Anda di halaman 1dari 11

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI I

PERCOBAAN
TABLET MODERN
“TABLET SUBLINGUAL
(ISOSORBID DINITRAT TABLET® )”

OLEH:

NAMA                   : MUHAMMAD NUR NISBA


NIM                       : 70100112022
KELOMPOK       : VII (TUJUH)
GOLONGAN       : FARMASI A

SAMATA – GOWA
2013

BAB I
TINJAUAN UMUM ZAT AKTIF DAN SEDIAAN
1.      Deskripsi Umum Senyawa Aktif
Nama resmi                     :            ISOSORBIDE DINITRAT
Nama lain                        : sorbid nitrat
Rumus molekul               :            C6H8N2O2
Berat molekul                  :            263,1
                       : Putih atau hampir putih, Kristal bubuk sangat sedikit larut dalam  air               
                       : sangat sedikit larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol
Penyimpanan                   : Dalam wadah kedap udar.
Kegunaan                        : sebagai zat aktif

2.      Alasan Pemilihan dan Definisi Bentuk Sediaan


Tablet sublingual mengandung bahan obat, yang akan rusak atau diinaktivasi dalam
saluran pencernaan sehingga harus berhasil diresorpsi melalui selaput lendir dibawah lidah. Pada
umumnya dalam hal ini ditekankan pelepasan bahan aktif yang lambat. Dalam kondisi ini
bagaimana bahan obat dibebaskan, sebaiknya mengikuti proses resorpsi melewati selaput lendir (
R.Voight. 1995: 217).
Tablet sublingual yaitu tablet yang disisipkan dibawah lidah biasanya berbentuk datar,
tablet oral yang direncanakan larut dibawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral. Cara ini
berguna untuk penyerapan obat yang dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit diabsorpsi
oleh saluran pencernaan (Ansel.2008: 249).
Tablet sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat
aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Beberapa obat mudah diserap dengan cara
ini (seperti Nitrogliserin dan hormone steroid tertentu) dan mempunyai banyak keuntungan
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995: 4).
Obat-obatan yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan efek
sistemik, dank arena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir mulut. Obat yang
diserap dari selaput lendir mulut masuk ke aliran daeah selanjutnya masuk ke aliran darah
umum. Keuntungan yang mungkin didapat dari pemberian obat ini adalah suasana dalam
lambung yang dapat menyebabkan penguraian obat yang luas (untuk beberapa jenis steroid dan
hormone) dapat dihindari oleh obat-obat yang diserap dengan baik dalam mulut. Obat dapat
bekerja dalam waktu yang lebih cepat daripada tablet yang harus ditelan (Lachman. 1994: 713).
Obat ini dapat menimbulkan efek samping sakit kepala. Jika terjadi toleransi, dapat
diatasi dengan meningkatkan dosisnya (Departemen Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011: 309).

3.      Nomor Registrasi dan Nomor Batch


            Nomor Registrasi
DKL 13022002 10 A2
Keterangan :
D        : Nama Dagang
K        : Golongan Obat Keras
L        : Obat Jadi Produksi Dalam Negeri/Lokal
13       : Periode Pendaftarn Obat Jadi
022     : Nomor Urut Pabrik
002     : Nomor Urut Obat Jadi
10       : Tablet
A        : Menunjukkan Kekuatan Sediaan Obat Yang Kedua Disetujui
2         : Menunjukkan Beda Kemasan Yang Pertama

            Nomor Batch
12 13 10 101

Keterangan    :
12       : Bulan Produksi
13       : Tahun Produksi
10       : Kode Bentuk Sediaan
101     : Nomor Urut Pembuatan
BAB II
URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI
1.      Nama Obat dan Sinonim
      Nama obat                        :            ISOSORBIDE DINITRAT
      Nama sinonim                  : sorbid nitrat. Sirbida dinitrat

