Disusun oleh:
NIM. P3.73.24.4.17.009
Segala puji Kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
semua pihak yag telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini dan sebagai pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan
tugas-tugas yag lain di waktu yang akan datang. Semoga dengan adanya
tugas ini, kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
A. Tinjauan Teori
1. Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan
diatas 28 minggu atau lebih. Karena perdarahan antepartum terjadi pada umur
kehamilan di atas 28 minggu maka sering disebut atau digolongkan
perdarahan pada trimester ketiga. Perdarahan antepartum dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan :
1) Plasenta previa
2) Solutio plasenta
3) Pecahnya sinus marginalis
4) Pecahnya vasa previa
b. Perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan :
1) Pecahnya varises vagina
2) Perdarahan polipus servikalis
3) Perdarahan perlukaan serviks
4) Perdarahan karena keganasan serviks.
Frekuensi perdarahan antepartum sekitar 3% sampai 4% dari semua
persalinan. Sedangkan kejadian perdarahan antepartum di rumah sakit lebih
tinggi karena menerima rujukan.
Penangan perdarahan antepartum memerlukan perhatian karena dapat saling
mempengaruhi dan merugikan janin dan ibunya. Setiap perdarahan
antepartum yang dijumpai oleh bidan, sebaiknya dirujuk ke rumah sakit atau
ke tempat dengan fasilitas yang memadai karena memerlukan tatalaksana
khusus.
1. Plasenta Previa
a. Definisi Plasenta Previa
Plasenta previa merupakan suatu bentuk kelainan letak pada plasenta,
dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim, atu di daerah
fundus uteri.
Secara teoritis plasenta previa dibagi menjadi 4 derajat, yaitu :
1) Plasenta previa totalis yaitu plasenta menutupi seluruh osteum uteri
internum.
2) Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum.
3) Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum.
4) Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga tepi bawahnya barada pada jarak lebih kurang 2 cm
dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak
normal.
Derajat plasenta previa sebagian besar akan bergantung pada pembukaan
serviks saat diperiksa. Sebagai contoh, plasenta letak rendah pada
pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta parsialis pada pembukaan 8 cm
karena servik yang berdilatasi mengakibatkan seolah-olah plasenta juga ikut
berpindah atau bergeser. Sebaliknya plasenta previa yang tampak total
sebelum ada pembukaan akan menjadi plasenta previa parsialis pada
pembukaan 4 cm karena serviks berdilatasi di luar tepi plasenta. Palpasi
dengan jari untuk memastikan hubungan perubahan antara tepi plasenta dan
os interna sewaktu serviks membuka dapat memicu terjadinya perdarahan
hebat.
e. Komplikasi
Ibu hamil yang mengalami pllasenta previa dapat mengalami beberapa
komplikasi, ada yang bisa menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan
fatal yang disebabkan oleh :
1) Pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik maka pelepasan
plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin
banyak serta perdarahan yang terjadi tidak dapat dicegah sehingga penderita
mengalami anemia bahkan syok.
2) Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat
segmen ini yang tipis mengakibatkan jaringan trofoblast dengan mudah
menginvasi menerobos ke dalam miometrium bahkan sampai ke perimetrium
dan menjadi penyebab terjadinya plasenta inkreta atau bahkan perkreta.
3) Serviks dan segemen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh
darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak.
4) Kelainan letak janin lebih sering terjadi.
5) Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak bisa dihindari. Hal ini
disebabkan karena tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan
dalam kehamilan belum aterm. Pada kehamilan kurang dari 37 minggu dapat
dilakukan amniosentesis untuk mengetahui kematangan paru janin dan
pemberian kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru janin untuk
antisipasi.
2. Solusio Plasenta
a. Definisi Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan
implantasi normal pada kehamilan trimester ketiga. Terlepasnya plasenta
sebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara plasenta dan dinding
rahim yang dapat menimbulkan gangguan penyulit terhadap ibu maupun janin.
Solusio plasenta lebih berbahaya daripada plasenta previa bagi ibu hamil dan
janinnya. Pada perdarahan tersembunyi yang luas dimana perdarahan
retroplasenta yang banyak dapat mengurangi sirkulasi utero-plasenta dan
menyebabkan hipoksia pada janin. Selain itu, pembentukan hematoma
retroplasenta yang luas bisa menyebabkan koagulopati konsumsi yang fatal
bagi ibu.
