Anda di halaman 1dari 13

Hepatitis

Hepatitis oleh virus (peradangan pada hati) merupakan penyakit menular yang umum. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A,B,C, dan D (Delta Agen). Dan ada juga disebabkan oleh virus Hepatitis F, dan Hepatitis. A. Hepatitis A Nama lainnya adalah Infectious Hepatitis, Epidemic Hepatitis, Epidemic Jaundice, Catarrhal Jaundice Type A hepatitis, secara laboratorium diistilahkan sebagai HAV. 1. Etiologi Penyakit. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Virus hepatitis A nampaknya merupakan salah satu virus paling stabil yang menginfeksi manusia. Mempunyai tiga polipeptida dan tetap stabil pada pH 3,0 serta tidak dirusak oleh eter. Virionnya bergaris tengah 27nm dan nampaknya mempunyai simetri ikosahedral. Virus ini mungkin satu parvovirus; tetapi karena penyebab penyakit ini belum berhasil dibiakkan maka dugaan ini masih samara-samar. Virus hepatitis A ini sangat tahan terhadap banyak macam desinfektan dan tahan terhadap panas. Virus ini tahan pada suhu 60C selama 20 jam, penyinaran ultraviolet, tetap stabil pada pembekuan -20C selama 20 tahun, meskipun demikian virus ini menjadi tidak aktif oleh formalin, glutaraldehida aktif dan larutan hipoklorit. Virionnya bergaris tengah 27nm dan nampaknya mempunyai Virus ini tidak dapat tumbuh dalam kultur jaringan, tetapi tumbuh pada sel-sel primata. 2. Masa Inkubasi Penyakit. Masa inkubasi hepatitis A yaitu 15-60 hari. 3. Gejala Penyakit. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit Hepatitis A adalah sebagai berikut;

a. Pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, biasanya terjadi tiba-tiba badan panas, Nafsu makan menurun, mual-mual, rasa tidak enak dalam perut, diare, Malasmalasan dan lemah, Kemudian dalam beberapa hari selaput putih mata, telapak tangan, dan kulit terlihat kekuning-kuningan (jaundice). Dengan timbulnya gejala kuning, penderita merasa lebih sehat, tetapi hatinya tetap lembek jika diraba. Gejala kuning berlangsung selama 1-3 minggu, kesembuhan sempurna dapat memakan waktu 8-12 minggu, jarang terjadi kematian dan selama masa penyembuhan penderita sering kali masih lemah dan sekali-sekali merasa tertekan. b. Pada penderita anak-anak biasanya gejalanya tidak jelas, dan kalaupun ada biasanya ringan dan sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Pada keadaan ini diagnosa ditegakkan dari pemeriksaan serologi untuk memperlihatkan adanya zat antivirus Hepatitis A (IgM HA) didalam darah si anak. Hilangnya gejala-gejala klinik tersebut diatas kadang-kadang baru hilang setelah beberapa bulan. c. Pada beberapa keadaan (15 persen penderita Hepatitis A) bisa kambuh lagi dalam setahun. Beberapa hepatitis A tergantung usia. Makin tua umur, makin berat gejala yang dikeluhkan. Namun demikian secara keseluhan angka kematian karena hepatitis A hanya 0,10,3 persen, tetapi pada manula bila lebih tinggi sampai 1,8 persen. Kematian biasanya karena jenis hepatitis adalah yang fulminant Hepatitis A. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B, dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. 4. Cara Penularan Penyakit. Sumber virus secara alamiah adalah manusia dan chimpanze, dan ada beberapa kera liar. Cara penularan utama hepatitis A ialah melalui rute tangan-mulut-tinja (oral fecal route), dari orang ke orang, misalnya diantara anggota keluarga serumah atau antarpasangan seksual waktu penyakit dalam fase akut. Dan lewat makanan maupun minuman yang terkontaminasi feses pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerangkerang yang setengah matang atau mentah yang berasal dari perairan yang tercemar tinja, minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.

