Anda di halaman 1dari 181

Askep Hepatitis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Infeksi virus hepatitis yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai penyakit
kuningmasih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini. Insidens hepatitis yang terus
meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit tersebut penting karena
mudah ditularkan dan memiliki morbiditas yang tinggi. 60-90% kasus hepatitis diperkirakan
berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasialan untuk
mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi
penyebab.
Diperlukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan peripurna agar hepatitis dapat
sembuh dan yang lebih penting lagi adalah agar pasien mengetahui perawatan dan
pencegahannya di rumah. Dengan perawatan yang sesuai diharapkan hepatitis tidak menjadi
penyakit yang mematikan.
B. TUJUAN
Tujuan pembuatan Laporan Pendahuluan ini adalah :
1. Mengetahui tentang penyakit hepatitis
2. Mengetahui masalah keperawatan yang muncul pada kasus hepatitis.
3. Mengetahui proses keperawatan yang diberikan kepada pasiena hepatitis.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan
jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah
pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian
obat secara parenteral ( IV ). Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan
atau terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang digunakan
dalam terapi medik.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virusvirus lainnya , seperti :
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai
penyakit liver residu. Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada
hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian
B. ETIOLOGI
1. Infeksi Virus
Hepatitis merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan
besar jenis virus , antara lain :
Virus Hepatitis A ( HAV )
Virus Hepatitis B ( HBV )
Virus Hepatitis C ( HCV )

Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta


Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi jenis ini jarang ada.
2. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
3. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
C. PATOFISIOLOGI
Setelah liver membuka sejumlah agen, seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak
dengan meradangnya sel-sel hati, lymfosit-lymfosit, bertambahnya cairan, sehingga dalam
kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses
penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas,
nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi
disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringanjaringan hepar ( sel-sel hepar ). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada
jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis , hepatitisD , dan hepatitis E sangat terbatas.
Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang
ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Komplex kekebalan Kerusakan jaringan secara
tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B. Hepatitis B
diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan
aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990). Respon-respon klinik terdiri dari nyeri
bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan
aktifitas enzym, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang,
sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah.
Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .

D. TANDA DAN GEJALA


Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
-

Selera makan hilang

Rasa tidak enak di perut

Mual sampai muntah

Demam tidak tinggi

Kadang-kadang disertai nyeri sendi

Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)

Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning

Kulit seluruh tubuh tampak kuning

Air seni berwarna coklat seperti air the


Pada orang dewasa sebagian besar infeksi virus hepatitis akut akan sembuh dan hanya sebagian
kecil (5 10%) yang akan menetap/ menahun.
Pada kasus yang menahun :

Manifestasi bisa tanpa keluhan/ gejala atau dengan keluhan/ gejala ringan
Diagnosis umumnya ditemukan pada waktu mengadakan konsultasi ke dokter, hasil
laboratorium menunjukkan peninggian SGPT/ SGOT.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pengkajian Laboratorium.
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut,
ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.
2. Serum Enzim-enzim Liver.
Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan mungkin lebih
tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat aminotransferase
atau AST antara 1000 2000 mU/mL. Alanine pospatase nilai normalnya 30 90 IU/L atau
sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan berlangsung ketat
dengan tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat pada urine.
3. Pemeriksaan serologi.
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV ) terdeteksi dalam
darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus menerus disebabkan oleh HAV adalah
bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4 6

minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G.


Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat
kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double
shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan
ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya
memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien
diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6
bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal
tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis
B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan
kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam
serum 1 minggu setelah kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi
klien. Seseorang klien yang hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih
menularkan penyakit dari pada klien yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif.
Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik
atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti HD ).
Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi hanya dapat
diketahui melalui laporan pemeriksaan serum. Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang
canggih untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim
ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ).
Pengujian mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim
ImonoAssay dengan kemampuan dapat mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen
sebelum digunakan dan sekarang ini EIA tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining
untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan menambahkan nomor hasil positif yang palsu
dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan
Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan
menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat,
merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan
untuk para peneliti serologi Hepatitis E.
4. Pengkajian Radiografi.

Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan menempatkan XRay tepat diatas bagian abdominal.
5. Pengkajian Diagnosa Yang Lain.
Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver. Biopsi
membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten. Penemuan jaringan lemak
yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan dengan neutrofil yang tetap dengan
Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh alkohol ).
F. PENATALAKSANAAN
1. Penerangan Perawatan Pencegahan Hepatitis Virus
a.

Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh untuk menjaga perpindaham
kuman antara klien atau antara klien dengan staf perawat kesehatan

b. Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya dengan mengganti sistem
penggunaan jarum
c.

Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB ) diberikan dengan tiga seri suntikan.
Vaksin ini juga untuk menjaga atau mencegah hepatitis B

d. Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari segera perhatian medis untuk
kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis B ( HBIG ) atau imuno globulin ( IG)
e.

Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.

2. Pencegahan Hepatitis Virus


a.

Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu sebelum makan dan
setelah dari toilet.

b. Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air


c.

Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya dengan air botol.
Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti sayuran mentah, buah dan sop.

d. Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar anggota keluarga.
Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen, handuk, alat makan dan gelas minuman
sesama keluarga,
e.

Jangan berbagi jarum suntikan

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b. d agen injury biologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d intake yang kurang adekuan
disebsbkan karena faktor biologi
3. Konstipasi b. d aktifitas yang adekuat
4. Kurang pengetahuan b. D misinterpretasi informasi

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung.,
Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK
UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP dr.Sardjito,
yogyakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year
book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA


University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

ASKEP HEPATITIS

Askep Hepatitis

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Hepatitis virus akut merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang
penting tidak hanya di Amerika Serikat tapi seluruh dunia. The centers for Disease
Control and Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 3000.000
infeksi virus hepatitis B. Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor
morbiditas yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini.
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun
efek utamanya pada hati.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan berbagai macam
penyakit khususnya hepatitis. Hepatitis adalah suatu penyakit yang dapat
menimbulkan peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh
toksin termasuk alcohol, dan dijumpai pada kanker hati. Gejala dan tanda masingmasing jenis hepatitis serupa namun cara penularan dan hasil akhirnya mungkin
berbeda.

I.2 Tujuan

Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi
tentang penyakit hepatitis dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit
tersebut.

Makalah

tersebut

juga

dijadikan

sebagai

refrensi

dalam

proses

perkuliahan.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.
1.

Konsep Dasar Medis

Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J.
Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut
adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan
nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam
waktu palaing sedikit 6 bulan (Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).

2.

Anatomi Fisiologi

a.

Anatomi

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr,
atau 2,5 % berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak
yang tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan
terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah
hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus.
Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen
anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar.
Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme
yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma
dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis,
kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada
diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu
menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang
dinamakan kapsul glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ ; kapsula ini
pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam
massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika,
dan saluran empedu.
Struktur mikroskopik :
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus,
yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ (gambar). Setiap lobulus
merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang
berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan
sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang
vena porta dan arteri hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel
fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer merupakan sistem monosit-makrofag yang lebih
banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu organ
utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabangcabang vena porta dan arteria hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati,
juga terdapat saluran empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli (tidak
tampak), berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk
dalam hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran
empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran empedu yang besar
(duktus koledokus).

Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah
vena porta ini berbeda dengan darah vena lain karena :
-

Tekanan sedikit lebih tinggi.

Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih
banyak.

Mengandung lebih banyak zat makanan.

Mengandung lebih banyak sisa-sisa bakteri dari saluran pencernaan.


Volume total darah yang melalui hati 100 1500 ml tiap menit dan dialirkan
melalui vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya ke vena kava inverior.

b.

Fungsi Hati
Selain

merupakan

organ

parenkim

yang

berukuran

besar,

hati

juga

menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari
fungsinya. Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada
hampir setiap fungsi metabolik tubuh; pada tabel di bawah ini dapat dlihat
beberapa fungsi utama hati :

Fungsi Hati
1.

Pembentukan dan ekskresi empedu.

2.

Metabolisme pigmen empedu.

3.

Metabolisme protein.

4.

Metabolisme lemak.

5.

Penyimpanan vitamin dan mineral.

6.

Metabolisme steroid.

7.

Detoksifikasi.

8.

Ruang pengapung dan fungsi penyaring.

9.

Pembentukan urea.

10. Penyimpanan protein

Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa fungsi dasar hati adalah :
1.)

Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.

2.)

Fungsi metabolik

3.)

Fungsi pertahanan tubuh

4.)

Fungsi vaskular hati

Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu


Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan,
kandungan empedu menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai
yang dibutuhkan. Hati mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur
utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan
pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting untuk
pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus. Oleh bakteri usus halus sebagian
besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami sirkulasi ke hati,
kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin (pigmen
empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai
peran aktif, ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena
bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.

Fungsi Metabolik
Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas
dikirim melalui vena porta setelah diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus
halus diubah menjadi glikogen dan di simpan dalam hati (glikogenesis). Dari depot
glikogen ini mensuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenesis) untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan unuk
menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen,
disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan.
Hati juga mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis).
Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma,
kecuali globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang
diperlukan untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktorfaktor pembekuan yang lain.

Fungsi Pertahanan Tubuh


Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi
detoksifikasi oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau
konjugasi zat yang memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat
yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi perlindungan dimana yang berperanan
penting

adalah

sel

kuffer

yang

berfungsi

sebagai

sistem

endoteal

yang

berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan immunolobulin.

Fungsi Vaskuler Hati


Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid
hati, seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika

untuk selanjutnya masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria
hepatika mengalir masuk kira-kira 350 cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan
bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa jumlah aliran darah ke hati
diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.

3.

Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional darah dari hepar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri.
Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar. Pola normal pada hepar
terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel
hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan oleh sel-sel
hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian besar oleh pasien yang
mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal

4.

Etiologi

a.

Virus.

b.

Bakteri (salmonella typhi).

c.

Obat-obatan.

d.

Racun (hepatotoxic).

e.

Alcohol.

5.

Klasifikasi

Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic
Acid) dan DNA (Deoksi Nucleic Acid).

HepatitisA/Hepatitis

infeksius

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan


pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual,
nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan
terutama melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan
yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang
terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan
hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa
inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan
kerang

yang

setengah

matang.

Minum

dengan

es

batu

yang

prosesnya

terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu
setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan
vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk
homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

HepatitisB/hepatitis

serum

Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane.
Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui
secara

rinci

dapat

diidentifikasikan

dari

sampel

darah

hasil

pemeriksaan

lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 7 bulan dengan awitan
rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan
mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari
6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat
melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan
manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang
mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang

lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang
yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Hepatitis c
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama
dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan
penduduk amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam
semen dan sekresi vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari
pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar
dari

15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya cenderung

lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap
infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan. Antibody terhadap
virus hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga
penapisan donor darah efektif. Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak
berarti

stadium

kronis

tidak

terjadi.

saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.


Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap
dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat
progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis Fulminan,
kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari
virus hepatitis B.
Hepatitis E
virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang
tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan
sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi
pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui
air yang terkontaminasi feces.

Tabel Virus Hepatitis Yang Dikenali Saat Ini

Jenis

penularan

Prognosis

Diagnosis

Hepatitis A

Oral atau fekal

Biasanya sembuh

Antibody hepatitis A

sendiri

; IgM(stadium
dini),IgG(stadium
lanjut)

Hepatitis B

Ditularkan melalui

Biasanya sembuh

Antigen permukaan

darah,khususnya

sendiri.10%

hepatitis B (HbsAg)

dari ibu ke anak.

diantaranya dapat

dan antigen

Juga ditularkan

menjadi hepatitis B

inti(HbeAg) yang

melalui hubungan

kronis atau

diikuti dengan

seksual

fulminan.

antibody terhadap
antigen permukaan
hepatits B dan
antigen inti.

Heparitis C

Ditularkan melalui

50% dapat menjadi

darah ( angkat

infeksi kronis

Antibody hepatitis C

penularan melalui
hubungan
kelamin rendah).

Hepatitis D

Hepatitis E

Ditularkan melalui

Meningkatkan

Antigen hepatitis D,

darah.ko-infeksi

kemungkinan

antibody hepatitis

hanya dengan

perburukan hepatitis

D.

hepatitis B

Air tercemar, oral

Biasanya sembuh

Pengukuran virus

atau fekal

sendiri, tetapi

hepatitis E

menimbulkan angka
kematian tinggi
pada wanita hamil

6.

Manifestasi Klinik
Terdapat tiga stadium :

a.

Stadium pre ikterik


Berlangsung selama 4 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia,
mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.

b.

Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 6 minggu. Ikterus mula-mula


terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi
pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau
kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan.

c.

Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)


Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada
anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua.
Karena penyebab yang biasa berbeda.

7.

Penularan

HVA

Penularan

Fekal oral

Parenteral

HVB

HVC

Darah

Darah

Saliva

Saliva

HVD

Darah

HVE

Fekal oral

Seksual

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I)


Resiko penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti
rumah perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko
penularan HVB aktivitas homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai
obat-obatan melalui suntikan intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di bidang
kesehatan, transfusi darah (sekarang sudah jarang karena ada pemeriksaan rutin).

8.

Pencegahan
Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan
pada pencegahan diataranya sebagai berikut :

a.

Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan
dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko
tinggi misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu
sangat hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.

b.

Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.

c.

Pelihara personal hygiene dan lingkungan.

d.

Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.

e.

Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.

9.

Penatalaksanaan

a.

Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan
anjuran yang lazim.

b.

Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila
pasien terus-menerus muntah.

c.

Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi
hati kembali normal.

d.
e.

Terapi sesuai instruksi dokter.


Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

f.

Alat-alat makan disterilkan.

g.

Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.

10. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan
penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai
hepatitis kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami
kekambuhan setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau
aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien
akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati
seperti digerogoti (picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang
cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.

11. Pemeriksaan Diagnostik


a.

Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan
sel hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.

b.

Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi.

c.

Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert.

d.

Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler

e.

Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

f.

Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintetis protrombin akibat


kerusakan sel hati.

g.

Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi
duktus biliaris.

B.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Proses perawatan adalah suatu metode yang sistematik dan terorganisir

dalam pemberian askep yang difokuskan pada reaksi/respon manusia unik pada
suatu kelompok/perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami baik aktual
maupun resiko.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan
mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan,
mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. Dengan
menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada pendapatan profil pasien yang
akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien dan diagnosa
yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan
mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.
Data dasar pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan
pasien yang menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya
kerusakan/gangguan hati.
Data dasar pengkajian pasien
a.

Aktivitas/istirahat

Gejala
b.
Tanda

: Kelemahan, kelelahan, malaise umum.

Sirkulasi
:

Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik pada sklera, kulit dan

membran mukosa.
c.
Gejala

Eliminasi
:

Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah liat,adanya/

berulangnya hemodialisa.
d.
Gejala

Makanan dan cairan


:

Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan berat badan atau

meningkat (oedema), mual/muntah.


e.
Tanda

Neurosensori
:

f.
Gejala

Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis.


Nyeri/kenyamanan

Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, artalgia,

mialgia, sakit kepala (pruritus).


Tanda

g.
Tanda

Otot tegang, gelisah.


Pernafasan

h.

Tidak minat/enggan merokok (perokok).


Keamanan

Gejala

Adanya transfusi darah/produk darah.

Tanda

Demam

Urtikaria, lesi makula papular, eritema tak beraturan eksaserbasi jerawat.


Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada
hepatitis alkoholik).

i.
Gejala

Seksualitas
:

Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpanjang (contoh :

homoseksual aktif/biseksual pada wanita).

2. Identifikasi/Analisa masalah (Diagnosa Keperawatan)


Tahap kedua dari proses keperawatan sering disebut juga sebagai analisis, dan juga
identifikasi masalah atau diagnosa keperawatan. Proses ini amat penting dan
esensial karena proses ini merupakan satu bagian yang paling vital dalam proses
keperawatan.
Diagnosa keperawatan :
a.

Intolerans aktivitas berhubungan dengan :


Kelemahan umum : penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri.
Mengalami keterbatasan aktivitas : depresi.

b.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan


masukan

untuk

memenuhi

kebutuhan

metabolik

anoreksia,

mua/muntah,

gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan : penurunan peristaltik


(refleks viseral), empedu tertahan.
c.

Kekurangan volume cairan dan diare, perpindahan area ke tiga (acites),


gangguan proses pembekuan

d.
Gejala
e.

Harga diri rendah situasional berhubungan dengan


:

Jengkel/marah, terkurung/isolasi, sakit lama/periode penyembuhan.


Potensial terjadi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan

dengan : kontak dengan pasien serta pengelolaan alat-alat.


f.

Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan zat kimia,


akumulasi garam empedu dalam jaringan.

g.

Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan salah interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.
3. Perencanaan
Diagnosa keperawatan :

a. Aktivitas intoleran berhubungan dengan :


-

Kelemahan umum, penurunan kekuatan otot/ketahanan : nyeri.

Mengalami keterbatasan aktivitas.

a subyektif

Laporan kelemahan.

a objektif

Tampak lemah, kekuatan otot menurun, istirahat di tempat

tidur.
*
*

Tujuan
Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu.
Kriteria

Menunjukkan teknik/perilaku kemampuan kembali melakukan aktivitas.

Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

*
1.)

Tindakan keperawatan
Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung.
Rasional :
Meningkatkan

ketenangan,

menyediakan

energi

yang

digunakan

untuk

penyembuhan.
2.)

Ubah posisi dengan sering, perawatan kulit yang baik.


Rasional :
Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu
untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.

3.)

Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.


Rasional :
Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

4.)

Tingkatkan aktivitas sesuai intoleransi, bantu melakukan rentang gerak sedikit


pasif/aktif.
Rasional :
Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas.

5.)

Berikan

aktivitas

hiburan

yang

tepat

contoh

menonton

TV,

membaca,

mendengarkan radio.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian,
dan dapat meningkatkan koping.
6.)

Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.


Rasional :
Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut,
mengganti program terapi.
Kolaborasi :
Membantu menentukan kadar aktivitas yang tepat, sebagai peningkatan prematur
pada potensial resiko berulang.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,


mual.

ta subjektif

Kurang nafsu makan, nyeri abdomen/kram.

ta obyektif

Porsi makan tidak dihabiskan, berat badan menurun,

muntah.

Tujuan

Menunjukkan berat badan yang meningkat atau kembali normal.

Diet yang dianjurkan dapat ditoleransi tanpa rasa tak nyaman.

*
-

Kriteria
Berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas tanda malnutrisi.

Tindakan keperawatan

1.)

Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam
frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.
Rasional :
Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk
selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.

2.)

Berikan perawatan mulut sebelum makan.


Rasional :
Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan.

3.)

Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.


Rasional :
Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.

4.)

Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen berat


sepanjang hari.
Rasional :
Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila
makanan lain tidak.

5.)

Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai indikasi.
Rasional :
Memperoleh kekurangan dan membantu proses penyembuhan.
Kolaborasi :

6.)

Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai
kebutuhan pasien dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.

Rasional :
Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme
lemak bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya
pembatasan masukan lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal
atau

lebih

protein

akan

membantu

regenerasi

hati.

Pembatasan

protein

diindikasikan pada penyakit berat karena akumulasi produk akhir protein dapat
mencetuskan hepati ensefalopati.
7.)

Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.


Rasional :
Mungkin

perlu

untuk

memenuhi

kebutuhan

kalori

bila

tanda

kekurangan

terjadi/gejala memanjang.
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
melalui muntah dan diare, ditandai dengan :

Data subyektif

: -

Data obyektif

: Muntah dan diare.

Tujuan
Mempertahankan hidrasi adekuat.

Kriteria

Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.

Tindaka keperawatan

1.)

Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat
kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.
Rasional :
Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek terapi.

2.)

Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional :
Indikator volume sirkulasi/perifer.

3.)

Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.
Rasional :
Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan.

4.)

Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat
gigi.
Rasional :
Menghindari trauma dan perdarahan gusi.

5.)

Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan.


Rasional :
Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat
menimbulkan pembentukan oedema.

6.)

Berikan cairan IV, elektrolit.


Rasional :
Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.

7.)

Protein hidrolisat : vitamin K


Rasional :
Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu mengembalikan cairan
dari jaringan ke sistem sirkulasi, mencegah masalah koagulasi.

d. Harga diri rendah berhubungan dengan gejala jengkel/marah, terkurung/ isolasi,


sakit lama/periode penyembuhan.

ta subyektif :

Perasaan tak berdaya.

ta obyektif

Perawatan isolasi, icterus pada mata dan seluruh tubuh.

Tujuan
Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi negatif.

Kriteria

Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan isolasi.

Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna.

*
1.)

Tindakan keperawatan
Kontak dengna pasien mengenai waktu untuk mendengar.
Rasional :
Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya.

2.)

Dorong diskusi perasaan marah.


Rasional :
Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa
lebih

mengontrol

situasi.

Pengungkapan

memudahkan perilaku koping positif.

menurunkan

cemas

dan

depresi

3.)

Hindari membuat penilaian neoral tentang pola hidup.


Rasional :
Pasien merasa marah/kesal dan mengalahkan diri : penilaian dari orang lain akan
merusak harga diri lebih lanjut.

4.)

Diskusikan harapan penyembuhan.


Rasional :
Periode

penyembuhan

mungkin

lama/potensial

stres

keluarga/

situasi

dan

memerlukan perencanaan, dukungan dan evaluasi.


5.)

Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang terdekat.


Rasional :
Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada
keluarga/penyembuhan lama.

6.)

Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat energi.


Rasional :
Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif
yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.

7.)

Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada


kuning atau hijau.

Kolaborasi
8.)

Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan
pulang, pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain.
Rasional :
Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu untuk
mengatasi masalah.

e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahankan tubuh sekunder tak adekuat
dan malnutrisi.

a subyektif

a obyektif

- Klien dirawat di ruangan isolasi

Faeces warna dempul.

Urine warna pekat.

Tujuan
Mencegah penularan kepada orang lain.

Kriteria
Mendemonstrasikan/melakukan teknik-teknik/cara penularan penyakit. Perubahanperubahan teknik ulang perilaku atau mencegah penularan penyakit terhadap orang
lain.

*
1.)
-

Tindakan keperawatan
Terapkan teknik isolasi dengan cara yang tepat
Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien
(berhati-hati terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan
sekretnya).

Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.


Rasional :
Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif
dalam mencegah transmisi virus tipe C di transmisikan melalui terpajan pada darah
dan produk darah.

2.)

Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan keluarga.


Rasional :
Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain.

3.)
f.

Membahas pentingnya imunisasi kepada klien, keluarga dan tenaga kesehatan.


Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan zat
kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan.

Data subyektif

: Pengungkapan rasa gatal.

Data obyektif

: Bilirubin meningkat.

Tujuan
Klien akan mengungkapkan tidak terjadi gangguan integritas kulit.

Kriteria

Jaringan kulit utuh tanpa lecet/luka.

Gatal-gatal berkurang/hilang.

Tindakan keperawatan

1.)

Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi
alkali.
Rasional :

2.)

Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal,


pertahankan kuku pendek.

Rasional :
Menurunkan resiko cedera kulit.
3.)

Beri massage pada waktu tidur.


Rasional :
Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.

4.)

Hindari komentar tentang penampilan pasien.

Rasional :
Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.

Kolaborasi
5.)

Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin.


Rasional :
Menghilangkan gatal, catatan : gunakan terus-menerus pada hepatik hebat.

g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi
ditandai dengan :

Data subyektif

: Pernyataan yang salah konsepsi.

Data obyektif

: Pernyataaan/meminta informasi.

Tujuan
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.

*
-

Kriteria
Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala
dengan faktor penyebab.

*
1.)

Melakukan perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan.

Tindakan keperawatan
Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan
pilihan pengobatan.
Rasional :

Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan


untuk memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan.
2.)

Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit.


Rasional :
Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis dan situasi individu.

3.)

Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih.


Rasional :
Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan pada
penyembuhan panjang.

4.)

Diskusikan pembatasan donatur darah.


Mencegah penyebaran penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian
menerima donor darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.

5.)

Tekankan

pentingnya

mengevaluasi

pemeriksaan

fisik

dan

evaluasi

laboratorium.
Rasional :
Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala
ada lebih lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya
hepatitis kronis.
6.)

Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6 12 bulan minuman atau


lebih lama sesuai toleransi individu.

Rasional :
Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

4. Implementasi

Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana


keperawatan

dilaksanakan

melaksanakan

intervensi/aktivitas

yang

telah

ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan
aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah
yang terjadi. Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan
yaitu :
a.

Tindakan mandiri

b.

Tindakan observasi

c.

Tindakan health education

d.

Tindakan kolaborasi

5. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan
dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan.
Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat
diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien
dapat diketahui Dalam evaluasi dapat dikemukakan 4 kemungkinan yang
menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
a.

Masalah klien dapat dipecahkan .

b.

Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.

c.

Masalah klien tidak dapat dipecahkan.

d.

Dapat muncul masalah baru.

