Anda di halaman 1dari 14

HEPATITIS

DI SUSUN OLEH :

Mariatul Qibtiah (S171719)

Silvia Andarini (S171738)

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA

BANJARMASIN

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai
gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh
seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan
bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya
keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah ”
Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus
atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh
manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus hepatitis
yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D,
Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut
(Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi
kanker hati (Hepatitis B).
Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan
kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan. Untuk mendeteksi adanya penyakit
hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan sifatnya enzimatik (menguji
kadar enzim), yaitu :
1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH,
LDH.
2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung
empedu, yaitu gamma GT dan alkali phosfatase.
3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.
Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg,
HbeAg, anti Hbe dan anti HBv DNA.Jika serangkaian tes menandakan adanya
gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HEPATITIS
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar
terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika, 2002
: 93) Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus
disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokomia serta seluler yang khas. (Brunner & Suddarth, 2002 : 1169)
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam
bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi
lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan
penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan
lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat
menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang
hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di
sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan –
bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah
suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang
menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
B. JENIS-JENIS HEPATITIS
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi
oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi
penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi
didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian
menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan
dewasa muda.
2. Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau
hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi
darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan
masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan
perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan
heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan
pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai
timbul gejala klinis.
3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering
infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan
dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah.
Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang
menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan
kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa
inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4. Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah
parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang
mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu
telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang
sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah
multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya
belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis
fulminan, kegagalan hati, dan kematian
5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan
tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau
perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling
sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
6. Kemungkinan hepatitis F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar
belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan
hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis
B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik.
Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.

C. PENYEBAB DAN CARA PENULARAN HEPATITIS


1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas
atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga
melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada
penderita pengdapa hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil
bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan
atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai
pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari
ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi
virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang
yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
1) Imigran dari daerah endemis hepatitis b
2) pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
3) Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang
terinfeksi
4) Pria homoseksual yaang secara seksual aktif
5) Pasien rumah sakit jiwa
6) Narapidana pria
7) Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu
dari plasma
8) Kontak serumah denag karier hepatitis
9) Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan
darah
3. Hepatitis C
Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak
seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi
darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C
dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya
akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
4. Hepatitis Delta dan hepatitis E
Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum
ada penelitian yang lebih mendalam.

D. ETIOLOGI HEPATITIS
Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus. Beberapa virus yang telah
ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini.
1) Virus hepatitis A (HAV)

2) Virus hepatitis B (HBV)


3) Virus hepatitis C (HCV)
4) Virus hepatitis D (HDV)
5) Virus hepatitis E (HEV)
6) Hepatitis F (HFV)
7) Hepatitis G (HGV)
Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal
adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah tersebut lebih disukai
daripada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis “serum”, sebab kedua
penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan nonparental (Price dan Wilson, 2005:
243). Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk
respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga
bersifat idiopatik (Sue hincliff, 2000: 205).

E. PATOFISIOLOGI HEPATITIS
Yaitu perubahan morfologi yang terjadi pada hati, seringkali mirip untuk berbagai
virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hati tampaknya berukuran basar dan
berwarna normal, namun kadang-kadang agak edema, membesar dan pada palpasi
“terasa nyeri di tepian”. Secara histologi. Terjadi kekacauan susunan hepatoselular,
cedera dan nekrosis sel hati dalam berbagai derajat, dan peradangan periportal.
Perubahan ini bersifat reversibel sempurna, bila fase akut penyakit mereda.

F. MANIFESTASI KLINIS HEPATITIS


Manifestasi klinis merupakan suatu gejala klinis tentang suatu penyakit yang
diderita oleh pasien. Berikut adalah gejala klinis dari penyakit hapatitis.
a. Stadium prodromal,
Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai
dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut
praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum
dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :
- Malese umum
- Anoreksia

- Sakit kepala
- Rasa malas
- Rasa lelah
- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
- Mialgia (nyeri otot)
b. Stadium ikterus.
Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini
ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:
- Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal
- Pembesaran dan nyeri hati
- Splenomegali
- Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit
c. Stadium pemulihan.
Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
- Gejala-gejala mereda termasuk icterus
- Nafsu makan pulih
- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil
G. DIAGNOSIS KEPERAWATAN HEPATITIS
Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan tentang masalah aktual dengan
aktivitas kehidupan sehari-hari seperti yang dialami oleh pasien.
1. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah,
diare, dan pendarahan.
2. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi hati.
3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan anoreksia, diare, mual atau muntah.
4. Resiko intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan
kelelahan.
5. Resiko infeksi yang berhubungan dengan penyebaran virus hepatitis
melalui kontak dengan pengunjung dan staf.
6. Isolasi sosial yang berhubungan dengan status isolasi (jika anak mengidap
hepatitis B)
7. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di rumah,
penyakit, dan pencegahan kekambuhan.
8. Ketidakefektifan koping keluarga : penurunan yang berhubungan dengan
rawat nginap di rumah sakit.
9. Defisit pengetahuan yang berhungan dengan perawatan di rumah.

