Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASPEK LEGAL DALAM PEMBERIAN OBAT

DOSEN PEMBIMBING :
Novita Tri Rahayu,SST.,M.TR.Keb
DISUSUN OLEH :
1. Ita Nurhidayati
2. Sekar Adellia
3. Tifa Maubuti
4. Tarisya Eka

PRODI D3 KEBIDANAN
STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“ASPEK LEGAL DALAM PEMBERIAN OBAT”. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis
banyak mengalami banyak kesulitan karena kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih
banyak kekurangan.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya makalah ini bukan hanya
atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada yang terhormat ibu
Novita Tri Rahayu,SST.,M.TR.Keb selaku dosen pembimbing mata kuliah Keterampilan Dasar
Klinik Kebidanan yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah
ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang
lebih baik.
Dengan menyelesaikan makalah ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang
dapat diambil dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi dan
bermanfaat bagi pembaca dan rekan mahasiswa.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................2


DAFTAR ISI ...............................................................................................................................3
BAB PENDAHULUAN
A.Latar belakang .........................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah ....................................................................................................................4
C.Tujuan Pembahasan ................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.Ruang Lingkup Bidan obat ......................................................................................................5
B.Pemberian obat oleh Bidan ......................................................................................................6
C.Wewenang Bidan Dalam Pemberian obat ................................................................................7
BAB III PENUTUP
A.Simpulan ..................................................................................................................................8
B.Saran ........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya harus memikirkan
banyak faktor, yaitu masalah efek samping yang ditimbulkan oleh obat itu. Keberadaan obat
pada ibu hamil ditinjau dari tiga kompartemen, yaitu kompartemen ibu, kompartemen janin
dan kompartemen plasenta.
Ada banyak macam obat yang boleh atau aman untuk ibu hamil dan masa persalinan
namun tidak semua dari obat tersebut bebas diberikan oleh bidan kepada pasiennya. Karena
ada kewenanangan bidan dalam pemberian obat masih sangat terbatas. Kementrian kesehatan
telah membuat peraturan yang tertulis tentang hak dan kewenangan bidan dalam memberikan
obat untuk pasiennya sesuai dengan peraturan yang telah dibuat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup dan hubungan bidan dan obat?
2. Bagaimana Pemberian obat oleh bidan?
3. Bagaimana Kewenangan bidan dalam pemberian obat dan aspek legalnya?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui ruang lingkup dan hubungan bidan dan obat.
2. Mengetahui Pemberian obat oleh bidan.
3. Mengetahui Kewenangan bidan dalam pemberian obat dan aspek legalnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Bidan Obat
a. Pengertian Obat dan Bidan
Sebelum terlalu dalam membahas tentang kewenangan bidan dalam pemberian obat
pada ibu hamil, perlu diketahui sebelumnya apa yang dimaksud dengan bidan, dan ruang
lingkupnya. Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang
dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO
dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO).
Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional/ Kongres
ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di
Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut : Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikann bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki
izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan Bidan diakui sebagai tenaga
professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa
persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai. serta melaksanakan tindakan kegawat-
daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidika kesehatan, tidak
hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat Kegiatan ini harus
mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat melias pada
kesehatanperempuan kesehatan seksual atau kesehatan reproduksidan asuhan anak. Bidan
dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit,
klinik atau unit kesehatan lainnya."
Dari pengertian diatas , dapat disimpulkan bahwa bidan adala seorang mitra tenaga
kesehatan yang hampir sama tugasnya dengan dokter dan perawat namun memiliki
tingkatan dan tugas masing-masing yang berbeda, oleh karena itu untuk menunjang
tugasnya, seorang bidan memerlukan alat dan obat untuk menjalankan tugas nya. Bidan
dan obat tidak dapat dipisahkan karena sudah merupakan kewajiban seorang bidan
memberikan obat yang sesuai dengan keluhan pasiennya untuk mengatasi keluhannya.
Obat merupakan subtansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan, pengobatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam
tubuh. Dalam pelaksanaannya bidan memiliki tanggung jawab terhadap keamanan obat dan
pemberian langsung kepada ibu hamil Hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
B. Pemberian Obat Oleh Bidan
Bidan bertugas dalam menghadapi ibu hamil dan melahirkan menggunakan berbagi
macam obat pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya harus
memikirkan banyak faktor, yaitu masalah efek samping yang ditimbulkan oleh obat itu.
Begitu banyaknya yang perlu diperhatikan maka seorang bidan harusnya berhati-hati dalam
memberikan obat kepada pasiennya.
Selain dari ibu hamil dan yang akan melakukan persalinan, tentunya bidan juga
berperan dalam pemberian obat kepada ibu yang tidak ingin hamil, dalm hal ini pemberian
alat-alat kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal seperti pil, implant, dan suntikan
hormon.
Bidan juga berperan penting dalam pemberian imunisasi toksoplasma dan toksoid
pada ibu hamil. Dan imunissasi pra nikah, serta imunisasi pada bayi dan balita meski tidak
sepenuhnya harus dilakukan oleh bidan.
C. Wewenang Bidan Dalam Pemberian Obat
Dalam setiap Puskesmas atau Rumah sakit, bidan merupakan tenaga profesi kesehatan
yang sangat penting peranannya terutama terhadap pelayanan kesehatan keluarga. Seorang
bidan dalam menjalankan setiap tugasnya mempunyai standar pelayanan dan kode etik yang
harus dipatuhi. Adapun wewenang bidan diantaranya:
1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan
pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil bersalin, nifas dan
bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelun
rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu.
2. Pelayanan dan pengobatan kelainan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah
kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan dan penundaan haid. Pengobatan tersebut
pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk kedokter.
3. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan
obat-obatan yang sudah ditetapkan segera merujuk pada dokter. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor: 900/MENKES/SK/VII/2002, tanggal 25 Juli
2002. Wewenang seorang bidan adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan dan pengobatan kelainan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah
kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan dan penundaaan haid. Pengobatan
ginekologik yang diberikan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara
sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis dokter.
2) Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk remaja puteri, calon
pengantin, ibu dan bayi.
3) Memberikan suntikan kepada penyulit kehamilan meliputi pemberian secara parental
antibiotik pada infeksi / sepsis, oksitoksin pada kala III dan kala IV untuk pencegahan
penanganan perdarahan post partum karena hipotonia uteri, sedativa pada preeklamsia /
eklamsi, sebagai pertolongan pertama sebelum dirujuk.
4) Melakukan tindakan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm pada letak
belakang kepala, pada distosia karena inertia uteri dan diyakini bahwa bayi dapat lahir
pervaginaan.
5) Kompresi bimanual internal dan atau eksternal dapat dilakukan untuk menyelamatkan
jiwa ibu pada perdarahan post partum untuk menghentikan perdarahan. Diperlukan
keterampilan bidan dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yang berlaku.
