Anda di halaman 1dari 43

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH & PENGENDALI INFEKSI INDONESIA

(HIPPII)
2015
Memahami gambaran
epidemiologi berbagai penyakit
menular
Memahami transmisi berbagai
penyakit menular
Memahami pencegahan

berbagai penyakit menular


HIV (Human Immunodeficiency Virus)

- Merupakan virus RNA, famili retrovirus


- Masa inkubasi (masa laten klinis) lama.
- HIV menghancurkan sistem imun
rentan terhadap berbagai penyakit
menimbulkan gejala & tanda AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome)
adalah kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan penurunan kekebalan
tubuh akibat HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
Perjalanan penyakit HIV/AIDS
Infeksi Mulainya
HIV AIDS

risiko

AIDS Terminal
Tidak Terinfeksi HIV

Masing-masing kelompok mempunyai karakter dan


membutuhkan pelayanan dan dukungan yang berbeda
Klasifikasi WHO
Stadium I
Asimptomatik
Persistent generalized lymphadenopathy
Skala aktivitas I: asimtomatik, kegiatan normal

Stadim II
Berat badan turun <10%
Manifestasi mukokutan ringan (dermatitis seboroik, infeksi jamur pada kuku, sariawan
berulang, kelitis angularis)
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
ISPA berulang (sinusitis bakterialis)
Dan atau skala aktivitas 2: simptomatik, kegiatan normal

Stadium III
Berat badan turun >10%
Diare > 1 bulan
Demam > 1 bulan
Kadidiasis Oral
Oral hairy leukoplakia
Tuberkulosis paru dalam 1 tahun terakhir
Infeksi bakterialis yang berat (pnemonia, piomiositis)
Dan atau skala aktivitas 3: baring ditempat tidur <50% selama bulan lalu

Stadium IV
Penyakit penyakit yang termasuk criteria AIDS
Dan atau skala aktivitas 4: baring ditempat tidur >50% selama bulan lalu
Bervariasi tergantung usia dan obat ARV.
Deteksi antibodi memerlukan waktu sekitar
1-3 bulan setelah terinfeksi
Terjadinya AIDS sekitar <1 thn s/d >15 thn.

Tanpa pengobatan efektif, 50% pasien


akan menjadi AIDS dalam 10 tahun
.

8-8
PERILAKU RISIKO TINGGI

Pengguna narkoba suntik bergantian


Senggama vaginal/anal tanpa kondom
Kontak oral - anal
KELOMPOK RISIKO TINGGI :

Pecandu obat bius I.V.


Pria homoseksual
Penerima transfusi darah
Wanita/pria tuna susila
Pria/wanita dengan banyak mitra seksual
Mitra seksual dari kelompok diatas
MASA PENULARAN

Tidak diketahui pasti


Diperkirakan segera setelah terinfeksi

pasien jadi infeksius seumur hidup


Kerentanan dan kekebalan:

Diduga semua orang rentan.


Pada penderita PMS dan pria yang tidak

dikhitan kerentanan akan meningkat


Abstinance Tidak berhubungan seks

Be faithful Saling setia dengan satu pasangan

Condom Gunakan Kondom bagi yang sering


berganti-ganti pasangan atau sudah
terkena HIV/AIDS
Drug Tidak menggunakan narkoba
Gunakan jarum disposible
HEPATITIS A

Epidemiologi:

seluruh dunia, sporadik, kadang kadang


KLB.

Umumnya : anak usia sekolah dan dewasa


muda.

Case fatality rate rendah (0,1- 0,3%)


HEPATITIS A

Etiologi
Virus hepatitis A (HAV), family Picornaviridae.
Manusia: reservoir.
Banyak asimtomatis, gejala sangat ringan

Cara Penularan
Dari orang ke orang : fecal-oral.
Virus pada tinja terutama 1-2 minggu sebelum gejala.
Sumber penularan: air minum/makanan terkontaminasi ,
makanan tidak diolah dengan baik
HEPATITIS A

Masa inkubasi
15 sampai 50 hari, rata rata 28-30 hari

Masa penularan
Masa penularan: akhir masa inkubasi - beberapa hari
setelah timbul ikterus.
Bayi dan anak : virus pada tinja sampai 6 bulan
setelah sembuh.
HEPATITIS A

GEJALA KLINIS

Ringan : sembuh sendiri dalam 1-2 minggu

Berat : beberapa bulan.

