Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH

PROGRAM SEMESTER PENDEK

KONSEP KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

JumratulSeftriani (2015041)

DOSEN PEMBIMBING : Kristina Paskana, SST, M.Kes

AKADEMI KEBIDANAN MANNA

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmatnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Dan tidak lupa pula sholawat dan salam kami hadiahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan kita dari
alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti saat ini.

Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua


pihak yang telah membantu saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan, saya
menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalam
makalah ini. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang telah membaca ini,agar bisa menjadi acuan untuk bisa menjadi yang
lebih baik lagi.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat untuk kita semua.
Amin ya robal alamin. Wasalamu,alaikum wr.wb.

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................

B. Tujuan .......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................

A. Standar Profesi Kebidanan .......................................................

B. Bidan Delima ............................................................................

C. Sistem Penghargaan Bagi Bidan (Reward, dan Sanksi) ..........

D. Teori dan Model Konseptual Asuhan Kebidanan ....................

E. Soal Multiple Choice 10 Buah pada Setiap Sub Pokok

Pembahasan ..............................................................................

BAB III PENUTUP ......................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................

B. Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Bidan adalah seorang wanita yang mengikuti dan


menyelesaikan pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah, lulus
ujian sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan mendapat izin
yang sah dari dinas kesehatan. Bidan juga dapat didefenisikan sebagai
seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal maupun nonformal
tetapi bukan seorang dokter, yang membantu kelahiran bayi serta perawatan
maternal terkait.
Bidan dikenal sebagai professional yang bertanggung jawab yang
berkerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang
diperlukan, asuhan dan saran selama kehamilan, periode persalinan dan post
partum dan melakukan pertolongan persalinan. Bidan adalah salah satu
profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi
dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu dapat merawat
bayinya dengan baik.
Definisi bidan (Menurut. ICM- International Confederation of
Midwife, 2005) bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program
pendidikan bidan yg diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan
tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk di daftar (register) dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Definisi bidan (IBI, 2007) adalah bidan adalah seorang perempuan yg
lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk didaftarkan, di sertifikasi dan atau secara sah mendapat
lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofi yang dianut
keilmuan, metode kerja, standar praktik, pelayanan dan kode etik profesi
yang dimiliki. Suatu jabatan profesi yang disandang oleh anggota profesi
tentu mempunyai ciri- ciri yang mampu menunjukkan sebagai jabatan yang
professional.
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian
tertentu. Kebidanan berasal dari kata bidan yang artinya adalah seseorang
yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau
mendapat ijin melakukan praktek kebidanan.
Kebidanan merupakan ilmu yg terbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan, meliputi
ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu
kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan
pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post
partum, bayi baru lahir.
Konsep kebidanan sendiri merupakan suatu kerangka dalam bidang
keilmuan bidan yang meliputi dan membahas mengenai definisi bidan,
falsafah kebidanan, teori dan praktek kebidanan atau midwifery , tinjauan
keilmuan kebidanan, bahasan mengenai beberapa bagian dari ilmu
kebidanan, pelayanan kebidanan, praktek kebidanan, asuhan kebidanan,
serta manajemen kebidanan.
Konsep-konsep utama di dalam ilmu kebidanan terdiri dari :
1. Ilmu dasar (anatomi, psikologi, mikrobiologi, parasitologi, fisika,
Biokimia)
2. Ilmu sosial (Kewarganegaraan, bahasa, sosiologi, antropologi,
administrasi, komunikasi, humaniora)
3. Ilmu terapan (kedokteran, farmakologi, epidemiologi, statistik,
KDPK, gizi, hukum kesehatan, metode riset, kesehatan
masyarakat
4. Ilmu kebidanan
Sedangkan yang merupakan tambahan di dalam ilmu kebidanan
adalah manajemen kebidanan yaitu merupakan pendekatan dan kerangka
pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider)
harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan
konsep yang baik. Dalam mempelajari ilmu kebidanan di perlukan
pemahaman mengenai dasar – dasar ilmu sehingga konsep dasarnya
merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari dan memahami lebih
lanjut tentang apa itu kebidanan. Akar atau dasar konsep kebidanan, adalah
ilmu bidan secara umum. Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu
pemahaman mengenai ilmu kebidanan secara umum, teori – teorinya, fungsi
– fungsinya, dan bahkan apa skillnya.
Konsep kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja
seorang bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada
kliennya. Oleh karena itu, kami menyusun makalah ini dengan judul
“KONSEP KEBIDANAN “ dengan beberapa sub pokok pembehasan dari
ilmu yang dipelajari di konsep kebidanan, selain sebagai tugas program SP
juga dapat dijadikan referensi bagi pembaca.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas program SP dan merangkum sub pokok
pembahasan dalam tugas mata kuliah konsep kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui standar profesi kebidanan
b. Untuk mengetahui bidan delima
c. Untuk mengetahui sistem penghargaan bagi bidan (reward, dan
sanksi)
d. Untuk mengetahui teori dan model konseptual asuhan kebidanan
e. Membuat soal multiple choice 10 buah pada setiap sub pokok
pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Profesi Kebidanan