6) Versi luar pada gameli pada kelahiran bayi kedua. Kehamilan ganda seharusnya sejak
semula direncanakan di rumah sakit oleh dokter. Bila hal tersebut tidak diketahui, bidan
yang menolong persalinan terlebih dahulu dapat melakukan versi luar pada bayi kedua
yang tidak dalam masa presentasi kepala, sesuai dengan protap.
7) Ekstraksi vacum pada bayi dengan kepala di dasar panggul, Demi penyelamatan hidup
bayi dan ibu, bidan yang telah mempunyai kompetensi, dapat melakukan ekstraksi
vacum atau ekstraksi cunam bila janin dalam presentasi belakang kepala dan kepala janin
telah berada di dasar panggul.
8) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Bidan diberikan wewenang melakukan
resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, yang sering terjadi pada partus
lama, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi dengan berat badan
lahir rendah, utamanya bayi premature. Bayi tersebut selanjutnya perlu dirawat di
fasilitas kesehatan, khususnya yang mempunyai berat lahir kurang dari 1750 gram.
9) Hipotermi pada bayi baru lahir. Bidan diberi wewenang untuk melaksanakan penanganan
hipotermi pada bayi baru lahir dengan mengeringkan, menghangatkan, kontak dini dan
metode kangguru.
Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana harus memperhatikan
kompetensi dan protap yang berlaku di wilayahnya meliputi :
a. Memberikan pelayanan Keluarga yakni pemasangan IUD, alat kontrasepsi bawah
kulit (AKBK), pemberian suntikan, tablet, kondom, diafragma, jelly dan
melaksanakan konseling.
b. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi. Pertolongan yang
diberikan oleh Bidan bersifat pertolongan pertama yang perlu mendapat pengobatan
oleh dokter bila gangguan berlanjut.
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) tanpa
penyulit.Tindakan ini dilakukan atas dasar kompetensi dan pelaksanaannya
berdasarkan protap. Pencabutan AKBK tidak dianjurkan untuk dilaksanakan melalui
pelayanan KB keliling.
d. Dalam keadaan darurat, untuk penyelamatan jiwa, Bidan berwenang melakukan
pelayanan kebidanan selain kewenangan yang diberikan bila tidak mungkin
memperoleh pertolongan dari tenaga ahli. Dalam memberikan pertolongan Bidan
harus mengikuti protap yang berlaku.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya harus memikirkan
banyak faktor, yaitu masalah efek samping yang ditimbulkan oleh obat itu. Keberadaan
obat pada ibu hamil ditinjau dari tiga kompartemen, yaitu kompartemen ibu,
kompartemen janin dan kompartemen plasenta.
2. Bidan adalah seorang mitra tenaga kesehatan yang hamper sama tugasnya dengan dokter
dan perawat namun memiliki tingkatan dan tugas masing-masing yang berbeda, oleh
karena itu untuk menunjang tugasnya, seorang bidan memerlukan alat dan obat untuk
menjalankan tugas nya. Bidan dan obat tidak dapat dipisahkan karena sudah merupakan
kewajiban seorang bidan memberikan obat yang sesuai dengan keluhan pasiennya untuk
mengatas keluhannya.
3. Selain dari ibu hamil dan yang akan melakukan persalinan, tentunya bidan juga berperan
dalam pemberian obat kepada ibu yang tidak ingin hamil, dalam hal ini pemberian alat-
alat kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal seperti pil, implant, dan suntikan
hormon.
4. Bidan juga berperan penting dalam pemberian imunisasi toksoplasma dan toksoid pada
ibu hamil. Dan imunisasi pra nikah, serta imunisasi pada bayi dan balita meski tidak
sepenuhnya harus dilakukan oleh bidan.

B. Saran
1. Hindari pemberian obat pada periode pertama pascakonsepsi
2. Hindari makanan minuman danzat yang tidak diperlukanoleh janin dalam masa
pertumbuahnnya, misalnya merokok, olkohol, obat sedative, OAD atau jamu-jamu tradisional
yang belum teruji.
3. Berikan obat yang jelas, aman, dan mempertimbangkan keperluan pengobatan primernya.
4. Pergunakan pedoman penggunaan obat rresmi dan daftar obat-obat yang aman demikian
pula pemberian obat terbatas atau yang tidak diperbolehkan pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

discrib.com-pdf-kewenangan-bidan-dalam-pemberian-obat
di_fladac11f43cb8a99e4cea82132f532f.pdf
https://studylibid.com/doc/430762/wewenang-bidan-file
file:///C:/Users/Allisya%20Rafaela/Downloads/Resep.%20Penggunaan%20obat%20berlabel
%20dan%20tidak%20berlabel%20Aspek%20legal%20Pengertian%20Unsur%20resep
%20Macam-macam%20resep%20obat.pdf

Anda mungkin juga menyukai