Anda di halaman 1dari 16

HEPATITIS B

dr. Ahmad Hamidi

PT. ACL, 13 Juli 2019


Apa itu Hepatitis B ?
• Infeksi hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (HBCV).
• Dapat menyebabkan kondisi akut dan
kronis pada pasien.
• Jika sudah memasuki level kronis,
penyakit ini bisa membahayakan nyawa
penderitanya.
• Jika tidak segera ditangani, pendertia
hepatitis B kronis berisiko terkena
sirosis, kanker hati, atau gagal hati.
Gejala Hepatitis B
• Hepatitis B sulit dikenali karena gejala-gejalanya tidak
langsung terasa dan bahkan ada yang sama sekali tidak
muncul.
• Karena itulah, banyak orang yang tidak menyadari bahwa
dirinya telah terinfeksi.
• Virus ini biasanya berkembang selama 1-5 bulan sejak
terjadi pajanan terhadap virus sampai kemunculan gejala
pertama.
Gejala Hepatitis B
Beberapa gejala umum hepatitis B antara lain :

• Kehilangan nafsu makan.


• Mual dan muntah.
• Nyeri di perut.
• Sakit kuning (dilihat dari kulit dan bagian putih mata yang
menguning).
• Gejala yang mirip pilek, misalnya lelah, nyeri pada tubuh,
dan sakit kepala.
Penderita Hepatitis B di Indonesia

• Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk


di Indonesia.
• Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih
dari 680 ribu orang meninggal dunia tiap tahun akibat
komplikasi hepatitis B, seperti sirosis dan kanker hati.
• Di Indonesia sendiri, hasil riset Kesehatan Dasar yang dirilis
pada 2015 menunjukkan bahwa penderita hepatitis di
Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta orang, dimana
setengah di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis, dan
10 persen dari risiko kronis tersebut akan mengalami sirosis
atau bahkan kanker hati.
Cara Penularan Hepatitis B
Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan tubuh, misalnya
sperma dan cairan vagina. Beberapa cara penularan umumnya antara
lain:

