Anda di halaman 1dari 63

 Penyakit tropis adalah penyakit yang menjangkit

pada daerah tropis.


 Disebut sebagai penyakit tropis karena erat
kaitannya dengan iklim yang terjadi di wilayah
tropis.
 Adanya musim kemarau (panas) yang panjang
serta terjadinya musim hujan dengan volume
tinggi, sangat mempengaruhi pembentukan
tempat berkembang biak agen penyakit.
 Suhu musim kemarau yang tinggi dapat
mendukung replikasi agen penyakit,baik di
dalam maupun di luar organism biologis,
begitupun dengan musim hujan
 Infeksi karena virus
• Hepatitis, DBD, Campak, Dipteri, Flu Burung,
Cikungunya, Varisella
 Infeksi karena bakteri
• TBC, Typoid
 Infeksi karena Parasit
• Malaria, Filariasis,
 HEPATITIS TERIDI DARI, HEP A, B, C, D
DAN E
 HEP A DAN E termasuk kejadian luar
biasa, penularannya secara fecal oral,
akut tapi bisa sembuh dengan baik
 Hep B, C dan D, penularannya Parenteral,
kronis dan dapat menyababkan cirosis
dan kanker hati
 Penyebab Virus Hep A
 Hepatitis ringan, akut, sembuh
spontan/sempurna tanpa gejala sisa
 Penularan fecal oral
 Gejala, tidak khas, bisa berupa demam,
sakit kepala dan mual muntah s, ikterus,
pembengkakan hati
 Diagnosis : IgM antiboy dalam serum
penderita
 Tidak ada pengobatan khusus
 Virus hepatitis B, gol Virus DNA
 Inkubasi 60 – 90 hari
 Penularan vertikal 95% terjadi pada
masa perinatal, 5% saat intrauterine
 Penularan horizontal melalui cariran
tubuh, spt trasnfusi, jarum suntik,
transplantasi organ, pisau cukur dan tatto
 Gejala : rasa lesu, nafsu makan
berkurang, demam ringan, nyeri abomen
sebelah kanan, ikterik, kencing warna
teh
 Diagnosis tes fungsi hati (ALT meningkat,
serologi HbsAg dalam serum
 Pengobatan : simptomatis
 Hepatitis B dapat berkembang menjadi
kronis, jika menjadi kronis tidak
menimbulkan gejala khas lagi
 Usia sangat memperngaruhi kronis tidak
nya
 Bila tertular saat bayi, maka95% akan
menjadi kronis
 Jika saat balita maka 20 - 30 % menjadi
kronis
 Jika saat dewasa maka hanya 5% menjnadi
kronis
 Pada 5-10% orang dewasa yang
terinfeksi hepatitis B akan ‘membawa’
atau menyimpan virus tersebut selama
hidupnya, yang kemudian disebut
hepatitis B carrier.
 Yang terpenting menjaga agar tidak
menularkan ke orang lain dan kontrol 1
kali setahun
 Penyebabnya virus hepatitis C gol RNA
 Inkubasi 2 – 24 mg
 Penularan melalui darah dan cairan
tubuh,sering melalui jarum suntik, tapi
sangat jarang menular melalui perinatal
 80% akan menjadi kronis
 Pengobatan dengan antivirus
 Pencegahan belum ada imunisasinya
 Paling jarang tapi paling berbahaya
 Penyebabnya virus delta yang hanya
berkembang jika ada virus hepatitis B,
 Tidak ada vaksin khusus tapi akan
terlindungi dengan imunisai hep B
 Dikenal dengan Hepatitis non A dan Non
B
 Etiologi virus hepatits E
 Masa inkubasi 2 – 9 minggu
 Penularan melalui fecal oral
 Gejala ringan
 Pencegahan masih belum ada vasin
khusus, yang terpenting kebersihan
lingkungan
 Pada penderita hepatitis B, hamil tidak akan
memperberat infeksi virus hepatitis
 jika terjadi infeksi akut pada trimester ke III
(akhir) kehamilan, maka dapat mengakibatkan
terjadinya hepatitis fulminan yang dapat
menimbulkan resiko kematian yang tinggi bagi
ibu dan bayi.

