Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


INFEKSI HIV – AIDS

DINNY RIA PERTIWI,S.KEP.,NERS, M.KEP

Keperawatan Medikal Bedah


Universitas Bhakti Kencana PSDKU Garut
2023
EPIDEMIOLOGY HIV/AIDS

Studi epidemiologis di Amerika Serikat telah mengidentifikasi lima kelompok orang dewasa yang berisiko tinggi terkena
AIDS.
• Laki-laki homoseksual atau biseksual merupakan kelompok yang terbesar, terhitung sekitar 50% dari kasus yang
dilaporkan
• Kontak heteroseksual dari anggota kelompok berisiko tinggi lainnya merupakan sekitar 20% infeksi dari tahun 2001
hingga 2004

• Penyalahguna narkoba intravena tanpa riwayat homoseksualitas sebelumnya mewakili sekitar 20% dari individu yang
terinfeksi dan 9% dari kasus baru pada tahun 2009
• Penerima darah utuh atau komponen lain yang terinfeksi HIV (misalnya, trombosit, plasma) berjumlah sekitar 1%
pasien
• Infeksi HIV pada bayi baru lahir. Hampir 2% dari semua kasus AIDS terjadi pada populasi anak ini. Sebagian besar
memperoleh infeksi melalui penularan virus dari ibu ke anak

Ref : Robbins hal 173 dan 174


HIV : Human Immunodeviciency Virus
A: Acquired : Didapat, Bukan penyakit
keturunan
I : Immune : Sistem kekebalan tubuh
D: Deficiency : Kekurangan
S : Syndrome : Kumpulan gejala-gejala penyakit
AIDS : merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system
kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV.
AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan
daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh factor luar (bukan dibawa sejak
lahir )
Disebabkan oleh virus disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV )
yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan
oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.

Faktor resiko :
§ Drug abbuse : dengan suntikan bersama - sama
§ Hubungan sexual dengan penderita

§ Transfusi
§ Kontak dengan cairan tubuh penderita dengan

jaringan yang terbuka


Ref : Robbinns hal
175
Ref : Robbins hal
176
PENULARAN HIV

penularan HIV terjadi dalam kondisi yang memfasilitasi pertukaran darah atau cairan
tubuh yang mengandung virus atau sel yang terinfeksi virus. Tiga jalur utama
penularan :
• Penularan secara seksual
• Penularan HIV secara parenteral
•Penularan dari ibu ke bayi

Ref : Robbins hal 174


GEJALA MAYOR GEJALA MINOR
Berat badan turun >10% dalam 1 bulan Batuk menetap > 1 bulan

Diare kronik, berlangsung > 1 bulan Dermatitis generalisata


Demam berkepanjangan > 1 bulan Herpes Zooster multisegmental dan berulang
Penurunan Kesadaran Kandidiasis orofaringeal
Demensia/HIV ensefalopati
Herpes simpleks kronis progresif

Limfadenopati generalisata

Infeksi jamur berulang pada alat kelamin

Retinitis Cytomegalovirus
STADIUM HIV – AIDS
1. Stadium awal infeksi : mirip gejala influensa : demam,
lemah lesu, nyeri sendi, pembesaran kelenjar, hilang
dengan sendirinya

2. Stadium tanpa gejala : tidak ada gejala tetapi


antibodi dalam darah ( + ). Berlangsung 5 – 7 th
setelah terinfeksi

3. Stadium ARC ( AIDS Related Complex ) : jika ada


2/lebih gejala klinis terjadi selama 3 bulan & ada
kelainan pemeriksaan lab/ radiologi :
§ Demam terus menerus
§ BB turun > 10 % dlm waktu 3 bulan
§ Diare terus menerus tanpa sebab yang jelas
§ Batuk & sesak > sebulan
§ Kulit gatal & ada bercak
§ Perdarahan yang tidak diketahui sebabnya

4. Stadium AIDS : kekebalan tubuh semakin rusak & infeksi


oportunistik ( TBC, candidiasis, Limpoma, sarkoma kaposi & gejala
persyarafan yang kronik )
Tanda & Gejala :
Semua tanda & gejala yang berkaitan dengan penurunan sistem imun

Penyakit infeksi yang mengenai


semua sistem tubuh
Acut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa
seperti demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit
kepala, diare, sakit leher, radang kelenjar getah bening, dan bercak
merah di tubuh