HEPATITIS
2.2 Definisi
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen
penyebab infeksi. (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)

Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel
hati yang merupakan kumpulan perubahan klinis , biokimia, serta seluler yang khas. ( Brunner &
Suddarth .2001:1169).
Dari pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penyakit hepatitis adalah
peradangan yang terjadi pada hati yang merupakan infeksi sistemik oleh virus atau oleh toksin
termasuk alkohol yang berhubungan manifestasi klinik yang berspektrum luas dari infeksi tanpa
gejala, melalui hepatitis ikterik sampai nekrosis hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis ,biokimia, seta seluler yang khas.
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. Klasifikasi hepatitis
viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis yang tak khas (asimtomatik),
hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis
virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu :
1. Hepatitis Kronin persisten
Adalah suatu keadaan kekambuhan jinak, sembuh sendiri yang tidak dihubungkan dengan
kerusakan hati yang progresif, dan tidak menyebabkan gagal hati atau sirosis. Bentuk penyakit
ini dapat dengan ikterus yang nyata atau infeksi tanpa ikterus. Dalam masa penyembuhan yang
berkepanjangan, penderita menunjukan gejala-gejala : capek, malaise, tidak nafsu makan, ikterus
ringan, rasa tidak enak pada perut bagian atas atau mungkin sama sekali tanpa gejala.
2. Hepatitis kronik lobular
Sering pula disebut hepatitis akut berkepanjangan karena perjalanan penyakit lebih dari 3 bulan.
Pada tipe ini ditemukan adanya tanda peradangan dan daerah-daerah nekrosis di dalam lobulus
hati
3. Hepatitis Kronik Aktif
Adalah penyakit yang ditandai dengan destruksi hepatosit yang progresif yang
memerlukan waktu yang bertahun-tahun dilanjutkan dengan erosi dari cadangan
fungsi hati yang pada umumnya berkembang menjadi sirosis.
2.3 Etiologi
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat dibedakan
menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi
yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi

ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera
oleh fisik atau kimia.
1. Penyebab hepatitis non virus :
1)
Zat kimia dari obat dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi akibat infeksi
virus hepatitis. Gejala dapat terdeteksi dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah pemberian obat.
Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis menghilang setelah pemberian obat tersebut
dihentikan. Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah hati serius jika kerusakan
hati (hepar) sudah terlanjur parah.
Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (hepar) antara lain halotan (biasa
digunakan sebagai obat bius), isoniasid (antibiotik untuk TBC), metildopa (obat anti hipertensi),
fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda demam). Jika dikonsumsi
sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat yang aman. Namun jika dikonsumsi
secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati (hepar) yang cukup parah
bahkan kematian.
2)
Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati (hepar). Konsumsi alkohol
berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak hati.Pemakaian alkohol yang lama
juga akan menimbulkan perubahan pada mitokondria, yang menyebabkan berkurangnya
kapasitas untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut di atas menyebabkan terjadinya
perlemakan hati (fatty lever). Perubahan pada MEOS yang disebabkan pemakaian alkohol yang
berlangsung lama dapat menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan,
meningkatkan lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia, berkurangnya penimbunan vitamin
A dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa hepatotoksik, termasuk obat-obatan dan zat
karsinogen.
3)
Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh dapat menyebabkan komplikasi
pada hati (hepar). Diabetes mellitus, hiperlipidemia (berlebihannya kadar lemak dalam darah)
dan obesitas sering menyebabkan penyakit hati (hepar). Ketiga kelainan tersebut membebani
kerja hati (hepar) dalam proses metabolisme lemak. Akibat yang biasa timbul adalah kebocoran
sel-sel hati (hepar) yang berlanjut menjadi kerusakan dan peradangan sel hati (hepar) yang biasa
disebut steatohepatitis.
4)
Hepatitis autoimun terjadi karena adanya gangguan pada sistem kekebalan yang biasanya
merupakan kelainan genetik. Sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel atau jaringan hati
(hepar). Selain merupakan kelainan genetik, gangguan ini dapat pula dicetuskan oleh virus
ataupun zat kimia tertentu
KLIK DISINI BISNIS PRAKTIS LANGSUNG DAPAT Rp. 50.000,2. Penyebab Hepatitis adalah virus hepatitis yang dibagi menjadi :
1. Replikasi virus hepatitis A termasuk ke dalam jalur lisis. Pertama-tama virus akan
menempel di reseptor permukaan sitoplasma, RNA virus masuk pada saat kapsid yang

tetinggal di luar sel akan hilang, di dalam sel RNA virus akan melakukan translasi , hasil
dari translasi terbagi menjadi dua yaitu kapsid baru dan protein prekusor untuk replikasi
DNA inang, DNA sel inang yang sudah dilekati oleh protein presukor virus melakukan
replikasi membentuk DNA sesuai dengan keinginan virus , DNA virus baru terbentuk ,
kapsid yang sudah terbentuk dirakit dengan DNA virus menjadi sebuah virion baru, virus
baru yang sudah matang keluar dan mengakibatkan lisis oleh sel-sel fagosit.( Brooks,
2005)
1. Hepatitis B. Varion menular melekat pada sel dan menjadi tidak terselubung . dalam inti
sebagian genom virus beruntai ganda dialihkan menjadi DNA untai ganda sirkuler yang
tertutup secara kovalen ( cccDNA). cccDNA berfungsi sebagai cetakan untuk semua
transkip virus, termasuk RNA pre-genom 3.5 kb. RNA pre-genom menjadi terenkapsidasi
dengan HbcAg yang baru disentesis. Dalam inti sintesis polimerasi virus melalui
transkripsi balik salinan DNA untai negatif. Polimerase mulai mensintesis untai DNA
positif, tetapi proses ini tidak lengkap . inti mungkin bertunas dari sel, mendapatkan
HbsAg yang mengandung selubung . sebagai alternatif , inti dapat ditarik kembali ke
dalam nukleus dan memulai lagi rangkaian replikasi berkutnya dari sel yang sama.
1. Hepatitis C, disebabkan oleh virus hepatitis C ( HCV ) yangmerupakan virus RNA kecil
yang terbungkus lemak yang berdiameter sekitar 30 sampai 60 nm.
1. Hepatitis D , disebabkan oleh virus hepatitis D ( HDV ) yang merupakan virus RNA
detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B yang berdiameter 35 nm.
1. Hepatitis E, disebabkan oleh virus hepatitis E ( HEV ) yang merupakan virus RNA rantai
tunggal yang tidak berselubung dan berdiameter kurang lebih 32-35 nm.
1. Hepatitis F, baru ada sedikit kasus yang dilaporkan , saat ini para pakar belum sepakat
bahwa hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
2. Hepatitis G adalah gejala serupa dengan hepatiis C, seringkali infeksi bersamaan dengan
hepatitis B dan atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan atau hepatitis kronik.
Penularan melalui tranfusi darah dan jarum suntik.

Tipe A
Metode
Transmisi

Fekal-oral
melalui
orang lain

Tipe B
Parenteral,
seksual,
perinatal

Keparahan Asimtomati parah


k

Tipe C
Parenteral,
jarang
seksual,
orang ke
orang,
perinatal
Menyebar
luas, dapat

Tipe D

Tipe E

Parenteral,
oral
perinatal,
memerlukan
koinfeksi
dengantipe B.
Peningkatan Akut
insiden kronis

Sumber
Virus

Darah,
Darah,
feses, saliva saliva,
semen,
sekresi
vagina

berkembang dan gagal


sampai
hepar akut.
kronis.
Terutama Melalui darah Feses yang
melalui
terkontaminas
darah
i

2.4 Manifestasi Klinis


1. Masa Tunas
Virus A : 15-45 hari ( rata-rata 25 hari).
Virus B : 40-180 hari ( rata-rata 75 hari )
Virus non A dan non B : 15-150 hari ( rata-rata 50 hari 0
1. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas . keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7
hari . nafsu makan menurun ( pertama kali timbul ) , nausea, vomiting, perut kanan atas terasa
sakit. Seluruh badan tersa pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, mudah lelah terutama
pada sore hari , suhu badan meningkat sekitar 39 derajat celcius berlangsung selama 2-5 hari ,
pusing, nyeri persendian.
1. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meniningkat pada minggu I, kemudian
menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari . kadang-kadang disertai gatal-gatal seluruh
badan, rasa lesu dan mudah lelah dirasakan selama 1-2 minggu
1. Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit ulu hati, disertai
bertambahnya nafsu makan , rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik . warna urne
tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun masih lemas dan mudah lelah.
2.5 Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Virus atau bakteri yang menginfeksi
manusia masuk melalui pembuluh darah dan menuju ke hati. Di hati agen infeksi menetap dan
mengakibatkan peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada

pemeriksaan SGOT dan SGPT), akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan
konjugasi bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. Peradangan
ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan
(anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk
berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri
dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang
berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang berdampak
pada keracunan secara lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan
melalui pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada
alkoholik. Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi
pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan dapat
terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum
mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati
dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak
sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel
ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),
maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga
menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
2.6 Pemeriksaan Diagnostic
1.Laboratorium
a.Pemeriksaan pigmen

urobilirubin direk

bilirubun serum total

bilirubin urine

urobilinogen urine

urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein

protein totel serum

albumin serum

globulin serum

HbsAG

c. Waktu protombin

respon waktu protombin terhadap vitamin K

d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase

AST atau SGOT

ALT atau SGPT

LDH Amonia serum

2. Radiologi

foto rontgen abdomen

pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel
radioaktif

kolestogram dan kalangiogram

arteriografi pembuluh darah seliaka

3. Pemeriksaan tambahan

laparoskopi

biopsi hati

2.7 Penatalaksanaan
Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien
penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis (kedokteran)
maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupresure, reflesiologi,
pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan
komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.

Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah
terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan baik. Terapi
simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif
berguna untuk menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa
antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi virus hepatitis
B (HB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi peradangan hati dan
memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati maupun sirosis. Sementara tujuan
jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya kadar serum transminase dan komplikasi
hepatitis yang lebih buruk.
Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hepatitis diantaranya adalah
1. Tirah baring
Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat mengalami fase akut.
Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah sakit. Penderita harus
mengurangi aktivitas hariannya.
Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada
tubuh untuk
memulihkan sel-sel yang rusak.
1. Diet
Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium dini
persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual, dan
bahkan muntah, disamping hal
yang menganggu yaitu tidak nafsu makan.
Dalam keadaan ini jika dianggap perlu
pemberian makanan dapat dibantu dengan pemberian infus cairan glukosa.
1. Obat-obatan
Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki
sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut.

kematian/kerusakan

1. Dilarang makan dan minum yang mengandung alkohol. Biasanya penderita


penyakit hepatitis akut merasa mual di malam hari. Oleh karena itu sebaiknya asupan
kalori diberikan secara maksimal di pagi hari. Jika penderita mengalami rasa mual yang
hebat atau bahkan muntah terus menerus maka biasanya makanan diberikan dalam
bentuk cair melalui infus.
2. Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di hati.
Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita diberi
antiviral/antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk
menekan replikasi virus.Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi
(menggandakan diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati. Proses replikasi
virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus melakukan penetrasi (masuk) ke
dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua virus melakukan pengelupasan selubung virus.

Tahap ketiga adalah sintesis DNA virus. Tahap keempat adalah tahap replikasi. Tahap
terakhir adalah tahap pelepasan virus keluar dari sel inang dalam bentuk virus-virus baru.
Virus-virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati lainnya.
Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut, tergantung jenis antivirusnya.
Beberapa macam antivirus diantaranya adalahinterferon, lamivudin, ribavirin, adepovir
dipivoksil, entecavir, dan telbivudin. Antivirus diberikan berdasarkan hasil tes darah dan
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi antivirus akan
lebih efektif pada kasus hepatitis aktif.
Fungsi hati dan ginjal harus terus di monitor selama terapi antivirus, sehingga efek samping
dapat dicegah sedini mungkin. Pada kasus hepatitis C, kombinasi
terapi interferon dan ribavirin adalah yang dianjurkan.
2.8 Komplikasi
Tidak setiap pasien dengan hepatitis virus akan mengalami perjalanan penyakit yang lengkap.
Sejumlah kecil pasien meperlihatkan kemunduran klinis yang cepat , adapun komplikasi yang
dapat terjadi pada klien hepatitis adalah ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat
yang oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati
hepatic. Kerusakan jaringan parenkim hati yang meluas akan menyebabkan serosis hepatis,
penyakit ini banayak ditemukan pada alkoholik.
KLIK DISINI BISNIS PRAKTIS langsung dapat Rp. 50.000,Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, maka di temukan beberapa diagnosa keperawatan pada
klien dengan hepetitis yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi dan fungsi
metebolisme pencernaan makanan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
4. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan.
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan penderita hepatitis berhubungan dengan
kurangnya informasi
1. 3.

Intervensi keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang


mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : klien merasa nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :

Tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri ( tidak mengeluh
kesakitan, menangis )

Intervensi :

Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri .

Rasional: Nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat
peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.

Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

Rasional : Klien yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia
mengalami nyeri

Kolaborasi dokter untuk penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi

Rasional : Kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
( Carpenito Lynda Jual, 1999)
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan fungsi absorbsi dan fungsi
metebolisme pencernaan makanan.
Tujuan :
Mempertahankan intake makanan dan minuman yang adekuat untuk
mempertahankan atau meningkatkan BB.
Kriteria Hasil :

Adanya peningkatan berat badan

nilai laboratorium normal

bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.

Intervensi :

Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar.

Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling
buruk pada siang hari, membuat asupan makanan yang sulit pada sore hari.

Berikan perawatan oral hygiene sebelum makan.

Rasional :

Anjurkan makan dalam posisi duduk tegak

Rasional :

Menurunkan rasa penuh abdomen dapat meningkatkan pemasukan.

Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permanen berat sepanjang hari.

Rasional :

Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan napsu makan.

Bahan ini merupakan bahan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna/toleran .

Konsul pada ahli gizi, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan
pasien, dengan masukan lemak dan protein yang sesuai toleransi

Rasional : Berguna untuk membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu,
metabolisme lemak. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran
empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak. Pembatasan protein diindikasikan pada
penyakit berat ( hepatitis kronis ) karena pada akumulasi akhir metabolisme protein dapat
mencetuskan hepatik ensefalopati.

Kolaborasi untuk terapi steroid, contoh prednison ( deltasone ) tunggal atau kombinasi
azatoprin ( imuran )

Rasional : steroid dikontraindikasikan karena meningkatkan resiko berulang terjadinya hepatitis


kronis pada pasien dengan hepatitis virus. Namun efek anti inflamasi mungkin berguna pada
hepatitis akhir kronik ( khusus idiopatik ) untuk menurunkan mual dan muntah.(Carpenito
Lynda Jual, 1999)
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :

Menunjukan tehnik/perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.

Kriteria hasil :

Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.

Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot.

Intervensi :

Tingkatkan tirah baring/duduk. Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung


sesuai keperluan.

Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan. Aktivitsa dan posisi duduk yang tepat diyakini menurunkan aliran darah kekaki
yang mencegah sirkulasi optimal kehati.

Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.

Rasional :
Meningkatkan hasil pernapasan dan meminimalkan takanan pada area tertentu
untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.

Lakukan latihan dengan cepat dan sesuai toleransi.

Rasional :

Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

Tingkatkan aktivitas sesuai toletansi, bantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak
sendi pasif/aktif.

Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan aktivitas. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.

Dorong penggunaan teknik menejemen stress, contoh relaksasi progresif, visualisasi,


bimbingan imajinasi. Berikan aktivias hiburan yang tepat seperti nonton tv, radio,
membaca.

Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali latihan dan
dapat meningkatkan koping.
1. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan.
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan intake dan ouput cairan menjadi
seimbang.
Kriteria hasil :

Tanda-tanda vital stabil.

Turgor kulit membaik.

Pengisian kapiler nadi perifer kuat.

Haluaran urine individu sesuai.

Intervensi :

Berikan cairan IV ( biasanya glukosa ) elektrolit.

Rasional : memberikan terapi cairan dan penggantian elektrolit

Awasi nilai laboraturium, contoh Hb/Ht, nat, albumin.

Rasional : menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasikan retensi natrium/ kadar protei yang
dapat menimbulkan pembentukan edema.

Kaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit.

Rasional : indikator volume sirkulasi/ perfusi.

Awasi intake dan output, bandingkan dengan BB . misal muntah.

Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan penggantian cairan / efek terapi.


1. Kurang pengetahuan tentang perawatan penderita hepatitis berhubungan dengan
kurangnya informasi.
Tujuan : setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan klien memahami tentang perawatan
dan kebutuhan pengobatan pasien hepatitis.
Kriteria hasil :

Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.

Berpartisipasi dalam pengobatan.

Intervensi :

Berikan informasi khusus tentang pencegahan/ penularan penyakit.

Rasional : kebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis ( agen penyebab ) dan
situasi individu.

Diskusikan efek samping bahaya meminum obat yang dijual bebas.

Rasional : beberapa obat merupakan toksik bagi hati, dan menyebabkan efek kumulatif toksik /
hepatitis kronis.

Berikan informasi tentang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan minimal,
atau lebih lama sesuai toleransi.

Rasional : alkohol dapat meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan, kemungkinan pilihan obat.

Rasional : mengidentifikasi area kekurangan dan pengetahuan/ salah informasi dan memberikan
kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan

ASKEP HEPATITIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis
C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub
klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab
kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut
Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam,
yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PTNANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ETNANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan
PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell,
1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul
sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika
tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit
menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar
air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000
kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi
jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun

mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka
morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
2.
Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien
hepatitis
Tujuan khusus
Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai :
Pengkajian klien hepatitis
Diagnosa yang mungkin timbul pada klien hepatitis
Intervensi yang akan dilaksanakan pada klien hepatitis
Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien hepatitis

Manfaat

Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita hepatitis agar lebih menjaga kesehatannya
Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan
Sebagai sumber informasi bagi para pembaca

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. KOSEP DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau
obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus,
obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

B. ANATOMI FISIOLOGI

a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.

a.
b.
c.
d.

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


1. Hepatitis A
Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm
Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh
air dan makanan
Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari
Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan
penduduk yang sangat padat.
2. Hepetitis B (HBV)
Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm
Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual
dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari.
Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis
respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta
homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30
60 nm.
Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual.
Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari
Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B

4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki memakai obat
terlarang dan kebiasaan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepattitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun
resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum
minuman yang terkontaminasi.
D. GEJALA KLINIS
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik
dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,anoreksia,
muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada
sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih
lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar
dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.
Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke
2, karena penyebab yang biasanya berbeda
E. INSIDEN
1. Hepetitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk.
Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi
padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis
disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area
seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India,
Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.

G. PATOFISIOLOGI

H. PENATALAKSANAAN

Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan
asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi,
faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah,
perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi
laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah
tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :
1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A
(diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan)
2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM
dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal :
0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran)
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B
(Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan.
Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua
dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama.
Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid.
Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom
Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B
ini).
2. KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
a. Biodata.
Identitas.
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.

Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan
dengan klien.
b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu
makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan
kuning
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
4. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1. Aktivitas

Kelemahan

Kelelahan

Malaise

2. Sirkulasi

Bradikardi ( hiperbilirubin berat )

Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

3. Eliminasi

Urine gelap

Diare feses warna tanah liat

4. Makanan dan Cairan

Anoreksia

Berat badan menurun

Mual dan muntah

Peningkatan oedema

Asites

5. Neurosensori

Peka terhadap rangsang

Cenderung tidur

Letargi

Asteriksis

6. Nyeri / Kenyamanan

Kram abdomen

Nyeri tekan pada kuadran kanan

Mialgia

Atralgia

Sakit kepala

Gatal ( pruritus )

7. Keamanan

Demam

Urtikaria

Lesi makulopopuler

Eritema

Splenomegali

Pembesaran nodus servikal posterior

8. Seksualitas

Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan
ekspansi paru dan akumulasi sekret
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan

R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan
nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau
teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan
secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

Akui adanya nyeri

Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya

R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami
nyeri
3. Berikan informasi akurat dan

Jelaskan penyebab nyeri

Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan
dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi

R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu
1. Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang
kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurang
Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan
1. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
2. Sarankan klien untuk tirah baring
R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan
untuk penyembuhan penyakit.
3. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan
minat-minat
R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan
meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi,
waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan

R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan
keletihan
5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik
relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan intergritas
kulit dan jaringan.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering

Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)

Keringkan kulit, jaringan digosok

R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf


2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui
vasodilatasi
3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan
ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam pasien tidak mengalami gangguan
pola nafas.
Kriteria hasil : Pola nafas adekuat
Intervensi :
1. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam
abdomen

2. Auskultasi bunyi nafas tambahan


R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
3. Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan
ukuran sekret
4. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi infeksi pada pasien.
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani
semua cairan tubuh

Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen

Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh

Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan
menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun

R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis


2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat
untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah
transmisi penyakit
3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung
lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat

R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang
lain terinfeksi
D. IMPLEMENTASI
Diagnosa 1:
1. Memabntau makanan yang dimakan oleh klien beserta jumlah dan bagaimanan pola makan
klien
2. Memberikan snack atau makanan yang mengundang selera pasien
3. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi metabolisme tubuh
4. Memberikan pola diet rendah lemak
Diagnosa 2:
1. Mengukur skala nyeri untuk mengetahui perkembangan kondisi klien
2. Mengompres bagian yang nyeri agar nyeri berkurang
3. Memberikan penjelasan mengenai proses infeksi hingga menyebabkan nyeri
4. Memberikan obat analgesic sesuai anjuran dokter
Diagnosa 3
1. Mengukur suhu tubuh klien
2. Mengompres aksila, kepala, dan lipat paha klien untuk mengurangi panas
3. Memberikan minum pada klien sedikitnya 8 gelas perhari
4. Memberikan obat antipiretik sesuai dosis dan tepat waktu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

F. EVALUASI
Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
Tidak terjadi peningkatan suhu
Tidak terjadi keletihan
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
Pola nafas adekuat
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan peradangan pada
hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan
bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia
yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan
sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.
2. Saran

Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan makanan
serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat
menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat
waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung
Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta,
Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI,
jakarta.\

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS


00.07 Teguh Subianto 3 comments
Share :

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS


A. DEFINISI
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek utamanya
pada hati.( Syivia .A. price : 2005 hal : 485 )
Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis
B, virus hepatitis C, dll.( Arief Mansjoer, 2001 : 513 )
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta
seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
B. ETIOLOGI
Type A

Type B

Type C

Type D

Type

Fekal
-oral
melal
ui

Parente
ral
seksual,
perinata

Parente
ral
jarang
seksual,

Parenteral
perinatal,
memerluk
an

Fekal
oral

Metod
e
transm
isi

orang
lain

Keparahan

Tak
ikteri
k dan
asimt
omatik

Parah

Sumbe
r virus

Dara
h,
feces,
saliva

Darah,
saliva,
semen,
sekresi
vagina

orang
koinfeksi
ke
dengan
orang,
type B
perinata
l
Menyeb Peningkat Sama
ar luas, an insiden deng
dapat
kronis
an D
berkem dan gagal
hepar
bang
akut
sampai
kronis
Terutam Melalui
Dara
a
darah
h,
melalui
feces,
darah
saliva

2.Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3.Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
C.TANDA DAN GEJALA
1.Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2.Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7
hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati)
dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek
terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing,
nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3.Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan
bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap
dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan,
rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4.Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine
tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

D.PATOFOSIOLOGI
Patways
Klik Untuk Melihat Pathway
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh usus disertai nkrosis dan inflamasi pada sel sel
hati yang menghsilkan kumpulan perubahanklinis, biokimia serta seluler yang khas. Disini
hepatitis dibagi menjadi dua yaitu hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis A dinamakan hepatitis
hepatitis infekglusa, dosebabkan oleh virus RNA dari vamili anterovirus. Cara penularanya
melalui fekal orl terutama lewat konsumsi makanan dan minuman yang tercemar virus tersebt.
Masa inkubasi diperkirakan 1 7 minggu dengan rata rata 30 hari. Ketika gejala muncul,
bentuknya berupa infeks saluran nafas atas yang ringan seperti flu dengan panas yang tidak
terlalu tinggi. Anoreksia merupakan gejala dini dan diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin
oleh hati yang rusak tersebut untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Sedangkan
Hepatitis B berbeda dengan hepatitis A, ditularkan melalui darah (jalur perkutan dan permukosa).
Virus tersebut pernah ditemukan oleh darah, saliva, semen serta sekretvagina dan dapat
ditularkan lewat mmbran mukosa serta pada luka kulit. Memiliki masa inkubasi panjang. Gejala
dan tanda samar dan bervariasi. Panas dan gejala pernapasan jarang ditemukan
E.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Laboratorium
a.Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
b.Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
c. Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
2. Radiologi
- foto rontgen abdomen
- pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
- laparoskopi
- biopsi hati

F. KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia
serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan
paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada alkoholik.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1.Aktivitas
- Kelemahan
- Kelelahan
- Malaise
2. Sirkulasi
- Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
- Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
- Urine gelap
- Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
- Anoreksia
- Berat badan menurun
- Mual dan muntah
- Peningkatan oedema
- Asites/Acites
5. Neurosensori
- Peka terhadap rangsang
- Cenderung tidur
- Letargi
- Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
- Kram abdomen
- Nyeri tekan pada kuadran kanan
- Mialgia
- Atralgia
- Sakit kepala
- Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
- Demam
- Urtikaria
- Lesi makulopopuler
- Eritema
- Splenomegali
- Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
- Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
G. INTERVENSI
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
a.Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
b.Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi
paling sering
R/adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan
kapasitasnya.
c.Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang
menurunkan nafsu makan.
d.Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
e.Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit
untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
2.Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
a.Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas
nyeri
R/nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat
peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.

b.Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri


- Akui adanya nyeri
- Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami
nyeri
c.Berikan informasi akurat dan
- Jelaskan penyebab nyeri
- Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya
akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
d. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhu
a. Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk
mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
c. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
d. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
a. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
b. Sarankan klien untuk tirah baring
R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat
digunakan untuk penyembuhan penyakit.
c. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan
minat-minat
R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan
meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
d. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu
kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan
keletihan
e. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik

relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
Hasil yang diharapkan :
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
a. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
- Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)
- Keringkan kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf
b. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui
vasodilatasi
c. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
d. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites
penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Hasil yang diharapkan :
Pola nafas adekuat
Intervensi :
a. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam
abdomen
b. Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
c. Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan
ukuran sekret
d. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
e. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Hasil yang diharapkan :
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua
cairan tubuh
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
- Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh

- Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup
kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis
b. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk
membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan
mencegah transmisi penyakit
c.Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain
dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
d. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang
lain terinfeksi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa
Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta,
Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit
FKUI, jakarta.

ASKEP HEPATITIS

HEPATITIS
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus
merupakan jenis yang paling dominan . Dimana juga merupakan hasil infeksi yang disebabkan
oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus , antara lain :
Virus Hepatitis A ( HAV )
Virus Hepatitis B ( HBV )
Virus Hepatitis C ( HCV )

Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta


Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri , tetapi jenis ini jarang ada.
Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk
sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian obat secara
parenteral ( IV ) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau
terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam
terapi medik.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virusvirus lainnya , seperti :
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi kemungkinan mempunyai
penyakit liver residu . Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada
hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian
PATHOFISIOLOGI
Setelah liver membuka sejumlah agen , seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak
dengan meradangnya sel-sel hati , lymfosit-lymfosit , bertambahnya cairan , sehingga dalam
kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses
penyakit , pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas ,
nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar . meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi
disebabkan karena masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringanjaringan hepar ( sel-sel hepar ) . Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada
jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A , hepatitis C , hepatitis D , dan hepatitis E sangat
terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut
HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien . Komplex kekebalan Kerusakan

jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut
B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding
pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik
terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adlah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan
aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang ,
sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah .
Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan .
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis Virus
Lima jenis penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam penyerangan, ragam permulaan
dan masa inkubasi . Virus ini untuk jenis parenteral dan non parenteral sehubungan dengan
mekanisme transmisi (penyerangan).
Jenis non-parenteral : Hepatitis A dan Hepatitis E , penyebaran virus melalui route oral-fecal .
Jenis parenteral : Hepatitis B , Hepatitis C , dan Hepatitis D , penyebarannya melalui transfusi
darah melalui pembuluh darah vena dan hubungan sex.
Hepatitis A
Bahan penyebab yang dapat menjangkit Hepatitis A kemungkinannya adalah virus RNA dari
golongan enterovirus . Karakteristik Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari syndroma
virus dan sering kali tidak dapat dikenali . Penyebaran Hepatitis A melalui route oral-fecal
dengan ingesti oral dari ketidakbersihan fecal.
Air yang tidak bersih mengandung sumber penyakit atau infeksi, kerang-kerang yang diambil
dari air yang tercemar , dan makanan yang tidak bersih karena terjamah oleh HAV . Virus dapat
juga tersebar melalui aktivitas sex oral-anal dan kadang-kadang melalui pembukaan pengeluaran
fecal dalam Rumah Sakit. Dalam kasus yang sama , Hepatitis A dapat juga bertransmisi dalam
aliran darah . Masa inkubasi Hepatitis A antara dua sampai enam minggu dengan rata-rata waktu
empat minggu . Penyakit ini dapat mengancam hidup manusia ( sangat berbahaya bagi hidup
manusia ).

