Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

NS. IRMAYANI, S.KEP s


A. KONSEP MEDIS

 Hepatitis berasal dari dua kata yaitu hepa


(hepar/hati) dan itis (radang). Hepatitis
merupakan radang yang terjadi pada organ
hati.
 Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang
disebabkan oleh virus. Virus hepatitis termasuk
oleh hepatropik yang dapat mengakibatkan
hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C
(HCB), delta hepatitis (HDV), hepatitis E (HEV),
hepatitis F dan hepatitis G
 Hepatitis virus adalah infeksi sistemik yang
berakibat tidak baik terhadap fungsi normal sel-
sel hati. PenyEbab dari hepatitis virus akut adalah
hepatitis A, B, C atau Non A Non B (water borne
epidemic dan post transfusion) dan D (delta virus)
HEPATITIS DI BAGI

 Hepatitis akut adalah infeksi virus sistemik yang


berlangsung kurang dari 6 bulan
 Hepatitis kronis adalah gangguan yang terjadi lebih
dari 6 bulan
 Hepatitis fulminant adalah perkembangan mulai dari
timbulnya hepatitis hingga kegagalan hati dalam
waktu kurang dari 4 minggu oleh karena itu hanya
terjadi pada bentuk akut
B. ETIOLOGI

Hepatitis biasanya terjadi karena virus


, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena
infeksi virus lainnya, seperti
mononukleosis infeksiosa, demam
kuning dan infeksi sitomegalovirus.
Penyebab hepatitis non-virus yang
utama adalah alkohol dan obat-
obatan.
LANJUTAN

Klasifikasi agen penyebab virus


1. Transmisi secara enterik terdiri dari virus hepatitis A (HAV) dan virus
hepatitis E (HEV) :
- virus tanpa selubung
- tahan terhadap cairan empedu
- di temukan di tinja
- tidak dihubungkan dengan penyakit kronik
- terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal
2. Transmisi melalui darah terdiri atas virus hepatitis B (HBV), virus
hepatitis D (DHV) dan virus C (HCV)
- virus dengan selubung
- rusak bila terpajan cairan empedu/ detergen
- tidak terdapat dalam tinja
- dihubungkan dengan penyakit hati kronik
- dihubungkan dengan viremia yang persisten
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Fase inkubasi
fase inkubasi merupakan waktu diantara masuknya virus sampai timbulnya
gejala keluhan
2. Fase prodramal ( Pra ikterik)
fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama sampai gejala timbulnya
ikterus. Ditandai dengan malaise, umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala
infeksi saluran nafas atas, anoreksia, mual, muntah, diare/ konstipasi, demam derajat
rendah ( hepatitis A),nyeri ringan pada abdomen pada abdomen kuadran kanan
atas
3. Fase ikterik
ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan
gejala. Urine berwarna seperti the pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu
badan di sertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus
meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14
hari
4. Fase konvalesen (penyembuhan)
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu
hati, di susul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya
masa ikterik
JENIS VIRUS HEPATITIS

a. Virus hepatitis A
virus hepatitis A terutama
menyebar melalui vecal.
Penyebarannya ini terjadi akibat
buruknya tingkat kebersihan
b. Virus hepatitis B
virus hepatitis B di tularkan
melalui darah atau produk darah.
Penularannya biasannya terjadi di
antara para pemakai obat yang
menggunakan jarum suntik bersama-
sama, atau di antara mitra seksual(baik
heteroseksual maupun pria
homoseksual)
HEPATITIS A

Hepatitis A penularan melalui fecal


oral dan kontaminasi pada minuman
dan makanan yang tercemar virus
hepatitis A. makanan/minuman
mentah atau setengah matang,
minum air es batu yang
terkontaminasi dengan feses, kerang-
kerangan yang tidak di masak .
HEPATITIS B

Penularan melalui parenteral saliva,


semen, air mata, keringat, darah dan
jarang terdapat pada feses dan urine.
Hindari penggunaan barang bersamaan
dengan pasien ini. Masa inkubasi virus
ini 6-8 minggu.
Manifestasi klinis dapat dijumpai
adalah malaise, anoreksia, rasa tidak
enak diperut biasanya mendahului
timbulnya ikterus, peningkatan kadar
SGPT, hepatomegali, artalgia dan
kemerahan paada kulit
TRANSMISI PENULARAN