ü Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan


gejala pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama
lebih dari 3 bulan.
INFEKSI OPORTUNISTIK YANG BISA TERJADI PADA HIV
Infeksi oportunistik menyebabkan sebagian besar kematian pada pasien AIDS yang tidak diobati
• Sekitar 15% sampai 30% orang terinfeksi HIV yang tidak diobati mengembangkan pneumonia
yang disebabkan oleh jamur Pneumocystis jiroveci
• Candidiasis adalah infeksi jamur yang paling umum pada pasien dengan AIDS
• Cytomegalovirus (CMV) dapat menyebabkan penyakit diseminata, tetapi lebih sering
menyerang mata dan saluran pencernaan
• Infeksi bakteri diseminata dengan mikobakteri nontuberculous, atau atypical (terutama
Mycobacterium avium- intracellulare) juga terjadi terlambat, pada keadaan imunosupresi berat
• Cryptococcosis terjadi pada sekitar 10% pasien AIDS
• JC Virus, sebuah human papovavirus, merupakan penyebab penting lain dari infeksi SSP pada
pasien terinfeksi HIV

Ref : Robbins hal 180


Infeksi Oportunistik :
§ Sistem Respirasi : Pneumonia, TBC,
§ Sistem gastrointestinal: kandidiasis oral, diare kronis,
hepatitis ( virus, bakteri )
§ Reproduksi: HPV, kandidiasis, Herpes
§ Neurologi: Ensepalitis,Meningitis, Dimensia, Neuropati
§ Dermatologi : kandidiasis, Herpes, dermatitis

Fase Lanjut :
Keganasan : sarkoma kaposi, CMV
Sarkoma Kaposii
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Serologis :
§ Tes antibody serum : Skrining Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan merupakan diagnosa

§ Tes blot western : Mengkonfirmasi diagnosa Human


Immunodeficiency Virus (HIV)

§ Sel T limfosit :Penurunan jumlah total

§ Sel T4 helper ( CD 4 ) :Indikator system imun (jumlah <200 )

§ T8 ( sel supresor sitopatik ) :Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih


besar dari sel suppressor pada sel helper ( T8 ke T4 )
mengindikasikan supresi imun.

§ Kadar Ig : Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau


mendekati normal
Histologis:
pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spina, luka, sputum,
dan sekresi, untuk mengidentifikasi adanya infeksi : parasit,
protozoa, jamur, bakteri, viral.

Neurologis : EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf)

§Sinar X dada ; Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial tahap


lanjut atau adanya komplikasi lain
● Batuk lebih dari 2-3 minggu
● Penurunan berat badan menyolok > 10%
● Panas> 1 bulan
● Diare> 1 bulan
● Perhatikan kandidiasis oral
● Herpes zoozter yang l uas, sering kambuh
● Sariawan rekuren danberat
● Penyakit kulit: dermatitis seboroik kambuhan, psoriasis, dermatitis generalisata
● Limfadenopati generalisata
● Infeksi jamur kambuhan(kandidiasis vagina/keputihan)
● Pneumonia berat berulang
● TBC
● Riwayat perilaku seksual
● Riwayat pengguna narkoba
● Riwayat pekerjaan: pelaut, supir truk, dll
● Riwayat bekerja di daerah endemis dengan perilaku berisiko tinggi
● Riwayat tranfusi
● Perhatikan ciri khas/tanda kelompok risiko tinggi, misalnya: tato, perilaku tertentu
● Saat ini HIV sudah berkembang pada bukan kelompok risiko tinggi: misalnya ibur umah tangga
PENATALAKSANAAN
§Symtomatik
§ARV ( Anti Retro Virus )
§ Pemberian ARV bertujuan untuk : mengendalikan replikasi HIV,
memelihara dan meningkatkan fungsi imunologis, meningkatkan
sel CD4, menurunkan komplikasi HIV
§ Pemberian ARV harus memperhatikan stadium klinis dan
jumlah sel CD4 (untuk penderita dewasa) sebagai berikut:
1. Stadium lanjut ( AIDS ) tanpa memikirkan jumlah sel CD4
atau limfosit total.
2. Stadium klinis III dengan jumlah sel CD4 <350/mmk untuk
mendukung pengambilan keputusan.
3. Stadium klinis I atau II dengan jumlah sel CD4 <200/mmk
atau limfosit total < 1.200/mmk.
OBAT APA YANG DIBERIKAN UNTUK IBU HAMIL HIV?
Semua ibu hamil dengan HIV harus diberi terapi ARV, tanpa harus menunggu pemeriksaan jumlah CD4, karena
kehamilan itu sendiri merupakan indikasi pemberian terapi ARV yang dilanjutkan seumur hidup (sangat
direkomendasikan, kualitas bukti sedang). Metode paling efektif untuk mencegah transmisi vertikal HIV adalah
dengan menurunkan jumlah virus HIV dalam darah ibu. Terapi ARV kombinasi terbukti merupakan terapi yang
paling efektif untuk mencegah transmisi infeksi HIV dari ibu ke anak
PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE JANIN/ANAK DAN ISTILAHNYA
APA?

