Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan Dengan Perilaku

Seks Bebas Pada Remaja Sekolah


Kelompok IX
Latar Belakang

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan


dan masa kanak-kanak ke dewasa. Batasan
usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12
sampai 24 tahun. (Efendi, 2009).

Perilaku seks bebas cendrung disukai oleh anak


muda, terutama kalangan remaja yang secara
bio-psikologis sedang tumbuh menuju proses
pematangan (Amiruddin & Mariana, 2005).
Latar Belakang
Berdasarkan catatan lembaganya, Julianto
mengatakan 46% remaja Indonesia berusia
15 – 19 tahun sudah berhubungan seks. Data
sensus nasional bahkan menunjukkan 48 –
51 % perempuan hamil adalah remaja
(Bkkbn, 2014).
LANJUTAN

TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

Sasaran dan
evaluasi
Pengertian

 Seks bebas atau dalam bahasa populernya


disebut extra-materital intercouse atau kinky-
seks merupakan bentuk pembebasan seks yang
dipandang tidak wajar. Tidak saja oleh agama
dan negara, tetapi juga oleh filsafat. Perilaku
seks bebas cendrung disukai oleh anak muda,
terutama kalangan remaja yang secara bio-
psikologis sedang tumbuh menuju proses
pematangan (Amiruddin & Mariana, 2005).
Perubahan pada remaja

Perubahan fisik
• Bagi anak laki-laki perubahan itu
ditandai oleh perkembangan pada organ
seksual, mulai tumbuhnya rambut
kemaluan, perubahan suara dan
ejakulasi pertama melalui wet
dream/mimpi basah. Sedangkan pada
remaja putrid pubertas ditandai dengan
menarche (haid pertama), perubahan
pada dada (mamae), tumbuhnya rambut
kemaluan dan pembesaran panggul
Lanjutan

Perubahan psikologis
Masa remaja sering disebut juga
sebagai masa pancaroba, masa
krisi dan masa pencarian
identitas
PENYEBAB TERJADINYA SEKS BEBAS
PADA REMAJA SEKOLAH

1. Tidak bisa mengatakan tidak


2. Merasa bukan anak gaul
3. Bisnis
4. Nilai agama yang berkurang
5. Tayangan TV
6. Gaya hidup
Dampak Perilaku seks
bebas pada remaja

1. Putus sekolah
2. Kehamilan yang tidak
dikehendaki dan aborsi
3. Hilangnya harga diri
4. Perasaan dihantui dosa
5. Penghinaan dari masyarakat
6. Terkena HIV/AIDS
7. Penyakit menular seksual
Pencegahan

1. • Pengetahuan .
2 •
Pergaulan
.
3. • Harga diri dan iman
Asuhan komunitas
 Pengkajian dilakukan selama 2 hari di SMA 1 Bandung. Dari segi social
ekonomi didapatkan data hampir 78% siswanya berasal dari kalangan
menengah ke bawah. Selama pengkajian didapatkan bahwa hampir 74%
siswa belum memahami tentang seks bebas dan cara melakukan
pencegahannya, dari hasil wawancara dengan salah satu guru mengatakan
bahwa selama ini belum pernah ada penyuluhan tentang seks bebas pada
remaja dan materi kesehatan lainnya dan Sebagian besar siswanya juga
belum aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler disekolah. Berdasarkan hasil
observasi kami melihat pergaulan siswa-siswi sangat bebas dimana dilihat
dari adanya siswa yang berduaan dipinggir rumah sekolah, adanya
pembentukan kelompok-kelompok kecil atau geng sehingga menimbulkan
perbedaan pendapat yang sering menjadikan perkelahian sesama teman
sekolah bahkan antar sekolah lain pada jam sekolah dan sepulang sekolah.
Selama 2 bulan terahir terjadi kehamilan diluar nikah sebanyak 48%
dikalangan remaja SMK Bandung, pihak sekolah memberikan sanksi tegas
kepada siswa/siswi yang kedapatan melakukan
Lanjutan
 hubungan diluar nikah dan siswi hamil diluar nikah dikeluarkan
dari sekolah. Dari hasil kuosioner didapatkan bahwa 70% siswa
yang kurang mendapat pengetahuan seks bebas, cara
pencegahan terjadinya seks bebas dan 60% sikap yang
cendrung untuk melakukan seks bebas. Mereka mengatakan
jika selama ini mereka hanya mendapat informasi tentang seks
bebas sesuatu yang menyenangkan melalui internet dan
teman-temannya. Siswa juga merasa takut dan cemas jika
membicarakan tentang seks.
 Hasil wawancara dengan seorang siswa mengatakan bahwa dia
lebih senang bercerita dengan teman jika ada masalah pribadi
dari pada bercerita dengan orang tua atau guru mereka
disekolah.
Diagnosa keperawatan