1. Transmisi vertikal : ibu hamil


menjalani uji tapis HVB karena bila
terinfeksi HBV maka akan menularkan
kepada bayinya, transmisi penularan
terjadi melalui robekan plasenta dan
kontaminasi darah ibu terhadap
luka/mikroba bayi
2. Transmisi horizontal terdiri dari uji
tapis donor darah dengan uji diagnostik
yang sensitif, sterilisasi instrumen
secara adekuat, penggunaan sarung
tangan dan pencegahan kontak
mikrolesi melalui pemakaian sikat gigi,
sisir atau gigitan anak pengidap HVB
PENATALAKSANAAN UMUM

1. Tirah baring
2. Pemantauan fungsi hati dan serologi HVB 6 bulan
kemudian, bila terdapat peningkatan titer SGOT-SGPT> 10
kali nilai batas normal, koangulopati, ensolepati dicuragai
adanya hepatitis fulminan
3. Pemeriksaan HBSag, igG anti HBc, SGOT/PT, USG hati
4. Terapi antivirus yang terdiri dari replika virus,
imunomodular, dan anti profelorasi. Tujuan terapi antivirus
adalah sebagai berikut :
a. Menekan replikasi virus sehingga mengurangi resiko
b. Normalisasi aminotransferase dan perbaikan histologi hati
c. Menghilangkan atau mengurangi gejala
d. Mencegah progresivitas
Hepatitis C di sebabkan oleh virus hepatitis C
HEPATITIS C (HCV= hepatitis C virus). Virus hepatitis C masuk
ke sel hati, dan mereplikasikan diri dengan
menggunakan material yang terdapat dalam sel dan
menginfeksi banyak sel lainnya. Masa inkubasi
hepatitis C sekitar 7 minggu (3-20 minggu)
Manifestasi klinis hepatitis C
1. Serangannya lambat dengan gejala yang tidak
spesifik atau tanpa gejala
2. Umumnya terjadi malaise, anorekta, mual dan
kadang nyeri abdomen di kuadran kanan atas
3. Ikterik dapat berlangsung hingga beberapa
bulan, pruritas, dan penurunan BB
4. Tanda fisik hepatitis C akut tidak jelas
5. Simptomatik, fatique plng sering pada hepatitis
C kronis
6. 20% pasien hepatitis C kronis akan menjadi
sirosis dalam 10 tahun
PENULARAN HEPATITIS C

Penularan melalui kontak


langsung dengan darah
atau produknya dan jarum
atau alat tajam lainnya
yang terkontaminasi.
Resiko terinfeksi hepatitis
C melalui hubungan
seksual lebih tinggi pada
orang yang mempunyai
lebih dari satu pasangan
FAKTOR RISIKO HEPATITIS C

1. Pengguna obat bius suntik dan


darah serta produk transfusi darah
2. Kebiasaan menggunakan tato dan
tindik tubuh
3. Petugas kesehatan berisiko tertusuk
jarum suntik atau terkontaminasi
darah
4. Penggunaan bersamaan sikat gigi,
cukur rambut dan gunting kuku
serta jarum suntik
5. Hubungan seksual. Pengguna jasa
pekerja seks komersial, hubungan
seksual sewaktu menstruasi
KOMPLIKASI PENATALAKSANAAN
HEPATITIS C HEPATITIS C
1. Hepatitis 1. Interferon alfa merupakan protein yang di
buat secara alami oleh tubuh manusia
fulminant
untuk meningkatkan sistem daya
2. Hepatitis tubuh/imunitas dan mengatur fungsi sel
kronis aktif lainnya. Tersedia produk alami atau
sintesis
3. Sirosis
2. Pegylated interferon alfa disebut dengan
4. Hipertensi polyethylene glycol (PEG) yang larut
portal dalam air terdiri dari penginterferon alfa-
5. Karsinoma 2a dan penginterferon alfa-2b
hepatoseluler 3. Ribavirin diberikan bersama interferon
alfa untuk pengobatan hepatitis C kronis
HEPATITIS D

