Anda di halaman 1dari 25

IDENTIFIKASI

FORENSIK

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RSUP HASAN SADIKIN
BANDUNG
2016
Definisi
Upaya yang dilakukan untuk membantu
penyidik menentukan identitas seseorang,
dimana penanggung jawab identifikasi
korban mati yaitu polisi serta dibantu oleh
bantuan ahli seperti dokter forensik, dokter
gigi forensik, ahli sidik jari, ahli DNA dan ahli
lainya.
Tujuan Identifikasi
Memastikan kematian seseorang secara resmi
dan yuridis.
Kebutuhan etis dan kemanusiaan terhadap
keluarganya.
Administratif
Klaim dalam hukum publik dan perdata.
Klaim asuransi, pensiun dan lainnya.
Awal penyelidikan.
Metode Identifikasi
Pada dasarnya terdiri dari 2 (dua) metode utama,
yaitu :
1. Identifikasi komparatif membandingkan data post-
mortem (pemeriksaan jenazah) dan ante-mortem (data
sebelum meninggal) mengenai ciri-ciri fisik, pakaian,
identitas khusus berupa tahi lalat, bekas luka/operasi,
dll),
2. Identifikasi rekonstruktifapabila tidak tersedia data
ante-mortem dan dalam komunitas yang tidak
terbatas/plural. Identitas seseorang dapat dipastikan
apabila paling sedikit 2 (dua) metode yang memberikan
hasil yang positif (tidak meragukan), dari 9 metode
yang dilakukan.
Jenis Identifikasi
1. Identifikasi primerMerupakan identifikasi yang dapat berdiri
sendiri tanpa perlu dibantu oleh kriteria identifikasi lain.
a. Pemeriksaan DNA
Metode : ini umumnya membutuhkan sampel darah dari korban yang hendak
diperiksa, namun demikian dalam keadaan tertentu di mana sampel darah tidak
dapat diambil, maka dapat pula diambil dari tulang, kuku, dan rambut. Untuk
penentuan identitas seseorang berdasarkan DNA inti, dibutuhkan sampel dari
keluarga terdekatnya
b. Pemeriksaan sidik jari
Metode : membandingkan sidik jari antemortem dengan postmortem
Ketepatannya paling tinggi
c. Pemeriksaan gigi
Metode: pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang dengan
pemeriksaan manual, x-ray dan pencetakan gigi rahang
membandingkan dengan data antemortem
Hasil data: jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi, dsb.
2. Identifikasi sekunderPemeriksaan yang tidak dapat berdiri
sendiri dan perlu didukung kriteria identifikasi yang lain.
a. Metode Visual
Metode: memperlihatkan jenazah pada orang yang merasa kehilangan
anggota keluarga
Efektif ijka area wajah masih belum terjadi pembusukan
b. Identifikasi dokumen
Pemeriksaan dokumen seperti KTP, SIM, Paspor dsb
Pada kecelakaan masal tas dan dompet jenazah belum tentu milik yang
bersangkutan
c. Identifikasi pakaian dan perhiasan
Pencatatan seperti corak , serat, serta tulisan-tulisan seperti merek, penjahit,
laundry atau initial nama.
Anting-anting, kalung, gelang serta cincin yang ada pada tubuh korban,
khususnya bila pada perhiasan terdapat initial nama seseorang yang
biasanya terdapat pada bagian dalam dari gelang atau cincin.
d. Identifikasi medis
Metode: pengukuran TB, BB, warna rambut, warna mata, cacat/kelainan
khusus, tatoo, dsb
Ketepatan cukup tinggi karena dilakukan oleh seorang ahli
e. Identifikasi serologik
Metode: menentukan golongan darah jenazah
Jika sudah pembusukan spesimen diambil dari rambut, kuku dan
tulang
f. Metode Eksklusi
Digunakan pada kecelakaan masal yang melibatkan sejumlah orang
yang dapat diketahui identitasnya, misalnya penumpang pesawat udara
kapal laut dan sebagainya
Beberapa hal yang didapat dari identifikasi forensik
1. Jenis kelamin
dapat ditentukan dari wajah, potongan tubuh, bentuk rambut,
pakaian/perhiasan serta ciri sex sekunder seperti pertumbuhan mamae.
Pemeriksaan mikroskopik testis, prostat, ovarium dan uterus
Pemeriksaan histologik berdasarkan kromosom dan Barr body.
Pemeriksaan histologis bahannya dapat diambil dari kulit, leukosit, sel-
sel selaput lendir pipi bagian dalam, korteks kelenjar suprarenal dan
cairan amnion.
2. Umur
Untuk menentukan perkiraan umur dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu
fase:
1. Bayi baru lahir
2. Anak-anak dan dewasa dibawah 30 tahun
3. Dewasa diatas 30 tahun.
Bayi baru lahir
a. Berat badan
Struber
b. Tinggi badan
Streeter (crown-rup) : puncak kepala ke tulang ekor
Haase (crown heel) : puncak kepala sampai ke tumit
c. Pusat-pusat penulangan
X-ray distal os femoris : nilai timbulnya epifisis dan fusinya
diafises
Haase
Untuk usia < 5 bulan kehamilan = (n2) cm
Untuk usia > 5 bulan kehamilan = (5n) cm ;
n = Usia
Arey
Umur (Bulan) = crown-rup (cm) X 0,2
Umur (Bulan) = crown-heel (cm) X 0,3
Finstrom
Umur bayi (hari) = 11,03 + 7,75 x
Umur bayi laki-laki (hari) = 21,46 + 8,57 x
Umur bayi perempuan (hari) = 52,54 + 6,65 x
x = Lingkar Kepala
Anak anak dan dewasa dibawah 30 tahun
Persambungan speno-occipital terjadi dalam umur 17-25 tahun.
umur 18-25 tahun = Unifikasi dimulai
umur 25-30 tahun = tidak lengkap
umur 30 tahun keatas = unifikasi menjadi lengkap.
Corpus vetebrae < umur 30 tahun = menunjukkan alur-alur yang
radier di bagian permukaan atas dan bawah.
Dewasa diatas 30 tahun
Sutura sagitalis, coronarius dan sutura lambdoideus mulai menutup
pada umur 20-30 tahun.
5 tahun kemudian penutupan sutura parieto- mastoid dan sutura
squamous.
umur menurut pertumbuhan gigi
Pemeriksaan umur menurut pertumbuhan tulang
(ossifikasi)
3. Tinggi Badan
Syarat pengukuran TB dengan tulang :
1. Pengukuran menggunakan alat Osteometric Board
2. Tulang harus kering (dry bone)
3. Rumus yang digunakan untuk pengukuran yaitu rumus Stevenson
dan Rumus Trotter & Gleser (ras mongoloid)
. Rumus Stevenson
TB = 61,7207 + 2,4378 x F + 2,1756 atau
= 81,5115 + 2,8131 x H + 2,8903 atau
= 59,2256 + 3,0263 x T + 1,8916 atau
= 80,0276 + 3,7384 x R + 2,6791