 Kurang pengetahuan
 Disfungsi sosial
 Koping individu kurang efektif
 Resiko infeksi
 Ansietas
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan perawatan selama 2 hari 1) Kaji pengetahuan klien
diharapkan adanya peningkatan tentang seks bebas
pengetahuan tentang seks dikalangan 2) Identifikasi tentang penyebab
remaja dengan kriteria hasil : perilaku seks bebas dengan
1. Klien mampu menyatakan cara yang tepat
pemahamannya tentang seks bebas 3) Gambarkan dampak yang
dikalangan remaja timbul akibat perilaku seks
2. Pasien mampu menerapkan prosedur bebas
pencegahan seks bebas dikalangan 4) Sediakan informasi
remaja sekolah mengenai perilaku seksual
bebas pada remaja
5) Diskusikan bersama
mengenai gaya hidup sehat
pada kalangan remaja
6) Libatkan orang-orang
terdekat seperti guru dan
orangtua
2. Disfungsi seksual Setelah dilakukan perawatan selama 2 1) bangun hubungan terapeutik
hari diharapkan klien tidak mengalami berdasarkan kepercayaan dan rasa
disfungsi seksual dengan criteria hasil : hormat
1. Pengenalan dan penerimaan 2) berikan informasi tentang fungsi
identitas seksual pribadi seksual
2. Mengetahui masalah reproduksi 3) sediakan privasi dan menjamin
3. Control resiko PMS kerahasiaan
4. Menunjukan keinginan untuk 4) diskusikan efek dari situasi
mendiskusikan perubahan fungsi penyakit atau kesehatan pada
seksual seksualitas
5. Meminta informasi yang 5) berikan pengarahan/konsultasi
dibutuhkan tentang perubahan dengan angota lain dari tim
fugsi seksual kesehatan
6) berikan informasi faktual tentang
mitos seksual
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan perawatan selama 2 hari 1) Kaji kemampuan klien dalam
diharapkan mencegah terjadinya infeksi
1. Klien bebas dari tanda infeksi 2) Ajarkan klien tanda dan gejala
2. Menunjukan kemampuan untuk infeksi
mencegah timbulnya infeksi 3) Ajarkan klien cara menghindari
3. Menunjukan perilaku hidup sehat infeksi
4) Anjurkan klien untuk
menunjukan perilaku hidup
bersih dan sehat
5) Laporkan jika ada kejadian
infeksi ke petugas kesehatan
terdekat
5 Ansietas Setelah dilakukan perawatan selama 2 1) Kaji tingkat kecemasan
hari diharapkan klien mampu mengatasi pasien
ansietas yang dialami dengan criteria 2) Dengarkan ketika pasien
hasil sebagai berikut : mengeksplor perasaannya
1. Klien mampu mengidentifikasi dan 3) Libatkan orang terdekat
mengungkapkan gejala cemas dalam mengatasi masalah
2. Mengidentifikasi,mengungkapkan pasien
dan menunjukan tehnik untuk 4) Bantu pasien mengenal
mengontrol cemas situasi yang menimbulkan
kecemasan
5) Ciptakan kenyamanan bagi
pasien dalam
mengungkapkan
perasaannya
6) Bantu pasien untuk bisa
mengatasi masalah
kecemasannya

Anda mungkin juga menyukai