90% bayi yang terinfeksi hepatitis B saat


perinatal akan menderita karier kronis hepatitis
B
 Infeksi Hepatitis B pada bayi meningkatkan
risiko kematian pada dewasa muda
 Adanya program Triple Eliminasi
• Setiap ibu hamil diperiksa untuk mengeliminasi
tiga penyakit, Hep B, Sifilis dan HIV
• Pemeriksaan darah dilakukan oleh petugas kes
terlatih, denggan tes RDT HBsAg
 Penanganan Ibu Hamil jika HbsAG
positif (Sesuai program triple eliminasi)
STANDAR DETEKSI DINI
Ibu hamil
HIV, SIFILIS dan HEPATITIS B
Kunjungan Antenatal Pada PEREMPUAN/IBU
HAMIL
Pelayanan ANC
• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
 T1. Tinggi & berat badan Lesson learnt
 T2. Tekanan darah inklusif IMMUNISASI
 T3. sTatus Gizi (ukur li-
la)
 T4. TFU
 T5. Tentukan DJJ Janin Tes HIV, Sifilis & Hep B bersama HIV (–)
dengan pemeriksaan Sifilis ( –) Pertahankan
 T6. sTatus Imunisasi (TT) laboratorium rutin lainnya
 T7. Tablet Fe (90 tablet) Hepatitis B (–)
 T8. Tes Lab (Gol.darah,
Hb, GDS, Sifilis, HIV, Positif Ulang tes Bumil + pasangan bila
Hepatitis B, Malaria, HIV – Sifilis – Hepatitis B berisiko minimal 3 bln

Proteinuri, sputum BTA)


 T9. Tata laksana kasus • Pengobatan (ART) • Pengobatan (BPG) • Pengawasan
• Kondom • Kondom • Kondom
 T10. Temu wicara dan • trace pasamgan • trace pasamgan • trace pasamgan
konseling • IO lain • Comorbid lain • Comorbid lain
• Tindak lanjut
 Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan
 Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan,
pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan pengobatan
 Konseling pasangan, keluarga
 Life Skill Education, disclosure
- Kehamilan :
- Pemeriksaan Pasangan, Konseling untuk penggunaan
kondom
- Informasi & edukasi Ibu untuk pencegahan saat bayinya lahir:
imunisasi HB0 dan pemberian HB Ig <24 jam (lanjut s.d. HB3)
- Rujuk ibu untuk staging dan terapi HBV

 Persalinan sesuai indikasi obstetri


 Imunisasi aktif HB 0, 1, 2, 3, 4 melindungi hingga 67%
 Tambahan Imunisasi pasif HBIg <12jam  98%
 ASI Eksklusif
 Konfirmasi tes RDT HBsAg pada usia 9-12 bulan
 1 dari 4 pengidap Hepatitis B sejak lahir akan meninggal
karena kanker atau gagal hati pada dekade 2-3
Bagaimana jika saat itu Terpajan??
Tugas baca PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015
tentang penanggulangan virus hepatitis
 penanganan kasus yang ditemukan dapat juga
dilakukan pada saat orang terpajan virus Hepatitis B,
yaitu mereka yang mengalami inokulasi langsung
atau kontak mukosa langsung dengan cairan tubuh
penderita Hepatitis B,
 maka profilaksis yang digunakan adalah HBIG single
dose 0,06 mL/kg BB, yang diberikan sesegera
mungkin.
 Penderita lalu harus menerima imunisasi Hepatitis B,
dimulai dari minggu pertama setelah pajanan.
 Bila pajanan yang terjadi adalah kontak seksual, maka
pemberian dosis HBIG 0,06 mL/kg BB harus
diberikan sebelum 14 hari setelah pajanan, dan
diikuti dengan imunisasi. Pemberian vaksin Hepatitis
B dan HBIG bisa dilakukan pada waktu bersamaan,
namun di lokasi injeksi yang berbeda
 Masih tinggi

