 2007)

Sebagian besar tidak menyadari sampai timbul komplikasi (terlambat)


Hepatitis Kronik Mengalami Progresi
Sampai Pada Kematian

Struktur & Fungsi Hati Makin Memburuk


Gejala Sirosis Hepatis
Sirosis hepats
Muntah / BAB darah
Bendungan vena
Ikterus
Anemia
Karsinoma hepatoseluler
Kanker Hati Ganas
HUBUNGAN USIA DENGAN
KRONISITAS DAN GEJALA
10
(HB) 10
0 0

80 80

Chronic Symptomatic
60 60
Infection Infection
(%) (%)
40 40

20 20

0 Birth 1 to 6 7 to 12 1 to 04
Older
months months years
Children
& Adults
Age at
Infection
Cara Penularan
Secara Vertikal (95%)

Dari ibu pengidap


virus Hepatitis B
ke bayi yang
dikandung atau
dilahirkan
MENGENAL HEPATITIS B & C
Cakupan imunisasi HB 0 di Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di
Indonesia Tahun 2000-2014* Indonesia, Tahun 2000-2014

*) Sumber : Data Subdit


imunisasi
OUTLINE
TUJUAN PENGENDALIAN & PENCEGAHAN
HEPATITIS
TUJUAN UMUM
Melaksanakan kegiatan pengendalian Hepatts, secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optmal

TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
Mencegah terjadinya penularan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian
Meningkatkan kualitas hidup orang dengan hepatitis
KEGIATAN

1. Review dan memperkuat aspek


2. Advokasi, sosialisasi, KIE
3. Deteksi dini Hepatitis
4. Pencegahan & Pemberian perlindungan khusus
5. Tatalaksana penyakit
6. SKD dan penanggulangan KLB
7. Pengamatan penyakit
8. Penguatan SDM
9. Pengelolaan logistik
10. Monev
OUTLINE
SASARAN STRATEGIS HEPATITIS
1. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan advokasi
dan atau sosialisasi tentang Hepatts sebesar 90%
pada tahun 2019.
2. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan Deteksi
Dini Hepatts B dan C pada kelompok populasi
berisiko sebesar 80% pada tahun 2019.
3. Meningkatnya Propinsi yang melaksanakan
pengamatan Hepatts pada kelompok paling berisiko
sebesar 100% pada tahun 2019
UPAYA PENGENDALIAN HEPATITIS

Pemberdayaan
Meningkatny
masyarakat PENGENDALIAN HEPATITIS a Surveilans
Keterlibatan
lintas sektor epidemiologi

Meningkatkan Upaya Meningkatkan Akses &


promotif dan preventif Mutu Fasyankes

Meningkatkan Kemandirian, Akses &


Meningkatkan Jumlah, Jenis, Kualitas,
Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin,
dan Pemerataan Tenaga Kesehatan Biosimilar) & Alkes

MONITORING DAN EVALUASI


Roadmap Pengendalian Hepatts di Indonesia

2030
Eliminasi
2019 Hepatitis B
90% Kab/Kota dan C
melakukan DDHBC

2018
60% Kab/Kota
melakukan DDHBC

Kab/kota yang melaksanakan


DDHB pada > 90% Bumil
Hepatitis B and C Elimination Roadmap (2015-2030)
2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2030

Universal
Coverage
Upaya Kuratif Elimination
o tif Hepatitis
P r om C
n t if, is B & B and C
e
P r ev epatit
p a y a ini H (2030)
U
k s id
e
det Pendukung/penunjang

Populasi Risti 7. Pasien IMS 1. 80% kelompok Risti melakukan


1.Bumil 8.Hemodialisis Deteksi Dini
2.Nakes 9.Warga Binaan 2. 90% bayi baru lahir
3.Penasun 10.Kel. Dengan mendapatkan Imun Hep B <24
jam
4.Pekerja seks pdrt
3. 80% orang yang ditemukan
5. LGBT 11.WBP
mendapat layanan lanjutan
6. ODHA
EMTCT 90% bayi baru lahir HBO<24 jam; 90% bumil lakukan DDHB; 90% bayi yg lahir dari
bumil HBsAg pos diberikan HBO dan HBIG
STRATEGI PPIA (HEPATITIS B)