Hepatitis B
Hepatitis B berbentuk sebagai serum hepatitis . Virus Hepatitis B ( HBV ) adalah partikel
double-sheel berisi DNA yang terdiri dari antigen ( HBcAg ) , permukaan antigen ( HBsAg) dan
protein independent ( HBeAg ) dalam sirkulasi darah.
Jenis penyebaran HBV adalah route terkontaminasinya jaringan percutaneous dengan darah .
Selain itu juga penyebarannya melalui mukosa membran dengan lewat :
Kontak dengan cairan tubuh , seperti : semen , saliva , dan darah .
Kontaminasi dengan luka yang terbuka .
Peralatan dan perlengkapan yang terjangkit.
Contoh waktuterjadinya transmisi ( penyebaran ) , antara lain :
Jarum suntik ( secara sengaja atau kebetulan ).
Transfusi darah yang terkontaminasi dengan luka , goresan atau lecet
Mulut atau mata yang terkontaminasi selama irigasi luka atau suction.
Prosedur bedah mulut atau gigi.
HBV dapat terjadi klien yang menderita AIDS . HBV lebih menjangkit atau berbahaya dari pada
HIV , dimana sebagai penyebab AIDS . Untuk penyebab ini Hepatitis B mendapat tempat
terbesar untuk perawatan kesehatan profesional .
Hepatitis B dapat tersebar melalui hubungan sex dan khususnya para gay (male-homo)
(Dindzans,1992). Virus ini dapat juga tersebar dengan melalui penggunaan peralatan tato dan
pelubang daun telinga ; penggunaan yang terkontaminasi pada perlengkapan pembagian obat
( terkontaminasinya perlenkapan pembagian obat ) ; berciuman ; dan perlengkapan lainnya
seperti : cangkir , pasta gigi , dan rokok.
Perjalanan penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B kemungkinan mempunyai serangan
tipuan dengan sinyal yang lemah dan sekumpulan penyakit atau komplikasi yang serius ,
seperti : masa inkubasi 40 sampai dengan 180 hari , tetapi Hepatitis B secara umum akan
berkembang 60 sampai 90 hari setelah pembukaan (terserang) . Penyakit liver kronik
berkembang 5% pada klien dengan infeksi HBV akut.
Hepatitis C
Virus Hepatits C (HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai pengurai seperti flavi-virus, virus
pemutus rantai RNA. HCV penebarannya melalui darah dan produksi darah dan terindentitas

pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40 sampai 100 hari setelah
penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2 sampai 22 minggu , dengan rata-rata masa inkubasi
8 minggu.
Akibat meningkatnya Hepatitis C dan Hepatitis B pada klien yang sama , epidemiologi dan
hepatologi dipelajari dengan seksama . Klien yang menggunakan obat secara IV menyebabkan
40% terjangkit HCV .
Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV , virus RNA yang tidak sempurna membutuhkan
fungsi pembantu HBV. HDV bergabung dengan HBV dengan kehadirannya dibutuhkan untuk
replikasi virus. Virus delta dapat menjangkit pada klien secara simultan dengan HBV atau bisa
juga dengan meninfeksi secara superimpose pada klien yang terinfeksi HBV super infeksi
kemungkinan mempunyai waktu hidup yang sama dengan Hepatitis B kronik dan mungkin juga
berkembang dalam keadaan carrier yang kronik . Transmisi primer penyakit ini melalui route
non-percuntaneous , terutama hubungan personal yang tertutup (selingkuh).
Durasi infeksi HDV ditentukan dengan durasi infeksi HBV tidak lebih lama dari infeksi HBV.
Bagaimanapun infeksi HDV kronik menunjukkan adanya kemajuan yang cepat dari penyakit
liver, penyebab penambah kerusakan hati yang telah siap disatukan dari infeksi HBV kronik.
Hepatitis E
Virus hepatitis sangat mudah dikenal dengan epidemis cairan dari hepatitis, sejak ditemukan
epidemi di Asia, Afrika dan Mexico. Di AS dan Canada hepatitis E terjadi pada orang orang
yang mengunjungi daerah endemic. Virus rantai tunggal RNA dikirimkan melalui rute oral
fecal dan menyerupai virus hepatitis A. HEV mempunyai periode inkubasi 2 9 minggu.
Hepatitis E tidak menuju infeksi kronik atau carier.
RACUN DAN PENGARUH OBAT ( KIMIA ) HEPATITIS
2 Tipe Utama Toxic Hepatitis Yang Dikenal :
1. Direct Toxic Hepatitis ( DTH )
DTH dihasilkan dalam nekrosis dan infiltrasi lemak dari liver. Penyebab racun hepatitis
adalah racun yang umum yang sistematis atau diubah di liver dari metabolisme toxic.

Masyarakat yang mempunyai kebiasaan buruk seperti alcoholic dapat memiliki DTH sebagai
contoh, Acetaminophen ( Tylenol, Exdol ), dalam penggunaan secara bersamaan Over The
Counter ( OTC ) analgesik dapat menyebabkan nekrosis hepatic yang hebat. Industri toxin,
seperti Carbon Tetrachloride, Trichloroethylene dan phosphor kuning, juga memiliki efek direct
toxic pada liver.
2. Iodiosyncratic Toxic Hepatitis ( ITH )
ITH dihasilkan dari pergantian morfologi liver yang sama ditemukan divirus hepatitis.
Dalam reaksi obat Iodiosyncratic, kasus hepatitis tidak terprediksi dan jarang. Ini mungkin
terjadi disetiap saat selama atau dalam waktu dekat setelah membuka obat.
Agen yang dihasilkan di ITH meliputi :

Halothane, agent anestesi.

Methyldopa ( Aldomet, Dopamet ), obat anti hipertensi.

Isoniazid ( INH, Isotamine ), agent anti tuberculosa.

Phenytoin ( Dilantin ), anti konvulsant.


KOMPLIKASI HEPATITIS
Kegagalan sel liver untuk regenerasi, dengan kemajuan proses nekrotik dihasilkan secara
hebat, sering membentuk hepatitis yang fatal yang lebih dikenal dengan hepatitis fulminan.
Bentuk nekrosis hepatitis secara besar besaran sangat jarang. Hepatitis kronik terjadi seperti
hepatitis B atau hepatitis C. Infeksi sangat tidak mungkin pada agent delta hepatitis ( HDV ),
dalam klien dengan penampakan antigen hepatitis B atau HbS Ag mungkin menuju hepatitis
kronik yang akut dan kemunduran klinis. Dalam beberapa kasus hepatitis fulminan dengan
kematian mungkin terjadi.
Pada seseorang dengan hepatitis kronik aktif ( CAH ) kerusakan liver yang meningkat
dan dikarakteristikkan oleh nekrosis hepatitis secara terus menerus, inflamasi akut dan fibrosis.
Klien mungkin tidak ada gejala untuk waktu yang lama dari proses penyakit liver atau fibrosis
yang terus menerus mungkin menuju ke kerusakan liver, sirosis, dan kematian.
Hepatitis kronik aktif mungkin di manifestasikan oleh :

Gejala klinik persistent dan hepatomegali.

Adanya kelanjutan dari HbS Ag.

Pengangkatan, turun naiknya tingkatan serum aspartate amino transferase ( AST ), billirubin dan
alkaline phospatase untuk 6 12 bulan setelah terjadi hepatitis akut.
Biopsi liver lebih mudah oleh keseimbangan diagnosa hepatitis kronik. Pada seseorang
dengan hepatitis kronik persistent dan hepatitis kronik lobar,kerusakan liver tidak meningkat
setelah tanda pengambilan.Tipe dari hepatitis dihasilkan dari infeksi dengan dan virus
hepatitis B dan hepatitis C. Pada kesalahan yang tidak meningkat, perkembangan serosis
jarang. Banyak klien dengan hepatitis kronik persisten tidak ada gejala dan fisiknya terlihat
normal. Data laboratorium mungkin menampakkan peningkatan serum AST dan alkaline
phospatase yang mungkin tetap bertahan sampai 1 tahun.
ETIOLOGI
Penyebab hepatitis meliputi :

Infeksi virus.

Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.

Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.


PERBEDAAN TANDA-TANDA DARI 5 TIPE VIRUS HEPATITIS
Tanda

Hepatitis A

Hepatitis B

Hepatitis C

Delta

( non-A, non-

Hepatitis

Hepatitis E

B hepatitis)
Persamaan

*Infeksihepatiti *Serum
s.
*Inkubasi

*Epidemi non-

hepatitis.

A, non-B

*Inkubasi

hepatitis atau

hepatitis yang

hepatitis yang

dengan

pendek.

panjang.

masuknya
transmisi

Diagnosa

Anti HAV Ig

penyakit akut. M dalam


Waktu

serum.
28 94 hari.

HbS Ag

Anti HDV

dalam serum.

titer naik.

17 98 hari.

17 98 hari.

hepatitis.
Anti HEV

2 9 minggu

inkubasi
Kelompok

Lebih

Semua

Semua umur,

resiko tinggi

banyak pada

kelompok

terjadi setelah

tinggal pada

anak anak

umur

transfusi

daerah kumuh.

dan latar

beresiko,

darah.

belakang

terutama

institusional.

pecandu obat,

Pecandu obat.

Orang yang

klien
hemodialisis
dan orang
orang
Musin

kesehatan.
Setiap tahun

Setiap tahun

Setiap tahun

Setiap tahun

kemarau.
Melalui oral

Melalui

Darah dan

Infeksi

Melalui oral

fecal antara

transfusi

cairan darah.

gabungan dari fecal,

seseorang

darah dan

hepatitis B,

transmisi dari

yang tinggal

produk darah.

non perkutan,

cairan yang

bersama

kontak

terkontaminasi

dengan

tertutup.

Penghujan
dan awal

Transmisi

kontak
langsung.
Peradangan virus pada hati umumnya dalam bentuk hepatitis. Hepatitis A disebabkan
oleh virus hepatitis A dan Hepatitis B juga terinfeksi oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis C
( HCV ) belum dapat diidentifikasi. Ini menunjukkan bahwa sedikitnya dua virus dalam
klasifikasi ini. HCV negatif non A, hepatitis non B mungkin timbul karena infeksi oleh virus
yang belum terisolasi atau terinfeksi HCV yang tidak dapat teridentifikasi oleh penanda serologi.
Empat tipe virus hepatitis, delta hepatitis hanya terjadi pada virus hepatitis B dan
disebabkan oleh virus hepatitis D. Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E.

Penyaringan rutin dari donor darah dan menghapuskan penjualan sumber darah membuat
penurunan terjadinya hepatitis B setelah transfusi darah. Bagaimanapun resiko vital hepatitis
setelah transfusi merupakan masalah penyebab utama dan tergantung pada metode dimana
produksi darah diproses. Berbagai macam produk darah membawa resiko besar klien dengan
hemodialisis juga membawa resiko tinggi terkena hepatitis B.
Laporan kasus pada DEPKES daerah untuk semua tipe hepatitis vital diketahui
jumlahnya untuk mencegah penyebaran.
PENERANGAN PERAWATAN PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS

Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh untuk menjaga perpindaham
kuman antara klien atau antara klien dengan staf perawat kesehatan

Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya dengan mengganti sistem
penggunaan jarum

Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB ) diberikan dengan tiga seri suntikan.
Vaksin ini juga untuk menjaga atau mencegah hepatitis B

Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari segera perhatian medis untuk
kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis B ( HBIG ) atau imuno globulin ( IG )

Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.


PENCEGAHAN HEPATITIS VIRUS

Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci tangan kamu sebelum makan dan
setelah dari toilet.

Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air

Jika transportasi tidak berkembang atau kota non industri, minum hanya dengan air botol.
Hindarkan makanan yang telah dicuci dengan air, seperti sayuran mentah, buah dan sop.

Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran kuman antar anggota keluarga.
Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen, handuk, alat makan dan gelas minuman
sesama keluarga,

Jangan berbagi jarum suntikan.

KEJADIAN / PENGARUH
Hepatitis A umumnya kebanyakan tipe hepatitis virus dunia. Dan yang tertinggi adalah
hepatitis B. Dan jumlahnya 40 % tercatat kasus hepatitis vital (Dindanz, 1992 )
Ini meningkat kejadiannya pada wabah penggunaan obat IV. Kebersihan rendah merupakan
bentuk penyebab utama dari perpindahan pada kelompokm ini.
Sekitar 5 % dari populasi dunioa terinfeksi virus hepatitis B ( Wright, 1992). Hepatitis B
utamanya terjadi pada dewasa muda di USA. Dengan 75 % terjadi pada kasus antara umur 15
dan 39 tahun. Kejadian ini meningkat selama 1980 dan awal 1990. Kira kira 300.000 kasus
baru dari terjadinya hepatitis B di USA setiap tahun 59 % dari semua kasus pengguna obat IV,
heteroseksual dengan gantai pasangan dan homoseksual laki-laki. 3 % dari semua kasus terjadi
pada pekerja perawat kesehatan.
Hepatitis C ( Infeksi HCV ) jumlahnya kira kira 20 % dari semua kasus hepatitis vital
yang tercatat oleh perawat kontrol kuman Amerika

(CDC) dan biasanya ddisebabkan oleh

penyebaran hepatitis. Penyebab 80 % dari kasus penyebarab hepatitis kronik ( Dindanz, 1992 ).
Kejadian ini mungkin diremehkan karena belum terlaporkan / rendahnya laporan. Beberapa klien
dengan hepatitis kronik, 95 % terinfeksi dengan jalan transfusi darah. Hepatitis kronik
berkembang sekitar 50 % dari klien dengan infeksi HCV akut dan terjadinya sirosis 20 % dari
klien ini ( Wright, 1992 )
Pertimabangan Perubahan Bentuk
Infeksi dengan agen delta telah menyebar di seluruh dunia bagaimanapun di negara
Mediterania, Afrika Timur, Eropa Selatan dan Timur Tengah. Infeksi delta mewabah pada
beberapa orang dengan hepatitis B. Penyakit hepatitis E telah ditemukan di India dan telah
tercatat sedikit kasus di Asia, Afrika dan Meksiko (Herrera, 1993 )
MANAJEMEN KOLABORASI
TINDAKAN.
Riwayat :
Ketika diperoleh riwayat dari klien dengan dicurigai hepatitis vital perawat mengatakan
pada klien bahwa dia diketahui mengidap hepatitis A atau B. Pearawat menanyakan apakah klien

baru baru ini melakukan transfusi darah atau melakukan hemodialisis untuk penyakit ginjal.
Perawat bertanya tentang :
-

Aktifitas social termasuk hubungan seksual ( heteroseksual, biseksual atau homo seksual )

Penggunaan obat obatan

Menggunakan anting atau tattoo

Akomodasi kehidupan seperti barak militer yang penuh, institusi yang benar atau apartemen
yang padat, atau pusat penampungan orang dengan lambat mental.
Riwayat pekerjaan klien dimasukkan. Perawat mempunyai pertanyaan khusus tentang
pekerjaan sebagai berikut :

Pekerja perawat kesehatan seperti teknisi laboratorium

Perawat di area beresiko tinggi seperti ruangan operasi, ruangan darurat, klinik perawatan kritis
dan klinik hemodialisis dan feresis.

Seorang pegawai di pusat perkembangan lambat mental.


Perawat menanyakan pada klien apakah baru baru ini melakukan perjalanan ke negara
asinga atu daerah yang sanitasinya jelek / fasilitas air yang jelek. Juga ditanyakan tentang
penyerapan air dan kemungkinan sumber kontaminasi atau penyerapan dari kerang kerangan
seperti oister.
TINDAKAN FISIK / MANIFESTASI KLINIK
Hepatitis Vital
Sumber dan penyebab dari manifestasi klinik dari semua kelima tipe hepatitis vital adalah
sama. Perawat menetapkan keluhan subyektif klien secara umum, menentukan apakah terjadi
gejala akut ( hepatitis A atau E ) atau tipuan ( hepatitis B atau C )
Klien mungkin merasa lelah dan kehilangan selera. Selanjutnya perawat memeriksa
kelanjutan untuk mengira perjalanan klien ;

Perasaan umum yang tidak nyaman

Lemah

Mialgias ( nyeri otot )

Sakit kepala

Arthritis

Intabilitas

Depresi

Nausea

Muntah
Perawat menanyakan pada klien apakah kehilangan selera pada akhir akhir ini. Makan
makanan kotor. Perokok yang tidak suka sigaret.
Perawat palpasi pada kuadran kanan atas abdominal untuk melihat hati tidak lembut dan
letaknya. Klien mungkin merasa nyeri hati dengan pergerakan kulit, sclera, dan membran mucus
diperiksa untuk melihat penyakit kuning. Klien mungkin melakukan perawatan medis hanya
setelah terlihat penyakit kuning, dipercaya bahwa gejala samar yang lain adalah sindrom seperti
influenza yang terus menerus.
Penyakit kuning pada hepatitis dihasilkan dari penyumbatan intra hepatic dan disebabkan
oleh oedema dari saluran empedu hati. Urine gelap dan berwarna seperti tanah liat sering dialami
oleh klien tersebut. Perawat mengambil urine dan contoh spesimen untuk inspeksi visual dan
analisis laboratorium.
Perawat juga melihat kulit apakah timbul kudis ( gatal ) pada klien dengan diagnosa
hepatitis B dan C. Benjolan tidak teratur dari erythema, berwarna merah atau urtycaria mungkin
terjadi. Klien sering mengalami pruritus ( gatal ) dan mungkin mempunyai abrasi kulit karena
garukan.
Klien dengan hepatitis A biasanya merasa demam, suhunya mungkin diantara 38C
40C. Demam mungkin dalam grade rendah atau tidak dengan hepatitis B / C
RACUN DAN OBAT PENYEBAB HEPATITIS
Penggambaran klinik pada racun dan obat penyebab hepatitis tergantung pada agen
kausatif. Reaksi idiosyncratic mungkin menghasilkan manifestasi klinik yang tidak dapat
dibedakan dari beberapa hepatitis vital atau mungkin seolah olah merupakan gejala pipa
empedu ekstrahepatik seperti sakit kuning yang keras, kudis, arthalgias dan demam.
TINDAKAN PSIKOSOSIAL

Hepatitis vital biasanya terjadi pada penderita akut. Gejala ini mungkin meringankan dan
mengurangi dengan cepat atau tidak diketahui. Manifestasi klinik dari hepatitis B dapat tetap
dalam usaha selama 6 bulan.
Problem emosional untuk menyenangkan klien sering terpusat pada perasaan mereka atau
marah karena sakit dan merasa lelah dari pengungkapan selera. Perasaan tidak umum secara
umum tidak aktifitas dan keluhan samar menunjukkan depresi dan keputusasaan. Klien khawatir
tentang efek panas dan komplikasi.
Klien dengan hepatitis vital sering merasa bersalah bahwa mereka membawa virus untuk
orang lain. Injfeksi adanya penyakit hepatitis dapat menyebabkan kesenjangan sosial, kien akan
merasa malu dengan adanya tindakan isolasi dan perasaan kesehatan yang diberikan oleh pihak
rumah sakit dan akhirnya berkelanjutan di rumah. Adanya ras malu inilah menyebabkan klien
membatasai interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Klien takut akan penyebarab virus
kepada keluarga dan teman.
Anggota keluarga klien setiap takut kontak dengan penyakit dan mereka akan menjaga
jarak dengan klien. Perawat memberi ijin kepada klien beserta keluarganya untuk saling
mengungkapkan perasaannya dan mengetahui penyebab penyebarannya. Tindakan pencegahan
berupa isolasi membuat klien beserta keluarganya menjadi gelisah.
Jika penyebarab Hepatitis B disebabkab oleh tindakan tingkah laku sosial yang buruk
seperti ; penggunaan obat-obatan terlarang dan perilaku homoseksual maka klien akan merasa
malu dan bersalah. Klien tidak dapat kembali bekerja sampai hasil tes darah yang menunjukkan
serologi bernilai negatif. Kerugian biaya pengobatan dan rawat inap bagi klien dengan tampa
adanya asuransi kesehatan menyebabkan pasien beserta keluarganya sangat cemas akan
keuangan yang harus ditanggung.

Pengkajian Laboratorium.
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut,
ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.
Serum Enzim-enzim Liver.

Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan
mungkin lebih tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat
aminotransferase atau AST antara 1000 2000 mU/mL. Alanine pospatase nilai normalnya 30
90 IU/L atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan
berlangsung ketat dengan tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga
terdapat pada urine.
Pemeriksaan serologi.
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV ) terdeteksi
dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus menerus disebabkan oleh HAV
adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4
6 minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G.
Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat
kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double
shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan
ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya
memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien
diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6
bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal
tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis
B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan
kekebalan terhadap Hepatitis B.
Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah
kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang
hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari pada klien
yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif.
Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada
intrahepatik atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti
HD ). Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi
hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan serum.

Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang canggih untuk memeriksa test serologi
pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk
memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian mereka tidak membedakaan antara
IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim ImonoAssay dengan kemampuan dapat
mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA
tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan
menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada
kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan.
Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk
test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara
klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E.
Pengkajian Radiografi.
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan
menempatkan X-Ray tepat diatas bagian abdominal.
Pengkajian Diagnosa Yang Lain.
Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver. Biopsi
membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten.
Penemuan jaringan lemak yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan
dengan neutrofil yang tetap dengan Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh alkohol ).
ANALISA
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan digunakan pada klien dengan Hepatitis virus akut yang
disebabkan oleh :
1. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan ketidaknyamanan ataau rasa tidak nyaman.
2. Berubahnya nutrisi yang masuk kedalam tubuh atau kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan
dengan anoreksia, nausea dan vomiting.
Diagnosa Keperawataan Tambahan.

Klien dengan Hepatitis virus merupakan bukti problem sekunder yang disebabkan oleh :
1. Anxietas sehubungan dengan rawat inap dirumah sakit dan waktu sakit yang cukup lama.
2. Nyeri sehubungan dengan peradangan pada liver.
3. Berubahnya aktifitas yang semakin berkurang sehubungan dengan isolasi sosial.
4. Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan kulit sehubungan dengan kekurangan dan kruritus.
5. Isolasi sosial sehubungan dengan resiko penyebarab infeksi.

rencanaan

RENCANA DAN TINDAKAN


A. Intoleransi Aktifitas.
: Meningkatkan aktifitasnya ssampai seperti pada saat sebelum sakit.

tervensi

:
Klien dengan Hepatitis virus akut diyakini adanya peradangan yang ganas pada liver. Klien yang
tidak dirawat inap untuk Hepatitis virus tidak perlu mendapatkan perawatan secara spesifik
kecuali Hepatitis C. Hepatitis C diobati dengan menggunakan alpha interferon, dimana berguna
untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Rencana keperawatan untuk semua klien-klien dengan Hepatitis virus didasarkan ukuran liver
yang normal, maningkatkan regenerasi selular dan mencegah adanya komplikasi.
Selama stadium akut pada hepatitis virus interensi ditujukan menghentikan peradangan liver
sampai meningkatkan regenerasi sel hepar. Istirahat merupakan interensi yang penting untuk
mengurangi permintaan metabolis liver dan meningkatkan suplay darah. Keperawatan biasanya
berupa dukungan.

ecara Fisik :
Perawat mengkaji respon klien terhadap aktifitas dan periode istirahat. Bedrest secara total
dianjurkan selama fase ikteri halus pada Hepatitis. Klien biasanya lelah dan tampak malas, tetapi
waktu istirahat diselang-seling dengan waktu aktifitas dianjurkan dan biasanya sekali-kali
dilakukan untuk meningkatkan penyembuhan hepar.
Rencana keperawatan pada klien dan perubahan-peruahan yang dibutuhkan untuk menunjukkan
sekumpulan gejala-gejala keganasan dan hasil dari test fungsi hati ddan menentukan enzimenzim. Masa istirahaat tetap dilakukan aktifitas sepeerti perawataan diri sendiri berjalan-jalan
dilakukan sampai dapat ditoleransi sebagai aktifitas tetap.

ecara Psikis :

encanaan

Istirahat secara psikis dan emosional sangatlah penting. Karena bedrest dan in aktifitas
menyebabkan ansietas. Perawat memasukkan pengalihan aktifitas dalam rencanaa
keperawatannya misalnya, perawat menanyakan keperluan klien dengan membawa sesuatu
materi bacaan : majalah, buku, Koran. Rumah sakit menyediakan TV dan telephon. Perawat juga
menganjurkan pada staf dan anggota keluarga untuk meluangkan waktu untuk masuk kekamar
klien.
B. Perubahan Nutrisi Yang Masuk Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
:

Intake nutrisi dan kalori yang optimal pada klien sehingga meningkatkan

penyembuhan jaringan liver.

ervensi

: Dorongan terapi nutrisi ditujukan untuk meningkatkan regenerasi sel-sel hepar


atau oleh kelebihan cairan seperti biasanya dan diet balance yang baik. Hal ini tidaklah selalu
tepat karena nausea dan vomiting, anoreksia dan biasanya tidak suka terhadap makanan.
Tindakan keperawatan untuk meningkatkan intake nutrisi yang baik dengan :
1. Terapi diet.
2. Obat-obat pengontrol nausea.
3. Perlakuan menyenangkan yang biasa dilakukan.
Terapi Diet .
Diet spesial biasanya tidak dikehendaki. Diet tinggi karbohidrat dan kalori dengan
kualitas lemak dan protein yang layak sedikitnya, sering makan akan lebih baik dari pada tiga
kali makan dalam porsi besar. Perawaat bertanya tentang makaanan pilihan klien karena
makanan favorit ditoleransi lebih baik dari pada makanan yang diberikan secara acak. Klien
dianjurkan menyiapkan menu diet, menyelaksi makanan yang menarik. Perawat berkonsultasi
dengan ahli gizi tentang sumber-sumber gizi yang mengandung kalori tinggi seperti susu.
Dokter spesialis memerintahkan untuk tambahan vitamin jika intake kalori sangat kurang
seperti ensure. Jika klien tidak dapat menerima makanan secara oral, makanan diberikan secara
sonde.
Erawat menanyakan kepada keluarga klien apkah menyiapkan makanan favorit dari
rumah dan membawanya ke RS jika mungkin. Makanan yang berlemak dan makanan yang
digoreng perlu dihindari dan menyediakan makanan tinggi karbohidrat dan protein.

Terapi Obat.
Dokter menulis resep obat anti-emetic untuk menghilangkan rasa mual seperti :
trimethobenzamide hydrochorida (Tigon,Tegamide ) dan Dimenhydrinate ( Dramaamine,
Travomine ), Proclhorperazine maleate ( Compazine )

, Phenothiazine, dilarang atau

dihindari karena potensial akan efek hepatotoxic.


Perlakuan Yang Menyenangkan.
Setia makanan dan aroma kemungkinan merangsang nausea. Perawaat menghentikan
atau menghilangkan penyebab pendorong nausea bila perlu. Suatu usaha untuk mendorong napsu
makan.. Pasien menyediakan atau perawatan mulut atau melatih melakukan oral higine sebelum
makan . Hindarkan makan dengan tidur, klien makan dengan duduk di kursi di atas meja. Ini sulit
dilakukan dirumah sakit tapi harus dilakukan dirumah. Perawat menyediakan bedpan, urinal
didekat klien dan menyediakan penyegar ruangan.
RENCANA PEMULANGAN
* Persiapan perawatan di rumah
Jika mungkin klien disedikan kamar mandi sendiri untuk personal higien, mesin cuci
sendiri, handuk sendiri, alat makan dan minum sendiri, pisau cukur sendiri, dan makanan klien
disendirikan.
*Pendidikan kesehatan
Perawat mengajarkan klien dan keluarga untuk mengobservasi pencegahan transmisi
infeksi. Perawat menganjurkan klien untuk menghindari alkohol dan minum obat yang tidak
diresepkan oleh dokter. Misal acetominophen (Tylenol,Exdol) selama 3-12 bulan. Klien harus
mengukur pola istirahat dari toleransi fisik peningkatan aktivitas. Perawat menganjurkan klien
beraktivitas untuk mencegah kelelahan. Klien makan makanan ringan, tinggi karbohidrat dan
rendah lemak. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang diit dan perencanaan menu. Perawat
mengajarkan klien tentang penyebab penyakit dan menghindari aktivitas seksual sampai test
HBsAg negatif.
Panduan pendidikan virus hepatitis
-

Hindari obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter

Hindari alkohol

Istirahat yang cukup dan tidur di malam hari secara adekuat

Makan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak

Hindari aktivitas seksual sampai test antibody negatif

Ikuti panduan pencegahan transmisi penyakit


* Persiapan Psikososial
Dirumah, klien mermerlukan peningkatan aktivitas social tapi terjadi isolasi social karena
penyebab. Perawat memberikan dukungan emosional. Perawat menjelaskan klien dapat kontak
dengan orang lain selama personal hygine baik. Kontak yang dekat seperti berpelukan,
berciuman harus dicegah sampai tes HbsAg negatif
* Sumber Perawatan Kesehatan
Klien dengan virus hepatitis dan keluarga harus kontak dengan pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan informasi dalam mengontrol infeksi. Klien dirumah diberi batasan toleransi
aktivitas/ dukungan keluarga minimal dalam melakukan aktivitas sehari- hari, persiapan
makanan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum


Kriteria hasil : Klien dapat meningkatkan aktivitasnya.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah
Kriteria hasil : Klien mendapatkan intake nutrisi dan kalori secara optimal untuk
meningkatkan penyembuhan jaringan liver.
INTERVENSI
Diagnosa no 1
1. Beri waktu pada klien untuk istirahat
2. Lakukan perawatan yang tidak melelahkan
3. Anjurkan bedtrest untuk masa penyembuhan
4. Beri jadwal aktivitas pada klien , misal : perawatan diri sebelum ambulasi
Rasional no 1- 4 :
Istirahat meningkatkan penyembuhan liver, mengurangi radang Sel hepatic.

5. Berikan aktivitas yang disukai klien , misal : membaca, menoton Tv


6. Anjurkan pada keluarga dan pengunjung untuk tidak terlalu lama menjenguk
Rasional no 5 6 :
Kunjungan dan aktivitas independaen menurunkan kecemasan. Perawat harus mencegah
kunjungan yang terlalu lama karena menimbulkan kelelahan.

