0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan15 halaman
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus maupun faktor lain seperti alkohol. Terdapat beberapa jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, dan D. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga kuning, sakit perut, dan lelah. Penanganannya meliputi istirahat, makanan bergizi, serta obat antivirus untuk hepatitis kronis. Pencegahannya dilakukan dengan vaksinasi, menjaga kebers
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus maupun faktor lain seperti alkohol. Terdapat beberapa jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, dan D. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga kuning, sakit perut, dan lelah. Penanganannya meliputi istirahat, makanan bergizi, serta obat antivirus untuk hepatitis kronis. Pencegahannya dilakukan dengan vaksinasi, menjaga kebers
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus maupun faktor lain seperti alkohol. Terdapat beberapa jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, dan D. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga kuning, sakit perut, dan lelah. Penanganannya meliputi istirahat, makanan bergizi, serta obat antivirus untuk hepatitis kronis. Pencegahannya dilakukan dengan vaksinasi, menjaga kebers
• Victor Immanuel Sunarko (33) • Apa itu hepatitis? Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di hati. • Apa penyebab Hepatitis? Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu. • Sekedar Info, Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang yang mengalami hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit. Mulai dari tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang menjadi gagal hati. Bila berkembang menjadi hepatitis kronis, dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam kurun waktu tahunan. • Hepatitis A Hepatitis tipe ini tidak akan menimbulkan infeksi dalam jangka panjang, dan juga tidak menimbulkan komplikasi. Saat terkena hepatitis A, liver seseorang akan sembuh dalam waktu dua bulan. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin. Hepatitis A ditularkan melalui makanan atau minuman yang mengandung virus. • Hepatitis B Orang yang terjangkit penyakit ini butuh waktu setidaknya 6 bulan untuk sembuh. Untuk beberapa kasus, hepatitis B ini bisa menimbulkan infeksi pada jangka panjang dan bisa menyebabkan kerusakan liver. Ketika terjangkit hepatitis B, seseorang juga bisa menyebarkan virus meski tidak sedang merasa sakit. Jika penderita hepatitis B hamil, anak yang dikandungnya bisa tertular. Setelah lahir, bayi tersebut butuh perawatan khusus selama 12 jam. • Hepatitis C Banyak orang yang terkena hepatitis C tidak mengalami gejala- gejala tertentu. Sebanyak lebih dari 80 persen penderita hepatitis C mengalami infeksi jangka panjang. Hal itu mengarah pada sirosis atau terbentuknya jaringan parut pada hati. Jaringan parut ini membuat kinerja hari menurun bahkan terhenti. Hingga saat ini, tidak ada vaksin yang bisa mencegah penularan hepatitis C. • Apakah Hepatitis Dapat Disembuhkan? Jika seseorang terjangkit hepatitis A, dokter akan melihat seberapa baik kinerja hati. Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A. Saat terkena hepatitis A, liver seseorang akan sembuh dalam waktu dua bulan. Penderita hepatitis B butuh mengonsumsi beberapa obat, seperti adefovir, entecavir, interferon, lamivudine, telbivudine, dan tenofovir. Penderita hepatitis C harus mendapatkan perawatan yang lebih kompleks. Dokter akan memberikan beberapa obat sekaligus. • Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini. • Infeksi HBV bisa bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang). Lantas, apa yang membedakan keduanya? Infeksi HBV akut biasanya berlangsung kurang dari enam bulan. Tubuh Anda masih mampu untuk benar-benar sembuh sepenuhnya dari hepatitis B akut dalam beberapa bulan. Kebanyakan orang yang tertular hepatitis B sewaktu dewasa mengalami infeksi akut, tetapi ini bisa berlanjut menjadi infeksi kronis. Sementara infeksi HBV kronis berlangsung selama enam bulan atau lebih. Infeksi bisa bertahan lama jika sistem kekebalan tubuh Anda gagal bekerja melawan infeksi. Infeksi HBV kronis berisiko tinggi menyebabkan penyakit serius, seperti sirosis dan kanker hati. • Semakin muda usia Anda saat terinfeksi HBV, semakin tinggi pula risiko infeksi Anda berkembang jadi kronis — terutama untuk bayi baru lahir atau anak-anak balita. Gejala hepatitis B kronis bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun sampai orang tersebut benar-benar jatuh sakit akibat penyakit hati. • Infeksi hepatitis B kronis ini dapat menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa, yaitu sirosis dan kanker hati. Oleh karena itu, penderita hepatitis B kronis perlu melakukan kontrol secara berkala ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan deteksi dini bila terjadi komplikasi. • Perlu diketahui, hepatitis B dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi hepatitis B. • Gambar dan struktur dari Virus Hepatitis B • Gejala awal hepatitis B adalah: Ruam Demam Nyeri sendi Merasa lelah, lemas, dan tidak bertenaga Kulit menguning • Gejala berikutnya, yaitu: Warna feses pucat seperti dempul Warna urin gelap seperti teh Gatal - gatal Nafsu