Bayi
Bayi IBU
Ibu

HIV
KIA
DDHB
IMUNISASI
Strategi Pencegahan Infeksi Vertikal Hepatitis B
Skreening
HBsAg

Dosis lahir Boster 1 Boster 2


Boster-3
Vaksin tunggal

ANTIBODI
0-24 jam 2 bulan 3 bulan
Ibu Hamil 4 bulan
HB0 +
HBsAg (+)
HB Ig
konsultasi jika (ibu
HBsAg+)
UNIJECT/
HB0

3 dosis vaksin HB
(boster)
A. INDIKATOR KEGIATAN HEPATITIS 2015 - 2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ELIMINASI PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK TAHUN 2020, ELIMINASI
HEPATITIS C PADA TAHUN 2030
1 % Kab/kota yang melakukan 3 10 20 40 80 90
sosialisasi dan atau advokasi ttg
hepatitis.

2 Jumlah Propinsi yang melakukan 7 14 21 28 34 34


kegiatan surveilans Sentinel Hepatitis
pada populasi berisiko

3 % Kab/kota yang melakukan deteksi 3 10 20 30 60 80


dini hep B pada bumil

4 % Kab/kota yang melakukan deteksi NA 10 20 30 60 80


dini hep B dan C pada populasi
beresiko

5 % orang yang terdeteksi dg HBsAg NA 2,5 5 10 20 30


positif yang mendapatkan akses
perawatan/upaya lanjutan

6 % Orang Dengan Hep C NA 5 10 20 40 60


mendapatkan akses
perawatan/layanan lanjutan
D D H B C 2017
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C

SASARAN SASARAN
PRIORITAS : KELOMPO BERISIKO :
Ibu Hamil (Semua Umur Bayi dari ibu dengan Hepatitis B
Kehamilan) Petugas kesehatan
Mahasiswa kesehatan
Dan lainnya (lihat Juknis)
SKEMA LAYANAN

Poli
Pendaftaran Tes Reaktif
KIA/Poli Rujuk
Puskesmas/ Hep B Hep
lainnya RS
FKTP dan/ C

PKM, BPM, INFORMED RDT TANPA MAMPU TATA


BP, DPS CONSENT KONFIRMASI LAKSANA
WAWANCARA Bayi lahir beri
HB0+HBIG < 24
Pencegahan Penularan Hepatitis B
Dari Ibu Kepada Bayinya

Segera vaksinasi
setelah bayi
lahir (< 24 jam)
Pada bayi lahir
dari ibu Hep B
segera beri
HBIG< 12 jam
Strategi Pencegahan Infeksi Vertkal Hepatts B

1. Ibu hamil diperiksa screening hepatts B


2. Ibu hamil yang terinfeksi VHB rujuk FKTP (penegakan
diagnosis dan tatalaksana)
3. Semua bayi baru lahir diberikan vaksin HB0 dosis lahir
dalam jangka waktu <24 jam
4. Sesaat setelah lahir, bayi dari ibu hamil yang reaktf,
mendapatkan HBIG < 24 jam (terbaik <12 jam)
5. Tenaga medis menyarankan ibu hamil dengan hepatts
B, untuk melahirkan di fasilitas layanan kesehatan

49
50
51
Apa yang perlu dilakukan?

Kenali diri anda Lakukan deteksi dini mulai sekarang


Jika ada yang hamil jangan sampai tdk melakukan
pemeriksaan deteksi dini Hep B jika positf/reaktf hub
puskesmas utk mendapatkan proteksi utk anak anda
vaksinasi HB0 dan HBIG <24 jam, serta vit K
PHBS hindari kontak darah untuk mencegah penularan

52
HASIL PELAKSANAAN DDHBC
TAHUN 2016
JUMLAH KAB/KOTA PELAKSANA TAHUN 2016

Deteksi dini Hepatts B pada populasi berisiko tahun pada tahun


2015 dilaksanakan di 30 Kab/kota dari 26 kab/kota yang ditargetkan
(115,4%), tahun 2016 dilaksanakan di 88 kab/kota dari target 51
kab/kota (172,55%) kualitas masih belum baik (blm mencapai
90% bumil yg dideteksi dini)
Lanjutan Hasil Pelaksanaan.......

