Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

IDENTIFIKASI
TULANG BELULANG
Pembimbing:
dr. H. Mistar Ritonga, M.H (Kes),Sp. FM(K)
PENDAHULUAN

• Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu


penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Melalui proses identifikasi dari
kerangka, kita masih dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan
identitas seseorang seperti ras, jenis kelamin, umur, dan perkiraan tinggi badan.
Antropologi Forensik

Antropologi forensik adalah cabang spesifik dari ilmu bioantropologi. Dalam


penerapannya, antropologi sering berhubungan dengan identifikasi forensik. Basis
utama dalam antropologi forensik adalah osteologi dan anatomi manusia. Secara
umum antropologi forensik erat kaitannya dengan tulang-belulang. Maka dari itu
antropologi forensik dapat didefinisikan sebagai identifikasi sisa hayat manusia
yang jaringan lunaknya telah hilang sebagian atau seluruhnya.
Manfaat Pemeriksaan Antropologi Forensik

• Antropologi forensik bermanfaat untuk membantu penyidik dan penegak hukum untuk
mengidentifikasi temuan rangka tak dikenal. Korban yang tidak dikubur secara layak ini
biasanya menjadi salah satu indikasi adanya tindak pidana terhadap korban kejahatan.
• Upaya identifikasi pada kerangka (antropologi forensik) bertujuan untuk membuktikan
bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur,
tinggi badan, ciri-ciri khusus, deformitas dan bila memungkinkan dapat dilakukan
rekonstruksi wajah.Pemeriksaan dapat juga memperkirakan waktu kematian, penyebab
kematian dan riwayat penyakit dahulu atau luka yang saat hidup menimbulkan jejas
pada struktur tulang.
Identifikasi Forensik

• Identifikasi adalah proses pengenalan atau penetapan suatu benda mati


dan mahkluk hidup. Identifikasi dalam kedokteran forensik merupakan
upaya membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang.
• Identifikasi dalam kedokteran forensik sendiri dapat dibagi dua yaitu identifikasi pada
orang hidup dan jenazah. Identifikasi orang hidup adalah proses pengenalan seseorang
berdasarkan ciri-ciri yang berbeda dengan orang lain. Sedangkan identifikasi pada
jenazah dilakukan pada korban atau jenazah tidak dikenali yang sudah membusuk, utuh
dan tidak utuh. Pemeriksaan pada identifikasi jenazah secara umum yaitu kerangka
manusia atau bukan, penentuan jenis kelamin, perkiraan tinggi badan, perkiraan umur,
dan penentuan ras.
Metode Identifikasi Forensik

• Metode identifikasi dengan cara merekonstruksi data hasil pemeriksaan post mortem ke
dalam perkiraan-perkiraan mengenai jenis kelamin, umur, ras, tinggi dan bentuk serta ciri-ciri
spesifik tubuh.

• Metode identifikasi forensik lainnya adalah identifikasi secara komparatif, yaitu identifikasi
yang dilakukan dengan cara membandingkan antara data ciri hasil pemeriksaan hasil orang
tak dikenal dengan data ciri orang yang hilang yang diperkirakan yang pernah dibuat
sebelumnya.
Indetifikasi Tulang

Tulang/kerangka merupakan bagian tubuh manusia yang cukup keras, tidak


mudah mengalami pembusukan. Dengan demikian, tulang/kerangka
merupakan salah satu organ tubuh yang cukup baik untuk indetifakasi
manusia karena selain cukup lama mengalami pembusukan, tulang juga
mempunyai karakteristik yang menonjol untuk indetifikasi.
Upaya indetifikasi pada tulang/kerangka bertujuan untuk membuktikan
bahwa tulang tersebut adalah :

1. Penentuan tulang manusia atau 5. Penentuan Tinggi badan


hewan 6. Penentuan Ras
2. Penentuan tulang berasal dari satu 7. Penentuan lama kematian
individu
8. Penetuan rusak paksa / deformitas
3. Penentuan usianya tulang
4. Penentuan Jenis kelamin 9. Penentuan Sebab kematian
Penentuan tulang manusia atau hewan

• Melihat bentuk anatomis tulang, berupa rangka / kerangka tubuh.