Di Negara maju, penularan bisa terjadi antarpasangan homoseksual dan antarpengguna narkotika suntikan, serta petugas pengganti popok bayi yang terinfeksi virus dari ibunya. Belakangan ini kelihatannya sumber infeksi wabah hepatitis A sering dari pekerja pengolah makanan direstoran atau dapur umum. Secara instan, penularan virus bisa juga dari darah donor yang sedang menderita hepatitis A dalam stadium akut. 5. Epidemiologi Penyakit. Infeksi hepatitis A bisa terjadi diseluruh pelosok dunia bisa dalam bentuk wabah (epidemi) atau satu-satu (sporadis). Di Amerika dimana sanitasi diperkirakan sudah baik diketahui bahwa diantara penduduknya diperkirakan 33 persen sudah tertular hepatitis A, dan wabah ini masih dilaporkan pada tahun 1961, 1971, dan, 1989. Sedangkan pada tahun 1977 juga ditemukan 31.153 kasus hepatitis A. Berdasarkan suatu penelitian diketahui bahwa penderita terbanyak adalah selain pasangan homoseksual dan pengguna obat narkotika suntikan, juga biasanya anak usia sekolah dan dewasa muda. Hepatitis A merupakan endemi di taman kanak-kanak, lembaga kesehatan jiwa, dan semua tempat serta masyarakat dengan risiko pencemaran yang tinggi oleh tinja. Penyakit ini biasanya terbatas pada manusia. 6. Usaha Pencegahan dan Pemberantasan. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit hepatitis A yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut; Masyarakat diberi penyuluhan agar memelihara sanitasi dan kebersihan sehari-hari seperti membiasakan mencuci tangan sebelum makan atau setelahmengganti popok anak. Perbaikan sanitasi pembuangan tinja dan sampah disertai penyediaan sarana air bersih yang menjangkau segenap masyarakat. Dinegara maju sudah memberikan vaksinasi hepatitis A terutama kepada golongan berisiko tinggi terinfeksi seperti kelompok homoseksual dengan pasangan seksualnya, antarpara pengguna obat narkotika suntikan, petugas laboratorium yang sehari-hari

bekerja menangani kera percobaan, atau para pelancong yang akan bepergian ke negara berkembang seperti Asia dan Afrika. Pemberian vaksin ulangan (boster) bermanfaat untuk perlindungan terhadap infeksi virus hepatitis A dalam waktu yang lebih lama. Penderita yang terlihat sedang kuning (sudah dikonfirmasi secara laboratorium) sebaiknya dipisahkan dari keluarga lain sekitar 1 minggu. Tetapi bila gejala kuning penderita sudah tidak mengeluarkan virus lagi, berarti sudah aman bersama-sama keluarga lagi. B. Hepatitis B Nama lainnya adalah Serum Hepatitis, Australia antigen Hepatitis; sedangkan istilah Laboratorium dan petugas kesehatan adalah HB. 1. Etiologi Penyakit. Penyebab dari penyakit hepatitis B adalah virus hepatitis B. Virus hepatitis B dikaitkan dengan partikel-partikel seperti virus yang jumlahnya amat besar itu yang ditemukan dalam darah orang yang terinfeksi maupun penular yang tidak menunjukan gejala. Antigen ini mempunyai tiga bentuk morfologi yaitu bentuk yang menonjol ialah partikel seperti bola yang diameter rata-rata sekitar 22nm; juga ditemukan Filamen atau partikel berbentuk tabung dengan diameter 22nm dengan panjang berbeda-beda; bentuk ketiga ialah partikel seperti bola berdiameter 42nm dengan morfologi yang rumit. Partikel yang lebih kecil yaitu berukuran 22nm tidak mengandung asam nukleat dan diperkirakan mempunyai protein selubung virus yang berlebih. Mereka ini mempunyai antigen permukaan yang disebut HBsAg. HBsAg stabil pada 20C selama lebih dari 20 tahun dan tahanterhadap pembekuan dan pencairan berulang-ulang. Partikel 42nm ini (mula-mula diosebut partikel Dane) merupakan virus utuh. Partikel ini mempunyai DNA berutasan ganda disebelah dalam dan sekurang-kurangnya dua antigen, yaitu HBsAg dan antigen yang disebut HBcAg yang dijumpai didalam bagian inti virus. 2. Masa Inkubasi Penyakit.