Gejala: demam, malaise, anoreksia, nausea dan


gangguan abdominal, diikuti timbulnya ikterus
setelah beberapa hari

4-17
HEPATITIS A

Pencegahan

Kebersihan diri
Kebersihan lingkungan
Perilaku hidup sehat
Kebersihan tangan
Kebersihan makanan/minuman
Etiologi
Virus Hepatitis B (HBV)
Virus DNA hepatotropik.
Golongan Hepadnaviridae.
Terdiri atas 6 genotipe (A-H).
Inti HBV mengandung : Protein polimerase
dengan aktivitas reverse transcriptase, HBcAg,
dan HBeAg.
Selubung lipoprotein mengandung HBsAg.
Transmisi

Terutama melalui darah


Hubungan seksual
Penetrasi jaringan atau mukosa
Transmisi maternal-neonatal
Tidak ada bukti penyebaran fekal-oral
Faktor Risiko

Injection drug
Other* 15% use 14% Sexual contact
with hepatitis B
patient 13%

Household
contact of
hepatitis B patient
2%

Men who have


sex with men 6%
Unknown 32%
Medical
Blood transfusion Employee 1%
Multiple sex
0% partners 17% Hemodialysis
0%
RISIKO AKIBAT TERTUSUK JARUM SUNTIK
(Needle Stick Injury)
HBeAg positif : 30 40 %
HBsAg positif : 26%
HCV (PCR +) : 10 %
HCV positif (PCR -) :1%
HIV positif : 0,3 %

8-22
Pencegahan

Vaksinasi Hepatitis B
Setia pada satu pasangan
Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HBV+
diberikan HBIg
Hati-hati menggunakan peralatan yang
mungkin terkontaminasi darah
Gunakan jarum suntik sekali pakai
Vaksin

Immunoprofilaksis sebelum paparan :


Vaksin Hepatitis B
Immunoprofilaksis pasca paparan :
Vaksin Hepatitis B dan HBIg
Etiologi
Virus Hepatitis C (HCV)
Termasuk klasifikasi Flaviviridae
Selubung glikoprotein, RNA rantai
tunggal
Hanya satu serotype yang dapat
diidentifikasi; terdapat banyak
genotype
8-25
Transmisi

Transmisi darah
Transmisi seksual
Transmisi maternal-neonatal
Tidak terdapat bukti transmisi
fekal-oral
8-26
Faktor Resiko
Household 3%
Occupational 3% Sexual 21%
Transfusions *
3%

No Identified Risks
10% Illegal Drug Use
60%
*None since 1994
Pencegahan

Setia pada satu pasangan


Hati-hati menggunakan peralatan yang
mungkin terkontaminasi darah
Tidak ada vaksin yang tersedia untuk
Hepatitis C
Gunakan jarum suntik satu kali pakai
Tidak recapping jarum suntik habis pakai
Infeksi bakterial :
* Salmonella typhi
* Salmonella paratyphi

Sumber penularan : Manusia

Cara penularan : fecal - Oral

8-29
Gejala klinis
Sakit Perut Bingung
Mencret Temp. >39
Konstipasi Lidah Kotor
Sakit Kepala Perut tegang
Gangguan kesadaran
Demam tinggi
MASA INKUBASI