• Test kimia dengan presipitin test.
• Prinsip: adanya ikatan antigen antibody yang membentuk presipitat putih seperti
awan.
• Test ini sangat sensitif untuk membuktikan tulang berasal dari manusia.
• Test ini masih memberi hasil positif :
Tulang berumur 10 - 25 tahun
Mummi berumur > 4000 tahun.
Penentuan Tulang Berasal Dari Satu Individu

Dapat dengan melihat perbedaan dan persamaan bentuk tulang, ukuran


tulang, melihat kesamaan warna tulang, jumlah tulang, kelengkapan kiri dan
kanan tulang, serta gambaran anatomi tulang, pemeriksaan serologis, dan
sidik jari DNA.
Penentuan Usianya

• Infans I : lahir sampai dengan tumbuh gigi M1 sampai 7 tahun

• Infans II : tumbuh gigi M1 sampai dengan tumbuh M2 =m13-16 tahun

• Juvenis : tumbuh gigi M1 sampai dengan tumbuh M3 = 18-12 tahun

• Adultus : M3 sudah tumbuh, tanda pertama keausan gigi (+). Obliterasi satura mulai. vossifikasi epiphysis
selesai = 30 tahun

• Maturus : keausan gigi lanjut. Obliterasi sutura lanjut = 50 tahun

• Senilis : obliterasi sutura sempurna, kehilangan gigi, tertautnya lobang gigi, processus alveolaris mulai
susut/memendek.
• Menurut derajat obliterasi sutura pada cranium.
 0 = obliterasi belum mulai
 1 = obliterasi sudah mulai
 2 = obliterasi sudah mulai separuh
 3 = obliterasi sudah mulai lebih separuh
 4 = obliterasi sudah sempurna
 Umur menurut tumbuhnya gigi
Gigi Susu
• Gigi seri I bawah : 6 – 8 tahun
• Gigi seri I atas : 7 – 9 tahun
• Gigi seri II bawah : 10 -12 bulan
• Gigi seri II atas : 7 -9 bulan
• Gigi geraham I : 12 -14- bulan
• Gigi taring : 17 – 18 bulan
• Gigi geraham II : 20 30 bulan
Permanen
• M1 gerahan 1 : 6 -7 tahun
• I1 seri 1 : 6 – 8 tahun
• I2 seri : 7 -9 tahun
• P1 premolar 1 : 9 – 11 tahun
• P 2 premolar 2 : 10 12 tahun
• C. Taring : 11 -12 tahun
• M2 geraham 2 : 12 -14 tahun
• M3 geraham 3 : 17 – 25 tahun
 Umur menurut derajat keausan gigi
• 0 tidak terlihat keuasan apa-apa
• 1 enamel aus sedikit, tapi benjolan kunyah positif
• 2 pada beberapa tempat telah terlihat dentin berwarna kuning
• 3 seluruh permukaan enamel telah aus / kuning
• 4 sebagian besar mahkota gigi aus sampai ke leher gigi.
 Perkiraan umur dari tulang panjang

Dapat dilihat dari penyatuan epiphysisnya.

 Epiphysis dari os femur, tibia, fibula  Distal epiphysis dari os radius dan ulna
• Diaphysis masih terpisah dari • Terpisah seluruhnya : 18 – 19 tahun
tulang : < 18 tahun
• Sebagian terpisah, sebagian bersatu :
• Diaphysis masih terlihat seperti garis 18 -19 tahun
: 17 -18 tahun • Bersatu membentuk garis : 19 -20
• Diaphysis sudah bersatu sempurna : tahun
> 18 tahun • Bersatu sempurna : > 20 tahun
 head of humerus
• Diaphysis terpisah seluruhnya : < 20 tahun
• Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 19 – 20 tahun
• Bersatu membentuk garis : 20 -21 tahun
• Bersatu sempurna : > 21 tahun
Penentuan Jenis kelamin

• Menurut KROGMAN :
• Dari tulang pelvis : 95 %
• Dari tulang tengkorak : 92 %
• Dari tulang pelvis dan tengkorak : 98 %
• Dari tulang panjang : 80-85 %
• Dari tulang panjang dan pelvis : 98 %
Bila tulang – tulang kecil dengan sidik jari DNA
Penentuan jenis kelamin dari tulang tengkorak

• Tengkorak pria: Lebih besar, lebih berat, • Menurut Acsadi dan Nemeskeri
tulang lebih tebal, tonjolan tonjolan lebih Penilaian : Nilai 2 s/d + 2
jelas.
o Hiper Feminim – 2
• Tulang dahi: Pria lebih miring, wanita
tegak lurus
o Feminim -1
o Netral 0
• Cavum Orbita : laki laki petak,
perempuan oval. o Hiper masculin +2
• Rahang bawah: Angulus mandibula pd o Masculin +1
pria < 90°, Angulus mandibula pd wanita o Netral 0
> 90°.
Penentuan jenis kelamin dari tulang tulang panjang

• Bentuk anatomis Os. Humerus 


Laki -Laki Perempuan
Lebih besar Lebih ringan
Lebih kasar Lebih halus
Tub. Del. lebih besar Lebih halus
Tub. Mayus lebih besar Lebih kecil
Sulcus intestubecularis lebih dalam Lebih dangkal
• Os Femur :
Laki -Laki Perempuan
Lebih berat Lebih ringan
Lebih kasar Lebih halus
Trochanter Mm lebih menonjol Trochanter Mm kurang menonjol
Fossa trochasilerica lebih dalam Fossa trochasilerica lebih dangkal
Fovea cipitis lebih besar Fovea cipitis lebih kecil
Linea aspera lebih menonjol Linea aspera kurang menonjol
Penentuan Tinggi badan
• Dari tulang belakang
Menurut TOPMAID dan ROLLER bahwa panjang tulang belakang adalah 35 % dari tinggi
badan
• Dari panjang tulang - tulang panjang
1. Dengan memakai formula STEVENSON
2. Dengan memakai formula TROTTER dan GLESSER
3. Dengan memakai formula PEARSON
• Dari tinggi tulang hidung
Dengan memakai formula G.S KLER, yaitu :
laki-laki : 1507,1 + 4,3 X + 63,3
Perempuan : 1439,4 +3,1 X + 48,9
Penentuan Ras

Caucasoid Mongoloid Negroid


Bentuk tengkorak Bulat Persegi Oval
Agak lebar dan datar, Sedang maximal
Muka Relatif sempit
Tulang menonjol menonjol
Cavum orbita Segitiga Bulat Persegi
Penentuan lama kematian

 Bau tulang  Kepadatan tulang

• Berbau busuk : < 5 tahun • Mulai berpori – pori : > 1 tahun


• Tidak berbau busuk : > 5 tahun • Berpori – pori yang merata dan
 Warna tulang rapuh > 3 tahun

• kekuning-kuningan : < 7 bulan

• Agak keputihan : > 7 bulan


Penentuan rudapaksa / deformitas tulang

• Perubahan pada warna tulang.

• Melihat penyumbuhan fraktur ( callus )

• Radio grafik

Radiopositas pada ujung fraktur meningkat : ante mortem

• Perwarnaan air tanah pada ujung fraktur

Ujung fraktur lebih gelap atau hampir sama : ante mortem

Ujung fraktur lebih pucat : post mortem


Penentuan Sebab kematian

 Agak sulit ditentukan, namun bila dijmpai adanya fraktur pada cranium dapat diarahkan
penyebab kematian, serta bneda yang dimakan , mis :
• Dipukul dengan benda tumpul ( fraktur kompresi )
• Kasus KLL ( fraktur linier)
• Berbentuk corong : akibat peluru
• Benda tajam ( infraktur bercelah )
 Pada kasus – kasus keracunan logam berat
Mis : arsen : dengan GUTZEIT TEST
Kesimpulan
Antropologi forensik berguna dalam menentukan identifikasi temuaan. Upaya
identifikasi pada kerangka (antropologi forensik) bertujuan untuk membuktikan
bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan
umur, tinggi badan, ciri-ciri khusus, deformitas dan bila memungkinkan dapat
dilakukan rekonstruksi wajah.Pemeriksaan dapat juga memperkirakan waktu
kematian, penyebab kematian dan riwayat penyakit dahulu atau luka yang saat
hidup menimbulkan jejas pada struktur tulang.
Kesimpulan

Ada begitu banyak hal yang dapat diungkap dari pemeriksaan terhadap tulang/
kerangka, dan kenyataannya bahwa tinggi badan memiliki peranan penting
dalam sebuah proses identifikasi. Pengetahuan indetifikasi terhadap tulang
sangat berperan tidak hanya pada saat organ tubuh hanya tinggal tulang
-belulang saja, tetapi banyak hal yang dapat diungkap dari tulang / kerangka
tersebut pada saat masih dibaluti oleh jaringan otot, tendon dan kulit.
Terima Kasih ☺

Anda mungkin juga menyukai