1. Pengertian Bidan
Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “with woman”
(bersama wanita, mid= together, wife = a woman). Dalam bahasa
Perancis, sage femme (Bidan) berarti “wanita bijaksana”, sedangkan
dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan) bearti “berkaitan dengan
wanita”.
a. Menurut Churchill
Bidan adalah ”a health worker who may or may not formally
trainedand is a physician, that delivers babies and provides
associated maternal care” (seorang petugas kesehatan yang terlatih
secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang
membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait).
b. Definisi Bidan (ICM)
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan
telah berhasil menyelesaikan studiterkait serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal
untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua
didunia sejak adanya peradabanumat manusia.
c. Definisi Bidan (IBI)
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang berlaku di indonesia memenuhi kualifikasi untuk didaftar
(register) dan memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan
praktik bidan.
d. KEPMENKES NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002 Bab I Pasal 1
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan lulusujian sesuai persyaratan yang berlaku.
e. Menurut WHO
Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam
program pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala
yuridis, dimana iaditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan
kebidanan dan memperoleh izinmelaksanakan praktek kebidanan.
f. International Confederation Of Midwife
Bidan adalah seseorang yangtelah menyelesaikan pendidikan bidan
yang diakui oleh negara serta memperolehkualifikasi dan diberi izin
untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu.
2. Pengertian standar menurut para ahli :

1. Clinical Practice Guideline (1990)

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan


sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.

2. Donabedian (1980)

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan


yang mampu dicapai, berkaitan dengan para meter yang telah
ditetapkan.

3. Rowland and Rowland (1983)

Standar adalah spesifikasi dari fungsi dari fungsi atau tujuan yang
harus dipenuhi oleh suatusarana pelayanan kesehatan agar pemakai
jasa pelayanan kesehatan dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Pengertian Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan


penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi
biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi
dan lisensi yang khusus untuk bidag profesi tersebut.
Contoh profesiadalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan,
militer, dan teknik.
5. Pengertian Standar Profesi Bidan

Standar profesi bidan merupakan penampilan atau keadaan ideal atau


tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang di pergunakan
sebagai batas penerimaan minimal yang di lakukan oleh seorang
bidan.

Macam-Macam Standar Profesi Bidan

Isi dari standar profesi bidan dalam permenkes 369 tahun 2007:

1. Standar kompetensi bidan

a. Bidan mempunyai persyaratan, pengetahuan, dan


keterampilan dari ilmu-ilmu sosial Kesehatan masyarakat
dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu
tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir
dan keluarga.

b. Prakonsepsi, KB dan Ginekologi. Bidan memberikan asuhan


yang bermutu tinggi. Pendidikan kesehatan yang tanggap
terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan keluarga yang sehat.
Perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

c. Asuhan dan konseling selama kehamilan. Bidan memberi


asuhan antenatal bermutu tinggio untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan, yang meliputi (deteksi dini,
pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.

d. Asuhan selama persalinan dan kelahiran

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap


terhadap kebudayaan setempat selama persdalinan yang
bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan
tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir.
e. Asuhan pada ibu nifas danmenyusui. Bidan memberika pada
ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.

f. Asuhan pada bayi baru lahir. Bidan memberikan asuhan yang


bermutu tinggi komperhensif pada bayi baru lahir sehat
sampaidengan satu bulan.

g. Asuhan pada bayi dan balita. Komperhensif pada bayi dan


balita sehat (1 bulan – 5 tahun).

h. Kebidanan komunitas. Bidan memberikan asuhan yang


bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok,
dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

i. Asuhan pada ibu atau wanita dengan gangguan reproduksi.


Melaksanakan kebidanan pada wanita atau ibu dengan
gangguan reproduksi.

