Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HEPATITIS

Oleh
Aris Yuwono
09.047

AKADEMI PERAWATAN SERULINGMAS


CILACAP – JATENG
2012
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HEPATITIS

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi virus hepatitis B yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai
‘penyakit kuning’masih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini.
Infeksi yang terjadi dapat bersifat sementara (transient), yaitu pada hepatitis B
akut. Ini terutama dijumpai pada penderita dewasa dengan kompetensi imunitas
yang baik. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang dewasa akan sembuh
secara sempurna ( > 90%). Hanya sebagian kecil yang menetap (permanent) dan
menjadi kronik (5 – 10%).
Sebaliknya jika infeksi terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sebagian
besar akan menjadi kronik (pengidap > 90%). Ini disebabkan karena sistem
imunologi bayi belum sempurna dan bersifat toleran terhadap virus. Sebagian dari
pengidap ini akan berkembang menjadi sirosis hati bahkan karsinoma
hepatoseluler primer. Terdapat suatu fenomena, di mana makin tinggi prevalensi
infeksi hepatitis B di suatu tempat, maka infeksi pada bayi dan anak-anak makin
banyak dijumpai.
Diperlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan peripurna agar
hepatitis dapat sembuh dan yang lebih penting lagi adalah agar pasien mengetahui
perawatan dan pencegahannya di rumah. Dengan perawatan yang sesuai
diharapkan hepatitis tidak menjadi penyakit yang mematikan.

B. TUJUAN
Tujuan pembuatan Laporan Pendahuluan ini adalah :
1. Mengetahui tentang penyakit hepatitis
2. Mengetahui masalah keperawatan yang muncul pada kasus hepatitis.
3. Mengetahui proses keperawatan yang diberikan kepada pasiena
hepatitis.
II. KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis
virus merupakan jenis yang paling dominan . Luka pada organ liver dengan
peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan
bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian obat secara parenteral ( IV ) .
Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau
terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang
digunakan dalam terapi medik.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan
infeksi dengan virus-virus lainnya , seperti :
 Cytomegalovirus
 Virus Epstein-Barr
 Virus Herpes simplex
 Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi kemungkinan
mempunyai penyakit liver residu . Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif
lama atau panjang , pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian

B. ETIOLOGI
1. Infeksi Virus
Hepatitis merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima
golongan besar jenis virus , antara lain :
 Virus Hepatitis A ( HAV )
 Virus Hepatitis B ( HBV )
 Virus Hepatitis C ( HCV )
 Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
 Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri , tetapi jenis ini
jarang ada.
2. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
3. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
- Selera makan hilang
- Rasa tidak enak di perut
- Mual sampai muntah
- Demam tidak tinggi
- Kadang-kadang disertai nyeri sendi
- Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
- Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
- Kulit seluruh tubuh tampak kuning
- Air seni berwarna coklat seperti air the
Pada orang dewasa sebagian besar infeksi virus hepatitis akut akan sembuh dan
hanya sebagian kecil (5 – 10%) yang akan menetap/ menahun.
Pada kasus yang menahun :
- manifestasi bisa tanpa keluhan/ gejala atau dengan keluhan/
gejala ringan
- diagnosis umumnya ditemukan pada waktu mengadakan
konsultasi ke dokter, hasil laboratorium menunjukkan peninggian SGPT/
SGOT.

D. PATOFISIOLOGI
Setelah liver membuka sejumlah agen , seperti virus. Liver menjadi
membesar dan mendesak dengan meradangnya sel-sel hati , lymfosit-lymfosit ,
bertambahnya cairan , sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak
nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit , pembelahan sel-sel
hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas , nekrosis dan
regenerasi dari sel-sel hepar . meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi
disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam
pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-saluran
empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan
hepatitis E sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada
manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon
imunologi dari klien . Komplex kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak
langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B .
Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam
dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) .
Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adlah ditandai dengan aktifitas
fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-
sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien
secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi
dalam dua sampai tiga bulan .

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengkajian Laboratorium.
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang
akut, ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.

Serum Enzim-enzim Liver.


Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan
mungkin lebih tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis
nilai aspartat aminotransferase atau AST antara 1000 – 2000 mU/mL. Alanine
pospatase nilai normalnya 30 – 90 IU/L atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum total
bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan berlangsung ketat dengan tanda-tanda
klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat pada urine.

Pemeriksaan serologi.
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV )
terdeteksi dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus – menerus
disebabkan oleh HAV adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig
M ) yang bertahan dalam darah 4 – 6 minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi
dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G. Antobodi ini terdapat
dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi
memperkuat kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV
adalah virus DNA double – shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar
kerangka. Antigen terletak diatas permukaan ataau kerangka virus ( HBSAG )
sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya memunculkan
diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien
diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi
selama lebih dari 6 bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau
hepatitis kronik. Secara normal tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran
dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis B akut. Munculnya antibody
terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan kekebalan terhadap
Hepatitis B.
Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu
setelah kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien.
Seseorang klien yang hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih
menularkan penyakit dari pada klien yang testnya untuk HbsAG positif ddan
HbeAG negatif.
Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada
intrahepatik atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus
Hepatitis D ( Anti – HD ). Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan
diagnosa penyakit akut, tetapi hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan
serum.
Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang canggih untuk memeriksa test
serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang
digunakaan untuk memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian
mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim
ImonoAssay dengan kemampuan dapat mendeteksi antibody dengan
menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA tidak dapat
diandalkan untuk test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini
akan menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test screening
yang dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C akan
tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan
menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa
yang tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan
hasil serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E.

Pengkajian Radiografi.
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan
menempatkan X-Ray tepat diatas bagian abdominal.

Pengkajian Diagnosa Yang Lain.


Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver.
Biopsi membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten.
Penemuan jaringan lemak yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan
dengan neutrofil yang tetap dengan Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh
alkohol ).

F. PENATALAKSANAAN
PENERANGAN PERAWATAN PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS

 Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh untuk


menjaga perpindaham kuman antara klien atau antara klien dengan staf
perawat kesehatan
 Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya dengan
mengganti sistem penggunaan jarum
 Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB ) diberikan
dengan tiga seri suntikan. Vaksin ini juga untuk menjaga atau mencegah
hepatitis B
 Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari segera perhatian
medis untuk kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis B ( HBIG
) atau imuno globulin ( IG )
 Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.

PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS


 Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu
sebelum makan dan setelah dari toilet.
 Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air
 Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya
dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti
sayuran mentah, buah dan sop.
 Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar
anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen,
handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga,
 Jangan berbagi jarum suntikan

PENATALAKSANAAN :
1. Pasien diistirahatkan total
2. Terapi Obat-obatan : Simptomatis, Suplemen vitamin, anti emetic.
3. Diet : diet rendah lemak dan tinggi glukosa

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah :
1. Komplikasi akut : Kern Ikterik pada bayi dan anak, coma hepatikum.
2. Komplikasi yang menahun : Serosis Hepatis, Hepatoma,
Hematomeses Melena.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kurang pengetahuan
3. Intoleransi aktivitas b/d fatigue
4. Nyeri akut
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses


keperawatan), Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih
bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan


Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien,
Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK – UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam
RSUP dr.Sardjito, yogyakarta.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By


Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,


USA

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA

Anda mungkin juga menyukai