Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

INFANTICIDE

Disusun oleh:
Raudlatul Jannah
1102014222

Pembimbing:
dr. Suryo Wijoyo Sp.KF., MH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSTAS YARSI
RSUD KABUPATEN BEKASI
2019
BAB I
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Mr. X
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : Kurang lebih 9 bulan dalam kandungan
Hari Tanggal Jenazah Masuk : 01 Agustus 2019
Tanggal Pemeriksaan : 01 Agustus 2019
Waktu Pemeriksaan : 12.00 WIB
Lokasi Ditemukan : Tempat pembuangan sampah di Kp. Kandang
Rt 005/006 Ds. Sukaraya Kec. Karangbahagia
Kab. Bekasi, pada hari Kamis, 01 Agustus
2019 Jam 09.00 WIB

B. PEMERIKSAAN LUAR
1. Penutup jenazah : Kardus dengan tulisan LEVIOS
2. Pembungkus jenazah : Kantong plastik warna hitam dengan ukuran 55 cm x 50 cm
3. Alas jenazah : Kain sarung warna biru tua moti kotak-kotak warna putih
4. Benda di samping jenazah :
a. Dua buah rambut yang menempel pada tali pusar, dengan ukuran panjang
rambut pertama 41,2 cm dan ukuran panjang rambut kedua 6,6 cm
5. Pakaian : Jenazah tidak memakai pakaian
6. Perhiasan : Jenazah tidak memakai perhiasan
7. Tanda Kematian :
a. Lebam mayat terdapat pada tengkuk leher, punggung dan bokong. Warna
keunguan dan tidak hilang dengan penekanan
b. Kaku mayat tidak ada sebab relaksasi sekunder
c. Tanda-tanda pembusukan pada perut, warna kehijauan
8. Pemeriksaan Kepala:
a. Bentuk kepala lonjong, tampak memar pada hampir seluruh kepala bagian atas
dan belakang
b. Rambut kepala warna hitam, lurus dan mudah dipilah, ukuran terpanjang 2 cm
9. Pemeriksaan Mata :
a. Alis mata warna hitam, tumbuh merata, ukuran panjang 0,4 cm
b. Bulu mata warna hitam, tumbuh merata, ukuran panjang 0,3 cm
c. Kelopak mata tampak memar pada kedua kelopak mata
d. Selaput kelopak mata tampak pelebaran pembuluh darah
e. Selaput bening mata tampak keruh
f. Pupil mata sulit dinilai
10. Pemeriksaan Hidung :
a. Bentuk hidung pesek
b. Permukaan kulit hidung tidak ada kelainan
c. Lubang hidung tidak ada kelainan
11. Pemeriksaan Mulut dan Rongga Mulut :
a. Bibir atas dan bawah tampak kebiruan disertai tampak cetakan gusi pada bibir
bagian dalam
b. Lidah tampak kebiruan, lidah tidak tergigit dan terjulur
c. Gigi geligi sudah terbentuk kalsifikasi pada rahang atas dan bawah
12. Pemeriksaan Telinga :
a. Bentuk telinga oval, daun telinga kanan dan kiri elastis
13. Leher tidak ada kelainan
14. Dada :
a. Bentuk mendatar dan tulang iga sudah melebar
b. Putting susu sudah terbentuk, tidaka ada kelainan
15. Punggung kanan dan kiri masih terdapat rambut halus warna hitam
16. Pinggang tidak ada kelainan
17. Perut terdapat tali pusar yang telah terpotong dari ari-ari, ujung potongan tidak rapih
dan tidak rata, ukuran panjang tali pusar 59 cm
18. Bokong kiri tidak ada kelainan
19. Dubur :
a. Lingkaran dubur 0,7 x 0,3 cm dengan liang dubur tampak kotoran bayi (meconium)
20. Anggota gerak :
a. Anggota gerak atas sebelah kanan tidak ada kelainan
b. Anggota gerak bawah sebelah kiri tidak ada kelainan
c. Rajah kaki sudah terbentuk hingga sepertiga bagian depan telapak kaki
21. Alat Kelamin :
a. Jenis kelamin laki-laki
b. Pelir tidak ada kelainan
c. Terdapat dua buah biji pelir pada kantung pelir
15. Identifikasi Umum :
a. Jenazah adalah bayi laki-laki
b. Umur kurang lebih 9 bulan dalam kandungan
c. Berat badan 1700 gram
d. Panjang badan 45 cm
16. Luka-luka :
a. Tampak memar pada hampir seluruh bagian kepala atas dan belakang
b. Tampak sebuah luka memar pada pipi kiri hingga pelipis kiri, dengan batas teratas
satu cm di atas garis mendatar yang melewati kedua sudut mata dan lima cm
sebelah kiri garis tengah tubuh, batas terbawah dua koma lima sentimeter di bawah
garis mendatar melewati kedua sudut mata dan tiga koma lima sentimeter sebelah kiri garis
tengah tubuh, batas terluar tiga sentimeter di atas garis mendatar melewati kedua sudut
mata dan tujuh sentimeter sebelah kanan garis tengah tubuh, batas terdalam dua koma lima
sentimeter di bawah garis mendatar yang melewati kedua sudut mata dan tiga koma tiga
sentimeter sebelah kiri dari garis tengah tubuh, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas,
dengan ukuran panjang empat sentimeter dan lebar dua sentimeter, warna kebiruan, sekitar
luka tampak memar
c. Tampak sebuah luka memar di pipi kanan, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang
dua sentimeter dan lebar dua sentimeter, warna kebiruan
b. Tampak sebuah luka memar pada bagian belakang daun telinga kanan, dengan ukuran
panjang satu koma lima sentimeter dan lebar satu sentimeter, warna kebiruan
c. Tampak sebuah luka terbuka pada punggung kanan dengan titik pusat satu koma
dua sentimeter di atas panggul dan enam sentimeter sebelah kanan garis tengah
tubuh, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang dua sentimeter, lebar satu
koma lima sentimeter dan dalam nol koma tiga sentimeter, warna kemerahan, tepi
tidak rata, tebing luka terdiri dari kulit, lemak dan otot, dasar luka otot, sekitar
luka tampak memar, terdapat jembatan jaringan. Pada punggung masih terdapat
rambut halus, warna hitam
d. Tampak sebuah luka memar pada bokong kanan, bentuk tidak teratur, dengan ukuran
panjang tiga koma lima sentimeter dan lebar tiga koma lima sentimeter, warna kebiruan
e. Tampak sebuah luka lecet pada lengan kiri atas, dengan titik pusat dua koma lima
sentimeter di bawah puncak bahu kiri, dengan ukuran panjang nol koma lima sentimeter
dan lebar nol koma tiga sentimeter, warna merah kebiruan, sekitar luka tampak memar
f. Tampak sebuah luka lecet pada tungkai bawah kanan, dengan batas teratas satu koma
lima sentimeter di bawah lutut, batas terbawah dua koma lima sentimeter di bawah lutut,
bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, dengan ukuran panjang tiga koma lima sentimeter
dan lebar satu koma lima sentimeter, warna merah kebiruan, sekitar luka tampak memar
17. Tulang-tulang :
- Tulang belakang : Patah tulang pada tulang leher kedua
- Terdapat inti penulangan pada tulang paha

