PADA SISTEM
REPRODUKSI DAN
MASALAH INTERSEKS
3
VULVA
• Himen imperforata
– yaitu selaput dara yang tidak menunjukkan lubang (hiatus
himenalis) sama sekali.
– Kemungkinan besar tidak diketahui sebelum menarche
– Molimina menstrualia dialami tiap bulan tetapi darah haid
tidak keluar.
– Darah
D h tterkumpul
k l di d
dalam
l vagina
i d dan menyebabkan
b bk hi himen
tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar Æ Hematokolpos
– Hematokolposp Æ Hematometra ((uterus terisi dengang darah
haid) Æ Hematosalpinks (tuba kiri dan kanan terisi darah
haid) Æ Hal ini dapat diraba dari luar sebagai tumor kistik di
kanan dan kiri atas simfisis
simfisis.
– Pengobatan Æ Himenektomi + Pemberian antibiotika
4
VULVA
• Post Himenektomi Æ penderita dibaringkan dalam
l t kF
letak Fowler.
l
• Selama 2-3 hari darah warna merah tua kental
akan mengalir disertai pengecilan massa tumortumor.
• Atresia himenalis pada neonatus atau gadis kecil
g
Æ vagina terisi cairan lendir Æ hidrokolpos.
p
• Tindakan Æ himenektomi + pasang drain +
antibiotika
• Atresia himenalis pada gadis kecil tanpa adanya
gejala lain Æ Observasi hingga anak lebih besar
dan situasi anatomi lebih jelas
jelas.
5
VULVA
• ATRESIA KEDUA LABIUM MINUS
– Disebabkan oleh membrana urogenitales yang tidak menghilang
– Pengeluaran air kencing dan darah haid tidak terganggu Æ terdapat
lubang kecil di bagian depan vulva di belakang clítoris
– Koitus masih dapat dilaksanakan
– Kehamilan dapat terjadi
– Pada saat partus Æ diperlukan sayatan di garis tengah yang cukup
panjang untuk melahirkan anak
– Atresia
At i llabiabi minora
i Æ dapat
d t tterjadi
j di setelah
t l h partus
t
– Oleh karena adanya radang Æ kedua labium minus melekat
– Pengobatan : melepaskan perlekatan dan menjahit luka yang timbul
– Hipertrofi
Hi fi llabium
bi minus
i kkanan/kiri
/ki i
– Hipertrofi pada satu atau kedua labium minus
– Bukan sesuatu hal yang mengkhawatirkan
– Bila penderita merasa tidak nyaman Æ dilakukan pengangkatan jaringan
yang berlebihan
6
VULVA
• Duplikasi vulva
– Jarang ditemukan
– Ditemukan bersamaan dengan kelainan lain
yang lebih
l bih b
beratt Æ bayi
b i tid
tidak
kddapatt hid
hidup
• Hipoplasi vulva
– Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna
yang kurang
k berkembang
b k b padad kkeadaan
d
hipoestrogenisme, infantilisme, dl
– Ciri
Ciri-ciri
ciri seks sekunder juga tidak berkembang
7
Kelainan perineum
8
VAGINA
• Septum vagina
– Adanya sekat sagital di vagina yang ditemukan di bagian
atas vagina
– Sering ditemukan dengan kelainan pada uterus Æ
adanya gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua
duktus Mulleri
– Pada umumnya tidak menimbulkan keluhan
– Ditemukan pada pemeriksaan ginekologik
– Darah haid keluar secara normal
– Pada persalinan Æ septum robek spontan atau disayat
– Jika terdapat dispareuni Æ septum disayat dan diikat
9
VAGINA
• Aplasia dan atresia vagina
– Aplasia vagina Æ kedua duktus Mulleri mengadakan fusi,
tetapi tidak berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi
Æ bila diraba hanya ditemukan jeringan yang menebal
– Aplasia vagina Æ tidak terdapat vagina, hanya cekungan
pada introitus vagina
– Pengobatan Æ pembuatan vagina baru
– Atresia vagina Æ gangguan dalam kanalisasi Æ terbentuk
septum yang horizontal
– Septum horizontal Æ bisa terdapat pada proksimal vagina,
atau dibawah (diatas himen Æ atresia retrohimenalis)
– Bila vagina
g menutupp menyeluruh
y Æ darah haid tidak
keluar Æ Hematokolpos Æ Hematometra Æ
Hematosalpinks
10
VAGINA
• Kista vagina
g
Dikenal 2 macam kista kongenital
1. Kista dari sisa-sisa
1 sisa sisa epitel duktus Mulleri
2. Kista dari sisa-sisa duktus Gartner yang
terletak di bagian anterolateral vagina
• Pengobatan : pengangkatan kista dengan
pengupasan simpainya
11
UTERUS DAN TUBA FALOPPII
12
UTERUS DAN TUBA FALOPPII
2. Gangguan
gg dalam mengadakan
g fusi
• Kelainan yang sering dijumpai
• Terdiri atas kelainan-kelainan berikut :
a. Uterus terdiri atas 2 bagian yang simetris
b. Uterus terdiri atas 2 bagian yang asimetris
14
UTERUS DAN TUBA FALOPPII
16
UTERUS DAN TUBA FALOPPII
2. Uterus terdiri atas 2 bagian yang
asimetris
• Satu duktus Mulleri berkembang normal tetapi yang
lain mengalami kelambatan dalam pertumbuhannya
• Hemiuterus tumbuh normal, yang lain rudimenter
• 25% penderita tidak mengalami gangguan berarti
• Dapat terjadi dismenorea, menoragia, metroragia,
dispareunia dan infertilitas
dispareunia,
• Jika terdapat hematometra dan hematosapinks di
tanduk rudimenter Æ operatif
17
UTERUS DAN TUBA FALOPPII
• Pemeriksaan p penunjang
j gÆ
histerosalpingografi
• Penegakan diagnosis Æ laparoskopi
• Indikasi tindakan pembedahan pada
gangguan fusi dari uterus :
– Abortus berulang
– Infertilitas
– Gangguan partus
– K h il ektopik
Kehamilan kt ik tterganggu
– Dll 18
OVARIUM
• Agenesis
g atau atresia ovarium
(bilateral/unilateral) Æ jarang terjadi
• Jika terjadi, biasanya tuba yang
bersangkutan juga tidak ada
19
SISTEM GENITAL DAN SISTEM
TRAKTUS URINARIUS
• Dua sistem ini dalam pertumbuhannya
p y
mempunyai hubungan yang dekat, sehingga
p terjadi
dapat j kelainan dalam p
pertumbuhan
yang mengenai kedua sistem tersebut
• Kloaka persistens Æ tidak terbentuk septum
urorektale
• Ekstrofi kandung kencing dengan vagina
terdrong ke depan di daerah suprapubik
• Klitoris terbagi dua Æ karena dinding perut
bagian bawah tidak terbentuk 20
2. KELAINAN KONGENITAL
PADA SISTEM REPRODUKSI
KARENA KEADAAN
KROMOSOM TIDAK NORMAL
ATAU PENGARUH HORMONAL
21
Kelainan disebabkan oleh
kromosom abnormal
Sindrom Turner ((disgenesis
g g
gonad))
23
Sindrom Turner (disgenesis gonad)
25
Sindrom kleinefelter (47,XXX)
26
Hermafrodistismus verus
• jarang dijumpai
• genitalia eksterna Æ dominan pria
• masa pubertas Æ mamma tumbuh dan
haid (+)
• terdapat jeringan testis pada sisi yang
satu dan ovarium pada sisi yang lain
• 46, XX/46,XY
• Terapi : mengangkat gonad yang
bertentangan dengan cara pengasuhan
27
Sindrom Down (21 Trisomy)
28
Sindrom Edwards (18 trisomy)
29
Sindrom Patau (13 Trisomy)
30
Kelainan disebabkan
kelainan hormonal
Sindrom adrenogenital kongenital
34
35