Diagnosa no 2
1. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet TKTPRL
Rasional no 1: Diet tinggi karbohidrat memberikan energi, protein memberikan regenerasi Sel
hepatic.
2. Berkan makanan ringan ( camilan )
3. Berikan makanan yang disukai klien dan diizinkan oleh menu
4. Berkan makanan tinggi protein misal : susu
5. Berikan suplemaen vitamin dan makanan cair seperti Ensure/Ensure plus
6. Hindari makanan berlemak dan kering yang dapat menimbulkan mual
Rasional no 2 6 : Makanan berat menyebabkan anoreksia, makan terlalu banyak menyebabkan
distensi abdomen, mual dan muntah.
7. Beri anti antiemetic seperti trimothobensamide hydrochloride ( Tigan ) sesuai resep dokter
Rasional no 7: Antiemetic untuk menurunkan mual dan muntah .
8. Hindarkan bau yang tidak enak dari klien
Rasional no 8 : Bau yang tidak enak menyebabkan mual .
EVALUASI
Pada diagnosa keperwatan dan dukungan intervensi perawatan kesehatan, perawat
mengevaluasi perawatan pada klien :
1. Klien akan membatasi aktivitas fisik
2. Klien akan melakukan isolasi yang diperlukan
3.

Klien akan meningkatkan intake nutrisi

4. Klien akan
adalah adalah penyakit yang menyerang salah satu organ penting dalam tubuh kita yaitu organ
hati. Penyakit Hepatitis atau penyakit kuning adalah segala hal bentuk peradangan yang
menyerang organ tubuh yang disebut dengan hati ataupun liver. Demikian kurang lebih dari
pengertian hepatitis.
Tadi di atas adalah pengertian penyakit hepatitis menurut tinjauan medisnya.Nah kali ini Blog
Keperawatan akan sedikit berbagi mengenai askep hepatitis yang tentunya akan dibahas menurut
tinjauan dari keperawatan dan semoga hal mengenai askep hepatitis ini bisa berguna serta dapat
bermanfaat. Dan bagi sahabat yang ingin mengetahui akan artikel mengenai hepatitis anak dan
cara mencegahnya sahabat bisa membacanya di hepatitis pada anak
Langsung saja sahabat menginjak kedalam asuhan keperawatan hepatitis ini. Seperti biasanya
dalam melakukan asuhan keperawatan yang dilakukan pertama kali adalah dengan melakukan
pengkajian.

Pengkajian Asuhan Keperawatan Hepatitis.


Data yang diambil dalam melakukan pengkajian ini tergantung dari penyebab dan berat
ringannya kerusakan / gangguan hati yang diderita.
1. Aktifitas. Yang dikaji dalam hal ini diantaranya yaitu : kelemahan, kelelahan, malaise.
2. Sirkulasi. Yang dikaji dalam hal ini diantaranya yaitu : bradikardi ( hiperbilirubin berat ),
ikterik pada sklera kulit, membran mukosa.
3. Eliminasi. data yang didapatkan pada pengkajian ini yaitu : urine gelap, diare feses warna
tanah liat.
4. Makanan dan Cairan. Data yang dikaji diantaranya yaitu : anoreksia, berat badan
menurun, mual dan muntah, peningkatan oedema, asites (acites).
5. Neurosensori. Data yang dikaji diantaranya yaitu : peka terhadap rangsang, cenderung
tidur, letargi, asteriksis.

6. Nyeri / Kenyamanan. Data yang dikaji pada pengkajian ini diantaranya yaitu : adanya
kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, mialgia, atralgia, sakit kepala, rasa gatal
( pruritus ).
7. Keamanan. data yang dikaji pada pengkajian ini berupa : demam, urtikaria, lesi
makulopopuler, eritema, splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas. Data yang dikaji diantaranya yaitu : Pola hidup / perilaku meningkat resiko
terpajan.
Selanjutnya kita melangkah kepada diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan pada pasien
dengan hepatitis adalah sebagai berikut :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Intervensi Keperawatan :
1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak
meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
Intervensi Keperawatan :
1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri.
2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri : Akui adanya
nyeri, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya.
3. Berikan informasi akurat dan jelaskan penyebab nyeri, tunjukkan berapa lama nyeri akan
berakhir, bila diketahui.

4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar.
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu.
Intervensi Keperawatan :
1. Monitor tanda vital : terutama dalam hal ini adalah suhu badan.
2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur.
4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Hasil yang diharapkan : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
Intervensi Keperawatan :
1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering.
2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal.
3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk.
4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
5. Resiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus.
Hasil yang diharapkan : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan :
1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani
semua cairan tubuh. Dengan cara cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua
klien atau spesimen. Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan
tubuh. Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat,
jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat
untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi.

3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung
lain dan petugas pelayanan kesehatan.
4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat.
5.

BAB II
PEMBAHASAN
6.

7.

8.
9. A. Definisi Hepatitis Akut
10.
11. Hepatitis atau lebih dikenal dengan "Penyakit Hati" adalah terjadinya peradangan pada
hati karena toxin. Bisa disebabkan oleh kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi
karena Pola Hidup Sehat yang diabaikan. Bila hepatitis yang berlangsung kurang dari 6
bulan disebut "hepatitis akut".
12. Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).
13. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek
utamanya pada hati.( Syivia .A. price : 2005 hal : 485).
14. Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya berhubungan erat
dengan adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A,
virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll.( Arief Mansjoer, 2001 : 513
15.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
16. B. Jenis-jenis Hepatitis
17. 1. Hepatitis A
18.
Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara
spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit
sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat
mudah menular, terutama melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang
yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan
memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat
yang kesadaran kebersihannya rendah. Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan
hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti
terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik (mata/kulit
berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak

merasakan gejala sama sekali. Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah
beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk
menangkalnya.
19.
20. 2. Hepatitis B
21.
Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus
Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena,
transfusi), keringat, peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat
melahirkan. Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus
lainnya virus tersebut tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang
kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang
terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver di usia
dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang
yang sehat (yang tidak mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini.
Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas
dirasakan adalah nyeri dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri
perut, dan ikterik. Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya
mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari program vaksinasi anak.
22.
23. 3. Hepatitis C
24.
Hepatitis

menular

terutama

melalui

darah.

Sebelumnya,

transfusi

darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi
berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan
terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan
tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis. Penularan virus
hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke
anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B,
banyak orang yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari. Gejala hepatitis C sama
dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit
menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam
tubuh sehingga mengganggu fungsi liver. Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi.
Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik). Kemudian, fungsi liver dapat membaik
atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pada sekitar 20%

pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan sirosis. Saat ini belum ada
vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C.
25.
26. 4. Hepatitis D
27.
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak
lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
.
28.
29. 5. Hepatitis E
30.
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit
perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada
kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang
terkontaminasi feces.

31.
32.
33.
34.
35.
36.
37. C. Etiologi Hepatitis Akut
38. 1. Berdasarkan Tipe :
Tipe A
Metode
Fekal-oral
transmisi
melalui
orang lain

Tipe B
Parenteral
seksual,
perinatal

Tipe C
Parenteral
jarang
seksual,
orang ke
orang,
perinatal
Menyebar
luas, dapat
berkembang
sampai
kronis
Terutama
melalui
darah

Keparahan

Tak ikterik
dan
asimtomatik

Parah

Sumber
virus

Darah,
feces,
saliva

Darah,
saliva,
semen,

Tipe D
Parenteral
perinatal,
memerluk
an
koinfeksi
dengan
type B
Peningkat
an insiden
kronis dan
gagal
hepar akut
Melalui
darah

Tipe E
Fekaloral

Sama
dengan D

Darah,
feces,
saliva

sekresi
vagina
39.
40. 2. Zat kimia dari obat
41. Zat kimia atau obat-obatan dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi akibat
infeksi virus hepatitis. Gejala dapat terdeteksi dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah
pemberian obat. Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis menghilang setelah
pemberian obat tersebut dihentikan. Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi
masalah hati serius jika kerusakan hati (hepar) sudah terlanjur parah.
42. Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (hepar) antara lain halotan
(biasa digunakan sebagai obat bius), isoniasid (antibiotik untuk TBC), metildopa (obat
anti hipertensi), fenitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda
demam). Jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat
yang aman. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan
kerusakan hati (hepar) yang cukup parah bahkan kematian.
43. 3. Alkohol
44. Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati (hepar). Konsumsi alkohol
berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak hati.Pemakaian alkohol yang
lama juga akan menimbulkan perubahan pada mitokondria, yang menyebabkan
berkurangnya kapasitas untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut di atas menyebabkan
terjadinya perlemakan hati (fatty lever). Perubahan pada MEOS yang disebabkan
pemakaian alkohol yang berlangsung lama dapat menginduksi dan meningkatkan
metabolisme obat-obatan, meningkatkan lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia,
berkurangnya penimbunan vitamin A dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa
hepatotoksik, termasuk obat-obatan dan zat karsinogen.
45. D. Tanda dan Gejala Hepatitis Akut
46.
47. 1. Masa Tunas
48.
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)

Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)

Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)


49.

50. 2. Fase Pre-Ikterik


51.

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus


berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea,
vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama
di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal
mencolok pada hepatitis virus B.
52.
53.
54.
55. 3. Fase Ikterik
56.

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan
disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada
minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang
disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
57.
58. 4. Fase Penyembuhan
59.

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik.
Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan
lekas capai.
60.
61.
62.
63. E. Patofisiologi Hepatitis Akut
64.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh usus disertai nkrosis dan
inflamasi pada sel sel hati yang menghsilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta
seluler yang khas. Disini hepatitis dibagi menjadi dua yaitu hepatitis A dan hepatitis B.
Hepatitis A dinamakan hepatitis hepatitis infekglusa, dosebabkan oleh virus RNA dari
vamili anterovirus. Cara penularanya melalui fekal orl terutama lewat konsumsi makanan
dan minuman yang tercemar virus tersebt. Masa inkubasi diperkirakan 1 7 minggu
dengan rata rata 30 hari. Ketika gejala muncul, bentuknya berupa infeks saluran nafas

atas yang ringan seperti flu dengan panas yang tidak terlalu tinggi. Anoreksia merupakan
gejala dini dan diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak tersebut
untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Sedangkan Hepatitis B berbeda
dengan hepatitis A, ditularkan melalui darah (jalur perkutan dan permukosa). Virus
tersebut pernah ditemukan oleh darah, saliva, semen serta sekretvagina dan dapat
ditularkan lewat mmbran mukosa serta pada luka kulit. Memiliki masa inkubasi panjang.
65. Pathway hepatitis A

66.

67.
68.
69.

70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.

116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.

F. Komplikasi
Ensefalopati hepatik terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan

oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati
hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
134.
135.
G. Pemeriksaan Penunjang
136.
1. Laboratorium
137.
a. Pemeriksaan pigmen
138.
1) Urobilirubin direk
139.
2) Bilirubun serum total
140.
3) Bilirubin urine
141.
4) Urobilinogen urine
142.
5) Urobilinogen feses
143.
b. Pemeriksaan protein
144.
1) Protein totel serum
145.
2) Albumin serum
146.
3) Globulin serum
147.
4) HbsAG
148.
HBsAG adalah antigen hepatitis B permukaan yang merupakan protein virus yang
pertama muncul setelah infeksi. Keberadaan HBsAg selama 6 bulan menunjukkan infeksi
kronis. Apabila hasil yang didapat adalah negatif mengindikasikan orang tersebut belum
pernah terpapar terhadap virus atau tengah pulih dari infeksi hepatitis akut dan telah
berhasil bebas dari virus (atau jika ada maka itu infeksi yang tersembunyi). Nilai positif
(reaktif) mengindikasikan sebuah infeksi aktif namun tidak mengindikasikan apakah
virus itu bisa ditularkan atau tidak.

149.
150.

5) HbeAG
HBeAG adalah antigen e Hepatitis yang merupakan protein dari virus dan

menunjukkan bahwa virus secara aktif mereplikasi dalam hati dan bahwa darah seseorang
dan cairan tubuhnya sangat menular. Hasil positif (reaktif) mengindikasikan adanya virus
yang bisa ditularkan pada orang lain. Hasil negatif berarti virus tidak bisa ditularkan pada
orang lain, kecuali di belahan dunia di mana strain virus tidak memproduksi protein eantigen adalah hal yang umum.
151.
c. Waktu protombin
152.
Respon waktu protombin terhadap vitamin K
153.
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
154.
1) SGPT
155.
SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim yang
terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi pengeluaran
enzim SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan terukur melalui pemeriksaan
laboratorium.
156.
2) SGOT
157.
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT,
SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOT akan
meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Namun SGOT tidak
spesifik hanya terdapat di dalam hati. SGOT juga dapat ditemukan di sel darah, sel
jantung dan sel otot, karena itu peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan adanya
kelainan di sel hati.
158.
3) LDH (Laktat Dehidrogenase)
159.
Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir
semua sel rmetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang ditemukan di jantung, otot
rangak, hati, ginjal, otak dan sel darah merah.
160.
4) Amonia serum
161.
Amonia serum merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera
selhati sangat membantu dalam pendeteksian penyakit hati yang akut seperti hepatitis.
162.
2. Radiologi
163.
a. Foto rontgen abdomen
164.
b. Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
165.
c. Kolestogram dan kalangiogram
166.
d. Arteriografi pembuluh darah seliaka
167. 3. Pemeriksaan tambahan
168.
a. Laparoskopi
169.
b. Biopsi hati

170.
171.
172.

H. Penatalaksanan
1. Tirah baring (bed rest)
Biasanya direkomendasikan tanpa memperhitungkan bentuk terapi yang lain

sampai gejala hepatitis sudah mereda. Selanjutnya,aktifitas pasien harus dibatasi sampai
gejaola pembesaran hati dan kenaikan kadar bilirubin serta enzim-enzim hati dalam
serum kembali normal.
173.
2. Nutrisi yang adekuat
174.
Nutrisi yang adekuat harus dipertahanakan; asupan nutrisi dibatasi bila
kemampuan hati untuk memetabolisasi produk sampingan protein terganggu
175.
3. Upaya kuratif
176.
Untuk mengendalikan gejala dispepsia dan malaise umum mencakup penggunaan
antasid, beladonna, serta preparat antiemetik. Apabila muntah tetap terjadi klien
mendapat terafi cairan.
177.
4. Masa Pemulihan
178.
Pemulihan gejala yang lengkap kadang-kadang membutuhkan waktu 3 atau 4
bulan atau lebih lama lagi. Selama stadium ini pengembalian aktivitas fisik yang
berangsur-angsur diperbolehkan dan harus dianjurkan sesudah gejal ikterus menghilang.
179.
180.
5. Pertimbangan psikososial
181.
Pertimbangan psikososial harus dikenali oleh perawat, khususnya akibat
pengisolasian dan pemisahan pasien dari keluarga serta sahabat mereka selama stadium
akut dan infektif. Prencanaan khusus diperlukan unutk meminimalkan perubahan dalam
persepsi sensorik. Keluarga perlu diikutsertakan dalam perencanaan untuk mengurangi
rasa takut dan cemas dalam diri pasien tentang penularan penyakit tersebut.
182.
I. Pencegahan Hepatitis Akut
183.
1. Personal Hygiene
184.
Selalu cuci tangan, menjaga kebersihan dan lingkungan.
185.
2. Persedian air
186.
Menjaga persediaan air agar tidak terkontaminasi dengan virus hepatitis.
187.
3. Restoran
188.
Orang yang sudah terkontaminasi virus hepatitis tidak boleh bekerja direstoran
karena dapat ditularkan melalui makanan.
189.
4. Imunisasi pasif
190.
Imunisasi serum diberikan pada orang yang tinggal atau berkunjung di daerah
yang mempunyai resiko tinggi hepatitis A dimana dapat memberikan perlindungan
selama 2 bulan.

191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.

b.
c.
d.

e.

f.

g.

h.

J. Asuhan Keperawatan Hepatitis Akut


1. Pengkajian
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
a. Aktivitas
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Malaise
Sirkulasi
1) Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
2) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
Eliminasi
1) Urine gelap
2) Diare feses warna tanah liat
Makanan dan Cairan
1) Anoreksia
2) Berat badan menurun
3) Mual dan muntah
4) Peningkatan edema
5) Asites
Neurosensori
1) Peka terhadap rangsang
2) Cenderung tidur
3) Letargi
4) Asteriksis
Nyeri / Kenyamanan
1) Kram abdomen
2) Nyeri tekan pada kuadran kanan
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit kepala
6) Gatal ( pruritus )
Keamanan
1) Demam
2) Urtikaria
3) Lesi makulopopuler
4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pembesaran nodus servikal posterior
Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
2. Diagnosa Keperawatan :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

dan mual/muntah.

234.

b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi

hati dan bendungan vena porta.


235.
c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum, penurunan kekuatan atau ketahanan
dan nyeri.
236.
d. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan akumulasi pigmen
bilirubin dalam garam empedu.
237.
238.
Rencana Asuhan Keperawatan :
239.
No
.
1.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Dan Kriteria

Intervensi

Perubahan nutrisi kurang

Hasil
Setelah dilakukan

dari kebutuhan tubuh b/d

tindakan

diet/jumlah kalori.

anoreksia dan mual/muntah

keperawatan selama

Berikan makanan

3 X 24 jam,

sedikit dalam

diharapkan pasien

frekuensi sering dan

dapat menunjukkan

tawarkan makan

status gizi dengan


kriteria hasil :
- Menunjukkan
perubahan pola
makan yang
meningkat
- Menunjukkan
peningkatan berat
badan mencapai
tujuan

- Awasi pemasukan

pagi paling besar.


- Berikan perawatan
mulut sebelum
makan
- Anjurkan makan
pada posisi tegak
- Konsultasi pada
ahli diet, dukung
tim nutrisi untuk
memberikan diet
sesuai kebutuhan
pasien.
- Awasi glukosa
darah
- Berikan tambahan
makanan dukungan

2.

Nyeri b/d pembengkakan

Setelah dilakukan

total bila perlu


- Meringankan atau

hepar yang mengalami

tindakan

mengurangi nyeri

inflamasi hati dan

keperawatan selama

sampai pada tingkat

bendungan vena porta.

3 X 24 jam,

kenyamanan yang

diharapkan pasien
dapat menunjukkan
pengurangan rasa
nyeri dengan
kriteria hasil:
- Memperlihatkan
teknik relaksasi
secara individual
yang efektif untuk
mencapai
kenyamanan.
- Melaporkan nyeri
kepada penyedia
layanan kesehatan
- Menggunakan

3.

didapat oleh pasien


- Instruksikan paien
untuk
menginformasikan
kepada perawat jika
peredaan nyeri tidak
dapat dicapai
- Gunakan tindakan
pengendalian nyeri
sebelum nyeri
menjadi lebih berat
- Bantu pasien
mengidentifikasi
tindakan
kenyamanan yang

tindakan meredakan

efektif di masa lalu

nyeri dengan

seperti, distraksi,

analgesic dan

relaksasi, atau

nonanalgesik secara

kompres

Intoleransi aktivitas b/d

tepat.
Setelah dilakukan

kelemahan umum,

tindakan

pasien untuk

penurunan kekuatan atau

keperawatan selama

melakukan aktivitas

ketahanan dan nyeri

3 x 24 jam,

kehidupan sehari-

diharapkan pasien
mampu melakukan
tugas-tugas fisik
yang paling dasar
dengan kriteria

hangat/dingin
- Bantu arahkan

hari
- Bantu pasien untuk
mengubah posisi
secara berkala
- Rencanakan
aktivitas bersama

hasil:
Melaporkan

pasien dan keluarga


untuk meningkatkan

kemampuan

kemandirian dan

melakukan

ketahanan
- Evaluasi motivasi

peningkatan
intoleransi aktivitas
Menunjukkan
perilaku yang

dan keinginan
pasien untuk
meningkatkan

mampu melakukan

aktivitas

aktivitas
4.

Kerusakan integritas

Setelah dilakukan

Gunakan air mandi

kulit/jaringan b/d akumulasi

tindakan

dingin dan soda kue

pigmen bilirubin dalam

keperawatan selama

atau mandi kanji.

garam empedu.

3 x 24 jam,

Hindari sabun alkali


Anjurkan

diharapkan jaringan

menggunakan buku-

kulit utuh dan


penurunan pruritus

menggaruk bila

dengan kriteria
hasil:
Keutuhan struktur
dn fungsi fisiologis
normal kulit
Mendemonstasikan
aktivitas perawatan
kulit rutin yang
efektif
Pasien akan
melaporkan tak ada
penurunan pruritus
atau
lecet
240.
241.

buku jari untuk

tidak terkontrol
Hindari komentar
tentang penampilan
pasien

242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.

BAB III
PENUTUP

256.
257.
258.
259.

1.

Kesimpulan
Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus

atau obat-obatan. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki maupun perempuan dengan
gejala-gejala klinis seperti lelah, demam, mual, muntah, diare, mata kuning, dan lain-lain
atau dapat pula penyakit ini timbul tanpa gejala sehingga tidak terdeteksi. Penyakit
hepatitis ini merupakan penyakit yang dapat menular melalui air liur, kontak seksual,
transfusi darah, jarum suntik dan alat-alat yang terkontaminasi oleh virus hepatitis.
260.
261.
2.
Saran
262.
Sebaiknya setiap orang dapat berhati-hati dan selalu menjaga kebersihan
lingkungan agar terhindar dari virus-virus yang dapat mengakibatkan hepatitis. Tentunya
sebagai petugas kesehatan yang rentan tertular dari penderita kita herus lebis sigap dan
memperhatiakan kesterilan.

Hepatitis dan Askep Hepatitis


Diposkan oleh Nur " RETTA " Kayat.

Liver
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada pada darah. Selain itu,
masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Jika seseorang menderita hepatitis, yang merupakan
peradangan pada hati atau liver ini, dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara
keseluruhan karena racun tetap mengendap pada darah dan merusak atau mengganggu kerja
organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah
menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah.

Rusaknya fungsi hari atau liver ini dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi alkohol
secara berlebihan atau karena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan
fungsi hati menjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virus yang
ditularkan penderita hepatitis.
Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis
A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) dan
virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya
masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis.
Virus yang paling banyak menjangkiti manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan
1 dari 3 orang yang ada di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus
mengendap pada tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis
menimpa penduduk Asia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini menyebabkan kematian
sedikitnya 600.000 orang per tahun.
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen
penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut,
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.

Gejala Hepatitis
Beberapa gejala yang umum dari hepatitis adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan,
badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan
flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala penyakit
hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak.
Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh
seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya,
virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.

Hepatitis A
Virus hepatitis A biasa terdapat pada kotoran penderitanya. Virus dapat hidup pada air atau es
batu. Cara penyebaran virus ini adalah karena meminum air yang tercemar VHA. Bisa juga
karena mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup
pada makanan atau karena orang yang mempersiapkan makanan tidak terbiasa cuci tangan
dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A.
Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran
manusia ini akhirnya berpindah. Hepatitis A adalah salah satu dari tipe hepatitis yang ada. Pada
kesempatan kali ini kita hanya menekankan pada tipe A termasuk pengobatan hepatitis A.

Penyakit ini di sebabkan oleh hepatitis A virus (HAV). HAV dapat ditularkan dengan makan
makanan atau minum air yang telah terkontaminasi oleh kotoran individu yang terinfeksi.
Wabah bisa terjadi di negara-negara di mana pasokan air tercemar oleh limbah. Pada beberapa
Negara, kontaminasi kerang telah menyebabkan wabah besar. Kontak erat dengan individu yang
terinfeksi juga dapat menularkan infeksi hepatitis A, ini merupakan perhatian khusus di sekolah
tempat anak-anak untuk berhati-hati dan pemberitahuan tentang cara mencuci tangan setelah
menggunakan fasilitas toilet sebagai upaya pencegahan. Hal ini tentunya lebih efektif ketimbang
harus melakukan pengobatan hepatitis A kepada mereka yang menderita.
HAV memiliki masa inkubasi 10 sampai 40 hari. Ini adalah waktu dari paparan virus sampai
timbulnya penyakit ini. Gejala pertama termasuk hilangnya nafsu makan, membenci rokok,
mual, sakit otot dan sendi dan demam ringan. Kemudian termasuk gejala menguningnya kulit
(dalam istilah kedokteran disebut jaundice), selaput lendir, dan urin gelap. Lamanya penyakit ini
biasanya dua sampai tiga minggu, tetapi setiap orang dapat tetap bergejala untuk beberapa bulan.
Sebelum berbicara pengobatan hepatitis A, tentunya kita harus tahu dulu bagaimana tipe hepatitis
A dapat dicegah. Pertimbangkan vaksinasi hepatitis A, hal ini biasanya digalakkan oleh negaranegara dengan kebersihan terbatas. Kebersihan yang baik mengurangi risiko infeksi.
Sebagai langkah lanjut pengobatan hepatitis A, dokter biasanya akan memberi nasihat tentang
vaksinasi untuk rumah tangga dan kontak dekat lainnya. Selanjutnya langkah diagnosis dibuat
berdasarkan tes antibodi, yang akan menunjukkan adanya antibodi terhadap virus hepatitis A
dalam darah pasien. Antibodi IgM menunjukkan infeksi baru (atau vaksin) dan antibodi IgG
menunjukkan infeksi sebelumnya atau vaksinasi yang sukses. Tes darah untuk fungsi hati akan
mengungkapkan keparahan kerusakan hati dan dimonitor sampai pemulihan. Mereka dengan
hepatitis berat mungkin membutuhkan pemantauan masuk rumah sakit untuk rawat inap.

Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur,
cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B
terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur,
perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato
dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah
yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu
benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa dari sejak kandungan dari seorang
ibu yang terinfeksi dan karena hubungan seks. Penyakit Hepatitis B disebabkab oleh virus
Hepatitis, merupakan penyakit kronis (menahun) dan sangat menular. Intensitas penularan
Hepatitis B seratus kali lebih menular daripada penularan Virus HIV AIDS Uniknya sipenderita
hampir tidak merasakan gejala yang khas, sehingga mereka merasa sehat sehat saja.

Keadaan ini sangat berbahaya karena dengan diam diam Hepatitis B menular ke semua orang
tanpa diwaspadai oleh orang sekitarnya. Gejala yang khas yang perlu diwaspadai adalah warna
urine (air kencing) menjadi keruh seperti air teh. Komplikasi Hepatitis B bisa mengakibatkan
berkerutnya jaringan hati atau bisa juga menjadi kanker hati. Lebih parah lagi sel hati akan
meletus, membengkak dan menyebabkan kerusakan organ hati.

Cara Penularan :

Ibu yang mengandung menderita Hepatitis B dapat dipastikan menular


kepada janinnya.

Melalui Jarum suntik, Jarum tindik,Jarum akupuntur, atau alat sejenisnya


bekas penderita.

Melalui Transfusi darah yang tercemar virus hepatitis.

Melalui hubungan intim.

Melalui media cairan tubuh : Sperma, air liur, tinja.

Cara Pencegahan :

Imunisasi bayi dengan Vaksin Hepatitis B sebanyak 3 kali.

Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari


hari.

Rumah sehat dan lingkungan sehat sangat efektip dalam pencegahan.

Dengan BAB ( Buang Air Besar) di jamban akan membantu pencegahan


penularan penyakit Hepatitis B.

Catatan :
Hepatitis jenis lain yaitu Hepatitis A,C,D,E,F dan G, namun yang sering dijumpai adalah
Hepatitis A dan Hepatisis B. Sampai kini masih belum ditemukan obat penyembuh Hepatitis.

Hepatitis C
Pengindap hepatitis C biasanya ditularkan dengan cara yang hampir sama dengan penularan
hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarum suntik. Hepatitis C sama seperti
hepatitis B, yang disebabkan virus hepatitis C yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh
yang lain. Seperti halnya hepatitis B, hepatitis C juga dapat menyebabkan sirosis hati atau kanker
hati. Hepatitis C merupakan jenis hepatitis yang paling serius. Penderita Hepatitis C kadang tidak
menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan
kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari
kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
Seringkali, penderita hepatitis C tidak menunjukkan gejala walaupun telah terinfeksi bertahuntahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar adalah lelah, hilang selera makan, sakit
perut, urin menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi kuning yang disebut jaundice (jarang
terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan
normal.
Hepatitis C kronis dapat diobati dengan Pegylated Interferon dan Ribavirin. Pengobatan
Hepatitis C sedini mungkin sangatlah penting. Meskipun tubuh penderita telah melakukan
perlawanan terhadap infeksi, tetapi hanya 15% yang berhasil, pengobatan tetap diperlukan untuk
mencegah Hepatitis C kronis dan membantu mengurangi kemungkinan hati menjadi rusak.
Kadangkala, pengobatan Hepatitis C memerlukan waktu yang lama, dan tidak dapat membantu.
Tetapi karena penyakit ini dapat menjadi parah sepanjang waktu, sangatlah penting untuk
mencari pengobatan yang tepat dari dokter.
Untuk mencegah agar tidak terjangkiti hepatitis C maka harus tetap menjaga kesehatan dan
kebersihan diri, diantaranya adalah beberapa hal berikut ini:

Cara penyebaran yang paling efesien Hepatitis C adalah melalui suntikan


yang terkontaminasi oleh darah, misalnya di saat memakai obat suntik. Maka
hanya pergunakan jarum suntik dan alat suntik yang steril

Lakukan kehidupan seks yang aman, atau dengan kata lain jangan
melakukan hubungan seks secara bebas.

Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, alat cukur, sikat gigi, dan gunting
kuku, dimana dapat menjadi tempat potensial penyebaran virus Hepatitis C.
Bila melakukan manicure, tato dan tindik tubuh pastikan alat yang dipakai
steril dan tempat usahanya resmi.

Orang yang terpapar darah dalam pekerjaannya, seperti pekerja kesehatan,


teknisi laboratorium, dokter gigi, dokter bedah, perawat, pekerja ruang
emergensi, polisi, pemadam kebakaran, paramedis, tentara atau siapapun

yang hidup dengan orang yang terinfeksi, seharusnya sangat berhati-hati


agar tidak terpapar darah yang terkontaminasi.

Juga termasuk menggunakan peralatan tajam dan jarum dengan benar,


mencuci tangan secara teratur dan menggunakan sarung tangan dalam
pekerjaannya. Jika anda pernah mengalami luka karena jarum suntik, anda
harus melakukan tes ELISA atau RNA HCV setelah 4-6 bulan terjadinya luka
untuk memastikan tidak terinfeksi penyakit Hepatitis C.

Pernah sembuh dari salah satu penyakit Hepatitis tidak mencegah penularan
penyakit Hepatitis lainnya. Orang yang menderita penyakit Hepatitis C dan
juga menderita penyakit Hepatitis A memilki resiko tinggi terkena penyakit
hepatits fulminant, suatu penyakit hati yang mematikan dan
perkembangannya sangat cepat.

Dengan demikian, ahli kesehatan sangat merekomendasikan penderita


penyakit Hepatitis C juga melakukan vaksinasi Hepatitis A dan Hepatitis B.

Menangangi Hepatitis
Perawatan dini harus segara dilakukan agar penderita dapat disembuhkan, karena semakin
lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker. Tetapi,
kadangkala karena tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari
kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak
parah.
Vaksinasi dapat diberikan agar seseorang mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan
virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya.
Walau seseorang belum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus
merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahun kemudian. Pemberian
vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lebih lemah
untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa.
Jika kondisi hati sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi,
ini akan sulit karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita
yang membutuhkan hati.
Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak
yang akan menggeroti kesehatan penderitanya.
Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi untuk semua, karena bisa saja tanpa
sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau liver. Tetapi, dengan kekebalan
tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini.

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Hepatitis

PENGERTIAN
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat
atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
1. Hepatitis A
1. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm

2. Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara
manusia, dibawah oleh air dan makanan
3. Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari
4. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi
yang buruk dengan penduduk yang sangat padat

2. Hepetitis B (HBV)
1. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm
2. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi
akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada
bayinya.
3.

Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari.

4. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi,
perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis
serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam
hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko

3. Hepatitis C (HCV)
1. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang
diameternya 30 60 nm.
2. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga
oleh kontak seksual.
3. Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari
4. . Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B

4. Hepatitis D (HDV)
1. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
2. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki
kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia
3. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari
4. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.

5. Hepattitis E (HEV)

1. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32


36 nm.
2. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia
dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
3. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari
4. . Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan
makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

C. INSIDEN
1. Hepetitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk.
Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi padat
dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis
disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area seperti
negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India, Birma,
Afganistan, Alberia, dan Meksiko.
D. PATOFISIOLOGI
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes
oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga
terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak
dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam
darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler
jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel
hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan

nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan
terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit
dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati
E. MANIFESTASI KLINIK
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik dapat
dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih
coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada sklera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih lemah,
anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan
nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
lagi. Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir
bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda
F. TES DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan
jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena
itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM

Positif pada tipe A


10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat
absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan
peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
14. BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan
dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
15. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
16. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
17. Urinalisa
18. Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin
terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang
cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena mungkin perlu
selama fase akut bila pasienterus menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga
gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian a
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis virus.Identitas.
- Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
- Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
- Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan hubungan dengan klien.
b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan

menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,
nyeri perut kanan atas
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
2.Diagnosa keperawatan yang lazim muncul .
9 a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/muntah.
c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare.
d. Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.
f. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang
terinfeksi.
g. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam
empedu dalam jaringan.
h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses
penyakit.
i. Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi.
j. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.
k. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas.
l. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.
m. Kehilangan kontrol berhubungan dengan perubahan aktifitas rutin.
3. Rencana keperawatan.
DX.I . Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat
aktifitas.
Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan
kekuatan otot.
Intervensi

Rasional
1.Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkunga yang tenang.
2.Tingkat aktifitas sesuai
Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan.
Tiarah baring lama dapat menurunkan toleransi
3. Awasi kadar enzim hepar.
kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
Membantu menurunkan kadar aktifitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko
berulang.
DX . II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah
Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil :
Nafsu makan baik.
Tidak ada keluhan mual/muntah.
Mencapai BB , mengarah kepada BB normal .
Intervensi
Rasional
1. Awasi keluhan anoreksia,
mual/muntah.
2. Awasi
pemasukan
diet/jumlah
kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekwensi sering.
3. Lakukan
perawatan
mulut sebelum makan.
4. Timbang berat badan.
5. Berikan obat vit. B kompleks, vit c dan tambahan diet lain sesuai indikasi.
Berguna dalam mendefinisikan derajat luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
Makan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang
hari, membuat masukan makanan sulit pada sore hari.
Menghilangkan rasa tidak enak dan
meningkatkan nafsu makan.
Penurunan BB menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien.
Memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan.
DX. III. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare.
11 Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.
Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus menerus muntah.

Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali
normal.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Biodata.
o Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
o Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
o Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan
dengan klien.
b) Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu makan
menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan kuning
c) Riwayat kesehatan
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
o Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
o Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
2. Diagnosa keperawatan
a) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan
metabolik, anoreksia, mual/muntah.
c) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui
muntah dan diare.
d) Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.
e) Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
f) Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang terinfeksi.
g) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam
jaringan.
h) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses penyakit.
i) Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi.
j) Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.

k) Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas.


l) Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar
3. Rencana keperawatan.
Diagnosa I : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
o Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat aktifitas.
o Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan kekuatan otot.
Intervensi :
a) Tingkatkan tirah baring, ciptakan lingkunga yang tenang.
Rasional : Meningkatkan ketenangan istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan.
b) Tingkat aktifitas sesuai toleransi
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
c) Awasi kadar enzim hepar
Rasional : Membantu menurunkan kadar aktifitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada
potensial resiko berulang.
Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah
Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil :
o Nafsu makan baik.
o Tidak ada keluhan mual/muntah.
o Mencapai BB , mengarah kepada BB normal
Intervensi :
a) Awasi keluhan anoreksia, mual/muntah.
Rasional : Berguna dalam mendefinisikan derajat luasnya masalah dan pilihan intervensi yang
tepat.
b) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekwensi sering.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk
pada siang hari, membuat masukan makanan sulit pada sore hari.
c) Lakukan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional : Menghilangkan rasa tidak enak dan meningkatkan nafsu makan
d) Timbang berat badan.
Rasional : Penurunan BB menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien
e) Berikan obat vit. B kompleks, vit c dan tambahan diet lain sesuai indikasi.
Rasional : Memperbaiki kekurangan dan membantu proses penyembuhan
Diagnosa III : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang

berlebihan melalui muntah dan diare.


Tujuan : Klien akan menunjukkan status cairan adekuat.
Kriteria hasil :
o Tanda tanda vital stabil :
TD : 90/50 120/70 mmhg
N : 85 100 x/mnt
S : 36 37C
P : 15 25 x/mnt
o Turgor kulit normal ( cepat kembali )
o Intake dan output seimbang.
Intervensi :
a) Monitor intake dan output
Rasional : Memberikan informasi tentang penggantian /efek terapi.
b) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler , turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : Indikator volume sirkulasi / perfusi
c) Berikan cairan IV (biasanya glukosa), elektrolit.
Rasional : Memberikan cairan dan penggatian elektrolit.
Diagnosa IV: Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.
Tujuan : Klien memperlihatkan perilaku yang menimbulkan interaksi sosial.
Kriteria hasil :
o Klien berpartsipasi dalam aktifitas.
o Klien dapat mengungkapkan perasaan / persepsi.
Intervensi
a) Tingkatkan hubungan sosial.
Rasional : Partisipasi orang lain dapat meningkatkan rasa kebersamaan
b) Jelaskan tentang tujuan dari perawatan .
Rasional : Pemahaman alasan untuk perlindungan dari mereka sendiri dan oranmg lain dapat
mengurangi perasaan isolasi.
c) Dorong klien / keluarga untuk mengeksperisikan perasaan dan permasalahan
Rasional : Membantu mengidentiufikasi dan memperjelas alasan kesulitan berinteraksi
Diagnosa V: Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
Tujuan : Klien akan menunjukkan tehnik melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari
infeksi ulang dan transmisi ke orang lain.
Kriteria hasil :
o Memperlihatkan pengertian tentang tindakan kewaspadaan dengan mengikuti petunjuk.
o Mempertahankan suhu tubuh yang normal , pernapasan jelas dengan tidak ada bukti lain
terjadinya infeksi.
Intervensi
a) Lakukan tehnik isolasi untuk infeksi enterik dan pernapasan sesuai kebijakan rumah sakit

termasuk cuci tangan efektif.


Rasional : Mencegah transmisi virus ke orang lain. Melalui cuci tangan efektif dalam mencegah
transmisi virus.
b) Awasi / batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional : Klien terpajan terhadap proses infeksi (khususnya respiratorius) dan potensial resiko
komplikasi sekunder.
c) jelaskan prosedur isolasi pada klien/orang terdekat.
Rasional : Pemahaman alasan untuk perlindungan diri sendiri dan orang lain.
d) Berikan antibiotik untuk agen pencegahan.
Rasional : Pengobatan hepatitis virus dan bacterial untuk mencegah/membatasi infeksi sekunder
Diagnosa VI : Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang
terinfeksi.
Tujuan : Keluarga dan orang lain tidak tertular infeksi.
Kriteria hasil :
o Keluarga mengerti tentang cara penularan.
o Orang tua menerapkan pola hidup yang sehat dan bersih.
Intervensi :
a) Ajarkan tehnik mencuci tangan yang benar.
Rasional : Cuci tangan mencegah transmisi virus.
b) Ajarkan tentang kebersihan perorangan.
Rasional : Infeksi hepatitis dapat terjadi didalam lingkungan dengan hygiene dan sanitasi yang
buruk.
c) Imunisasi bila indikasi ketularan
Rasional : Karena terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis maka penekanan lebih diarahkan
pada pencegahan melalui imunisasi.
Diagnosa VII : Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu
dalam jaringan .
Tujuan : Klien menunjukkan jaringan kulit yang utuh.
Kriteria hasil :
o Melaporkan penurunan proritus atau menggaruk.
o Ikut serta dalam aktifitas untuk mempertahankan integritas kulit.
Intervensi :
a) Lakukan perawatan kulit dengan sering, hindari sabun alkali.
Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilang gatal
b) Pertahankan kuku klien terpotong pendek. Instruksikan klien menggunakan ujung jari atau
menggunakan ujung jari untuk menekan pada kulit bila sangat perlu menggaruk.
Rasional : Untuk menurunkan resiko kerusakan kulit bila menggaruk.
c) Pertahankan liner dan pakaian kering.
Rasional : Pakaian basah dan berkeringat adalah sumber ketidaknyamanan .

Diagnosa VIII : Kurang pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang proses penyakit.
Tujuan : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakitnya.
Kriteria hasil :
o Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit.
o Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan
Intervensi :
a) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan /prognosis, kemungkinan pilihan
pengobatan.
Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan informasi
tambahan sesuai keperluan.
b) Berikan informasi khusus tentang penyakitnya.
Rasional : Kebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena tipe hepatitis dan situasi individu.
c) jelaskan pentingnya istirahat dan latihan
rasional : Aktifitas perlu dibatasi sampai hepar kembali normal.
Diagnosa IX : Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
Tujuan : Klien menujukkan suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil :
o Klien tidak mengeluh panas
o Badan tidak teraba hangat
Suhu tubuh 36 370C
Intervensi :
a) Kaji adanya keluahan tanda tanda peningkatan suhu tubuh
Rasional : Peningkatan suhu tubuh akan menujukkan berbagai gejala seperti luka merah, badan
teraba hangat.
b) Monitor tanda tanda vital terutama suhu tubuh
c) Berikan kompres hangat pada aksila/ dahi
Rasional : Demam disebabkan efek efek dari endotoksin pada hipotalamus dan efinefrin yang
melepaskan pirogen Akxila merupakan jaringan tipis dan terdapat pembulu darah sehingga akan
mempercepat pross konduksi dan dahi berada didekat hipotalamus sehingga cepat memberikan
respon dalam mengatur suhu tubuh.
Diagnosa X : Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Klien akan menujukkan pola eliminasikembali sperti biasa
Kriteria hasil :
o Klien tidak mengluh sering buang air besar
o Feses tidak encer
Intervensi :
a) Observasi, catat frekwensi defekasi, karakteritik dan jumlah proses penyakit,
harapan/prognosis,kemungkinan pilihan pengobatan.
Rasional : Membantu menentukan berat episode (diare)

b) Berikan diet yang tepat, hindari makanan tinggi lemak,makanan dengan kandunganserat tinggi
Rasional : Stimulan GI yang meningkatkan mobilitas/ frekensi defekasi.
c) Berikan anti diare yang ditentukan dan evaluasi keevektipan
Rasional : Untuk mengontrol diare. Diare tidak terkontrol dapat menyebabkan kekurangan cairan
Diagnosa XI : Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas
Tujuan : Klien akan menujukkan pola eliminasikembali seperti biasa
Kriteria hasil :
o Konsistensi feses lembek
o Buang air besar setiap hari
Intervensi :
a) Monitor ferkwensi, karakteristik dan jumlah feses
Rasional : Mengidentifikasi derajat gangguan dan kemungkinan bantuan yang diperukan
b) Tingkatkan diet pasien dengan banyak makan makanan berserat dan buah
Rasional : Meningkakan konstintensi fekal untuk dapat melewati usus dengan mudah dan
menurunkan konstipasi
c) Tingkatkan pemenuhan cairan dengan minum banyak minimal 1.000ml/hari
Rasional : Dapat melembekkan feses dan mefasilitasi eliminasi
d) Berikan pelunak feses, supositoria sesuai indikasi
Rasional :Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan pelahan / evaluasi feses
Diagnosa XII : Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar
Tujuan : klien mengungkapkan nyeri berkurang / teratasi
Kriteria hasil :
o Tidak ada keluhan nyeri
o Ekspresi wajah ceria
o Tanda tanda vital dalam batas normal
TD : 90 / 50 120 / 70 mmHg
N : 85 100 / menit
P : 15 25 / menit
SB : 36 370 C
Intervensi :
a) Kaji tingkat nyeri
Rasional : Mengetahui persepsi dan reaksi klien terhadap nyeri serta sebagai dasar keefektifan
untuk intervensi selanjutnya
b) Monitor tanda tanda vital
Rasional : Perubahan frekwensi jantung atau TD menujukkan bahwa pasien mengalami nyeri,
khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital talah terlihat
c) Berikan tindakan kenyamanan misalnya perubahan posisi relaksasi
Rasional : Tindakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan
ketidaknyamanan

AsKep Hepatitis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker
hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus,
identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F
dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits
ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya.
(Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis
atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis
tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah
parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah,
mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna
seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi
kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang
juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus
hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000
orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia
sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang
terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen
lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan
menjadi penting.
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas
yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk
waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung
tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk
mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut
menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner &
Sudarth, 2001 : 1169)
Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia
atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan
toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal
sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi
enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang

didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar
diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki
malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai
fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral
dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau
fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam
amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena
sentral atau perifer. (Marilyn E. Doengoes, 1999: 758)
Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada
anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien
siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga
penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu:
penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan sampah yang
efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum
suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya.
Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita
harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan
kematian.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan
yang tepat, disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat
dihindari seperti memberi penjelasan tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda
dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang didapat kalau
pengobatan tidak dilakukan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Hepatitis merupakan istilah umum yang berarti peradangan pada sel-sel hati.
Peradangan hati ini dapat disebabkan oleh infeksi, paparan alcohol, obat-obatan
tertentu, bahan kimia, atau racun, atau dari system kekebalan tubuh. ( Arif Muttaqin,
2011 )
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun
efek utamanya pada hati.( Syivia .A. price, 2005 )
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi
pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler
yang khas. ( Brunner & Suddarth, 2001 )

Jadi, Hepatitis virus akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya
berhubungan erat dengan adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus
yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll.
Jenis-jenis Hepatitis
Hepatitis A : yang dahulu dinamakan hepatitis infeksiosa, disebabkan oleh virus RNA
dari family enterovirus. Cara penularan penyakit ini adalah melalui jalur fekal-oral,
terutama lewat konsumsi makanan atau minuman yang tercemar virus tersebut.
Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu,
kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak
dan dewasa muda.( Brunner & Suddarth, 2001 )
Hepatitis B : yang dahulu dinamakan hepatitis serum. Disebabkan oleh virus
hepatitis B ( HBV ), Cara penularan penyakit ini adalah parental atau lewat kontak
dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan oral-oral. Penularan
perinatal dari ibu kepada bayinya. Ancaman kesehatan kerja yang penting bagi petugas
kesehatan. ( Brunner & Suddarth, 2001 ) Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka
yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi. Masa inkubasi mulai 6 minggu
sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.
Hepatitis C : yang dahulu dinamakan non-A, non-B. suatu peradangan pada sel-sel
hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV ). cara penularan HCV sama dengan
HBV, tetapi terutama transfuse darah dan produk darah, terkena darah yang
terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia obat. ( Brunner & Suddarth, 2001 ).
Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang
menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan
keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18180 hari.
Hepatitis D : yang dahulu sering disebut hepatitis delta, suatu peradangan pada selsel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV ). Cara penularan sama seperti
HBV. Antigen permukaan HBV diperlukan untuk replikasi, pola penularan serupa
dengan pola penularan hepatitis B. (Brunner & Suddarth, 2001 ; Arief Muttaqin, 2011).
Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi
darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya
belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan,
kegagalan hati, dan kematian
Hepatitis E : mengacu pada peradangan pada sel-sel yang disebabkan oleh infeksi
virus hepatitis E (HEV). Cara penularan melalui jalur-jalur fekal-oral, kontak antar
manusia dimungkinkan menskipun resikonya rendah. (Brunner & Suddarth, 2001 ; Arief
Muttaqin, 2011). . populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada
atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan
paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
Kemungkinan Hepatitis F dan G : Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang
hepatitis F. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis

yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi


bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan
ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
a) Anatomi
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat 1500
gram. Hati merupakan organ lunak yang lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya.
Hati memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak di bawah kubah kanan
diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan
merupakan atap dari ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus.
Hati memiliki dua lobus utama yaitu, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi
segmen anterior dan psterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar.
Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang
terlihat dari luar. Ligamentum falsiformis berjalan dari hati ke diafragma dan dinding
depan abdomen. Permukaan hepar diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah
kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma.
Saluran saluran hepar terdiri dari:
1. Arteria hepatikum adalah salah satu cabang dari arteria seliaka dari aorta. Arteria ini
menyuplai darah ke hepar.
2. Vena porta hepatika membawa darah vena dari seluruh traktus gastrointestinal ke
hepar. Darah ini mengandung zat zat makanan yang telah diserap oleh vili usus
halus.
3. Vena hepatika membawa darah vena dari hepar ke vena inferior.
4.

Saluran saluran bilier juga disebut kanalikuli empedu, dibentuk oleh kapiler-kapiler
empedu yang menyatu dan menyalurkan empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hepar.
(mary Baradero, 2008)
Sirkulasi darah ke dalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan
fungsi hati. Darah yang mengalir ke dalam hati berasal dari dua sumber. Kurang lebih
75% suplai darah datang dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya akan
nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk ke dalam
hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis
kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang
merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati (hepatosit) akan terendam
oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid hepatik kemudian mengosongkan
isinya ke dalam venule yang berada pada bagian tengah masing-masing lobulus
hepatik dan dinamakan vena sentralis. Vena sentralis bersatu membentuk vena
hepatika yang merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya ke
dalam vena inferior di dekat diafragma. Jadi, terdapat dua sumber yang mengalirkan
darah masuk ke dalam hati dan hanya terdapat satu lintasan keluarnya. (Susanne C.
Smeltzer, 2001)
b) Fungsi
- Pembentukan empedu

Penyimpanan dan pelepasan karbohidrat


Pembentukan urea
Metabolisme kolesterol
Pembentukan protein plasma
Detoksifikasi

1. Metabolism Karbohidrat Hati


o Penyimpanan glikogen
o Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
o Glukoneogenesis
o Pembentukan berbagai bahan kimia penting dari metabolisme karbohidrat
2. Metabolism Lemak Hati
o Melakukan oksidasi asam lemak dgn cepat untuk kebutuhan energi tubuh
o Membentuk sebagian besar lipoprotein
o Sintesa kolesterol dan fosfolipid dlm jumlah besar
o Mengubah karbohidrat dan protein dlm jumlah besar menjadi lemak
3. Metabolism Protein Hati
o Deaminasi asam protein
o Pembentukan urea utk membuang amonia dari cairan tubuh
o Pembentukan protein plasma
o Interkonversi diantara berbagai asam amino dan komponen penting lainnya
Fungsi hati lainnya yaitu : Penyimpanan vitamin, Penyimpanan Fe, dan Proses
pembekuan darah, pembentukan empedu, metabolism obat, dan eksresi bilirubin.
C. ETIOLOGI
1. Virus
Metode
transmisi

Keparahan

Type A
Fekaloral
melalui
orang
lain

Type B
Parenteral
seksual,
perinatal

Tak
ikterik
dan
asimtomatik

Parah

Type C
Parenteral
jarang
seksual,
orang ke
orang,
perinatal
Menyebar
luas, dapat
berkembang
sampai
kronis

Type D
Parenteral
perinatal,
memerlukan
koinfeksi
dengan type B

Type E
Fekaloral

Peningkatan
insiden kronis
dan gagal
hepar akut

Sama
dengan
D

Sumber
virus

Darah,
feces,
saliva

Darah,
saliva,
semen,
sekresi
vagina

Terutama
melalui
darah

Melalui darah

Darah,
feces,
saliva

2. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis
akut.
D. PATOFISIOLOGI
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel
hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang
mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman
pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan
nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena
adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam
kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan
kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam
darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
HEPATITIS A :
Virus hepatitis A merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang
dapat dideteksi didalam feses pada akhir masa inkubasi dan fase praikterik. HAV
merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika Serikat. HAV lazim

terjadi pada anak dan dewasa muda. Terdapat peningkataninsidensi pada musim
tertentu, yaitu musim gugur dan musim dingin.
HAV terutama ditularkan melalui per oral dengan menelan makanan yang sudah
terkontaminasi dengan feses, penularan melalui tranfusi darah jarang terjadi. Penyakit
ini sering terjadi pada anak-anak atau terjadi akibat kontak dengan orang yang
terinfeksi melalui kontaminasi feses pada makanan atau air minum, atau dengan
menelan karang yang mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik. Kasus yang
timbul dapat bersifat sporadic, sedangkan epidemi dapat timbul pada daerah yang
sangat padat seperti pada pusat perawatan dan rumah sakit jiwa. Penularan ditinjau
oleh sanitasi yang buruk, dan kontak yang intim ( tinggal serumah atau seksual). Masa
inkubasi sekitar 30 hari. Masa penularan tertinggi adalah pada minggu kedua segera
sebelum timbulnya ikterus. .( Syivia .A. price, 2005 )
HEPATITIS B :
Virus hepatitis B ( HBV ) merupakan virus DNA berselubung ganda berukuran
42 nm yang memiliki lapisan permukaan dan bagian inti.
Hepatitis B memiliki masa inkubasi yang panjang. Virus hepatitis B mengadakan
replikasi pada hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relative lama
sehingga memungkinkan penularan virus tersebut. Dengan demikian, indifidu yang
berisiko terhadap hepatitis B adalah para dokter bedah, pekerja laboratorium klinik,
dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik. (Brunner & Suddarth, 2001 ).
Infeksi HBV merupakan penyebab utama hepatitis akut, kronis, sirosis dan kanker hati
diseluruh dunia. Cara utama penularan HBV adalah melalui perenteral, dan menembus
mukosa, terutama melalui hubungan seksual. Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 60
hingga 90 hari. ( Syivia .A. price, 2005 )
HEPATITS C :
HCV merupakan virus RNA untai tunggal, linear berdiameter 50 sampai 60 nm.
( Syivia .A. price, 2005 ).
Kasus-kasus ini diklasifikasikan sebagai hepatitis C ( yang dahulunya disebut hepatitis
non-A, non-B atau hepatitis NANB ). Orang-orang dengan resiko khusus untuk terkena
hepatitis C mencangkup anak-anak yang sering mendapatkan transfuse atau individu
yang memerlukan darah dalam jumlah yang besar. Hepatitis lebih besar
kemungkinannya untuk ditularkan dari donor komersial atau donor bayaran ketimbang
donor relawan. Masa inkubasi hepatitis C bervariasi dan dapat berkisar dari 15 sampai
160 hari. Perjalanan klinis hepatitis C yang akut serupa dengan hepatitis B; gejala
hepatitis C biasanya ringan. Meskipun demikian, status karier yang kronis sering terjadi
dan terdapat peningkatan resiko untuk menderita penyakit hati yang kronis sesudah
hepatits C, termasuk sirosis atau kanker hati. (Brunner & Suddarth, 2001 ).
HEPATITIS D :
Virus hepatitis D ( HDV, virus delta ) merupakan virus RNA berukuran 35 hingga 37 nm
yang tidak biasa karena membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar
partikel yang infeksius. Sehingga hanya penderita positif HBsAg yang dapat terinfeksi
HDV. Penularan terjadi terutama melalui serum, dan di Amerika Serikat penyakit ini
terutama menyerang pengguna obat melalui intravena. ( Syivia .A. price, 2005 ).
Gejala hepatitis D serrupa dengan gejala hepatits B, kecuali pesiennya lebih cenderung
untuk menderita hepatitis fulminan dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis
serta sirosis hati. (Brunner & Suddarth, 2001 ).

