Anda di halaman 1dari 12

Hepatitis Akut

PENDAHULUAN
Hepatitis adalah suatu keadaan inflamasi dan atau nekrosis hati. Hepatitis A merupakan penyebab terbanyak
hepatitis virus tetapi tidak menimbulkan kronisitas. Hepatitis B dan C karena bisa menjadi kronis akan dibicarakan
dalam bab tersendiri. Penyebab non virus kurang sering dijumpai tetapi perlu dipikirkan sebagai diagnosis banding.
PATOFISIOLOGI
Hepatitis akut dapat disebabkan oleh infeksi obat, toksin, autoimun, kelainan metabolik. Hepatitis infeksi merupakan
penyebab terbanyak hepatitis akut. Hepatitis infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Virus hepatitis
adalah penyebab terbanyak hepatitis infeksi. Kemajuan di bidang biologi molekuler telah membantu pengenalan dan
pengertian patogenesa dari tujuh virus penyebab hepatitis sebagai manifestasi penyakit utama. Virus-virus tersebut
dinamakan virus hepatotropik, yang ditandai denagn urutan abjad yaitu A, B, C, D, E, G, dan terakhir virus TT.
Virus-virus lain yang juga memberi gejala hepatitis sebagai bagian dari gejala klinisnya, bukan disebut virus
hepatotropik. Seperti virus herpes simplex (HSV), cytomegalo (CMV), epsteinbarr, varicella, rubella, adeno,
entero, parvo B19, arbo dan HIV, gejala-gejala hepatologi pada infeksi virus-virus ini hanya merupakan bagian dari
penyakit sistemik. Virus A dan E tidak menyebabkan penyakit kronis, virus B, C, D merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas karena penyakit kronis. Virus G dapat memberi infeksi kronis, tetapi tidak menimbulkan
gejala klinis yang jelas, sedang virus TT walaupun prevalensinya tinggi, tidak memberi gejala baik akut maupun
kronis.
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Gejala non spesifik (prodromal) yaitu anoreksia, mual, muntah dan demam. Dalam beberapa hari-minggu timbul
ikterus, tinja pucat dan urin yang berwarna gelap. Saat ini, gejala prodromal berkurang. Perlu ditanyakan riwayat
kontak dengan penderita hepatitis sebelumnya dan riwayat pemakaian obat-obat hepatotoksik.
b. Pemeriksaan fisis
Keadaan umum: sebagian besar sakit ringan.
Kulit, sklera ikterik, nyeri tekan di daerah hati, hepatomegali; perhatikan tepi, permukaan, dan konsistensinya.
c. Pemeriksaan penunjang
1.

Darah tepi : dapat ditemukan pansitopenia: infeksi virus, eosinofilia : infestasi cacing, leukositosis : infeksi
bakteri.

2.

Urin : bilirubin urin

3.

Biokimia :
a. Serum bilirubin direk dan indirek
b. ALT (SGPT) dan AST (SGOT)
c. Albumin, globulin

d. Glukosa darah
e. Koagulasi : faal hemostasis terutama waktu protrombin
4.

Petanda serologis :
a. IgM antiHAV, HbsAg, IgM anti HBc, Anti HDV, Anti HCV, IgM Leptospira, kultur urin untuk leptospira,
kultur darah-empedu (Gal)

5. USG hati dan saluran empedu : Apakah terdapat kista duktus koledokus, batu saluran empedu, kolesistitis ;
parenkim hati, besar limpa.
DIAGNOSIS BANDING

Jaundice fisiologis, penyakit hemolitik, sepsis

Carotenemi

Hemolytic-uremic syndrome

Reye syndrome

Malaria, leptospira, brucellosis, infeksi berat

Batu empedu

Wilsons disease, Cystic fibrosis, Systemic Lupus Erythremotasus (SLE). Keracunan obat seperti
acetaminofean, asam valproat, kombinasi obat anti tuberkulosa.

