Anda di halaman 1dari 17

BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Medis


1.1.1 Pengertian
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar ,
hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan . Dimana juga
merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima
golongan besar jenis virus , antara lain :

1. Virus Hepatitis A ( HAV )


2. Virus Hepatitis B ( HBV )
3. Virus Hepatitis C ( HCV )
4. Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
5. Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri , tetapi
jenis ini jarang ada.

Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah


pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi ,
ingesti , atau pemberian obat secara parenteral ( IV ) . Toxin dan Drug
induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya
hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan yang
digunakan dalam terapi medik.

Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama


perjalanan infeksi dengan virus-virus lainnya , seperti :

1. Cytomegalovirus
2. Virus Epstein-Barr
3. Virus Herpes simplex
4. Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis , tetapi
kemungkinan mempunyai penyakit liver residu . Meskipun angka

1
kematian dari hapetitis relatif lama atau panjang , pada hepatitis virus
akut bisa berakhir dengan kematian.

1.1.2 Etiologi
1. Infeksi virus.
2. Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
3. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

1.1.3 Manifestasi Klinis


Sumber dan penyebab dari manifestasi klinik dari semua kelima tipe
hepatitis vital adalah sama. Perawat menetapkan keluhan subyektif
klien secara umum, menentukan apakah terjadi gejala akut ( hepatitis A
atau E ) atau tipuan ( hepatitis B atau C ).
Klien mungkin merasa lelah dan kehilangan selera. Selanjutnya perawat
memeriksa kelanjutan untuk mengira perjalanan klien ;
1. Perasaan umum yang tidak nyaman
2. Lemah
3. Mialgias ( nyeri otot )
4. Sakit kepala
5. Arthritis
6. Intabilitas
7. Depresi
8. Nausea
9. Muntah

Perawat menanyakan pada klien apakah kehilangan selera pada akhir –


akhir ini. Makan makanan kotor. Perokok yang tidak suka sigaret.
Perawat palpasi pada kuadran kanan atas abdominal untuk melihat hati
tidak lembut dan letaknya. Klien mungkin merasa nyeri hati dengan
pergerakan kulit, sclera, dan membran mucus diperiksa untuk melihat
penyakit kuning. Klien mungkin melakukan perawatan medis hanya
setelah terlihat penyakit kuning, dipercaya bahwa gejala samar yang
lain adalah sindrom seperti influenza yang terus menerus.

2
Penyakit kuning pada hepatitis dihasilkan dari penyumbatan intra
hepatic dan disebabkan oleh oedema dari saluran empedu hati. Urine
gelap dan berwarna seperti tanah liat sering dialami oleh klien tersebut.
Perawat mengambil urine dan contoh spesimen untuk inspeksi visual
dan analisis laboratorium.

Perawat juga melihat kulit apakah timbul kudis ( gatal ) pada klien
dengan diagnosa hepatitis B dan C. Benjolan tidak teratur dari
erythema, berwarna merah atau urtycaria mungkin terjadi. Klien sering
mengalami pruritus ( gatal ) dan mungkin mempunyai abrasi kulit
karena garukan.

Klien dengan hepatitis A biasanya merasa demam, suhunya mungkin


diantara 38C – 40C. Demam mungkin dalam grade rendah atau tidak
dengan hepatitis B / C.

1.1.4 Klasifikasi
1. Hepatitis Virus
Lima jenis penyakit hepatitis virus akut dengan melalui ragam
penyerangan, ragam permulaan dan masa inkubasi . Virus ini untuk
jenis parenteral dan non parenteral sehubungan dengan mekanisme
transmisi (penyerangan).

Jenis non-parenteral : Hepatitis A dan Hepatitis E , penyebaran virus


melalui route oral-fecal . Jenis parenteral : Hepatitis B , Hepatitis C ,
dan Hepatitis D , penyebarannya melalui transfusi darah melalui
pembuluh darah vena dan hubungan sex.

2. Hepatitis A
Bahan penyebab yang dapat menjangkit Hepatitis A
kemungkinannya adalah virus RNA dari golongan enterovirus .
Karakteristik Hepatitis A adalah sama dengan sifat khas dari
syndroma virus dan sering kali tidak dapat dikenali . Penyebaran

3
Hepatitis A melalui route oral-fecal dengan ingesti oral dari
ketidakbersihan fecal.

Air yang tidak bersih mengandung sumber penyakit atau infeksi,


kerang-kerang yang diambil dari air yang tercemar , dan makanan
yang tidak bersih karena terjamah oleh HAV . Virus dapat juga
tersebar melalui aktivitas sex oral-anal dan kadang-kadang melalui
pembukaan pengeluaran fecal dalam Rumah Sakit. Dalam kasus
yang sama , Hepatitis A dapat juga bertransmisi dalam aliran darah .
Masa inkubasi Hepatitis A antara dua sampai enam minggu dengan
rata-rata waktu empat minggu . Penyakit ini dapat mengancam hidup
manusia ( sangat berbahaya bagi hidup manusia ).