Target cakupan Kab/Kota yang melaksanakan


Deteksi Dini Hepatts pada tahun 2015
sebesar 5% dan tahun 2016 sebesar 10%
Propinsi Jabar : ( dari 27 kab/kota)
- Target 2016 sebesar 10% : 2,7 kab/kota
- Realisasi 2016: 3 kab/kota ( 11,1%)
Tahun 2018 :
Target : 30 % : 8 Kab/Kota
kab ..
REALIASI PEMERIKSAAN HEPATITIS B PADA IBU
HAMIL PER PROVINSI TAHUN 2016
CAKUPAN PEMERIKSAAN HEPATITIS B PADA IBU
HAMIL PER PROVINSI TAHUN 2016
SIMPULAN
Program Pengendalian Hepatts diprioritaskan pada deteksi dini
HBV pada ibu hamil, sekaligus memutuskan penularan secara
vertkal dan memberikan kekebalan kepada bayi baru lahir. Hal
ini untuk mencegah angka hepatts kronis yang makin besar
Peningkatan cakupan vaksinasi HB0 < 24 jam perlu ditngkatkan
Perlu peningkatan program pencegahan transmisi VHB dari ibu
ke anak dengan cara screening ibu hamil, konsultasi, pemberian
vaksin HB0 dan imunoglobulin HB.

58
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
DIARE
TUJUAN PENGENDALIAN & PENCEGAHAN

TUJUAN UMUM
Melaksanakan kegiatan pengendalian diare, secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
optmal

TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
Mencegah terjadinya penularan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian
BESARAN MASALAH DIARE

DIARE :
Diare, merupakan salah satu penyebab
kematan utama pada bayi dan balita ( Riskesdas
2007)

Jumlah tersebut diperparah dengan terjadinya


KLB Diare, sehingga perlu peningkatan SKD KLB
Diare
DIARE PENYEBAB KEMATIAN NO. 1
6
2
PADA BAYI DAN BALITA
(Riskesdas 2007)
29 hari 11 bulan 1 4 tahun
POTRET SANITASI INDONESIA
Belum
Mendapat
Layanan
Pengelolaan
Sampah
76,6%

MCK yang tidak Jamban tidak 49,5


berfungsi 20,9% sanitair %

Tidak melakukan CTPS


Tidak pada 5 waktu penting
menggunakan 81,5%
air bersih
terlindungi Sumber Data : Hasil Kajian Environmental Health Risk
42,5% Assesment (EHRA) Tahun 2012-2013
SASARAN STRATEGIS P ISP ( DIARE)
1. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan advokasi
dan atau sosialisasi sebesar 90% pada tahun 2019.
2. Meningkatnya kab/kota yang mempunyai LROA
menjadi 90% pada tahun 2019.
3. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan SKD KLB
sebesar 90% pada tahun 2019
B. INDIKATOR KEGIATAN ISP ( DIARE)
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 % Kab/kota yang NA 10 20 40 80 90
melaksanakan sosialisasi dan
atau advokasi tentang diare,
Tifoid dan Hep A & E
2 % Kab/kota yg melakukan NA 10 20 40 80 90
Layanan Rehidrasi Oral aktif
3 % Kab/kota yang NA 10 20 40 80 90
melaksanakan SKD KLB
LANGKAH SELANJUTNYA (DIARE)

Advokasi dan Sosilisasi


Aktfasi Layanan Rehidrasi Oral
Peningkatan kapasitas SDM
SKD KLB
Meningkatkan jejaring kemitraan dengan profesi,
akademisi, LSM, LS/LP, swasta
5 TATALAKSANA DIARE
(LINTAS DIARE)

1. Oralit
2. Obat zinc selama 10 hari
3. ASI dan Makan sesuai umur
4. Antbiotka atas indikasi
5. Nasihat pada ibu/pengasuh
ORALIT

ORALIT : UNTUK MENGGANTI


CAIRAN TUBUH YANG HILANG
KARENA DIARE
BERILAH SESUAI DERAJAT
DEHIDRASI
PRINSIP TATALAKSANA DIARE

1. MENCEGAH DEHIDRASI
Mulai Dari RT Dengan Lebih Banyak Minum

2. MENGATASI DEHIDRASI
Beri Cairan Rehidrasi Oral & I.V + Zinc 10 hari

3. MENGATASI MASALAH LAIN


Adanya Penyakit Penyerta antibiotika secara selektif

69
ZINC
Zinc merupakan zat gizi mikro
penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan seorang anak. Pada
saat terjadi diare, tubuh banyak
kehilangan zinc.

Zinc berguna membantu pemulihan


serta meningkatkan kesehatan anak.
KEGUNAAN TABLET ZINC

Dapat mengurangi lama


berlangsungnya diare
Menurunkan keparahan diare
Mencegah terjadinya kembali diare
dalam 2-3 bulan berikutnya
PEMBERIAN ZINC PADA DIARE

PENTING dosis penuh selama 10 hari


berturut-turut, walau diare telah berhenti
sebagai perlindungan 2-3 bulan ke depan

Zinc meningkatkan kesehatan,


pertumbuhan dan selera makan

Menurunkan secara bermakna angka


kejadian diare akut, disentri, diare
persisten dan pneumonia
CARA PEMBERIAN TABLET ZINC

Larutkan tablet zinc dengan sedikit (beberapa tetes) air


matang atau ASI dalam sendok teh
Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah
pemberian tablet zinc, berikan kembali tablet zinc dengan
cara memotong tablet tersebut menjadi potongan kecil
untuk dilarutkan dan diberikan beberapa kali dalam satu
hari.
Sebaiknya jangan mencampur tablet zinc dengan segelas
oralit
Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan
cairan infus, tetap berikan tablet zinc segera setelah anak
dapat minum atau makan.
DOSIS TABLET ZINC
Bayi umur < 6 bulan :
Setengah tablet zinc
(10mg) sekali sehari
selama sepuluh hari
berturut-turut

Anak umur > 6 bulan :


Satu tablet zinc (20 mg)
sekali sehari selama
sepuluh hari berturut-
turut
MENURUT
BANYAKNYA KEHILANGAN CAIRAN

1. Tanpa Dehidrasi

2.Dehidrasi
ringan/sedang

3.Dehidrasi berat
75
Rencana pengobatan

Rencana A Rencana B Rencana C

Menurunkan morbiditas dan mortalitas


akibat diare
Rencana terapi A (LINTAS)
1. BERI CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA
Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sbg
tambahan
Anak yg tdak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum
dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur,
air tajin, air matang, dsb
Beri oralit sampai diare berhent. Bila muntah, tunggu 10 menit dan
dilanjutkan sedikit demi sedikit.
- Umur <1th : beri 50-100 cc setap kali berak
- Umur >1th : beri 100-200 cc setap kali berak
Anak diberi 6 bks oralit dirumah bila :
- Telah diobat dengan Rencana terapi B atau C
- SEGERA kembali ke pet.kes jika diare memburuk
Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit
2. BERI OBAT ZINC
Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhent.
Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dlm 1 sendok
air matang atau ASI.
- Umur < 6 bl diberi 10 mg (1/2 tabl) per hari
- Umur > 6 bl diberi 20 mg (1tabl) per hari

3. BERI ANAK MAKAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI


Beri anak makan sesuai umur dengan menu yang sama pada waktu
anak sehat
Beri makanan kaya Kalium sepert, pisang,
Beri makan lebih sering dari biasanya (tap 3-4 jam)
Setelah diare berhent, beri makanan yang sama dan makanan
tambahan selama 2 minggu
4.ANTIBIOTIK HANYA DIBERIKAN ATAS INDIKASI
Misalnya : Kolera/suspek kolera, disenteri