2.      Bentuk Senyawa Zat Aktif


Isosorbid dinitrat ini sebagaimana juga nitrat lainnya berkhasriat elaksasi otot pembuluh,
bronchia, saluran empedu, lambung-usus dan kemih. Berkhasiat vasodilatasi berdasarkan
terbentuknya nitrogliserida dan nitrat di sel-sel dinding pembuluh. Nitrogliserin ini bekerja
merelaksasi sel-sel ototnya, sehingga pembuluh terutama vena mendilatasi dengan langsung.
Akibatnyua tekanan darah turun dengan pesat dan aliran darah vena yang kembali ke jantung
berkurang. Penggunaan oksigen jantung menurun dan bebannya dikurangi (Tjay. 2008; 600).
Pada pasien gagal jantung Nitrogliserin ini juga digunakan sebagai obat gagal jantung kiri
akibat iskemia miokard akut, gagal jantung kiri. Obat ini hanya mendilatasi vena dan dengan
demikian hanya menurunkan preload jantung (Departemen Farmakologi Dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011; 309).
Sediaan isosorbid dinitrat sublingual dan bukal dapat mengurangi serangan anginal pada
penderita iskemia jantung. Pemberian 0,3 – 0,4 mg melepaskan rasa sakit sekitar 75% dalam 3
menit, 15% lainnya lepas dari sakit dalam waktu 5 – 15 menit. Apabila rasa sakit bertahan
melebihi 20 – 30 menit setelah penggunaan dua atau tiga tablet nitrogliserin berarti terjadi gejala
koroner akut dan pasien diminta untuk mencari bantuan darurat (Sukandar, dkk, 2008: 103).
Isosorbid dinitrat bekerja tampa hambatan sebagai kapsul yang digigit ataun digunakan
dalam bentuk semprot dan diabsorpsi dalam mulut atau farings-paling cepat, tetapi juga paling
singkat.  Sejak dulu obat ini merupakan obat yang paling utama untuk terapi serangan angina
pectoris akut. Jika diberikan secara sublingual, obat ini bekerja dalam waktu beberapa detik
sampai beberapa menit (Mutschler., 1991: 474).
Isosorbid dinitrat adalah nitrovasodilator digunakan dalam manajemen angina pectoris
gagal jantung dan infark miokard (bawah). Gliseril trinitrat diyakini mengerahkan efek
vasodilator yang melalui pelepasan oksida nitrat yang menyebabkan stimulasi dari guanylate
aderulat dalam pembuluh darah halus sel-sel otot, ini menghasilkan peningkatan guanosin siklik
monofosfat (Martindale. 2009: 1296).

3.      Efek Farmakologi dan Mekanisme Kerja Dalam Tubuh


         Farmakologi
dinitrat dari gliserol berkhasiat relaksasi otot pembuluh, bronchia, saluran empedu, lambung
usus, dan kemih. Berkhasiat vasodilatasi berdasarkan terbentuknya nitrogenoksida (NO) dari
nitrat di sel-sel dinding pembuluh. NO bekerja mengendurkan sel-sel ototnya, sehingga
pembuluh terutama vena mendilatasi dengan langsung. Akibatnya, tekanan darah turun dengan
pesan dan aliran darah vena yang kembali ke jantung berkurang. Penggunaan oksigen jantung
menurun dan bebannya dikurangi. Arteri koroner juga diperlebar, tetapi tanpa efek langsung
terhadap miocard. Penggunaan, per oral untuk menanggulangi serangan angina akut secara
efektif, begitupula sebagai profilaksis jangka pendek, misalnya langsung sebelum melakukan
aktivitas bertenaga (exertion) atau menghadapi situasi lain yang dapat menginduksi serangan.
Secara intravena digunakan pada dekompensasi tertentu setelah infark jantung, jika digoksin dan
diuretika kurang meberikan hasil.

         Mekanisme kerja
Mekanisme kerja obat golongan nitrat dimulai ketika metabolisme obat pertama kali melepaskan
ion nitit (NO2-), suatu proses yang membutuhkan tiol jaringan. Di dalam sel, NO2- diubah
menjadi nitrat oksida (NO), yang kemudian mengaktivasi guanilat siklase, yang menyebabkan
peningkatan konsentrasi guanosin monofosfat siklik (cGMP) intraseluler pada sel otot polos
vaskular. Bagaimana cGMP menyebabkan relaksasi, belum diketahui secara jelas, tetapi hal
tersebut akhirnya menyebabkan defosforisasi miosin rantai pendek (MCL), kemungkinan dengan
menurunkan konsentrasi ion Ca2+ bebas dalam sitosol. Hal tersebut akan menimbulkan relaksasi
otot polos, termasuk arteri dan vena. Nitrat organik menurunkan kerja jantung melalui efek
dilatasi pembuluh darah sistemik. Venodilatasi menyebabkan penurunan aliran darah balik ke
jantung, sehingga tekanan akhir diastolik ventrikel (beban hulu) dan volume ventrikel menurun.
Beban hulu yang menurun juga memperbaiki perfusi sub endokard. Vasodilatasi menyebabkan
penurunan resistensi perifer sehingga tegangan dinding ventrikel sewaktu sistole (beban hilir)
berkurang. Akibatnya, kerja jantung dan konsumsi oksigen menjadi berkurang. Ini merupakan
mekanisme antiangina yang utama dari nitrat organik.

4.      Nasib Obat dalam Tubuh


Isosorbid dinitrat dengan cepat diserap dari mulut mukosa. Hal ini juga diserap dari
gastrointestinal sistem dan melalui kulit. Bioavailabilitas kurang dari 100% ketika diberikan oleh
dari rute-rute disebabkan oleh pra-sistemik izin; bioavailabilitas lebih jauh
dikurangi setelah penggunaan oral terhutang untuk luas pertama-pass metabolisme di hati. Durasi
kerja adalah sekitar 30 sampai 60 menit dengan sublingual tablet atau semprot dan 3 sampai 5
jam.
Dilihat dari farmakokinetiknya, nitrat organik mengalami denitrasi oleh enzim glutation-
nitrat organik reduktase dalam hati. Golongan nitrat lebih mudah larut dalam lemak, sedangkan
metabolitnya bersifat lebih larut dalam air sehingga efek vasodilatasi dari metabolitnya lebih
lemah atau hilang. Eritritil tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat) mengalami degradasi
tiga kali lebih cepat daripada nitrogliserin (berat molekul rendah, bentuk seperti minyak).
Sedangkan isosorbid dinitrat dan pentaeritritol tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat)
mengalami denitrasi 1/6 dan 1/10 kali dari nitrogliserin. Kadar puncak nitrogliserin terjadi dalam
4 menit setelah pemberian sublingual dengan waktu paruh 1-3 menit. Metabolitnya berefek
sepuluh kali lebih lemah, tetapi waktu paruhnya lebih panjang, yaitu kira-kira 40 menit.
Isosorbid dinitrat paling banyak digunakan, tetapi cepat dimetabolisme oleh hati. Penggunaan
isosorbid mononitrat yang merupakan metabolit aktif utama dari dinitrat bertujuan untuk
mencegah variasi absorpsi dan metabolisme lintas pertama dari dinitrat yang dapat diperkirakan.
5.      Indikasi dan Kontraindikasi
        Indikasi
Pengobatan angina pektoris; bentuk injeksi IV digunakan untuk gagal jantung kongestif
(terutama bila disebabkan infark miokard akut); hipertensi pulmoner; emergensi hipertensi
selama operasi (terutama selama pembedahan jantung).

        Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap nitrat organik; hipersensitif terhadap isosorbide, nitrogliserin, atau
komponen lain dalam sediaan, penggunaan bersama penghambat phosphodiesterase-5 (PDE-5)
seperti sildenafil, tadalafil, atau vardenafil; angle-closure glaucoma  (terjadi peningkatan tekanan
intraokuler); trauma kepala atau perdarahan serebral (meningkatkan tekanan intrakranial);
anemia berat.

6.      Dosis, Perhitungan Dosis dan Aturan Pakai


         Dosis
Sekali 1 tablet
Sehari 0,4 mg  – 1,0 mg

`Tiap tablet 100 mg mengandung :


                  Isosorbit dinitrat                      5 mg
                  Magnesium stearat                   3 %
                  Serbuk selulosa                        25%
                  Sorbitol            ad                    100 mg
Per Tablet :
               Isosorbit dinitrat                        :  5  mg

               Magnesium stearat                    :   x 100 = 3 mg

               Serbuk selulosa                         :   x 100 = 25 mg


               Laktosa                                      : 100 – (5 + 3 + 25 ) = 67 mg
Per Batch :
               Ibuprofen   : 5 x 50                    = 250 mg
               Avicel         : 3 x 50                     = 150 mg
                     Pati             : 25 x 50                  = 1250 mg
                     Laktosa      : 67 x 50                  = 3350 mg
         Aturan Pakai
1 x sehari, diberikan 1 jam sebelum makan.