• Kontak seksual. Misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan


seks tanpa alat pengaman.
• Berbagi jarum suntik. Misalnya menggunakan alat suntik yang sudah
terkontaminasi darah penderita hepatitis B.
• Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja. Misalnya
petugas kesehatan (paramedis) yang sering berurusan dengan darah
manusia.
• Ibu dan bayi. Ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini
pada bayinya saat persalinan.
Diagnosis pada Hepatitis B
• Diagnosis hepatitis B  tes antigen dan antibodi
untuk virus hepatitis B, serta pemeriksaan fungsi hati.
• Tes fungsi hati dilakukan untuk memeriksa
kemungkinan menderita penyakit hati lainnya. Hal
ini dikarenakan gejala hepatitis B seringkali
menyerupai penyakit lainnya, terutama gangguan di
hati. Pada pemeriksaan ini, akan dilihat apakah
terdapat peningkatan enzim hati, yang menandakan
bahwa hati sedang mengalami gangguan tertentu.
Hepatitis B Akut dan Kronis
• Hepatitis B akut umumnya dialami oleh orang dewasa. Dimana sistem kekebalan
tubuh biasanya dapat melenyapkan virus dari tubuh dan akan sembuh dalam
beberapa bulan.
• Hepatitis B kronis terjadi saat virus tinggal dalam tubuh selama > 6 bulan. Jenis
hepatitis B ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak.
• Anak-anak yang terinfeksi virus pada saat lahir berisiko mengalami hepatitis B 4-
5 kali kali lebih besar dibanding anak-anak yang terinfeksi pada masa balita.
• Sebanyak 20 persen orang dewasa yang terpapar virus ini akan berujung pada
diagnosis hepatitis B kronis. Penderita hepatitis B kronis bisa menularkan virus
meski tanpa menunjukkan gejala apa pun. Berdasarkan penelitian WHO, sekitar 3
dari 10 penderita hepatitis B kronis akan mengalami sirosis.
• Sirosis adalah kerusakan hati jangka panjang atau kronis yang menyebabkan luka
pada hati. Perkembangan penyakit yang perlahan-lahan mengakibatkan jaringan
sehat digantikan oleh jaringan rusak. Fungsi hati dalam memproses nutrisi,
hormon, obat, dan racun yang diproduksi tubuh akan melambat.
Semakin muda usia seseorang pada saat mereka terinfeksi hepatitis B, semakin tinggi
resikonya kerusakan hati, bahkan bisa berkembang menjadi kanker hati ketika mereka
menginjak usia dewasa.
Pengobatan Hepatitis B
• Tidak ada langkah khusus dalam pengobatan hepatitis B.
• Tujuan pengobatan kondisi ini adalah untuk mengurangi gejala
dengan obat pereda sakit, serta menjaga kenyamanan sehari-hari si
penderita dan keseimbangan gizinya.
• Jika telah terinfeksi hepatitis B, maka sebaiknya konsultasikan ke
dokter dan kontrol sedikitnya sekali setahun karena kerusakan hati
dapat terjadi kapan saja. Dokter juga akan memberitahu jika
diperlukan untuk mengambil obat dan akan mengarahkan anda ke
dokter ahli/spesialis hati apabila diperlukan.
• Kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis B kronis hidup sehat dan tidak perlu
minum obat-obatan untuk penyakit hepatitis B .
• Hal yang dapat dilakukan untuk membantu menjaga hati :
▫ mengurangi minum minuman ber-alkohol atau tidak sama sekali
▫ mengkonsumsi makanan yang sehat seimbang dan mengurangi lemak yang
berlebihan
▫ menjaga berat badan yang sehat
▫ berhenti atau mengurangi merokok
▫ olah raga yang teratur
▫ mengatasi stress anda, mendapatkan dukungan dan beristirahat yang cukup.
▫ melakukan vaksinasi hepatitis A, untuk melindungi anda dari virus-virus hepatitis
lainnya, yang dapat menyebabkan lebih parah dari penyakit hati .
• Pengobatan untuk hepatitis B kronis tergantung pada tingkat keparahan infeksi
pada hati. Penanganan penyakit ini adalah menggunakan obat-obatan yang
berfungsi untuk menghambat produksi virus dan mencegah kerusakan pada hati.
Vaksin dan Pencegahan
Hepatitis B
• Langkah efektif dalam pencegahan hepatitis B adalah dengan melakukan
vaksin.
• Di Indonesia sendiri, vaksin hepatitis B termasuk vaksin wajib dalam
imunisasi.
• Proses pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat anak lahir,
saat anak berusia 1 bulan, dan pada saat anak berusia 3-6 bulan.
• Orang dewasa dari segala usia pun dianjurkan untuk menerima vaksin
hepatitis B, terutama apabila mereka berisiko tinggi tertular hepatitis B.
Contohnya seperti :
▫ Orang yang memiliki lebihdari satu pasangan seksual.
▫ Orang yang menggunakan obat suntik atau berhubungan seks dengan pengguna obat
suntik.
▫ Petugas kesehatan (paramedis) yang berisiko terpapar virus hepatitis B.
▫ Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B.
▫ Penderita penyakit hati kronis.
• Pemeriksaan hepatitis B juga diterapkan bagi ibu hamil. Jika sang
ibu mengidap penyakit ini, bayinya harus menerima vaksin pada saat
lahir (12 jam setelah persalinan) untuk mencegah penularan dari ibu
ke bayi.

• Langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena


hepatitis B di antaranya adalah:
▫ Berhenti atau jangan menggunakan obat-obatan terlarang.
▫ Hindari berbagi penggunaan barang bersama seperti sikat gigi, anting-
anting, alat cukur, pengobatan/perawatan gigi.
▫ Waspadalah saat ingin menindik atau menato tubuh.
▫ Jangan berhubungan seks tanpa alat pengaman kecuali yakin pasangan
tidak memiliki hepatitis B atau penyakit kelamin menular lainnya.
• Apabila telah melakukan kontak dengan salah
seorang penderita hepatitis B dalam rentang waktu 24
jam terakhir, segera periksakan diri ke dokter.
• Risiko penularan penyakit ini dapat diturunkan
dengan pemberian suntikan imunoglobulin hepatitis
B. Ini adalah larutan obat yang berisi antibodi guna
melawan virus hepatitis B.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai