DI SUSUN OLEH :
I. Definisi Hepatitis A
Penyakit hepatitis A adalah golongan hepatitis yang ringan dan jarang sekali
menyebabkan kematian, virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A). Penyakit
hepatitis A disebabkan olehvirus yang sebarkan oleh kotoran/tinja penderita
biasanya dengan penularan melalui makanan dan minuman yang terkontiminasi
(fecal-ortal), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui tinja atau kotoran terjadi
akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara negara berkembang sering terjadi
wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Sebagai contoh ikan
atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia
penderita.
Etiologi Hepatitis A
Menurut Chin J (2006), penyebab hepatitis A adalah karena virus yang disebut
juga sebagai infectios Hepatitits, Epidemic Hepatitis, Epidemic Jaundice,
Catarrhal Jaundice, Hipatitis A pada orang dewasa biasanya ditandai dengan
demam, malaise, anoreksia, neusea dan gangguan abdominal, diikuti dengan
munculnya ikterus dalam beberapa hari. Desebagain besar negara berkembang,
infeksi virus hepatitis A terjadi pada masa kanak-kanak umumnya asimtomatis
atau dengan gejala sakit ringan. Infeksi yang terjadi pada usia selanjutnya hanya
dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium terhadap fungsi hati.
Epidiomologi Hepatitis A
Gejala- gejala obyektif yang ditemukan setelah pemeriksaan adalah demam, (suhu
tubuh diatas 37,2) mata dan kulit menjadi kuning, urin berwarna tua dan pekat,
dan tinja pucat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, seperti
demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, typus.
Berdasarkan stadium yang diderita hepatitis A dibagi menjadi 3 stadium :
Selama 2minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning
muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.
Penatalaksanaan Hepatitis A
Pengobatan
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B,
suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B
akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan sedangkan Hepatitis B kronis
bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau
pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan (Mustofa & Kurniawaty, 2013)
Etiologi Hepatitis B
Virus Hepatitis B adalah virus (Deoxyribo Nucleic Acid) DNA terkecil berasal
dari genus Orthohepadnavirus famili Hepadnaviridae berdiameter 40-42 nm
(Hardjoeno, 2007). Masa inkubasi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-
90 hari (Sudoyo et al, 2009). Bagian luar dari virus ini adalah protein envelope
lipoprotein, sedangkan bagian dalam berupa nukleokapsid atau core (Hardjoeno,
2007).
Genom VHB merupakan molekul DNA sirkular untai-ganda parsial dengan 3200
nukleotida (Kumar et al, 2012). Genom berbentuk sirkuler dan memiliki empat
Open Reading Frame (ORF) yang saling tumpang tindih secara parsial protein
envelope yang dikenal sebagai selubung HBsAg seperti large HBs (LHBs),
medium HBs (MHBs), dan small HBs (SHBs) disebut gen S, yang merupakan
target utama respon imun host, dengan lokasi utama pada asam amino 100-160
(Hardjoeno, 2007). HBsAg dapat mengandung satu dari sejumlah subtipe antigen
spesifik, disebut d atau y, w atau r. Subtipe HbsAg ini menyediakan penanda
epidemiologik tambahan (Asdie et al, 2012). Gen C yang mengkode protein inti
(HBcAg) dan HBeAg, gen P yang mengkode enzim polimerase yang digunakan
untuk replikasi virus, dan terakhir gen X yang mengkode protein X (HBx), yang
memodulasi sinyal sel host
secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi ekspresi gen virus ataupun
host, dan belakangan ini diketahui berkaitan dengan terjadinya kanker hati
(Hardjoeno, 2007).
Epidemiologi Hepatitis B
Infeksi VHB merupakan penyebab utama hepatitis akut, hepatitis kronis, sirosis,
dan kanker hati di dunia. Infeksi ini endemis di daerah Timur Jauh, sebagian besar
kepulaan Pasifik, banyak negara di Afrika, sebagian TimurTengah, dan di lembah
Amazon. Center for Disease Control and Prevention(CDC) memperkirakan bahwa
sejumlah 200.000 hingga 300.000 orang (terutama dewasa muda) terinfeksi oleh
VHB setiap tahunnya. Hanya 25% dari mereka yang mengalami ikterus, 10.000
kasus memerlukan perawatan di rumah sakit, dan sekitar 1-2% meninggal karena
penyakit fulminan (Price &Wilson, 2012).
Sepertiga penduduk dunia diperkirakan telah terinfeksi oleh VHB dan sekitar400
juta orang merupakan pengidap kronik Hepatitis B, sedangkan prevalensidi
Indonesia dilaporkan berkisar antara 3-17% (Hardjoeno, 2007). Virus Hepatitis B
diperkirakan telah menginfeksi lebih dari 2 milyar orang yang hidup saat ini
selama kehidupan mereka. Tujuh puluh lima persen dari semua pembawa kronis
hidup di Asia dan pesisir Pasifik Barat (Kumar et al, 2012). Prevalensi pengidap
VHB tertinggi ada di Afrika dan Asia. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007
menunjukkan bahwa Hepatitis klinis terdeteksi di seluruh provinsi di Indonesia
dengan prevalensi sebesar 0,6% (rentang: 0,2%-1,9%). Hasil Riskesdas Biomedis
tahun 2007 dengan jumlah sampel 10.391orang menunjukkan bahwa persentase
HBsAg positif 9,4%. Persentase Hepatitis B tertinggi pada kelompok umur 45- 49
tahun (11,92%), umur >60tahun (10.57%) dan umur 10-14 tahun (10,02%),
selanjutnya HBsAg positifpada kelompok laki-laki dan perempuan hampir sama
(9,7% dan 9,3%). Hal ini menunjukkan bahwa 1 dari 10 penduduk Indonesia telah
terinfeksi virus Hepatitis B (Kemenkes, 2012).
Manifestasi klinis infeksi VHB pada pasien hepatitis akut cenderung ringan.
Kondisi asimtomatis ini terbukti dari tingginya angka pengidap tanpa adanya
riwayat hepatitis akut. Apabila menimbulkan gejala hepatitis, gejalanya
menyerupai hepatitis virus yang lain tetapi dengan intensitas yang lebih berat
(Juffrie et al, 2010).
1. Fase Inkubasi
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Fase
inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari.
3. Fase ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan
munculnya gejala. Banyak kasus pada fase ikterus tidak terdeteksi. Setelah timbul
ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi
perbaikan klinis yang nyata.
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan
kembalinya nafsu makan. Sekitar 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin
lebih sulit ditangani, hanya <1% yang menjadi fulminan (Sudoyo et al, 2009).
Hepatitis B kronis didefinisikan sebagai peradangan hati yang berlanjut lebih dari
enam bulan sejak timbul keluhan dan gejala penyakit.
1. Fase Imunotoleransi
Sistem imun tubuh toleren terhadap VHB sehingga konsentrasi virus tinggi dalam
darah, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. Virus Hepatitis B berada
dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi.
Sekitar 30% individu persisten dengan VHB akibat terjadinya replikasi virus yang
berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kenaikan
konsentrasi ALT. Fase clearance menandakan pasien sudah mulai kehilangan
toleransi imun terhadap VHB.
3. Fase Residual
Penatalaksanaan Hepatitis B
Etiologi Hepatitis C
Infeksi hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis (HCV). HCV ditularkan dari
satu orang ke orang lain lewat paparan darah yang terkontaminasi virus.
Tanda tanda dan gejala infeksi kronis biasanya akan tampak jelas setelah bertahun
tahun dan mnerupakan akibat dari kerusakan hati yang disebabkan oleh virus. Ini
awalnya bisa termasuk gejala infeksidari akut yang berkembang memburuk
sehingga waktu. Tanda dan gejala HVC kronis bisa meliputi :
1. Mudah berdarah
2. Mudah memar
3. Kulit gatal
4. Penumpukan cairan diperut
5. Pembengkakan dikaki
6. Penurunan berat badan
7. Linglung, mengantuk, dan bicara tidakjelas (ensefalopati hepatik)
8. Pembuluh darah sarang laba-laba pada kulit (spider angioma).
Penatalaksanaan Hepatitis C
Pengobatan
Epidemiologi hepatitis C
Penyakit hepatitis C telah menginfeksi 150 juta penduduk dunia dan sekitar 2,7
juta penduduk amerika. Di Asia tenggara prevalensinya sekitar 2,5% sampai 4,9%
penduduk. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1994,
diindonesiaprevalensi Anti-HVC(+) sekitar 3,9% tidak ada perbedaan antara pria
dan wanita. Prevalensi Anti HCV paling tinggi terjadi pada orang yang berusia
diatas 50 tahun, sekitar 11,4%. Survei pada tahun 1999 yang dilakukan dirumah
sakit swasta dan RSCM terhadap 203 pengguna narkoba dengan umur 19,9
sampai 25,5 tahun menunjukkan hasil bahwa sebanyak 74,9% adalah Anti HVC
(+). Karena penggunaan narkoba semakin meningkat, peningkatan jumlah
penderita penyakit hepatitis C sangan perlu di antisipasi
Hepatitis D adalah penyakit hati akibat virus yang disebabkan oleh virus hepatitis
D, atau disebut juga virus delta. Infeksi hepatitits D bisa terjadi sebagai co-infeksi,
yang berarti terjadi bersamaan dengan infeksi hepatitis B. Virus ini merupakan
salah satu dari beberapa jenis virus hepatitis yang menyebabkan peradangan dan
memengaruhi kemampuan hati untuk berfungsi.
Etiologi Hepatitis D
HVD ditularkan melalui tusukanjarum (medis atau narkoba) yang tidak steril atau
dipakai berbarengan. Virus ini juga ditularkan leawat paparan darah atau cairan
tubuh lain yang terinfeksi, misaknya urin, sekresi, vagina, air mani, darah, dan
persalinan (dari ibu yang positif hepatitis D ke bayi baru lahirnya) namun perlu
dicatat bahwa orang yang hanya dapat terkena virus hgepatitis D jika orang
tersebut sudah pernah menderita hepatitis D sebelumnya. Anda bisa terinfeksi
HDV dan HBV disaat yang bersamaan. Menurut children’s hospital of
philadelphia, sekitar 5% penderita hepatitis B akan terkena hepatitis D.
Gejala hepatitis D serupa dengan gejala hepatitis B, sehingga bisa bisa sulit bagi
dokter untuk menentukan diagnosis penyakit dari gejala anda. Gejala umum HCD,
termasuk :
Penatalaksanaan Hepatitis D
Tidak ada vaksin HVD untuk mencegah infeksi sebelum maupun setelah
paparan. Pasien terkadang bisa membaik dengan a-interveron. Belum ada pula
terapi antivirus efektif yang tersedia untuk pengobatan HVD, sehingga pasien
hepatitis Dakut dan kronis stadium akhir mungkin akan dianjurkan
transplantasi hati.
Epidemiologi hepatitis D
Distribusi virus hepatitis D diseluruh dunia tetapi tidak seragam. Perkiraan saatini
menunjukkan bahwa 15-120 juta orang memiliki paparan HVD. Secara
tradisional, wilayah dengan pravelesni tinggi adalah cekungan meditarenia, timur
tengah, afrika tengah, lembah amazon dan sebagian asia. Sebagai konsekuensi
dari vaksinasi terhadap HBV dan tindakan profilaksi lainnya, prevalensi HDV
menurun diitalia, spanyol, turki dan taiwan. Kecenderungan penurunan ini
berhenti pada 1990-an lokasi baru untuk epidemi HDV muncul dieropa barat,
karena migrasi dari daerah endemik. HDV muncul diwilayah geografis baru
menimbulkan ancaman kesehatan yang serius dinegara-negara terbelakang.
V. Definisi Hepatitis E
Epidemiologi Hepatitis E
Insiden hepatitis E tertinggi terdapat pada remaja dan orang dewasa berusia
antara 15 – 40 tahun. Meskipun anak-anak sering terkena infeksi ini juga,
namun mereka jarang menunjukkan gejala. Tingkat kematian umumnya
rendah, Hepatitis E biasanya akan hilang dengan sendirinya dan pasien
sembuh. Wanita hamil, terutama pada trimester ketiga, mengalami tingkat
kematian tinggi dari penyakit ini (sekitar 20%).
Penyebaran
Hepatitis E adalah lazim di kebanyakan negara berkembang, dan umum di
negara manapun dengan iklim panas. Hal ini meluas di Asia Tenggara, Afrika
bagian utara dan tengah, India, dan Amerika Tengah. Ini menyebar terutama
melalui kontaminasi tinja pada pasokan air atau makanan; transmisi orang-ke-
orang jarang ditemukan, namun bisa terjadi saat berhubungan seks oral-anus
(misalnya menjilat anus). Wabah epidemi Hepatitis E paling sering terjadi
setelah hujan lebat dan musim hujan karena gangguan pasokan air.
Pada umumnya gejala HEV bisa muncul sekitar 2 sampai 7 minggu setelah
terpapar virus, dan biasanya berlangsung sekitar 2 bulan. Gejala hepatitis E yang
umum meliputi :
Etiologi Hepatitis E
Hepatitis E adalah infeksi hati akut berpotensi serius yang disebabkan oleh virus
HEV. Menurut laporan organisasi kesehatan dunia (WHO), setip tahunnya da
sekitar 20 juta infeksi hepatitis . mirip dengan hepatitis A, virus hepatitis E
biasanya ditularkan ketika seseorang mengonsumsi air atau makanan yang telah
terkontaminasi fases orang lain yang terinfeksi virus ini. Penularan bahkan tetap
bisa terjadi jika anda haya menelan sedikit saja.
Penatalaksanaan Hepatitis E
Tujuan pengobatan adalah untuk menyingkirkan virus dari tubuh. Jika sistem
kekebalan tubuh anda cukup kuat, anda mungkin tidak membutuhkan obat-obatan.
Dokter bisa menganjurkan anda untuk :
KLASIFIKASI
Menurut Charlene J. Reeves (2001) terdapat berbagai hepatitis diantaranya
sebagai berikut :
1. Hepatitis A (HAV: hepatitis infeksi)
HAV disebabkan kontaminasi fecal oral, yang umumnya melalui air
dan makanan yang terkontaminasi. Agen pembawa sangat menular
sebelum kemunculan tanda dan gejala, khusunya penyakit kuning.
Pemberian “intramucular immuneglobulin” (gamma globulin) pada
individu yang terserang dapat menurunkan keparahan dari sakitnya
individu yang pindah kedaerah beresiko tinggi harus diimunisasi, HAV
dikaitkan dengan immunitas permanen setelah penyakit.
2. Hepatitis B (HBV : serum hepatitis)
HBV disebarkan melalui suntikan percutaneus oleh “pertocaneous
inoculation” yang disebabkan instrumen atau jarum yang terkontaminasi,
kotak dengan cairan tubuh yang terkontaminasi hepatitis B surface antigen
(HbsAg), misalnya selama kontak seksual, dan lintas-transmisi virus antara
bayi dan ibu yang terjadi dalam rahim, pada kelahiran, atau selama periode
paska kelahiran host / orang terinfeksi mungkin merupakan pembawa yang
tak menunjukkan gejala. Immunisasi HBV secara umum diberikan pada
bayi dan selama masa pertumbuhan direkomendasikan untuk mecegah
transmisi kelahiran perinatal dan melawan epidemik HBV.
3. Hepatitis C (HCV : non-A , non-B)
HVC disebarkan secara parenteral, khusunya tranfusi darah yang
terkontaminasi , para pecandu obat-obatan yang menggunakan jarum
terkontaminasi, dan melalui kontak cairan tubuh misalnya kontak seksual.
Penyakit ini didiagnosis dengan keberadaan antibody HCV.
4. Hepatitis D (HDV: delta hepatitis)
HDV disebarkan dengan cara sama seperti HBV maupun super infeksi
pada pembawa HBV. Hepatitis ini didiagnosa dengan mengidentifikasi
antibody terhadap HDV dan menentukan keberadaan antigen hepatitis D
(HDAg).
5. Hepatitis E
HEV terjadi melalui transmisi oral – fekal. Presentase klinisnya sama
dengan HAV. HEV didiagnosa dengan menemukan keberadaan antibody
terhadap HEV (anti-HEV).
HEPATITIS DALAM MASA KEHAMILAN
Bila hepatitis terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka gejala-
gejala nya akan sama dengan gejala hepatitis pada wanita tidak hamil. Meskipun
gejala-gejala yang timbul relatip lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang
timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah
sakit.
Hepatitis terjadi pada trimester III menimbulkan gejala-gejala yang lebih
berat dan penderita umumnya menunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase
inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitas Ibu
yang sangat tinggi. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo tropik disertai
kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menyebabkan penderita mudah
jatuh dalam acute hepatic necrosis. Penularan virus ini pada janin terjadi dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Melewati placenta
Ibu hamil yang mengalami hepatitis B, dengan gejala yang jelas, 48% dari
bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier
Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami virus B
antigenemia. Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kern-icterus
pada janin.
Bila penularan hepatitis virus pada janin terjadi pada waktu persalinan maka
gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai
sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitis pada Ibu hamil dapat
menimbulkan kelainan kongenital janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari
kehamilan yang disertai hepatitis, tidak dijumpai perubahan-perubahan yang
menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus
B in utero, maka keadaan ini tidak memberikan kekebalan pada janin dengan
kehamilan berikutnya.
· Pencegahan
Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis
virus A hendaknya diberi immuno globulin sejumlah 0,1 cc/kg berat badan.
Gamma globulin tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil
hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk
mempermudah penularan hepatitis. Untuk kehamilan berikutnya diberi jarak
sekurang - kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6
bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laboratorium telah kembali normal.
Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan
laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian.
· Pengobatan
· Penanganan Khusus
4. Rehidrasi apabila terjadi defisit cairan akibat muntah yang berlebihan dan
demam
5. Berikan vitamin K, glukosa dan kurkuma rhizoma
7. Penatalaksanaan neonatal
https://www.google.co.id/url?url=https://googleweblight.com/pusat-
kesehatan/hepatitis/gejala/penyebab-hepatitis-e
profil kesehatan kota palembang 2009, dinas kesehatan kota palembang diakses
dari http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen35-37.pdf
https://www.google.co.id/amp...kehamilan-dengan-penyaki-hepatitis
https://googleweblight.com/i...titis/gejala-penyabab-hepatitis
https://www.google.co.id/sear...hepatitis+a+pada+ibu+hamil