TERHADAP
PERAWATAN
PALIATIF
AGAMA KRISTEN
AGAMA BUDDHA
AGAMA ISLAM
Dalam Agama Katolik, tidak ada
AGAMA KATOLIK larangan bagi orang sakit untuk
menjalani dan pengobatan paliatif, selama
pengobatan – pengobatan ini dapat
menyembuhkan atau membuat keadaan menjadi
lebih baik. Hal ini berdasarkan pada landasan
ajaran agama Katolik, yaitu Hukum Cinta Kasih
dan KGK 1506 – 1510, dimana Kristus
mengajak para murid – muridnya dan juga
gereja untuk menyembuhkan dan merawat para
orang – orang sakit.
Pada dasarnya, khatolik mempercayai bahwa
sebuah keadaan terminal memerlukan pelayanan
yang penuh dengan kasih sayang. Perawat
maupun keluarga perlu memberikan
penghormatan terbaik bagi pasien kondisi
terminal.
Landasan Al-
kitab
Akulah kebangkitan
dan hidup, barang
siapa percaya kepada-
ku, ia akan hidup
walaupun sudah mati.
(Yoh, 11.25)
Pandangan paliatif 1. Memberikan waktu dan kesempatan
menurut khatolik yang kepada pasien untuk mengamalkan doa-
doa memohon kematian yang bahagia
perlu diperhatikan
perawat 2. Memberikan keluangan tempat dan
kesempatan bagi pasien untuk diberikan
Sakramen Baptis maupun Sakramen
Perminyakan (dilakukan oleh Pastor)
(Katolisitas, 2020).
Dengan pengurapan orang sakit
Mengakui
kesalahan Proses ini mampu mengantarkan pasien
(taubatan nasuha) mendapatkan kondisi psikologis positif
dan mampu meningkatkan kualitas
hidup pasien terutama dalam menangani
masalah psiko-sosiospiritual pasien.
Peningkatan kualitas hidup pasien inilah
yang berarti terwujudnya palliative care.
• Kaum muslim percaya bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan
bisa disembuhkan. Mereka juga percaya bahwa setiap kesulitan
hidup harus diterima dan dihadapi, penderitaan dan sakit atau
menjadi pasien. Semuanya ini akan melenyapkan dosa-dosa
sebelumnya yang sudah dilakukan, dan hal-hal ini terjadi sebagai
pemurnian (Jena, 2019).
• Meskipun demikian, setiap umat Islam harus berusaha menghindari
sakit dan seseorang diizinkan menggunakan perawatan yang terbaik
atau menggunakan pengobatan terbaik yang tersedia saat itu.
Menghentikan
hasrat
Cara untuk menghentikan hasrat adalah
dengan mengikuti jalan mulia berunsur
delapan:
• keyakinan yang benar,
• tujuan yang benar,
• ucapan yang benar,
• perilaku yang benar,
• penghidupan atau mata pencaharian yang
benar,
• Usaha yang benar,
• perhatian yang benar, dan
• meditasi yang benar.
Pentingnya Buddha juga menjelaskan bahwa perawat juga
Dukungan Spiritual diharapkan untuk merawat kondisi batin
Perawat Menurut pasien. Dalam profesi perawatan dengan
Buddha memasukkan elemen SPIRITUAL dalam
pembicaraan perawat.
Cara-cara yang paling bagus
untuk menenangkan perasaan
takut ini adalah dengan
Isu utama saat menjelang ajal
mengalihkan perhatian
kepada Dhamma. Dalam bagi banyak pasien dan
pengawasannya, perawat keluarga beragama Buddha
diharapkan memberikan adalah untuk
bimbingan spiritual kepada mempertahankan kesadaran
pasien sebagai suatu bagian sehingga pasien dapat “mengisi
dan paket dari kewajiban benak mereka dengan
seorang perawat. pemikiran yang sehat”
(Ratanakul, 1991, hlm. 396).
• Pada dasarnya, Buddha mengajarkan
bahwa kita semua akan menghadapi
kematian. Sehingga bersikap makul
(realistis) terhadap ketidakabadian. Sang
Buddha menasehati murid-muridNya
tentang pentingnya pelayanan kepada
orang sakit. Beliau bersabda :”Seseorang
yang merawat orang sakit, berarti ia telah
merawat Saya”.
1. Bagi Sang Buddha, selama pasien masih hidup, maka
Pandangan Paliatif segala yang dapat dilakukan harus diusahakan untuk