Masa inkubasi penyakit hepatitis B yaitu 50-160 hari. Paling cepat 2 minggu setelah terinfeksi virus hepatitis B sudah terdeteksi HbsAg dalam darah penderita, perubahan dari infeksi akut menjadi khronis sesuai dengan pertambahan umur. Makin tua umur, makin besar kemungkinan menjadi khronis, kemudian berlanjut menjadi pengerasan jaringan hati (schirrosis) dan bila umur masih lanjut, akan berubah menjadi keganasan Carsinoma Hepatitis Primaria (kankerhati primer). Diperkirakan 15-25 persen penderita hepatitis B khronis meninggal prematur (sebelum perkiraan biasa) akibat schirrosis hati atau kanker hati. Penderita hepatitis B khronis tidak selalu jelas pernah menderita hepatitis (sakit kuning) sebelumnya. Kanker hati primer 80% disebabkan oleh infeksi hepatitis B yang berubah menjadi khronis, dan lama-kelamaan menjadi schirrosis dan kemudian berlanjut menjadi kanker yang fatal. Dengan demikian, kiranya virus hepatitis B merupakan agen penyebab kanker nomor 2 dibawah ranking nomor 1 tembakau yang menimbulkan kanker saluran pernafasan. 3. Gejala Penyakit. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit hepatitis B adalah sebagai berikut; a. Gejala-gejalanya sama dengan gejala pada hepatitis A, tetapi timbulnya lebih bertahap. Pada kebanyakan kasus, virus menghilang dari dalam darah bila fungsi hati kembali normal. Tetapi pada 10-30 persen kasus, partikel-partikel yang menyerupai virus itu dapat ditemukan dalam darah selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah sembuh. b. Hanya sebagian kecil penderita infeksi virus hepatitis B yang bisa terlihat secara klinik. Pada anak-anak hanya 10 persen yang memperlihatkan tanda-tanda kuning. Sedangkan pada dewasa bisa sampai 30-50 persen memperlihatkan gejala kuning (jaundice) pada selaput putih mata, telapak tangan, dan kulit. Kematia bisa terjadi pada sekitar 1 persen penderita hepatitis B dan angka ini lebih tinggi bila penderita berumur diatas 40 tahun. Jenis fulminant hepatitis B bisa terjadi pada ibu hamil dan bayi yang tertular dari ibunya. 4. Cara Penularan Penyakit.

Virus hepatitis B dapat hidup pada manusia dan Chimpansze. Tetapi binatang sebagai sumber virus secara alamiah belum diketahui. Hanya saja virus Hepadna yang mendekati susunan virus hepatitis Bditemukan pada beberapa jenis bebek, tetapi ternyata virus ini tidak menimbulkan sakit pada manusia. Semua jaringan tubuh penderita hepatitis B berpotensi dapat menularkan virus ke orang lain termasuk; darah, bagian-bagian darah, air ludah (saliva), cairan rongga parut (pleura), cairan rongga perut (peritoneum), cairan otak dan sumsum tulang belakang (cerebrospinalis), cairan sendi (synovia), cairan rongga jantung (pericardium), cairan ketuban (amnion), cairan mani (semen), cairan kelamin perempuan (vagina). Dan penularan bisa terjadi melalui; kulit (percutan), bawah kulit (subcutant), pembuluh darah (intravena), otot (intramuscular), jaringan tubuh yang belum diawetkan/difiksasi, melalui jalur tangan-tinja-mulut dan melalaui penggunaan jarum dan alat suntik atau pisau yang sudah terkontaminasi. 5. Epidemiologi Penyakit. Prevalensi infeksi virus hepatitis B, diantaranya yaitu; Di Amerika diperkirakan sebesar 0,5% orang dewasa sudah terinfeksi dengan tingkat prevalensi khronis (HBsAg selalu positif dan antiHBs maupun antiHBc selalu negatif setelah beberapa tahun diagnosa infeksi virus hepatitis B ditegakkan); sedangkan di negara lain diperkirakan antara 1-2%. Di negara-negara dengan tingakat prevalensi tinggi (HBsAg >8%), penularan sering terjadi pada bayi baru lahir sampai anak-anak yang masih muda usia. Di negara-negara dengan tingkat prevalensi sedang (HBsAg >2-7%), penularan bisa sering terjadi pada semua golongan umur. Sedangkan di negara-negara dengan tingkat prevalensi rendah (HBsAg >2%), infeksi kebanyakan terjadi pada umur dewasa. 6. Usaha Pencegahan dan Pemberantasan. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit hepatitis B yaitu sebagai berikut;

Vaksin hepatitis B sudah mulai dipasarkan sejak tahun 1982, dan sudah diakui bermanfaat oleh para ahli. Di banyak negara dengan prevalensi infeksi virus hepatitis B tinggi, pemberian vaksinasi hepatitis B secara nasional pada bayi baru lahir terbukti meningkatkan jumlah penduduk yang mempunyai zat antiHepatitis B sehingga penyebaran infeksi bisa lebih cepat dikendalikan. Selain itu pemberian vaksinasi Hepatitis B juga dianjurkan pada; kelompok pasangan seksual berganti-ganti terutama yang menderita infeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) dalam 6 bulan terakhir dan pasangan seksual yang kontak langsung dengan penderita HBsAg positif, pasangan homoseksual, penghuni asrama dan penjara, peralatan keseatan yang dianjurkan disposible (sekali pakai terus buang) dan jangan yang reusable (dapat dipakai lagi setelah disterilisasi/direbus dalam air), pekerja kesehatan yang kemungkinan kontak langsung dengan darah atau jaringan tubuh penderita HBsAg positif, seperti perawat, dokter gigi/perawatgigi, petugas laboratorium dan petugas/peserta rehabilitasi orang cacat. Kombinasi pemberian zat antiHepatitis B (Imunoglobulin HB) bersama-sama vaksin hepatitis B terbukti bisa merangsang pembentukan zat antiHBs lebih cepat dibandingkan hanya pemberian vaksin saja. Perlindungan terhadap infeksi virus hepatitis B bisa diperoleh dari hasil imunisasi ini, sampai 15 tahun. Terutama bila penularan virus tidak terlalu banyak sering. Pemberian vaksinasi hepatitis B pada perempuan hamil tidak di anjurkan, cukup diberikan HB Ig imunoglobulin (zat antiHipertensi B). Kemudian bayi yang lahir dari ibu dengan positif HBsAg ini diberikan vaksinasi hepatitis B. Langkah ini dilengkapi dengan program pemberian Imunisasi hepatitis B pada semua anak berumur <1> C. Hepatitis C Nama lainnya adalah parenterally Transmitted Non A-Non B hepatitis (PT-NANB), Non-B Transfusion Associated Hepatitis, Pasttransfusion Non-A Non B hepatitis. Istilah laboratorium dan kesehatan adalah HCV infection. 1. Etiologi penyakit.

Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virionnya tidak berselubung, ikosahedral dengan diameter 27nm dan morfologinya mirip piconavirus. Virus ini peka terhadap inaktivasi oleh panas dan formalin. Dikarenakan tidak ada antigen spesifik dan reagen antibodi yang cocok, maka tidak dapat dikembangkan tes serologi yang memastikan untuk menentukan orang-orang yang terinfeksi. 2. Masa Inkubasi Penyakit. Masa inkubasi penyakit hepatitis C yaitu bervariasi antara 2 minggu sampai 6 bulan, tetapi seringnya 6-9 minggu. Kejadian keganasan (kanker hati) terjadi setelah selama sekitar 20 tahun menderita hepatitis C yang khronis. 3. Gejala Penyakit. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit hepatitis C biasanya lebih ringan dibandingkan dengan hepatitis A atau B, diantaranya; a. permulaan sekali tentu tanpa keluhan dan tanda-tanda sakit, kemudian perlahan-lahan nafsu makan menurun, perasaan tidak enak dalam perut, mual-mual dan muntah, kemudian gejala kuning (jaundice) yang semakin hari semakin jelas tetapi lebih jarang dibandingkan pada hepatitis B. b. Celakanya, hampir 80% penderita hepatitis C menjadi Hepatitis Chronis, yang kemudian dianggap merupakan awal dari atau pencetus terjadinya kanker hati (Carcinoma Hepatitis) yang fatal. 4. Cara Penularan. Cara penularan penyakit hepatitis C yaitu melalaui darah dan alat suntik yang dipakai berulang-ulang seperti penggunaan obat narkotika suntikan, yang sudah disebut terdahulu pada penularan HIV/AIDS, mereka menggunakan satu alat suntik bersama-sama diantara 3-4 orang. Malahan setelah suntikan mengenai pembulu darah, darah diisap dan disemprotkan berulang-ulang membilas, kemudian jarum yang sama digunakan teman kelompoknya lagi untuk mengisap obat dari wadah yang juga tidak terjamin sterilitasnya, kemudian dilakukan lagi seperti tema dahulu, dan seterusnya sampai seluruh angota kelompoknya selain terbagi obat juga terbagi penularan penyakit.

