Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN IBU HAMIL


DENGAN
HEPATITIS

DI SUSUN OLEH :

Tria febriyanti (16.20.022)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 & NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KEPANJEN - MALANG
2018
Definisi

Penyakit hepatitis adalah peradangankarena toxin, seperti, obat atau agen


penyebab infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang
menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati
manusia. Hepatitis berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut,
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Hepatitis
dikatagorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepatitis A, hepatitis B,
hepatitis C, hepatitis D.

I. Definisi Hepatitis A

Penyakit hepatitis A adalah golongan hepatitis yang ringan dan jarang sekali
menyebabkan kematian, virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A). Penyakit
hepatitis A disebabkan olehvirus yang sebarkan oleh kotoran/tinja penderita
biasanya dengan penularan melalui makanan dan minuman yang terkontiminasi
(fecal-ortal), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui tinja atau kotoran terjadi
akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara negara berkembang sering terjadi
wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Sebagai contoh ikan
atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia
penderita.

Masa inkubasi hepatitis A adalah penyakit hepatitis A memiliki masa inkubasi 2


sampai 6 minggu sejak waktu terkespos atau terpapar terjadi, kemudian penderita
menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit hepatitis A.

Etiologi Hepatitis A

Menurut Chin J (2006), penyebab hepatitis A adalah karena virus yang disebut
juga sebagai infectios Hepatitits, Epidemic Hepatitis, Epidemic Jaundice,
Catarrhal Jaundice, Hipatitis A pada orang dewasa biasanya ditandai dengan
demam, malaise, anoreksia, neusea dan gangguan abdominal, diikuti dengan
munculnya ikterus dalam beberapa hari. Desebagain besar negara berkembang,
infeksi virus hepatitis A terjadi pada masa kanak-kanak umumnya asimtomatis
atau dengan gejala sakit ringan. Infeksi yang terjadi pada usia selanjutnya hanya
dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium terhadap fungsi hati.

Epidiomologi Hepatitis A

Epidiomologi hepatitis A (HA) menunjukkan distribusi yang luas diseluruh dunia.


Terutama dinegara-negara dengan standar sanitasiyang buruk. Distribusi penyakit
hepatitis A ini terjadfi diseluruh dunia, terutama dinegara dengan senitasi dan
higine yang buruk, sekitar 90% anak-anak yang tinggal didaerah endemis sudah
pernah terinfeksi virus Hepatitis A ini sebelum mereka mencapai 10 tahun.
Namun, anak yang terinfeksi biasanya subklinis, atau ringan.

Epidemik Hepatitis A jarang terjadi, karena imunitas umumnya sudah terbentuk


pada populasi anak yang lebih besar dan orang dewasa. Insiden infeksi Hepatitis
A rendah poada orang lanjut usia. Hal ini berhubungan dengan respon imunitas
tubuh ketimbang rendahnya paparan virus tersebut.

Manifestasi Klinis Hepatitis A

Tanda dan Gejala

Penderita akan mengalmi gejala-gejala subyektif dan obyektif (berdasarkan


poemeriksaan klinis ).

Gejala-gejala subyektif berupa lemah, letih lesuhilang nafsu makan, seringkali


terjadi mualmuntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan
terasa lemas.

Gejala- gejala obyektif yang ditemukan setelah pemeriksaan adalah demam, (suhu
tubuh diatas 37,2) mata dan kulit menjadi kuning, urin berwarna tua dan pekat,
dan tinja pucat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, seperti
demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, typus.
Berdasarkan stadium yang diderita hepatitis A dibagi menjadi 3 stadium :

1. Pendahukuan (prodormal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan,


selera makan dan mual.
2. Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik)
3. Stadium kesembuhan (konvalensi) gejala kuning tidak selalu ditemukan.
Untuk memastikan diagnosisdilakukan pemeriksaan enzim hati,
DPGT,SGOT karena hepatitis A bisa terjadi radang saluran empedu maka
pemerikaan gama-GT dan alkali fosfate dapat dilakukandisampng kadar
bilirubin.

Masa pengasingan yang disarkan

Selama 2minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning
muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.

Penatalaksanaan Hepatitis A

Pengobatan

Penderita yang menunjukkan gejala Hepatitis A seperti minggu pertama


munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan segalanya, diharapkan tidak
banyak beraktivitas serta segera banyak mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti
paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan
daya dahan tubuh dan nafsu makan obat mual.

II. Definisi Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B,
suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B
akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan sedangkan Hepatitis B kronis
bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau
pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan (Mustofa & Kurniawaty, 2013)
Etiologi Hepatitis B

Virus Hepatitis B adalah virus (Deoxyribo Nucleic Acid) DNA terkecil berasal
dari genus Orthohepadnavirus famili Hepadnaviridae berdiameter 40-42 nm
(Hardjoeno, 2007). Masa inkubasi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-
90 hari (Sudoyo et al, 2009). Bagian luar dari virus ini adalah protein envelope
lipoprotein, sedangkan bagian dalam berupa nukleokapsid atau core (Hardjoeno,
2007).

Genom VHB merupakan molekul DNA sirkular untai-ganda parsial dengan 3200
nukleotida (Kumar et al, 2012). Genom berbentuk sirkuler dan memiliki empat
Open Reading Frame (ORF) yang saling tumpang tindih secara parsial protein
envelope yang dikenal sebagai selubung HBsAg seperti large HBs (LHBs),
medium HBs (MHBs), dan small HBs (SHBs) disebut gen S, yang merupakan
target utama respon imun host, dengan lokasi utama pada asam amino 100-160
(Hardjoeno, 2007). HBsAg dapat mengandung satu dari sejumlah subtipe antigen
spesifik, disebut d atau y, w atau r. Subtipe HbsAg ini menyediakan penanda
epidemiologik tambahan (Asdie et al, 2012). Gen C yang mengkode protein inti
(HBcAg) dan HBeAg, gen P yang mengkode enzim polimerase yang digunakan
untuk replikasi virus, dan terakhir gen X yang mengkode protein X (HBx), yang
memodulasi sinyal sel host

secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi ekspresi gen virus ataupun
host, dan belakangan ini diketahui berkaitan dengan terjadinya kanker hati
(Hardjoeno, 2007).

Epidemiologi Hepatitis B

Infeksi VHB merupakan penyebab utama hepatitis akut, hepatitis kronis, sirosis,
dan kanker hati di dunia. Infeksi ini endemis di daerah Timur Jauh, sebagian besar
kepulaan Pasifik, banyak negara di Afrika, sebagian TimurTengah, dan di lembah
Amazon. Center for Disease Control and Prevention(CDC) memperkirakan bahwa
sejumlah 200.000 hingga 300.000 orang (terutama dewasa muda) terinfeksi oleh
VHB setiap tahunnya. Hanya 25% dari mereka yang mengalami ikterus, 10.000
kasus memerlukan perawatan di rumah sakit, dan sekitar 1-2% meninggal karena
penyakit fulminan (Price &Wilson, 2012).

Sepertiga penduduk dunia diperkirakan telah terinfeksi oleh VHB dan sekitar400
juta orang merupakan pengidap kronik Hepatitis B, sedangkan prevalensidi
Indonesia dilaporkan berkisar antara 3-17% (Hardjoeno, 2007). Virus Hepatitis B
diperkirakan telah menginfeksi lebih dari 2 milyar orang yang hidup saat ini
selama kehidupan mereka. Tujuh puluh lima persen dari semua pembawa kronis
hidup di Asia dan pesisir Pasifik Barat (Kumar et al, 2012). Prevalensi pengidap
VHB tertinggi ada di Afrika dan Asia. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007
menunjukkan bahwa Hepatitis klinis terdeteksi di seluruh provinsi di Indonesia
dengan prevalensi sebesar 0,6% (rentang: 0,2%-1,9%). Hasil Riskesdas Biomedis
tahun 2007 dengan jumlah sampel 10.391orang menunjukkan bahwa persentase
HBsAg positif 9,4%. Persentase Hepatitis B tertinggi pada kelompok umur 45- 49
tahun (11,92%), umur >60tahun (10.57%) dan umur 10-14 tahun (10,02%),
selanjutnya HBsAg positifpada kelompok laki-laki dan perempuan hampir sama
(9,7% dan 9,3%). Hal ini menunjukkan bahwa 1 dari 10 penduduk Indonesia telah
terinfeksi virus Hepatitis B (Kemenkes, 2012).