3. Hepatitis B
Hepatitis B berbentuk sebagai serum hepatitis . Virus Hepatitis B
( HBV ) adalah partikel double-sheel berisi DNA yang terdiri dari
antigen ( HBcAg ) , permukaan antigen ( HBsAg) dan protein
independent ( HBeAg ) dalam sirkulasi darah.

Jenis penyebaran HBV adalah route terkontaminasinya jaringan


percutaneous dengan darah . Selain itu juga penyebarannya melalui
mukosa membran dengan lewat :

a. Kontak dengan cairan tubuh , seperti : semen , saliva , dan darah .


b. Kontaminasi dengan luka yang terbuka .
c. Peralatan dan perlengkapan yang terjangkit

Contoh waktuterjadinya transmisi ( penyebaran ) , antara lain :

a) Jarum suntik ( secara sengaja atau kebetulan ).


b) Transfusi darah yang terkontaminasi dengan luka , goresan
atau lecet
c) Mulut atau mata yang terkontaminasi selama irigasi luka atau
suction.
d) Prosedur bedah mulut atau gigi.

4
HBV dapat terjadi klien yang menderita AIDS . HBV lebih
menjangkit atau berbahaya dari pada HIV , dimana sebagai
penyebab AIDS . Untuk penyebab ini Hepatitis B mendapat tempat
terbesar untuk perawatan kesehatan profesional .

Hepatitis B dapat tersebar melalui hubungan sex dan khususnya para


gay (male-homo) (Dindzans,1992). Virus ini dapat juga tersebar
dengan melalui penggunaan peralatan “tato” dan pelubang daun
telinga ; penggunaan yang terkontaminasi pada perlengkapan
pembagian obat ( terkontaminasinya perlenkapan pembagian obat ) ;
berciuman ; dan perlengkapan lainnya seperti : cangkir , pasta gigi ,
dan rokok.

Perjalanan penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B


kemungkinan mempunyai serangan tipuan dengan sinyal yang lemah
dan sekumpulan penyakit atau komplikasi yang serius , seperti :
masa inkubasi 40 sampai dengan 180 hari , tetapi Hepatitis B secara
umum akan berkembang 60 sampai 90 hari setelah pembukaan
(terserang) . Penyakit liver kronik berkembang 5% pada klien
dengan infeksi HBV akut.

4. Hepatitis C
Virus Hepatits C (HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai
pengurai seperti flavi-virus, virus pemutus rantai RNA. HCV
penebarannya melalui darah dan produksi darah dan terindentitas
pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40
sampai 100 hari setelah penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2
sampai 22 minggu , dengan rata-rata masa inkubasi 8 minggu.

Akibat meningkatnya Hepatitis C dan Hepatitis B pada klien yang


sama , epidemiologi dan hepatologi dipelajari dengan seksama.
Klien yang menggunakan obat secara IV menyebabkan 40%
terjangkit HCV .

5
5. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan karena terinfeksi HDV , virus RNA yang
tidak sempurna membutuhkan fungsi pembantu HBV. HDV
bergabung dengan HBV dengan kehadirannya dibutuhkan untuk
replikasi virus. Virus delta dapat menjangkit pada klien secara
simultan dengan HBV atau bisa juga dengan meninfeksi secara
superimpose pada klien yang terinfeksi HBV super infeksi
kemungkinan mempunyai waktu hidup yang sama dengan Hepatitis
B kronik dan mungkin juga berkembang dalam keadaan carrier yang
kronik . Transmisi primer penyakit ini melalui route non-
percuntaneous , terutama hubungan personal yang tertutup
(selingkuh).

Durasi infeksi HDV ditentukan dengan durasi infeksi HBV tidak


lebih lama dari infeksi HBV. Bagaimanapun infeksi HDV kronik
menunjukkan adanya kemajuan yang cepat dari penyakit liver,
penyebab penambah kerusakan hati yang telah siap disatukan dari
infeksi HBV kronik.

6. Hepatitis E
Virus hepatitis sangat mudah dikenal dengan epidemis cairan dari
hepatitis, sejak ditemukan epidemi di Asia, Afrika dan Mexico. Di
AS dan Canada hepatitis E terjadi pada orang – orang yang
mengunjungi daerah endemic. Virus rantai tunggal RNA dikirimkan
melalui rute oral – fecal dan menyerupai virus hepatitis A. HEV
mempunyai periode inkubasi 2 – 9 minggu. Hepatitis E tidak menuju
infeksi kronik atau carier.