C. PEMERIKSAAN DALAM
1. Rongga Kepala :
1. Terdapat resapan darah pada hampir di seluruh kulit kepala bagian dalam
2. Pada selah panah (sutura sagitalis) tampak perdarahan
3. Tulang tengkorak utuh
4. Selaput pembungkus otak tampak resapan darah, selaput keras otak utuh
5. Otak besar dan kecil mulai membusuk
2. Leher Bagian Dalam :
1. Terdapat resapan darah pada kulit leher bagian dalam sisi belakang
2. Terdapat resapan darah pada kulit leher kanan bagian dalam
3. Terdapat resapan darah pada esophagus
4. Terdapat buih halus pada kerongkongan
3. Alat – Alat Dalam :
b. Alat - alat dalam rongga dada :
1) Paru - paru:
 Kanan: Terdiri dari tiga bagian, permukaan tidak rata dan tampak
bintik perdarahan, warna merah muda, pada perabaan seperti busa,
tepi tumpul, memenuhi sebagian rongga dada, berat 16 gram, pada
irisan paru tidak ada kelainan
 Kiri: Terdiri dari dua bagian, permukaan tidak rata dan tampak
bintik perdarahan, warna merah muda, pada perabaan seperti busa,
tepi tumpul, memenuhi sebagian rongga dada, berat 11 gram, pada
irisan paru tidak ada kelainan
2) Jantung :
 Kandung jantung tertutup paru kanan dan kiri
 Jantung tampak berisi darah
 Besar jantung tampak sebesar tinju tangan kanan jenazah
 Katup jantung tidak ada kelainan
 Pembuluh nadi jantung tidak tersumbat dan dindingnya tidak
menebal
 Berat jantung 11 gram