Masa inkubasi diyakini menyerupai HBV yaitu sekitar 1 hingga 2 bulan. HDV dapat
timbul sendiri sebagai infeksi akut, infeksi kronis, atau ko-infeksi atau superinfeksi
dengan HBV. ( Syivia .A. price, 2005 ).
HEPATITIS E :
HEV adalah suatu virus RNA untai-tunggal yang kecil berdiameter kurang lebih 32
sampai 34 nm dan tidak berkapsul. HEV adalah jenis hepatitis non-A, non-B yang
ditularkan secara enteric melalui jalur fekal-oral. Penyakit ini paling sering menyerang
usia dewasa muda sampai pertengahan dengan angka mortalitas sebesar 1 hingga 2 %
dalam popilasi umum dan memiliki angka mortalitas yang sangat tinggi (20%) pada
wanita hamil. Masa inkubasi sekitar 6 minggu. ( Syivia .A. price, 2005 ).
Kemungkinan HEPATITIS F dan G :
Masih terdapat perdebatan dalam penelitian hepatitis mengenai kemungkinan adanya
virus hepatitis F. dilakukan penelitian ditemukannya beberapa partikel virus (non-A, nonB,non-C,non-D, non-E), yang disuntikan ke kera rhesus Indian. Oleh karena itu
meskipun telah dapat system klasifikasi nama HFV, masih belum dipastikan bahwa
virus hepatitis F benar-benar ada.
Virus hepatitis G (HGV) adalah suatu flavivirus RNA yang mungkin menyebabkan
hepatitis fulminan. HGV ditularkan terrutama melalui air, namun juga dapat ditularkan
melalui hubungan seksual. Kelompok yang berisiko adalah individu yang telah
menjalani transfusi darah, tertusuk jarum suntik secara tidak sengaja, penggunaan obat
melalui intravena atau pasien hemodialisis. ( Syivia .A. price, 2005 ).
E. MANIFESTASI KLINIS
Hepatitis A :
- dapat terjadi dengan atau tanpa gejala ; sakit mirip flu
- fase praikterik : sakit kepala, malaise, fatigue, anoreksia, febris.
- Fase ikterik : urin yang berwarna gelap, gejala ikterus pada sclera dan kulit, nyeri tekan
pada hati.
Hepatits B : dapat terjadi tanpa gejala, dapat timbul artlargia, ruam.
Hepatitis C : serupa dengan HBV, tidak begitu berat dan anikterik
Hepatitis D : serupa dengan HBV
Hepatitis E : serupa dengan HAV, sangat berat pada wanita yang hamil.
(Brunner & Suddarth, 2001 ).
F.
1.
a.
b.
-

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laboratorium
Pemeriksaan pigmen
urobilirubin direk
bilirubun serum total
bilirubin urine
urobilinogen urine
urobilinogen feses
Pemeriksaan protein
protein totel serum
albumin serum
globulin serum

HBsAg
Ig.M anti HBc

akut da kronis

hepatitis B

akut

c. Waktu protombin
respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
2. Radiologi
- foto rontgen abdomen
- pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel
radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
- laparoskopi
- biopsi hati
G. KOMPLIKASI
Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik. Hiperbilirubinemia.

H. PENATALAKSANAAN MEDIK
Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien
penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis
(kedokteran) maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur,
akupresure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat
diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.
Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi
suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja
dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala
penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab dari
penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis
yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi
virus hepatitis B (HB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi
peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati
maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya
kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih buruk.

Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hepatitis diantaranya
adalah
1. Tirah baring
Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat
mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah
sakit. Penderita harus mengurangi aktivitas hariannya.
Tujuan dari istirahat ini
adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk
memulihkan sel-sel yang rusak.
2. Diet
Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium
ini persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual dan bahkan muntah, disamping
hal mengganggu yaitu tidak nafsu makan. Dalam keadaan ini jika dianggap perlu
pemberian makanan dapt dibantu dengan pemberian infuse cairan glukosa.
.
3. Obat-obatan
Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki kematian /
kerusakan sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut.
1. Dilarang makan dan minum yang mengandung alkohol. Biasanya penderita
penyakit hepatitis akut merasa mual di malam hari. Oleh karena itu sebaiknya asupan
kalori diberikan secara maksimal di pagi hari. Jika penderita mengalami rasa mual yang
hebat atau bahkan muntah terus menerus maka biasanya makanan diberikan dalam
bentuk cair melalui infus.
2. Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di
hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita
diberi antiviral/antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah
untuk menekan replikasi virus.Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi
(menggandakan diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati. Proses
replikasi virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus melakukan penetrasi
(masuk) ke dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua virus melakukan pengelupasan
selubung virus. Tahap ketiga adalah sintesis DNA virus. Tahap keempat adalah tahap
replikasi. Tahap terakhir adalah tahap pelepasan virus keluar dari sel inang dalam
bentuk virus-virus baru. Virus-virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati
lainnya.
Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut, tergantung jenis
antivirusnya. Beberapa macam antivirus diantaranya
adalahinterferon, lamivudin, ribavirin, adepovir dipivoksil, entecavir, dan telbivudin.
Antivirus diberikan berdasarkan hasil tes darah dan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi antivirus akan lebih efektif pada kasus
hepatitis aktif.
Fungsi hati dan ginjal harus terus di monitor selama terapi antivirus, sehingga
efek samping dapat dicegah sedini mungkin. Pada kasus hepatitis C, kombinasi
terapi interferon dan ribavirin adalah yang dianjurkan.
I. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HEPATITIS

1. Pengkajian

Anamnesis
Identitas
Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah
sakit dan diagnosis medis.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh adanya ikterus, anoreksia, mual, muntah, kulit gatal, dan gangguan
pola tidur. Pada beberapa pasien juga mengeluh demam ringan, nyeri otot, nyeri dan
merasa ada benjolan pada abdomen kanan atas, keluhan nyeri kepala, keluahan
riwayat mudah mengalami perdarahan, serta bias didapatkan adanya perubahan
kesadaran secara progresif sebagai respons dari hepatic ensefalopati, seperti agitasi
(gelisah), tremor, disorientasi, confussion, kesadaran delirium sampai koma.
Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat menderita hepatitis virus, khususnya hepatitis B dan C, riwayat
penggunaan alcohol, dan riwayat penyakit kuning yang penyebabnya belum jelas.
Riwayat penyakit psikososialspiritual
Akan didapatkan peningkatan kecemasan, serta perlunya pemenuhan informasi
intervensi keperawatan dan pengobatan. Pada pasien dalam kondisi terminal, pasien
dan keluarga membutuhkan dukungan perawat atau ahli spiritual sesuai dengan
keyakinan pasien.

Riwayat kesehatan
1. Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
2. Sirkulasi
Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
Urine gelap
Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
Anoreksia
Berat badan menurun
Mual dan muntah
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
Peka terhadap rangsang

Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Nyeri tekan pada kuadran kanan
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan gangguan
gastrointestinal.
b. Intoleransi aktivitas b/ d kelemahan fisik.
c. Kelebihan volume cairan b/d asites dan pembentukan edema.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang
terganggu.
e. Resiko tinggi Pola napas tidak efektif b/d asites.
3. Intervensi Keperawatan
a.

Perubahan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan gangguan
gastrointestinal.

Tujuan : Perbaikan status nutrisi.


yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal dan bebas tanda malnutrisi.

ensi :
Mandiri

i.

Awasi pemasukan diet / jumlah kalori. Tawarkan makanan dengan porsi

sedikit tapi sering.


R / Makanan dengan porsi kecil dan sering lebih ditolerir oleh penderita anoreksia.
ii.

Berikan perawatan mulut sebelum makan.

R / Menghilangkan rasa tak enak, meningkatkan nafsu makan.


iii.

Anjuran makan pada posisi duduk tegak.

R / Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan


iv. Pantang alkohol.
R / Menghilangkan makanan dengan kalori kosong dan menghindari iritasi lambung
oleh alkohol.
v.

Hidangkan makanan yang menimbulkan selera dan menarik dalam

penyajiannya.
R / Mengurangi citarasa yang tidak enak dan merangsang selera makan.
Kolaborasi
4. Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan
klien, dengan memasukkan lemak dan protein sesuai toleransi.
R / Berguna dalam membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu.
Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran empedu dan
perlunya pembatasan lemak jika terjadi diare. Pembatasan protein diidentifikasikan
pada hepatitis kronis karena akumulasi produk akhir dapat mencetuskan hepatic
ensefalopati.
5. Awasi glukosa darah.
R / Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi, memerlukan perubahan diet.
6. Berikan obat sesuai indikasi
R / beberapa obat bersifat hepatotoksik, selain itu kerusakan hati telah menurunkan
kemampuan metabolisme obat, meningkatkan kecenderungan perdarahan.s
b. Intoleransi aktivitas b/ d kelemahan fisik.

ngkatan energi dan partisipasi dalam aktivitas.


harapkan : Menunjukkan teknik atau perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.

i.

Kaji tingkat kemampuan pasien dalam beraktivitas.

R / sebagai acuan dalam menentukan tindakan keperawatan.


ii.

Tingkatkan tirah baring, berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung.

R / Meningkatkan istirahat dan ketenangan.


iii.

Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan gerak pasif / aktif.

R / Peningkatan nadi dan penurunan TD menunjukkan kehilangan volume darah


sirkulasi
iv. Observasi TTV.
R / Peningkatan tekanan darah biasanya berhubungan dengan volume cairan.
v. Catat perubahan mental dan tingkat kesadaran.
R / Perubahan dapat menunjukkan penurunan perfusi jaringan serebral sekunder terhadap
hipovolemia, hipoksemi.
c. Kelebihan volume cairan b/d asites dan pembentukan edema.
Tujuan

: Pemulihan kepada volume cairan yang normal.

Intervensi :
i.

Batasi asupan natrium dan cairan jika diinstruksikan.

R / Meminimalkan pembentukan asites dan edema.


ii. Berikan diuretik, suplemen kalium dan protein seperti yang di indikasikan.
R / Meningkatkan ekskresi cairan lewat ginjal dan mempertahankan keseimbangan cairan
serta elektrolit yang normal.
iii. Catat intake dan output
R / Menilai efektivitas terapi dan kecukupan asupan cairan.
iv. Ukur dan catat lingkar perut setiap hari.
R / Memantau perubahan pada pembentukan asites dan penumpukan cairan.
v. Jelaskan rasional pembatasan natrium dan cairan.
R / Meningkatkan pemahaman dan kerjasama pasien dalam menjalani dan melaksanakan
pembatasan cairan.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang
terganggu
Tujuan : Memperbaiki integritas kulit dan meminimalkan iritasi kulit Intervensi:

i.

Observasi dan catat derajat ikterus pada kulit dan sklera.

R / Memberikan dasar untuk deteksi perubahan dan evaluasi intervensi.


ii.

Lakukan perawatan yang sering pada kulit, mandi tanpa menggunakan sabun dan

melakukan masase dengan losion pelembut (emolien).


R / Mencegah kekeringan kulit dan meminimalkan pruritus
iii.

Jaga agar kuku pasien selalu pendek

R / Mencegah ekskoriasi kulit akibat garukan


e. Resiko tinggi pola napas yang tidak efektif b/d asites
Tujuan : mempertahankan pola napas efektif.
Intervensi :
i. Kaji frekuensi, kedalaman dan upaya pernafasan.
R / Pernafasan dangkal/cepat kemungkinan ada sehubungan dengan hipoksia atau
akumulasi cairan dalam abdomen.
ii. Auskultasi bunyi nafas.
R / adanya bunyi nafas tambahan kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi
cairan.
iii.

Berikan posisi semi fowler.

R / Memudahkan pernafasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma.


4.

Evaluasi
Toleransi terhadap makanan dan diet yang dianjurkan
Penanganan yang tepat tehadap masalah yang muncul.
Tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut

5. Discharge planning

Hindari minuman beralkohol

Berikan penyuluhan pada pasien untuk membatasi aktivitas

Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang terapi yang di berikan ,
dosis serta efek samping.

Tekankan kepada pasien untuk control sesuai dengan waktu yang di tentukan.

Anjurkan pasien banyak minum air putih dan konsumsi makanan sehat seperti
sayur dan buah.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Hepatitis adalah penyakit hati kronik yang di sebabkan oleh virus yang ditandai dengan
hilangnya sebagian besar fungsi hati
2. Penanganan untuk mengatasi masalah pada pasien dengan Hepatitis harus dilakukan
melalui tindakan keperawatan yang berurutan dan sistematis yang terdiri dari
pengkajian, perumusan masalah, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi
3. Peningkatan pengetahuan penyakit, perawatan dan pengobatan pada keluarga dan
masyarakat untuk mengenal manifestasi klinik yang dialami pasien Hepatitis serta cara
untuk mengatasinya.
b. Saran
Diharapakan mahasiswa/i agar lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
khususnya seluruh komponen proses keperawatan seiring dengan perkembangan
penemuan baru di dunia keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Mutaqin Arif, Sari kumala 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medical

2. Fahrial syam, Ari, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 2009, Jilid 1,Edisi Ke-5. Jakarta :
Interna Publishing
3. Mansjoer arief, Kuspuji Triyanti, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi Ke-3.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Media Aesculapius
4. Rubenstein David, David Wayne, dan John Bradley. 2005. Kedokteran Klinis, edisi Ke-6.
Jakarta : Erlangga
5. Smeltzer,C.Suzanne. dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajaran Keperawatan MedikalBedah (Brunner & Suddarth), Edisi 8, vol 2. Jakarta : EGC
6. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses
penyakit, Volume, Edisi Ke-6, . Jakarta : EGC
7. Doenges, Marilynn E 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
.

Penyakit Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis

Penyakit Hepatitis merupakan penyakit cikal bakal dari kanker hati. Hepatitis dapat
merusak fungsi organ hati dan kerja hati sebagai penetral racun dan sistem pencernaan makanan
dalam tubuh yang mengurai sari-sari makanan untuk kemudian disebarkan ke seluruh organ
tubuh yang sangat penting bagi manusia.
Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati karena berbagai sebab. Penyebab tersebut adalah
beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel
dan fungsi organ hati. Hepatitis memiliki hubungan yang sangat erat dengan penyakit gangguan
fungsi hati. Hepatitis banyak digunakan sebagai penyakit yang masuk ke semua jenis penyakit
peradangan pada hati (liver). Banyak hal yang menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi yang
tidak hanya dikarenakan adanya infeksi virus dari suatu sumber tertentu. Penyebab hepatitis juga
dapat berasal dari jenis obat-obatan tertentu, jenis makanan tertentu atau bahkan pada hubungan
seksual yang salah satu dari pasangan memiliki penyakit hepatitis.
Penyakit hepatitis dapat menyerang siapa saja tak pandang usia. Hepatitis jugat dapat terjadi
pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Hepatitis yang juga banyak melanda pada
bayi dari usia 0-12 bulan, pada anak-anak diperkirakan terjadi dari mulai usia 2- 15 tahun, orang
dewasa 15-20 tahun dan orang tua diatas usia 40 tahun keatas.
Namun hepatitis yang banyak terjadi dan dialami oleh penduduk Indonesia adalah
hepatitis B.

Gambar : virus dari jenis


hepatitis yang kemudian akan merusak fungsi organ hati
Berikut ini adalah cara penularan virus dari hepatitis B yang banyak terjadi dan dialami
khususnya jika terjadi pada anak.
1. Penularan hepatitis B pada bayi dan anak-anak
- Jika seorang ibu yang memiliki riwayat penyakit hepatitis ketika dalam mengandung sangat
memungkinkan janin atau bayi yang dikandung juga terjangkit jenis hepatitis yang sama, bahkan
resiko lebih besar terjadi pada bayi dibanding ibunya.
- Juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan salah satu anggota keluarga yang menderita
hepatitis B.
2. Pengaruh Infeksi Virus Hepatitis B
- Virus hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan peradangan yang bersifat akut atau kronis
merupakan salah satu penyebab awal kanker hati.
- Jika infeksi yang terjadi pada bayi sebelum bayi berusia kurangd ari 1 tahun memiliki resiko
lebih tinggi sekitar 90 % mengidap hepatitis akut atau kronis, namun sebaliknya jika infeksi
hepatitis B terjadi pada bayi setelah berusia 2-5 tahun maka resiko dari penyakit hepatitis B akan
berkurang sekitar 50 % bahkan apabila infeksi terjadi diatas usia 5 tahun resiko penyakit
hepatitis ini hanya 5-10 %.

- Diperkirakan sekitar 25 % dari anak yang teridentifikasi penyakit hepatitis kronis dapat
berlanjut mejadi dan berkembang menjadi sirosis ( kerusakan pada organ hati dan pengerutan
hati ) dan atau kanker hati dan pada orang dewasa hanya 15 % yang berkembang menjadi sirosis
atau kanker hati.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis,
artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara penularan hepatitis, cara penularan
penyakit hepatitis, gambar virus hepatitis, hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut,
hepatitis b akut, hepatitis kronis, hepatitis menular, jenis virus hepatitis, kanker
hati, komplikasi hepatitis, komplikasi hepatitis b, pengertian penyakit hepatitis,
penularan hepatitis, penularan hepatitis a, penularan hepatitis b, penyakit
gangguan fungsi hati, penyakit hepatitis, penyakit hepatitis b, penyakit peradangan
hati, penyebab hepatitis, penyebab penyakit hepatitis, sakit hepatitis, sirosis, sirosis
hepatitis, tentang hepatitis, virus hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a
comment

Sakit Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis

Problem penyakit hati sangat besar, 1 dari 10 masyarakat Indonesia terserang hepatitis B.
Kurang lebih 20 juta masyarakat Indonesia menderita hepatitis, 15 juta diantaranya
menderita hepatitis B dan 5 juta hepatitis C. Sayangnya, tingginya angka ini tidak diikuti
dengan kesadaran dari masyarakat. Bahkan sebelumnya pemerintah pun juga tidak banyak
menaruh perhatian. Hepatitis B seperti fenomena gunung es yang hanya nampak sebagian kecil
saja, yaitu hanya sekitar 30%. Sementara menurut catatan Kementrian Kesehatan sekitar 5-10 %.
Sedangkan sisanya 70% tidak terjamah atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan.

Hepatitis B dan C bila dibiarkan akan menjadi cikal bakal kanker hati. Dan pengobatannya hanya
bisa dilakukan dengan transplantasi. Penyait hepatitis bukanlah penyakit yang baru. Tapi karena
banyaknya penyakit lain, hepatitis seolah-olah ter-masking atau tertutup dari perhatian
pemerintah ataupun head provider.
Hepatitis adalah penyakit yang tidak memberikan gejala dan keluhan pada penderitannya.
Oleh sebab itu disebut sillent killer. Liver adalah organ yang kuat dan tidak cengeng
berbeda dengan flu yang menimbulkan gejala begitu virus masuk. Sementara hepatitis
tidak sama saat virus masuk, tubuh tidak memberikan rekasi sampai 15-20 tahun
kemudian. Hanya saja, saat pergi ke dokter telah terjadi sirosis pada liver. Bentuknya
sudah berenjolan dan bahkan sudah mencapai kanker hati. Hanya orang yang
ringkihyang akan ccepat terdeteksi adanya virus hepatitis.
Angka penyebaran virus hepatitis di Indonesia yaitu berkisar 3-15%. Slain itu, tingginya
angka penyebaran virus hepatitis juga berkaitan degan kondisi kebersihan dan kepadatan
penduduk yang mempermudah penularan. Mahalnya pengobatan masih menjadi kendala
utama. Terutama pada kasus hepatitis B dan C. Untuk periksa darah saja sekitar 2 juta.
Apalagi pengobatan hepatitis. Pada hepatitis C, harga obatnya sangat mahal, bisa sampai
ratusan juta. Untuk satu suntikan yang tiap 9 juta.
Sebetulnya kalau mengenai pelayanan untuk diagnosisi Indonesia tidak terlalu ketinggalan jauh
dengan negara tetangga artinya, ilmu yang sedang dikembangkan di luar negeri saat ini juga
sedang diikuti Indonesia. Terkecuali, beberapa teknis yang Indonesia sendiri tidak bisa misalnya
transplantasi hati. Namun bukan berarti kemampuan dokter Indonesia tidak mumpuni. Bahkan
untuk kemampuan, dokter Indoensia terkenal sangat prigel dalam melakukan tindakan
pengobatan. Namun, cangkok hati merupakan suatu tindakan atau prosedur yang sangat sulit.
Sehingga dibutuhkan keterampilan khusus dan persiapan yang sangat kompleks dalam melalukan
transplantasi hati. Sementara biaya yang diberikan pemerintah memang sangat kecil.

Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis |


Tagged gejala hepatitis, gejala hepatitis b, hepatitis, hepatitis adalah, penyakit
hepatitis, penyakit hepatitis b, penyebab hepatitis, virus hepatitis | Leave a
comment

Penyakit Hepatitis Menular atau Tidak


Posted by Penyakit Hepatitis

Gangguan pada hati dapat terjadi misalnya karena terkena infeksi. Hepatitis merupakan salah
satu contoh penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus ini dapat menular melalui
makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah.

Penderita hepatitis mengalami kerusakan pada sel hatinya sehingga zat warna empedu beredar ke
seluruh tubuh. Akibatnya, warna tubuh menjadi kekuningan. Oleh karena itu, penyakit hepatitis
yang biasa disebut sebagai penyakit kuning.
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus alkohol,
narkoba, obat-0batan (termasuk obat yang diresepkan) atau racun. Hepatitis merupakan penyakit
yang sangat umum, bahkan dapat terjadi pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis
juga dapat mengakibatkan goresan/ pengerasan hati (sirosis) sehingga fungsi hati menjadi gagal
dan berakibat kematian.
Banyak penyakit lain yang jauh lebih mudah menular melalui keagiatan sosial, misalnya
tuberkulosis paru. Banyak virus yang kebih tahan berada di luar tubuh manusia sehingga
lebih mudah menular, misanya hepatitis B. Banyak virus lain yang dapat menyebabkan
penderitaan dan kematian dan belum ditemukan obat yang efektif misalnya hepatitis C.
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis |
Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit
hepatitis, cara mencegah hepatitis, hepatitis menular, pengertian penyakit
hepatitis, penularan hepatitis, penyebab hepatitis adalah, penyebab penyakit
hepatitis, sakit hepatitis, tentang hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a
comment

Penyakit Hepatitis Fulminan Akut


Posted by Penyakit Hepatitis

Istilah hepatitis fulminan akut lebih banyak dikenal sebagai gagal hati fulminan yang merupakan
suatu keadaan yang jarang ditemukan, disebabkan oleh karena kerusakan dan kematian sel-sel
hati yang masif.
Kemampuan fungsi sintesis hati menjadi berkurang (waktu protrombin memanjang setelah
pemberian vitamin K), kegagalan ekskresi bilirubin (serum bilirubin > 20mg/100ml),
glukoneogenesis menurun (hipoglikemia), kesadaran menurun (prekoma atau koma) dan
keseimbangan air maupun elektrolit terganggu (serum natrium dan kalium menurun).
Gagal hati fulminan ditandai oleh ensefalopati yang terjadi dalam 8 minggu setelah adanya
gejala pertama penyakit hati dijumpai. Tanda-tanda ensefalopati mulai tampak setelah periode 824 minggu serangan, dahulu keadaan ini disebut sebagai gagal hati yang timbul pada fase lanjut.
Penyakit gagal hati fulminan bisa timbul pada masa neonatus atau masa setelah neonatus
(masa kanak-kanak) biasanya disebabkan oleh berbagai virus, toksin, gangguan
metabolisme, obat-obatan dll seperti tersebut di bawah ini :

1. Virus hepatitis A, B, C (NANB post tranfusi), D dan E (NANB menular melalui air)
2. Virus Epstein-Barr dan Sitomegalovirus serta penyakit Demam Kuning (yellow fever),
Ekovirus dan Adenovirus
3. Leptospirosis
4. Metabolik (penyakit wilson, tirosinemia, intolerans fruktosa, galaktosemia, defisiensi alfa 1antiripsin dan sindroma Zellweger).
5. Toksin (Amanita phalloides, alkaloid pyrrolizidine, aflatoksin, karbon tetraklorida dan fosfor)
6. Obat-obatan (halotan, parasetamol, INH, rifampisin, sistotoksik, sodium valporat, metildopa,
tetrasiklin dan amiodaron).
7. Vaskuler (sindroma Budd-Chairi, post cardiac bypass dan sumbatan vena), iskemia/hipotensi,
leukemia/limfoma.
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis |
Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit
hepatitis, cara mencegah hepatitis, cara penularan hepatitis, penyebab penyakit
hepatitis, sakit hepatitis, tentang hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a
comment

Penyakit Hepatitis Pada Anak


Posted by Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis virus merupakan penyakit hati yang seirng


ditemukan. Penyakit hepatitis fulminan akut dengan gejala yang biasanya berat sehingga harus
tetap tinggal di tempat tidur selama stadium akut, menu makanan tergantung dari nafsu
makannya, lemak diijinkan bila penderita tidak mual atau muntah. Biasanya mengandung cukup
kalori untuk memperbaiki berat badan yang menurun selama sakit.

Penyakit hati kronis yang memerlukan perencanaan diit sehingga anak mencapat cukup energi,
makanan tidak mengandung banyak lemak dan pada isrosis membatasi jumlah protein yang
masuk.
Hepatitis virus adalah infeksi sistemik yang berakibat tidak baik terhadap fungsi normal sel-sel
hati. Peneybab dari hepatitis virus akut adalah hepatitis A, B, C atau Non A Non B (water borne
epidemic dan post transfusion) dan D (delta virus). Beberapa virus lainnya dapat menimbulkan
hepatitis seperti virus sitomegalo, virus herpes, virus Epstein-Barr, virus rubela dan virus koksaki
dll.
Hepatitis akut sering menimbulkan keluhan mual dan nafsu makan menjadi berkurang, makanan
diberikan secara bertahap sesuai dengan nafsu makannya dalam porsi kecil dan sering. Bilamana
anak tidak mau/tidak bisa makan dengan baik perlu ditpertimbangkan pemberian makan lewat
sonde lambung.
Hepatitis yang terjadi pada anak juga dapat diakibatkan oleh penurunan gen orangtua yang
memiliki risiko hepatitis atau penderita hepatitis. Hepatitis pada anak dapat juga disebabkan oleh
kelainan sewaktu masa kehamilan, oleh ibu yang menderita hepatitis atau kelainan tertentu yang
berdampak pada janin atau bayi. Untuk mencegah penyakit hepatitis ini, anak akan diberikan
vaksin anti hepatitis yang diadakan setiap 3-6 bulan sekali.
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis |
Tagged apa itu penyakit hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara mencegah
hepatitis, gejala penyakit hepatitis, hepatitis adalah, pengertian penyakit hepatitis,
penularan hepatitis, tentang hepatitis, virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Hepatitis
Posted by Penyakit Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit peradangan


pada hati (liver) penyebabnya dapat bermacam-macam, mulai dari virus sampai dengan
obat-obatan. Penyakit hepatitis ada beberapa jenis yaitu hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G.
Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus dapat akut (hepatitis A) dapat krnonis
(hepatitis B dan C) atua dapat juga kemudian menjadi kanker hati.

Virus yang menyebabkan penyakit ini terdapat dalam cairan tubuh yang sewaktu-waktu dapt
ditularkan kepada orang lain. Sebagian orang yang terinfeksi virus ini dapat sembuh dengan
sendirinya. Namun demikian, virus ini akan tetap berada dalam tubuh seumur hidup.
Hepatitis berasal dari dua kata yaitu hepa (hepar/hati) dan itis (radang). Hepatitis
merupakan radang yang terjadi pada organ hati. Karena hampir seluruh tubuh penderita
berwarna kekuning-kuningan maka dalam masyarakat dikenal dengan istilah penyakit
kuning (jaundice). Namun, sebenarnya istilah sakit kuning dapat menimbulkan kerancuan
karena tidak semua sakit kuning disebabkan radang hati.
Dapat juga terjadi karena gangguan ada saluran empedu sehingga cairan mepedu tidak dapat
masuk ke dalam usus melainkan ke darah. Gejala kuning juga dapat terjadi karena pemecahan sel
darah merah yang terlalu berlebihan sehingga zat bilirubin menyebar dalam darah. Gangguan
pada organ tertentu, seperti tumor pada pankreas dan kantung empedu atau ketidak sesuaian
transfusi darah jug dapat menimbulkan warna kuning.
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis |
Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara
mencegah hepatitis, cara penularan hepatitis, definisi virus hepatitis b, gambar
virus hepatitis, gejala hepatitis c, hepatitis adalah, penyebab penyakit hepatitis,
virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Penyakit Hepatitis C
Posted by Penyakit Hepatitis

Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV=
Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel
untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya
dan tidak ada konsekuensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis
dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi
sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.