6. Plasenta circumvallata
Plasenta sirkumvalata adalah plasenta yang pada permukaan vetalis dekat
pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta,
sedangkan jeringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh kesamping
dibawah desidua. Diduga bahwa corionfrondosum terlalu kecil dan untuk
mncukupi kebutuhan, villi menyerbu kedalam desidua di luar permukaan
frondosum, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi. Insidensinya lebih kurang
2-18 %. Menurut beberapa ahli plasenta sirkumvalata sering menyebabkan
abortus dan solusio plasenta. Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali ke
pinggir plasenta, di sebut plasenta marginata. Kedua-duanya disebut sebagai
plasenta ekstra coriel. Pada plasenta marginata mungkin terjadi adeksi dari
selaput sehingga plsenta lahir telanjang tertinggalnya selaput ini dapat
menyebabkan perdarahan dan infeksi. Diagnosis plasenta sirkumvalata baru
dapat ditegakan setelah plasenta lahir tetapi dapat diduga bila ada perdarahan
intermiten atau hidrorea.
Bagian paling penting dari perawatan pralahir adalah untuk memastikan janin
tumbuh dan berkembang dengan baik. Selama ultrasound rutin, dokter
mungkin menemukan bahwa plasenta dan selaput yang tidak tumbuh dengan
baik, sebuah kondisi yang disebut circumvallate plasenta. Kondisi ini dapat
mengakibatkan berat badan lahir rendah, persalinan prematur dan melahirkan,
dan pembatasan pertumbuhan intrauterin. Diagnosis dari circumvallate
plasenta dan pembatasan pertumbuhan intrauterin awal kehamilan adalah
penting untuk memastikan perawatan yang tepat dan pemantauan bayi. Hal ini
penting untuk memiliki ultrasound dan pemeriksaan rutin.
Circumvallate plasenta adalah ketika kantong membran berada di belakang
plasenta, membatasi efektivitas plasenta. Kantong membran, yang dikenal
sebagai cincin, membatasi perluasan pembuluh darah janin. Wanita hamil
didiagnosis dengan circumvallate plasenta memiliki plasenta yang
melengkung ke dalam. Melengkung dari plasenta dapat menyebabkan stres
dengan pembatasan, dan kadang-kadang pertumbuhan janin pelepasan
plasenta yang dihasilkan dalam pengiriman darurat.
a. identifikasi
b. fungsi
PENGKAJIAN
Tanggal : 10 Februari 2018
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Poliklinik Kemhan RI
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny. P
Umur : 26 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Alamat : Cempaka Putih
2. ALASAN DATANG
Ibu menyatakan ingin memeriksakan keadaannya serta kondisi kehamilannya.
3. KELUHAN UTAMA
Ibu menyatakan mengeluarkan darah dari kemaluannya sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pasien dirujuk oleh bidan dengan keterangan DJJ tidak
teratur.
5. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit jantung yang ditandai
dengan jantung berdebar-debar, mengeluarkan keringat dingin pada
telapak tangan dan sesak nafas.
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita hiupertensi yang ditandai
dengan sakit kepala berlebihan , pusing, kaku kuduk.
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit DM yang ditandai
dengan banyak makan, banyak minum dan sering kencing.
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit malaria yang ditandai
dengan demam tinggi / panas menggigil dan lemas.
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular seksual atau
HIV AIDS yang ditandai dengan rasa gatal pada vagina, mengeluarkan
cairan berwarna dan berbau saat melakukan hubungan seksual dan
mengeluarkan darah.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit jantung yang ditandai
dengan jantung berdebar-debar, mengeluarkan keringat dingin pada telapak
tangan dan sesak nafas.
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita hiupertensi yang ditandai
dengan sakit kepala berlebihan , pusing, kaku kuduk.
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit DM yang ditandai
dengan banyak makan, banyak minum dan sering kencing.
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit malaria yang ditandai
dengan demam tinggi / panas menggigil dan lemas.
- Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular seksual atau
HIV AIDS yang ditandai dengan rasa gatal pada vagina, mengeluarkan cairan
berwarna dan berbau saat melakukan hubungan seksual dan mengeluarkan
darah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
- Ibu menyatakan dari pihak keluarga ibu tidak yang menderita penyakit
apapun.
