KEPERAWATAN
PIELONEFRITIS
OLEH: IRMAYANI, S. KEP,Ns
A. PENGERTIAN
Pielonefritis adalah suatu bentuk infeksi ginjal
yang menyebar keluar dari dalam pelvis renis
dan mengenai bagian korteks renal (Hinchliff. S,
1999).
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal
dan parenkim ginjal yang disebabkan karena
adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri pada
jaringan ginjal yang di mulai dari saluran kemih
bagian bawah terus naik ke ginjal
Piolenefritis merupakan infeksi bakteri pada
piala ginjal, tunulus dan jaringan interstinal
dari salah satu atau kedua ginjal (Brunner dan
sundar, 2002: 1436)
B. KLASIFIKASI PIELONEFRITIS
1. Pyelonefritis akut
pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering
terjadi infeksi berulang karena terapi tidak
sempurna atau infeksi baru. 20 % dari infeksi
yang berulang terjadi setelah 2 minggu setelah
terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih
bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan
mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi ginjal lebih
sering terjadi pada wanita, hal ini karena saluran
kemih bagian bawahnya (uretra) lebih pendek
dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya
terletak berdekatan dengan vagina dan anus,
sehingga lebih cepat mencapai kandung kemih
dan menyebar ke ginjal
2. Pyelonefritis kronis
pyelonefritis kronis berasal dari
adanya bakteri, tetapi dapat juga
karena faktor lain seperti obstruksi
saluran kemih dan refluks urin.
Pyelonefritis kronis dapat merusak
jaringan ginjal secara permanen
akibat inflamasi yang berulang kali
dan timbulnya parut dan dapat
menyebabkan terjadinya renal failure
(gagal ginjal) yang kronis.
C. ETIOLOGI
Uropatogen. Agen bakteri, meliputi
escherichia coli, klebsiella, proteus
dan staphylococcus aureus
Obstruksi urinari track , misalnya batu
ginjal atau pembesaran prostat
D. PATOFISIOLOGI
Pielonefritis akut
E. TANDA DAN GEJALA
Pyelonefritis akut
a. Pembengkakan ginjal atau pelebaran
penampang ginjal
b. Demam yang tinggi, mengigil, nausea
c. Nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot
dan adanya kelemahan fisik
d. Disuria
e. Urin berwarna keruh atau hematuria dengan
bau yang tajam
f. Peningkatan sel darah putih
Pyelonefritis kronis
a. Adanya keletihan
b. Sakit kepala
c. Nafsu makan rendah dan BB
menurun
d. Adanya poliuria(banyak berkemih),
haus yang berlebihan, anemia,
asidosis, proteinuria, pyuria, dan
kepekatan urin menurun
F. KOMPLIKASI
Nekrosis papila ginjal
Fionefrosis
Abses perinefrik
G. PEMERIKSAAN KLINIS DAN PENUNJANG
1. Pielonefritis akut
a. IVP dan USG : dilakukan untuk mengetahui
lokasi obstruksi disaluran perkemihan
b. kultur urine dan uji sensitivitas untuk
menentukan organisme penyebab sehingga
agens antimikrobial yang tepat dapat diresepkan
2. Pielonefritis kronik
a. pemeriksaan IVP (intravenous pyelographi)
b. Pemeriksaan BUN, kreatinin dan klirens
kreatinin
c. Pemeriksaan kultur urine
H. PENATALAKSANAAN
Pielonefritis akut
1. Memerlukan terapi antimikrobial yang
intensif
2. Terapi parenteral diberikan selama 24-48
jam sampai klien tdk panas, sehingga obat
antimikrobial per oral dapat diberikan
3. Kadar kreatinin serum dan hitung darah
terus dipantau pada terapi jangka panjang
Pielonefritis kronik
Temperatur regulation
Aktifitas keperawatan
Anjurkan untuk menggunakan selimut hangat untuk
menyesuaikan perubahan suhu tubuh
Anjurkan asupan nutrisi dan cairan adekuat
Fever treatment
Anjurkan pemberian kompres hangat
IMPLEMENTASI
Pada tahap ini untuk melaksanakan
intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah
di catat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi / pelakasanaan ini dapat
tepat waktu dan efektif maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawatan,
memantau dan mencatat respon pasien
terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan
serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan.
EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari perencanaan dan
implementasi
Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada
klien adalah vital sign dalam batas normal
SEKIAN