TERAPI

Terapi suportif : pembatasan aktivitas, pemberian makanan terutama harus cukup kalori. Hindari obat
hepatotoksik seperti parasetamol, INH, Rifampisin.

Medikamentosa :

Ursedeoksikolikasid (UDCA)

Obat anti virus : interferon, lamivudin, ribavirin.

Prednison khusus untuk VHA bentuk kolestatik.

Kolestasis berkepanjangan diberi vitamin larut dalam lemak dan terapi simptomatis untuk menghilangkan
rasa gatal yaitu kolestiramin.

Hepatitis fulminan dirawat intensif.

Konsultasi kepada ahli gastrohepatologi diperlukan bila :

Timbul gejala-gejala ke arah fulminan :


Kesadaran menurun, terdapat gejala perdarahan, ALT dan AST lebih dari 1000 iu/l, serum bilirubin lebih
dari 10 mg/dl, pemanjangan waktu protrombin lebih dari 3 detik dari nilai normal.
Terjadi kolestasis yang memanjang (lebih dari 30 hari)

PEMANTAUAN

Penilaian kesadaran, suhu badan, derajat ikterus, besar hati.

Gejala perdarahan terutama dari saluran cerna.

Laboratorium : Bilirubin direk, indirek, ALT dan AST, glukosa, albumin, PT diulang tiap 3-7 hari
tergantung perkembangan penyakit.

Hepatitis Virus Akut


DEFINISI
Hepatitis Virus Akut adalah peradangan hati karena infeksi oleh salah satu dari kelima virus
hepatitis (virus A, B, C, D atau E); peradangan muncul secara tiba-tiba dan berlangsung
hanya selama beberapa minggu.
PENYEBAB
Virus hepatitis A, B, C, D atau E.
Virus Hepatitis B
GEJALA
Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba, berupa:
- penurunan nafsu makan
- merasa tidak enak badan
- mual
- muntah
- demam.
Kadang terjadi nyeri sendi dan timbul biduran (gatal-gatal kulit), terutama jika penyebabnya
adalah infeksi oleh virus hepatitis B.
Beberapa hari kemudian, air kemih warnanya berubah menjadi lebih gelap dan timbul
kuning (jaundice).
Pada saat ini gejala lainnya menghilang dan penderita merasa lebih baik, meskipun sakit
kuning semakin memburuk.
Bisa timbul gejala dari kolestasis (terhentinya atau berkurangnya aliran empedu) yang
berupa tinja yang berwarna pucat dan gatal di seluruh tubuh.
Jaundice biasanya mencapai puncaknya pada minggu ke 1-2, kemudian menghilang pada
minggu ke 2-4.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan darah terhadap fungsi hati.
Pada pemeriksaan fisik, hati teraba lunak dan kadang agak membesar.
Diagnosis pasti diperoleh jika pada pemeriksaan darah ditemukan protein virus atau antibodi
terhadap virus hepatitis.

PENGOBATAN
Jika terjadi hepatitis akut yang sangat berat, maka penderita dirawat di rumah sakitl; tetapi

biasanya hepatitis A tidak memerlukan pengobatan khusus.


Setelah beberapa hari, nafsu makan kembali muncul dan penderita tidak perlu menjalani
tirah baring.
Makanan dan kegiatan penderita tidak perlu dibatasi dan tidak diperlukan tambahan
vitamin.
Sebagian besar penderita bisa kembali bekerja setelah jaundice menghilang, meskipun hasil
pemeriksaan fungsi hati belum sepenuhnya normal.