1.1.5 Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini
unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan

6
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar
ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat
masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal
ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam
hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli
empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui
duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi)
dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan
karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin
dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine
dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi
dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

7
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) Urobilirubin direk
2) Bilirubun serum total
3) Bilirubin urine
4) Urobilinogen urine
5) Urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) Protein totel serum
2) Albumin serum
3) Globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
respon waktu protombin terhadap vitamin K

d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase


1) AST atau SGOT
2) ALT atau SGPT
3) LDH
4) Amonia serum
2. Radiologi
a. Foto rontgen abdomen
b. Pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose
bengal yang berlabel radioaktif
c. Kolestogram dan kalangiogram
d. Arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
a. Laparoskopi
b. Biopsi hati

8
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian

Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan


hati

1. Aktivitas
a. Kelemahan
b. Kelelahan
c. Malaise
2. Sirkulasi
a. Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
b. Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
a. Urine gelap
b. Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
a. Anoreksia
b. Berat badan menurun
c. Mual dan muntah
d. Peningkatan oedema
e. Asites
5. Neurosensori
a. Peka terhadap rangsang
b. Cenderung tidur
c. Letargi
d. Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
a. Kram abdomen
b. Nyeri tekan pada kuadran kanan
c. Mialgia
d. Atralgia
e. Sakit kepala

9
f. Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
a. Demam
b. Urtikaria
c. Lesi makulopopuler
d. Eritema
e. Splenomegali
f. Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

1.2.2 Diagnosa Keperawatan

Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita


hepatitis :

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,


perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi
dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan
hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder
terhadap hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan
dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin
dalam garam empedu
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari agent virus

10
1.2.3 Intervensi dan Rasional

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,


perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi
dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan
mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari
tanda-tanda mal nutrisi.

a. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan


R: Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan

b. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi


sering dan tawarkan pagi paling sering
R: Adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro
intestinal dan menurunkan kapasitasnya.

c. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan


sesudah makan
R: Akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru
dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.

d. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak


R: Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat
meningkatkan pemasukan

e. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak


R: Glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan
energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme
sehingga akan membebani hepar.

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan


hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

11
Hasil yang diharapkan :Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan
perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas
dan lokasinya)

a. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang


dapat digunakan untuk intensitas nyeri
R: Nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak
nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula
hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami
perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif
mengurangi nyeri.

b. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap


nyeri
1) Akui adanya nyeri
2) Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang
nyerinya
R: Klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi
pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri

c. Berikan informasi akurat dan


1) Jelaskan penyebab nyeri
2) Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
R: Klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui
penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan
(cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan
kurang/tidak terdapat penjelasan)

d. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak


mengandung efek hepatotoksi
R: Kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik
untuk mengurangi nyeri.

3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi


darah sekunder terhadap inflamasi hepar.

12
Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu

a. Monitor tanda vital : suhu badan


R: Sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi

b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat


(sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari
buah 2,5-3 liter/hari.
R: Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang
memicu timbulnya dehidrasi

c. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur


R: Menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk
mengurangi panas tubuh melalui penguapan

d. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat


R: Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya
pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan
klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder


terhadap hepatitis
a. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
R: Dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan
klien cenderung lebih tenang

b. Sarankan klien untuk tirah baring


R: Tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan
sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan
penyakit.

c. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan,


kemampuan-kemampuan dan minat-minat

13
R: Memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-
kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan
pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting

d. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi


waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang
berhubungan dengan keletihan
R: Keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi
kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan

e. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif


(bersikap asertif, teknik relaksasi)
R: Untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan


dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin
dalam garam empedu
Hasil yang diharapkan :Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.

a. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering


1) Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun
ringan (kadtril, lanolin)
2) Keringkan kulit, jaringan digosok
R: Kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan
merangsang ujung syaraf

b. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu


ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu
tebal
R: Penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan
meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi

c. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk


memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan
menggaruk

14
R: Penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan
lebih banyak pruritus

d. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin


R: Pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban
kekeringan

6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan


intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi
sekret.
Hasil yang diharapkan :Pola nafas adekuat

a. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan


R: Pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia
atau akumulasi cairan dalam abdomen

b. Auskultasi bunyi nafas tambahan


R: Kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan

c. Berikan posisi semi fowler


R: Memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada
diafragma dan meminimalkan ukuran sekret

d. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif


R: Membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak

e. Berikan oksigen sesuai kebutuhan


R: Mungkin perlu untuk mencegah hipoksia

7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat


menular dari agent virus
Hasil yang diharapkan : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang


tepat untuk menangani semua cairan tubuh
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien
atau spesimen

15
2) Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan
cairan tubuh
3) Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada
wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau
memanipulasi jarum dengan cara apapun
R: Pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi
virus hepatitis

b. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan


tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan
permukaan yang terkontaminasi
R: Teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak
dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit

c. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien,


keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R: Mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak
rantai transmisi infeksi

d. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen


kesehatan yang tepat
R: Rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber
pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi

1.2.4 Evaluasi
Pada diagnosa keperwatan dan dukungan intervensi perawatan
kesehatan, perawat mengevaluasi perawatan pada klien :

1. Klien akan membatasi aktivitas fisik


2. Klien akan melakukan isolasi yang diperlukan
3. Klien akan meningkatkan intake nutrisi
4. Klien akan rutin melakukan perawatan medis dan pemeriksaan
laboratorium

16
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,


EGC, Jakarta.

Marilynn E. Doengoes, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III, EGC,


Jakarta. 2000.

Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan


Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.

17

Anda mungkin juga menyukai