5.NASIHATI IBU ATAU PENGASUH


Untuk membawa anak kembali segera ke petugas
kesehatan bila:
Sangat haus
Makan dan minum sangat sedikit
Berak cair lebih sering
Muntah berulang
Timbul demam
Berak berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari
RENCANA TERAPI B
Untuk terapi dehidrasi ringan-sedang
Jumlah oralit yang diberikan pada 4 jam pertama adalah
Berat badan x 75 cc
Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan,
berikan oralit
sesuai tabel di bawah

Umur 4 bl 4-12 bl 12 bl-24 bl 2-5 th


Berat badan < 6kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jml cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.
Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.
Bayi <6 bulan yang tidak dapat ASI beri juga 100-200 ml air masak
Anak >6 bulan, tunda makan selama 4 jam utamakan ASI dan oralit
Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut
AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU
IBU MEMBERIKAN ORALIT:

BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI


RENCANA TERAPI B

Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan


dalam Terapi 4 jam di rumah.
Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah
Tunjukkan cara menyiapkan oralit.
Jelaskan LINTAS dalam Rencana Terapi A untuk
mengobati anak di rumah:
SETELAH 4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK
MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN, PILIH RENCANA
TERAPI A, B ATAU C UNTUK MELANJUTKAN TERAPI

Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A.


Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing dan
lelah kemudian mengantuk dan tidur.
Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang,
ulangi Rencana Terapi B tetapi tawarkan makanan,
susu dan sari buah seperti Rencana Terapi A.
Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan
Rencana Terapi C.
BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM
SELESAI RENCANA TERAPI B

Tunjukkan jumlah oralit yang harus


dihabiskan dalam Terapi 3 jam di rumah.
Berikan oralit 6 bungkus untuk
persediaan di rumah
Tunjukkan cara menyiapkan oralit.
Jelaskan 3cara dalam Rencana Terapi A
untuk mengobati anak di rumah:
RENCANA TERAPI C
UNTUK TERAPI DEHIDRASI BERAT
Ikuti arah anah panah. Bila jawaban dari pertanyaan YA, teruskan ke kanan.Bila TIDAK, teruskan ke bawah.
MULAI DISINI
Dapatkah Saudara Mulai
Mulai diberi
diberi cairan
cairan I.V.
I.V. segera.
segera. Bila
Bila penderita
penderita bisa
bisa minum,
minum, berikan
berikan oralit,
oralit, sewaktu
sewaktu cairan
cairan I.V.
I.V. dimulai.
dimulai. Beri
Beri 100
100 ml/kg
ml/kg
YA
YA
memberikan cairan Intravena? cairan Ringer Laktat (atau cairan normal Salin bila Ringer Laktat tidak tersedia), dibagi sebagai berikut:
cairan Ringer Laktat (atau cairan normal Salin bila Ringer Laktat tidak tersedia), dibagi sebagai berikut:

P emberian I Kemudian
Umur
30 ml/kg dalam 70 ml/kg dalam
Bayi <1tahun 1 jam* 5 jam
TIDAK Anak >1tahun jam 2 jam
** Diulangi
Diulangi lagi
lagi bila
bila denyut
denyut nadi
nadi masih
masih lemah
lemah atau
atau tidak
tidak teraba
teraba
Nilai
Nilai kembali
kembali penderita
penderita tiap
tiap 1-2
1-2 jam.
jam. Bila
Bila rehidrasi
rehidrasi belum
belum tercapai
tercapai percepat
percepat tetesan
tetesan Intravena.
Intravena.
Juga
Juga berikan oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum; biasanya setelah 3-4
berikan oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum; biasanya setelah 3-4 jam
jam (bayi)
(bayi) atau
atau 1-2
1-2 jam
jam (anak).
(anak).
Setelah
Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi penderita menggunakan Tabel Penilaian. Kemudian pilihlah
6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi penderita menggunakan Tabel Penilaian. Kemudian pilihlah rencana
rencana
terapi yang
terapi yang sesuai
sesuai (A,
(A, B
B atau
atau C)
C) untuk
untuk melanjutkan
melanjutkan terapi.
terapi.

