Edukasi Pengaturan Diet Pada Lansia Penderita Hipertensi di Desa Galesong Kota
Kecematan Galesong Kabupaten Takalar
Nurafriani, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Irmayani, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Yusnaeni Y, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Ratna, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Mengetahui,
Kepala P3M, Pelaksana,
Halaman sampul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Analisis situasi......................................................................................................................1
Pada usia lanjut, manusia akan mengalami berbagai perubahan fisiologis, diantaranya adalah
terjadi perubahan atau penurunan dari fungsi sistem tubuh, salah satu perubahan yang terjadi adalah
perubahan sistem kardiovaskuler. Ini diawali dengan perubahan pada pembuluh darah yang menebal
yang diakibatkan dari peningkatan kadar kolesterol LDL dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Hal
ini akan menyebabkan penyakit arteri koronaria yang diawali dengan hipertensi. Salah satu cara
mengatasi hipertensi yang sangat efektif adalah dengan pengaturan diet. Hasil pendataan kesehatan
dari bulan Januari sampai Desember 2015 di desa Nambangan kecaman Selogiri kabupaten
Wonogiri dari 6.043 jiwa terdapat lima penyakit yang di jumpai, yaitu hipertensi 60 orang, stroke 16
orang, 16 DM, tuberkolosis 9 orang, asma 5 orang. Dari lima penyakit yang di jumpai maka
hipertensi menduduki penyakit yang tertinggi.
Hipertensi menjadi penyakit tidak menular yang paling banyak diderita lansia di berbagai
negara. Hipertensi dikenal sebagai pembunuh diam karena penyakit ini dapat menyebabkan
kematian tanpa menimbulkan gejala apapun.[ CITATION Sut21 \l 1033 ] . Hipertensi juga menjadi
masalah kesehatan yang paling banyak terjadi pada lansia Indonesia dengan 63,8% dari total kasus
hipertensi (Kemenkes RI, 2015). Tingginya kejadian hipertensi pada lansia akan berdampak pada
risiko komplikasi seperti stroke, infark miokard, kematian mendadak, jantung koroner, gagal
jantung, penyakit ginjal bahkan menyebabkan kematian, maka hal ini perlu perhatian khusus baik
dari pemerintah dan tenaga kesehatan (Butt & Harvey, 2015; Miller, 2012).[ CITATION Sut21 \l 1033 ].
Hipertensi dipicu oleh beberapa faktor risiko, seperti faktor genetik, obesitas, kelebihan asupan
natrium, dislipidemia, kurangnya aktivitas fisik dan defisiensi vitamin D (Dharmeizer,2012) dalam
(Erica et al., 2017). Pada kegiatan ini akan dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang
pengaturan diet pada Lansia penderita hipertensi.
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan lansia. Hal ni terjadi akibat perubahan fisiologis yang terjadi seperti penurunan respons
imunitas tubuh, katup jantung menebal dan menjadi kaku, penurunan kemampuan kontraktilitas
jantung, berkurangnya elastisitas pembuluh darah, serta kurangnya efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi. Perubahan-perubahan inilah yang menyebabkan peningkatan resistensi
vaskuler sehingga lansia cenderung lebih rentan mengalami hipertensi Lansia sebagai salah satu
populasi rentan mengalami berbagai risiko penyakit gangguan kardiovaskular seperti hipertensi.
[ CITATION Set13 \l 1033 ]
Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya
bila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah tersebut membuat sistem sirkulasi dan
organ yang menadapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang [ CITATION
Alf18 \l 1033 ]
Menurut Lingga (2012) faktor penyebab hipertensi umumnya terjadi pada usia tertentu
dan jarang atau hampir tidak pernah dialami oleh bayi yang baru lahir kecuali karena kondisi
khusus yang dialami bayi”langka”. Penelitian menyebutkan, hipertensi umunya terjadi ketika
usia diatas 40-an tahun. Sebagaian besar terjadi karena faktor penyebab yang tidak jelas
penyebabnya. Penyebab hipertensi meliputi:
1. Pertambahan usia
Dimana usia lebih tua rentan tekena hipertensi, karena arteri pada usia tua lebih keras
dan kurang fleksibel terhadap darah, hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan darah
sistolik
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin yang mana lebih menyerang wanita karena perubahan hormonal yang
cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah tinggi.
