TINJAUAN TEORI
1. Cytomegalovirus
2. Virus Epstein-Barr
3. Virus Herpes simplex
4. Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi
kemungkinan mempunyai penyakit liver residu . Meskipun angka
1
kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada hepatitis virus
akut bisa berakhir dengan kematian.
1.1.2 Etiologi
1. Infeksi virus.
2. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
3. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
2
Penyakit kuning pada hepatitis dihasilkan dari penyumbatan intra
hepatic dan disebabkan oleh oedema dari saluran empedu hati. Urine
gelap dan berwarna seperti tanah liat sering dialami oleh klien tersebut.
Perawat mengambil urine dan contoh spesimen untuk inspeksi visual
dan analisis laboratorium.
Perawat juga melihat kulit apakah timbul kudis ( gatal ) pada klien
dengan diagnosa hepatitis B dan C. Benjolan tidak teratur dari
erythema, berwarna merah atau urtycaria mungkin terjadi. Klien sering
mengalami pruritus ( gatal ) dan mungkin mempunyai abrasi kulit
karena garukan.
1.1.4 Klasifikasi
1. Hepatitis Virus
Lima jenis penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam
penyerangan, ragam permulaan dan masa inkubasi . Virus ini untuk
jenis parenteral dan non parenteral sehubungan dengan mekanisme
transmisi (penyerangan).
2. Hepatitis A
Bahan penyebab yang dapat menjangkit Hepatitis A
kemungkinannya adalah virus RNA dari golongan enterovirus .
Karakteristik Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari
syndroma virus dan sering kali tidak dapat dikenali . Penyebaran
3
Hepatitis A melalui route oral-fecal dengan ingesti oral dari
ketidakbersihan fecal.
3. Hepatitis B
Hepatitis B berbentuk sebagai serum hepatitis . Virus Hepatitis B
( HBV ) adalah partikel double-sheel berisi DNA yang terdiri dari
antigen ( HBcAg ) , permukaan antigen ( HBsAg) dan protein
independent ( HBeAg ) dalam sirkulasi darah.
4
HBV dapat terjadi klien yang menderita AIDS . HBV lebih
menjangkit atau berbahaya dari pada HIV , dimana sebagai
penyebab AIDS . Untuk penyebab ini Hepatitis B mendapat tempat
terbesar untuk perawatan kesehatan profesional .
4. Hepatitis C
Virus Hepatits C (HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai
pengurai seperti flavi-virus, virus pemutus rantai RNA. HCV
penebarannya melalui darah dan produksi darah dan terindentitas
pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40
sampai 100 hari setelah penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2
sampai 22 minggu , dengan rata-rata masa inkubasi 8 minggu.
5
5. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV , virus RNA yang
tidak sempurna membutuhkan fungsi pembantu HBV. HDV
bergabung dengan HBV dengan kehadirannya dibutuhkan untuk
replikasi virus. Virus delta dapat menjangkit pada klien secara
simultan dengan HBV atau bisa juga dengan meninfeksi secara
superimpose pada klien yang terinfeksi HBV super infeksi
kemungkinan mempunyai waktu hidup yang sama dengan Hepatitis
B kronik dan mungkin juga berkembang dalam keadaan carrier yang
kronik . Transmisi primer penyakit ini melalui route non-
percuntaneous , terutama hubungan personal yang tertutup
(selingkuh).
6. Hepatitis E
Virus hepatitis sangat mudah dikenal dengan epidemis cairan dari
hepatitis, sejak ditemukan epidemi di Asia, Afrika dan Mexico. Di
AS dan Canada hepatitis E terjadi pada orang – orang yang
mengunjungi daerah endemic. Virus rantai tunggal RNA dikirimkan
melalui rute oral – fecal dan menyerupai virus hepatitis A. HEV
mempunyai periode inkubasi 2 – 9 minggu. Hepatitis E tidak menuju
infeksi kronik atau carier.
1.1.5 Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini
unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan
6
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar
ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat
masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal
ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam
hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli
empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui
duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi)
dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan
karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin
dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine
dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi
dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
7
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) Urobilirubin direk
2) Bilirubun serum total
3) Bilirubin urine
4) Urobilinogen urine
5) Urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) Protein totel serum
2) Albumin serum
3) Globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
respon waktu protombin terhadap vitamin K
8
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1. Aktivitas
a. Kelemahan
b. Kelelahan
c. Malaise
2. Sirkulasi
a. Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
b. Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
a. Urine gelap
b. Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
a. Anoreksia
b. Berat badan menurun
c. Mual dan muntah
d. Peningkatan oedema
e. Asites
5. Neurosensori
a. Peka terhadap rangsang
b. Cenderung tidur
c. Letargi
d. Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
a. Kram abdomen
b. Nyeri tekan pada kuadran kanan
c. Mialgia
d. Atralgia
e. Sakit kepala
9
f. Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
a. Demam
b. Urtikaria
c. Lesi makulopopuler
d. Eritema
e. Splenomegali
f. Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
10
1.2.3 Intervensi dan Rasional
11
Hasil yang diharapkan :Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan
perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas
dan lokasinya)
12
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu
13
R: Memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-
kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan
pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
14
R: Penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan
lebih banyak pruritus
15
2) Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan
cairan tubuh
3) Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada
wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau
memanipulasi jarum dengan cara apapun
R: Pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi
virus hepatitis
1.2.4 Evaluasi
Pada diagnosa keperwatan dan dukungan intervensi perawatan
kesehatan, perawat mengevaluasi perawatan pada klien :
16
DAFTAR PUSTAKA
17