PROGNOSIS
Hepatitis virus akut bisa menyebabkan berbagai keadaan, bisa berupa sakit ringan yang
menyerupai influenza atau kegagalan hati yang bisa berakibat fatal.
Secara umum, hepatitis B lebih serius dibandingkan hepatitis A dan kadang berakibat fatal,
terutama pada penderita usia lanjut.
Perjalanan penyakit hepatitis C tidak dapat diduga; hepatitis C akut biasanya ringan, tetapi
fungsi hati bisa membaik dan memburuk secara bergantian selama berbulan-bulan.
Penderita hepatitis virus akut biasanya mengalami perbaikan setelah 4-8 minggu, meskipun
tidak mendapatkan pengobatan.
Hepatitis A jarang menjadi kronis. Pada 5-10% penderita, hepatitis B menjadi kronis dan
sifatnya bisa ringan atau berat. Sekitar 75% kasus hepatitis C menjadi kronis.
Hepatitis C biasanya ringan dan tanpa gejala, tetapi sekitar 20% penderita akhirnya
mengalami sirosis.
Penderita hepatitis virus akut bisa menjadi pembawa virus (karier). Pada keadaan ini, tidak
ditemukan gejala tetapi penderita masih terinfeksi.
Karier hanya terjadi pada virus hepatitis B dan C. Pembawa virus A menahun pada akhirnya
bisa menderita kanker hati.
PENCEGAHAN
Kebersihan yang baik bisa membantu mencegah penyebaran virus hepatitis A. Tinja
penderita sangat infeksius.
Di sisi lain, penderita tidak perlu diasingkan; pengasingan penderita hanya sedikt membantu
penyebaran hepatitis A, tetapi sama sekali tidak mencegah penyebaran hepatitis B maupun
C.
Kemungkinan terjadinya penularan infeksi melalui transfusi darah bisa dikurangi dengan
menggunakan darah yang telah melalui penyaringan untuk hepatitis B dan C.
Vaksinasi hepatitis B merangsang pembentukan kekebalan tubuh dan memberikan
perlindungan yang efektif.
Vaksinasi hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang memiliki resiko tinggi, misalnya
para pelancong yang mengunjungi daerah dimana penyakit ini banyak ditemukan.

Untuk hepatitis C, D dan E belum ditemukan vaksin.


Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi tetapi telah terpapar oleh hepatitis, bisa
mendapatkan sediaan antibodi untuk perlindungan, yaitu globulin serum. Pemberian
antibodi bertujuan untuk memberikan perlindungan segera terhadap hepatitis virus.
Kepada bayi yang lahir dari ibu yang menderita hepatitis B diberikan imun globulin hepatitis
B dan vaksinasi hepatitis B. Kombinasi ini bisa mencegah terjadinya hepatitis B kronis pada
sekitar 70% bayi.

Hepatitis Viral Akut


Defenisi
Hepatitis viral akut adalah : Penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis
pada hati.
Etiologi
Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus-virus lain.
Hepatitis Virus A
Merupakan virus RNA kecil yang berdiameter 27 nm, virus ini dapat dideteksi di dalam feses pada akhir masa

inkubasi dan fase praikterik. Sewaktu timbul ikterik, maka antibody terhadap HAV telah dapat diukur dalam serum.
Mula-mula kadar antibody IgM anti HAV meningkat dengan tajam, sehingga memudahkan untuk mendiagnosis
adanya infeksi HAV. Setelah masa akut, antibody IgG anti HAV menjadi dominant dan bertahan untuk seterusnya.
Keadaan ini mununjukan bahwa penderita pernah mengalami infeksi HAV di masa lampau, dan saat ini telah kebal.
Sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. HAV terutama ditularkan melalui oral dengan menelan makanan
yang sudah terkontaminasi. Penularan ditunjang oleh adanya sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, dan
kontak intim. Masa inkubasi rata-rata adalah 28 hari, masa infektif tertinggi adalah pada minggu kedua segera
sebelum timbulnya ikterus.
Hepatitis Virus B
Merupakan virus DNA bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm. Virus ini memiliki lapisan permukaan dan
bagian inti. Pertanda serologic pertama yang dipakai untuk identifikasi HBV adalah antigen permukaan, yang positif
kira-kira 2 minggu sebelum timbulnya gejala klinis, dan biasanya menghilang pada masa konvalesen dini tetapi
dapat pula bertahan selama 4-6 bulan. Adanya HBsAg menadakan penderita dapat menularkan HBV ke orang lain
dan menginfeksi mereka. Pertanda yang muncul berikutnya biasanya merupakan antibody terhadap antigen inti, anti
HBc. Antibodi anti HBc dapat terdeteksi segera setelah gamabaran klinis hepatitis muncul dan menetap untuk
seterusnya. Antibodi anti HBc selanjutnya dapat dipilah lagi menjadi fragmen IgM dan IgG. Antibodi IgM anti HBc
terlihat dini selama terjadi infeksi dan bertahan lebih lama dari 6 bulan. Adanya predominansi antibody IgG anti
HBc menunjukan kesembuhan dari HBV di masa lampau atau infeksi HBV kronik. Antibodi yang muncul
berikutnya adalah antibody terhadap antigen permukaan, anti HBs. Antibodi anti HBs timbul setelah infeksi
membaik dan berguna untuk memberikan kekebalan jangka panjang. Antigen e, HBeAg timbul bersamaan atau
segera setelah HBsAg dan menghilang beberapa minggu sebelum HBsAg menghilang. HBeAg selau ditemukan
pada semua infeksi akut. Inveksi HBV merupakan penyebab utama dari hepatitis akut dan krinik, sirosis dan kanker
hati di seluruh dunia. Terutama menyerang dewasa muda. Cara utama penularan HBV adalah melalui parenteral dan
menembus membrane mukosa, terutama melalui hubungan seksual. Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 120 hari
Hepatitis Virus Non A Non B
Terdapat 2 bentuk virus non A non B, zat yang dibawa oleh darah dan yang lain ditularkan secara enteric. Nama
yang diusulkan untuk membedakan keduanya adalah hepatitis C (HCV) dan hepatitis E (HEV)
HCV tampaknya merupakan virus RBA kecil terbungkus lemak, diameternya 30-60 nm. HCV diduga terutama
ditularkan melaui jalan parenteral dan kemungkinan melalui kontak seksual. Virus ini dapat menyerang semua
kelompok usia, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa muda. Masa inkubasi berkisar antara 15-160 hari. Ratarata sekitar 50 hari.
HEV adalah suatu virus RNA kecil, diameternya kurang lebih 32-24 nm. Infeksi HEV ditularkan melaui jalan vekaloral. Paling sering menyerang orang dewasa muda, sampai setengah umur, dan pada wanita hamil didapatkan angka
mortalitas yang sangat tinggi. Masa inkubasinya sekitar 6 minggu.
HDV merupakan virus RNA berukuran 35 nm. Virus ini membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar
partikel yang menular. Sehingga hanya penderita yang positif terhadap HBsAg dapat tertular ileh HDV.
Penularannya terutama melalui serum. Masa inkubasinya diduga mnyerupai HBV yaitu sekitar 2 bulan. HDV timbul
dengan 3 keadaan klinis : Kooinfeksi dengan HBV, superinfeksi pembawa HBV dan sebagai hepatitis pulminan

Manifestasi Klinik
1. Stadium Praikterik
Berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan
nyeri di perut kanan atas, urin menjadi lebih coklat
2. Stadium Ikterik
Berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh.

Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan.
Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda.
3. Stadium pasca ikterik
Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari
orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
Gambaran klinik hepatitis virus berfariasi, mulai dari tidak merasakan apa-apa atau hanya mempunyai keluhan
sedikit saja sampai keadaan yang berat, bahkan, dan kematian dalam beberapa hari saja. Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan hiperbilirubinemia ringan dan bilirubinuria. Bentuk hepatitis akut yang ikterik paling sering
ditemukan dalam klinis biasanya perjalanan jinak dan akan sembuh dalam waktu kira-kira 8 minggu.
Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai
2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia
dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada tiap
guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap, keadaan
demikian menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan menghilang, mungkin timbul
bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi
normal kembali dan nafsu makan pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung
selama beberapa minggu
Pemeriksaan laboratorium
A. Urin dan tinja
Bilirubin muncul dalam urin sebelum timbul ikterus, kemudian ia menghilang, walaupun kadar dalam darah masih
meninggi. Urobilinogenuria ditemukan pada akhir fase praikterik, pada puncak ikterus urobilinogen menghilang,
munculnya kembali urobilinogen dalam urin menandakan mulainya penyembuhan. Permulaan munculnya ikterus
menyebakan tinja menjadi pucat, ada steatorea yang sedang. Munculnya kembali warna tinja menjadi normal
menandakan permulaan penyembuhan.
B. Kelainan Darah
Kadar bilirubin serum total berfariasi. Kenaikan pigmen conjugated didapatkan secara dini, walaupun bilirubin total
masih normal. Kadar fosfatase alkali dalam serum umumnya kurang dari tiga kali batas atas normal. Albumin dan
globulin dalam serum secara kuantitatif tidak berubah. Kadar besi dalam darah naik. Imunoglobilin G dan M dalam
serum meninggi pada 1/3 dari pasien pada fase akut. Kadar puncak didapatkan 1 atau 2 hari sebelum atau sesudah
munculnya ikterus. Pada keadaan lanjut, kadar akan menurun walaupun keadaan klinis bertambah parah. Kadar
transaminase dapat tetap meninggi selama 6 bulan dalam beberapa hal, walaupun pasien sembuh sempurna.
C Kelainan Hematologis
Fase praikterik ditandai oleh leucopenia, limfopenia dan neutropenia, kelainan ini menjadi normal kembali sewaktu
ikterus timbul. Waktu protrombin memanjang dalam kasus yang berat dan tak pulih normal seluruhnya dengan terapi
vitamin K. Laju endap darah mwenigkat pada fase praikterik, menurun ke normal saat timbul ikterus dan naik lagi
ketika ikterus berkurang, akhirnya akan kembali ke normal pada penyembuhan sempurna.
C. Biopsi hati dengan jarum
Jarang diperlukan pada stadium akut, pada orang dewasa tua kadang diperlukan untuk membedakan hepatitis dari
kolestatis ekstra hepatic atau kolestasis intrahepatik jenis lain dan dari ikterus karena obat. Biopsi hati dapat
digunakan untuk mendiagnosis adanya komplikasi kronik beserta tipenya.
Pencegahan
Terhadap Virus hepatitis A
Virus ini resisten terhadap cara-cara sterilisasi biasa, termasuk klorinasi. Sanitasi yang sempurna, kesehatan umum
dan pembuangan tinja yang baik sangat penting. Tinja , darah dan urin pasien harus dianggap infeksius.
Terhadap Virus Hepatitis B

Usaha pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi. Imunisasi hepatitis B dilakukan terhadap bayi-bayi setelah
dilakukan penyaring HBsAg ibu-ibu hamil.
Pencegahan immunoglobulin
Pemberian imunoglobulun dalam pencegahan memberi pengaruh yang baik, sedangkan pada hepatitis serum masih
diragukan kegunaannya. Diberikan dalam dosis 0,02 ml/kg BB im dan ini dapat mencegah timbulnya gejala pada
80-90 %. Diberikan pada mereka yang dicurigai ada kontak dengan pasien
Penatalaksanaan
1. Istirahat
Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat.
2. Diet
Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah sebaiknya diberikan infuse. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan
makanan yang cukup kalori dengan protein cukup. Pemberian lemak sebenarnya tidak perlu dibatasi
3. Medikamentosa
a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk memepercepat penurunan bilirubun darah. Kortikosteroid dapat
digunakan pada polestasis yang berkepanjangan, dimana transaminase serum kembali normal tetapi bilirubin masih
tinggi.
b. Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati
c. Antibiotik tidak jelas kegunaannya
d. Jangan diberikan antiemetik. Jika perlu sekali, dapat diberikan golongan fenotiazin.
e. Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.
Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4-8
bulan. Keadaaan ini dikenal sebagai hepatitis kronik persisten, dan terjadi pada 5 % - 10 % pasien. Akan tetapi
meskipun terlambat, pasien-pasien hepatitits kronik persisten akan selalu sembuh kembali.
Setelah hepatitits virus akut sembuh, sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif,
dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti dan perkembangan sirosis. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun
akibat gagal hati atau komplikasi sirosis. Hepatitis kronik aktif dapat berkembang aktif pada 50 % pasien HCV.
Sebaliknya, Hepatitis kronik umumnya tidak menjadi komplikasi dari HAV atau HEV. Akhirnya, suatu komplikasi
lanjut dari suatu hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.
Prognosis
Infeksi hepatitits B dikatakan mempunyai mortalitas tertinggi. Pasien yang agak tua atau kesehatan umumnya jelek
mempunyai prognosis jelek