d. Riwayat perkawinan
- Usia menikah : 22th
- Menikah : 1 kali dengan suami sekarang
- Lama menikah : 4th
- Status pernikahan : syah
e. Riwayat kb
Ibu menyatakan belum pernah menjadi akseptor kb
f. Riwayat sosial,budaya dan ekonomi
Ibu menyatakan senang dengan kehamilan ini
Ibu menyatakan pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
Ibu menyatakan kebutuhannya tercukupi
6. pola kehidupan sehari-hari
a. nutrisi
sebelum hamil
Makan : 3x sehari porsi sedang jenis nasi sayur lauk buah
minum : 5 – 6 gelas perhari jenis air putih teh
Keluhan :-
selama hamil
Makan : 2 x sehari porsi kecil jenis nasi lauk sayur buah
Minum :6 – 7 gelas jenis air putih susu
keluhan : -
b.eliminasi
sebellum hamil
BAB : 1 kali , konsistensi lunak, warna kuning
BAK : 5 kali sehari. Warna kuning jernih
Jumlah : ± 250 cc
Keluhan : -
Selama hamil
BAB ; 1 kali sehari konsistensi agak keras, warna hitam kecoklatan
BAK :4 kali sehari warna kuning jernih
Jumlah : ± 150 cc
Keluhan : -
c.pola istirahat
sebelum hamil
tidur malam : 8 jam
tidur siang : 2 jam
kelluhan :-
Selama hamil
Tidur malam : 7 jam
Tidur siang : 1 jam
Keluhan :-
d. pola aktifitas
seebelum hamil
aktifitas sehari-hari tidak terganggu
selama hamil
aktifitas sehari-hari beraktifitas seperti biasa
e.personal hygiene
sebelum hamil
mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu , gosok gigi 2x sehari, ganti celana
dalam 2x sehari
selama hamil
mandi 2x seshari, keramas 3xseminggu , gosok gigi 2x sehari, ganti celana
dalam 4x sehari
f.pola seksual
sebelum hamil : 2x seminggu
selama hamil : 1x seminggu
B.DATA OBYEKTIF
Ku : sedang
Kesadaran : composmentis
Td :90/60 mmhg
N : 132 x/menit
Rr : 20 x/ menit
S : 36,5 °c
Tb : 152 cm
Bb sebelum hamil : 50 kg
Bb selama hamil : 49 kg
Lila : 24 cm
Pemeriksaan fisik:
Kepala : bersih,tidak ada ketombe
Muka : pucat
Mata : cekung, konjunngtiva pucat, skelera tidak ikterik
Hidung : bersih,tidak ada polip
Mulut : lidah kering,tidak ada caries dentis,
Telinga : bersih , tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan parotis
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limpe
Payudara : membesar,areola menghitam, putting susu menonjol, tidak ada
massa
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi. Tinggi fundus uteri 32 cm.
Abdomen tegang dan terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah
Genetalia : tidak oedema
Ekstremitas : atas : tiak oedeme, tidak ada varises
Bawah : tidak oedma, pucat tidak ada varises
Kulit : kering, turgor kulit memerah
Hb : 6,8 %gr
c. assesment
Ny P. G1 P0 A0 umur 26 tahun,hamil 37 minggu dengan rupture sinus
marginalis
dx potensial :
antisipasi : pemberian cairan iv
PLANNING:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa tekanan darah ibu rendah
dan menganjurkan ibu untuk tenang dan tidak perlu cemas.
Ev: ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami kelainan placenta dan akan
segera dirujuk
Ev: ibu mengerti dan bersedia
3. Kolaborasi dengan dokter SPOG
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdarahan antepartum merupakan suatu kejadian pathologis berupa
perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan 28 minggu atau lebih.
Perdarahan yang terjadi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu perdarahan yang
ada hubungannya dengan kehamilan (plasenta previa, solusio plasenta,
pecahnya sinus marginalis, dan perdarahan vasa previa) dan perdarahan
yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan (pecahnya varises, perlukaan
serviks, keganasan serviks, dll). Perdarahan antepartum yang berhubungan
dengan kehamilan harus segera dilakukan tindakan agar tidak berakibat fatal
bagi ibu dan janinnya. Sedangkan perdarahan antepartum yang tidak
berhubungan dengan kehamilan tidak membahayakan janin tapi hanya
memberatkan ibu.
B. Saran
Sebagai seorang calon bidan kita harus mampu mendiagnosis dini
kelainan atau keabnormalan yang terjadi pada ibu masa antepartum,
intrapartum maupun postpartum. Oleh sebab itu kita harus memahami setiap
gejala-gejala yang ditimbulkan dari keabnormalan yang terjadi agar mampu
mengambil keputusan secara cepat, tepat, dan efisien.
Secara khusus, seperti pembahasan dalam maklah ini yaitu tentang
perdarahan antepartum. Sebagai seorang bidan harus memahami apa saja
perdarahan antepartum yang bisa terjadi, gejal yang ditimbulkan, dan mampu
memberikan asuhan yang tepat serta mampu melakukan rujukan secara cepat
apabila terjadi suatu kegawatan obstetris.
Daftar Pustaka
Sumber :
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, dr. I.M.S. Murah
Manoe, Sp.OG., dr. Syahrul Rauf, Sp.OG., dr. Hendrie Usmany, Sp.OG.
(editors). Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Umum Pusat, dr. Wahidin
Sudirohusodo, Makassar, 1999.