Istilah penularan HIV dari ibu ke janin/anak → Penularan perinatal


Apabila ibu diketahui terinfeksi HIV, upaya pencegahan selanjutnya bertujuan agar bayi yang
dilahirkan terbebas dari HIV, serta ibu dan bayi tetap hidup dan sehat. Upaya ini terdiri dari :
- Pemberian terapi ARV (antiretroviral) pada ibu hamil
- Persalinan yang aman
- Pemberian terapi ARV profilaksis pada bayi
- Pemberian nutrisi yang aman pada bayi

Ref : Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV 2019


Transmisi vertikal merupakan metode penularan infeksi HIV
dari seorang ibu kepada bayinya melalui salah satu tahapan yaitu pada saat intrauterin, intrapartum, atau pasca-natal
(saat menyusui).

● Transmisi vertikal berperan sebagai metode penularan utama (92%) infeksi HIV pada anak berusia <13 tahun.
● Transmisi intrauterin terjadi melalui penyebaran hematogen melewati plasenta atau ascending infection ke cairan
dan membran amnion.
● Transmisi saat persalinan (intrapartum) terjadi melalui kontak mukokutan antara bayi dengan darah ibu, cairan
amnion, dan sekret servikovaginal saat melewati jalan lahir. Transmisi saat persalinan juga dapat terjadi melalui
ascending infection dari serviks serta transfusi fetal maternal saat uterus berkontraksi pada saat persalinan.
● Dukungan social sangat diperlukan terutama pada ODHA yang kondisinya sudah parah.

● Individuyang termasuk dalam memberikan dukungan social meliputi

pasangan(istri/suami), orang tua, anak, sanak keluarga, teman, tim kesehatan, atasan dan

konselor
Pada aspek spiritual ditekankan pada penerimaan pasien terhadap sakit yang dideritanya,

sehingga ODHA akan dapat menerima dengan iklas terhadap sakityang dialami. Asuhan

keperawtan yang diberikan:

● Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien

● Pandai mengambil hikmah dari kejadian yang dialami

● Meningkatkan ketabahan hati dan keteguhan dalam menghadapi cobaan

● Dukungan psikologis, social dan spiritual yang baik akan mampu meningkatkan kualitas hidup

pasien dan daya tahan terhadap perkembangan infeksi HIV


PENGKAJIAN :
§ Riwayat saat ini : terkait dengan gejala infeksi HIV/AIDS
Klien sering datang dengan gangguan sistem pernafasan / sistem
pencernaan ( diare lama )
§ Riw. Masa lalu : klien sering mengalami infeksi ( demam ) yang hilang
timbul, penyakit pernafasan, saluran pencernaan ( kandidiasis oral s.d
diare )
§ Faktor pencetus : Narkoba dengan injeksi, sexual dengan penderita,
karena tranfusi, karena proses kelahiran ( pada pasien anak/bayi )
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum :kesadaran : composmentis s.d coma
Penurunan BB yang drastis
TTV : adanya nilai abnormal :
adanya tanda infeksi, gangguan
pernafasan & gangguan sirkulasi
Lakukan pemeriksaan pada semua sistem tubuh,

Fokus utama pada keluhan saat ini


Contoh : Ps datang dengan diare : pemeriksaan fisik
awal pada sistem pencernaan & status
hidrasi
Masalah Keperawatan
1. Resiko perluasan infeksi b.d. penurunan kekebalan
tubuh
2. Resiko kekurangan volume cairan
3. Tidak efektifnya pola nafas
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Nyeri akut/kronis b.d. kerusakan jaringan
6. Kelelahan b.d. penurunan produksi energi
7. Isolasi sosial b.d. perubahan status sosial, sistem
pendukung yang tidak adekwat

Masalah lain dapat muncul sesuai dengan gejala &


stadium yang ada pada pasien

Anda mungkin juga menyukai