5. Epidemiologi Penyakit. Distribusi virus hepatitis C tersebar luas diseluh dunia, penularan melalui darah (parenteral), temuan belakangan penularan virus hepatitis C melalui alat suntik yang dipakai berulang-ulang. Kejaadian seperti ini juga ada dipusat pelayanan kesehatan yang belum menggunakan peralatan disposible (sekali pakai terus dibuang) atau peralatan yang auto distructed 9begitu selesai digunakan tidak bisa dipakai lagi karena secara otomatis rusak). Penelitian klinik dan epidemiologik serta percobaan cross-challenge pada chimpanze telah menunjukan bahwa paling sedikit terdapat 2 penyebab hepatitis C. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke chimpanze. Di Amerika, prevalensi infeksi hepatitis C masih kurang dari 10%. 6. Usaha pencegahan dan Pemberantasan. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit hepatitis C yaitu; Seperti pada hepatitis B, tetapi pencegahan dengan menggunakan zat

antiImunoglobulin tidak begitu bermanfaat pada hepatitis C. Dari donor di PMI juga harus disaring terhadap adanya Antigen/virus hepatitis C. Sedangkan jika diperlukan pengobatan tersedia obat Interferon (suntikan) dan Ribavirin (kapsul). Namun penggunaanobat-obat tersebut memerlukan pengawasan dokter. D. Hepatitis D Nama lainnya adalah Hepatitis Delta, Delta Agent Hepatitis, Delta Associated Hepatitis, Hepatitis. 1. Etiologi Penyakit. Hepatitis D disebabkan oleh virus Hepatitis D (Delta Agent). Hepatitis D Virus (HDV) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Antigen dari delta agent terletak pada inti hepatosit yang tidak mengandung HBsAg. Didalam darah delta agent dikelilingi oleh pembungkus HBsAg dan mempunyai ukuran partikel 35-37nm. Aktivitas tidak hilang setelah pengolahan dengan

EDTA, detergent, eter, nuklease, glikosidase, atau asam, tetapi ditemukan kehilangan sebagian atau seluruh aktivitas setelah diolah dengan alkali, tiosianat, guanin hidrokhlorida, asam trikhlorasetat, dan enzim proteolitik. Virus ini dapat ditemukan dimana-mana, banyak dijumpai pada penderita yang menerima banyak transfusi darah, penerima obat-obatan melalui intravena dan orang berhubungan erat dengan penderita. 2. Masa Inkubasi Penyakit. Masa inkubasinya antara 2-8 minggu. 3. Gejala Penyakit. Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh virus hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. Gejala penyakit ini, yaitu diantaranya; a. Permulaan penyakit biasa tiba-tiba seperti keluhan pada penderita hepatitis B mlahan mungkin dengan keluhan yang lebih berat, dan infeksi virus hepatitis delta bisa bersama-sama dengan infeksi virus hepatitis B, hingga kadang-kadang salah perkiraan, diduga hanya hepatitis B yang kambuh kembali (exacerbasi). b. Penderita hepatitis delta bisa sembuh sendiri tetapi bisa juga khronis seperti pada penderita hepatitis B. c. Bila infeksi virus hepatitis delta pada anak-anak, gejalanya lebih berat dan bisa berlanjut menjadi Khronis Aktif Hepatitis, yang dianggap berlanjut kelak menjadi perubahan jaringan hati menjadi perubahan jaringan hati menjadi jaringan ikat (Schirrosis Hepatis) yang bila proses ini berlanjut bisa berubah menjadi keganasan (kanker hati). d. Penelitian di Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa sebanyak 25-50% penderita hepatitis yang fulminant dan fatal adalah karena infeksi bersamaan hepatitis B dan hepatitis D. Dan kalaupun bisa lolos dari serangan hepatitis fulminant, nantinya gabungan infeksi ini menjadi hepatitis khronis yang aktif, yang lama-kelamaan menjadi Schirrosis dan Carsinoma Hepatitis perimaria. 4. Cara Penularan.