Manifestasi Klinis Hepatitis B

Manifestasi klinis infeksi VHB pada pasien hepatitis akut cenderung ringan.
Kondisi asimtomatis ini terbukti dari tingginya angka pengidap tanpa adanya
riwayat hepatitis akut. Apabila menimbulkan gejala hepatitis, gejalanya
menyerupai hepatitis virus yang lain tetapi dengan intensitas yang lebih berat
(Juffrie et al, 2010).

Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu:

1. Fase Inkubasi

Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Fase
inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari.

2. Fase prodromal (pra ikterik)


Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus.
Awitannya singkat atau insidous ditandai dengan malaise umum, mialgia, artalgia,
mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anoreksia. Diare atau konstipasi dapat
terjadi. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau
epigastrum, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan
kolestitis.

3. Fase ikterus

Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan
munculnya gejala. Banyak kasus pada fase ikterus tidak terdeteksi. Setelah timbul
ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi
perbaikan klinis yang nyata.

4. Fase konvalesen (penyembuhan)

Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan
kembalinya nafsu makan. Sekitar 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin
lebih sulit ditangani, hanya <1% yang menjadi fulminan (Sudoyo et al, 2009).

Hepatitis B kronis didefinisikan sebagai peradangan hati yang berlanjut lebih dari
enam bulan sejak timbul keluhan dan gejala penyakit.

Perjalanan hepatitisB kronik dibagi menjadi tiga fase penting yaitu :

1. Fase Imunotoleransi

Sistem imun tubuh toleren terhadap VHB sehingga konsentrasi virus tinggi dalam
darah, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. Virus Hepatitis B berada
dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi.

2. Fase Imunoaktif (Clearance)

Sekitar 30% individu persisten dengan VHB akibat terjadinya replikasi virus yang
berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kenaikan
konsentrasi ALT. Fase clearance menandakan pasien sudah mulai kehilangan
toleransi imun terhadap VHB.

3. Fase Residual

Tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya sel-sel hati


yang terinfeksi VHB. Sekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat
menghilangkan sebagian besar partikel virus tanpa ada kerusakan sel hati yang
berarti. Fase residual ditandai dengan titer HBsAg rendah, HBeAg yang menjadi
negatif dan anti-HBe yang menjadi positif, serta konsentrasi ALT normal (Sudoyo
et al, 2009).

Penatalaksanaan Hepatitis B

Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnisa yang ditegakkan


maka akan dilakukan pemeriksaan darah. Setelah diagnosa yang ditegakkan
sebagai hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu
pengobatan telah (oral) dan secara injeksi.

a. Pengobatan oral yang terkenal adalah pemberian obat lamivudine dari


kelompok nukleusida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini
digunakan bagi dewasa maupun anak-anak. Pemakaian obat ini cenderung
meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat
monitor bersinambungan dari dokter.
Pemberian obat adevofir dipivoxili (Hepsera). Pemberian secara oral akan
lebih efektif, tetapi pemberian dengandosis yang tinggi akan berpengaruh
buruk terhadap fungsiginjal.
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah pemberian suntikan
Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinsr B yang
akan menghancurkan sel kankerhatitanpa merusak jaringan sehat
disekitarnya

III. Definisi Hepatitis C


Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis C. Infeksi virus
ini menyebabkan peradangan hati atau hepatitis yang biasanya asimtomatik, tetapi
hepatitis kronik yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.

Etiologi Hepatitis C

Infeksi hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis (HCV). HCV ditularkan dari
satu orang ke orang lain lewat paparan darah yang terkontaminasi virus.

Manifestasi Klinis Hepatitis C

Tanda dan gejala Hepatitis C :

Kebanyakan orang yang terinfeksi virushepatitis C tidak mengalami gejala. Pada


tahapan awal, gejala mungkin tampak ringan sekitar satu sampai tiga bulan sejak
terpapar virus. Gejala umum dari hepatitis C termasuk :

1. Warna kulit dan mata menguning (jaundice)


2. Urine berwarna gelap seperti teh
3. Fases berwarna pucat seperti dempul
4. Demam
5. Kelelahan
6. Mual muntah
7. Nafsu makan buruk
8. Nyeri lambung
9. Nyeri otot atau sendi

Tanda tanda dan gejala infeksi kronis biasanya akan tampak jelas setelah bertahun
tahun dan mnerupakan akibat dari kerusakan hati yang disebabkan oleh virus. Ini
awalnya bisa termasuk gejala infeksidari akut yang berkembang memburuk
sehingga waktu. Tanda dan gejala HVC kronis bisa meliputi :

1. Mudah berdarah
2. Mudah memar
3. Kulit gatal
4. Penumpukan cairan diperut
5. Pembengkakan dikaki
6. Penurunan berat badan
7. Linglung, mengantuk, dan bicara tidakjelas (ensefalopati hepatik)
8. Pembuluh darah sarang laba-laba pada kulit (spider angioma).

Penatalaksanaan Hepatitis C

Pengobatan

Saat ini pengobatan hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti


interferon alfa, pegylated interferon alfa dan ribavirin. Adapun tujuan pengobatan
dari hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin
untuk mencegah perkwembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit
hati. pengobatan pada penderita hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama
bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk iyu perlu
penanganan pada stadium awalnya.

Epidemiologi hepatitis C

Penyakit hepatitis C telah menginfeksi 150 juta penduduk dunia dan sekitar 2,7
juta penduduk amerika. Di Asia tenggara prevalensinya sekitar 2,5% sampai 4,9%
penduduk. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1994,
diindonesiaprevalensi Anti-HVC(+) sekitar 3,9% tidak ada perbedaan antara pria
dan wanita. Prevalensi Anti HCV paling tinggi terjadi pada orang yang berusia
diatas 50 tahun, sekitar 11,4%. Survei pada tahun 1999 yang dilakukan dirumah
sakit swasta dan RSCM terhadap 203 pengguna narkoba dengan umur 19,9
sampai 25,5 tahun menunjukkan hasil bahwa sebanyak 74,9% adalah Anti HVC
(+). Karena penggunaan narkoba semakin meningkat, peningkatan jumlah
penderita penyakit hepatitis C sangan perlu di antisipasi

IV. Definisi Hepatitis D

Hepatitis D adalah penyakit hati akibat virus yang disebabkan oleh virus hepatitis
D, atau disebut juga virus delta. Infeksi hepatitits D bisa terjadi sebagai co-infeksi,
yang berarti terjadi bersamaan dengan infeksi hepatitis B. Virus ini merupakan
salah satu dari beberapa jenis virus hepatitis yang menyebabkan peradangan dan
memengaruhi kemampuan hati untuk berfungsi.

Etiologi Hepatitis D

HVD ditularkan melalui tusukanjarum (medis atau narkoba) yang tidak steril atau
dipakai berbarengan. Virus ini juga ditularkan leawat paparan darah atau cairan
tubuh lain yang terinfeksi, misaknya urin, sekresi, vagina, air mani, darah, dan
persalinan (dari ibu yang positif hepatitis D ke bayi baru lahirnya) namun perlu
dicatat bahwa orang yang hanya dapat terkena virus hgepatitis D jika orang
tersebut sudah pernah menderita hepatitis D sebelumnya. Anda bisa terinfeksi
HDV dan HBV disaat yang bersamaan. Menurut children’s hospital of
philadelphia, sekitar 5% penderita hepatitis B akan terkena hepatitis D.

Manifestasi klinis Hepatitis D

Gejala hepatitis D serupa dengan gejala hepatitis B, sehingga bisa bisa sulit bagi
dokter untuk menentukan diagnosis penyakit dari gejala anda. Gejala umum HCD,
termasuk :

1. Hilang nafsu makan


2. Mual dan muanta
3. Keletihan
4. Nyeri pada hati (disisi kanan atas perut)
5. Nyeri otot dan sendi
6. Menguningnya mata dan kulit, urin gelap dan fases berwarna pucat (gejala
penyakit kuning, tanda kerusakan hati)
7. Kebanyakan orang yang terinfeksi HVD sewaktu dewasa bisa pulih
sepenuhnya, meski tanda-tanda dan gejala yang dialami bersifat parah.

Penatalaksanaan Hepatitis D

Tidak ada vaksin HVD untuk mencegah infeksi sebelum maupun setelah
paparan. Pasien terkadang bisa membaik dengan a-interveron. Belum ada pula
terapi antivirus efektif yang tersedia untuk pengobatan HVD, sehingga pasien
hepatitis Dakut dan kronis stadium akhir mungkin akan dianjurkan
transplantasi hati.

Epidemiologi hepatitis D

Distribusi virus hepatitis D diseluruh dunia tetapi tidak seragam. Perkiraan saatini
menunjukkan bahwa 15-120 juta orang memiliki paparan HVD. Secara
tradisional, wilayah dengan pravelesni tinggi adalah cekungan meditarenia, timur
tengah, afrika tengah, lembah amazon dan sebagian asia. Sebagai konsekuensi
dari vaksinasi terhadap HBV dan tindakan profilaksi lainnya, prevalensi HDV
menurun diitalia, spanyol, turki dan taiwan. Kecenderungan penurunan ini
berhenti pada 1990-an lokasi baru untuk epidemi HDV muncul dieropa barat,
karena migrasi dari daerah endemik. HDV muncul diwilayah geografis baru
menimbulkan ancaman kesehatan yang serius dinegara-negara terbelakang.

V. Definisi Hepatitis E

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A,


yang hanya terjadi di negara - negara terbelakang. Hepatitis E adalah virus
hepatitis (peradangan hati) yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E
(HEV). HEV memiliki rute transmisi fecal-oral (kotoran ke mulut). Infeksi
dengan virus ini pertama kali didokumentasikan pada tahun 1955 selama
wabah di New Delhi, India.

Epidemiologi Hepatitis E

Insiden hepatitis E tertinggi terdapat pada remaja dan orang dewasa berusia
antara 15 – 40 tahun. Meskipun anak-anak sering terkena infeksi ini juga,
namun mereka jarang menunjukkan gejala. Tingkat kematian umumnya
rendah, Hepatitis E biasanya akan hilang dengan sendirinya dan pasien
sembuh. Wanita hamil, terutama pada trimester ketiga, mengalami tingkat
kematian tinggi dari penyakit ini (sekitar 20%).

Penyebaran
Hepatitis E adalah lazim di kebanyakan negara berkembang, dan umum di
negara manapun dengan iklim panas. Hal ini meluas di Asia Tenggara, Afrika
bagian utara dan tengah, India, dan Amerika Tengah. Ini menyebar terutama
melalui kontaminasi tinja pada pasokan air atau makanan; transmisi orang-ke-
orang jarang ditemukan, namun bisa terjadi saat berhubungan seks oral-anus
(misalnya menjilat anus). Wabah epidemi Hepatitis E paling sering terjadi
setelah hujan lebat dan musim hujan karena gangguan pasokan air.

Manifestasi Klinis Hepatitis E

Pada umumnya gejala HEV bisa muncul sekitar 2 sampai 7 minggu setelah
terpapar virus, dan biasanya berlangsung sekitar 2 bulan. Gejala hepatitis E yang
umum meliputi :

1. Menguningnya warna kulit dan mata


2. Urin gelap seperti teh
3. Nyeri sendi
4. Hilang nafsu makan
5. Nyeri perut
6. Pembengkakan hati
7. Gagal hati akut
8. Mual
9. Muntah
10. Kelelahan
11. Demam

Etiologi Hepatitis E

Hepatitis E adalah infeksi hati akut berpotensi serius yang disebabkan oleh virus
HEV. Menurut laporan organisasi kesehatan dunia (WHO), setip tahunnya da
sekitar 20 juta infeksi hepatitis . mirip dengan hepatitis A, virus hepatitis E
biasanya ditularkan ketika seseorang mengonsumsi air atau makanan yang telah
terkontaminasi fases orang lain yang terinfeksi virus ini. Penularan bahkan tetap
bisa terjadi jika anda haya menelan sedikit saja.
Penatalaksanaan Hepatitis E

Tujuan pengobatan adalah untuk menyingkirkan virus dari tubuh. Jika sistem
kekebalan tubuh anda cukup kuat, anda mungkin tidak membutuhkan obat-obatan.
Dokter bisa menganjurkan anda untuk :

 Beristirahat dirumah sampai energi anda kembali. Begitu anda merasa


lebih baik, janganterburu-buru untuk kembali ke rutinitas anda yang biasa.
Jika anda mencoba untuk kembali aktif dengan cepat, anda bisa merasakan
sakit lagi.
 Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi. Pilihlah cairan tinggi
kalori jus buah dan sup kaldu.
 Jangan diet sehat, hindari beberapa makanan tertentu
 Jangan minum alkohol atau menggunakan narkoba. Keduanya dapat
merusak hati.

KLASIFIKASI
Menurut Charlene J. Reeves (2001) terdapat berbagai hepatitis diantaranya
sebagai berikut :
1. Hepatitis A (HAV: hepatitis infeksi)
HAV disebabkan kontaminasi fecal oral, yang umumnya melalui air
dan makanan yang terkontaminasi. Agen pembawa sangat menular
sebelum kemunculan tanda dan gejala, khusunya penyakit kuning.
Pemberian “intramucular immuneglobulin” (gamma globulin) pada
individu yang terserang dapat menurunkan keparahan dari sakitnya
individu yang pindah kedaerah beresiko tinggi harus diimunisasi, HAV
dikaitkan dengan immunitas permanen setelah penyakit.
2. Hepatitis B (HBV : serum hepatitis)
HBV disebarkan melalui suntikan percutaneus oleh “pertocaneous
inoculation” yang disebabkan instrumen atau jarum yang terkontaminasi,
kotak dengan cairan tubuh yang terkontaminasi hepatitis B surface antigen
(HbsAg), misalnya selama kontak seksual, dan lintas-transmisi virus antara
bayi dan ibu yang terjadi dalam rahim, pada kelahiran, atau selama periode
paska kelahiran host / orang terinfeksi mungkin merupakan pembawa yang
tak menunjukkan gejala. Immunisasi HBV secara umum diberikan pada
bayi dan selama masa pertumbuhan direkomendasikan untuk mecegah
transmisi kelahiran perinatal dan melawan epidemik HBV.
3. Hepatitis C (HCV : non-A , non-B)
HVC disebarkan secara parenteral, khusunya tranfusi darah yang
terkontaminasi , para pecandu obat-obatan yang menggunakan jarum
terkontaminasi, dan melalui kontak cairan tubuh misalnya kontak seksual.
Penyakit ini didiagnosis dengan keberadaan antibody HCV.
4. Hepatitis D (HDV: delta hepatitis)
HDV disebarkan dengan cara sama seperti HBV maupun super infeksi
pada pembawa HBV. Hepatitis ini didiagnosa dengan mengidentifikasi
antibody terhadap HDV dan menentukan keberadaan antigen hepatitis D
(HDAg).
5. Hepatitis E
HEV terjadi melalui transmisi oral – fekal. Presentase klinisnya sama
dengan HAV. HEV didiagnosa dengan menemukan keberadaan antibody
terhadap HEV (anti-HEV).
HEPATITIS DALAM MASA KEHAMILAN

Pada wanita hamil kemungkinan terjangkit virus Hepatitis dengan wanita


tidak hamil pada wanita yang tidak hamil namun memiliki klasifikasi usia yang
sama. Kelainan hepar yang mempunyai hubungan langsung dengan peristiwa
kehamilan ialah

1. Acute fatty liver of pregnancy (Obstetric acute yellow-atrophy)

2. Recurrent intra-hepatic cholestasis of pregnancy.

Infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan


peristiwa kehamilan, namun tetap memerlukan penanganan khusus, mengingat
penyulit-penyulit yang mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin.

· Hepar dalam Kehamilan

Pada kehamilan, hepar ternyata tidak mengalami pembesaran. Hal ini


bertentangan dengan penelitian pada binatang yang menunjukkan bahwa hepar
membesar pada waktu kehamilan. Bila kehamilan sudah mencapai trimester ke
III, sukar untuk melakukan palpasi pada hepar, karena hepar tertutup oleh
pembesaran rahim.Oleh karena itu bila pada kehamilan trimester ke III hepar
dapat dengan mudah diraba, berarti sudah terdapat kelainan-kelainan yang sangat
bermakna.

Wanita hamil sering menunjukkan tanda-tanda mirip adanya penyakit -


penyakit hepar, misalnya : spider naevi dan palmarerythema, yang wajar pada
kehamilan, akibat meningkatnya kadar estrogen.

· Pengaruh Hepatitis Pada Kehamilan dan Janin

Bila hepatitis terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka gejala-
gejala nya akan sama dengan gejala hepatitis pada wanita tidak hamil. Meskipun
gejala-gejala yang timbul relatip lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang
timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah
sakit.
Hepatitis terjadi pada trimester III menimbulkan gejala-gejala yang lebih
berat dan penderita umumnya menunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase
inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitas Ibu
yang sangat tinggi. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo tropik disertai
kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menyebabkan penderita mudah
jatuh dalam acute hepatic necrosis. Penularan virus ini pada janin terjadi dengan
beberapa cara, yaitu:

1. Melewati placenta

2. Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan

3. Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya

4. Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.

5. Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi


hepatitis virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode
neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta,
ialah virus type B.

Penyebaran virus hepatitis dari Ibu ke janin dapat terjadi


secarahematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu ke janin atau
bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu
dengan saat persalinan. Ibu hamil yang menderita hepatitis B dengan gejala-gejala
klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan pada janinnya jauh lebih besar
dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yang hanya merupakan carrier tanpa gejala
klinik.

Ibu hamil yang mengalami hepatitis B, dengan gejala yang jelas, 48% dari
bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier
Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami virus B
antigenemia. Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kern-icterus
pada janin.
Bila penularan hepatitis virus pada janin terjadi pada waktu persalinan maka
gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai
sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitis pada Ibu hamil dapat
menimbulkan kelainan kongenital janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari
kehamilan yang disertai hepatitis, tidak dijumpai perubahan-perubahan yang
menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus
B in utero, maka keadaan ini tidak memberikan kekebalan pada janin dengan
kehamilan berikutnya.

· Pencegahan

Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis
virus A hendaknya diberi immuno globulin sejumlah 0,1 cc/kg berat badan.
Gamma globulin tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil
hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk
mempermudah penularan hepatitis. Untuk kehamilan berikutnya diberi jarak
sekurang - kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6
bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laboratorium telah kembali normal.
Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan
laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian.

· Pengobatan

Pengobatan infeksi hepatitis pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita


tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus
hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal.

· Penanganan Khusus

1. Rawat inap dan tirah baring

2. Isolasi pasien, lakukan pemeriksaan serologik

3. Diet rendah lemak, tinggi karbohidrat dan protein

4. Rehidrasi apabila terjadi defisit cairan akibat muntah yang berlebihan dan
demam
5. Berikan vitamin K, glukosa dan kurkuma rhizoma

6. Evaluasi profil biofisik atau kondisi janin

7. Penatalaksanaan neonatal

8. Evaluasi sistem pembekuan darah


DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/url?url=https://googleweblight.com/pusat-
kesehatan/hepatitis/gejala/penyebab-hepatitis-e

profil kesehatan kota palembang 2009, dinas kesehatan kota palembang diakses
dari http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen35-37.pdf

https://www.google.co.id/amp...kehamilan-dengan-penyaki-hepatitis

https://googleweblight.com/i...titis/gejala-penyabab-hepatitis

https://www.google.co.id/sear...hepatitis+a+pada+ibu+hamil

Anda mungkin juga menyukai