7.      Efek Samping dan Toksisitas Obat


         Efek Samping
Kardiovaskuler: Hipotensi, hipotensi postural, pallor, kolaps kardiovaskuler, takikardi, syok, kemerahan,
edema perifer.
SSP: sakit kepala (paling sering), pusing (karena perubahan tekanan darah), tidak bisa tidur.
Gastrointestinal: Mual, muntah, diare.
Genitourinari: inkontinensia urin. 
Hematologi: Methemoglobinemia (jarang, bila overdosis).
Neuromuskuler & skelet: Lemah/letih.
Mata: Pandangan kabur. Insiden hipotensi dan efek yang tidak diharapkan akan meningkat bila
digunakan bersama sildenafil (Viagra®).

8.      Interaksi Obat
Antagonis Ca, neuroleptik atau antidepresan trisiklik, sildenafil, alkohol, vasodilator,
antihipertensi, penyekap β, dihidroergotamin, heparin.

9.      Penggunaan pada Kondisi Khusus, Peringatan dan Perhatian


         Peringatan dan Perhatian :
-          Nitrogliserin jangan diberikan pada pasien hipovolemia yang tidak terkoreksi (atau dehidrasi)
karena risiko menginduksi hipotensi,gangguan sirkulasi serebral, perikarditis konstriktif,
pericardial tamponade.
-          Nitrogliserin harus digunakan hati-hati pada pasien hipotensi atau hipotensi ortostatik karena
obat ini dapat memperparah hipotensi, menyebabkan bradikardi paradoksikal, atau memperberat
angina.
-          Nitrogliserin harus digunakan hati-hati setelah infark miokardiak karena hipotensi dan
takikardia dapat memperparah iskemia.
-          Hamil dan laktasi. Alkoholisme. Dapat mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan
mesin.

10.  Cara Penyimpanan dan Contoh Sediaan yang Beredar Dipasaran

Pada umumnya tablet sangat baik disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat
dengan kelembaban nisbi yang rendah, serta terlindung dari temperatur tinggi. Tablet khusus
yang cenderung hancur bila kena lembab dapat disertai pengering dalam kemasannya. Tablet
yang dirusak oleh cahaya disimpan dalam wadah yang dapat menahan masuknya cahaya (Ansel,
1989).

Untuk tablet sublingual yang mengandung isosorbid dinitrat (Tablet isosorbid dinitrat)


memiliki peraturan tersendiri dalam pengemasannya, yaitu :
a.    Semua tablet nitrogliserin harus dikemas dalam wadah gelas dengan tutup logam yang sesuai
dan dapat diputar.
b.    Tiap wadah tidak boleh berisi lebih dari 100 tablet.
c.    Tablet nitrogliserin harus disalurkan dalam wadah aslinya dan pada labelnya ada tanda
peringatan “untuk mencegah hilangnya potensi, jagalah tablet ini dalam wadah aslinya dan
segera tutup kembali wadahnya setelah pemakaian”.
d.   Semua tablet nitrogliserin harus disimpan dalam ruangan dengan temperatur yang diatur antara
59o - 86 oF (Ansel, 1989).

Pelaksanaan peraturan ini membantu memelihara keseragaman standar kandungan tablet


nitrogliserin supaya lebih baik dari sebelumnya. Bagaimanapun juga, nitrogliserin merupakan
cairan yang mudah menguap dari wadahnya bila terbuka dan khususnya apabila wadah tadi tidak
tertutup rapat (Ansel, 1989).
BAB III
ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA
1.      Pendekatan Formulasi
Berdasarkan analisis farmakologi maka dibuat sediaan bentuk tablet sublingual dengan kekuatan
sediaan B (menunjukkan kekuatan sediaan obat yang kedua disetujui).

2.      Pengembangan formula
a.       Rancangan Formula
Nama Produk         : Isosorbit dinitrat® Tablet
Jumlah Produk      : 50 tablet @ 100mg
Tanggal Formulasi : 06 Desember 2013
Tanggal Produksi   : 06 Januari  2014
No. Reg                   : DKL 1302200110 A2
No. Batch                : M 1202001
Komposisi
Tiap tablet mengandung :
                     Isosorbit Dinitrat                                            5 mg
                     Magnesium Stearat                                          3 %
                     Serbuk Selulosa                                               25 %
                     Sorbitol                                                   ad     100 mg
b.   Master Formula
Diproduksi Tanggal Tanggal
Dibuat oleh Disetujui oleh
oleh formulasi produksi
PT. Al-Fatih 06 Desember 06 Januari Muhammad Nur A Ulfiana
Pharma 2013 2014 Nisba utari
Kode bahan Nama bahan Kegunaan Perdosis perbatch
    