Cara penularan penyakit hepatitis D sama seperti pada penyakit hepatitis B, yaitu melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah, homoseksual, serta pekerja dilaboratorium yang sehari-hari mengelola darah. 5. Epidemiologi Penyakit. Distribusi virus hepatitis D terdapat diseluruh dunia. Diperkirakan sekitar 10 juta manusia sudah tertular virus hepatitis D. Infeksi terutama terjadi di negara-negara dengan tingkat prevalensi infeksi hepatitis B tinggi (prevalensi HBsAg 2-7%) seperti di Rusia, Rumania, dan bagian Selatan Italia, Afrika, dan Amerika Selatan. Penderia hepatitis delta kebanyakan adalah pengguana obat narkotika suntikan, homoseksual, serta pekerja dilaboratorium yang sehari-hari mengelola darah. Hepatitis delta sudah pernah mewabah di negara tropis Amerika Selatan seperti Brasil, Venezuela, dan Kolumbia. Wabah di Amerika Selatan ini terutama terjadi penularan di antar pengguna obat narkotika suntikan. Sumber penularan virus hepatitis delta seperti juga virus heptitis B melalui darah dan bagian darah serta cairan tubuh lainnya. 6. Usaha pencegahan dan pemberantasan. Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit hepatitis D sama juga pada hepatitis B. Yang paling perlu diperhatikan adalah pengendalian hubunan seksual yang berisiko seperti berganti-ganti pasangan, dan kebersihan alat-alat kesehatan/alat suntik, tusuk jarum, dan alat tato. E. Hepatitis E Nama lainnya adalah Enterically Transmitted Non-A Non-B hepatitis (ET-NANB), Epidemic Non-A Non-B hepatitis, Fecal Oral Non-A Non-B hepatitis. Istilah medis dan laboratorium adalah HEV. 1. Etiologi Penyakit. Penyakit hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E. 2. Masa Inkubasi Penyakit.

Masa inkubasinya antara 15-64 hari dengan variasi 26-42 hari. 3. Gejala Penyakit. Gambaran klinik mirip hepatitis A, demam pegel linu, hilang nafsu makan, sakit perut, dan akan sembuh sendiri (self-limited) kecuali pada ibu hamil. Seperti juga hepatitis A tidak pernah dilaporkan berlanjut menjadi bentuk khronis seperti biasanya terjadi pada hepatitis B dan hepatitis C. Tetapi bila infeksi terjadi pada ibu hamil, terutama pada kehamilan semester ke-3, penyakit ini bisa fatal. Risiko kematian pada ibu hamil yang terinfeksi hepatitis E pada masa kehamilan semester ke-3 (umur kehamilan antara 8-10 bulan), bisa sampai 20%. 4. Cara Penularan. Cara penularan melalui jalur tinja-tangan-mulut (tmt), air dianggap merupakan sumber utama virus hepatitis E. Secara alamiah virus diperkirakan terdapat pada beberapa jenis kera liar di hutan. Kotoran kera megundang virus hepatitis E, mencemari air sungai, dan seterusnya sampai di air minum dan makanan manusia. 5. Epidemiologi Penyakit. Penularan banyak terjadi di daerah yang sanitasi lingkungannya masih kurang. Wabah (epidemi) terjadi biasanya dari air yang tercemar virus hepatitis E. Tetapi penderita satu-satu (sporadis) biasanya tidak berkaitan dengan air. Wabah hepatitis E sudah pernah dilaporkan dari Myanmar, Iran, Bangladesh, Ethiopia, Nepal, Pakistan, Uni Soviet, Algeria, Lybia dan Somalia, Meksiko, Cina, dan Indonesia. Di Indonesia, terjadi wabah hepatitis pada tahun 1991 di antara penduduk desa sepanjang Sungai Inngar, sebuah sungai kecil, anak Sungai Kapuas di Kecamatan Kayan, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Pada waktu wabah ini dilaporkan sebanyak 1.262 penderita dan 12 orang diantaranya meninggal. Wabah hepatitis E diduga kembali terjadi di beberapa desa sepanjang anak Sungai Bengawan Solo di Jawa Timur pada tahun 1998. Tetapi pada pemeriksaan laboratorium, hanya beberapa penderita hepatitis yang dikonfirmasi terin feksi virus hepatitis E.

Di India, wabah hepatitis E diduga kembali terjadi pada tahun 1993 di Uttar Paradesh dengan 3.682 penderita. 6. Usaha Pencegahan dan Pemberantasan. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit hepatitis E ini yaitu; Terutama memberikan penyuluhan pada masyarakat mengenai perlunya kakus dan kebersihan makanan minuman, mencuci tangan selalu sebelum makan. Hal ini berlaku untuk semua penyakit yang ditularkan melalui jalur tinja-tangan-mulut (tmt). Di Amerika dan Eropa, sedang dicoba memisahkan zat antiHepatitis E dari serum darah donor yang positif antigen hepatitis E. Vaksin hepatitis E meskipun dapat memberi perlindungan dari penularan virus hepatitis E, ternyata virus yang dikeluarkan melalui tinja tetap seperti biasa. Dengan demikian, malah membiarkan penyebaran virus dari penderita. F. Hepatitis F Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. G. Hepatitis G Gejala serupa hepatitis C, sering kali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminant ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi dan jarum suntik.

Anda mungkin juga menyukai