Virus hepatitis akut adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hampir semua hepatitis virus akt disebabkan salah satu dari 5 jenis virus yaitu virus
hepatitis A,virus hepatitis B, virus hepatitis C, virus hepatitis D, dan virus hepatitis
E. smua jenis hepatitis virus yang menyerangmanusia merupakan virus RNA kecuali
virus hepatitis B yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut berbeda
dalam sifat molekuler tapi, semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan
dalam perjalanan penyakitnya.(3)
Hepatitis A merupakan salah satu penyakit yang bersifat sel-limited, dan
jarang menimbulkan hepatitis fulminant dan kematian.Penyakit ini ditransmisikan
secara fekal-oral sehingga sanitasi dan lingkungan yang kurang hygienis akan
meningkatkan resiko hepatitis A. (4)
Insidensi hepatitis A terbanyak ditemukan dinegara berkembang seperti Asia,
Afrika, Mediterania, dan Amerika Selatan dimana anak yang berusia sampai 5 tahun
mengalami infeksi virus hepatitis A (HAV) dalam bentuk subklinis sehingga lebih
dari 75 % memiliki anti HAV (+).(1)
Adanya perbaikan sanitasi lingkungan akan mengubah epidemiologi hepatitis
A sehingga kasus infeksi bergesar dari usia muda pada usia yang lebih tua, diikuti
konsekuensi timbulnya gejala klinis. Infeksi pada anak menunjukkan gejala yang
lebih ringan atau subklinis, sedangkan infeksi pada dewasa memberikan gejala yang
lebih berat.(1)
Pada anak yang terinfeksi HAV, hanya 30% yang menunjukkan gejala klinis
(simtomatis), sedangkan 70% adalah subklinis (asimtomatis). Bentuk klasik yang
meliputi 80% penderita simtomatis biasanya akut dan sembuh dalam waktu 8
minggu, tetapi dapat terjadi bentuk yakni protacted, relapsing, fulminant, cholestatic,
1
autoimmune trigger dan manefestasi ekstrahepatik seperti gagal ginjal, efusi pleural
dan perikardial, gangguan neurologis, vaskulitis, artritis. (1)
I.
DEFINISI
Hepatitisvirus A merupakan penyakit self-limiting dan memberikan kekebalan
seumur hidup.Virus ini dapat menyebabkan infeksi hepar tersering dan peyebarannya
melalui
fekal
oral
atau
kontak
langsung.Hepatitis
virus
A sering
juga
ETIOLOGI
Virus hepatitis A
bersifat
thermostabil, tahan asam, dan tahan terhadap lisis karena virus ini
tidak mempunyai kapsul lipid. Sifat yang terakhir inilah yang
menyebabkan virus ini efisien melakukan transmisi fekaloral dari
satu orang ke orang lain melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi
(2)
EPIDEMIOLOGI
Insidensi tertinggi hepatitis A terdapat di negara berkembang
IV.
PATOGENESIS
Hepatitis A virus (HAV) masuk ke dalam hati dari saluran pencernaan melalui
aliran darah, menuju hepatosit dan melakukan replikasi di hepatosit yang
V.
MANIFESTASI KLINIS
Pada bayi dan balita biasanya besifat ringan, jarang dikenali dan jarang terjadi
viremia
persisten
maupun
penyakit
kronis.Terdapat
macam
gejala
klinisdiantaranya(1) ;
1. Hepatitis A klasik
Penyakit timbul secara mendadak didahului gejala prodromal sekitar 1
minggu sebelum jaundice. Sekitar 80 % dari penderita
yang simtomatis
mengalami gejala ini. IgG anti-HAV pada bentuk ini mempunyai aktivitas yang
tinggi dan dapat memisahkan IgA-HAV, sehingga dapat dieleminasi oleh sistem
imun, untuk mencegah tejadinya relaps.
2. Hepatitis A relaps
Terjadi pada 4-20% penderita simtomatis.Timbul 6-10 minggu setelah
sebelumnya dinyatakan sembuh secara klinis.Kebanyakan terjadi pada umur 2040 tahun. Gejala klinis dan laboratorium dari serangan pertama bisa sudah hilang
atau masih ada sebagian sebelum timbulnya relaps. Gejala relaps lebih ringan
dari bentuk pertama
3. Hepatitis A kolestatik
Terjadi pada 10% penderita simtomatis. Ditandai dengan pemanjangan gejala
hepatitis dalam beberapa bulan disertai panas, gatal-gatal dan jaundice. Pada saat
ini kadar AST (aspartate aminotransferase), ALT (alanine aminotrasferase, dan
ALP (alkaline phosphatase) secara perlahan turun kearah normal tetapi kadar
bilirubin serum tetap tinggi.
4. Hepatitis A Protracted
Pada bentuk ini terjadi 8,5 %, clearance dari virus terjadi perlahan sehingga
pulihnya fungsi hati memerlukan waktu yang lebih lama, dapat mencapai 120
hari. Pada biopsi hepar biasanya ditemukan inflamasi portal
5. Hepatitis A fulminant
Terjadi pada 0,35% kasus. Bentuk ini paling berat dan dapat menyebabkan
kematian.Ditandai dengan memberatnya ikterus, ensefalopati,dan pemanjangan
waktu
protrombin.Biasanya
terjadi
minggu
pertama
saat
timbulnya
gejala.Penderita berusia tua yang menderita penyakit hati kronis (HBV dan
HCV) berisiko tinggi untuk terjadi bentuk yang fulminant ini.(1)
VI.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Penegakkan diagnosis hepatitis A dapat dilakukan dengan anamnesis,
Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG, pasien
kemungkinan tidak pernah terinfeksi HAV, dan sebaiknya mempertimbangkan
VII.
PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan anti virus spesifik untuk HAV.Infeksi akut dapat
dicegah dengan pemberian immunoglobulin dalam 2 minggu setelah infeksi atau
menggunakan vaksin. Penderita hepatitis A akut dirawat secara rawat jalan, tetapi
13% penderita memerlukan rawat inap, dengan indikasi muntah hebat, dehidrasi
dengan kesulitan masukkan peroral, kadar ALT-AST > 10 kali nilai normal,
koagulopati dan ensefalopati. (1)
Pengobatan meliputi istirahat dan pencegahan terhadap bahan hepatotoksik,
misalnya
asetaminofen.Pada
penderita
tipe
kolestatik
dapat
diberikan
perawatan
VIII. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan dapat meliputi ; nasehat kepada pasien yaitu
-
dapat diberikan yaitu imunisasi pasif dengan immunoglobulin (Ig) dan imunisasi aktif
dengan inactived vaccines (Havrix, Vaqta dan Avaxim)
Imunisasi Pasif
5. Peneliti HAV
6. Penderita dengan penyakit hati kronis, penderita sebelum dan sesudah
transplantasi hati, karena kemungkinan mengalami hepatitis fulminant
meningkat.
7. Penderita gangguan pembekuan darah (defisiensi factor VIII dan IX)(1)
IX.
PROGNOSIS
Parameter klinis untuk prognosis yang kurang baik adalah : (1) Pemanjangan
waktu protrombin lebih dari 30 detik, (2) umur penderita kurang dari 10 tahun atau
lebih dari 40 tahun, dan (3) kadar bilirubin serum lebih 17 mg/dl atau waktu sejak
dari ikterus menjadi ensefalopati lebih dai 7 hari. (1)
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI. Buku AjarGastroenterohepatologi. Jakarta ; Penerbit Buku IDAI. 2008.
Pp 287-293
11
12