Masa inkubasi sekitar 12 - 36 jam

Masa penularan
Selama sumbernya sakit, beberapa hari-
minggu
Carrier : beberapa bulan - >1 tahun setelah
sembuh
4-31
Diagnosis klinis :
Possible case
Didapat gejala demam, gangguan saluran cerna, gangguan pola
buang air besar dan hepato/spenomegali. Sindrom demam tifoid
yang didapat belum lengkap. Possible case hanya pada pelayanan
kesehatan dasar.
Probable case
Didapat gejala klinis lengkap atau hampir lengkap, serta
didukung oleh gambaran laboratorium yang menyokong demam
tifoid (titer widal O >1/160 atau H >1/160 pada satu kali
pemeriksaan)
Definite case
Diagnosis pasti, ditemukan S.typhi pada pemeriksaan biakan atau
positif S.typhi pada pemeriksaan PCR atau terdapat kenaikan titer
Widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau titer
Widal O >1/320, H >1/640 (pada pemeriksaan sekali).
Pemeriksaan Laboratorium
Darah :
Leukopeni

Limfositosis relatif

Aneosinofilia

Trombositopenia

Kultur (darah, faeces, urine, sumsum tulang, rose


spot)
Serologi (Widal, Tubex, Typhidot, dipstick test)
Tehnik Molekuler
TATALAKSANA
Sebaiknya di RS/ Puskesmas
Tirah baring
Makan kurang serat
Pengobatan : Cotrimoxazole,
Ciprofloxacine, Ceftriaxone, dll
Cegah penularan
Pendidikan
PENCEGAHAN
Kebersihan sebelum makan
Perlindungan makanan
Air Minum yang baik
Pembuangan yang baik
Vaksinasi:
Parenteral VICPS ( capsular polisaccharide typhoid vaccine
Typhim Vi)
Ty21a-live oral vaccine ( Vivotif Berna)
Indonesia adalah negara ke 3 dengan
masalah tbc terbesar di dunia
140.000 kematian di indonesia disebabkan
TBC dan setiap tahun bertambah juta
kasus baru TBC
TBC adalah pembunuh nomor 1 diantara
penyakit menular dan penyebab kematian
nomer 3 setelah penyakit jantung dan
penyakit pernafasan akut pada seluruh
golongan usia
8-36
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis
Pada 80% kasus mengenai organ paru, sisanya
mengenai organ lain.
Gejala:
Batuk lebih dari 3 minggu

Demam dan keringat malam

Berat Badan menurun dan nafsu makan turun

Nyeri dada dan sesak

Darah pada soutum


KUMAN TUBERKULOSIS
Berbentuk Batang
Mempunyai sifat khusus: Tahan terhadap
asam pada pewarnaan disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA)
Cepat mati dengan sinar matahari langsung
Bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab
Dalam jaringan tubuh dapat dormant, tertidur
selama bertahun-tahun
Transmisi
TBC menular dengan menyebar melalui droplet di
udara
Penularan dari penderita tbc pada umumnya ketika
batuk, bersin, berbicara atau meludah
Seseorang dapat tertular hanya dengan menghirup
sejumlah kecil bacilli, tergantung sistem kekebalan
tubuh
Penderita TBC dengan status BTA +, biasa
menularkan pada 10 15 orang setiap tahun.
Saat ini 1/3 populasi dunia tertular TBC
POPULASI BERISIKO
Siapa saja dapat tertular, khususnya bila
daya tahan tubuh menurun
Perempuan dan anak-anak termasuk

populasi rentan
Merupakan Infeksi oportunistik tersering
pada orang dengan HIV/AIDS
PENGOBATAN TBC
TBC dapat diobati asal mengikuti
standar pengobatan
Strategi yang saat ini direkomendasikan

adalah DOTS (Direct Observed


Treatment)
Indonesia telah mencapai angka
kesembuhan 85% yang sesuai dengan
target global
TIPE PENDERITA
Kasus Baru:
Penderita belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah

dapat OAT < 1 bulan


Kasus Relaps:
Penderita yang pernah dapat pengobatan OAT dan telah dinyatakan

sembuh, kemudian berobat kembali dengan dahak BTA+


Kasus Transfer In:
Penderita yang sudah mulai berobat di satu kabupaten, kemudian

pindah ke kabupaten lain


Kasus Lalai (drop-out):
Penderita sudah berobat min. 1 bulan kemudian berhenti

Anda mungkin juga menyukai