3. Obesitas
Hal ini dikarenakan masa tubuh yang besar membutuhkan lebih banyak darah untuk
menyediakan oksigen dan makanan ke jaringan tubuh
4. Sensitivitas terhadap natrium
Sensitivitas natrium dikarenakan orang yang lebih sensitive terhadap natrium akan
lebih mudah menahan natrium dan tubuhnya sehingga terjadi retensi air dan peningkatan
tekanan darah
5. Konsumsi alcohol
Konsumsi minuman berakohol juga dapat meningkatkan tekan darah. Penelitian
menunjukkan bahkan resiko hipertensi meningkat dua kali lipat jika mengonsumsi minuman
berakohol dari tiga gelas sehari.
6. Stress
Stress yang tinggi untuk mengikuti tuntunan hidup modern membuat gen yang semula
kebal terhadap hipertensi akhirnya cenderung lemah dan rawan
7. Riwayat keluarga
Jika keluarga kita menderita hipertensi maka resiko terkena hipertensi sebesar 25%.
8. Gaya hidup.[ CITATION Ime20 \l 1033 ]
Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara faktor genetik dan
lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator neurohormonal. Secara umum hipertensi
disebabkan oleh peningkatan tahanan perifer dan atau peningkatan volume darah. Gen yang
berpengaruh pada hipertensi primer (faktor heriditer diperkirakan meliputi 30% sampai 40%
hipertensi primer) meliputi reseptor angiotensin II, gen angiotensin dan renin, gen
sintetaseoksidanitratendotelial; gen protein reseptorkinase G; gen reseptoradrenergic; gen
kalsium transport dan natrium hidrogenantiporter (mempengaruhi sensitivitas garamm); dan gen
yang berhubungan dengan resistensi insulin, obesitas, hyperlipdemia, dan hipertensi sebagai
kelompok bawaan [ CITATION Alf18 \l 1033 ]
Tanda dan gejala hipertensi di bedakan menjadi 2 yaitu ;
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat di hubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering di katakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi : nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing e. Mual
b. Lemas, kelelahan f. Muntah
c. Sesak napas, nyeri dada g. Epitaksis
d. Gelisah h. Kesadaran menurun [ CITATION Nur15 \l 1033 ]
B. Analisis Situasi
Prevalensi lansia dengan hipertensi cukup tinggi di beberapa negara. Data universal
WHO melalui status report on NCDs melaporkan bahwa, lansia menderita hipertensi yaitu
sebanyak 80% dari total kasus hipertensi dunia. Hipertensi juga menjadi masalah kesehatan yang
paling banyak terjadi pada lansia Indonesia dengan 63,8% dari total kasus hipertensi (Kemenkes
RI, 2015). Tingginya kejadian hipertensi pada lansia akan berdampak pada risiko komplikasi
seperti stroke, infark miokard, kematian mendadak, jantung koroner, gagal jantung, penyakit
ginjal bahkan menyebabkan kematian, maka hal ini perlu perhatian khusus baik dari pemerintah
dan tenaga kesehatan khususnya perawat komunitas (Butt & Harvey, 2015; Miller, 2012).
[ CITATION Sut21 \l 1033 ]
Menurut (Miller, 2012; Pinto, 2007). Penyebab hipertensi pada lansia tentu saja berbeda
dengan hipertensi pada dewasa pada umumnya, pada lansia terjadi penurunan elastisitas
pembuluh darah sehingga terjadi pengerasan pembuluh darah. Pembuluh darah tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan baik untuk mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui pembuluh darah, sehingga jantung harus meningkatkan denyutnya pada pembuluh darah
yang menyempit agar aliran darah dapat didistribusikan keseluruh tubuh. Hal ini menyebabkan
naiknya tekanan darah pada lansia.
