Anda di halaman 1dari 76

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DESA SIMPANG LIMAU RT 09 DAN RT 10 KECAMATAN SEI LULUT
KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR
KOTA BANJARMASIN

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan di komunitas dan untuk


menerapkan konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
konteks perawatan dasar, maka kelompok 4 mendapatkan tugas keperawatan
komunitas di Wilayah Desa Simpang Limau RT 09 dan RT 10 Kelurahan Sei
Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur kota Banjarmasin mulai tanggal 28 Januari
-– 02 Maret 2019. Tahap kegiatan kelompok kerja komunitas yang akan
dilaporkan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: persiapan, pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan program kegiatan dan evaluasi serta rencana tindak
lanjut.

A. Tahap Persiapan
Dalam kegiatan program ners di stase komunitas, penyusunan asuhan
keperawatan komunitas dimulai dengan tahap persiapan yang merupakan
tahap awal dari semua kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa selama
melakukan keperawatan komunitas. Tahap persiapan diawali dengan
sosialisasi mahasiswa dengan masyarakat yaitu dengan cara pendekatan
dengan tokoh masyarakat baik formal maupun informal dan perijinan terhadap
kegiatan kelompok di wilayah RT 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kelurahan
Sei Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur. Dalam tahap ini juga dilakukan
penyusunan format pengkajian yang digunakan untuk pengambilan data
komunitas. Tahap persiapan ini dimulai tanggal 27 Januari 2019.

B. Tahap Pelaksanaan
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan asuhan
keperawatan komunitas. Pada tahap ini kita melakukan pengkajian data
dasar, data lingkungan fisik dan pengkajian data masyarakat. Pengkajian data
dasar dan observasi sekilas lingkungan (Windshield Survey) ini dilakukan
dengan cara wawancara dengan tokoh masyarakat antara lain dengan Ketua
RT, Tokoh Agama dan kader kesehatan yang ada dilingkungan Ddesa

38
Simpang Limau Kec. Sei Lulut dengan menggunakan pedoman wawancara
yang telah kami persiapkan. Selain itu kami juga melakukan observasi
langsung di desa Simpang Limau Kec. Sei Lulut dengan menggunakan
pedoman Winshield Survey. Hal yang di observasi antara lain tentang
perumahan, lingkungan sekitar rumah di Wilayah Desa Simpang Limau Kec.
Sei Lulut, batas wilayah, kepadatan pemukiman penduduk, jenis bangunan,
jalan, sistem pembuangan sampah dan air limbah, pusat pelayanan seperti
sekolah, masjid, dan pelayanan kesehatan yang ada, serta transportasi yang
biasa digunakan masyarakat desa Simpang Limau Kec. Sei Lulut. Metode lain
yang kita gunakan adalah observasi partisipasi yang kami lakukan dengan
pengamatan secara langsung terhadap keadaan dan tatanan sosial
masyarakat desa Simpang Limau Kec. Sei Lulut, selain itu kami juga
menggunakan metoda analisa data sekunder dengan melakukan penelusuran
data yang ada di kelurahan dan kecamatan serta data yang ada di
puskesmas.
Hasil analisa dari data dasar tersebut di jadikan bahan untuk diskusi pada
lokakarya mini I. Sedangkan pengkajian data masyarakat yang meliputi
interaksi 8 sub sistem yaitu penduduk sebagai inti dan lingkungan fisik,
pelayanan kesehatan/sosial, ekonomi, kesehatan lingkungan, KB/KIA, lansia
yang dilakukan dengan menyebarkan angket yang dibagikan kepada seluruh
kepala keluarga di wilayah desa Simpang Limau Kec. Sei Lulut. Mahasiswa
bersama tokoh masyarakat, kader desa dan pengurus setiap RT yang ada di
wilayah Ddesa Simpang Limau Kec. Sei Lulut melakukan pengkajian dengan
wawancara dari rumah ke rumah yang dilakukan oleh mahasiswa, dari RT 09
dan RT 10. Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh sudah cukup
mewakili. Adapun data yang telah diolah dan disajikan adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian Komunitas
a. Data Demografi
1) Perumahan
2)
Berdasarkan hasil pengkajian di wilayah RT 09 dan RT 10
perumahan daerah tersebut cukup padat, jarak antar rumah
kerumah sekitar ±1-2 meter, jenis bangunan semi permanen,
halaman rumah ada yang luas dan ada yang tidak memiliki
halaman dan jmasih ada beberapa bangunan rumah yang

39
dibangun diatas sungai. Sebagian besar warga sudah
menggunakan air PAM (ledeng) untuk keperluan makan dan
minum.

3) Lingkungan Terbuka
4)
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 09 dan RT 10 terdapat adanya
lingkungan terbuka, namun tidak dipergunakan dan tidak diketahui
kepemilikannya serta adanya persawahan yang dimiliki oleh warga.
5) Batas wilayah
a) Batas Wilayah RT 09 :
 Utara : PDAM (Pemurus Luar)
 Selatan : RT 278 Sungai Lulut
 Barat : RT 10 Sungai lulut
 Timur : RT 29 komplek Griya Hamparan
b) Batas Wilayah RT 10 :
 Utara : PDAM (Pemurus Luar)
 Selatan : RT 28 Sungai Lulut
 Barat : Komplek Melati Indah VII
 Timur : RT 9 Sungai Lulut
6) Transportasi
Berdasarkan hasil pengkajian transportasi yang digunakan
masyarakat RT 09 dan RT10 sebagian besar adalah kendaraan
pribadi seperti motor, mobil serta ada juga yang masih
menggunakan sepeda dan belum adanya angkutan umum yang
melewati jalan tersebut. Sebagian jalan beraspal dan sebagiannya
belum beraspal dan ada juga jalan yang di semen (Dalam Komplek
dan Gang)
7) Pusat Pelayanan
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 09 dan RT 10 adanya pusat
pelayanan kesehatan seperti Poskesdes, posyandu lansia dan
pelayanan pendidikan seperti sekolah (TK dan SD) serta ada
mushola dan pasar malam (hari Jum’at).
8) Kebiasaan Masyarakat

40
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 09 dan RT 10 kebiasaan
perkumpulan masyarakat di wilayah Desa Simpang Limau adalah
pada sore hari.
Sedangkan kegiatan yang sering dilakukan adalah sebagai berikut :
 Remaja : Maulid Habsy
 Ibu-Ibu : Arisan, Yasinan, dan Pengajian
 Bapak-Bapak : Pengajian dan Burdahan
9) Masyarakat yang banyak di jumpai
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 09 dan RT 10 yang sering
ditemui dijalan adalah ibu-ibu berkumpul didepan rumah dan bapak-
bapak diwarung kecil.
10) Media Informasi
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 09 dan RT 10 media informasi
digunakan masyarakat adalah pengumuman dimusholla dan dari
mulut kemulut, pengumuman yang disampaikan pada acara seperti
maulid, yasinan dan kadang-kadang pemberitahuan tentang jika
ada acara penyuluhan kesehatan dan kegiatan senam.
11) Issue
Tidak ada issue untuk wilayah desa Simpang Limau RT 09 dan RT
10

2. Jumlah Penduduk
3.
Hasil Pendataan yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2019 s/d 03
Februari 2019 di wilayah binaan RT 09 dan RT 10 desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut.

Penduduk yang berada pada wilayah binaan RT 09 dan RT 10 yang


berjumlah 300 KK. Namun yang di dapat saat pendataan dari tanggal 31
januari -– 03 Februari 2019 ada 193 KK dengan jumlah penduduk 650
orang. Hal ini terjadi karena sebagian warga tidak mau didata, dan tidak
berada ditempat saat melakukan pendataan.
a. Distribusi Data Penduduk Desa Simpang Limau Kelurahan Sei Lulut
Berdasarkan Jenis Kelamin

41
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Penduduk
Menurut Jenis Kelamin di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut Bulan Februari 2019.

No Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Laki-laki 320 49,2
2 Perempuan 330 50,8
Total 650 100
Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan tabeltabele 3.1, jumlah penduduk terbanyak di


wilayah RT 09 dan RT 10 adalah perempuan sebanyak 330 orang
sebesar 50,8%.

Menurut Badan Pusat Statistik (2018) Jumlah Penduduk Indonesia


pada 2018 mencapai 265 juta jiwa terdiri dari 131,9 juta jiwa berjenis
kelamin perempuan sedangkan laki-laki sebanyak 133,1 juta jiwa. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk Indonesia sebagian
besar adalah perempuan.
b. Distribusi Data Penduduk Desa Simpang Limau Kelurahan Sei Lulut
Berdasarkan Usia
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Penduduk
Menurut Usia di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei
Lulut Bulan Februari 2019.
No Usia Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Balita (0-5 tahun) 51 7,8
2 Anak-anak (6-11 tahun) 88 13,5
3 Remaja Awal (12-16 tahun) 40 6,2
4 Remaja Akhir (17-25 tahun) 101 15,5
5 Dewasa Awal (26-35 tahun) 143 22,0
Dewasa Akhir (36-—45
6 90 13,8
tahun)
7 Lansia Awal (46-55 tahun) 79 12,2
8 Lansia Akhir (56-65 tahun) 33 5,1
9 Manula (>65 tahun) 25 3,8
Total 650 100
Sumber: Data Primer, 2019

42
Berdasarkan tabeltabletabel 3.2, jumlah penduduk terbanyak di
wilayah RT 09 dan RT 10 pada usia 26-35 tahun sebanyak 143 orang
(22,0%).
Menurut kelompok umur, penduduk Indonesia yang masih tergolong
anak-anak (0-14 tahun) mencapai 70,49 juta jiwa atau sekitar 26,6% dari
total populasi. Untuk populasi yang masuk kategori usia produktif (14-64
tahun) 179,13 juta jiwa (67,6%) dan penduduk usia lanjut 65 ke atas
sebanyak 85,89 juta jiwa (5,8%) (Badan Pusat Statistik, 2018).

c. Distribusi Data Penduduk Desa Simpang Limau Kelurahan Sei Lulut


Berdasarkan Agama
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Penduduk
Menurut Agama di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan
Sei Lulut Bulan Februari 2019.
No Agama Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Islam 634 97,5
2 Kristen 8 1,2
3 Hindu 0 0
4 Budha 4 0,6
5 Konghucu 4 0,6
Total 650 100
Sumber: Data Primer, 2019.

43
Berdasarkan tabeltabelle 3.3, Sebagian besar penduduk di
wilayah RT 09 dan RT 10 mempunyai agama Islam yaitu 634 orang
(97,5%).
Sebagian besar penduduk Indonesia  memeluk agama Islam yaitu
sebesar 207 juta jiwa atau 87,18% dari total Penduduk, yang berikutnya
adalah Agama Kristen yaitu sebesar 16,5 juta jiwa atau 6,9% dari total
Penduduk, Katolik yaitu sebesar 6,9 juta jiwa atau 2,9% dari total
Penduduk,Hindu yaitu sebesar 4 juta jiwa atau 1,6% dari total Penduduk,
Budha yaitu sebesar 1,7 juta jiwa atau 0,7% dari total Penduduk dan
Khong Hu Chu yaitu sebesar 117.091 ribu jiwa atau 0,049 % dari total
Penduduk (Badan Pusat Statistik, 2018).
d. Distribusi Data Penduduk Desa Simpang Limau Kelurahan Sei Lulut
Berdasarkan Pendidikan
Tabel 3.4 DdDistribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah
Penduduk Menurut Pendidikan di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang
Limau Kelurahan Sei Lulut Bulan Februari 2019.

No Persentase
Pendidikan Frekuensi (N)
(%)
1 Belum Sekolah 48 7,4
2 Tidak Sekolah 15 2,3
3 TK 33 5,1
4 SD 185 28,5
5 SMP 101 15,5
6 SMA 210 32,3
7 Perguruan Tinggi 58 8,9
Total 650 100
Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan tabeltabletabel 3.4, Sebagian besar penduduk di


wilayah RT 09 dan RT 10 mempunyai pendidikan SMA yaitu 210
orang (32,3%).

44
Menurut Badan Pusat Statistik (2018) tingkat pendidikan penduduk Indonesia
yaitu SMA sebesar 21,88% menempati posisi tertinggi kedua setelah lulusan SD
sebanyak 24,15% dan lulusan perguruan tinggi sebanyak 9,36%.Berdasarkan
data diatas tingkat pendidikan sangat mempengaruhi tingkat pemahaman
seseorang baik secara lisan maupun tulisan.

3. Data Lingkungan Fisik


a. Perumahan
1) Jendela
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan
Jendela di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei
Lulut Bulan Februari 2019.
No. Jendela Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Ya 180 93,3
2. Tidak 13 6,7
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan tabeltabletabel 3.5 sebagian besar penduduk


RT 09 dan RT 10 memiliki jendela yaitu berjumlah 180 rumah
(93,3%) dan terdapat sebagian kecil penduduk RT 09 dan RT 10
yang masih tidak memiliki jendela yaitu berjumlah 13 rumah
(6,7%).

Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria


sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi tiga komponen
(rumah, sarana sanitasi dan perilaku). Minimum dari kelompok
komponen rumah adalah langit-langit, dinding, lantai dan jendela
(Soemirat, 2009).
2) Keadaan Jendela
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan frekusensi
Membuka Jendela Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut Bulan Februari 2019.
No. Membuka Jendela Frekuensi (f) Persentase (%)

45
1. Ya 170 88,1
2. Kadang-Kadang 18 9,3
3. Tidak 5 2,6
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.6 frekuensi membuka jendela
sebagian besar RT 09 dan RT 10 (88,1%) sehingga sirkulasi
udara dalam rumah menjadi segar, namun sebagian kecil RT 09
dan RT 10 masyarakat masih tidak membuka jendela (2,6%).

Menurut Kusnoputranto (2005) syarat-syarat pengelolaan rumah sehat salah


satunya adalah mempunyai ventilasi. Ventilasi rumah memiliki banyak fungsi.
Fungsi pertama adalah untuk menjaga pertukaran aliran udara dalam rumah
tersebut agar tetap segar dan optimal.

3) Vektor yang Ada di Lingkungan Rumah


Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Vektor Yang
Ada Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei
Lulut Bulan Februari 2019.

No. Vektor Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Lalat 17 8,8
2. Kecoa 9 4,7
3. Burung 1 0,5
4. Nyamuk 142 73,6

46
5. Anjing 0 0
6. Kucing 24 12,4
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.7 vektor di lingkungan rumah
penduduk RT 09 dan RT 10 sebagian besar (73,6%) adalah
nyamuk sehingga menyebabkan rentan terjadinya DBD dan
sebagian kecil vektor di lingkungan rumah penduduk RT 09 dan
RT 10 adalah burung (0,5%).

Kondisi lingkungan merupakan salah satu kondisi yang dapat mempengaruhi


perkembangan jentik nyamuk khususnya Aedes Aegypti, dimana kondisi
lingkungan ini meliputi suhu udara dan kelembapan dalam rumah sehingga
nyamuk pertumbuhan nyamuk pada musim penghujan meningkat (Salwa, 2016).

4) Jenis Lantai
Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Lantai
Rumah di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei
Lulut Bulan Februari 2019.
No. Jenis Lantai Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Tanah 4 2,1
2. Keramik 87 45,0
3. Plester 4 2,1
4. Papan 98 50,8
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.8 penduduk RT 09 dan RT 10
sebagian besar memiliki jenis lantai papan sebesar (50,8%) dan
sebagian kecil penduduk RT 09 dan RT 10 memiliki jenis lantai
tanah dan plester sebesar (2,1%).

Syarat rumah yang sehat jenis lantai yang tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim penghujan. Lantai rumah dapat terbuat dari semen,
kayu dan tanah. Lantai yang basah dan berdebu dapat menimbulkan serangan
penyakit (Notoadmodjo, 2007). Jenis lantai rumah tinggal mempunyai hubungan

47
yang bermakna pula dengan kejadian diare pada anak balita, lantai dari tanah
lebih baik tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga
menimbulkan gangguan penyakit pada penghuninya.

5) Dinding Rumah
Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dinding Rumah
di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei Lulut
Bulan Februari 2019.
No. Dinding Rumah Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Tembok Penuh 92 47,7
2. Papan Kayu 90 46,6
3. Bilik 11 5,7
4. ½ Tembok 0 0
5. Lain-Lain 0 0
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabel 3.9 penduduk RT 09 dan RT 10
sebagian besar memiliki jenis tembok penuh sebesar (47,7%) dan
sebagian kecil penduduk RT 09 dan RT 10 memiliki jenis dinding
bilik sebesar (5,7%).

Jenis rumah yang lembab, gelap dan banyaknya lubang tanpa


kawat kassa akan memudahkan nyamuk untuk masuk kedalam
rumah (Wahyu, 2015). Dinding rumah yang terbuat dari tembok
adalah baik. Pada dasarnya dinding yang terbuat dari tembok untuk
kondisi geografis beriklim tropis khususnya kurang cocok karena
selain mahal dari segi ekonomi juga kurang mendapatkan
penerangan alamiah yang cukup apalagi bila ventillasinya tidak
optimal.
6) Luas Jendela
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Jendela
di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei Lulut
Bulan Februari 2019.
No. Laus Jendela Frekuensi (f) Persentase (%)

48
1. < 10% 47 24,4
2. > 10% 146 75,6
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.10 penduduk RT 09 dan RT 10
sebagian besar memiliki luas jendela rumah lebih 10% sebesar
(75,9%) atau sebanyak 146.

Ventilasi yang baik berukuran 10 sampai 20% dari luas lantai.


Ventilasi yang baik akan meberikan udara segar dari luar, suhu
optimum 22-240C dan kelembapan 60% (Kusnoputranto dan
Suzanna, 2000).

7) Cahaya Matahari
Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pencahayaan
Matahari di Rumah di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut Bulan Februari 2019.
No. Cahaya Matahari Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Masuk 175 90,7
2. Tidak Masuk 18 9,3
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.11 sebagian besar (90,7%)
cahaya matahari masuk kedalam rumah penduduk RT 09 dan RT
10 sehingga rumah cukup cahaya mataharinya.

49
Rumah yang sehat memerlukan pencahayaan dari
pencahayaan yang cukup dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya
yang masuk dalam rumah akan menyebabkan berkembangnya
beberapa bakteri, karena dalam hal ini pencahayaan yang kurang
akan menjadi media yang sangat baik untuk berkembang biaknya
bakteri-bakteri tersebut khususnya bakteri pathogen (Wahyu, 2015)

8) Kebersihan Rumah
Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihan
Rumah di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei
Lulut Bulan Februari 2019.

Kebersihan
No. Frekuensi (f) Persentase (%)
Rumah
1. Bersih 177 91,7
2. Tidak Bersih 16 8,3
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.12 sebagian besar (91,7%)
penduduk RT 09 dan RT 10 memiliki rumah yang bersihh dan
sebagian kecil (8,3%) penduduk RT 09 dan RT 10 memiliki rumah
yang kurang bersih.

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan
jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi
daya kerja atau daya produktif. Rumah yang tidak sehat ini dapat menjadi
reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan. (Notoadmodjo, 2007)

9) Pemanfaatan Halaman

50
Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan
Halaman Rumah di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut Bulan Februari 2019.
Persentasec
No. Jenis Lantai Frekuensi (f)
(%)
Tidak
1. 91 47,1
dimanfaatkan
2. Kandang Ternak 15 7,8
3. Untuk Berkebun 64 33,2
4. Untuk Perikanan 23 11,9
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.13 sebagian besar penduduk
RT 09 dan RT 10 memiliki halaman yang tidak dimanfaatkan
sebesar (47,1%).

Menurut pemanfaatan kandang ternak seperti ayam


mempunyai efek salah satunya penyebar virus flu burung, tanah yang
tercampur kotoran ayam, adalah tempat tumbuh jamur, jamur akan
terbang dan terhiap bisa menyebabkan penyakit paru-paru dan ada
beberapa jenis nyamuk malaria yang senang menempel di dinding
kandang dan bertelur di genanganan air kotor (Prasetyo, 2007).

10) Kebersihan Halaman


Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihan
Halaman Rumah di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut Bulan Februari 2019.
Kebersihan Frekuensi Persentase
No.
Halaman (f) (%)
1. Bersih 168 87,0
2. Tidak Bersih 25 23,0
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019

51
Berdasarkan tabeltabletabel 3.14 sebagian besar (87,0%)
penduduk RT 09 dan RT 10 memiliki halaman rumah yang bersih
dan sebagian kecil (23,0%) penduduk RT 09 dan RT 10 memiliki
halaman rumah yang kurang bersih.

Kebersihan halaman atau lingkungan yang sehat berpengaruh terhadap


kesehatan. Pengelolaan sanitasi lingkungan yang tidak baik maka akan
menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan. Salah satu bentuk upaya
pengelolaan sanitasi lingkungan adalah penerapan rumah sehat (Notoadmodjo,
2007).

b. Sumber Air
1) Sumber Air Memasak dan Minum
2)
Tabel 3.15 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan
Sumber Air untuk Memasak dan Minum di RT 09 dan RT 10 Desa
Simpang Limau kelurahan Sei Lulut.

No Sumber Air Memasak Persentase(%


Frekuensi (f)
dan Minum )
1 Sumur gali 4 2,07
2 Sungai 4 2,07
3 PDAM 185 96,8
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.15l , penduduk RT 09 dan RT


10 sumber air untuk memasak dan minum dari air PAM
(Perusahaan Air Minum) dengan presentase terbanyak 96,8%.

Pengolahan air minum di rumah tangga sebelum dikonsumsi, pada


umumnya dilakukan dengan cara dipanaskan/dimasak terlebih dahulu
(Suhardi, 2011).

52
3) Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci
Tabel 3.16 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan
Sumber Air untuk Mandi dan Mencuci di RT 09 dan RT 10 Desa
Simpang Limau kelurahan Sei Lulut.
No Sumber Air Mandi dan Frekuensi
Persentase (%)
Mencuci (f)
1 Sumur Gali 4 2,07
2 Sungai 6 3,11
3 Mata Air 1 0,5
4 PAM 182 94,3
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.16 , penduduk RT 09 dan
RT 10 sumber air untuk mandi dan mencuci dari air PAM
(Perusahaan Air Minum) dengan presentase terbanyak 94,3%.

Masyarakat menggunakan air PAM untuk mandi dan mencuci


di karenakan airnya bersih dan tidak berbau disertakan jernih
(Suhardi, 2011).
4) Jarak Mata Air
Tabel 3.17 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jarak Mata
Air dengan Septik Tenk di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
kelurahan Sei Lulut.

No Frekuensi
Jarak Mata air Persentase (%)
(N)

1 <10 % 96 49,7
2 >10% 97 50,2
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019

53
Berdasarkan tabel 3.17 Distribusi Frekuensi jarak
sumber mata air degan penampungan akhir kotoran di RT 09 dan
RT 10 di dapatkan bahwa kategori yang terbanyak >10% dengan
presentase yang paling banyak 50,2%.

Menurut Suhardi, jarak antara mata air dan septic tenk >10% atau kurang lebih
10 meter Alasannya, agar tidak terkontaminasi dengan air tangki septic oleh
bakteri patogen yang dapat mengganggu kesehatan (Suhardi, 2011).

5) Keadaan Air
Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keadaan Air
di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau kelurahan Sei Lulut.
No Keadaan Air Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Jernih 184 95,33
2 Berbau 9 4,66
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.18 DDdistribusi
Frekuensi keadaan air jernih dengan presentase yang paling
banyak 95,3% dan air yang berbau dengan presentase terkecil
4,66 %.

Menurut Soeparman 2010 keadaan air yang baik itu bersifat jernih dan tidak

berbau, tidak mengandung bakteri tidak mengandung bahan kimia, misalnya

pestisida dan desinfektan, melebihi batas yang diperbolehkan.

c. Tempat Penampungan Air


1) Keadaan Gentong/bak mandi
Tabel 3.19 3.20 DDdiistribusi Frekuensi Berdasarkan
Keadaan Gentong/bak mandi di RT. 09 dan 10 Desa Simpang
Limau Kel. Sei Lulut

54
No Keadaan Gentong/ Frekuensi (f) Presentase
bak mandi %)
1 Berlumut 8 4,15 %
2 Ada jentik nyamuk 43 22,28 %
3 Tidak ada jentik nyamuk 41 21,24 %
4 Tidak berlumut 101 52,33 %
Total 193 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.19l 3.20 sebagian besar (52,33 %)
keadaan Gentong/bak mandi di wilayah RT. 09 dan 10 yaitu tidak
berlumut dan sebagian kecil (4,15 %) berlumut.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa masih banyak kondisi air bersih , namun
masih banyak ditemukan adanya jentik nyamuk dan kondisi bak mandi yang
berlumut sehingga air yang dikonsumsi masih aman apabila air digunakan sesuai
kebutuhannya (Mungkasa, 2009).

2) Penampungan air minum


Tabel 3.20 3.21 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi
Tempat Penampungan Air Minum di RT. 09 dan 10 Desa
Simpang Limau Kel. Sei Lulut
No Tempat Air Minum Frekuensi(f) Presentase(%
)
1 Tertutup 171 88,60 %
2 Terbuka 22 11.4 %
Total 193 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.21 sebagian besar (88,60 %) tempat air
minum di wilayah RT. 09 dan 10 yaitu tertutup dan sebagian keci
terbuka (11,4 %).

55
Kondisi air dimasyarakat nampak tertutup sehingga air tidak tercemar namun jika
tidak rajin dibersihkan dapat menimbulkan jentik nyamuk yang lama kelamaan
akan berkembang biak dan akan menimbulkan wabah penyakit, air didalam
bakmandi harus dibersihkan minimal 2 kali dalam 1 minggu (Mungkasa, 2009)

d. Cara Pembuangan Sampah


1) Sampah dari Rumah dibuang
Tabel 3.213.22 Distriusi Frekuensi Berdasarkan Cara
Pembuangan Sampah di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau
Kel. Sei Lulut

No Cara Pembuangan Frekuensi (f) Presentase(%


Sampah )
1 Dikumpulkan dan 33 17,1 %
dibakar
2 Di sungai 5 2,6 %
3 Di timbun dalam tanah 1 0,52 %
4 Sembarangan 1 0,52 %
5 TPS Pramuka 153 79,3 %
Total 193 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.213.22
sebagian besar (79,3 %) cara pembuangan sampah di wilayah
RT. 09 dan 10 yaitu di TPS Pramuka dan sebagian kecil (0,52%)
ditimbun di tanah dan sembarangan.

Penggunaan tempat sampah di daerah tersebut masih belum ada sehingga


sampah yang ada masih banyak yang ditimbun dahulu baru dibuang ke TPS
sehingga hal terseut dapat memicu munculnya penyakit (WHO, 2010).

56
2) Keadaan Tempat Penampungan Sampah
Tabel 3.223.23 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi
Tempat Penampungan Sampah di RT. 09 dan 10 Desa Simpang
Limau Kel. Sei Lulut
No Keadaan Tempat Frekuensi (f) Presentase(
Penampungan %)
1 Banyak lalat 18 9,32 %
2 Bau busuk 27 13,98 %
3 Banyak kecoa 0 0%
4 Terpelihara 148 76,7 %
Total 193 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.233.23 sebagian besar
(Terpelihara %) cara pembuangan sampah di wilayah RT. 09 dan
10 yaitu di TPS Pramuka dan sebagian kecil (0 %) banyak kecoa.

Keadaan tempat penampungan sampah di daerah tersebut Nampak


terlihat masih adanya lalat dan tercium bau busuk dan hal tersebut akan
berdampak pada kesehatan sekitar masyarakat area TPS (Depkes, 2010)

e. Pembuangan Air Bersih


1) Tempat Buang Air Besar
Tabel 3.243.24 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat
Pembuangan Air Besar di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau
Kel. Sei Lulut
No Keadaan Tempat Frekuensi (f) Presentase(%
Pembuangan )
1 Sungai 13 6,73 %
2 Selokan 0 0%
3 Sembarang tempat 1 0,52%
4 Jamban Cemplung 49 425,466 %
Sendiri
5 Jamban angsatrine 179126 9265,743 %

57
sendiri
6 Jamban angsatrine 4 2,1 %
umum
7 Lain-lain 0 0%
Total 193 100 %
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.243.25 sebagian besar (65,3 %)
Keadaan tempat Pembuangan di wilayah RT. 09 dan 10 yaitu
jamban angsatrine sendiri dan sebagian kecil (0%) selokan.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa jamban angsatrine telah digunakkan


disebagian masyarakat di daerah tersebut yang menunjukkan bahwa masyarakat
telah peduli akan kesehatan (Depkes, 2009).

2) Polusi Udara dan pembuangan air limbah


Tabel 3.253.26 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Polusi Udara
dan Pembuangan Air Limbah di RT. 09 dan 10 Desa Simpang
Limau Kel. Sei Lulut
No Polusi Udara dan Frekuensi (f) Presentase(%
buangan air limbah )
1 Ya 3 1,6%
2 Tidak Pabrik 190 98,45 %
3 Tidak 0 0%
4 Lain lain 0 0%
Total 193 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.26 sebagian besar tidak ada polusi
darah udara (98,45%) Polusi Udara di wilayah RT. 09 dan RT 10,
karena di wilayah RT 09 dan RT 10 sebagian besar adalah pertanian.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tidak ada polusi


udara yang diakibatkan oleh industry sehingga lingkungan didaerah
tersebut masih nampak asri (Depkes, 2009). yaitu Pabrik dan
sebagian kecil (0,52%) tidak ada polusi udara
3) Kondisi Jamban Keluarga

58
Tabel 3.27 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi
Jamban Keluarga di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei
Lulut
No Kondisi jamban Frekuensi( Presentase (%)
Keluarga f)
1 Terpelihara 187 96,9 %
2 Tidak terpelihara 6 3,12%
Total 193 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.27 sebagian besar (96,9%)
Kondisi jamban keluarga di wilayah RT. 09 dan 10 yaitu
Terpelihara dan sebagian kecil (3,12%) tidak terpelihara.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa kondisi jamban keluarga


sudah banyak yang terpelihara sehingga menunjukkan masyarakat
yang telah peduli akan kesehatan (Depkes, 2009).

f. Politik dan Pemerintahan


1) Pembentukan Kelompok Masyarakat
Tabel 3.243.28, Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pembentukan
Kelompok Di Masyarakat di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kel. Sei Lulut

Pembentukan Kelompok
No Frekuensi (N) Persentase (%)
Masyarakat
Dipilih langsung oleh
1 193 100
masyarakat
Total 193 100
Sumber : Data Primer, 2019

59
Berdasarkan tabel 3.24,3.28 pembentukan kelompok
penduduk RT 09 dan RT 10 dipilih oleh masyarakat secara
langsung sebesar (100%).
Hal ini sesuai dengan Khairul (2017) mengatakan bahwa
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan adalah
keterlibatan nyata seluruh masyarakat dalam memikul beban
pembangunan, bertanggung jawab atas pelaksanaan maupun
meninjau kembali hasil - hasil pembangunan. Hal Ini mengisyaratkan
sangat diperlukannya sinergisitas yang kuat antara masyarakat dan
pemerintah dalam ranah sosial maupun politik, sehingga bentuk
partisipasi masyarakat dapat tercapai melalui proses dialektis antar
keduanya.
2) Pemilihan Ketua Kelompok Masyarakat
Tabel 3.293.25, Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemilihan
Ketua di Masyarakat di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kel.
Sei Lulut

Pemilihan Ketua Kelompok


No Frekuensi (N) Persentase(%)
Masyarakat
Dipilih langsung oleh
1 193 100
masyarakat
2 Ditetapkan oleh pejabat 0 0
3 Lain – lain 0 0
Total 193 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.253.29, sebagian besar pemilihan ketua
kelompok masyarakat secara langsung sebesar (100%).
Hal ini sesuai dengan John (2012) karena mekanisme pemilihan
secara langsung akan menghadirkan legitimasi yang lebih kuat bagi
ketua kelompok masyarakat, melibatkan partisipasi politik masyarakat
secara nyata,dan mengukuhkan akuntabilitas pemimpin kepada
rakyatnya.Ketiga konsep alasan tersebut diikat oleh satu konsep yaitu
mengukuhkan demokrasi diaras local.

60
3) Penyampaian Aspirasi
Tabel 3.3026 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cara Penyampaian
Aspirasi Masyarakat di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kel.
Sei Lulut

Pemilihan Ketua
No Frekuensi (N) Persentase(%)
Kelompok Masyarakat
1 Pertemuan rutin 53 27,46
2 Perintah dari atasan 0 0
Menyampaikan kepada
3 46 23,83
Kades Sewaktu – waktu
4 Pengajian 57 29,53
5 Lain – Lain 37 19,17
Total 193 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.3026, cara penyampaian aspirasi dengan
melakukan pengajian (29,53%) sedangkan dengan pertemuan
rutin (27,46%) dengan cara diberi kebebasan untuk
menyampaikan kepada Kades Sewaktu – waktu (23,83%) dan lain
– lain (19,17%).
Hal ini sesuai dengan Syamsudin (2007) yang mengatakan Ruang
bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi melalui pengajian
efektif untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, disini masyarakat

61
dapat berkumpul dan menyampaikan aspirasi dan masyarakat dapat
relatif terbuka..

g. Komunikasi
Tabel 3.31 3.27 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Menerima Informasi
Tentang Kesehatan Masyarakat di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang
Limau Kel. Sei Lulut

No Media Informasi Frekuensi (N) Persentase(%)

1 Radio 6 3,10
2 Koran/Majalah 0 0
3 Edaran dari desa 1 0,51
4 Televisi 158 81,86
Penyuluhan di Puskesmas
5 28 14,50
Posyandu
Papan Pengumuman RW /
6 0 0
Desa
Total 193 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.313.27, sebagian besar (81,86%) penduduk RT
09 dan RT 10 mendapatkan infromasi kesehatan melalui media televise
dan melalui penyuluhan di puskesmas atau posyandu (14,50%).
Hal ini sesuai dengan Ditha Prasanti (2017) yang mengatakan
adanya jenis media informasi kesehatan yang digunakan masyarakat
urban adalah media online situs portal yang kredibel tentang informasi
kesehatan sebagai media informasi utama; media sosial berupa sharing
info dari Whatsapp, LINE, dan BBM Group; serta televisi sebagai media
elektronik, yang dijadikan media informasi pendukung bagi masyarakat
urban terkait tentang informasi kesehatan..

h. Perekonomian
1) Sarana Ekonomi
Tabel 3.32 3.28 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sarana Ekonomi
Yang Ada Di Masyarakat Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kel. Sei Lulut

Frekuensi Persentase
No Sarana Ekonomi
(N) (%)

62
1 Pasar 193 100
2 Tidak Ada 0 0
Total 193 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.323.28, Seluruhnya (100%) sarana ekonomi
adalah pasar di wilayah RT 09 dan RT 10 untuk pengembangan
ekonomi.
Hal ini sesuai dengan Triana (2013) Pasar adalah tempat
bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli
barang atau jasa. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk
salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya.
Hal ini didasari atay didorong oleh faktor perkembangan ekonomi
yang pada awalnya hanya bersumber pada kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.

2) Penghasilan
Tabel 3.333.29 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penghasilan Warga
Perbulan Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei Lulut

Persentase
No Penghasilan Frekuensi (N)
(%)
1 <Rp.250.000 13 6,73
2 >Rp.500.000 128 66,32
3 Rp.250.000 – Rp.500.000 34 17,61
4 Lain – Lain 18 9,32
Total 193 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.333.29, sebagian besar (66,32%) penduduk
RT 09 dan RT 10 memiliki penghasilan >Rp.500.000 dan sebagian
kecil penduduk RT 09 dan RT 10 memiliki penghasilan <250.000
(6,73%). hal ini sesuai dengan Syamsurijal (2010) perbaikan tingkat
kesehatan ternyata secara langsung memberikan pengaruh yang
buruk terhadap peningkatan pendapatan per kapita, sedangkan
secara tidak langsung memberikan pengaruh yang positif, yang mana
tingkat kesehatan berpengaruh positif terhadap tingkat pendidikan.

63
i. Transportasi Dan Keamanaan
1) Sarana Transporatasi Umum
Tabel 3.34 3.33 Distribusi frekuensi berdasarkan sarana transportasi
diwilayah binaan RT 09 dan RT 09 di desa Simpang Limau kelurahan
Sei Lulut
Transportasi Frekuensi Persentase (%)
Bis 0 0
Ojek 0 0
Angkutan 0 0
Tidak tersedia
193 100
tranportasi umum
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.34 3.33 distribusi frekuensi
sarana transportasi umum di wilayah binaan RT 09 dan 10 tidak
memiliki sarana tranportasi umum. Menurut Li Ye et al, (2010) sistem
transportasi diselenggarakan dengan tujuan agar proses transportasi
penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang
dan waktu tertentu dengan pertimbangan factor keamanan,
kenyamanan, kelancaran dan efisiensi atas waktu dan biaya

2) Keadaan Jalan
Tabel 3.353.34 Distribusi frekuensi berdasarkan keadaan jalan di
desa Simpang Limau RT 09 dan RT 10 Kelurahan Sei Lulut.
No. Persentase
Keadaan Jalan Frekuensi
(%)
1 Dapat dilewati sepeda
59 30,56
motor
2 Dapat dilewati mobil
134 69,44
sepanjang musim
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019

64
Berdasarkan tabel 3.35331 distribusi frekuensi keadaan jalan
sebagian besar (69,44%) penduduk RT 09 dan RT 10 jalan dapat
dilewati mobil sepanjang musim.

3) Transportasi ke Pelayanan Puskesmas


Tabel 3.36 Distribusi frekuensi berdasarkan Transportasi ke
Pelayanan Puskesmas di desa Simpang Limau RT 09 dan RT 10
Kelurahan Sei Lulut.
No. Persentase
Transportasi Frekuensi
(%)
1 Jalan kaki 0 0
2 Naik sepeda 10 5,18
3 Naik sepeda motor 172 89,11
4 Naik mobil 11 5,69
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.364.1 sebagian besar penduduk RT 09
dan RT 10 pergi berobat ke puskesmas dengan menggunakan
sepeda motor (89,11%), sebagian kecil menggunakan mobil (5,69%)
dan menggunakan sepeda (5,18%).
Menurut Li Ye et al, (2010) sistem transportasi
diselenggarakan dengan tujuan agar proses transportasi penumpang
dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang dan waktu
tertentu dengan pertimbangan factor keamanan, kenyamanan,
kelancaran dan efisiensi atas waktu dan biaya.

j. Sarana Rekreasi
1) Sarana Rekreasi
Tabel 3.37434 Distribusi Frekuensi berdasarkan sarana rekreasi
keluarga saat liburan di RT 09 dan RT 10 desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut.

65
No Tujuan Rekreasi Frekuensi(f) Persentase (%)
1 Taman 34 19,17
2 Pantai 8 4,14
3 Kebun Binatang 0 0
4 Lain-lain 148 76,6
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.34 3.37 distribusi frekuensi tujuan rekseasi
keluarga di wilayah binaan RT 09 dan 10 ditemukan, taman dengan
presentase yang paling tinggi yaitu lain-lain (76,6 %) salah satu
rekreasinya yaitu ke pasar malam. salah satu rekreasinya yaitu ke
pasar malam. Rekreasi pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan
yang penting dan tidak bisa diabaikan manfaatnya dari kehidupan
manusia. Rekreasi dapat dijadikan sebagai kegiatan manusia untuk
memperoleh hiburan setelah lelah beraktivitas dalam kehidupan
sehari-hari (Wayan, 2015).
2) Frekuensi Rekreasi
Tabel 3.38 3.35 Distribusi Frekuensi berdasarkan frekuensi Rekreasi
keluarga diwilayah binaan RT.07 dan RT.08 di desa Simpang Limau
kelurahan Sei Lulut

No. Rekreasi Frekuensi (f) Persentase(%)


1 Kadang-
174 90,15
kadang
2 1 kali sebulan 9 4,66
3 2 kali sebulan 8 4,14
4 >3kali 2 1,03
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.383.35 distribusi frekuensi sarana rekseasi
keluarga di wilayah binaan RT 09 dan RT 10 ditemukan bahwa,
kadang-kadang dengan presentase yang paling tinggi yaitu 90,15 %.
Berdasarkan hasil pendataan masyarakat RT 09 dan RT 10 jarang
melakukan rekreasi karena sibuk bekerja dari pagi hingga petang dan

66
anak-anak sibuk sekolah sehingga rekreasi dilakukan jika ada libur
panjang anak-anak.

Rekreasi adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh


seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara (Wayan, 2015).Rekreasi adalah kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata
yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Wayan, 2015).

k. Pendidikan
1) Sarana Pendidikan
Tabel 3.393.41 Distribusi Frekuensi berdasarkan sarana pendidikan
yang ada diwilayah binaan RT 09 dan RT 10 di desa Simpang Limau
kelurahan Sei Lulut
Sarana
No. Frekuensi (f) Persentase (%)
pendidikan
1 TK 28 14,50%
2 SD 154 79,79%
3 SMP 11 5,6%
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.393.41 distribusi frekuensi sarana
pendidikan yang ada di wilayah binaan RT 09 dan RT 10 ditemukan
bahwa SD dengan presentase yang paling tinggi yaitu 79,79%.
Berdasarkan peraturan pemerintah pendidikan nasional no 24 tahun
(2007), menyatakan bahwa setiap penduduk lebih dari 1000 jiwa
terdapat satu SD/MI dalam jarak waktun tempuh maksimun 3 KM

67
2) Program Kesehatan
Tabel 3.403.42 Distribusi Frekuensi berdasarkan program kesehatan
yang diajarkan disekolah diwilayah binaan RT 09 dan RT 10 di desa
Simpang Limau kelurahan Sei Lulut
Program Persentase
No. Frekuensi(f)
kesehatan (%)
1 Ada 193 193
2 Tidak ada 0 0
Total 193 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.40 3.42 distribusi frekuensi
program kesehatan yang diajarkan disekolah di wilayah binaan RT
09 dan RT 10 ditemukan bahwa program kesehatan diajarkan di
sekolah (100%). Berdasarkan peraturan pemerintah pendidikan
nasional no 24 tahun (2007), menentukan bahwa setiap sekolah
harus memiliki program kesehatan yaitu Ruang UKS dengan tujuan
untuk membiasakan dan mendidik pola hidup sehat serta menangani
peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan
disekolah.

l. Kesehatan
1) Penyakit tiga bulan terakhir

68
Tabel 3.41 Distribusi Frekuensi Masalah Penyakit 3 Bulan Terakhir Di
RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei Lulut
No Penyakit Frekuensi (f) Persentase(%)
1 Ispa 20 3,1
2 Asma 2 0,3
3 Diare 7 1,1
4 DBD 0 0
5 TBC 0 0
6 Hipertensi 42 6,5
7 Tidak Ada Penyakit 517 79,5
8 Lain-lain 62 9,5
Total 650 100
Sumber Data: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 3.41 frekuensi penyakit yang paling
banyakdi Desa Simpang Limau Rt 09 dan Rt 10 adalah Hipertensi
dengan persentase 6,5% sedangkan untuk persentase 9,5% adalah
untuk penyakit lain (Gout Atritis, Rheumatoid arthritis, Magh). Hal in
sesuai dengan Jurnal Kependudukan Indonesia (2017) mengatakan
bahwa Indonesia mengalami peningkatan untuk penyakit tidak menular
sepeti hipertensi salah satunya dikarenakan faktor gaya hidup
masyarakat yang suka makan sembarangan, pola diet yang tidak
benar, dan jarang memeriksakan kesehatannya ke pelayanan
kesehatan sehingga angka kejadian penyakit tidak menular meningkat
dan menimbulkan komplikasi penyakit lainnya.
2) Pelayanan Kesehatan
Tabel 3.42 Distribusi Frekuensi Jenis pelayanan kesehatan dalam
mengatasi masalah kesehatan Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang
Limau Kel. Sei Lulut

No Jenis Frekuens Persenta


Pelayana i se
n
1 Puskesm 123 63,73
as
2 Dokter 18 9,32

69
Praktek
3 Perawat/ 1 0,51
Mantri
4 Dukun 0 0
5 Rumah 45 23,31
Sakit
6 Bidan 0 0
Praktek
7 Balai 0 0
Pengoba
tan
8 Posyandu 6 3,1
9 Total 193 100
Sumber Data: Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 3.42 frekuensi Jenis pelayanan kesehatan


untuk mengatasi masalah kesehatan di Desa Simpang Limau Rt 09
dan Rt 10 adalah sebagian besar dengan jenis pelayanan puskesmas
dengan persentase tertinggi 63,73%, Rumah Sakit 23,31%, Dokter
Praktek 9,32%. Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat
menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peranan
pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai
bagian atau porsi yang besar. Namun karena keterbatasan sumber
daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali atau
diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut.
Di dalam kehidupan nyata sekarang ini masih ada masyarakat
yang belum mendapatkan hak pelayanan kesehatan, kurangnya
informasi serta sosialisasi merupakan salah satu faktor yang
menjadikan masyarakat belum bisa menikmati pelayanan kesehatan
dengan layak. Progam tentang pelayanan kesehatan dari pemerintah
pun sampai sekarang belum mencapai angka keberhasilan yang tinggi.
Dalam pelayanan pemerintah, rasa puas masyarakat terpenuhi bila
apa yang diberikan oleh pemerintah kepada mereka sesuai dengan
apa yang mereka harapkan, seperti jaminan kesehatan yang mudah
pengurusannya, selain itu juga dengan memperhatikan kualitas dan
kuantitas pelayanan itu di berikan serta biaya yang relatif terjangkau,
pada masyarakat pedesaan ataupun perkotaan puskesmas menjadi
salah satu tempat tujuan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat
menengah kebawah oleh karena itu mutu pelayanan yang baik sangat
diharapkan masyarakat, sedangkan bagi masyarakat dengan ekonomi
menengah keatas pelayanan kesehatan seperti Dokter menjadi tujuan
mereka, karena pelayanan yang bagus serta yang berkompeten

70
(vivie, 2015).
3) Waktu Penyuluhan Kesehatan
Tabel 3.43 Distribusi Frekuensi kapan waktu yang baik untuk diberikan
penyuluhan Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei Lulut
No Waktu Frekuensi Persentase
1 Pagi 10 5,18
2 Sore 167 85,52
3 Siang 16 8,29
4 Malam 0 0
Total 193 100
Sumber Data: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 3.44 frekuensi kapan waktu yang baik
untuk diberikan penyuluhan di Desa Simpang Limau Rt 09 dan Rt 10
adalah sebagian besar Pada sore hari dengan persentase 86,52%.
Muchlis Efendy (2010) mengatakan waktu yang baik untuk melakukan
penyuluhan keseahatan di masyarakat itu adalah menyesuiakan
dengan keadaan masyarakat sehingga dapat menyampaikan
penyuluhan kesehatan dengan baik.

m. Masalah Maternal dan Keluarga Berencana


1) Akseptor KB
Tabel 3.442 Distribusi Frekuensi berdasarkan akseptor KB diwilayah
binaan RT 09 dan RT 10 di desa Simpang Limau kelurahan Sei Lulut
Frekuensi Persentase
No. Akseptor KB
(f) (%)
1. Ya 54 63,5
Pernah, tapi saat ini
2. 23 27,1
tidak
3. Tidak Pernah 8 9,4
Total 85 100
Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.44 sebagian besar (63,5%) penduduk RT


09 dan RT 10 menjadi akseptor KB. Menurut Hartanto (2010)
pentingnya program KB dapat mengurangi risiko kematian ibu, wanita
dapat merencanakan berapa jumlah anak yang diinginkan, KB juga
dapat memungkinkan setiap keluarga untuk memiliki anak sesuai
dengan jumlah yang mereka inginkan dan menurunkan angka
kelahiran.

71
2) Jenis Alat Kontrasepsi
Tabel 3.452 Distribusi Frekuensi berdasarkan akseptor KB
diwilayah binaan RT 09 dan RT 10 di desa Simpang Limau
kelurahan Sei Lulut.
No. Jenis KB Frekuensi(f) Persentase(%)
1. Pil 27 50
2. Suntik 23 42,6
3. Kontap 1 1,9
4. AKDR 2 3,6
5. Susuk KB 1 1,9
Total 54 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.45 sebagian (50%) penduduk RT
09 dan RT 10 memakai alat akontrasepsi Pil dan sebagian kecil
(1,9%) memakai alat kontrasepsi kontap dan susuk KB. Menurut
Hartanto (2010) efektifitas KB tidak mempengaruhi terjadinya efek
buruk terhadap kehamilan, tidak mempengaruhi terjadinya kelainan
kongenital selain itu keuntungan pil KB memiliki efektivitas yang tinggi
bila digunakan setiap hari, tidak mengganggu hubungan seksual,
dapat digunakan jangka panjang, mudah dihentikan setiap saat

3) Ibu Hamil
Tabel 3.46 Distribusi Frekuensi Wanita Usia Subur Berdasarkan
Jumlah Ibu Hamil Di RT 09 Dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut
No Ibu Hamil Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 6 7,05
2 Tidak 79 92,95
Total 85 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.46, jumlah ibu hamil yang ada di
wilayah RT 09 dan RT 10 yaitu 6 orang sebesar 7,05%. Menurut

72
Riskesdas (2018) jumlah ibu hamil di Indonesia yaitu sebanyak
17,3% sedangkan yang tidak hami sebanyak 14,5%.

4) Kehamilan yang Ke -
Tabel 3.47 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Kehamilan
yang Ke- di RT 09 Dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei
Lulut
No Kehamilan Ke- Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Pertama 3 50,00
2 Kedua 1 16,67
3 Ketiga 1 16,67
4 Keempat 0 0
5 Kelima 1 16,67
Total 6 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.47, Sebagian besar (50%) ibu
hamil di wilayah RT 09 cdan RT 10 mengalami kehamilan yang
pertama. Menurut Riskesdas (2018) Usia 21-35 tahun adalah masa
di mana ibu hamil memiliki waktu ideal untuk hamil dan melahirkan.
Maka pada usia produktif ibu sedang mengandung anak pertama
dan kedua.
5) Usia Ibu Saat Hamil
Tabel 3.48 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia Ibu
Saat Hamil Di RT 09 Dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan
Sei Lulut
No Usia Kehamilan Frekuensi (N) Persentase (%)
1 <17 tahun 0 0
2 17-25 tahun 3 50,00
3 26-35 tahun 2 33,33
4 >35 tahun 1 16,67
Total 6 100

73
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabeltabletabel 3.48, Sebagian besar (50%) di
wilayah RT 09 dan RT 10 terdapat usia ibu hamil 17-25 tahun.
Menurut Riskesdas (2018) usia ibu saat hamil terbanyak di
Indonesia yaitu pada usia 15-19 tahun sebanyak 33,5% sedangkan
urutan kedua pada usia 20-24 tahun sebanyak 23,3%. Usia 21 – 35
tahun adalah masa di mana ibu hamil memiliki risiko kesehatan
paling rendah. Secara umum, masa-masa ini disebut sebagai waktu
ideal untuk hamil dan melahirkan.

n. Bayi dan Balita


1) Bayi/Balita yang mempunyai KMS
Tabel 3.49 Distribusi Frekuensi Bayi/Balita Berdasarkan yang Memiliki
KMS Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei Lulut.
No Bayi mempunyai Frekuensi (N) Persentase %
KMS
1 Ya 43 84,31
2 Tidak 8 15,68
Total 51 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.49 sebagian besar di wilayah RT 09 dan RT
10 bayi dan balita mempunyai KMS sebesar 84,31%. Manfaat dari
KMS yaitu untuk memantau pertumbuhan anak, sebagai catatan
pelayanan kesehatan anak, dan sebagai alat edukasi untuk pemberian
makan anak dan perawatan saat anak sakit (Kemenkes, 2012).

2) Interpretasi Grafik KMS


Tabel 3.50 Distribusi Frekuensi Bayi/Balita Berdasarkan Interpretasi
Grafik KMS Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei
Lulut.
No Bayi mempunyai Frekuensi (N) Persentase %
KMS
1 Ya 45 88,23
2 Tidak 6 11,76
Total 51 100
Sumber: Data Primer, 2019

74
Berdasarkan tabel 3.50 sebagian besar 88,23% di wilayah
RT 09 dan RT 10 para ibu bisa menginterpretasikan grafik KMS.
Manfaat dari orang tua agar bisa menginterpretasi grafik tersebut agar
bisa mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Apabila
ada indikasi gangguan pertumbuhan atau kelebihan gizi orang tua
dapat melakukan tindakan perbaikan seperti memberi makan lebih
banyak dan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan. Jika orang tua
bisa menginterpretasi grafik KMS orang tua bisa mengetahui apakah
anaknya mendapatkan imunisasi dengan lengkap dan tepat waktu dan
mendapatkan kapsul vitamin sesuai dengan dosis yang di anjurkan
(Kemenkes 2012).
3) Alasan Bayi/Balita Tidak di Imunisasi
Tabel 3.51 Distribusi Frekuensi Bayi/Balita Berdasarkan Alasan
Bayi/Balita Tidak di Imunisasi RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kelurahan Sei Lulut.
No Bila Tidak Frekuensi (N) Persentase %
1 Pernah diimunisasi tapi 3 23,07
berhenti
2 Takut 4 30,76
3 Tidak mendapatkan 6 46,15
imunisasi sama sekali
Total 13 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabletabel 3.51 di wilayah RT 09 dan RT 10
bayi/balita ada 3 orang yang pernah diimunisasi tapi tidak lengkap
(23,07%), ada 4 bayi yang orangtuanya takut untuk anaknya
diimunisasi (30,76%), dan sebagian besar ada 6 bayi/balita yang
sama sekali tidak mendapatkan imunisasi sebesar (46, 15%). Menurut
Ranuh (2010), dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia, imunisasi adalah
pemindahan atau transfer antibodi secara pasif, yang di mana pada
anak wajib mendapatkan imunisasi secara lengkap agar mencegah
anak dari berbagai macam penyakit.

75
o. Tingkat Tumbang Bayi/Balita
Tabel 3.52 Distribusi Frekuensi Bayi/Balita Berdasarkan Tingkat Tumbang
Bayi/Balita RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kelurahan Sei Lulut.

No Tingkat Tumbang Frekuensi (N) Persentase %


1 Normal 51 100
2 Tidak Normal 0 0
Total 51 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 3.52 sebagian besar 100% Bayi/Balita di wilayah
RT 09 dan RT 10 memiliki tingkat tumbang normal. Proses tumbuh
ke,bang anak adalah masa balita, karena pada masa pertumbuhan dasar
yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Perkembangan amak terdiri dari: perkembangan motorik
kasar (pergerakan dan sikap tubuh), perkembangan motorik halus
(menggambar, memegang suatu benda dan lain-lain), perkembangan
bahasa (kemampuan respon suara, mengikuti perintah, dan berbicara
sopan), kepribadian atau tingkah laku (berinteraksi dengan
lingkungannya) (Kania, 2015)

p. Pengkajian dengan Penyakit ISPA


1) Balita Menderita ISPA Satu Tahun Terakhir
Tabel 3.53 Distribusi Frekuensi Balita yang Menderita ISPA Satu
Tahun Terakhir di Wilayah RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kel. Sei Lulut

Frekuensi Persentase
No ISPA 1 Tahun Terakhir
(N) (%)
1 Ya 15 100
2 Tidak 0 0
Total 15 100
Sumber : Data Primer, 2019.

76
Berdasarkan Tabel 3.53 , sebagian besar balita menderita ISPA
(100%) di Wilayah RT 09 dan RT 10 dalam kurun waktu satu tahun
terakhir hal ini sesuai dengan agrina (2014) hasil penelitian
memperlihatkan gambaran penyakit yang paling banyak dialami oleh
balita dikeluarga adalah ISPA, mayoritas adalah bayi dan balita
disebabkan daya tahan tubuh balita dan perkembangan balita dan
perkembangan balita lebih banyak bersosialisasi dengan teman dan
orang sekitar sehingga memungkinkan terjadinya penularan.sebagian
besar balita menderita ISPA (100%) di Wilayah RT 09 dan RT 10
dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
2) Episode Serangan ISPA Dalam Satu Tahun Terakhir
Tabel 3.54 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Episode
Serangan ISPA dalam Satu Tahun Di RT 09 dan RT 10 Desa
Simpang Limau Kel. Sei Lulut

Episode Serangan ISPA 1 Frekuensi Persentase


No
Tahun Terakhir (N) (%)
1 <3 kali 7 46,66
2 3 – 6 kali 8 53,33
3 >6 kali 0 0
Total 15 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 3.54, sebagian besar (53,33%) balita di RT 09
dan RT 10 mengalami serangan ISPA < 3 kali dalam 1 tahun terakhir
dan sebagian kecil (46,66%) 3-6 kali dalam 1 tahun terakhir hal ini
sesuai dengan Kunoli (2013) mengatakan ISPA berada pada daftar
10 penyakit terbanyak, Episode penyakit batuk, Pilek pada balita di
Indonesia diperkirakan 3-6 kali pertahun, artinya seorang balita rata-
rata mendapat serangan batuk, pilek, sebanyak 3-6 kali
setahun.sebagian besar (53,33%) balita di RT 09 dan RT 10
mengalami serangan ISPA < 3 kali dalam 1 tahun terakhir dan
sebagian kecil (46,66%) 3-6 kali dalam 1 tahun terakhir.
3) Tanda Penyerta Saat Batuk Pilek
Tabel 3.55 Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Tanda Penyerta
Saat Batuk Pilek di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei
Lulut

77
Frekuensi Persentase
No ISPA 1 Tahun Terakhir
(N) (%)
1 Tidak ada tanda penyerta 15 25%100
2 Nafas cepat 0 10%0
3 Bernafas mengi 0 0
4 Diare/muntah 0 40%0
5 Sesak nafas 0 25%0
6 Bernafas ngorok 0 0
Total 15 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan tabel 3.55, tanda gejala balita yang terkena ispa (25%)
tidak ada tanda dan gejala, (10%) bernafas cepat dan (25%) sesak nafas
dan (40%) disertau diare/muntah. Hal ini sesuai dengan Grange (2010)
gejala penyakit yang sering muncul akibat sampah diantaranya diare.
semua balita (100%) di wilayah RT 09 dan RT 10 tidak ada gejala
penyerta.
4) Tindakan Jika Balita Menderita Batuk Pilek
Tabel 3.56 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tindakan yang Dilakukan
Jika Balita Menderita batuk Pilek di wilayah RT 09 dan RT 10 Desa
Simpang Limau Kel. Sei Lulut

Frekuensi Persentase
No Tindakan
(N) (%)
1 Meberi obat biasa 10 66,66
Memberikan jeruk nipis dan
2 0 0
kecap/madu
Memberikan obat dari tenaga
3 5 33,33
kesehatan
Total 15 100
Sumber : Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.56, di wilayah RT 09 dan RT 10 jika balita
menderita batuk pilek maka orang tuanya memberikan obat biasa
(66,66%) sedangkan memberikan obat dari tenaga kesehatan (33,33%)
hal ini sesuai dengan Sudibyo (2011) masyarakat melakukan pengobatan
dengan obat biasa dengan alasan sakit ringan dan hemat biaya, hemat
waktu, serta sifatnya sementara.di wilayah RT 09 dan RT 10 jika balita
menderita batuk pilek maka orang tuanya memberikan obat biasa
(66,66%) sedangkan memberikan obat dari tenaga kesehatan (33,33%).
5) Penyuluhan ISPA

78
Tabel 3.57 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Warga yang
Pernah Mendapat Penyuluhan ISPA di wilayah RT 09 dan RT 10 Desa
Simpang Limau Kel. Sei Lulut

Frekuensi Persentase
No Mendapat Penyuluhan
(N) (%)
1 Ya 7 46,66
2 Tidak 8 53,33
Total 15 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan tabel 3.56, sebagian (53,33%) diwilayah RT 09 dan RT 10
yang pernah mendapat penyuluhan dan sebagian (46,66%) tidak
mendapatkan penyuluhan Hal ini sesuai dengan Dwi Novrianda (2015)
pemberian penyuluhan kesehatan tentang ISPA pada balita secara intensif
dengan metode ceramah dan media booklet sehingga pencegahan dan
perawatan balita ISPA memberikan efek langsung terhadap penurunan
angka kejadian ISPA..
6) Media Informasi Tentang ISPA\
Tabel 3.57 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Media Informasi
Tentang ISPA di wilayah RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei
Lulut

Frekuensi Persentase
No Informasi
(N) (%)
1 Kader 0 0
2 Media cetak 0 0
3 Media elektronik 0 0
4 Tenaga Kesehatan 7 46,66
5 Lain – lain 8 53,33
Total 15 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan tabel 3.57, sebagian (46,66%) mendapatkan informasi
melalui tenaga kesehatan sedangkan sebagian (53,33%) mendapatkan
informasi melalui lain-lain hal ini sesuai dengan Tina (2017) pengetahuan
masyarakat mendapat informasi dari tenaga kesehatan sehingga
mendapat peningkatan tingkat pengetahuan tentang penyakit.sebagian
(46,66%) mendapatkan informasi melalui tenaga kesehatan sedangkan
sebagian (53,33%) mendapatkan informasi melalui lain-lain.

79
q. Pengkajian dengan Penyakit Diare
1) Faktor Diare
Tabel 3.583 Distribusi Frekuensi Balitai/Anak Berdasarkan
Dengan Faktor Diare Di RT 09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
Kel. Sei Lulut.

No Faktor Diare Frekuensi(f) Persentase(%)


1 Kurang Gizi 0 0
2 Baru dikenalkan susu 7 100
formula
3 Anak tidak 0 0
mendapatkan ASI s/d
1 tahun
4 Mendapatkan campak 0 0
pada 4 minggu terakhir
5 Sedang mendapatkan 0 0
perawatan
imunosupresif
7 100

80
NO Faktor Diare Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Kurang Gizi 0 0
2 Baru dikenalkan
7 100
susu formula
3 Anak tidak
mendapatkan ASI 0 0
s/d 1 tahun
4 Menderita campak
pada 4 minggu 0 0
terakhir
5 Sedang
mendapatkan
0 0
perawatan
Imunosupresif
6 Total 7 100%

Sumber: Data Primer, 2019


Berdasarkan Tabel 3.583 seluruh balita/anak diwilayah rt
09 dan rt 10 penyebab faktor diare disebabkan oleh alergi susu
sapi (100%). Hal ini sesuai dengan penelitian Iskandar (2016) bahwa
bayi yang diberikan susu Formula 4 kali lebih beresiko terkena Diare
daripada anak atau bayi yang tidak diberikan susu formula. Protein di
susu sapi berada dalam bentuk yang disebut dengan kasein sebanyak
80% dan whey (20%). Paling sering berperan sebagai alergen (yang
menyebabkan alergi) adalah protein dalam bentuk kasein, alfa
laktalbumin, beta laktoglobulin, beta serum albumin, dan gamma
globulin.

81
2) Penanganan Bayi/Balita yang menderita Diare
Tabel 3.594 Distribusi Frekuensi Balitai/Anak Berdasarkan
Penanganan yang menderita Diare di rt 09 dan rt 10 desa
simpang limau Kel. Sei Lulut.

No. Penanganan Diare Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Memberikan minum lebih 1 14,29
banyak dari biasanya
2. Membawa ke petugas 7 85,71
kesehatan jika kondisi
semakin memburuk atau
tanda dehidrasi berat
Total 7 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.594 Sebagian besar di wilayah RT 09
dan RT 10 balita/anak yang menderita diare , lansung dibawa ke
petugas kesehatan jika kondisi memburuk atau dehidrasi berat
sebesar 85,71% dan 14,29% memberikan minum lebih banyak dari
biasanya. Bahwa lenbih dari 80% dari keluarga yang memiliki sifat
positif terhadap pencegahan diare dengan cara membawa anak ke
pelayanan kesehatan, selain itu juga pencegahan diare juga bisa
dilakukan dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
maka akan dapat mencegah terjadinya diare.Niat keluarga dalam
melakukan pencegahan diare pada balita sangat dipengaruhi oleh
keyakinan perilaku (behavioral belief) keluarga yang ditunjukkan

82
dengan keyakinan poitif bahwa tindakan pencegahan tersebut
memberikan manfaat yang besar bagi keluarga dan balita. (Jurnal Ilmu
Keperawatan, 2017).
3) Mendapatkan Informasi Pencegahan Diare
Tabel 3.6055 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan yang
mendapat informasi pencegahan Diare Di RT 09 dan RT 10 Desa
simpang Limau Kel. Sei Lulut
No Informasi Pencegahan Frekuensi(f) Persentase(%)
Diare
1 YA 7 100
2 TIDAK 0 0
Total 7 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.5605 Seluruhnya penduduk Rt 09 dan
rt 10 mendapatkan informasi tentang pencegahan diare Di Rt 09
dan Rt 10 Desa Simpang Limau Rt 09 dan Rt 10 Kel. Sei Lulut.
Promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan keluarga dalam tata laksana diare secara komprehensif
dan rasional di tingkat rumah tangga merupakan salah satu intervensi
keperawatan yang perlu dilakukan dalam rangka menekan angka
kesakitan dan kematian karena diare khususnya pada anak Balita.
Kegiatan promosi kesehatan hendaknya tidak hanya ditujukan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penanganan Diare
(Ade wulandari, 2015 )

4) Informasi tentang pencegahan Diare


Tabel 3.6156 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan yang
mendapatkan informasi tentang pencegahan Diare Di RT 09 dan
RT 10 Desa simpang Limau Kel. Sei Lulut
No Jika Mendapatkan Frekuensi( Persentase(%)
Informasi f)
1 Penggunaan Air Bersih 1 14,29

83
2 Membiasakan Cuci Tangan 6 85,71
Sebelum Makan dan
Sesudah BAB
Total 7 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan Tabel 3.6156 Sebagian besar Penduduk RT 09
dan RT 10 yang mendapatkan informasi tentang pencegahan
Diare dengan membiasakan cuci tangan sebelum makan dan
sesudah BAB dengan persentase 85,71 %. Menurut Dhita Natasha
Dwiriyant (2014) mengatakan bahwa pencegahan diare dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu pada bayi yang terkena diare asi
tetap harus diberikan karena sumber cairan yang diperluka oleh bayi
berasal dari Asi ibu, selain dengan pemberian asi , sanitasi lingkungan
juga perlu kebersihan air yang dimasakan dan juga kebiasaan cuci
tangan baik pada ibu dan anak.
5) Pengetahuan tentang Diare
Tabel 3.6257 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan
Pengetahuan tentang pencegahan Diare Di RT 09 dan RT 10 Desa
simpang Limau Kel. Sei Lulut.