c. Alat-alat dalam rongga perut :


1) Hati : warna merah kehitaman, berat 37 gram, permukaan rata, tepi tumpul,
pada perabaan kenyal, penampang tidak ada kelainan
2) Limpa : warna ungu, permukaan halus, tepi tajam, perabaan kenyal, berat 3
gram, penampang tidak ada kelainan, pada pengirisan tidak ada kelainan
3) Lambung : Kosong, berat 3,2 gram, ukuran lengkung besar 7 cm dan
ukuran lengkung kecil 3,7 cm

d. Alat-alat dalam rongga panggul :


1) Ginjal :
 Ginjal kanan: berat 6 gram, mudah dikeluarkan dari kapsulnya, perabaan
kenyal, warna merah kecokelatan
 Ginjal kiri: berat 5 gram, mudah dikeluarkan dari kapsulnya, perabaan
kenyal, warna merah kecokelatan
2) Kandung Kemih tidak ada kelainan

D. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Test DNA pada benda di samping jenazah yaitu dau helai rambut dicocokan
dengan DNA dari tulang panjang pada tulang paha jenazah
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan surat permintaan Visum et Repertum dari Kepolisian, jenazah bayi


ditemukan di tempat yang tidak semestinya, yaitu di Tempat pembuangan sampah di Kp.
Kandang Rt 005/006 Ds. Sukaraya Kec. Karangbahagia Kab. Bekasi, pada hari Kamis, 01
Agustus 2019 Jam 09.00 WIB. Jenazah bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan
anak sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati kemudian
dibuang (pasal 181), atau bayi yang diterlantarkan sampai mati (pasal 308). Pada kasus ini,
harus dibedakan apakah bayi lahir mati atau lahir hidup, karena bila bayi lahir mati maka
kasus tersebut bukan merupakan kasus pembunuhan atau penelantaran anak hingga
menimbulkan kematian. Si ibu hanya dapat dikenakan tuntutan menyembunyikan kelahiran
dan kematian orang.
Untuk membuktikan hal tersebut, harus dilakukan pemeriksaan kedokteran forensik.
Peran dokter pada kasus pembunuhan anak sendiri adalah memeriksa jenazah bayi. Pada
kasus tersebut, penyidik secara resmi akan meminta dokter untuk membantu penyidikan.
Terdapat beberapa hal yang harus ditentukan, yaitu apakah bayi tersebut baru dilahirkan,
adanya tanda-tanda perawatan, dilahirkan hidup atau lahir mati, viable atau non-viable, cukup
bulan dalam kandungan, tanda-tanda kekerasan, dan sebab kematian.
Hal yang ditentukan pertama adalah apakah bayi tersebut baru dilahirkan. Bayi yang
tidak lama setelah dilahirkan adalah keadaan bayi baru lahir dan belum dirawat. Jika sudah
dirawat, maka bayi tersebut bukanlah bayi yang baru lahir. Pada kasus ini tidak didapatkan
adanya plasenta, namun tali pusatnya terpotong tepat pada pangkalnya dengan tepi yang tidak
rata. Meskipun tali pusat dan plasenta sudah terpisah, namun belum diikat. Hal ini
menunjukkan bayi tersebut belum dirawat. Tanda lain yang menentukan bahwa belum
dilakukannya perawatan terhadap bayi adalah tidak ditemukannya pakaian pada jenazah bayi.
Selanjutnya adalah menentukan bayi tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati. Tanda-
tanda kehidupan pada bayi yang baru dilahirkan adalah pernapasan (paru mengembang dan
terdapat udara dalam lambung atau usus), menangis, adanya pergerakan otot, sirkulasi darah
dan denyut jantung serta perubahan hemoglobin, isi usus, dan keadaan tali pusat. Karena bayi
tersebut ditemukan dalam keadaan sudah menjadi jenazah, maka tanda kehidupan sudah tidak
ada lagi selain tanda pernah bernapas di luar rahim. Untuk menentukan hal tersebut, maka
perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Pernapasan mengakibatkan perubahan sifat dan struktur
jaringan paru yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, serta
tes apung paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan dalam, didapatkan gambaran makroskopik
dari paru kanan dan kiri berwarna merah muda, pada perabaan seperti busa, pada irisan paru
berwarna merah kecoklatan, pada penekanan kenyal. Dada tampak mendatar dan sela iga
melebar yang menandakan adanya proses bernafas atau menghirup udara pada jenazah. Tidak
dilakukan tes apung paru yang diambil dari kedua lobus paru karena keadaan jenazah sudah
membusuk, ditemukana adanya buih halus pada kerongkongan, sehingga dapat menunjukkan
bahwa bayi tersebut lahir hidup.