. Rumus Trotter & Gleser


TB = 70,37 + 1,22 (F+T) + 3,24
dimana TB = Tinggi Badan T = Tibia
F = Femur R = Radius
H = Humerus
Tulang

1. Apakah tulang tersebut tulang manusia atau bukan?


Jika utuh atau terdapat tulang skeletal
Jika fragmen kecil test precipitin (serum anti-human), analisa kimia debu tulang.

2. Apakah tulang dari laki-laki atau wanita?


Jenis kelamin bisa ditentukan dari tulang setelah masa puber
Tulang panggul
Wanita : os pubis dan os ichium lebih lebar, sudut incsicura ischiadica major lebih terbuka, foramen
obturator berbentuk segitiga, suprapubic dari ramus ischio pubic cekung, dilihat dari sisi ventral agak
tajam
Laki-laki : suprapubic dari ramus ischio pubic cembung, dilihat dari sisi ventral membulat
Tulang tengkorak
Laki-laki : tengkorak lebih besar, lebih berat, tulangnya lebih tebal, relief lebih jelas.
Tulang dahi
Wanita : dipandang dari sisi lateral tegak lurus, benjolan dahi (tubera frontella) lebih terlihat, pinggir
lekuk mata agak tajam/tipis, bentuk orbita lebih ovall
Tulang Pelipis
Laki-laki : prossesus mastoideus lebih besar dan inscisura mastoidea lebih dalam.
3. Apakah tulang-tulang tersebut merupakan tulang dari
satu individu atau beberapa individu ?
Tulang yang dikirim harus disusun berdasarkan sisi asalnya

4. Umur dari pemilik tulang tersebut.


Rahang bawah
Bayi : corpusnya dangkal, ramus pendek, sudut 140 derajat
Dewasa : corpus tebal dan panjang, sudut 90 derajat
Orang tua : corpus tumpul
Tulang tangan
Usia 18 th ephypisis phalanx, metacarpal, distal ulna & radius mulai
menutupi pusat penulangan
Usia 19 th sudah tertutup rapat
5. Menentukan waktu kematian dari tulang ?
Aroma, berat, warna, tingkat kerapuhan kemurnian tanah, model
penguburan, usia orang yang meninggal
6. Melihat apakah tulang tersebut dipotong, dibakar, atau
digigit binatang?
Harus diperiksa bagian ujung dari tulang

7. Menentukan kemungkinan penyebab kematian?


Hampir tidak mungkin
Fraktur atau cidera penggunaan alat yang berat
Identifikasi kerangka
Tujuan: Membuktikan kerangka manusia, ras, jenis
kelamin, perkiraan usia, tinggi badan ciri-ciri khusus,
deformitas.
Metode:
Meduga seseorang membandingkan dengan data antemortem
(foto rontgen vs foto terakhir wajah) : sudut pemotretan, titik
persamaan.
Pemeriksaan anatomik
Pemeriksaan serologik & pemeriksaan histologik jika tulang
serpihan
Pemeriksaan antropologik, gigi geligi, panggul ras
Tanda Pria Wanita

Ukuran volume, endokranial Besar Kecil

Arsitektur Kasar Halus

Tojolan Supraorbital Sedang besar Kecil sedang

Prosesus Mastoideus Sedang besar Kecil sedang

Daerah Oksipital, linea Tidak jelas Jelas / menonjol


muskulares, dan
Protuberensia
Eminensia frontalis Kecil Besar

Eminensia parietalis Kecil Besar

Orbita Persegi, rendah, relatif Bundar, tinggi


kecil, tepi tumpul relatif besar tepi
tajam
Dahi Curam kurang Membundar, penuh,
membundar infantil

Tulang Pipi Berat, arkus lebih ke Ringan, lebih


lateral memusat

Mandibula Besar, simfisis-nya Kecil dengan


tinggi, ramus ukuran korpus dan
asendingnya lebar ramus lebih kecil

Palatum Besar dan lebar Kecil, cenderung


cenderung seperti huruf seperti parabola
U

Kondilus Oksipitalis Besar Kecil


Besar, M1 bawah Kecil, molar
Gigi Geligi
sering 5 kuspid biasanya 4 kuspid
Rambut
1. Kasus Kriminal
Rambut pada lengan korban sesuai dengan rambut pada pelaku kejahatan
Rambut pelaku kejahatan terdapat pada pakaian
Rambut asing pada kejahatan seksual

2. Trauma tumpul/tajam pada kepala


Secara mikroskopik luka tajam berbekas lancip
Luka tumpul bekasnya tidak rata

3. Luka bakar
Akibat api Terdapat bekas hangus dan perubahan morfologi rambut
Akibat air panas Tidak ada bekas hangus tetapi terdapat perubahan morfologi
rambut

4. Jarak luka tembak


Jarak dekat Terdapat bekas hangus pada rambut
Jarak jauh Tidak ada tanda bekas hangus pada rambut
5. Keracunan
Logam berat (arsenik)
Mulai dari akar rambut hingga pucuk terdapat deposit arsen, sehingga
dapat ditentukan waktu kontak dengan racun tersebut.
Analisa Kimia Rambut
Dapat menetapkan zat beracun dan waktu keracunan

6. Paternitas
Warna rambut ayah umumnya sama dengan warna rambut anak

7. Kapan potong rambut terakhir


Dapat dilihat dari pertumbuhan rambut :
Baru dicukur biasanya ujung rambut rata
Setelah beberapa hari biasanya ujung rambut rounded
Setelah dua minggu atau lebih biasanya ujung rambut tappering (tidak
rata)
8. Akar rambut
Rontok, biasanya karena proses degeneratif, cirinya :
Pulpa bulat, permukaan rata
Tanda atrofi
Lepas, biasanya karena kekeringan, cirinya :
Pulpa irreguler
Permukaan berombak
Ruptur sarung rambut
Penampang akar rambut, dari luar ke
dalam :
External root sheath
Cuticula
Internal root sheath
Cortex
Medulla
Identifikasi Rambut
Karakteristik rambut
Rambut tubuh halus
Janggut/Kumis tebal
Alis mata berujung lancip
Pertumbuhan Panjang Rambut
Rambut kepala 2,5 cm/bulan
Janggut/Kumis 0,4 mm/hari
Penentuan zat warna/bleaching
Mikroskopik terdapat modul-modul pigmen
Dasar rambut berbeda warna
Perbedaan dengan warna rambut tubuh
Kulit kepala berwarna
Rambut kaku dan mudah patah
Perbedaan rambut laki-laki dan perempuan, dapat
diketahui dari :
Kromosom akar rambut
Analisa kosmetik rambut
Rambut laki-laki relatif pendek dan tebal
Alis laki-laki lebih panjang dan tebal
Barrbody di akar rambut
Penentuan umur rambut
Anak (Pendek, lembut, pigmen kurang, medulla
kosong)
Dewasa (Panjang, lebat/tebal, tumbuh rambut
pubis)
Tua (Uban putih di kepala dan genitalia,
pigmen rambut diabsorbsi, degenerasi akar rambut)

Anda mungkin juga menyukai