Apakah Hepatitis B itu?


Penyakit Hepatitis B disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati
Siapa penderitanya?
Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur, yang tertular virus Hepatitis B.
Gejalanya
# Umumnya gejalanya ringan seperti: Selera makan hilang
# Rasa tidak enak di perut
# Mual sampai muntah
# Demam ringan
# Kadang-kadang disertai nyeri sendi
# Nyeri dan bengkak pada perut kanan atas
Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti:
# Bagian putih pada mata tampak kuning
# Kulit seluruh tubuh tampak kuning
# Air seni berwarna seperti teh
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi
sirosis hati atau kanker hati
Cara Penularan
1. Secara Vertikal
Cara penularan vertikal terjadi dari ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi
yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan
2. Secara Horisontal

Penggunaan alat suntik yang tercemar

Tindik telingan

Tusuk jarum

Transfusi darah

Penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama

Hubungan seksual dengan penderita

Sumber Penularan
Sumber penularan adalah orang yang tertular virus tersebut, baik yang sedang sakit maupun yang tampak sehat.
Seseorang yang mengandung virus dalam tubuhnya tetapi tidak sakit disebut carrier atau pengidap.
Cara Pencegahan
Hepatitis B dapat dicegah dengan imunisasi. Segera hubungi Posyandu terdekat dengan tempat tinggal anada untuk
mendapatkan imunisasi Hepatitis B bagi putra-putri anda.

PENATALAKSANAAN HEPATITIS VIRUS B AKUT:


Pada dasarnya terdapat 3 cara umum dalam penatalaksanaan hepatitis B virus akut:
Tirah baring
Tirah baring telah merupakan suatu cara dalam mengobati suatu penyakit.
Diet
Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium dini persoalannya ialah bahwa
penderita mengeluh mual, dan bahkan muntah, disamping hal yang menganggu yaitu tidak nafsu makan. Dalam
keadaan ini jika dianggap perlu pemberian makanan dapat dibantu dengan pemberian infus cairan glukosa.
Obat-obatan
Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki kematian/kerusakan sel hati dan memperpendek
perjalanan penyakit hepatitis virus akut.
Gejala klinis Hepatitis B akut:
masa tunas berkisar antara 40 - 180 hari : tidak nafsu makan, mual, muntah,
nyeri sendi, nyeri kelapa, demam, skin rash (kadang-kadang), perubahan warna
air seni, warna kulit menjadi ikterik dan nyeri tekan diperut kanan bawah.
Ketika pertama kali terinfeksi virus hepatitis B akut, khususnya pada stadium awal, sebaiknya dilakukan terapi
yang minimal. Pada penderita tanpa gejala penyakit atau kerusakan hati, penderita hepatitis B akut tidak perlu
pengobatan, tetapi cukup dilakukan pemantauan fungsi hati.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah.
Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan
telan (oral) dan secara injeksi.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan
bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu
penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan
dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari

pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat
keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar yang akan menghancurkan
sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A,
INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16
minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat
depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam
yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.

Anda mungkin juga menyukai