 Faktor risiko :
 Usia tua
 Kemiskinan
 Higiene yang buruk
 Sindrom imunodefisiensi
gejala klinis TB pada kehamilan
berupa batuk (74%), penurunan
berat badan (41%), demam
(30%), nafsu makan menurun
(30%) dan hemoptisis (19%)
DROPLET nuclei
Masa tunas 4 – 12
Masa penularan terus
berlangsung selama sputum BTA
(+)
 Tuberkulosis pada kehamilan
merupakan masalah tersendiri karena
selain mengenai ibu, juga dapat
mengenai bayi yang dikandung atau
yang dilahirkannya
 Keterlambatan diagnosis TB pada
neonatus sering terjadi karena
keterlambatan diagnosis TB pada ibu
 Persalinan prematur
 BBLR
 PJT
 Kematian Perinatal
 Tuberkolosis Neonatus (Penyebab
kematian, jarang terjadi, bisanya karena
penyebaran yang hematogen melalui
vena umbilikalis atau aspirasi sekresi
yang tercampur saat persalinan)
 Pemeriksaan dahak dengan pewarnaan
BTA dilakukan dengan metode SPS
(sewaktu-pagi-sewaktu) sebanyak tiga
kali pengambilan, yaitu saat pertama kali
berkunjung, kemudian setelah bangun
tidur pagi di hari kedua (pot dahak
dibawa pulang), dan saat menyerahkan
pot dahak di hari kedua.
 Bilabidan menemukan pasien dengan
kecurigaan TB , maka lalukan rujukan ke
puskesmas ke BP, untuk diperiksa lebih
lanjut
 Pengobatan menjadi wewenang dokter
 Obat yang diberikan sama, yang
berbeda dengan streptomicin Tidak
boleh diberikan
 Yang terpenting pengawasan meminum
obat
 Pada ibu menyusui
 Pengobatan TB pada
ibu menyusui tidak
berbeda dengan pengobatan pada
umumnya. Semua jenis TB aman untuk ibu
menyusui.
 Pada pengguna kontrsepsi
 Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi
hormonal (pil KB, suntikan KB, susuk KB),
sehingga dapat menurunkan efektifitas
kontrasepsi tersebut. Seorang pasien TB
sebaiknya mengggunakan kontrasepsi non-
hormonal, atau kontrasepsi yang
mengandung estrogen dosis tinggi (50 µg)
MAlARIA PADA IBU HAMIL
• Definisi
• Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut
maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium, ditandai dengan demam, anemia
dan splenomegali.

Faktor Predisposisi
• Faktor lingkungan (endemis)
• Kontak dengan vektor malaria
Tanda dan gejala malaria tanpa komplikasi:

• Demam
• Menggigil/kedinginan/kaku
• Sakit kepala
• Nyeri otot/persendian
• Kehilangan selera makan
• Mual dan muntah
• Diare
• Mulas seperti his palsu (kontraksi uterus)
• Pembesaran limpa
• Pembesaran hati
Tanda dan gejala malaria berat:

• Penurunan kesadaran dalam berbagai derajat, dengan


manifestasi seperti: kebingungan, mengantuk, sampai
penurunan kesadaran yang dalam
• Tidak dapat makan dan minum
• Pucat di bagian dalam kelopak mata, bagian dalam
mulut, lidah dan telapak tangan
• Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri)
• Demam sangat tinggi >400C
• Ikterik
• Oliguria
• Urin berwarna coklat kehitaman (black water fever)
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan bila ditemukan parasit pada
pemeriksaan apus darah tepi dengan mikroskop
• atau hasil positif pada
pemeriksaan rapid diagnostic test (RDT).
• Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat:
▫ Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit
▫ Hitung jumlah leukosit dan trombosit
▫ Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT &
SGPT, alkali fosfatase, albumin/globulin, ureum,
kreatinin, natrium dan kalium, analisis gas darah,
laktat)
▫ Urinalisis
Penatalaksanaan Malaria falsiparum
• Untuk usia kehamilan <3 bulan, berikan kina 3×2
tablet selama 7 hari atau 3x10mg/kgBB selama 7 hari
ditambah dengan Klindamisin 2x300mg atau
2x10mg/kgBB selama 7 hari. Dapat
DITAMBAH parasetamol 1 tablet tiap 6 jam bila
demam.