No Pengetahuan Frekuensi Persentase


1 Bak, >5 0 0
2 Cukup, 3-5 Upaya 7 100
3 Kurang, < 3 Upaya 0 0
Total 7 100
Sumber: Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.6357 sebagian besar diwilayah Rt 09 dan
Rt 10 yang mendapatkan penegtahuan tentang diare yaitu 100%.
PBB dalam MDG’s (2015) yaitu telah ditetapkan beberapa strategi
untuk menekan angka kematian anak yang diantaranya adalah
meningkatkan peran pemerintah dan tenaga kesehatan dalam
memberdayakan keluarga dengan membantu keluarga belajar
pengetahuan dan keterampilan dasar dalam meningkatkan status
kesehatannya. Pencegahan dan pengobatan diare harus dimulai dari

84
rumah tangga. Promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan keluarga dalam tata laksana diare secara
komprehensif dan rasional di tingkat rumah tangga merupakan salah
satu intervensi keperawatan yang perlu dilakukan dalam rangka
menekan angka kesakitan dan kematian karena diare khususnya pada
anak Balita. Kegiatan promosi kesehatan hendaknya tidak hanya
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
penanganan Diare di tingkat rumah tangga (Ade Wulandari, 2015).

r. Pengkajian Keperawatan Lansia


1) Keluarga Lansia
Tabel 3.6458 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keluarga Lansia
di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei Lulut
No Keluarga Lansia Frekuensi (f) Presentase
(%)
1 Ya 137 21,1 %
2 Tidak 513 78,92 %
Total 650 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.6458, diwilayah RT. 09 dan 10 warga
yang memiliki keluarga lansia sebesar 21,1 %. Hasil pengkajian
menunjukkan bahwa masih sedikit keluarga yang memiliki keluarga
dengan lansia dari total jumlah penduduk 650 jiwa. Dan diperkirakan
jumlah lansia akan meningkat setiap tahunnya (Depkes, 2018)
2) Umur
Tabel 3.6559 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Umur
Lansia Di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei Lulut
No Umur Frekuensi Presentase
(%)

85
1 46-55 79 57,66 %
2 56-65 33 24,1 %
3 >65 25 18,24 %
Total 137 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.6559, sebagian besar (57,66 %) di
wilayah RT. 09 dan 10 lansia berumur 46-55 tahun dan sebagian
kecil (18,24 %) lansia berumur >65 %. Hasil pengkajian
menunjukkan bahwa masih sebagian besar lansia berusia 46-55
tahun. Dan diperkirakan jumlah lansia akan meningkat setiap
tahunnya (Depkes, 2018)

3) Keluhan Penyakit
Tabel 3.660 Distribusi Frekuensi Lansia Berdasarkan Keluhan
Penyakit lansia di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei
Lulut
No Keluhan Frekuensi (f) Presentase(%)
penyakit
1 Ya 61 44,53 %
2 Tidak 76 55,47 %
Total 137 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.660 sebagian besar (55,47 %) di wilayah
RT. 09 dan 10 lansia tidak mengeluhkan penyakit dan sebagian
kecil (44,53 %) lansia mengeluhkan penyakit. Jumlah lansia yang
memiliki keluhan penyakit yaitu 44,53 % hal terseut dikarenakan telah
mengalami penurunan fungsi dari organ tubuh yang dimiliki lansia
(Colon et. Al, 2018)
4) Jenis Penyakit
Tabel 3.671 Distribusi Frekuensi Penduduk berdasarkan Jenis
Penyakit pada Lansia di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel.
Sei Lulut
No Jenis Penyakit Frekuensi(f) Presentase
(%)
1 Hipertensi 43 70,49 %
2 Diabetes Melitus 6 9,8 %
3 Kolesterol 5 8,19 %
4 Rheumatik 4 6,56 %
5 Asma 3 4,91 %

86
Total 61 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.671 sebagian besar (70,49 %) lansia di
wilayah RT. 09 dan 10 menderita penyakit hipertensi dan
sebagian kecil (4,91 %) menderita Asma. Hasil pengkajian
menunjukkan bahwa angka hipertensi lebih tinggi pada lansia
dikarenakan pola hidup lansia yang masih suka makan makanan asin
(Nuani, 2009)
5) Usaha Yang Dilakukan Lansia untuk mengobati Penyakitnya
Tabel 3.682 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usaha
yang Dilakukan lansia untuk Mengobati Penyakit di RT. 09 dan
10Desa Simpang Limau Kel. Sei Lulut.

No Usaha Lansia Frekuensi(f) Presentase(%


)
1 Tukang Urut 2 3,28 %
2 Ke Praktik Tenaga 12 19,67 %
Kesehatan
3 Ke sarana kesehatan 42 68,85 %
4 Diobati Sendiri 5 8,19 %
Total 61 100
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.682 sebagian besar (68,85 %) lansia
diwilayah RT. 09 dan 10 berobat ke sarana kesehatan dan
sebagian kecil (3, 28 %) lansia ke tukang urut. Tingginya tingkat
pengetahuan lansia menyebabkan lansia peduli akan kesehatan
sehingga lansia mampu untu pergi ke pelayanan kesehatan (Nurani,
2009)

6) Kecelakaan Fisik
Tabel 3.693 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Kecelakaan Fisik di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei
Lulut

87
No Kecelakaan Fisik Frekuensi(f) Presentase(%)
1 Lantai licin/jalan 83 60,58 %
2 Tangga rapuh/tanpa 1 0,73 %
pengaman
3 Terdapat selokan 10 7,3 %
terbuka/jurang
4 Lain-lain 43 31,39 %
Total 137 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.693 sebagian besar (60,58%) lansia di
wilayah RT. 09 dan 10 risiko mengalami kecelakaan fisik akibat
lantai licin dan sebagian kecil (0,73 %) lansia mangalami risiko
jatuh dari tangga rapuh/tanpa pengaman. Hasil pengkajian
menunjukkan bahwa kecelakaan fisik banyak terjadi akibat lantai
licin/jalan karena wilayah di desa Simpang Limau merupakan daerah
perairan (Ariyanti, 2009).\
7) Upaya Keluarga
Tabel 3.7064 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Upaya
Keluarga dalam memenuhi makanan seimbang pada Lansia di
RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei Lulut.

No Upaya keluarga Frekuensi(f) Presentase


(%)
1 Mehidangkan makanan 36 10.95 %
sesuai porsi
2 Memberikan makanan 30 21,9 %
mudah dicerna
3 Makanan yang bervariasi 15 10,95 %
4 Memotivasi lansia makan 6 26,3 %
sayur
5 Makanan sesuai selera 15 4,2 %
6 Mengurangi makanan 35 69,34 %
berupa gula, garam dan
lemak jenuh
Total 137 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
9

88
Berdasarkan tabel 3.7064 sebagian besar (69,34 %)
lansia di wilayah Rt.09 dan 10 Mengurangi makan berupa gula,
garam dan lemak jenuh sebagian kecil (4,2 %) lansia diberikan
hidangan makanan sesuai selera. Hasil pengkajian menunjukkan
bahwa lansia harus menguangi makanan gula, garam dan lemak
jenuh karena di desa tersebut banyak lansia yang mengalami
hipertensi. Diit untuk pasien hipertensi yaitu diit rendah garam dan
rendah lemak (Black, 2014)

8) Pola Makan
Tabel 3.7165 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pola
Makan pada Lansia di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel.
Sei Lulut
No Pola Makan Frekuensi (f) Presentase
(%)
1 Baik : > 5 Upaya 30 21,9 %
2 Cukup : 3-5 Upaya 90 65,7 %
3 Kurang : < 3 Upaya 17 12,41 %
Total 137 100 %
Sumber:Datap Primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.7165 sebagian besar (65,7 %) lansia di


wilayah RT. 09 dan 10 makan makanan dengan pola yang baik
dan sebagian kecil (12,41 %) lansia makan makanan dengan
pola yang kurang baik. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa lansia
dengan pola makan cukup hal tersebut menunjukkan bahwa masih
adanya kesejahteraan yang dialami oleh lansia sehingga lansia
mampu untuk mendapatkan pola makan yang cukup dan seharusnya
lansia mendapatkan pemenuhan kebutuhan (Ariyanti, 2009)

9) Aktivitas Olahraga

89
Tabel 3.7266 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Aktivitas Olahraga pada Lansia di RT. 09 dan 10 Desa Simpang
Limau Kel. Sei Lulut.

No Aktivitas Olahraga Frekuensi Presentase


(%)
1 Ya 40 29,2 %
2 Tidak 97 70,8 %
Total 137 100 %
Sumber:Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 3.7266 Sebagian besar (70,8 %)


lansia di wilayah RT.09 dan RT 10 melakukan ativitas keluarga.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang
tidak berolahraga hal tersebut dikarenakan minimnya fasilitas
olahraga yang ada dan banyak lansia yang hanya berada di dalam
rumah saja. Pada lansia aktivitas olahraga yang dilakukan yaitu
berkebun dan hal tersebut juga bergantung pada kondisi fisik
lansianya (Ayu, 2009)

10) Jenis Olahraga


Tabel 3.7367 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis
Olahraga pada Lansia di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel.
Sei Lulut
No Jenis Olahraga Frekuensi (f) Presentase
(%)
1 Berkebun/pekerjaan rumah 86 62,8 %
2 Jalan-jalan 10 13,7 %
3 Jogging 5 3,65 %
4 Bersepeda 3 2,2%
5 Lain-lain 33 24,1 %
Total 137 100 %
Sumber:Data Primer, 2019

90
Berdasarkan tabel 3.7367 sebagian besar (62,8
%) lansia di wilayah RT. 09 dan 10 melakukan olahraga dengan
Berkebun/pekerjaan rumah dan sebagian kecil (2,2 %) lansia
bersepeda. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa lansia yang ada di
wilayah Desa Simpang Limau banyak melakukan olah raga dengan
berkebun karena pekerjaan masyarakat di Desa tersebut sebagian
besar yaitu berkebun. Berkebun juga baik untuk meningkatkan
aktivitas pada lansia agar lansia menjadi leih produktif (Dahlia, 2009).

11) Bentuk bantuan


Tabel 3.7467 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan
Bentuk Bantuan Yang Dibutuhkan Lansia di masyaraka pada
Lansia di RT. 09 dan 10 Desa Simpang Limau Kel. Sei Lulut

No Bentuk bantuan Frekuensi (f) Presentase


(%)
1 Dana Sehat 56 40,9 %
2 Pelayanan kesehatan 10 7,3 %
3 Kelompok lansia 0 0%
4 Panti jompo 0 0%
5 Penyuluhan 19 13,9 %
kesehatan/kerohanian
6 Lain-lain 52 37,9 %
Total 137 100 %
Sumber:Data Primer, 2019
Berdasarkan tabel 3.7467 sebagian besar (40,9
%) lansia di wilayah RT. 09 dan 10 bentuk bantuan yang
dibutuhkan lansia yaitu dana sehat dan sebagian kecil (13,9 %)
penyuluhan kesehatan/kerohanian. Hasil pengkajian menunjukkan
bahwa kebutuhan dana kesehatan merupakan kebutuhan yang harus
terpenuhi bagi lansia, karena merupakan salah satu hal yang dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia (Nurani, 2009)

91
s. Pengkajian masalah penyakit Kronis

C. ANALISA DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan
1 Data Subjektif: Domain 1: Promosi
 Ketua RT 07 dan RT 08 menyampaikan Kesehatan
Kelas 2: Menajemen

92
bahwa di desanya warga masih ada yang Kesehatan
membuang sampah ke sungai walau pun Resiko terjadinya penyakit
sudah di sediakan tempat sampah.
 Pada data winshild survey di dapatkan
bahwa sebagian masyarakat masih
membuang sampah di sungai.
Data Objektif :
 Cara pembuangan sampah warga
diwilayah RT.07 dan 08 paling banyak
dilakukan dengan sampah
dikumpulkan/dibakar dengan jumlah
85.1%
 Tempat pembuangan sampah yang
dimiliki oleh warga binaan rata-rata
terpelihara sebanyak 59.1%, sebagian
kecil juga ada yang tempat sampahnya
banyak lalat 29.6%
 Sebagian warga menfaatkan halaman
rumahnya untuk berkebun sebanyak
11.3%, sebagai kandang ternak 2.1% dan
yang paling banyak tidak di manfaatkan
halaman rumah sebanyak 86,6%
Rata-rata di halaman rumah warga Rt.07
ada tempat untuk mengumpulkan sampah
agar petugas dapat mengambil sampah
warga.
2 Data Subjektif : Domain 1: Promosi
 Pada data winshild survey didapatkan Kesehatan
bahwa dari RT.08 tidak memiliki Kelas 2: Menajemen
organisasi untuk pemuda, Sedangkan Kesehatan
pada RT.07 memiliki organisasi remaja Resiko terjadinya perilaku
mesjid yang aktif sampai saat ini. menyimpang.

Data Objektif :
 Di dapatkan dari hasil pendataan kisaran

93
umur tertinggi untuk remaja yaitu remaja
awal dengan persentase 70.4%
 Pada RT.08 tidak ditemukan adanya
perkumpulan anak remaja pada pagi atau
pun sore hari, sedangkan pada RT.07
ditemukan beberapa anak remaja yang
berkumpul di mesjid untuk kegiatan
keagamaan.
 Pada RT.07 dan RT.08 kurang sarana
untuk menyalurkan bakat olah raga bagi
para remaja.