Kemudian, menentukan apakah bayi tersebut mampu hidup diluar kandungan ibunya
(viable) atau tidak. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, didapatkan ukuran panjang
badan (kepala-tumit) 45 cm, berat badan 1700 gram, dan tidak ditemukan cacat bawaan yang
berat. Kondisi ini sesuai dengan kriteria bayi yang viable, berarti bahwa bayi tersebut mampu
hidup di luar kandungan setelah dilahirkan.
Setelah itu, menentukan apakah bayi tersebut cukup bulan dalam kandungan. Umur
bayi dapat ditentukan dari ciri-ciri eksternal, yaitu tulang rawan daun telinga tipis dan setelah
dilipat cepat kembali, putting susu yang sudah tumbuh, garis telapak tangan dan telapak kaki
2/3 depan. Berdasarkan tanda-tanda yang didapatkan pada pemeriksaan yaitu garis kaki
telapak kaki sudah terbentuk sampai 1/3 kaki bagian depan dan panjang badan janin 45 cm,
dapat diperkirakan bahwa umur bayi dalam kandungan berkisar antara 37-38 minggu yang
dapat diartikan bahwa bayi tersebut dilahirkan cukup bulan (matur). Pada jenazah bayi
tersebut tidak dapat ditentukan umur ekstra uterinnya yang disebabkan oleh sulitnya
mengevaluasi warna kulit dan perubahan tali pusat karena telah terjadi pembusukan.
Karena bayi tersebut terbukti lahir hidup, maka sebab kematiannya harus ditentukan,
apakah kematian wajar, akibat kecelakaan, atau karena tindakan pembunuhan. Pada
pemeriksaan jenazah bayi tersebut ditemukan tanda kekerasan berupa adanya luka memar
pada pipi kanan, Tampak memar pada hampir seluruh bagian kepala atas dan belakang. Tampak
sebuah luka memar pada pipi kiri hingga pelipis kiri, dengan batas teratas satu cm di atas garis
mendatar yang melewati kedua sudut mata dan lima cm sebelah kiri garis tengah tubuh, batas
terbawah dua koma lima sentimeter di bawah garis mendatar melewati kedua sudut mata dan tiga
koma lima sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh, batas terluar tiga sentimeter di atas garis
mendatar melewati kedua sudut mata dan tujuh sentimeter sebelah kanan garis tengah tubuh, batas
terdalam dua koma lima sentimeter di bawah garis mendatar yang melewati kedua sudut mata dan tiga
koma tiga sentimeter sebelah kiri dari garis tengah tubuh, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas,
dengan ukuran panjang empat sentimeter dan lebar dua sentimeter, warna kebiruan, sekitar luka
tampak memar. Tampak sebuah luka memar di pipi kanan, bentuk tidak teratur, dengan ukuran
panjang dua sentimeter dan lebar dua sentimeter, warna kebiruan. Tampak sebuah luka memar pada
bagian belakang daun telinga kanan, dengan ukuran panjang satu koma lima sentimeter dan lebar satu
sentimeter, warna kebiruan. Tampak sebuah luka terbuka pada punggung kanan dengan titik
pusat satu koma dua sentimeter di atas panggul dan enam sentimeter sebelah kanan garis
tengah tubuh, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang dua sentimeter, lebar satu koma
lima sentimeter dan dalam nol koma tiga sentimeter, warna kemerahan, tepi tidak rata, tebing
luka terdiri dari kulit, lemak dan otot, dasar luka otot, sekitar luka tampak memar, terdapat
jembatan jaringan. Pada punggung masih terdapat rambut halus, warna hitam. Tampak sebuah
luka memar pada bokong kanan, bentuk tidak teratur, dengan ukuran panjang tiga koma lima
sentimeter dan lebar tiga koma lima sentimeter, warna kebiruan. Tampak sebuah luka lecet pada
lengan kiri atas, dengan titik pusat dua koma lima sentimeter di bawah puncak bahu kiri, dengan
ukuran panjang nol koma lima sentimeter dan lebar nol koma tiga sentimeter, warna merah kebiruan,
sekitar luka tampak memar. Tampak sebuah luka lecet pada tungkai bawah kanan, dengan batas
teratas satu koma lima sentimeter di bawah lutut, batas terbawah dua koma lima sentimeter di bawah
lutut, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, dengan ukuran panjang tiga koma lima sentimeter dan
lebar satu koma lima sentimeter, warna merah kebiruan, sekitar luka tampak memar , tanda-tanda
tersebut menyerupai luka memar karena pembekapan. Bila pelaku nantinya adalah ibu
kandung korban, maka akan dikenakan pasal 341 atau pasal 342 KUHP.
BAB III
PENUTUP