Hepatitis D (virus delta) adalah virus


cacat atau tak sempurna yang
mengandung RNA agar reflikasi virus
ini dapat terjadi, diperlukan bantuan
virus hepatitis B (HBV). Jadi infeksi
delta hanya dapat terjadi apabila
seorang pembawa HBsAg kemudian
terpapar pada virus delta atau bila
seseorang terinfeksi secara
simultanoleh HBV atau virus hepatitis
D. infeksi terjadi paling sering pada
para pecandu obat bius dan penderita
yang melakukan transfusi darah
berulang-ulang.
HEPATITIS E

Penyebanya virus hepatitis E, tanda dan


gejala hepatitis meliputi jaundice, lemah,
nyeri abdomen, kurang nafsu makan, mual
dan muntah, urine berwarna gelap. Efek
jangka panjang tanpa vaksinasi : tidak ada
infeksi kronik, lebih berat pada wanita hamil
khususnya trimester III, transmisi ditemukan
pada feses manusia dan binatang dengan
hepatitis E. disebarkan oleh makanan dan
minumanyang terkontaminasi, transmisi dari
orang ke orang kurang lazim tidak seperti
hepatitis A
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK HEPATITIS E

1. Tes fungsi hati : abnormal (4-10 kali dari normal)


2. SGOT/SGPT : awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik
kemudian tampak menurun
3. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan
enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan
4. Leukopenia : trombosithopenia mungkin ada (splenomegali)
5. Diferensial darah lengkap: leikositosis, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma
6. Alkali fosfatase : agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
7. Feses : warna tanah liat, steatorea (akibat penurunan fungsi hati)
8. Albumin serum: menurun
9. Gula darah : hiperglikemia transien/hipoglikemi(gangguan fungsi hati)
10. Anti-HAV IgM: positif pada tipe A
11. HbsAg : (+) tipe B,(-) tipe A
12. Masa protrombin: mungkin memanjang (disfungsi hati)
13. Bilirubin serum: diatas 2,5mg/100,1
14. Tes eksresi BSP: kadar darah meningkat
15. Biopsi hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
16. Scan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
17. Urinalisa : peningkatan kadar bilirubin; protein/hematuria dapat terjadi
HEPATITIS F HEPATITIS G

Baru sedikit kasus yang Gejala serupa hepatitis C,


dilaporkan. Saat ini pars seringkali infeksi bersamaan
dengan hepatitis B dan/atau
pakar belum sepakat
C. tidak menyebabkan
hepatitis F merupakan hepatitis fulminan ataupun
penyakit hepatitis yang hepatitis kronik. Penularan
terpisah melalui transfusi darah jarum
suntik
PENATALAKSANAAN MEDIS HEPATITIS SECARA UMUM

1. Pengobatan pada hepatitis virus lebih di tekankan pada


tindakan pencegahan
2. Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia
yang berat yang akan menyebabkan dehidrasi
3. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat
4. Aktifitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus
dihindari
5. Pembatasan aktifitas sehari-hari tergantung dari derajat
kelelahan dan malaise
6. Pemberian interferon-alfa pada hepatitis C akan dapat
menurunkan kejadian infeksi kronik
7. Obat-obatan tidak penting harus di hentikan
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
a. Identitas : umur, jenis kelamin, tempat tinggal dll
b. Keluhan utama : keluhan yang di alami pasien
c. Riwayat penyakit
d. Pemeriksaan fisik : TTV, aktifitas/istirahat, sirkulasi, eliminasi,
makanan/cairan, neurosensori, nyeri /kenyamanan, keamanan,
seksualitas, penyuluhan/pembelajaran
e. Pemeriksaan psikososial
f. Pemeriksaan laboratorium : urinalisa urine tengah
g. Pengkajian radiograpi
DX KEPERAWATAN YG LAZIM MUNCUL