Hepatitis C adalah penyakit menular yang mempengaruhi hati, yang disebabkan oleh virus
hepatitis C (HCV). Infeksi ini sering tanpa gejala, tetapi sekali didirikan, infeksi kronis dapat
berkembang menjadi jaringan parut hati (fibrosis), dan maju jaringan parut (sirosis) yang
umumnya terlihat setelah bertahun-tahun.
Gejala khusus sugestif penyakit hati biasanya hadir sampai parut pada hati substansial telah
terjadi. Namun, hepatitis C adalah penyakit sistemik dan pasien mungkin mengalami spektrum
yang luas dari manifestasi klinis mulai dari tanpa gejala pada penyakit lebih gejala sebelum
perkembangan penyakit hati lanjut. Tanda-tanda umum dan gejala yang berhubungan dengan
hepatitis C kronis termasuk kelelahan, gejala seperti flu, nyeri sendi, gatal, gangguan tidur,
perubahan nafsu makan, mual, dan depresi.
Sekali hepatitis C kronis telah berkembang ke sirosis, tanda dan gejala mungkin muncul yang
umumnya disebabkan oleh salah satu fungsi hati menurun atau meningkatnya tekanan dalam
sirkulasi hati, kondisi yang dikenal sebagai hipertensi portal. Kemungkinan tanda dan gejala
sirosis hati termasuk asites (penimbunan cairan di perut), memar dan berdarah kecenderungan,
varises (vena membesar, terutama di perut dan kerongkongan), sakit kuning, dan sindrom
gangguan kognitif yang dikenal sebagai ensefalopati hepatik. Ensefalopati hepatik adalah karena
akumulasi amonia dan zat lain yang biasanya dibersihkan oleh hati yang sehat.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis,
artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis c, hepatitis c
adalah, hepatitis c akut, komplikasi hepatitis, penularan hepatitis c, penyakit
hepatitis c, penyecac hepatitis, virus hepatitis c | Leave a comment

Penyakit Hepatitis B
Posted by Penyakit Hepatitis

Indonesia merupakan daerah endemis infeksi virus hepatitis B, didaerah tertentu pada setiap 100
penduduk di jumpai 8 pengidap virus hepatitis B.
Seseorang dikatakan menderita infeksi virus hepatitis B apabila dalam pemeriksaan ditemukan
HBsAg positif. Sumber penularan virus hepatitis B di Indonesia terutama melalui ibu hamil ke
bayinya sehingga setiap ibu yang hamil dianjurkan untuk melakukan skrining HBsAg.

Ibu Hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif akan menularkan virus hepatitis dengan peluang
lebih dari 90%. Dalam keadaan demikian bayi perlu mendapatkan vaksinasi dan pemberian
imunoglobulin.
Pada meraka yang terinfeksi VHB akut, 90% pada anak-anak dan 70% pada dewasa tidak
menampakkan gejala sama sekali. Hanya sepertiga dari yang terinfeksi memperlihatkan keluhan,
terutama mata kuning.
Infeksi VHB yang diperoleh pada masa bayi akan menyebabkan 95% bayi di antaranya menjadi
penderita hepatitis kronis. Sementara kelompok dewasa yang terinfeksi virus ini, 95% akan
sembuh dan hanya 5% yang berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Posted in Penyakit Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis,
artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis b, hepatitis b
adalah, hepatitis b akut, penularan hepatitis b, penyakit hepatitis b, penyebab
hepatitis, virus hepatitis b | Leave a comment

Penyakit Hepatitis A
Posted by Penyakit Hepatitis

Penyakit akan semakin dikenali apabila memberikan dampak yang besar, baik menyangkut aspek
sosial ekonomi maupun risiko kesakitan dan kematian atau karena jumlah kejadiannya sangat

tinggi. Hepatitis A, suatu penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis A, meskipun tidak mengakibatkan risiko kematian yang besar, namun berisiko
menimbulkan kejadian yang luar biasa atau outbreak. Oleh karena itulah, penyakit ini
mendapat perhatian besar baik dari masyarakat kesehatan maupun pemerintah dan publik secara
umum.

Seseorang menjadi panik karena penyakit hepatitis A, biasanya karena tidak mengetahui
karakteristik dan perjalanan penyakit tersebut. Apabila serang penderita hepatitis A atau keluarga
terdekat mengenal tipikal penyakit ini maka kecemasan dan kepanikan tidak perlu terjadi. Pada
dasarnya penyakit ini bersifat self limited disease (dapat sembuh dengan sendirinya).
Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:
- Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual;
- Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan
- Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan
diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa
terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan
di samping kadar bilirubin.
Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:

- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang
rusuk)
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Urin berwarna gelap
- Nyeri otot
- Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Posted in Jenis - Jenis Virus Hepatitis, Pencegahan Hepatitis, Penyakit Hepatitis |
Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit
hepatitis, hepatitis a, hepatitis adalah, komplikasi hepatitis, penyakit hepatitis a,
penyebab hepatitis | Leave a comment

Cara Mencegah Hepatitis


Posted by Penyakit Hepatitis

Umumnya, masyarakat sering menganggap bahwa sakit kuning adalah hepatitis karena
timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, dan bagian putih bola mata. Kondisi ini hanyalah salah
satu gejala dari hepatitis. Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan
semua bagian organ hati. Hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang memang menyerang selsel hati atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada hati. Pemahaman hepatitis dapat
ebih mudah jika kita mengenal lebih dahulu mengenai organ hati.
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total atau malah berkembang
menjadi menahun (kronis). Tingkatan keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari kondisi yang
dapat sembuh sendiri (self limited) dengan penyembuhan total, kondisi yang mengancam jiwa,
menjadi penyakit menahun, hingga kondisi organ hati yang tidak berfungsi lagi (yang disebut
kegagalan fungsi hati). Jika kondisi terakhir ini terjadi maka untuk penanganannya
membutuhkan transplantasu atau cangkok hati.
Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya,
hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang terjadi pada
heoatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan saja. Namun pada kasus yang
jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien terlalu rendah, hepatitis akut dapat
mengancam jiwa.

Sementara hepatitis kronis terjadi jika sebagian hati yang


terserang dapat menjadi tidak aktif atau berkembang sangat lambat, tetapi sebagian lain dapat
juga menjadi aktif dan terus memburuk dalam hitungan tahun. Komplikasi dari hepatitis kronis
yang memburuk adalah terjadinya sirosis atau kanker hati. Kedua komplikasi ini sering berakhir
dengan kematian.
Dibawah ini adalah tips sehat untuk mencegah terserang penyakit hepatitis adalah :

Hindari konsumsi alkohol

Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen

Diet sehat dan seimbang

Perbanyak buah, sayur, whole grains, dan protein bebas lemak

Latihan fisik secara teratur

Istirahat cukup

Posted in Pencegahan Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, apa itu penyakit
hepatitis, artikel hepatitis, artikel penyakit hepatitis, cara mencegah hepatitis, cara
penularan hepatitis, cara penularan penyakit hepatitis, definisi virus hepatitis b,
gambar virus hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut, hepatitis b adalah,
pencegahan hepatitis, pengertian penyakit hepatitis, penyebab hepatitis, tentang
hepatitis, virus hepatitis c, virus penyebab hepatitis | Leave a comment

Cara Mencegah Hepatitis B


Posted by Penyakit Hepatitis

Hepatitis B dapat di cegah dengan imunisasi aktif atau pasif. Imunisasi aktif adalah istilah
yang digunakan untuk proses dimana anda membangun perlindungan jangka panjang

terhadap infeksi yang bari dari produksi antibodi. Antibodi ini dapat berkembang secara
alami ketika anda menderita penyakit ini, atau secara artifisial setelah menerima vaksin.
Imunisasi pasif adalah istilah yang digunakan untuk proses dimana anda mengembangkan
perlindungan jangka pendek terhadap infeksi yang baru. Perlindungan pasif dapat
berkembang ketika :

Seorang bayi yang belum lahir menerima suntikan antibodi dari ibunya.

Seorang bayi yang baru lahir menerima antibodi dari kolostrum, ASI pertama
yang dikeluarkan oleh ibu setelah persalinan.

Suatu vaksin yang mengandung antobodi yang disuntikkan ke dalam tubuh.

Ada dua jenis vaksin yang kini tersedia untuk imunisasi


aktif terhadap hepatitis B yakni :
1. Vaksin hepatitis B rekombinan : Vaksin ini disintetis di dalam sel-sel khamir
(yeast). Vaksin ini sangat aman dan efektif. Vaksin ini memberikan sekitar
90% perlindungan terhadap infeksi hepatitis B. Vaksin ini biasanya lebih
disukai ketimbang vaksin yang diperoleh dari plasma.
2. Vaksin yang diperoleh dari plasma : Vaksin ini diperoleh dari darah yang
merupakan pembawa virus hepatitis B. Ini berarti orang-orang ini memiliki
viorus di dalam darah mereka tetapi tidak mengalami gejala apapun. Vaksin
yang diperoleh dari plasma sama amannya dan efektifnya dengan vaksin
hepatitis B rekombinan.

Imunisasi terhadap hepatitis B kini dianjurkan bagi semua anak yang baru lahir dan bagi orang
yang beresiko tinggi terkena infeksi. Kotak 4 akan membuat daftar orang-orang yang beresiko
tinggi karena infeksi hepatitis B. Satu suntikan vaksin hepatitis B diberikan pada otot lengan
bagian atas luar pada saat lahir, pada usia satu bulan, pada usia enam bulan. Dosis penguat
direkomendasikan pada usia lima tahun.

Imunisasi pasif dilakukan melalui suntikan imunoglobulin hepatitis B. Ini adalah suatu protein
dalam darah yang mengandung antibodi terhadap virus hepatitis B. Imunisasi pasif dianjurkan
untuk dilakukan sesegera mungkin setelah paparan yang terhadap infeksi hepatitis B. Paparan
teradap virus hepatitis B bisa saja disebabkan oleh sebuah tusukan dari jarum yang terinfeksi
atau paparan pada darah atau produk darah yang terinfeksi. Dalam waktu tujuh hari setelah
paparan, suatu suntikan imunoglobulin hepatitis B harus diberikan. Vaksin hepatitis B juga harus
duberikan bersama-sama imunoglobulin tetapi pada lokasi yang berbeda.

Posted in Pencegahan Hepatitis | Tagged apa itu hepatitis, cara penularan hepatitis,
hepatitis, hepatitis adalah, hepatitis akut, hepatitis b adalah, pencegahan hepatitis,
pencegahan hepatitis B, penularan hepatitis, penularan hepatitis a, penyakit
hepatitis, penyakit hepatitis b, penyebab hepatitis, penyebab penyakit hepatitis,
vaksin aktifvaksin pasif, virus hepatitis | Leave a comment

Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat
merusak kesehatan secara keseluruhan. Racun yang harusnya dilawan oleh hati tetap berada
dalam darah dan mengendap kemudian merusak dan mengganggu organ lainnya.

Gejala Hepatitis
Sebelum kita membahas tentang jenis virus hepatitis, kita akan membahas gejala hepatitis
pertama. Pada awalnya, seorang pasien hepatitis umumnya akan merasakan sakit di perut bagian
kanan, kelemahan, mual, demam dan diare. Dalam beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti
flu dan penyakit kuning yang ditandai kulit dan mata terlihat kuning. Namun, gejala hepatitis
tidak selalu terlihat, terutama dalam kasus yang terjadi pada anak-anak.
Virus hepatitis
Jika seseorang menderita hepatitis, virus dapat ditransfer pada orang sehat dengan kekebalan
tubuh yang lemah. Setidaknya ada 5 virus hepatitis, yaitu hepatitis A, virus hepatitis B virus
hepatitis C , virus hepatitis D dan hepatitis E . Dari kelimanya, virus hepatitis B menginfeksi
kebanyakan orang, bahkan diperkirakan 1 diantara 3 orang di bumi pernah terinfeksi. Sekitar

78% dari penderita hepatitis menimpa orang-orang Asia dan Kepulauan Pasifik. Virus ini
menyebabkan kematian sedikitnya 600 ribu orang per tahunnya.
Hepatitis A
Hepatitis A dapat menyebar ke orang lain melalui air yang terkontaminasi oleh virus. juga dapat
ditularkan melalui makanan yang dimasak tidak sempurna, atau melalui tangan yang tidak dicuci
dengan benar. Anda harus mencuci tangan setelah menggunakan toilet, hal itu bertujuan untuk
mencegah penularan.
Hepatitis B
Virus hepatitis B dapat menular dengan mudah melalui transfusi darah, darah pada pisau cukur,
perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk tato.
Hepatitis C
Secara umum, hepatitis C ditularkan melalui jarum, tetapi juga dapat ditularkan seperti pada
hepatitis B.
Penanganan Hepatitis
Jika seseorang telah didiagnosis menderita hepatitis, maka ia perlu mendapatkan perawatan.
Pengobatan harus dipercepat supaya virus tidak menyebar. Jika tindakan penanganan lambat
membuat kerusakan lebih besar pada hati dan menyebabkan kanker. Namun, sebagian besar
orang dengan hepatitis tidak menyadari bahwa mereka menderita hepatitis,sebagian besar justru
tahu ketika hatinya sudah rusak dan sulit untuk mendapatkan bantuan.
Untuk MENCEGAH VIRUS HEPATITIS, maka diperlukan vaksin, vaksin hepatitis A dan vaksin
virus hepatitis B. Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksin untuk mencegahnya. vaksinasi
dilakukan sejak kecil, karena akan lebih efektif dibandingkan bila diberikan ketika seseorang
telah dewasa.
Jika seseorang menderita hepatitis berat, maka satu-satunya cara untuk menyembuhkan adalah
dengan melakukan transplantasi hati, dan hal iu sangat sulit untuk dilakukan. Oleh karenanya,
penderita hepatitis berat akan berujung pada kematian. Untuk memperlambatnya, dianjurkan
untuk pasien dengan hepatitis untuk makan makanan bergizi sehingga sistem kekebalan tubuh
menjadi lebih kuat.
Sebuah sistem kekebalan yang kuat adalah salah satu kunci untuk tetap sehat dan terhindar dari
berbagai penyakit. Memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari dan disertai dengan istirahat yang
cukup. Lakukan vaksinasi kepada anak-anak sedini mungkin untuk mencegah hepatitis.

Hati-hati dengan gejala hepatitis ini

Berikut informasi yang dapat membantu anda untuk mengetahui hepatitis dab gejalanya.
Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis
A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) dan
virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya
masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis.
Gejala Hepatitis
Gejala-gejala umum dari hepatitis ini adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan
lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan
sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Namun, gejala penyakit hepatitis
tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak.
Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh
seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya,
virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.
Hepatitis A
Virus hepatitis A biasanya terdapat pada kotoran si penderita, dan virus ini dapat hidup pada air
atau es batu. Virus ini menyebar karena
seseorang meminum air yang tercemar VHA atau mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak
dengan benar sehingga virus tetap hidup pada makanan atau bisa juga karena orang yang
mempersiapkan makanan tidak mencuci tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin
saja pada tangannya terdapat virus hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan
toilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran manusia ini akhirnya berpindah.
Hepatitis B
Virus Hepatitis B (VHB) biasanya menular melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan
vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B terdapat
dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur, perawatan gigi,
gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato dapat memindahkan
sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah yang sudah mengering
dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu benda. Cara lain
penyebaran virus ini adalah karena terbawa sejak dari kandungan oleh seorang ibu yang
terinfeksi (keturunan) dan karena hubungan seks.
Hepatitis C
Cara penularan virus ini hampir sama dengan penularan hepatitis B, tetapi pada kebanyakan
orang adalah karena jarum suntik.
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi anda

Obat Alami Penyakit Hepatitis


obat alami penyakit hepatitis >> Informasi Obat alami penyakit heptitis yang aman dan juga
ampuh dengan bahan-bahan alami tanpa efeksamping!

Penyakit hepatitis dalam garis besarnya adalah penyakit yang


biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D
atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa,
demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah
alkohol dan obat-obatan.
Pengobatan alami penyakit hepatitis

Banayak bahan alami penyakit hepatitis terdapat di bumi Indonesia, hanya saja masyarakat yang
kurang meneliti dan belum bisa mengolah bahan alami menjadi sebuah produk kesehatan.
Bahan alami yang bisa dimanfaatkan sebagai obat alami penyakit hepatitis
diantaranya:

Ginseng (Panax quinquefolius/Panax ginseng)


Ada dua jenis ginseng yaitu ginseng Amerika (Panax quinquefolius) dan ginseng Asia (Panax
ginseng) yang berasal dari Cina, Jepang, dan Korea.Tes pada hewan dan manusia menunjukkan
ginseng dapat membantu sistem imunitas tubuh. Pengujian pada hewan juga menunjukkan
ginseng dapat membantu memperbaiki cara kerja hati dan mengurangi kerusakan jaringan hati
yang disebabkan oleh hepatitis. Namun, penelitian mengenai manfaat ginseng untuk hepatitis
masih terbatas.
Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit adalah bumbu dapur yang cukup banyak pemakaiannya. Selama ribuan tahun, kunyit
telah digunakan oleh praktisi pengobatan Ayurweda sebagai obat untuk penyakit hati. Komponen
aktif kunyit adalah kurkumin yang berkhasiat antioksidan. Dalam penelitian pada hewan
percobaan, kunyit terlihat menghambat kerusakan hati dari aflatoksin dan racun hati lainnya.
Karena kunyit adalah bumbu utama pada kari India, mungkin itulah sebabnya penduduk India
memiliki insiden penyakit hati terendah di dunia. Namun hal ini perlu pembuktian lebih lanjut.
Kulit manggis
Menurut Dr Ir Raffi Paramawati, M.Si, dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian, semua buah-buahan mengandung antioksidan, namun yang paling tinggi kandungan
antioksidannya hanya dalam buah manggis dan itu terdapat pada kulitnya. Lebih jauh ia

mengatakan bahwa tidak semua antioksidan yang ada dalam buah-buahan bersifat
menyembuhkan penyakit, berbeda dengan manggis, kalau manggis kandungan antioksidannya
mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Hasil penelitian di Tokyo pada tahun 2003, menunjukkan bahwa antioksidan xanthone dalam
manggis juga memiliki efek anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
seperti Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC) dan Staphylococcus aureus(penyebab
infeksi dan gangguan pencernaan). Ekstrak kulit manggis juga dipercaya dapat mengobati
arthritis, asma, Alzheimer, alergi, dyspepsia(gangguan pencernaan), jerawat, dan eksim.
Beberapa penelitian tentang manfaat senyawa xanthone memperlihatkan bahwa xanthone
bersifat antimikroba terhadap MRSA(methicillin resistant staphylococcus aureus), yaitu
bakteriyang telah kebal terhadap obat antibiotic yang dapat menyebabkan infeksi parah.

Tentang Penyakit Hepatitis A, B,C, D, Dan E

Liver
Fungsi utama dari hati atau liver adalah menyaring racun-racun yang ada pada darah. Selain itu,
masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Jika seseorang menderita hepatitis, yang merupakan
peradangan pada hati atau liver ini, dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara
keseluruhan karena racun tetap mengendap pada darah dan merusak atau mengganggu kerja
organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah
menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah
Rusaknya fungsi hati atau liver ini dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi alkohol
secara berlebihan atau karena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan
fungsi hati menjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virus yang
ditularkan penderita hepatitis.
Ada5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virushepatitis
A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D(VHD) dan
virus hepatitis E (VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnya
masih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis..
Virus yang paling banyak menjangkiti manusia adalah VHB, penyebab hepatitis B. Diperkirakan
1 dari 3 orang yang ada di bumi pernah terinfeksi. Sekitar 350 juta hidup dengan virus
mengendap pada tubuhnya dan berpotensi menulari orang lain. Sekitar 78% pengidap hepatitis
menimpa pendudukAsia dan pulau-pulau di daerah Pasifik. Virus ini menyebabkan kematian
sedikitnya 600.000 orang per tahun.

Gejala Hepatitis
Beberapa gejala yang umum dari hepatitis adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan,
badan lemas, mual, demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti
akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala
penyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yang menimpa anakanak.
Virus dapat berpindah dari seorang penderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh
seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya,
virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.

Hepatitis A
Virus hepatitis A biasa terdapat pada kotoran penderitanya. Virus dapat hidup pada air atau es
batu. Cara penyebaran virus ini adalah karena meminum air yang tercemar VHA. Bisa juga
karena mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hidup
pada makanan atau karena orang yang mempersiapkan makanan tidak terbiasa cuci
tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja pada tangannya terdapat virus
hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakan toilet juga menyebabkan virus ada pada
kotoran manusia ini akhirnya berpindah.

Hepatitis B
Penularan virus hepatitis B (VHB) biasanya melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur,
cairan vagina, atau air mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis B
terdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah pada pisau cukur,
perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yang digunakan untuk membuat tato
dapat memindahkan sejumlah kecil darah yang terinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah

yang sudah mengering dapat menulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu
benda. Cara lain penyebaran virus ini adalah karena terbawa dari sejak kandungan dari seorang
ibu yang terinfeksi dan karena hubungan seks.

Hepatitis C
Pengindap hepatitis C biasanya ditularkan dengan cara yang hampir sama dengan penularan
hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarum suntik

Penanganan Hepatitis C
Perawatan dini harus segara dilakukan agar penderita dapat disembuhkan, karena semakin
lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker. Tetapi,
kadangkala karena tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari
kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak
parah.
Vaksinasi dapat diberikan agar seseorang mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan
virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya.
Walau seseorang belum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus
merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahun kemudian. Pemberian
vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka lebih lemah
untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa.
Jika kondisi hati sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi,
ini akan sulit karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita
yang membutuhkan hati.
Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak
yang akan menggeroti kesehatan penderitanya.
Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi untuk semua, karena bisa saja tanpa
sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau liver. Tetapi, dengan kekebalan
tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis yang membahayakan ini.
Hepatitis A Penyebab Dan Penanganannya
Hepatitis A
merupakan infeksi virus pada hati. Virus Hepatitis A ditularkan melalui jalur anus dan mulut.
Media penularanya adalah makanan atau air tercemar, atau melalui kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi.

Diagnosis Hepatitis A
Berdasarkan tanda/ gejala pasien dan diperkuat dengan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah
yang menunjukkan antibodi IgM terhadap hepatitis A.
Penderita Hepatitis A akan mengalami tanda/gejala kurang enak badan, demam, mual, nafsu
makan menurun, perut terasa kurang enak, diikuti dengan air seni berwarna pekat, tinja pucat,
mata dan kulit menjadi kuning (Penyakit Kuning), penyakit biasanya berlanjut selama satu
sampai tiga minggu. Walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih lama dan hampir selalu
diikuti dengan penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak kecil yang terinfeksi biasanya tidak
menderita gejala seperti orang dewasa.
Hepatitis A tidak mengakibatkan penyakit hati jangka panjang (kronis) dan kematian akibat
hepatitis A jarang terjadi. Jangka waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya gejala
biasanya empat minggu, tetapi dapat berkisar antara dua sampai tujuh minggu, orang
yang terinfeksi virus Hepatitis A dapat menularkan virus ini kepada orang lain dari dua minggu
sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit kuning (kira-kira tiga
minggu secara keseluruhan).
Jumlah virus yang besar ditemui dalam tinja (cirik) orang yang terinfeksi selama waktu
penularan. Hepatitis A biasanya ditularkan sewaktu virus dari orang yang terinfeksi tertelan oleh
orang lain melalui, makanan dan minum air tercemar, seprai dan handuk yang dikotori tinja dari
orang yang terinfeksi virus hepatitis A, Hubungan Seksual dengan orang yang terinfeksi juga
dapat kena Penyakit Hepatitis A. Orang yang belum menderita Hepatitis A dan belum divaksinasi
sangat beresiko terjangkit penyakit tersebut.
Penyakit Hepatitis A dapat dicegah dengan Vaksinasi. Vaksin ini mungkin memakan waktu
sampai dua minggu untuk memberikan perlindungan.Vaksinasi direkomendasikan untuk
kelompok-kelompok berikut yang menghadapi risiko tinggi:
1.

Orang yang berkunjung ke negara di mana hepatitis A umum terjadi


(kebanyakan negara sedang berkembang).

2. Orang yang sering berkunjung ke masyarakat pribumi di luarkotadan daerah


terpencil
3. Pria yang berhubungan kelamin dengan pria
4. Petugas penitipan anak siang hari dan prasekolah
5. Beberapa petugas kesehatan yang bekerja di Pelayanan Kesehatan
6. Pengguna narkoba suntik

7. Pasien yang menderita penyakit hati kronis

Cara mencegah hepatitis A.


Semua orang harus selalu mencuci tangan dengan baik dengan sabun dan air mengalir selama
sekurang-kurangnya 10 detik dan dikeringkan dengan handuk bersih. Cuci tangan dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Setelah menggunakan kakus
2. Sebelum makan
3. Sebelum menyiapkan makanan atau minuman

Pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita hepatitis A, di samping mencuci tangan dengan
bersih adalah harus menjauhi dari kegiatan berikut sekurang-kurangnya seminggu setelah
timbulnya penyakit, tanda dan gejala:
1. Jangan menyiapkan makanan atau minuman untuk orang lain
2. Jangan menggunakan alat makan atau alat minum yang sama dengan orang
lain
3. Jangan menggunakan seprai dan handuk yang sama dengan orang lain
4. Jangan berhubungan kelamin
5. Cuci alat makan dalam air bersabun, dan cuci seprai dan handuk dengan
mesin cuci.

Orang berikut yang menderita hepatitis A harus tidak menghadiri tempat kerja atau sekolah
ketika dapat menularkan penyakit:
1. Orang yang mengendalikan makanan atau minuman dirumah tangga atau
restoran.
2. Orang yang pekerjaannya melibatkan hubungan pribadi secara dekat,
misalnya petugas penitipan anak dan petugas kesehatan.
3. Staf, anak-anak dan kaum remaja harus tidak menghadiri fasilitas penitipan
anak atau sekolah ketika dapat menularkan penyakit
4. Semua pasien harus berkonsultasi kepada petugas kesehatan yang
menanganinya sebelum kembali bekerja, sekolah atau melakukan aktivitas
harian.

Tidak ada perawatan khusus untuk penderita hepatitis A. Kontak di rumah dengan pasangan
seksual dapat menularkan penyakit, biasanya memerlukan suntikan Imunoglobulin. Obat
tersebut dapat mencegah atau mengurangi penyakit jika diberikan dalam waktu dua minggu
setelah kontak dengan orang yang dapat menularkan penyakit.
Kesimpulan Tentang penyakit Hepatitis A
Penyakit Hepatitis A adalah penyakit menular yang dapat dicegah dan diobati. virus Hepatitis A
dapat menginfeksi manusia melalui rute anus-mulut. Jika seseorang terdiagnosis Hepatitis A,
pencegahan yang baik adalah istirahat total, menghindari kontak dengan orang lain dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta menghindari
makanan yang berlemak dan berminyak agar tidak mual dan muntah. Kemudian, menjalani
terapi sesuai program.
Hepatitis B
Adalah suatu penyakit hati yang di sebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) suatu anggota famili
Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian
kecil kasus dapat berlanjut menjadi ironis hati atau kanker hati, mula-mula di kenal sebagai
serum hepatitis dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika hepatitis B telah
menjadi endemik di tiongkok dan berbagao Negara asia
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus Keracunan obat dan paparan berbagai
macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,chloroform, arsen, fosfor, dan zatzat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis
Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita.
Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali
zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi
menetralkan racun-racun lain.

Diagnosis Hepatitis B
Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan
sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi
virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di
dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis
hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi.
Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis
B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi.

Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B
kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan
untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat
replikasi virus Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah
kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena
itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar
ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang
normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi
antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi,
kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan
tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis
penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan
hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai
nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama
seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni
berwarna seperti teh. Ada3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh
terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan
tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan
kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan
tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi
hepatitis B kronis.