Pembunuhan anak sendiri (infanticide) adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu
atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah
melahirkan anak. Berdasarkan undang-undang, terdapat tiga faktor penting mengenai
pembunuhan anak sendiri, yaitu faktor ibu, waktu, dan psikis.
Pemeriksaan kedokteran forensik pada kasus pembunuhan anak atau yang diduga
kasus pembunuhan anak ditujukan untuk memperoleh kejelasan mengenai anak tersebut
dilahirkan hidup atau lahir mati, adanya tanda-tanda perawatan, luka-luka yang dapat
dikaitkan dengan penyebab kematian, anak tersebut dilahirkan cukup bulan dalam
kandungan, dan adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya.
Pemeriksaan terhadap kasus pembunuhan anak sendiri dilakukan terhadap
pelaku/tertuduh (ibu kandung yang baru melahirkan) dan korban (bayi yang baru dilahirkan).
Pada ibu, diperiksa tanda telah melahirkan anak, berapa lama telah melahirkan, adanya tanda-
tanda partus precipitates, pemeriksaan golongan darah, dan pemeriksaan histopatologi
terhadap sisa plasenta dalam darah yang berasal dari rahim. Sedangkan, pada korban
diperiksa viabilitas, penentuan umur, pernah atau tidak pernah bernapas, umur ekstrauterin,
dan sebab kematian. Sebab kematian dapat berupa akibat penyakit, kecelakaan, dan tindakan
kriminal. Salah satu contoh kematian akibat tindakan kriminal adalah tindakan pembunuhan
berupa sufokasi (pembekapan).
Pada kasus ini, korban dilahirkan hidup, tidak ada tanda-tanda perawatan, viable,
cukup bulan dalam kandungan dan terdapat luka-luka akibat kekerasan tumpul. Sebab
kematian korban tersebut adalah mati lemas akibat dibekap. Oleh karena itu, bila pelakunya
adalah ibu kandung korban, maka akan dikenakan pasal 341 atau pasal 342 KUHP.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadijah, Siti. 2008. Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Pembunuhan


Bayi Di Wilayah DIY. Available from: http://eprints.undip.ac.id (accessed: 2011, Mei 28)
2. Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara.
3. Budijanto, dkk. 1988.Pembunuhan Anak Sendiri. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Apuranto H, Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
5. Budiyanto, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta:
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 165 – 176.
6. Hoediyanto. (Last Update: 2008, September 17). Pembunuhan Anak (Infanticide).
Available from: http://www.fk.uwks.ac.id (accessed: 2011, Mei 28)

Anda mungkin juga menyukai