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perasaan


tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual muntah
2. Nyeri b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
bendungan vena porta
3. Hipertermi b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
4. Intoleran aktifitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi
virus hepatitis
6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolisme
karbohidrat lemak dan protein, kurang penerimaan terhadap diagnostik
dan asupan diet yang tepat
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1 Ketidak seimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan  Nutritional status : Nutrition management
tubuh b.d perasaan tidak food and fluid intake - Kaji adanya alergi
nyaman di kuadran kanan  Nutritional status : makanan
atas, gangguan absorbsi nutrient intake - Kolaborasi dengan ahli
dan metabolisme  Weinght control gizi untuk menentukan
pencernaan makanan, Kriteria hasil : jumlah kalori dan yang
kegagalan masukan untuk  Adanya peningkatan dibutuhkan pasien
memenuhi kebutuhan BB sesuai dengan - Anjurkan pasien untuk
metabolik karena tujuan meningkatkan intake fe
anoreksia, mual muntah  BB ideal sesuai dgn - Anjurkan pasien untuk
TB meningkatkan protein
Defenisi : asupan nutrisi  Mampu dan vitamin C
tidak cukup untuk mengidentifikasi - Berikan substansi gula
memenuhi kebutuhan kebutuhan nutrisi - Yakinkan diet yang di
metabolik makan mengandung
Batasan karakteristik : Kriteria hasil : Tinggi serat untuk
 Kram abdomen  Adanya peningkatan mencegah konstipasi
 Nyeri abdomen BB sesuai dengan - Berikan makanan yang
 Menghindari makanan tujuan terpilih (sudah di
 BB 20% atau lebih  BB ideal sesuai konsultasikan dengan
dibawah BB ideal dengan TB ahli gizi)
 Kerapuhan kapiler  Mampu - Ajarkan pasien
 Diare mengidentifikasi bagaimana membuat
 Kehilangan rambut kebutuhan nutrisi catatan makana harian
berlebihan  Tidak ada tanda-tanda - Monitor jumlah nutrisi
 Bising usus hiperaktif malnutrisi dan kandungan kalori
 Kurang makanan  Menunjukkan - Berikan informasi
 Kurang informasi peningkatan fungsi tentang kebutuhan
kurang minat pada pengecapan dari nutrisi klien
makanan menelan - Kaji kemampuan
 Penurunan BB dengan  Tidak terjadi pasien untuk
masukan makanan penuruna BB yang mendapatkan nutrisi
adekuat berarti yang dibutuhkan
 Kesalahan konsepsi
 Kesalahan informasi
 Membran mukosa pucat
 Ketidak mampuan Nutrition monitoring :
memakan makanan - BB pasien dalam batas
 Tonus otot menurun normal
 Mengeluh gangguan - Monitor adanya
sensasi rasa penurunan BB
 Mengeluh asupan - Monitor tipe dan
makanan kurang dari jumlah aktifitas yang
RDA (recommended biasa dilakukan
daily allowance) - Monitor interaksi anak
 Cepat kenyang setelah atau orangtua selama
makan makan
 Sariawan rongga - Monitor lingkungan
mulut selama makan
 Kelemahan otot - Jadwalkan pengobatan
mengunyah dan tindakan tidak
 Kelemahan otot selama jam makan
menelan - Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan ,
rambut kusam dan
mudah patah
Faktor-faktor yang - Monitor mual muntah
berhubungan : - Monitor kadar
 Faktor biologis albuminn, total
 Faktor ekonomi protein, hb dan kadar
 Ketidakmampuan ht
untuk mengabsorbsi - Monitor
nutritien pertumbuhan dan
 Ketidakmampuan perkembangan
untuk mencerna - Monitor pucat,
makanan kemerahan dan
 Faktor psikologis kekeringan jaringan
konjuktifa
- Monitor kalori dan
intake nutrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral
- Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
IMPLEMENTASI

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan


aktivitas-aktivitas yang telah di catat dalam rencana
perawatan klien. Agar implementasi / pelakasanaan ini
dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang
dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan.
EVALUASI

Hasil yang diharapkan dari perencanaan dan implementasi


Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan
hepatitis adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai
yakni apakah terdapat :
Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
BB ideal sesuai dengan TB
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
Tidak terjadi penuruna BB yang berarti
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai