Anda di halaman 1dari 8

Bahaya Penyakit Hepatitis Terhadap Ibu Hamil

Listiana Tri Widiya Puspita Sari


IIK STRADA Indonesia
Email: listianatriwidya31@gmail.com

Abstrak

Penyakit Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia, obat atau agen
penyebab infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan
menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih
dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan,
diantaranya hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, dan hepatitis G.
Hepatitis juga terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis itinfeksiosa,
demam kuning dan infeksi Virus Mumps, Virus Rubella, Virus Cytomegalovirus, Virus
Epstein-Barr, Virus Herpes. Penyebab hepatitis non – virus yang utama adalah alkohol dan
obat-obatan. Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama
dengan wanita tidak hamil pada umur yang sama. Kelainan hepar yang mempunyai
hubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, ialah : Acute fatty liver of pregnancy
(Obstetric acute yellow-atrophy). Infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan
langsung dengan peristiwa kehamilan, namun tetap memerlukan penanganan khusus,
mengingat penyulit-penyulit yang mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin. Hepatitis
virus sering menimbulakan jaundice pada kehamilan, dengan kemajuan pengobatan saat ini,
asam ursodeoxychalic dapat mengurangi kerusakan hati, baik akut maupun kronik.

Kata kunci: Hepatitis, Kehamilan dengan hepatitis virus

1. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri
dengan proses persalinan (Mansjoer, 2001). Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah
unit fungsi yang tak terpisahkan. Selama kehamilan normal, saluran cerna dan organ-organ
penunjangnya mengalami perubahan, baik secara anatomis maupun fungsional, yang dapat
mengubah secara bermakna kriteria untuk diagnosis dan terapi untuk beberapa penyakit.
Hepatitis bermasalah di Indonesia, pertama oleh karena carrier-nya tergolong banyak,
Kedua, imunisasi Hepatitis pada bayi (Universal Immunization) di Indonesia baru dimulai
beberapa tahun lampau (1996). Hal ketiga, belum semua orang berisiko tinggi kena Hepatitis
patuh meminta vaksinasi. Dengan kondisi seperti itu, berarti masyarakat yang telanjur tertular
Hepatitis sudah sekian banyak, dan kian tak terkontrol pula.Masih banyak masyarakat kita
yang belum tahu, bahwa hubungan seks bebas juga bisa menjadi sumber penularan Hepatitis.
Sembarang melacur, lalu seorang suami tanpa disadarinya sebab mungkin tidak tahu,
menularkan penyakitnya kepada istrinya, lalu kepada anak-anaknya lewat cemaran cairan
tubuh antar-anggota keluarga, atau persalinan bayi.
Penyakit ini biasanya jarang terjadi pada wanita hamil. Namun, apabila timbul ikterus
(gejala kuning) pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling sering adalah hepatitis virus.
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan wanita
tidak hamil pada usia yang sama. Di negara sedang berkembang, wanita hamil lebih mudah
terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya dengan keadaan nutrisi dan higiene sanitasi
yang kurang baik.
Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka kejadian yang
sama. Menurut sebuah penelitian, 9.5 persen hepatitis virus terjadi pada trimester I, 32 persen
terjadi pada trimester II, dan 58.5 persen terjadi pada trimester III.

2. Kasus Masalah
a) Apa gejala dari hepatitis virus terhadap kehamilan dan janin?
b) Bagaimana cara penularan hepatitis virus?

3. Tinjauan Pustaka

3.1 Klasifikasi dan pengobatan Penyakit Hepatitis

A. HEPATITIS A
 Definisi
Penyakit Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang
sekali menyebabkan kematian, Virus Hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A). Penyakit
Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran / tinja penderita
biasanya dengan penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (fecal –
oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan
dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Penyebaran melalui tinja / kotoran terjadi akibat
buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang
penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang
berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.
• Masa inkubasi
Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak waktu
terkespos atau terpapar terjadi, kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan
gejala terserang penyakit Hepatitis A.
• Tanda dan Gejala
Penderita akan mengalami gejala – gejala subyektif dan obyektif (berdasarkan
pemeriksaan klinis).
✓ Gejala – gejala subyektif berupa lemah, letih, lesu, hilang nafsu makan,
seringkali terjadi mual dan muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan
seluruh badan terasa lemas.
✓ Gejala – gejala obyektif yang ditemukan setelah pemeriksaan adalah Demam
( suhu tubuh di atas 37,20C), mata dan kulit menjadi kuning, urin berwarna tua
dan pekat, dan tinja pucat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus
menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc,
thypus.
• Berdasarkan stadium yang diderita Hepatitis A dibagi menjadi 3 stadium:
1) Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera
makan dan mual
2) Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik) dan
3) Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan.
Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT
karena pada hepatitis A bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan
gama – GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.
• Masa Pengasingan yang disarankan
Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning
muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.
• Pencegahan
Sebagai usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan
dengan teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi
penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis A. Jenis imunisasi hepatitis A dibagi
menjadi :
a) Imunisasi Hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix)
b) Kombinasi dengan vaksin Hepatitis B (Twinrix).

Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6
– 12 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi
seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.

• Pengobatan
Penderita yang menunjukkan gejala Hepatitis A seperti minggu pertama munculnya
yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya , diharapkan tidak banyak
beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun
demam dan pusing,vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan
dan obat mual.
B. HEPATITIS B
 Definisi
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya
di dunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), suatu anggota famili
Hepadnavirus pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati
atau kanker hati yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun. Seperti halnya Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan
akhirnya menjadi kanker hati.
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan
paparan berbagai macam zat kimia seperti
karbon tetraklorida,chlorpromazine,chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang
digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa menyebabkan Hepatitis. Zat-
zatkimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulitpenderita.
Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika
banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak
sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
• Proses Penularan
Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau
kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B. Penularannya tidak
semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk
darah. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, tetapi umumnya bagi mereka yang
berusia produktif akan lebih berisiko terkena penyakit.

Proses penularan penyakit Hepatitis B dibedakan menjadi dua :

1) Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis
B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah
persalinan.
2) Secara horizontal, terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga,
tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-
sama (jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah) atau luka
yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita atau mitra
seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di
tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.

• Tanda dan Gejala


Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah
demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih / sklera).
Penderita hepatitis B kronik cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga
penularan kepada orang lain menjadi lebih berisiko.
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut berupa
selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan,
kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu
minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit
seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
• Diagnosa
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang
disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai
dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan
berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. CarrierHBsAg inaktif diartikan
sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi.
Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai
dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN).
Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi.
Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan
evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV
DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA
serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus.
Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah
kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi.
• Pencegahan
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah
pemberian vaksin atau imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu
bulan dan 6 bulan kemudian. Hal ini ditujukan terutama pada orang-orang yang
berisiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik
(ganti-ganti pasangan / homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan
mereka yang berada di daerah rentan banyak kasus Hepatitis B.
• Pengobatan
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan
maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis
B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan
secara injeksi.
a) Pengobatan oral yang terkenal adalah
1) Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal
dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak,
Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu
penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
2) Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan
lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh
buruk terhadap fungsi ginjal.
3) Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita
Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala,
pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan
dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
b) Pengobatan dengan injeksi / suntikan adalah
1) Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif
pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak
jaringan sehat di sekitarnya.
2) Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN,
ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam
seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini
adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi
sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan
sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan
pemberian paracetamol.
C. HEPATITIS C
 Definisi
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis
C(VHC). Infeksi virus ini menyebabkan peradangan hati atau hepatitis yang
biasanya asimtomatik, tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat
menyebabkan sirosis dan kanker hati.

 Proses Penularan
Proses penularan penyakit Hepatitis C sebanyak 80 % akibat transfusi darah dan
jarum suntik yang terkontaminasi. Virus hepatitis C ditularkan melalui pemakai obat
yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan
seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita penyakit hati alkoholik
seringkali menderita hepatitis C.Proses penularannya dapat pula melalui kontak darah
serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain di sekitarnya. Hepatitis C
adalah akibat dari transplantasi hati di Amerika Serikat.

 Tanda dan Gejala


Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, tetapi pada
penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan / kematian sel-sel hati dan
terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Penderita Hepatitis C sering kali orang yang
menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi
bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah
Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata
menjadi kuning yang disebutjaundice (jarang terjadi).
• Pencegahan
Sebagai usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan
dengan teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi
penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis C.

• Pengobatan
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat
seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan
pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini
mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit
hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama
bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu
penanganan pada stadium awalnya.