makan menurun bahkan tidak nafsu makan sama sekali Mual dan muntah Nyeri perut Pembulu darah seperti laba – laba pada kulit (spider angioma) • Sedangkan bagi kebanyakan orang yang memiliki infeksi kronis (hepatitis kronis) biasanya tidak menimbulkan gejala hepatitis B akut seperti di atas. Ya, gejala akut tersebut akan berangsur-angsur membaik, namun virus masih tetap ada dalam organ hati. • Obat hepatitis B akut Lebih sering beristirahat Membagi makanan menjadi beberapa porsi kecil Mengonsumsi lebih banyak makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan energy • Obat hepatitis B kronis Obat-obatan antivirus. Infeksi HBV diobati dengan obat antivirus yang dimaksudkan untuk membersihkan virus dari dalam tubuh, termasuk lamivudine (Epivir), adefovir (Hepsera), telbivudine (Tyzeka) and entecavir (Baraclude). Interferon alfa-2b (Intron A). Obat ini digunakan dengan injeksi terutama bagi anak muda untuk melawan infeksi, yang tidak ingin menjalani pengobatan jangka panjang atau yang mungkin ingin hamil dalam beberapa tahun. Efek samping bisa meliputi depresi, sulit bernapas dan sesak dada. Transplantasi hati. Jika hati Anda telah mengalami kerusakan parah, transplantasi hati bisa menjadi pilihan. Dokter akan mengangkat hati Anda yang rusak dan menggantinya dengan hati yang sehat. Obat lain untuk mengobati infeksi ini masih dikembangkan. • Berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit hepatitis B 1. Vaksin hepatitis B Menerima vaksin hepatitis B adalah perlindungan yang terbaik. Jika Anda terpapar virus dari orang lain, hubungi dokter. Setelah itu, dokter akan merekomendasikan obat hepatitis B khusus yang disebut immunoglobulin untuk Anda pakai rutin dalam 2 minggu. Vaksin hepatitis B (Recombivax HB, Comvax, dan Engerix-B), yaitu vaksin yang dibuat dari virus yang tidak aktif dan dapat diberikan 3 atau 4 kali dalam waktu 6 bulan. Ketika vaksin hepatitis B diberikan pada orang yang berisiko terkena infeksi ini, maka tubuh akan dirangsang untuk membuat antibodi. Antibodi tersebutlah yang akan ‘melawan’ virus hepatitis jika sewaktu-waktu masuk ke dalam tubuh. Vaksin hepatitis B dianjurkan bagi: Bayi baru lahir Anak-anak dan remaja yang tidak divaksinasi saat kelahirannya Siapapun yang menderita penyakit menular seksuall, termasuk HIV Petugas layanan kesehatan, petugas gawat darurat, dan orang lain yang mengalami kontak dengan darah Pria yang melakukan hubungan seks dengan pria lainnya Seseorang yang bergonta-ganti pasangan seks Penderita penyakit hati kronis Orang yang menggunakan narkoba suntik Penderita penyakit ginjal stadium akhir Merupakan pasangan seks dari penderita hepatitis B Pelancong (Traveler) yang berencana bepergian ke wilayah di dunia dengan tingkat infeksi hepatitis B tinggi Jika Anda sedang hamil dan berniat untuk vaksin hepatitis B, ada baiknya diskusikan hal ini dengan dokter terlebih dahulu karena takut berdampak pada kesehatan janin yang Anda kandung. 2. Hati-hati dengan penggunaan jarum Penggunaan jarum ataupun peralatan medis yang tidak steril meningkatkan risiko Anda terkena infeksi ini. Hal ini harus diwaspadai terutama oleh tenaga medis yang melakukan kontak langsung dengan pasien hepatitis. Selain itu, penggunaan jarum sembarangan seperti jarum yang digunakan untuk membuat tato atau jarum yang digunakan bergantian ketika memakai obat- obatan terlarang, dapat menjadi sarana yang paling mungkin dan sering menyebabkan terjadinya hepatitis. 3. Jangan berbagi peralatan pribadi Berbagi dengan orang lain bukanlah hal yang buruk untuk dilakukan, namun Anda dan keluarga Anda harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berbagi dan hal apa yang sebaiknya dibagikan. Berbagi barang seperti mainan, buku, atau hal lainnya mungkin tidak bermasalah. Hindari berbagi sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku, dan berbagai barang pribadi lainnya. Darah yang terinfeksi bisa menempel di alat pribadi yang Anda gunakan sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit ini ada orang lain. Dalam banyak kasus, pasien yang mengalami hepatitis tidak menunjukkan gejala dan tanda yang terlihat, sehingga pilihlah mana barang-barang yang bisa dibagi dan mana yang tidak bisa dipakai bersama. 4. Rajin cuci tangan Meski terdengar sepele, cara ini nyatanya efektif untuk mencegah penularan penyakit ini. Oleh sebab itu, buatlah kebiasaan di keluarga Anda untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah dari kamar mandi, serta sebelum dan setelah mengolah bahan makanan. Selain itu, menjaga kebersihan tubuh juga penting dilakukan, sehingga risiko terkena hepatitis semakin kecil. 5. Melakukan hubungan seksual yang aman Penting untuk Anda mengetahui riwayat penyakit pasangan Anda sebelum melakukan hubungan seksual. Seperti yang sudah disebutkan di atas, penyakit ini dapat ditularkan melalui air mani, darah, dan cairan tubuh. Itu sebabnya, selalu lakukan hubungan seksual yang aman dengan menggunakan kondom termasuk saat Anda dan pasangan melakukan seks oral dan anal. Selain itu, beri tahu pasangan bahwa Anda menderita HBV dan konsultasikan risiko penularan kepadanya. Penting untuk diketahui bahwa kondom hanya mengurangi risiko penularan, tidak mengeliminasinya. • Video Seputar Hepatitis B
Klik disini untuk menonton videonyaaaaa!!!!!!!!!!!