01-ICL Isosorbit Zat aktif
dinitrat 5 mg 250 mg
02-MS Zat pelicin
Magnesium 3 mg 150 mg
stearat
03-SS Zat
pengikat & 25 mg 1250 mg
Serbuk
selulosa penghancur
04-S
67 mg 3350 mg
sorbitol Zat pengisi

c.    Uraian zat tambahan

1.      Magnesium stearat
a Resmi          : MAGNESII STEARAT
a Lain             : stearic acid
us molekul      : C36H30MgO4
rian                : Sangat halus putih, memiliki bau samar, rasa yang khas.
utan               :            praktis tidak larut dalam methanol, etanol 95% , etr dan air, sedikit larut dalam benzena.
impanan         : Dalam wadah tertutup rapat
naan               :            Sebagai zat pelincir
litas Obat       : magnesium stearat stabil dan harus disimpan dalam wadah yang sejuk dan kering.
me                   :            dengan asam kuat, alkali dan garam besi.
2.     sorbitol
a Resmi          : SORBITOLUM
a Lain             : sorbitol, manitol
us molekul      : C14H14O6
molekul        : 182,1
rian                :            tidak berbau, putih atau hamper tidak berwarna, Kristal bubuk higroskopik.
utan               :            larut dalam 0,5 bagian air,pratis tidak larut dalam eter dan methanol.
impanan         : Dalam wadah tertutup baik
e                     :            -
naan               :            Sebagai zat pengisi
litas Obat       : secara kimia, relative inert dan kompetible dengan sebagian bahan pembantu.
me                   :            dengan zat besi menjadi berubah warna, sorbitol meningkatkan laju degradasi penisilin.

3.    Serbuk selulosa
a Resmi          : CELLULOSA POWERD
a Lain             : sanacel, serbuk selulosa.
rian                : bentuk serbuk putih halus
utan               : praktis tidak larut dalam air, asam encer dan pelarut organik
e                     : (sebagai pengikat 5%-25%), (sebagai penghancur 5%-15%)
naan               : Sebagai zat pengikat dan zat penghancur
litas Obat       : serbuk selulosa stabil dan higroskopik.        
me                   : Tidak cocok dengan agen pengoksidasi kuat

d.      Alasan pemilihan bentuk/ tipe sediaan


Bentuk sediaan yang akan diproduksi adalah tablet. Tablet merupakan bahan obat dalam
bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan Farmasetika
yang sesuai. Adapun kelebihan dan keuntungan bentuk sediaan tablet antara lain tablet
merupakan sediaan yang paling ringan dan paling kompak, bentuk sediaan yang paling mudah
dan murah untuk dikemas serta dikirim dan diproduksi secara besar-besaran. Selain itu, tablet
merupakan bentuk sediaan yang utuh menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah, serta
merupakan bentuk sediaan oral yang sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas
mikrobiologi yang paling baik (Lahman. 2008 : 645).

e.       Alasan penambahan eksipien


1). Magnesium Stearat (zat pelicin)
Merupakan lubrikkan yang paling efektif dan digunakan secara bebas, pemisahan
Magnesium stearat sebagai lubrikan harus dikombinasi dengan bahan lain karena magnesium
stearat sebagai lubrikan dan anti aderen.(agoes boeswin.2000:209)
Magnesium stearat secara luas digunakan dalam kosmetik, makanan dan formulasi obat
utamanya digunakan sebagai pelicin dalam pembuatan tablet dan kapsul dengan konsentrasi
0,25%-5,0%.( martindale:404)
Untuk tablet sublingual lubrikan yan dipilih sebaiknya tidak larut dalam air. (arsul, 2010:61)
2). Sorbitol (zat pengisi)
Sorbitol digunakan sebagai pengisi dalam formulasi tablet, baik granulasi basah maupun
metode kompressi langsung. Hal ini dikarenakan rasanya yang manis dan memberi sensasi
dingin. Sorbital secara kimiawi relative inert dan kompetible dengan sebagai bahan pembantu.
(excipien edisi 6. 2009:679)
Sorbital merupakan gula berkalori rendah dan tidak karsinogenik.( lachman,2008:700)

3). Serbuk selulosa (zat penghancur dan zat pengikat)