Adakah
Adakah Terapi
Terapi terdekat
terdekat Kirim
YA Kirim penderita
penderita untuk
untuk terapi
terapi Intravena.
Intravena.
(dalam
(dalam 30
30 menit)? YA Bila
menit)? Bila penderita
penderita bisa
bisa minum,
minum, sediakan
sediakan oralit
oralit dan
dan tunjukkan
tunjukkan cara
cara memberikannya
memberikannya selama
selama di
di perjalanan.
perjalanan.
TIDAK
Mulai
Mulai rehidrasi
rehidrasi melalui
melalui mulut
mulut dengan
dengan oralit.
oralit. Berikan
Berikan 20
20 ml/kg/jam
ml/kg/jam selama
selama 66 jam
jam (total
(total 120
120 ml/kg).
ml/kg).
Apakah Nilailah penderita tiap 1-2 jam:
Apakah Saudara
Saudara dapat
dapat menggunakan
menggunakan Nilailah penderita tiap 1-2 jam:
pipa YA -- Bila
Bila muntah
muntah atau
atau perut
perut kembung
kembung berikan
berikan cairan
cairan pelan-pelan.
pelan-pelan.
pipa nasogastrik untuk
nasogastrik untuk rehidrasi?
rehidrasi? YA
-- Bila
Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk
rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk penderita
penderita untuk
untuk terapi
terapi Intravena.
Intravena.
Setelah
Setelah 66 jam
jam nilai
nilai kembali
kembali penderita
penderita dan
dan pilih
pilih rencana
rencana terapi
terapi yang
yang sesuai.
sesuai.
TIDAK
Mulai
Mulai rehidrasi
rehidrasi melalui
melalui mulut
mulut dengan
dengan oralit.
oralit. Berikan
Berikan 20
20 ml/kg/jam
ml/kg/jam selama
selama 66 jam
jam (total
(total 120
120 ml/kg).
ml/kg).
Apakah
Apakah penderita
penderita bisa
bisa minum?
minum? Nilailah
Nilailah penderita
penderita tiap
tiap 1-2
1-2 jam:
jam:
YA -- Bila
YA Bila muntah
muntah atau
atau perut
perut kembung
kembung berikan
berikan cairan
cairan pelan-pelan.
pelan-pelan.
-- Bila
Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk
rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk penderita
penderita untuk
untuk terapi
terapi Intravena.
Intravena.
TIDAK -- Setelah
Setelah 6 jam nilai kembali kondisi penderita dan pilih rencana terapi yang
6 jam nilai kembali kondisi penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai.
sesuai.

Segera
Segera rujuk
rujuk anak
anak untuk
untuk rehidrasi
rehidrasi
melalui
melalui Nasogastrik atau
Nasogastrik atau Intravena.
Intravena.

Catatan
Catatan ::
Bila mungkin
Bila mungkin amati
amati penderita
penderita sedikitnya
sedikitnya 66 jam
jam setelah
setelah rehidrasi
rehidrasi untuk
untuk memastikan
memastikan bahwa
bahwa ibu
ibu dapat
dapat menjaga
menjaga mengembalikan
mengembalikan cairan
cairan yang
yang hilang
hilang dengan
dengan memberi
memberi oralit.
oralit.
Bila
Bila umur
umur anak
anak di
di atas
atas 22 tahun
tahun dan
dan kolera
kolera baru
baru saja
saja berjangkit
berjangkit di
di daerah
daerah Saudara,
Saudara, pikirkan
pikirkan kemungkinan
kemungkinan kolera
kolera dan
dan beri
beri antibiotika
antibiotika yang
yang tepat
tepat secara
secara oral
oral begitu
begitu anak
anak sadar.
sadar. 84
SELAMAT
MERAIH
MIMPI

Anda mungkin juga menyukai