Beberapa faktor risiko hipertensi tidak dapat diubah, seperti riwayat keluarga, usia, jenis
kelamin, dan ras. Namun pada kenyataannya sering terjadi faktor eksternal yang merupakan
penyebab terbesar tekanan dasar tinggi dan disertai dengan komplikasi strok dan serangan
jantung, seperti stres, obesitas, dan gizi. Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan keluarga tersebut beresiko terkena hipertensi. Orang dengan orang tua hipertensi
dua kali lebih mungkin menderita hipertensi dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat
keluarga hipertensi. (Nurrahmani, 2012)
Pada sebagian besar orang, prevalensi hipertensi ditemukan meningkat seiring dengan
peningkatan asupan garam. Jika asupan garam kurang dari 3 gram, prevalensi hipertensi hanya
beberapa persen, dan jika asupan garan harian antara 5-15 gram, prevalensi akan meningkat
menjadi 5-15%. Orang yang mengonsumsi terlalu banyak garam dalam waktu singkat akan
meningkatkan resistensi perifer dan tekanan darah. Menurunkan garam ke tingkat 60-90 mmol/
hari akan menurunkan tekanan darah kebanyakan orang. Pengaruh asupan garam terhadap
timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan
darah, selain pengaruh faktor lain, akresi garam tidak meningkat. (Nurrahmani, 2012).
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A. Target
Salah satu bentuk penanganan yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan self
manegemen pengaturan diet pada lansia penderita hipertensi sehingga sehingga tekanan darah
dapat terkontrol dan memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya pada lansia dan
keluarga untuk dapat megatur diet pada lansia yang menderita hipertensi di Desa Galesong Kota,
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, hal ini bertujuan memberi solusi dari permasalahan
lansia dan keluarga terhadap pengaturan diet lansia yang menderita hipertensi.
B. Peta Wilayah Pengabdian
Keterangan :
Lokasi pengabdian masyarakat (Desa Galesong Kota Kecamatan Gaseong kabupaten Takalar)
C. Luaran
A. MATERI
Hipertensi diartikan sebagai suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolic melebihi 90 mmHg. Berdasarkan dua atau lebih pengukuran
tekanan darah (cobanian et al, 2003; The National Heart, Lunf and Blood Institusi, 2009).
Sementara itu, menurut WG-ASH (Writing Group American Society of Hypertension),
didefinisikan hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang kompleks, dimana tidak hanya
tekanan darah yang diukur dalam kisaran normal, tetapi juga apakah ada risikonya. Kelainan
fisiologi dan system, penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Brook,
2005). (Kurnia, 2020)
Menurut Smaltzer (2001), klasifikasi hipertensi pada lansia adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi dengan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan atau tekanan diastolik
sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg. (Manutung, 2018)
Pada beberapa pasien, hipertensi tidak menunjukan gejala dan dianggap berhubungan
dengan hipertensi (sebenarnya tidak demikian). Gejala yang dimaksud antara lain sakit kepala,
mimisan, pusing, muka memerah, dan kelelahan; hal ini dapat terjadi pada orang dengan tekanan
darah tinggi dan tekanan darah normal.
Manifestasi klinis hipertensi secara umum dibedakan menjadi (Rokhaeni, 2001) :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gelaja terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. (Manutung, 2018)
a. Faktor Risiko terjadinya Hipertensi
Beberapa karakteristik, kondisi, dan kebiasaan seseorang yang dapat meningkatkan
terjadinya hipertensi. Berikut beberapa faktor risiko utama terjadinya hipertensi
1) Usia
Angka kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
Sebanyak 65% orang Amerika berusia 60 tahun atau lebih memiliki tekanan darah
tinggi. Jenis hipertensi yang sering dijumpai pada lansia adalah isolated
hypertension. Namun seiring bertambahnya usia, hipertensi tidak selalu ada.
2) Ras
Semua orang mungkin menderita hipertensi. Namun, orang Afrika Amerika
memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi daripada orang Eropa atau Hispanik.