3 Data Subjektif: Domain 1: Promosi


Ibu hamil di RT.07 dan 08 mengatakan Kesehatan
sudah mendapatkan penyuluhan tentang Kelas 2: Menajemen
kesehatan pada kehamilan dan perawatan Kesehatan
setelah melahirkan. Resiko ketidakefektifan
Data Objektif : proses kehamilan.
 Sebagian besar ibu diwilayah binaan
banyak ibu yang masih menyusui dengan
prekuensi 65 %
 Jumlah warga yang menggunakan Kb pil
yang terbanyak dengan frekuensi 51.4%
4. Data Subjektif : Domain 1: Promosi
 Sebagian warga mengatakan bahwa Kesehatan
lansia yang berada di RT.07 dan RT.08 Kelas 2: Menajemen
sebagian besar mengalami keluhan Kesehatan
penyakit Hipertensi. Defisiensi kesehatan
 Warga juga mengatakan sudah tidak lagi Komunitas Pada Lansia
melakukan senam lansia
Data Objektif :
 Jumlah Usia Lanjut 63 orang.
 Lansia yang mengalami keluhan penyakit
66,7%
 Jenis penyakit yang dialami lansia:

94
1. Hipertensi 53.8%
2. Rematik 5.7%
3. Osteoporosis 1.9%
4. Penyakit kulit 17.3%
 Upaya Lansia dalam mencegah penyakit:
1. Berobat ketenaga kesehatan 20.3%
2. Berobat ke sarana kesehatan 66,1%

95
D. PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

N Prioritas kesehatan A B C D E F G H I J K Total Prioritas


O
1 KIA-KB
(Resiko
ketidakefektifan 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 4
proses kehamilan
persalinan)
2 Remaja (Resiko
prilaku kekerasan 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 3
pada orang lain)
3 Lansia (Resiko
terjadinya peningkatan
4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 29 1
angka kesakitan pada
lansia)
4 Kesling (Perilaku
kesehatan beresiko
3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 25 2
terhadap bidang
kesehatan lingkungan)
Keterangan :
A. Resiko Terjadi
B. Resiko Parah
C. Potensial Untuk Pendidikan Kesehatan
D. Minat Masyarakat
E. Mungkin Diatasi
F. Sesuai Dengan Program Pemerintah
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas Kesehatan
K. Sumber Daya
Keterangan pembobotan :
1. Sangat Rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi

96
5. Sangat Tinggi

C. ANALISA DATA

No. Data Diagnosa Keperawatan


1. DATA SUBJEKTIF Domain 1: Managemen
• Sebagian warga mengatakan bahwa Kesehatan
lansia yang berada di RT09 dan RT 10  Ketidakefektifakn
sebagian besar mengalami keluahn Pemeliharaan
penyakit darah tinggi Kesehatan
• Kader lansia mengatakan saat
diadakan posyandu lansia hanya
sebagian lansia yang datang untuk
memriksakan kesehatannya saaat
posyandu lansia
• Warga juga mengatakan sudah tidak
lagi melakukan senam lansia

DATA OBJEKTIF
• Jumlah lansia di RT 09 dan RT 10
berjumlah 137 orang
• Lansia yang mengeluh penyakit
darah tinggi adalah 55%
• Jenis penyakit yang dialami oleh
lansia adalah Hipertensi 55%, Diabetes
15%, Kolestrol 12%, remstik 10%, dan
asma 8%

2. DATA SUBJEKTIF Domain 1: Promosi


• Sebagian warga mengatakan bahwa Kesehatan
Di lingkungan nya masih ada warga yang Kelas 2: Managemen
menumpuk dan membakar sampah Kesehatan
 Perilaku Kesehatan
DATA OBJEKTIF Cendrung Beresiko
• Masih banyak terdapatnya sampah
yang menumpuk di pinggiran jalan dan di
pinggiran sungai
• Masih ada warga yang membakar
sampah
• Sebagian warga memanfaatkan
halaman rumahnya untuk berternak
sebesar 7,8%
• Masih banyak terdapat halaman
rumah yang kosong dan tidak
dimanfaatkan
• Terdapat sekolah SMP di wiliyah RT
09 dan RT 10 Desa Simpang Limau
• Terdapat sekolah TK.Simpang Limau
• Di depan sekolah banyak yang

97
berjualan dipinggir jalan
• Rata - rata di halaman rumah warga
terdapat tempat untuk mengumpulkan
sampah

D. PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


N Prioritas kesehatan A B C D E F G H I J K Total Priorita
O
1 Lansia
(Ketidakefektifan
4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 29 1
Pemeliharaan
Kesehatan)
2 Kesling (Perilaku
kesehatan beresiko
3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 25 2
terhadap bidang
kesehatan lingkungan)

Keterangan :
L. Resiko Terjadi
M. Resiko Parah
N. Potensial Untuk Pendidikan Kesehatan
O. Minat Masyarakat
P. Mungkin Diatasi
Q. Sesuai Dengan Program Pemerintah
R. Tempat
S. Waktu
T. Dana
U. Fasilitas Kesehatan
V. Sumber Daya
Keterangan pembobotan :
6. Sangat Rendah
7. Rendah
8. Cukup
9. Tinggi
10. Sangat Tinggi

98
99
D. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DIAGNOSA KEPERAWATA NOC NIC


DATA
KODE DIAGNOSA KODE HASIL KODE INTERVENSI
• Sebagian warga 00099 Ketidakefektifan 1823 Pengetahuan : promosi 5510  Pendidikan
mengatakan bahwa pemeliharaan kesehatan kesehatan kesehatan
lansia yang berada di pada warga di RT.09 dan 1805 Pengetahuan : perilaku 8500  Pengembangan
RT 09 dan RT 10 RT.10 kesehatan kesehatan
sebagian besar 1602 Perilaku meningkatkan komunitas
mengalami keluahn status kesehatan 5510  Pendidikan
penyakit darah tinggi kesehatan
• Kader lansia 6619  Identifikasi risiko
mengatakan saat 7400  Panduan sistem
diadakan posyandu kesehatan
lansia hanya sebagian 5515  Peningkatan
lansia yang datang kecakapan dalam
untuk memriksakan kesehatan (Health
kesehatannya saaat Literacy
posyandu lansia Enhancement)
• Warga juga
mengatakan sudah
tidak lagi melakukan
senam lansia
• Jumlah lansia di RT
09 dan RT 10 berjumlah
137 orang
• Lansia yang
mengeluh penyakit
darah tinggi adalah
55%

88
• Jenis penyakit yang
dialami oleh lansia
adalah Hipertensi 55%,
Diabetes 15%, Kolestrol
12%, remstik 10%, dan
asma 8%

a) Sebagian warga 00188 Perilaku kesehatan 1805 Pengetahuan : prilaku 5510  Pendidikan
mengatakan bahwa Di cenderung beresiko sehat kesehatan
lingkungan nya masih pada warga Sungai Lulut 1832 5618  Pengajaran
ada warga yang RT 09 dan RT 10 Pengetahuan : promosi prosedur/tindakan
menumpuk dan 1855 kesehatan  Terapi aktivitas
membakar sampah 4310  Manajemen prilaku
b) Masih banyak Pengetahuan : gaya 4350  Modifikasi prilaku
terdapatnya sampah hidup sehat  Manajemen
yang menumpuk di 4360 lingkungan
pinggiran jalan dan di 6486
 Panduan sistem
pinggiran sungai
kesehatan
c) Sebagian warga 6520
 Pengembangan
memanfaatkan halaman
program
rumahnya untuk 8700
berternak sebesar 7,8%
d) Rata - rata di halaman
rumah warga terdapat
tempat untuk
mengumpulkan sampah

89
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hasil
Waktu
NO Kegiatan Faktor
danTempat Respon Masyarakat
Pendukung Penghambat
1 Penyuluhan Senin, 11 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Pengumpulan data mengenai Tidak semua
kesehatan Febuari 2019/ penyuluhan mencapai target masalah lingkungan pada RT 09 dan lansia datang
masalah Rumah Kader (100%) yaitu sebanyak 25 RT 10, menganalisis data, dari jumlah 30
hipertensi dan lansia orang. 80 % peserta mampu menentukan prioritas masalah, lansia yang
pemberian terapi menjawab dengan benar perumusan diagnosa, dan membuat menderita
komplementer pertanyaan yang diajukan rencana keperawatan hipertensi
( Puding dari penyaji. Pertanyaan yang b. Melakukan pengorganisasian dan
Dedak) diajukan antara lain: penyusunan kepanitiaan kegiatan
a. Apakah pengertian pendidikan kesehatan beserta jobdisc
hipertensi? masing-masing
b. Apa penyebab hipertensi? c. Melakukan persiapan penyuluhan
c. Apa tanda dan gejala tentang hipertensi meliputi
hipertensi? pembuatan SAP dan leaflet
d. Bagaimana cara perawatan d. Menentukan waktu dan tempat
dan pengobatan penyakit pelaksanaan penyuluhan
hipertensi e. Melakukan koordinasi dengan ketua
e. Bagaimana cara pencegahan RT 10 untuk melaksanakan kegiatan
penyakit hipertensi? penyuluhan
f. Bagaimana cara pembuatan f. Tim penyuluhan datang 10 menit
puding dari dedak sebelum waktu dimulainyayasinan,
2. Penyuluhan dimulai pukul 10.00 tim penyuluhan bermaksud
WITA, dilaksanakan setelah memasukkan materi mengenai
acara Posyandu lansia masalah hipertensi
3. Pelaksanaan penyuluhan g. Penyuluhan dilaksanakan di Rumah
hipertensi berlangasung selama kader lansia

90
20 menit
4. Jumlah peserta yang mengikuti
penyuluhan sebanyak 25 orang
5. Leaflet diberikan saat
penyuluhan berlangsung
6. Peserta antusias menyimak
penjelasan dari pemateri
7. Peserta aktif bertanya kepada
penyaji dan menjawab
pertanyaan yang diberikan
penyaji
8. Suasana kegiatan selama
penyuluhan berlangsung
kondusif dan berjalan lancer
9. Peserta menikmati puding dari
dedak yang telah dibuat

2 Penyuluhan Jumat 08 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Pengumpulan data mengenai Tidak semua
kesehatan Febuari 2019/ penyuluhan mencapai target masalah lingkungan pada RT 09 bubuk abate
Demam Rumah Kader (100%) yaitu sebanyak 34 dan RT 10, menganalisis data, yang
berdarah dan Lansia RT 10 orang. 80 % peserta mampu menentukan prioritas masalah, dibagikan,
pembagian menjawab dengan benar perumusan diagnosa, dan karena tidak
bubuk abate pertanyaan yang diajukan membuat rencana keperawatan semua warga
penyaji. Pertanyaan yang b. Melakukan pengorganisasian dan memiliki bak
diajukan antara lain : penyusunan kepanitiaan kegiatan mandi
a. Apakah pengertian demam pendidikan kesehatan beserta
berdarah? jobdisc masing-masing
b. Apa penyebab demam c. Melakukan persiapan penyuluhan
berdarah ? tentang demam berdarah meliputi
c. Apa tanda dan gejala demam pembuatan SAP, lembar balik dan
berdarah ? leaflet

91
d. Bagaimana cara perawatan d. Menentukan waktu dan tempat
dan pengobatan penyakit pelaksanaan penyuluhan
demam berdarah e. Melakukan koordinasi dengan
e. Bagaimana cara pencegahan ketua RT 09 untuk melaksanakan
penyakit demam berdarah ? kegiatan penyuluhan
f. Bagaimana ciri nyamuk f. Tim penyuluhan datang 10 menit
aedes aegypti sebelum waktu dimulainya arisan,
g. Bagaimana cara tim penyuluhan bermaksud
penggunaan bubuk abate memasukkan materi mengenai
2. Penyuluhan dimulai pukul 15.00 masalah asam urat
WITA, dilaksanakan setelah g. Penyuluhan dilaksanakan di
acara arisan berlangsung rumah Kader lansia RT 10
3. Pelaksanaan penyuluhan asam
urat berlangasung selama 15
menit
4. Jumlah peserta yang mengikuti
penyuluhan sebanyak 34 orang
5. Leaflet diberikan saat
penyuluhan berlangsung
6. Peserta antusias menyimak
penjelasan dari pemateri
7. Peserta aktif bertanya kepada
penyaji dan menjawab
pertanyaan yang diberikan
penyaji
8. Suasana kegiatan selama
penyuluhan berlangsung
kondusif dan berjalan lancar

92
3 Penyuluhan Kamis 14 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Pengumpulan data mengenai Waktu yang
kesehatan Febuari 2019 / penyuluhan mencapai target masalah lingkungan pada RT 09 diberikan untuk
tentang Napza SMPN 16 (100%) yaitu sebanyak 25 dan RT 10, menganalisis data, penyuluhan
Banjarmasisn orang. 90 % peserta mampu menentukan prioritas masalah, masih kurang
Kelas 7c menjawab dengan benar perumusan diagnosa, dan
pertanyaan yang diajukan membuat rencana keperawatan
penyaji. Pertanyaan yang b. Melakukan pengorganisasian dan
diajukan antara lain: penyusunan kepanitiaan kegiatan
a. Apakah ciri-ciri orang pendidikan kesehatan beserta
memakai napza ? jobdisc masing-masing
b. Apa Faktor penyebab orang c. Melakukan persiapan penyuluhan
memakai napza? tentang hipertensi meliputi
c. Apa saja yang termasuk pembuatan SAP dan leaflet
dalam Napza ? d. Menentukan waktu dan tempat
d. Bagaimana cara mencegah pelaksanaan penyuluhan
agar tidak menggunkakan e. Melakukan koordinasi dengan
napza Guru SMPN 16 Banjarmasin
e. Apa akibat memakai Napza untuk melaksanakan kegiatan
2. Penyuluhan dimulai pukul 09.00 penyuluhan
WITA, dilaksanakan setelah f. Tim penyuluhan datang 10 menit
acara pembelajaran sebelum waktu dimulainya
3. Pelaksanaan penyuluhan Napza penyuluhan, tim
berlangasung selama 15 menit g. Penyuluhan dilaksanakan di
4. Jumlah peserta yang mengikuti SMPN 16 Banjarmasin Kelas 7C
penyuluhan sebanyak 25 orang
5. Leaflet diberikan saat
penyuluhan berlangsung
6. Peserta antusias menyimak
penjelasan dari pemateri

93
7. Peserta aktif bertanya kepada
penyaji dan menjawab
pertanyaan yang diberikan
penyaji
8. Suasana kegiatan selama
penyuluhan berlangsung
kondusif dan berjalan lancar

4 Penyuluhan Jum’at 15 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Pengumpulan data mengenai Tidak semua
tentang gosok Febuari 2019/ penyuluhan hampir mencapai masalah lingkungan pada RT 09 anak anak
gigi yang baik TK Simpang target (100%) yaitu sebanyak dan RT 10, menganalisis data, dapat
dan benar Limau 45 orang. 80 % peserta mampu menentukan prioritas masalah, mengikuti
mendemonstrasikan cara gosok perumusan diagnosa, dan gerakan gosok
gigi, pertanyaan yang diajukan membuat rencana keperawatan gigi dengan
penyaji. Pertanyaan yang b. Melakukan pengorganisasian dan benar
diajukan antara lain : penyusunan kepanitiaan kegiatan
a. Apakah manfaat dari gosok pendidikan kesehatan beserta
gigi ? jobdisc masing-masing
b. Apa penyebab tidak c. Melakukan persiapan penyuluhan
menggosok gigi ? tentang hipertensi meliputi
c. Kapan waktu menggosok pembuatan SAP dan leaflet
gigi ? d. Menentukan waktu dan tempat
2. Penyuluhan dimulai pukul 08.00 pelaksanaan penyuluhan
WITA. e. Melakukan koordinasi dengan
3. Pelaksanaan penyuluhan Gosok Guru TK Simpang limau untuk
gigi berlangasung selama 60 melaksanakan kegiatan
menit penyuluhan
4. Jumlah peserta yang mengikuti f. Tim penyuluhan datang 10 menit
penyuluhan sebanyak 45 orang sebelum waktu dimulainya
penyuluhan
5. Peserta antusias menyimak g. Penyuluhan dilaksanakan di

94
penjelasan dari pemateri ruang kelas dan Dilapangan TK
6. Suasana kegiatan selama Simpang Limau
penyuluhan berlangsung
kondusif dan berjalan lancer

5 Penyuluhan Jum’at 15 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Pengumpulan data mengenai Tidak semua
Kesehatan Febuari 2019/ penyuluhan yaitu sebanyak 20 masalah lingkungan pada RT 09 warga fokus
tentang Diabetes rumah warga orang. 80 % peserta dan RT 10, menganalisis data, memperhatikan
mellitus RT 09 memahami tentang diabetes menentukan prioritas masalah, karena, saat
mellitus perumusan diagnosa, dan penyluhan
2. Acara dimulai pukul 15.00 membuat rencana keperawatan dibarengi
setelah cara yasinan ibu-ibu b. Melakukan pengorganisasian dan dengan
3. Pelaksanaan penyuluhan penyusunan kepanitiaan kegiatan pembagian
dilakukan selama 20 menit senam beserta jobdisc masing- makanan
4. Jumlah peserta yang mengikuti masing
penyuluhan sebanyak 20 orang c. Melakukan persiapan senam
5. Peserta antusias lansia meliputi penegeras suara,
mendengarkan pemateri lembar balik dan leafleat
6. Suasana kegiatan berlangsung d. Melakukan koordinasi dengan
kondusif dan berjalan lancar ketua RT 09 dan pemilik rumah
untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan
e. Tim senam datang 10 menit
sebelum waktu dimulainya
yasinan,
f. Penyuluhan dilaksanakan di
Rumah warga RT 09

6 Senam lansia Minggu, 3 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Pengumpulan data mengenai Tidak semua
dan umum Febuari 2019 / senam tidak mencapai target masalah lingkungan pada RT 09 lansia yang
halaman SDN (100%) yaitu sebanyak 7 orang. dan RT 10, menganalisis data, hadir saat

95
sungai Lulut 6 23,3% sebagian peserta menentukan prioritas masalah, senam
mampu mengikuti gerakan perumusan diagnosa, dan
senam. membuat rencana keperawatan
2. Senam dimulai pukul 07.00 Wita b. Melakukan pengorganisasian dan
penyusunan kepanitiaan kegiatan
pendidikan kesehatan beserta
jobdisc masing-masing
c. Melakukan persiapan penyuluhan
tentang hipertensi meliputi
pembuatan SAP
d. Menentukan waktu dan tempat
pelaksanaan Senam

e. Melakukan koordinasi dengan


ketua RT 09 untuk melaksanakan
kegiatan Senam
f. Tim datang 10 menit sebelum
waktu dimulainya senam lansia
g. Senam dilaksanakan di Lapangan
SDN 6 Sungai Lulut

7 Senam Lansia Minggu, 10 1. Jumlah peserta yang a. Melakukan pengorganisasian dan Senam tidak
dan Umum Febuari 2019 / mengikuti senam tidak penyusunan kepanitiaan kegiatan bisa
halaman SDN mencapai target (100%) yaitu pendidikan kesehatan beserta dilaksanakan
sungai Lulut 6 sebanyak 7 orang. 23,3% jobdisc masing-masing karena cuaca
sebagian peserta mampu b. Menentukan waktu dan tempat
mengikuti gerakan senam. pelaksanaan Senam
2. Senam dimulai pukul 07.00 c. Melakukan koordinasi dengan
Wita ketua RT 09 untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan
d. Tim datang 10 menit sebelum

96
waktu dimulainya senam lansia
e. Senam dilaksanakan di Lapangan
SDN 6 Sungai Lulut
8 Senam ansia Minggu, 17 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Melakukan pengorganisasian dan Tidak semua
dan Senam Febuari 2019 / senam tidak mencapai target penyusunan kepanitiaan kegiatan lansia yang
Umum halaman SDN (100%) yaitu sebanyak 14 orang. pendidikan kesehatan beserta datang saat
sungai Lulut 6 46,6% sebagian peserta mampu jobdisc masing-masing senam
mengikuti gerakan senam. b. Menentukan waktu dan tempat
2. Senam dimulai pukul 07.00 Wita pelaksanaan Senam
c. Melakukan koordinasi dengan
ketua RT 09 untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan
d. Tim penyuluhan datang 10 menit
sebelum waktu dimulainya senam
lansia
e. Senam dilaksanakan di Lapangan
SDN Sungai Lulut 6

9 Senam Lansia Minggu, 24 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Melakukan pengorganisasian dan Tidak semua
dan umum Febuari 2019 / senam tidak mencapai target penyusunan kepanitiaan kegiatan lansia
halaman SDN (100%) yaitu sebanyak 15 orang. pendidikan kesehatan beserta mengikuti
sungai Lulut 6 50% sebagian peserta mampu jobdisc masing-masing senam
mengikuti gerakan senam. b. Menentukan waktu dan tempat
2. Senam dimulai pukul 07.00 Wita pelaksanaan Senam
c. Melakukan koordinasi dengan
ketua RT 09 untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan
d. Tim penyuluhan datang 10 menit
sebelum waktu dimulainya senam

97
lansia
e. Senam dilaksanakan di Lapangan
SDN Sungai Lulut 6

10 Penyuluhan Kamis, 14 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Pengumpulan data mengenai


kesehatan Febuari 2019 penyuluhan mencapai target masalah lingkungan pada RT 09
masalah Napza SMPN 16 (100%) yaitu sebanyak 25 orang. dan RT 10, menganalisis data,
Banjarmasin 90 % peserta mampu menjawab menentukan prioritas masalah,
dengan benar pertanyaan yang perumusan diagnosa, dan
diajukan penyaji. Pertanyaan membuat rencana keperawatan
yang diajukan antara lain :
a. Apa pengertian napza? b. Melakukan pengorganisasian dan
b. Apa saja jenis-jenis napza? penyusunan kepanitiaan kegiatan
c. Apa akibat penyalahgunaan pendidikan kesehatan beserta
napza? jobdisc masing-masing
d. Bagaimana pencegahan c. Melakukan persiapan penyuluhan
penggunaan napza tentang napza
2. Penyuluhan dimulai pukul 08.30 d. Menentukan waktu dan tempat
WITA, dilaksanakan setelah pelaksanaan penyuluhan
senam e. Melakukan koordinasi dengan
3. Pelaksanaan penyuluhan napza ketua RT 09,10 dan pihak sekolah
berlangasung selama 10 menit SMPN 16 Banjarmasin untuk
4. Jumlah peserta yang mengikuti melaksanakan kegiatan
penyuluhan sebanyak 25 orang penyuluhan
5. Leaflet diberikan saat f. Tim penyuluhan datang 10 menit
penyuluhan berlangsung sebelum waktu
6. Peserta antusias menyimak dimulainyapenyuluhan, tim
penjelasan dari pemateri penyuluhan bermaksud
7. Peserta aktif bertanya kepada memasukkan materi mengenai
penyaji dan menjawab masalah hipertensi
pertanyaan yang diberikan g. Penyuluhan dilaksanakan di

98
penyaji ruang kelas SMPN 16
8. Suasana kegiatan selama Banjarmasin
penyuluhan berlangsung
kondusif dan berjalan lancar

11 Penyuluhan Sabtu, 1. Jumlah peserta yang a. Pengumpulan data mengenai


kesehatan 14 Oktober mengikuti penyuluhan masalah lingkungan pada RT 09
masalah cuci 2017/ TK mencapai target (100%) yaitu dan RT 10, menganalisis data,
tangan Simpang Limau sebanyak 30 orang. 70 % menentukan prioritas masalah,
peserta mampu menjawab perumusan diagnosa, dan
dengan benar pertanyaan membuat rencana keperawatan
yang diajukan penyaji. b. Melakukan pengorganisasian dan
Pertanyaan yang diajukan penyusunan kepanitiaan kegiatan
antara lain : pendidikan kesehatan beserta
a. Apa itu cuci tangan? jobdisc masing-masing
b. Apa yang terjadi jika tidak c. Melakukan persiapan penyuluhan
mencuci tangan? tentang cuci tangan meliputi
c. Kapan saja dilakukannya pembuatan SAP , leaflet, power
cuci tangan? point dan baner cuci tangan
d. Bagaimana cara mencuci d. Menentukan waktu dan tempat
tangan yang baik dan pelaksanaan penyuluhan
benar dengan 6 langkah? e. Melakukan koordinasi dengan
2. Penyuluhan dan praktek ketua RT 09 dan pihak sekolah
dimulai pukul 08.00 WITA, SDN Simpang Limau 6 untuk
dilaksanakan sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran berlangsung penyuluhan
f. Tim penyuluhan datang 10 menit
3. Pelaksanaan penyuluhan dan sebelum waktu dimulainya
praktek cuci tangan penyuluhan, tim penyuluhan
berlangasung selama 15 menit bermaksud memasukkan materi
4. Jumlah peserta yang mengenai masalah cuci tangan

99
mengikuti penyuluhan g. Penyuluhan dilaksanakan di
sebanyak 30 orang ruang kelas TK Simpang Limau
5. Leaflet diberikan saat
penyuluhan berlangsung
6. Peserta antusias menyimak
penjelasan dari pemateri
7. Peserta aktif bertanya kepada
penyaji dan menjawab
pertanyaan yang diberikan
penyaji
8. Suasana kegiatan selama
penyuluhan berlangsung
kondusif dan berjalan lancar

12 Gotong royong Minggu, 22 1. Jumlah peserta yang mengikuti a. Pengumpulan data mengenai 1. Lahan
dan penanaman Oktober 2017/ gotong royong yaitu sebanyak masalah lingkungan pada RT 09 taman yang
Toga halaman rumah 28 orang. Gotong royong dan RT 10, menganalisis data, kurang luas
dan mushola Al dimulai pukul 09.00 WITA, menentukan prioritas masalah, 2. Waktu
Qoulul Haq dilaksanakan setelah senam perumusan diagnosa, dan dilskuksnny
berlangsung membuat rencana keperawatan s gotong
2. Pelaksanaan gotong royong b. Melakukan pengorganisasian dan royong
berlangasung kurang lebih penyusunan kepanitiaan kegiatan terlalu siang
selama 2 jam pendidikan kesehatan beserta sehingga
3. Peserta antusias mengikuti jobdisc masing-masing cuaca
gotong royong c. Melakukan persiapan gotong panas saat
4. Suasana kegiatan selama royong meliputi pencarian lahan gotong
gotong royong berlangsung pembuat taman herbal,pembuatan royong
kondusif dan berjalan lancar plang nama tanaman beserta dilaksanaka
manfaatnya, pencarian tanaman n
herbal, persiapan alat-alat
kebersihan seperti cangkul, arit,

100
ember.
d. Menentukan waktu dan tempat
pelaksanaan gotong royong
e. Melakukan koordinasi dengan
ketua RT 09 dan RT 10 serta
masyarakat untuk melaksanakan
kegiatan gotong royong
f. Tim datang 10 menit sebelum
waktu dimulainya gotong royong,
tim bermaksud menyiapkan
kebutuhan gotong royong
g. Gotong royong dilaksanakan di
halaman rumah warga desa
simpang limau RT 09 dan RT 10
serta halaman Mushola Al Qoulul
Haq

101

Anda mungkin juga menyukai