• Untuk usia kehamilan > 3 bulan, berikan DHP


(dihidroartemisininpiperakuin) 1 x 3 tablet (BB 41-59
kg) / 1×4 tablet (BB ≥60 kg) selama 3 hari ATAU
artesunat 1 x 4 tablet dan amodiakuin 1 x 4 tablet
selama 3 hari. Dapat DITAMBAH parasetamol 1
tablet tiap 6 jam bila demam.
Penatalaksanaan Malaria Vivak
• Untuk usia kehamilan <3 bulan, berikan kina 3 x
2 tablet selama 7 hari atau 3 x 10mg/kgBB
selama 7 hari. Dapat DITAMBAH parasetamol
1 tablet tiap 6 jam bila demam.
• Untuk usia kehamilan > 3 bulan, berikan DHP 1
x 3 tablet (BB 41-59 kg) / 1×4 tablet (BB ≥60 kg)
selama 3 hariATAU artesunat 1 x 4 tablet
dan amodiakuin 1 x 4 tablet selama 3 hari. Dapat
DITAMBAH parasetamol 1 tablet tiap 6 jam bila
demam.
Hal Yang terpenting, Edukasi...
• Minum obat sesudah makan atau perut tidak dalam
keadaan kosong.
• Apabila memungkinkan awasi pasien secara
langsung pada waktu minum obat.
• Anjurkan pasien untuk meneruskan minum tablet
zat besi dan asam folat serta mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi.
• Anjurkan pasien untuk menggunakan kelambu
setiap malam di rumah atau di kebun.
• Pastikan semua obat yang diberikan dihabiskan,
meskipun ibu hamil sudah merasa mulai membaik.
• Catat informasi dalam kartu pelayanan antenatal
dan rekam medis.
• Informasikan kepada pasien untuk kembali ke
Puskesmas, Pustu, atau Polindes segera jika dia
merasa tidak lebih baik setelah
menyelesaikan pengobatan.
• Informasikan kepada pasien dan keluarganya untuk
kembali ke Puskesmas, Pustu, atau Polindes segara
bila ada 1 atau lebih tanda-tanda bahaya selama
pengobatan, yaitu:
▫ Tidak dapat makan/minum
▫ Tidak sadar
▫ Kejang
▫ Muntah berulang
▫ Sangat lemah (tidak dapat duduk atau berdiri)
• Tatalaksana malaria berat:
• Lakukan stabilisasi dan rujuk ibu segera jika
menunjukkan gejala malaria berat.
• Tentukan usia kehamilan ibu dan periksa tanda-tanda
vital (suhu, tekanan darah, pernapasan, nadi).
• Segera cari pertolongan tenaga kesehatan lain dan
jangan biarkan ibu sendirian.
• Lindungi ibu dari cedera, tetapi jangan secara aktif
mengekangnya.
• Jika ibu tidak sadarkan diri, periksa jalan napasnya dan
posisikan ibu dalam keadaan miring kiri dengan 2 bantal
menyangga bagian punggungnya.
• Periksa adanya kaku kuduk.
• Jika ibu kejang, baringkan ibu dalam posisi miring
untuk mengurangi risiko aspirasi apabila ibu muntah
dan untuk memastikan bahwa jalan napas terbuka.
Pastikan bahwa kejang tidak disebabkan oleh eklampsia.
• Bila menemukan ibu hamil dengan gejala
malaria berat, maka lakukan pemeriksaan
laboratorium malaria (dengan mikroskop). Bila
terbukti hasilnya positif malaria, yang perlu
dilakukan adalah :Rujuk ibu ke rumah
sakit/fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

• Sebelum merujuk, berikan satu dosis artemeter


IM (untuk ibu hamil trimester II – III) atau kina
hidroklorida IM (untuk ibu hamil trimester I)
KEHAMILAN DENGAN BDB

Demam dengue adalah penyakit yang


disebabkan oleh virus dengue
Virus ini dapat ditularkan kepada
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti, Aedes polunesiensis, dan
beberapa vektor lain
Gejala Klinis
• Secara umum, demam dengue dan demam
berdarah dengue
▫ ditandai dengan fase febril yaitu demam tinggi
mendadak dan terus-menerus 2-7 hari,
▫ diikuti oleh fase afebril (demam mereda).
▫ Fase afebril ini merupakan fase kesembuhan
untuk demam dengue, tetapi merupakan fase kritis
pada demam berdarah dengue. Pada awal sukar
dibedakan berdasarkan gejala apakah akan terjadi
demam dengue atau demam berdarah dengue.
Demam Dengue

• Demam mendadak dan berkesinambungan


• Sakit kepala
• Nyeri orbita
• Mual dan muntah
• Nyeri otot, sendi dan tulang belakang
• Nyeri perut
• Leukopenia
Demam Berdarah Dengue