Serbuk selulosa dapat digunakan sebagai pengikat (5%-25%) dan sebagai penghancur ( 5%-
15%). ( excipien edisi 5.2006:136).
f.       Perhitungan dan penimbangan
Tiap tablet 100 mg mengandung :
Isosorbit dinitrat              5 mg
Magnesium stearat           3 %
Serbuk selulosa                25%
Sorbitol                     ad   100 mg
Per Tablet :
Isosorbit dinitrat           :  5  mg

Magnesium stearat        :   x 100 = 3 mg

Serbuk selulosa             :   x 100 = 25 mg


Laktosa                         : 100 – (5 + 3 + 25 ) = 67 mg
Per Batch
Isosorbid dinitrat        : 5 x 50                    = 250 mg
Avicel                         : 3 x 50                   = 150 mg
Pati                             : 25 x 50                 = 1250 mg
Laktosa                       : 67 x 50                  = 3350

g.    Prosedur pembuatan tablet


1).  Disiapkan alat dan bahan.
2). Ditimbang Isosorbit dinitrat 250 mg, magnesium stearat 150 mg, serbuk        selulosa 1250 mg,
dan sorbitol 3350 mg pada neraca analitik.
3). Dimasukkan Isoorbit dinitrat 250 mg ke dalam lumpang.
4) Dimasukkan serbuk selulosa 1250 mg kedalam lumping.
5). Dimasukkan sorbitol 3350 mg sedikit demi sedikit ke dalam lumpang lalu dihomogenkan.
6). Dimasukkan magnesium stearat 150 mg sedikit demi sedikit ke dalam lumpang lalu
dihomogenkan.
7). Dimasukkan semua bahan campuran ke dalam alat pencetak tablet.
8). Dimasukkan tablet ke dalam wadah.

h.      Evaluasi tablet

1)       Ukuran tablet
Pengukuran dilakukan terhadap 5 buah tablet memakai alat micrometer atau jangka sorong
yang bersifat manual.
2)       Keseragaman bobot tablet
Sejumlah 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu ditimbang satu per satu, dihitung
bobot rata-ratanya maka menurut farmakope Indonesia edisi III tidak boleh lebih dari dua tablet
yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.
jika tidak mecukupi 20 tablet dapat digunakan 10 tablet tidak satu tabletpun yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak
satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan
dalam kolom B.
3)        Kekerasan tablet
Pengukuran dilakukan terhadap 5 tablet memakai alat-alat seperti stoches. Cara
pengukuran yaitu: Letakkan sebuah tablet diantara “anvil” dengan plat datar yang diam tablet
tersebut dijepit dengan memutar alat penekan. Angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk
pada skala dinyatakan sebagai titik nol.Alat penekan diputar kembali sampai retak atau pecah.
Angka pada skala dicatat pada saat ini maka kekerasan tablet adalah selisih antara angka pada
saat pecahnya tablet dengan angka yang dianggap sebagai titik nol.
4)      Keausan tablet
Pengukuran dilakukan terhadap 20 tablet yang sebelumnya telah dibersihkan dari debu,
pengukuran ini memakai alat Roche Friabilator yang mampu berputar 25 kali permenit.
Ditimbang 20 tablet bebas debu (W1 gram) kemudian dimasukkan kedalam Roche friabilator.
Tekan tombol kearah ON dan biarkan alat ini berputar selama 4 menit. Bersihkan kembali kedua
puluh tablet tersebut dan ditimbang (W2 gram).

%Keausan                   =  x 100%

5)      Uji disolusi
Alat yang digunakan ada 2 macam ; Alat tipe I  yaitu keranjang dan alat tipe II yaitu
dayung. Media disolusi dan kecepatan perputaran alat diatur dalam monografi.

Daftar pustaka
Ansel, Howard. 1978. Penghantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI Press.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Kibbe, Arthur, H.1995. Handbook of Pharmaceutical Excipient.London: APHA.
Lachman, Leon dkk.2008.Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi III Jilid 2.Jakarta: UI Press.
Martindale. 2009. The Complete Drug Refrence Thirty-Sixth Edition. London: Pahrmaceutical Press.
Sukandar, Elin dkk.2011.isofarmakoterapi 2. Jakarta: IAI
Tanu, Ian.2007.  Farmakologi Dan Terapi Edisi V.  Jakarta: FK-UI
Tjay, Tan Hoan.2007. Obat-Obat Penting.Jakarta: PT.Gramedia.
Voight, Rodulf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM.

http://muhammadnurnisba.blogspot.com/2014/07/formulasi-isosorbid.html

Anda mungkin juga menyukai