Orang Afrika Amerika cenderung mengembangkan hipertensi lebih cepat dan lebih
mungkin meninggal katena tekanan darah tinggi (mereka menderita penyakit
jantung coroner, stroke, dan kerusakan ginjal).
3) Jenis kelamin
Baik pria maupun wanita juga rentan terhadap tekanan darah tinggi dalam
hidupnya. Namun, pria memiliki risiko lebih tinggi tekanan hipertensi dibandingkan
wanita sebelum usia 45 tahun, sebaliknya pada kelompok usia 65 tahun ke atas,
perempuan berisiko lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Kondisi ini dipengaruhi
oleh hormone. Wanita yang memasuki masa menopause lebih mungkin mengalami
obesitas, yang meningkatkan risiko hipertensi.
4) Obesitas
Orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan memiliki risiko
lebih tinggi terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi. Indikator umum yang
digunakan untuk menentukan apakah seseorang mengalami obesitas adalah dengan
mengukur IMT atau lingkar pinggangnya. Namun kedua indikator tersebut bukanlah
indikator terbaik untuk menentukan timbulnya hipertensi, melainkan merupakan
salah satu faktor risiko yang membuat hipertensi muncul lebih cepat.
5) Kurang Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan otot-otot anggota tubuh yang membutuhkan
tenaga atau olah raga, yang baik untuk meningkatkan kesehatan. Misalnya,
berkebun, berenang, menari, bersepeda atau yoga. Aktivitas fisik sangat bermanfaat
bagi kesehatan tubuh terutama jantung dan paru-paru. Latihan fisik juga memiliki
efek positif pada pembuluh darah dan dapat mencegah tekanan darah tinggi. Bila
latihan fisik yang berat disertai dengan pola makan yang sehat dan berhenti
merokok, cara terbaik untuk mencegah tekanan darah tinggi.
6) Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Minuman Beralkohol
Di Amerika Serikat, merokok menyebabkan satu dari lima kematian setiap
tahun. Merokok merupakan penyebab kematian dan penyakit yang paling dapat
dicegah, karena bahan kimia yang dihasilkan dari pembakaran tembakau dapat
merusak selaput dara dan organ lainnya, seperti jantung, pembuluh darah, mata,
organ reproduksi, paru-paru bahkan sistem pencernaan. Minuman beralkohol
menunjukkan bahwa jika anda minum lebih dari tiga minuman beralkohol sehari,
risiko hipertensi Anda berlipat ganda.
7) Faktor Lain
Riwayat hipertensi dalam keluarga dapat meningkatkan risiko seseorag
terkena hipetensi, dan stress yang berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko
hipertensi pada seseorang. (Prasetyaningrum, 2014)
Pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan maksud tertentu, seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi,
mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan
pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan sehari-hari. (Adriani
& Wijatmadi, 2016)
Pola makan adalah salah satu penyebab terjadinya berbagai penyakit sepertei salah
satunya adalah hipertensi. Salah satu cara untuk mengurangi terjadinya penyakit
hipertensi adalah dengan menjaga pola makan dengan baik yaitu mengurangi asupan
banyak lemak dan asupan garam disamping itu perlu meningkatkan buah dan sayur.
(Rihiantoro & Widodo, 2018)
Untuk menghindari penyakit akibat pola makan yang kurang sehat, diperlukan
suatu pedoman bagi individu, keluarga, atau masyarakat tentang pola makan yang sehat.
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pola makan itu dibentuk sejak masa kanak-kanak
yang akan terbawa hingga dewasa. Oleh karena itu untuk membentuk pola makan yang
baik, sebaiknya dilakukan sejak masa kanak-kanak. (Adriani & Wijatmadi, 2016)
b. Makanan Penyebab Hipertensi
Peningkatan konsumsi garam akan menaikkan volume cairan pada pembuluh
darah, akibatmya jantung akan berusaha manaikkan tekanannya buat memompa darah ke
semua tubuh sebagai akibatnya hal inilah yang akan menaikkan tekanan darah
seseorang. Hipertensi bisa terjadi dalam seseorang yang mengonsumsi garam lebih dari
1,4 gram perharinya. Amerika Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi
garam perhari kurang dari 1,5 gram. (Adriani & Wijatmadi, 2016)
1) Ikan asin merupakan salah satu pencetus timbulnya darah tinggi yang digemari oleh
masyarakat kita. Rasa ikan asin memang nikmat dan gurih. Ikan sering sekali
ditemukan dalam konsumsi harian masyarakat. Apabila ikan asin sering dikonsumsi,
maka kemungkinan timbulnya darah tinggi akan semakin besar.
2) Penyedap masakan
Saat ini kita banyak menjumpai berbagai macam penyedap masakan di pasaran.
Penyedap masakan ini laris manis dan menjadi suatu hal yang wajib di setiap dapur.
Padahal, kandungan natrium pada penyedap makanan termasuk tinggi.
3) Junk food dan fast food
Gaya hidup telah mengubah mind set masyarakat agar lebih cepat dan instan. Gerai-
gerai makanan siap saji menjubeli pasar Indonesia. Kebanyakan masyarakat
menghabiskan waktunya untuk mengonsumsi makanan siap saji dengan label asing.
Padahal, makanan siap saji merupakan makanan yang kadar natriumnya sangat tinggi.
(RM, 2013)
B. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dari kegiatan ini adalah Tim pelatihan melakukan edukasi pengaturan diet
pada lansia penderita hipertensi di desa galesong kota kecematan galesong kabupaten takalar on-line
terlebih dahulu kepada peserta pelatihan yaitu lansia penderita hipertensi yang di damping keluarga
didesa galesong kota tentang sejauh mana pengetahuan peserta terkait penyakit hipertensi dan
bagaimana pengaturan dietnya pada psnderita hipertensi
No Materi Metode
1 Apa yang dimaksud dengan hipertensi pada lansia dan Ceramah, diskusi dan tanya
pengaturan diet
jawab
1 Ketua Penyuluh
Nurafriani.,
S.Kep.,Ns.,M.Kes
3 Anggota 1 : Penyuluh
Irmayani., S.
Kep.,Ns., M. Kes
6 Anggota 4 : Fasilitator
A. Biaya
BIAYA JUMLAH
No AKTIVITAS Unit Satuan
(Rp) (Rp)
1 Bahan Pendukung :
Subtotal 2.300.000
B. PERJALANAN
C. LAIN-LAIN
Total : Tiga Jutah empar ratus tujuh puluh lima ribu rupiah
B.Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Survey wilayah
untuk melakukan
Pengabdian
Masyarakat
2 Konsultasi program
pada mitra
3 Identifikasi masalah
4 Perumusan dan
penetapan masalah
5 Menyusun draf
proposal
pengabdian
Masyarakat
6 Seminar proposal
7 Melakukan
pengabdian
Masyarakat
8 Laporan pengabdian
Masyarakat
9 Seminar hasil
pengabdian
masyarakat
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Tahun Jurusan/
Jenjang Perguruan Tinggi
Lulus Bidang Studi
S2 Kesehatan Kesehatan
2017 Universitas Muslim Indonesia
Masyarakat Reproduksi
PELATIHAN PROFESIONAL
21 – 22
Pelatihan Pola Bimbingan STIKES Nani Hasanuddin
Desember Peserta
Preseptorship Makassar Bekerjasama AIPNI
2013
PENGALAMAN JABATAN
PENGALAMAN MENGAJAR
Tahun Pembimbingan/Pembinaan
PENGALAMAN PENELITIAN
Sumber
Tahun Judul Penelitian Jabatan
Dana
A. Buku/Bab/Jurnal
B. Makalah/Poster
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
PESERTA KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
PENGHARGAAN/PIAGAM
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar
dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Nomor Peserta :
NIP/NIK/NIDN : 0921018404
Agama : Islam
Golongan / Pangkat : IIIa
Telp./Faks. : 0411-582104
Telp./Faks. :
Tahun Jurusan/
Jenjang Perguruan Tinggi
Lulus Bidang Studi
PELATIHAN PROFESIONAL
2021 Studi banding di ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudiro Peserta
RSUP Dr, Wahidin Husodo Makassar
Sudirohusudo Makassar pada
tanggal 19 s/d 24 April 2021
PENGALAMAN JABATAN
PENGALAMAN MENGAJAR
Tahun Pembimbingan/Pembinaan
2012 Membimbing praktek pra klinik program studi S1 keperawatan tahun akademil
2012/2013
2013 Membimbing praktek klinik pra ners program IDK program studi SI keperawatan
tahun akademik 2012/2013
2014 Membimbing praktek pra klinik system reproduksi program studi S1 keperawatan
tahun akademil 2014/2015
2014 Membimbing praktik profesi Ners departemen medical bedah (KMB) program
studi Ners tahun akademik 2014/2015
2015 Menguji eksternal tugas akhir mahasiswa program studi S1 keperawatan tahun
akademik 2014/2015
2015 Membimbing praktek pra klinik system perkemihan, gadar I dan II program studi
S1 keperawatan tahun akademil 2015/2016
2015 Membimbing praktek pra klinik system respirasi, imun hematologi dan
neurobehavior program studi S1 keperawatan tahun akademil 2015/2016
2016 Membimbing dan menguji seminar proposal program studi S1 keperawatan tahun
akademik 2015/2016
2016 Menguji siding tutup program studi S1 keperawatan B tahun akademik 2015/2016
2016 Membimbing praktek pra klinik kedaruratan system III program studi S1
keperawatan tahun akademil 2015/2016
2016 Menguji eksternal tugas akhir program studi S1 keperawatan tahun akademik
2015/2016
2017 Menguji labskill praktek pra klinik kedaruratan system 1 program Studi S1
keperawatan angk. 2013 tahun akademik 2016/2017
2017 Menguji labskill praktek pra klinik system reproduksi dan perkemihan program
studi S1 keperawatan angk.2014 tahun akademik 2016/2017
2017 Membimbing dan menguji tugas akhir program studi S1 keperawatan ang.2013
tahun akademik 2016/2017
2017 Menguji eksternal jalur konversi angkatan 2015 program studi S1 keperawatan
tahun akademik 2016/2017
2018 Menguji labskill praktek pra klinik kedaruratan system 1 program studi S1
keperawatan ang. 2015 tahun akademik 2018/2019
2018 Menguji tugas akhir mahasiswa angk 2017 jalur konversi tahun akademik
2018/2019
2018 Menguji labskill praktek pra klinik kedaruratan system angk. 2014 tahun
akademik 2017/2018
2018 Membimbing praktek pra klinik kedaruratan system angk. 2014 tahun akademik
2017/2018
2018 Membimbing dan menguji tugas akhir mahasiswa angk. 2014 program studi S1
keperawatan tahun akademik 2017/2018
2018 Membimbing ujian akhir tahap profesi nersperiode I tahun akademik 2017/2018
2018 Membimbing ujian akhir tahap profesi ners periode II tahun akademik 2017/2018
2019 Membimbing dan menguji eksternal tugas akhir mahasiswa angkatan 2015 tahun
akademik 2018/2019
2019 Membimbing praktek klinik profesi ners keperawatan gawat darurat dan kritis
tahun ajaran 2019/2020
2019 Menguji kepaniteraan umum (PANUM) prodi Ners angkatan XXIII tahun ajaran
2019/2020
2020 Membimbing dan menguji tugas akhir mahasiswa program studi S1 ilmu
keperawatan angkatan 2016 tahun akademik 2019/2020
PENGALAMAN PENELITIAN
Jabatan Sumber
Tahun Judul Penelitian
Dana
Analisis dampak terhadap luka post partum section caesarea di Ketua Mandiri
2016 Rumah Sakit Ibu Dan Anak (RSIA) Sitti Khadijah I
Muhammadiyah Makassar
Hubungan asi eksllusif dan status imunisasi dengan kejadian Anggota Mandiri
2020 stunting di wilayah kerja Puskesmas bowong Cindea Kab
Pangkep
A. Buku/Bab/Jurnal
2012 Hubungan pengetahuan dan sikap Jurnal ilmiah kesehatan diagnosis volume
perawat dalam diagnosis Nomor 5 Tahun 2012. Desember ISSN:2302-
keperawatan pada pasien hipertensi 1721
di instalasi rawat inap lontara I
RSUP DR.WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR
2018 Kisah sukses bank sampah di Jurnal ilmiah kesehatan diagnosis volume 12
Makassar (Studi fenomologi bank Nomor 1 Tahun 2018. Februari e-ISSN:2301-
sampah melati di BTN antara 2531
kelurahan Tamalanrea Indah Kota
Makassar
2018 Factor yang berhubungan dengan Jurnal ilmiah kesehatan diagnosis volume 12
kejadian TB paru di RSUD Labuang Nomor 5 Tahun 2018. Juni ISSN:2302-1721/ e-
Baji Makassar ISSN:2302-2531
2018 Pengaruh teknik distraksi terhadap Jurnal ilmiah kesehatan diagnosis volume 13
skala nyeri pada tindakan Nomor 5 Tahun 2018. Desember ISSN:2302-
pemasangan infus di Ruang 1721
Perawatan anak RSUD Syekh
Yusuf Gowa
B. Makalah/Poster
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
PESERTA KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
2020 Penerapan basic life support pada masyarakat dalam Dosen Mandiri
menghadapi bencana di Desa Lekopancing, Kec.
Tanralili, Kab. Maros
2020 Pengaruh hidup sehat dan bersih di era new normal di Dosen Mandiri
desa galesong kabupaten takalar
2020 Edukasi online pelaksanaan peran orang tua terhadap Dosen Mandiri
kemandirian daring anak sekolah di masa pandemi di
SD Inpres Bontongape 117
2021 Edukasi ibu hamil tentang pentingnya ASI Ekslusif Dosen Mandiri
di Desa Galesong Kota Kec. Galesong, Kab. Takalar
PENGHARGAAN/PIAGAM
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan
apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Makassar, Oktober 2020
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Agama : Islam
Telp./Faks. : 082393333316
Tahun Jurusan/
Jenjang Perguruan Tinggi
Lulus Bidang Studi
PELATIHAN PROFESIONAL
Pelatihan workshop tata kelola open journal Publikasi dan jurnal ilmiah LLDKTI
2019
system(OJS) Wil IX sulawesi
PENGALAMAN JABATAN
PENGALAMAN MENGAJAR
Tahun Pembimbingan/Pembinaan
PENGALAMAN PENELITIAN
PENGALAMAN PENGABDIAN
Kota makassar
A. Buku/Bab/Jurnal
B. Makalah/Poster
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
PENGHARGAAN/PIAGAM
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar
dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Makassar, 13 April 2021
Ratna, S.Kep.,Ns.,M.Kes
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nomor Peserta :-
NIP/NIK/NIDN : 0909038601
Agama : Islam
Golongan / Pangkat :-
Telp./Faks. : 0411-582104
Telp./Faks. : 085295172313
Tahun Jurusan/
Jenjang Perguruan Tinggi
Lulus Bidang Studi
PELATIHAN PROFESIONAL
PENGALAMAN JABATAN
- - -
PENGALAMAN MENGAJAR
Tahun Pembimbingan/Pembinaan
PENGALAMAN PENELITIAN
A. Buku/Bab/Jurnal
B. Makalah/Poster
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
PESERTA KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Sebagai
2018 Oral Presentation UIN Peserta
- - - -
PENGHARGAAN/PIAGAM
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah
benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia
mempertanggungjawabkannya.
NIDN. 0919067506
DAFTAR PUSTAKA
Rihiantoro, T., & Widodo, M. (2018). Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
dengan Kejadian Hipertensi di Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 13(2), 159. https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.924
RM, P. (2013). Tahukah Anda Makanan Berbahaya untuk Penyakit Darah Tinggi
(1st ed.). Dunia Sehat.