H. PENATALAKSANAAN
Dalam penatalaksanaan untuk penderita hepatitis dapat harus dilakukan sesuai
dengan sifat-sifat dari hepatitis.
1. Hepatitis Akut
Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan medikamentosa.
a) Istirahat0
Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan untuk istirahat. Istirahat
mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kekecualian
diberikan kepada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk.
b) Diet
Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah sebaiknya di
berikan infus. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup
kalori ( 30 – 35 kalori/kg BB ) dengan protein cukup ( 1 gr/kg BB ). Pemberin
lemak sebenarnya tidak perlu dibatasi.
c) Medikalmentosa
Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin
darah. Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestatis yang
berkepanjangan, dimana transamenase serum sudah kembali normal
tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan prednisone3 x
10 mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.
1) Berikan obat – obat yang bersifat melindungi hati.
2) Antibiotic tidak jelas kegunaannya.
3) Jangan diberikan antiemetic. Jika perlu sekali dapat diberikan
golongan fenotiazin.
4) Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.
Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma, penanganan
seperti koma hepatik.
2. Hepatitis Kronik
Menurut Arif Mansjoer (2001: 515) Obat yang dinilai bermanfaat untuk
pengobatan hepatitis kronik adalah interferon (IFN). Obat tersebut adalah suatu
protein selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita akibat
rangsangan virus atau akibat induksi mikroorganisme, asam nukleat, anti gen,
mitogen, dan polimer sintetik. Interferon mempunyai efek antivirus, imunomodulasi,
dan antiproliferatif.

I. TANDA DAN GEJALA


Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara
klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat
memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk
membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah
penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual dan
kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua,
kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.
Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua
penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C
dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui sevara
pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian
kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita
hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya
mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker hati.

J. PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai
saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya
jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru
ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak
diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah
kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin
hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang
sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa
dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke
tiga baru di beri 5 bulan kemudian.
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu
yang mengidap penyakit hepatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir,
sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan
memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus
hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-
bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi.

K. PENGOBATAN PENYAKIT HEPATITIS


Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase
akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya
merupakan makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan
secara intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus
muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi
hati kembali normal
Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau hepatitis C simtomatik adalah terapi
antivirus dengan interferon-α. Terapi antivirus untuk hepatitis D kronis membutuhkan
pasien uji eksperimental. Jenis hepatitis kronis ini memiliki resiko tertinggi untuk
berkembangnya sirosis.
Obat hepatitis hanya diperoleh dengan resep dokter. Namun terdapat obat
alternatif sebagai tambahan obat yag diberikan dokter.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa” berarti kaitan
dengan hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis, dermatitis, dan
pankreatitis) jadi Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya
terjadi akibat infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik. Hepatitis
berkaitan dengan sejumlah hepatitis virus dan paling sering adalah hepatitis virus A,
hepatitis virus B, serta hepatitis virus C.
Etiologi hepatitis yaitu disebabkan oleh beberapa virus diantaranya virus hepatitis
A, virus hepatitis B, dan virus hepatitis C. Hepatitis pula dapat disebabkan oleh racun,
yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi stafilokokus,
penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik
Patofisiologi hepatitis yaitu adanya pembengkakan atau edema hepar yang
disebabkan oleh cedera dan nekrosis mengakibatkan gagal hati fulminan dan kematian.
Perubahan ini bersifat reversibel sempurna bila fase akut penyakit mereda.
Manifestasi klinis hepatitis yaitu ditandai dengan mual-mual, lemah, lesu,
anoreksia. Terjadi selama beberapa hari dan mulai berkurang pada beberapa minggu.
Jika terjdi selama 4-7 hari maka sesaorang tersebut mengalami stadium parikterik.
Setelah menegalami satidumparikterik pasien akan mengalami stadium ikterikI yaitu,
berkurangnya rasa mual, muntah, dan lesu.

Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan tentang masalah aktual dengan


aktivitas kehidupan sehari-hari seperti yang dialami oleh pasien. Seperti resiko
kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare, dan pendarahan,
kemudian Defisit pengetahuan yang berhungan dengan perawatan di rumah.
Penatalaksanaan hepatitis dapat dilakukan dengan istirahat, diet,
dan medikalmentosa. Obat yang dinilai bermanfaat untuk pengobatanhepatitis
kronik adalah interferon (IFN). Obat tersebut adalah suatu protein selular stabil dalam
asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita.
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase
akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan
makanan yang paling dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara
intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah.
Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali
normal. Pengobatan alternatif untuk penyakit hepatitis sangatlah mahal, maka untuk
pengobatan lebih baik menggunakan obat tradisional. Namun pencegahan hepatitis dapat
dilakukan dengan imunisasi, yang dikarenakan adanya keterbatasan pengobatan untuk
penyakit hepatitis virus.

B. Saran
1) Adapun yang menjadi saran penulis kepada teman-teman mahasiswa agar kiranya
dapat memahami substansi dalam penulisan makalah ini serta mengimplementasikan
dalam kehidupan seharí-hari, karena mengingat betapa pentingnya
mempelajari penyakit hepatitis.
2) Kepada teman-teman penderita hepatitis sebaiknya memperhatikan pola makan yang
sehat, menghindari mengkonsumsi minuman keras, serta menjaga sanitasi lingkungan
sekitar.
3) Dan untuk para teman-teman sebagai calon-calon perawat agar menghindari adanya
kontak langsung dengan alat medis dalam pengobatan pasien di saat turun dinas nanti,
serta memperhatikan sterilnya alat-alat yang digunakan saat praktik.
DAFTAR PUSTAKA

Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta: Salemba Medika
Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru
Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2. Jakarta
: EGC

Anda mungkin juga menyukai