D. HEPATITIS D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini
menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi
terhadap virus ini adalah pecandu obat. Hepatitis D menular melalui darah yang
terinfeksi. Penyakit ini hanya timbul pada orang-orang yang telah terinfeksi dengan
hepatitis B sebelumnya.
Orang-orang yang berisiko terkena hepatitis D adalah pengguna obat-obatan yang
sering memakai jarum suntik bersama-sama. Penderita hepatitis B juga berisiko terkena
jika berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi hepatitis D, atau jika mereka tinggal
dengan orang yang terinfeksi. Untuk mencegahnya adalah dengan mencegah terkena
hepatitis B, yaitu dengan imunisasi hepatitis B; selain itu dengan menghindari terkena
darah yang terinfeksi, jarum yang terkontaminasi, atau barang-barang pribadi penderita
(sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku).
Hepatitis D kronik diterapi dengan interferon alfa.
E. HEPATITIS E
 Defenisi
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A,
yang hanya terjadi di negara – negara terbelakang. Hepatitis E adalah virus hepatitis
(peradangan hati) yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). HEV
memiliki rute transmisi fecal-oral (kotoran ke mulut). Infeksi dengan virus ini pertama
kali didokumentasikan pada tahun 1955 selama wabah di New Delhi, India.
 Epidemiologi
Insiden hepatitis E tertinggi terdapat pada remaja dan orang dewasa berusia
antara 15 – 40 tahun. Meskipun anak-anak sering terkena infeksi ini juga, namun
mereka jarang menunjukkan gejala. Tingkat kematian umumnya rendah, Hepatitis E
biasanya akan hilang dengan sendirinya dan pasien sembuh. Namun selama durasi
infeksi (biasanya beberapa minggu), penyakit ini sangat mengganggu aktivitas
keseharian. Hepatitis E kadang-kadang berkembang menjadi sebuah penyakit hati
akut yang parah, dan fatal pada sekitar 2% dari semua kasus. Secara klinis, penyakit
ini sebanding dengan hepatitis A, tetapi pada wanita hamil penyakit ini lebih sering
parah dan berhubungan dengan sindrom klinis yang disebut kegagalan hati fulminan.
Wanita hamil, terutama pada trimester ketiga, mengalami tingkat kematian tinggi dari
penyakit ini (sekitar 20%).
• Penyebaran
Hepatitis E adalah lazim di kebanyakan negara berkembang, dan umum di
negara manapun dengan iklim panas. Hal ini meluas di Asia Tenggara, Afrika bagian
utara dan tengah, India, dan Amerika Tengah. Ini menyebar terutama melalui
kontaminasi tinja pada pasokan air atau makanan; transmisi orang-ke-orang jarang
ditemukan, namun bisa terjadi saat berhubungan seks oral-anus (misalnya menjilat
anus). Wabah epidemi Hepatitis E paling sering terjadi setelah hujan lebat dan musim
hujan karena gangguan pasokan air.
• Pencegahan
Perbaikan sanitasi adalah ukuran paling penting, yang terdiri dari perawatan
kebersihan pada pembuangan limbah manusia; juga penting standar yang lebih tinggi
untuk persediaan air masyarakat, baik prosedur kebersihan pribadi maupun persiapan
makanan sanitasi.
Sebuah vaksin, berdasarkan protein-protein virus yang di-re-kombinasi, telah
dikembangkan dan baru-baru ini diuji dalam suatu populasi berisiko tinggi (personil
militer dari negara berkembang). Vaksin tampak efektif dan aman, namun penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk menilai perlindungan vaksin jangka panjang dan
efektifitas biaya vaksinasi hepatitis E.
F. HEPATITIS G
 Definisi
Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan.

 Penyebab
Disebabkan oleh hepatitis G virus (HGV), yang mirip dengan virus hepatitis C.
Kontak dengan darah yang terinfeksi HGV.

 Gejala
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari penderita
hepatitis C juga menderita hepatitis ini.

 Diagnosa
Metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV sangat komplek untuk
mengetahui adanya antibodi HGV. Namun ketika antibodi telah ditemukan, virus itu
sendiri telah menghilang.

 Pengobatan
Tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis akut ini. Penderita harus
banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan bergizi.

 Pencegahan
Hepatitis G ditularkan melalui infeksi melalui darah. Pencegahannya dengan
menghindari kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jangan gunakan jarum suntik
atau peralatan lain secara bersamaan.

4. Pembahasan
Dari artikel diatas yang ditemukan dan telah ditelaah oleh penulis, tidak ada yang
benar-benar sesuai seperti yang penulis harapkan, namun artikel tersebut masih relevan
terhadap apa yang penulis cari.
Dalam acara "Peranan Uji Diagnostik dalam Memerangi Hepatitis," Ketua PB
Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Irsan Hasan menjelaskan hal tersebut. "Di dalam
kandungan, jika ibu kena hepatitis B, maka bayi tidak diapa-apain (tidak diintervensi).
Bayi baru diintervensi setelah lahir," kata Irsan saat ditemui di Plaza Kuningan, Jakarta,
ditulis Jumat (27/7/2018).
Setelah lahir, bayi dari ibu yang positif hepatitis B akan divaksin. Vaksin juga harus
segera dilakukan setelah lahir dan tidak boleh menunggu lama, apalagi hingga berhari-
hari.
Ada beberapa ibu, yang memang keberatan kalau anaknya divaksin setelah lahir.
Maunya ya seminggu kemudian, tapi kalau begitu virus hepatitis B sudah telanjur masuk
ke hati bayi,"
Dari hasil telaah diketahui media pembelajaran ini dinilai dapat membantu menambah
wawasan tentang bahaya nya penyakit hepatitis terhadap kehamilan dan janin.

5. Kesimpulan
Berdasarkan telaah kritis yang telah dilakukan terhadap kasus diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa ketika ibu hamil yang positif hepatitis B tapi tidak terdeteksi, maka
bayi yang akan lahir berisiko tinggi terkena penyakit menular tersebut. Virus hepatitis B
yang menyerang hati menyebabkan kerusakan hati kronis. Bila tak segera ditangani,
sirosis hati bisa berujung kanker hati.Untuk menghindari itu, ibu hamil dianjurkan untuk
melakukan cek darah. Jika ditemukan virus hepatitis B pada ibu, ada penanganan yang
dilakukan untuk ibu hamil dan bayi.

Daftar Pustaka
Marmi,dkk.2013, Asuhan Kebidanan Patologi, 2012. Yogyakarta.Pustaka Pelajar

Diman Angsar. 2014. Hepatitis virus pada kehamilan, Jakarta : Cermin Kedokteran

Hans Tandra, Widawati Soemarto. 2013. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC

Oswari, 2015. Penyakit Dan Cara Penaggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

Anda mungkin juga menyukai