Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN AGAMA KRISTEN

TENTANG PERAWATAN PALIATIF

Tugas Ini Disusun Sebagai Tugas Individu

Mata Kuliah Keperawatan Paliatif Dan Menjelang Ajal

Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Masyita Haerianti, S.Kep., Ns, M.Kep.

Oleh :

Melki Suprianto

NIM : B0218010

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Tahun 2019
A. Tinjauan Agama Kristen tentang Perawatan paliatif

Orang Kristen sangat mendukung perawatan paliatif, ini sesuai dengan


perintah Kristus sendiri dalam hukum kasih bahwa setiap manusia harus mengasihi
dan merawat sesama manusia tanpa memandang perbedaan suku, kasta dan agama
(Matius 22:37-40).

Tindakan perawatan paliatif juga diajarkan oleh Tuhan sendiri dalam perikop
ayat Orang Samaria Yang Baik Hati. Kisah ini menceritakan seorang yang menolong
dan merawat korban perampokan yang disiksa dan tikam, meskipun ia berbeda agama
tapi ia menolong dan merawatnya dengan ikhlas.

1. Arti Kematian bagi Orang Kristen

Bagi orang Kristen, kematian bukan menjadi akhir dari sebuah kehidupan,
akan tetapi merupakan awal yang baru dan bukan sesuatu yang harus ditakuti.
Kematian adalah berpindahnya sebuah kehidupan sementara menuju kehidupan yang
kekal yang jauh lebih sempurna. Kematian bagi orang yang percaya merupakan
pelepasan dari semua kesulitan yang ada didunia dan dari jasmani untuk menuju ke
kehidupan yang kekal dan mulia disurga. Kematian juga diartikan sebuah perhentian
dari penderitaan dan pekerjaan yang dilakukan didunia. Kematian merupakan
kepergian manusia untuk tinggal bersama orang percaya yang terdahulu sudah mati
dan menjadi pintu masuk kehadapan Allah yang hidup. Sehingga dari pandangan ini,
rohaniawan Kristen yang mendampingi masa paliatif dan ajal seseorang selalu
mengajarkan untuk bersyukur atas waktu yang Tuhan berikan sehingga ia bisa
menikmati kehidupan didunia dan selalu mengajarkan untuk tidak takut menghadapi
kematian sebab kematian bukan akhir dari segalanya melainkan kehidupan baru
menuju surga yang kekal.

2. Cara mengurangi rasa sakit menurut agama Kristen

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga,


dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau
memulihkan kesehatan yang optimaldan kualitas hidup dari lahir sampai mati.

Perawat dari segi rohani Kristen adalah suatu panggilan untuk menolong
sesame sebagai insan ciptaan yang maha kuasa, panggilan sebagai seorang perawat
terlepas dari menolong dari sisi fisik tetapi ada hal yang tak kala penting yaitu
bagaimana perawat sebagai beban pengabdian yang tidak melupakan sisi psikologis
dan bahkan rohani spiritual Kristen untuk memberikan dukungan spiritual, sehingga
pasien paliatif betul-betul merasakan asuhan keperawatan dengan dasar kasih Yesus
untuk memperoleh pemulihan iman dan yakin bahwa ada kuasa yang dahsyat dibalik
semua situasi yang dialami melalui jamahan rohani Kristen melalui perawat.

Untuk meringankan rasa sakit dan stress pasien paliatif, pasien akan diajak
doa bersama, menenangkan rohaninya dengan menyanyikan lagu-lagu rohani,
membaca atau memperdengarkan ayat-ayat Alkitab, dan mengucapkan pengakuan
Iman.

3. Tindakan setelah pasien meninggal

Tindakan pertama yang dilakukan setelah pasien meninggal yaitu mendoakan


pasien agar diterima disisi Tuhan dan mendoakan keluarga yang ditinggalkan agar
diberi ketabahan. Setelah itu pasien dimandikan dan diberi wangi-wangian lalu
dikuburkan. Terdapat banyak rangkaian ibadah dalam kematian, mulai dari ibadah
penghiburan, pelepasan jenasah dan ibadah pada saat pemakaman.

Dalam menangani jenazah, perawat harus melakukannya dengan hormat dan


sebaik-baiknya. Rasa hormat ini dijadikan prinsip, dengan kata lain, seseorang harus
diperlakukan secara manusiawi, meskipun ia sudah meninngal

4. Pendampingan terhadap keluarga pasien

Tenaga kesehatan khususnya perawat harus bisa melakukan pendampingan


terhadap keluarga yang ditinggalkan, dengan kemampuan yang bisa dilakukan,
mengajarkan selalu bersykur dan berpengharapan kepada Tuhan Yesus.

5. Pandangan Kristen tentang Euthanasia

Iman Kristen secara tegas menolak euthanasia entah itu suntik mati atau
bunuh diri berbantuan. Alasannya adalah Tuhanlah yang memberikan nafas
kehidupan manusia (Kitab Kejadian 2:7), maka Tuhan jugalah yang berhak
memanggilnya kembali. Hidup dan mati adalah hak prerogatif Tuhan sebagai sang
Khalik. Alasan-alasan seperti rasa kasihan melihat penderitaan pasien, alas an
ekonomi, atau kerepotan mengurus pasien, adalah tidak bisa mengambil hak Tuhan
atas kehidupan dan kematian seseorang.
Manusia diberi anugerah oleh Tuhan untuk melangsungkan kehidupannya,
akan tetapi juga untuk memenuhi kematiannya. Kita sebagai sesame manusia harus
merawatnya dengan baik sampai ia mati.

B. Budaya Mamasa terkait Perawatan Paliatif

Jika terdengar kabar bahwa ada anggota masyarakat yang mengalami paliatif,
maka keluarga besar, teman sekampung atau kerabat ataupun kenalan akan datang
menjenguk dan kebanyakan membawa beras dan uang sebagai bentuk persaudaraan
dan rasa ingin membantu. Mereka membezuk di rumah sakit atau di kediaman orang
yang mengalami paliatif.

Seseorang yang mengalami paliatif akan mengadakan suatu kebiasaan atau


tradisi yang disebut dengan istilah dalam bahasa Mamasa “Messalu”. Keluarga akan
memanggil semua anggota keluarga besar dan orang sekampung. Setelah mereka
berkumpul orang yang mengalami paliatif akan mengucapkan maaf jika pernah
melakukan kesalahan. Jika sudah tidak mampu berbicara, maka akan diwakili oleh
keluarganya. Setelah permintamaafan selesai, akan dilanjutkan dengan doa bersama.

Jika ada yang mengalami kematian, maka akan diadakan upacara kematian
yang disebut dengan “Rambu Tuka’”. Upacaranya berbeda-beda tergantung kasta
atau status sosial seseorang. Masyarakat biasa berlangsung selama 2 hari, namun bisa
lebih dari itu asalkan ia memotong kerbau. Bagi keturunan adat, tomakaka, indona
litak, atau parengnge biasanya diadakan upacara “Allun” diupacarakan selama
setahun dan harus memotong kerbau sampai puluhan bahkan ratusan serta
membunyikan gendang dan padaling/gong.

Anda mungkin juga menyukai