Penularan
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis
lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan
umur. Adabeberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.

Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus
Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau
segera setelah persalinan.

Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang


tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau
cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki
penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan
darah) serta hubungan seksual dengan penderita.

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes
terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipili dan HIV.

Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan
darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan
virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk
memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.

Perawatan
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan
sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh
kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulanbulan dengan diet dan istirahat yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat
berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat
dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita
penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan
modulator sistem kebal seperti InteAlfa( Uniferon)
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat
atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis
diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat
toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu
meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan
untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis
paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma
lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis
corymbosa), pegagan(Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu
(Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum
officinale).selain itu juga ada pengobatan alternatif lain Hepatitis B Dari Wikipedia
seperti hijamah/bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan
dengan benar dan juga dengan standar medis.
Penyakit Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV=
Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel
untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya
dan tidak ada konsekwensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis

dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak
menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
Penyebab Hepatitis C

Hepatitis berarti pembengkakan pada hati.Banyak macam dari virus Hepatitis C. Dalam banyak
kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati, mengganggu aktivitas
normal dari sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus
Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain yang sehat.
Jika anda penderita Hepatitis C, sangat penting untuk mengkonsumsi makanan sehat dan
menghindari alkohol. Alkohol akan memperparah kerusakan hati anda, baik anda dalam
pengobatan ataupun tidak.
Salah satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Kelelahan juga bisa sebagai
efek samping pengobatan Hepatitis C. Rasa lelah akibat Hepatitis C dapat diatasi dengan istirahat
cukup dan menjalankan olah raga yang rutin.
Virus Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat. Sekarang ini ada sekurangkurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering disebut genotipe) dan lebih dari
50 subtipenya.
Hal ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif dan
penelitian belum dapat membuat vaksin melawan virus Hepatitis C. Genotipe tidak menentukan
seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C, akan tetapi genotipe
tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam pengobatan.

Gejala Hepatitis C

Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah
terjadi bertahun-tahun lamanya.
Jika gejala-gejala di bawah ini ada yang mungkin samar :

Lelah

Hilang selera makan

Sakit perut

Urin menjadi gelap

Kulit atau mata menjadi kuning (disebut jaundice) jarang terjadi

Dalam beberapa kasus,Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati,
yang dapat dideteksi pada tes darah rutin. Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C
kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal.
Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko
terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang
terkontaminasi. Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.
Penularan Hepatitis C

Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum
atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi
Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan
pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat
gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual
lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.
Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir
atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif,
resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan
Hepatitis C.
Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui
pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak
lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke
orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C

Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa,
Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah
menghilangkan virus dari tubuh, mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan
stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang
cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu
penanganan pada stadium awalnya.
Hepatitis D
Hepatitis D , juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus
hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi
hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua
virus hepatitis.
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia
yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi
bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut
serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis
D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%)
menjadi sirosis.
Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis
Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.
Hepatitis E
Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran
manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat
tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara
umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil
pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang
berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya
dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.
Tags: hepatitis, hepatitis a, hepatitis b, hepatitis c, liver, pengobatan alternatif hepatitis,
pengobatan hepatitis, pengobatan herbal hepatitis, penyakit hepatitis, penyakit liver, terapi
penyakit hepatitis

Kuranji, PadekPenyakit hepatitis mewabah di Kecamatan Kuranji. Setelah menyerang 21


murid SDN 47 Koronggadang, virus ini kian meluas hingga ke SDN 42, yang juga di
Koronggadang. Belasan murid SD positif terjangkit hepatitis. Informasi yang dihimpun Padang
Ekspres di Puskemas Kuranji, kemarin (28/2), tercatat 24 murid SD telah menjalani tes urine.
Dari jumlah tersebut, 18 murid berasal dari SDN 47, 12 di antaranya positif terjangkit hepatitis.

Sementara itu, 6 murid dari SDN 42, dua positif terjangkit penyakit yang dikenal sakit kuning
itu. Kalau yang tidak positif itu hanya demam biasa, ujar Zulnasri, petugas Analisis Laboratorium Puskesmas Kuranji, kemarin.

Arda menambahkan, petugas Surveilans, mewakili kepala Puskesmas Kuranji, rata-rata yang
terjangkit virus hepatitis itu murid kelas enam. Antisipasi agar tak mewabah, kami telah
mendatangi SD-SD di Koronggadang. Kami minta agar kepala sekolah, beserta guru-guru lebih
memperhatikan kebersihan lingkungan dan jajanan sekolah, paparnya.

Dia mengatakan, penyakit


hepatitis yang menyerang puluhan murid SD itu tergolong hepatitis A, masih dapat diantisipasi
dengan istirahat total bagi penderitanya.

Penyebaran virusnya cepat dan terjadi karena makanan yang terkontaminasi tinja lalat atau WC
kumuh. Makanya kami sarankan murid yang positif hepatitis diberi waktu istirahat total 14 hari
di rumah. Agar penyebaran virus tidak semakin luas, paparnya.

Eri, 38, orangtua Kanaya Rahma, 7, murid kelas dua SDN 47 yang tengah mengantar anaknya
melakukan pemeriksaan di laboratorium, tidak menduga anaknya terjangkit hepatitis.

Saya menduga Kanaya demam biasa, sebab kakaknya yang duduk di kelas tiga SD 47, baikbaik saja. Tapi, karena disuruh gurunya tes urine, baru saya bawa anak saya ke puskesmas, jelas
Eri.

Eri menerangkan, anaknya memang sering jajan di tempat pedagang asongan di depan sekolah.
Kalau penyebabnya kelelahan tidak mungkin, karena anak saya baru kelas dua. Saat ini, saya
tidak beri Kanaya jajan, agar dia bisa makan di rumah saja dan tidak jajan sembarangan, papar
Eri yang terkejut saat anaknya dinyatakan positif hepatitis. Kepala Dinas Kesehatan Padang,
Frisdawati, mengatakan tengah berupaya melakukan pencegahan penyebaran virus hepatitis
tersebut. Saya sudah minta puskemas lakukan penyuluhan, khususnya pihak Puskemas Kuranji,
dengan lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah di sana, jelas Frisdawati.

Soal penyebaran virus penyakit hepatitis itu dari makanan yang tidak bersih, dia enggan
berkomentar. Kita tunggu hasil dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan dulu. Jika memang
virus itu tersebar karena makanan kurang bersih, baru kita lakukan penertiban pedagang yang
sering berjualan di sana. Untuk mengantisipasinya, saat ini kita telah mewanti-wanti pihak
sekolah, agar memperhatikan jajanan murid, dan kebersihan sekolah, paparnya. (cr4)
Apakah penyakit hepatitis berbahaya bagi kita, mukin Penyakit hepatitis merupakan salah satu
penyakit yang menyerang organ hati yang merupakan organ penting didalam tubuh hati ini
berfungsi sebagai saringan atas setiap masuknya partikel berbahaya yang masuk ke dalam
tubuh.Penyakit hepatitis ini dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali tanpa memandang usia
atau jenis kelamin perlu anda ketahui pula bahwa hepatitis dapat terjadi kurang dari 6 bulan yang
disebut hepatitis akut serta lebih dari 6 bulan yang disebut hepatitis kronis penyakit ini sangat
berbahaya salah satu bahaya hepatitis jika dibiarkan virus akan menyerang organ hati serta lama
kelamaan akan menjadi kanker dan jika sudah demikian dapat pula menyebabkan kematian
sangat mengerikan sekali bukan

Gejala Umum Penyakit Hepatitis


Perlu anda ketahui ada beberapa gejala hepatitis yang perlu anda ketahui salah satu diantaranya
sering merasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan lemas, mual, demam dan diare.

Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dan sakit kuning yang ditandai kulit
dan mata yang terlihat kuning. Tetapi, gejala penyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya
pada kebanyakan kasus yang menimpa anak-anak. Virus dapat berpindah dari seorang penderita
ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang sedang lemah, virus akan menjangkiti
tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya, virus dapat dibersihkan oleh antibodi manusia itu
sendiri jika sistem kekebalan tubuhnya baik.

Bahaya Hepatitis Yang Perlu anda Ketahui


Karena bahaya hepatitis ini tidak bisa dianggap amin-main perlu anda ketahui apabila hepatitis
semakin lambat ditangani, virus akan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker.Namun
terkadang hepatitis tidak menampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari
kalau dalam tubuhnya sudah berdiam virus hepatitis dan terlanjur hati sudah menjadi rusak
parah.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan memberikan vaksinasi agar seseorang
mendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan virus hepatitis B (VHB). Namun, untuk
hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya. Walau seseorang belum terindikasi virus ini
tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virus merusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru
muncul puluhan tahun kemudian.
Pemberian vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karena kekebalan tubuh mereka
lebih lemah untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkan orang dewasa. Jika kondisi hati
sudah rusak parah, pilihannya adalah melakukan pencangkokkan hati. Tetapi, ini akan sulit
karena donor hati yang ada lebih sedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita yang
membutuhkan hati.
Penderita hepatitis seharusnya mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
agar tubuh mampu bertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak
yang akan menggeroti kesehatan penderitanya. Gizi dan istirahat yang baik juga harus dipenuhi
untuk semua, karena bisa saja tanpa sepengetahuan kita, virus menulari dan menyerang hati atau
liver. Tetapi, dengan kekebalan tubuh yang kuat, tubuh akan mampu menangani virus hepatitis
yang membahayakan ini.
Mukin artikel di atas sudah membahas tentang penyakit hepatitis berbahaya dan cara
mencegahnya, maka dari itu obat hepatitis b kronis ini dapat mengatasi penyakit hepatitis
berbahaya, waspada dan jangan di biarkan penyakit hepatitis menjadi penyakit yang sangat
mematikan
Penyakit hepatitis seperti yang kita ketahui memang menimblkan dampak yang sangat
berpengaruh terhadap kehidupan manusia, penyakit hepatitis termasuk salah satu penyakit yang
berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya. Dan hepatitis b ini bisa
menularkan pada seorang yang tidak terkena dampaknya yaitu bisa melalui dari virus hepatitis
itu sendiri.

Akibat terkena penyakit hepatitis itu sangat berdampak buruk sekali karena organ hati yang rusak
dapat mengganggu kemampuan tubuh manusia dalam memecah sel darah merah dari toksin atau
racun yang terkandung di dalamnya. Bilirubin pada darah serta racun atau toxin lain yang ada
pada darah pun tidak mampu dikeluarkan tubuh sehingga menetap di dalam tubuh.
Kerusakan hati yang parah dapat dikenali dengan perubahan warna bola mata dan kulit menjadi
kuning dan juga membuat air seni atau kencing menjadi gelap. Hati yang telah rusak akan
berdampak pada kemampuan tubuh dalam memecah protein.
Jadi bilamana anda terkena pada penyakit hepatitis ini harus tahu apa yang akan terjadi apabila
dampak dari penyakit hepatitis itu memang sangat berbahaya jika melekat pada tubuh. Dan anda
harus tahu bagaimana cara yang baik dan aman untuk menghindari penyakit tersebut.
Sebenarnya dampak penyakit hepatitis supaya tidak terjadi pada diri anda itu sangat mudah
sekali dilakukan, karena itu tergantung pada diri anda masing-masing. Dengan cara berpola
hidup sehat yang baik dan sering berolahraga, mengatur pola makan yang sehat seperti makan
buah dan sayuran itu sangat membantu dalam menjaga kesehatan agar terhindar dari dampak
penyakit hepatitis.
Seperti kita ketahui dampak penyakit hepatitis bisa menularkan melalui virus seperti air ludah
dan jarum suntik akibat dipakai bersama, atau juga bisa dengan akibat memakai sikat gigi yang
secara bersamaan. Dll. Menggunakan bahan-bahan yang terbiasa dilakukan dengan secara
bersamaan seharusnya jangan dilakukan atau harus punya diri sendiri saja. Karena anda tahu dari
akibat melakukan hal yang seperti itu sangat berdampak buruk sekali bagi kesehatan tubuh anda,
selain akan tercemar dan melekat pada organ tubuh pastinya damapak hepatitis tidak akan mudah
hilang dan itu sangat susah sekali.
Bila sudah begitu mungkin sangat patal sekali dan akan mengakibatkan pada hati mengalami
kerusakan yang berulang-ulang dan itu dapat menjadi kerusakan permanen dalam bentuk koreng
besar di hati serta ukurannya akan mengecil atau mengerut. Hati tidak akan lagi memiliki
kemampuan untuk untuk menyaring racun, kotoran, obat, dsb. Pada darah juga tidak akan
mampu menghasilkan zat clotting factor untuk pengehenti pendarahan saat terluka. Selain itu
dapat menyebabkan pendarahan usus, penurunan kemampuan mental, dan ada cairan tubuh pada
abdomen pada kaki. Seperti meminum minuman keras yang beralkohol dapat menyebabkan
kerusakan hati yang sangat parah dan itu akan mengakibatkan hati menjadi panas seperti terbakar
akhirnya hati menjadi rusak.
Dari informasi dampak penyakit hepatitis ini jangan anda abaikan dan risawkan, karena artikel
ini sangat bermanfaat untuk kita ketahui sebagai salah satu informasi ilmu pengetahuan untuk
menambah wawasan yang lebih bisa mengetahui tentang seputar dampak penyakit hepatitis.

Itulah yang bisa saya jelaskan sedikit tentang dari dampak penyakit hepatitis b yang sering
kita kenal dengan sebutan penyakit kuning, semoga dengan informasi ini anda bisa
menyimaknya dan mengerti betapa bahayanya dampak penyakit hepatitis ini.Maka solusi
terbaik untuk menangani penyakit hepatitis B ini dengan obat hepatitis b kronis yang sangat
baik untuk penyembuhan dan menjaga daya tahan tubuh anda.

Bahaya penyakit hepatitis


Mengenal Bahaya Penyakit Hepatitis

Bahaya penyakit hepatitis sudah tidak diragukan lagi.hepatitis adalah suatu penyakit yang
menyerang organ hati. Penyakit ini menyebabkan peradangan jaringan dan sel-sel hepar (hati).
Organ hati merupakan bagian sangat vital dalam tubuh kita. Jika hati telah terserang penyakit ini,
maka fungsi hati akan terganggu dan menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain, bahkan
kematian.
Fungsi dan Proses Kerusakan Hati :
Organ hati berada di bagian kanan atas lambung atau di bagian kanan bawah dada.
Hati yang normal akan berwarna merah segar, halus, dan kenyal. Hati mempunyai
fungsi yang sangat penting, antara lain:
1. mengatur zat-zat penting dalam tubuh seperti gula darah, kolesterol, hormon
dan enzim
2. menghasilkan empedu untuk metabolisme
3. menyimpan nutrisi yang penting bagi tubuh seperti vitamin dan mineral
4. menghasilkan zat-zat penting yang berperan dalam proses pembekuan darah
jika terjadi luka
5. menetralkan racun yang masuk dalam tubuh kita
6. sebagai tempat penyimpan energi dan disimpan di otot

Jika hati terinfeksi oleh suatu penyakit maka hati akan membengkak. Kerusakan hati
dapat menyebabkan keluarnya enzim alanin amonitransferase (ALT) dari sel hati ke
darah. Jika konsentrasi enzim dalam darah lebih tinggi dari normal, menandakan
adanya kerusakan dalam hati. Sewaktu penyakit hati berkembang, perubahan dan
kerusakan hati meningkat.
Setelah terjadinya infeksi, maka hati dapat melawan patogen dan mengembalikan
fungsinya yang tergganggu dengan membentuk fibrosis. Fibrosis merupakan luka
kecil (parut) yang terbentuk untuk memperbaiki diri setelah terjadi inflamasi akibat
infeksi. Jika terjadi infeksi kembali baik disebabkan oleh patogen yang sama
maupun yang berbeda maka luka yang terbentuk akan semakin meluas sehingga
terbentuk lubang dan darah tidak dapat mengalir. Kerusakan hati yang demikian
disebut sirosis hati. Sirosis ini dapat berkembang menjadi kanker hati atau
kegagalan fungsi hati yang mana hati tidak dapat menjalankan fungsinya seperti
pada hati yang sehat.
Penyebab Hepatitis Ada beberapa penyebab hepatitis, antara lain:

Virus, merupakan penyebab utama hepatitis. Virus yang menyerang hati


dibedakan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G. Keenam virus ini
berbeda secara genetika, cara penularan, dan dampak yang ditimbulkan.
Virus hepatitis B dan C menyebabkan hepatitis kronik yang dapat
berkembang menjadi kanker hati. Hingga saat ini, vaksinasi yang tersedia
hanya untuk menanggulangi virus hepatitis A dan B.

Alkohol. Organ hati dapat terjangkit hepatitis akibat konsumsi minuman


beralkohol secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Alkohol
dapat menyebabkan gangguan hati seperti perlemakan, peradangan dan
sirosis. Pada perlemakan hati, terjadi pembengkakan hati karena
penumpukan lemak dalam sel hati. Pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan
dengan
melihat
peningkatan
aktivitas
enzim
gamma
glutamiltranspeptidase (GTP).

Obat-obatan. Selain alkohol, konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama


dapat menyebabkan hepatitis. Obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh,
akan mengalami proses kimiawi di dalam hati. Semakin banyak jenis dan
dosis obat serta lamanya waktu pemakaian obat akan menyebabkan
berkurangnya fungsi hati, bahkan kerusakan hati.

Gejala Hepatitis :

Penderita hepatitis seringkali tidak menunjukkan gejala khusus walaupun telah bertahun-tahun
terinfeksi. Pada umumnya penderita hepatitis akan mengalami perubahan warna kulit dan mata
menjadi kuning sehingga seringkali hepatitis dikenal sebagai penyakit kuning. Namun, gejala ini
dapat muncul atau terjadi hanya dalam waktu yang singkat.

Jika penderita sudah berada pada fase prodormal (sebelum badan menjadi kuning), biasanya
mengalami gejala badan lemas, cepat lelah, lesu, tidak nafsu makan, mual, muntah, perasaan
tidak enak dan nyeri di perut, demam dan kadang menggigil, sakit kepala, nyeri pada persendian,
pegal di seluruh tubuh, terutama pinggang dan bahu, serta diare. Kadang penderita seperti akan
pilek dan batuk dengan atau tanpa sakit tenggorokan.
Bila sudah sampai fase kuning (ikterik), penderita akan menemui air kencingnya berwarna
kuning pekat seperti teh. Selain itu, bagian putih bola mata, selaput lendir langit-langit mulut,
dan kulit berubah menjadi kekuningan. Dan bila terjadi hambatan aliran empedu yang masuk ke
dalam usus, tinja akan berwarna pucat seperti dempul (feces acholis).
Tidak semua hepatitis memiliki gejala seperti yang sudah disebutkan. Ada penderita hepatitis
tanpa gejala sama sekali atau mungkin hanya dengan gejala ringan, dan ada yang benar-benar
berat dalam waktu singkat yang kemudian diakhiri kematian.
Penularan Hepatitis :
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus dapat menular dengan beberapa cara. Hepatitis A
dan E, sangat erat kaitannya dengan higene dan sanitasi yang kurang baik. Hepatitis ini dapat
menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus tersebut.
Hepatitis B dan C dapat menular melalui cairan tubuh, antara lain darah, urin, dan selaput lendir.
Hepatitis D terjadi bersamaan dengan hepatitis B (ko-infeksi hepatitis B). Penularan ketiga
hepatitis ini dapat terjadi melalui transfusi darah, pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan
digunakan secara berganti-gantian, aktivitas seksual yang berganti-ganti, penular dari ibu ke
janinnya, dan lain-lain.
Orang-orang yang beresiko tinggi untuk tertular hepatitis, adalah:

Pengguna
narkoba
yang
memakai
jarum
suntik
secara
bergantian.

Orang
yang
melakukan
seks
bebas
dengan
berganti-ganti
pasangan
Penerima transfusi darah atau organ yang terkontaminasi virus hepatitis
Pekerja kesehatan yang terkena cairan tubuh atau menggunakan alat-alat yang telah
terkontaminasi virus hepatitis.
Pembahasan di atas tentang Bahaya penyakit hepatitis, obat hepatitis b kronis
yang dapat membatu anda dalam mengobati penyakit hepatitis b,dan sangat
berbahaya maka dari itu cegahlah dan belaja

Cara penularan penyakit hepatitis b

Cara Penulara

n Penyakit Hepatitis B

sering tidak disadari, padahal ada sekitar 2 milyar orang di dunia yang menderita penyakit
Hepatitis B ini. Data dari WHO menunjukkan bahwa sejumlah 400 juta orang di dunia menderita
Hepatitis B akut yang berpotensi menjadi sirosis yaitu pengerasan hati bahkan berpotensi
menjadi kanker hati. Paling tidak ada satu juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit
ini.
Penularan Hepatitis B lebih tinggi dibandingkan dengan penularan virus HIV. Menurut data yang
diperoleh dari WHO, Penularan Hepatitis B lebih mudah sekitar 50 hingga 100 kali dibanding
penularan virus HIV. Penularan Hepatitis B dapat terjadi melalui kontak darah dan atau
pertukaran cairan tubuh. Penularan Hepatitis B antara lain dapat terjadi melalui transfusi darah,
melalui jarum suntik yang digunakan lebih dari satu kali, jarum tato, jarum bor gigi, atau alat
kebersihan pribadi seperti pemakaian bersama pisau cukur, sikat gigi atau handuk.
Penularan Hepatitis B lebih sering terjadi melalui kulit atau selaput lendir, bagian tubuh yang
mengalami luka terbuka, ciuman atau hubungan seks dengan orang yang menderita penyakit
Hepatitis B. Jadi Penularan Hepatitis B bukan melalui makanan dan minuman serta kontak
langsung (seperti bersalaman, berbicara saling berhadapan) layaknya virus penyakit hepatitis A
( VHA ).
Mengingat Penularan Hepatitis B sendiri sebenarnya cukup masif, seharusnya setiap orang dapat
menjadi waspada akan resiko tertular penyakit ini. Hepatitis B sebetulnya terbagi dalam dua
kelompok, yaitu Hepatitis B akut dan Hepatitis B kronis. Hepatitis B akut biasanya berjangka
pendek yaitu kurang lebih 6 bulan dan masih dapat direspon oleh sistem kekebalan tubuh.
Sedangkan Hepatitis B kronis umumnya berjangka panjang dan lebih sulit direspon oleh sistem
kekebalan tubuh manusia.
Penularan Hepatitis B terjadi dengan sangat mudah yaitu melalui cairan tubuh penderita,
misalnya lewat air mani, air liur, serta cairan tubuh lainnya. Mereka yang beresiko mengalami
Penularan Hepatitis B ini antara lain adalah bayi yang baru lahir, orang yang melakukan

hubungan seksual yang tidak aman; dalam hal ini mereka yang sering berganti pasangan atau
homoseksual. Hubungan seksual memang merupakan salah satu cara penularan hepatitis B ke
pasangan. Pintu masuknya adalah lender pada vagina dan atau air mani pengidap virus hepatitis
B ( VHB ).
Namun penularan cara ini kebanyakan terjadi di negara dengan endemisitas infeksi virus
hepatitis B ( VHB ) rendah. Menurut sebuah penelitian, pasangan penderita infeksi Virus
Hepatitis B ( VHB ) kronis berisiko tertular VHB. Dan sektiar 70% homo seksual terinfeksi
penyakit hepatitis B setelah lima tahunmelakukan hubungan seksual aktif. Para pengidap virus
hepatitis B umumnya tidak memperlihatkan gejala atau keluhan, sehingga mereka umumnya
tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap VHB. Dengan demikian, jika mereka ini (pembawa
carrier) setiap kali berganti pasangan, maka potensi penularan hepatitis B ke pasangan-pasangan
seksualnya tinggi.
Selain dari itu penularan hepatitis B juga beresiko terhadap mereka yang terbiasa menggunakan
alat kebersihan secara bersama, jarum suntik, tindik, tato, dan lain sebagainya. Penularan hepatits
B ini disebut penularan parenteral. Bisa juga penularan melalui goresan atau abrasi kulit.
Penularan Hepatitis B menjadi sangat mudah karena virus Hepatitis B dapat bertahan hidup di
luar tubuh manusia hingga beberapa minggu. Pencegahannya Penularan Hepatitis B di antaranya
adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan melakukan vaksinasi atau imunisasi terutama
untuk bayi secara lengkap yaitu tiga kali suntikan dalam durasi yang berbeda. Vaksin Hepatitis B
sendiri telah ditetapkan menjadi salah satu dari lima vaksin dasar yang wajib diberikan pada bayi
baru lahir, mulai usia 0 hingga 7 hari. Hal ini sangat penting karena bayi baru lahir belum
memiliki kemampuan untuk memproduksi antibodi sebagai sistim kekebalan tubuhnya. Jika
ditemukan kasus anak yang mengidap Hepatitis B, maka bisa dipastikan Penularan Hepatitis B
anak tersebut terjadi pada saat ia masih bayi.
Bagaimana kondisi di Indonesia? Indonesia telah diketahui merupakan salah satu daerah endemis
infeksi virus hepatitis B. Menurut hasil penelitian, ada daerah di mana setiap 100 penduduk
terdapat 8 pengidap virus hepatitis B ( VHB ). Sedangkan sumber penularan hepatitis B di
Indonesia terutama melalui ibu hamil (yang mengidap VHB) ke janin yang dikandungnya atau ke
bayi yang dilahirkannya. Karena itu, dianjurkan setiap ibu hamil melakukan skrining uji
laboratorium HBsAg, yaitu hepatitis B suface antigen, suatu protein yang merupakan selubung
luar partikel virus hepatitis B, atau antifen yang berasal dari permukaan virus hepatitis B. Jika
HBsAg ibu hamil positif, berarti ia mengidap infeksi virus hepatitis B.
Jika ibu hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif, maka peluang penularan hepatitis B lebih
besar dari 90%. HBeAg adalah hepatitis B envelope antigen, yaitu suatu protein antigen
nonstructural virus hepatitis B (bukan bagian dari VHB). Jika HBeAg itu hamil positif, maka
resiko penularan hepatitis B sangat tinggi, karena virus tersebut aktif menggandakan diri dan

merusak sel organ hati. Dilaporkan bahwa di beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya,
Yogyakarta, Surakarta, Denpasar, dan Mataram, angka kejadian ibu hamil yang mengidap VHB
antara 2,1-5,2%. Dari jumlah itu 50%-nya berstatus HBeAg positif, sehingga risiko bayinya
tertular hepatitis B sangat tinggi. Dengan demikian, si bayi perlu mendapat vaksinasi dan
pemberian immunoglobulin.
Di wilayah Asia Pasifik, kebanyakan kasus Penularan Hepatitis B terjadi pada saat lahir atau
pada masa kanak-kanak. Sembilan dari sepuluh anak yang terinfeksi penyakit tersebut bertahan
sampai dewasa. Sementara Penularan Hepatitis B pada orang dewasa adalah seperti yang telah
dijelaskan di atas. Selain bayi, orang-orang yang rentan Penularan Hepatitis B adalah pekerja
kesehatan, penghuni asrama, tahanan, dan pengguna narkoba suntik. Dari beberapa cara
Penularan Hepatitis B yang sudah kita bahasa di atas, kita harus mewaspadai semua itu demi
keamanan dan kesehatan bersama.
Dari hasil penelitian di China, diketahui banyak bayi yang terinfeksi virus hepatitis B ( VHB )
yang didapat dari ibunya. Penularan hepatitis B dari ibu ke janin dikenal sebagai penularan
transmisi perinatal atau vertical. Virus hepatitis B tersebut menular dari ibu ke janin yang
dikandungnya atau di bayi yang dilahirkannya melalui peredaran darah tali pusat, atau saat
proses melahirkan, atau setelah melahirkan. Diduga penularan semacam ini banyak terjadi di
negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
setelah melihat panjang lebar penjelasan tentang penularan penyakit hepatitis b ada baiknya
kita waspada, maka dari itu bagi anda yang terkena penyakit hepatitis segera obati dengan
Obat hepatitis b kronis karena bila mana anda tida segera mengobati maka penyakit hepatitis
akan bertambah parah dan susah untuk sembuh normal.

Anda mungkin juga menyukai