• Pada awal seperti demam dengue, kemudian tes


tourniquet positif, petekie/ekimosis/purpura,
perdarahan (pada gusi, epistaksis,
hematemesis, melena, hematuria), efusi pleura,
dan asites.
• Laboratorium (trombosit ≤100.000,
peningkatan hematokrit ≥ 20%, atau penurunan
hematokrit ≥ 20% setelah terapi cairan).
Pengaruh DBD pada kehamilan
• Berdasarkan gejala klinik dari penyakit, pengaruh
yang mungkin terjadi adalah kematian janin
intrauterin.
• Jika infeksi terjadi menjelang persalinan dilaporkan
bisa terjadi transmisi vertikal dan bayi lahir dengan
gejala trombositopenia, demam, hepatomegali dan
gangguan sirkulasi.
• Pada saat persalinan bisa terjadi perdarahan karena
adanya trombositopenia. Trombosit atau darah
hanya diberikan jika terdapat perdarahan.
Tatalaksana Umum
• Ibu hamil dengan demam berdarah harus dirawat di
rumah sakit dan menjalani istirahat tirah baring.
• Periksa suhu, hemodinamik, hematokrit (dilakukan
sebelum terapi cairan), leukosit, trombosit, dan
tanda-tanda bahaya (muntah menetap, perdarahan
mukosa, nyeri pada perut, letargi, pembesaran hepar
> 2 cm, peningkatan hematokrit disertai dengan
penurunan jumlah platelet).
• Terapi Paracetamol dan cairan denagn adekuat
sesuai hasil lab
• Pemantaun ketat agar tidak terjadi syok
Tata laksana persalinan
• Sebaiknya persalinan ditangani oleh tim
• Bila mungkin hindari persalinan pada masa
kritis
• Bila terjadi persalinan, lakukan pengawasan
intensif dan tindakan obstetri dengan segala
kewaspadaan
• Bila memungkinkan, persalinan pervaginam
lebih dipilih daripada seksio sesarea. Pasien yang
akan menjalani persalinan biasanya
membutuhkan transfusi trombosit bila jumlah
trombosit <50.000/mm3.
• Bila perlu dilakukan tindakan seksio sesarea,
berikan konsentrat trombosit preoperatif dan
konsentrat trombosit selama operasi serta pasca
operasi jika diperlukan.

• Transfusi trombosit diindikasikan pada


pembedahan jika jumlah trombosit maternal di
bawah 50.000/mm3.

• Sebelum melakukan operasi, sebaiknya telah


dilakukan konsultasi dengan tim
anestesi, perinatologi, dan ahli jantung
Tatalaksana komplikasi perdarahan
• Pada perdarahan berat dengan tanda-tanda syok
(lihat bab 3.2), berikan 5-10 ml/kgBB sel darah
merah (packed red cells) segar atau 10-20 ml/kgBB
darah lengkap (whole blood) segar.

• Transfusi trombosit biasanya diberikan – jika jumlah


trombosit di bawah 10.000-20.000/mm3 karena
meningkatnya risiko perdarahan spontan.

Berikan 6-8 unit (1 unit / 10 kgBB) konsentrat


trombosit. 1 unit (50-70 ml) konsentrat trombosit
diharapkan meningkatkan jumlah trombosit sebesar
5.000-10.000/mm3
Kesimpulan
Hepatitis B
Screning pada Semua Ibu Hamil dengan RDT
Penanganan Bila Reaktif, rujuk ke BP di PKM dan Siapkan Hbig
dan HB0 untuk Bayi

TB
Screning melalui tanda Batuk lebih dari 2 mg, bila ada rujuk ke
puskesmas untuk pemeriksaan sputum, BTA positif itangani di BP
PKM dan diberikan pengobatan.
Bayi baru lahir boleh ASI,cegah penularan, BCG ditunda, dan
iberikan INH profilaksis utk bayi s.d 6 bulan
Kesimpulan
Malaria
Screning pada Ibu Hamil yang mengalami demam dengan RDT
malaria
Penanganan Bila positif, rujuk ke BP di PKM dan Pemberian TTD
harus adekuat. Bila malaria berat maka harus di rujuk an
penanganan intensif. Bedakan dengan tanda eklampsia

Demam Dangue dan Demam Dangeu Berarah


Screning melalui tanda demam tinggi mendadak dan terus-
menerus 2-7 hari, rujuk ke PKM untuk pemeriksaan trombosit,
Bila trombosit turun, lakukan rujukan ke rumah sakit, bed rest,
pemantauan agar tidak terjadi syok dan pemberian cairan. Bila
memungkinkan persalinan di tunda. Penolong harus TIM
TUGAS, BUAT PERBANDINGAN KE 4
PENYAKIT INI
TANDA HEPATITIS TB MALARIA DBD
GEJALA B
DEMAM
RINGAN
DEMAM
TINGGI
MENGGIGIL
BATUK
MUAL
MUNTAH
ANEMIA
TROMBOSIT
OPENIA

Anda mungkin juga menyukai