2. Standar Pendidikan Bidan

Standar profesi bidan yang keduamembahas tentang standar


pendidikan bidan. Standar ini berisikan :

a) Standar I : lembaga pendidikan

b) Standar II : falsafah

c) Standar III : organisasi

d) Standar IV : sumber daya peendidikan

e) Standar V : pola pendidikan kebidanan

f) Standar VI : kurikulum

g) Standar VII : tujuan pendidikan

h) Standar VIII: evaluasi pendidikan


i) Standar IX : lulusan

3. Standar Pendidikan Bidan Berkelanjutan

Standar profesi bidan yang ke tiga membahas tentang standar


pendidikan bidan berkelanjutan. Standar tersebut berisikan :

a) Standar I : organisasi

b) Standar II : falsafah

c) Standar III : sumberdaya pendidikan

d) Standar IV : program pendidikan

e) Standar V : fasilitas

f) Standar VI : dokumen penyelenggaraan pendidikan

g) Standar VII : pengendalian mutu

4. Standar pelayanan kebidanan

Standar profesi bidan yang ke empat membahas tentang standar


pelayanan kebidanan. Standar tersebut berisikan :

a. Standar I : falsafah dan tujuan

b. Standar II : administrasi dan pengelolaan

c. Standar III : staf dan pimpinan

d. Standar IV : fasilitas dan peralatan

e. Standar V : kebijakan dan prosedur

f. Standar VI : pengembangan staf dan program pendidikan

g. Standar VII : standar asuhan

Manfaat standar pelayanan kebidanan


a. Standar pelayanan berguna dalam menerapkan norma tingkat
kinerja yang diperlukan untuk mencapai haasil yang
diinginkan.

b. Melindungi masyarakat.

c. Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan dan pemelitian kuwaitas


pelayanan.

d. Untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan dalam


menjalani praktik sehari-hari

e. Sebagai dasar untuk menilai layanan, menyusun rencana


pelatihan dan pengembangan pendidikan (depkes RI. 2001).

5. Standar praktik kebidanan

Standar profesi bidan yang ke lima membahas tentang standar


praktik kebidanan. Standar tersebut berisikan:

a. Standar I : metode asuhan

b. Standar II : pengkajian

c. Standar III : diagnosa kebidanan

d. Standar IV: rencana asuhan

e. Standar V : tindakan

f. Standar VI : partisipasi klien

g. Standar VII : pengawasan

h. Standar VIII : evaluasi

i. Standar IX : dokumentasi

B. Bidan Delima

1. Definisi
Bidan Delima merupakan suatu program dari Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), untuk Meningkatkan kualitas pelayanan bidan dalam
memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan masyarakat.
Dengan misi membentuk Bidan Praktek Swasta (BPS) yang mampu
memberikan pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana, bersahabat dan peduli terhadap
kepentingan pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan
pelanggan.
Serta kegiatan pembinaan & pelatihan yang rutin dan
berkesinambungan. Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas
pelayanan bidan praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan
monitoring & evaluasi.
Bidan Delima melambangkan Pelayanan berkualitas dalam
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang berlandaskan
kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi,
terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik
profesi.
Bidan delima adalah suatu program yang terobosan yang strategis
mencakup :
1) Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup
lingkungan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

2) Merk dagang/ brand

3) Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah,


lengkap dan memiliki hak paten

4) Rekrutmen bidan dalam ditetapkan dengan kriteria, sistem dan


proses baku yang harus dilakukan secara konsisten dan
berkesinambungan

5) Menganut prinsip pengembangan diri atau salf development, dan


semangat tumbuh bersama melalui dorongan dari diri sendiri,
mempertahankan dan meningkatkan kualitas dapat memuaskan
klien beserta keluarganya

6) Jaringan yang mencakup seluruh bidan praktik swasta dalam


pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
2. Dasar hukum, nilai-nilai, dan manfaat bidan delima

a) Dasar Hukum

1) UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

2) Anggaran Dasar IBI Bab II Pasal 8 dan Anggaran Rumah


Tangga IBI Bab III Pasal 4.

3) Kepmenkes No. 900/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek


Bidan.

4) SPK (Standar Pelayanan Kebidanan) IBI 2002.

b) Nilai-Nilai Bidan Delima

a. Kepatuhan pada standar pelayanan

Dianut sebagai nilai utama untuk menekankan bahwa sebuah


standar dalam pelayanan harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
anggota BD.

b. Tumbuh Bersama

Untuk menggambarkan bahwa semua anggota BD harus


merasakan kemajuan dan terus berusaha untuk maju secara
kelompok.

c. Keterbukaan

Nilai-nilai yang wajib dianut oleh anggota agar tercipta


hubungan yang erat dan harmonis dalam komunitas.

d. Profesionalisme
Selaras dengan nilai kepatuhan pada standar pelayanan, maka
profesionalisme diharapkan dapat menjadi semacam ‘label bagi
setiap pribadi anggota BD.

e. Kewirausahaan

Semangat wirausaha diharapkan dapat mewarnai setiap pribadi


anggota BD, sehingga selalu ada upaya untuk terus maju dan
tumbuh lebih baik daripada sebelumnya.

c) Manfaat Bidan Delima

1) Manfaat bagi Bidan Delima

a. Kebanggaan karena dapat memberikan pelayanan yang


terstandar.

b. Pengakuan dari berbagai pihak.

c. Pelatihan dan pembinaan rutin.


Dengan adanya program ini para bidan mendapat
kesempatan untuk mendapatkan pembinaan secara rutin dan
diprioritaskan mengikuti pelatihan dan organisasi profesi,
sehingga memberikan rasa bangga pada diri mereka karena
dapat
memberi pelayanan yang berstandar dan pengakuan dari
berbagai pihak.
Promosi. Selain itu melalui program ini juga dapat dijadikan
sebagai media promosi bahwa profesi bidan merupakan
salah satu pilihan tempat pelayanan kesehatan reproduksi di
indonesia yang telah berstandar dengan mengacu kepada
ISO dengan sentuhan gerakan moral.
2) Manfaat bagi pengelola program
a. Kebanggaan.

b. Imbalan finansial (transport & insentif).

c. Pelatihan rutin.
3) Manfaat bagi Pasien/Pelanggan

Mendapatkan pelayanan kebidanan yang aman, berkualitas dan


berstandar

4) Manfaat bagi Mitra Kerja

a. Peningkatan citra organisasi/individu dan mitra.

b. Membantu mitra dalam melaksanakan program kerja dan


mencapai sasaran kinerja.

c. Mendapatkan data/informasi akurat dan terkini mengenai


kondisi kesehatan ibu dan anak.

d. Wadah belajar dan praktek untuk peningkatan pengetahuan


dan keahlian.

e. Wadah untuk berkontribusi dalam peningkatan Kesehatan


Ibu dan Anak di Indonesia.
3. Tujuan, visi, misi dan logo bidan delima

1) Tujuan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kebanggaan profesional bidan melalui


peningkatan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana.

b. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

b. Meningkatkan profesionalitas Bidan.

c. Mengembangkan kepemimpinan Bidan di masyarakat.

d. Meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan Reproduksi dan


Keluarga Berencana.
e. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu,
Bayi dan Anak.

2) Visi dan Misi

1) Visi

Bidan delima menjadi standarisasi pelayanan bidan praktik


swasta (BPS) di Indonesia.

2) Misi

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di BPS.


b. Meningkatkan kompetensi BPS berdasarkan hasil penelitian
dan perkembangan praktik kebidanan terkini.
c. Mewujudkan BPS yang handal, kompeten dan profesional
dalam pelayanannya melalui standarisasi dan kegiatan monev
yang berkesinambungan.
d. Mewujudkan rasa aman, nyaman dan kepuasan bagi BPS dan
pengguna jasa.
e. Meningkatkan peran IBI dalam membina dan menjaga
profesionalitas BPS.
3) Logo Bidan Delima

4) Peran Bidan Delima dalam Bidang Kesehatan

1) Makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah:

a. Bidan : petugas kesehatan yang memberikan pelayanan yang


berkualitas, ramah-tamah,aman-nyaman,terjangkau dalam
bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dasar
selama 24 jam.

b. Delima : buah yang cantik terkenal sebagai buah yang


cantik,indah,berisi biji dan cairan manis yang melambangkan
kesuburan (reproduksi)
c. Merah: warna melambangkan keberanian dalam menghadapi
tantangan dan pengambilan keputusan yang cepat,tepat dalam
membantu masyarakat.

d. Hitam: warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan


dalam melayani kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa
membedakan.

e. Hati : melambangkan pelayanan bidang yang manuasiwi,


penuh kasih sayang (sayang ibu dan sayang bayi) dalam
semua tindakan/intervensi pelayanan.

2) Bidan Delima Melambangkan

Pelayanan berkualitas dalam kesehatan reproduksi dan


keluarga berrencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan
santun, ramah tamah,sentuhan yang manusiawi, terjangkau
dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi.

Logo/branding/merk Bidan Delima menandakan bahwa BPS


tersebut telah memberikan pelayanan yang berkualitas yang
telah diuji/diakreditasi sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, memberikan pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan dan kepuasan pelanggannya (Service Excellence).

4. Peran dan manfaat bidan delima di masyarakat

a) Peran Bidan Delima dalam Bidang Kesehatan

Bidan Delima dibutuhkan dalam rangka

a. Mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas


pelayanan BPS, sesuai kebutuhan masyarakat.

b. Melindungi masyarakat sebagai konsumen dan bidan sebagai


provider, dari praktek yang tidak terstandar
c. Sebagai standarisasi pelayanan kebidanan bagi BPS sejalan
dengan rencana strategis IBI.

d. Menjadi standar dalam mengevaluasi pelayanan kebidanan di


BPS karena memiliki tools (perangkat) yang lebih lengkap.

e. Sebagai bagian dari pelaksanaan rencana kerja IBI dalam


pelayanan kebidanan, sekaligus untuk mempertahankan dan
meningkatkan citra IBI.

f. Sebagai tempat pilihan terbaik bagi praktik pendidikan bidan.

b) Sasaran Bidan Delima

Sasaran Bidan Delima adalah

1) Bidan Praktek Swasta minimal telah melaksanakan praktek 3


tahun dan memiliki Surat Ijin Praktek Bidan yang masih berlaku

2) Mempunyai motivasi untuk meningkatkan mutu pelayanan


sesuai dengan standar terkini

3) Bersedia memenuhi ketentuan fasilitas, kompetensi ketrampilan,


perilaku dan pengetahuan sesuai standar.

c) Manfaat menjadi bidan delima

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan berpartisipasi sebagai


Bidan Delima yang tentunya akan mendukung performa dan
identitas profesionalisme Bidan Praktek Swasta, diantaranya adalah:

a) Kebanggaan profesional

b) Kualitas pelayanan meningkat

c) Pengakuan organisasi profesi

d) Pengakuan masyarakat

e) Cakupan klien meningkat


f) Pemasaran dan promosi

g) Penghargaan bidan delima

h) Kemudahan lainnya
Manfaat Bidan Delima.Bidan delima mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1) Bagi Bidan Praktek Swasta yaitu mendapat pengakuan dari
organisasi dan masyarakat sebagai petugas yang melaksanakan
pelayanan berkualitas, membantu dalam menjamin kualitas
pelayanan KB dan KR, mendapatkan pengetahuan dan
ketrampilan terkini, promosi, klien meningkat, fasilitas sesuai
standard.

2) Bagi masyarakat yaitu mengetahui pelayanan berkualitas, akses


pelayanan berkualitas, mendapatkan pelayanan berkualitas.

3) Bagi Dinas Kesehatan yaitu Bidan Praktek Swasta dibina sesuai


standar, masyarakat terayomi untuk mendapatkan pelayanan
berkualitas, mengetahui jumlah BPS yang berkualitas dan yang
perlu ditingkatkan diwilayahnya.
Untuk mempertahankan kualitas pelayanan Bidan Delima sesuai
standar WHO dan Kepmenkes No.900/VII/2002, digunakan sistem
monitoring dan evaluasi yang mencakup antara lain:
1) Pemantauan lapangan berkala minimal 3 bulan sekali

2) Pemantauan kualitas pelayanan bidan delima mencakup kaji


ulang mengenai ketrampilan klinis, kelayakan sarana, prasarana
dan fasilitas

3) Pemantauan kinerja fasilitator melalui wawancara kepada bidan


delima yang dipilih secara acak untuk mengevaluasi proses
validasi, mentoring dan coaching sesuai standar prosedur

4) Melakukan analisa hasil pemantauan lapangan dan memberkan


umpan balik. Pemantauan terhadap bidan delima dilakukan oleh
unit pelaksana Bidan Delima, pengurus IBI, peserta Bidan
Delima serta fasilitator.

5. Mekanisme menjadi bidan delima dan struktur organisasi

Mekanisme menjadi bidan delima

Bagi para bidan praktik swasta yang memiliki SIPB dapat


mendaftar ke unit pelaksna ke unit pelaksana bidan delima pada
wilayag cabang, kemudian unit pelaksana cabang akan menunjuk
seorang fasilator yang akan membimbing calon bidan delima (CBD)
dalam mengisi form pra kualifikasi, mempelajari kajian mendiri dan
mengikuti proses validasi.

Ada beberapa tahap yang harus dilalui seorang Bidan atau Bidan
Praktek Mandiri yang ingin menjadi Bidan Delima, yaitu :

a. Untuk menjadi Bidan Delima, seorang Bidan Praktek Mandiri


harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu :
memiliki SIPB, bersedia membayar iuran, bersedia membantu
BPM menjadi Bidan Delima dan bersedia mentaati semua
ketentuan yang berlaku.

b. Melakukan pendaftaran di Pengurus Cabang.

c. Mengisi formulir pra kualifikasi.

d. Belajar dari Buku Kajian Mandiri dan mendapat bimbingan


fasilitator.

e. Divalidasi oleh fasilitator dan diberi umpan balik.


Prosedur validasi standar dilakukan terhadap semua jenis
pelayanan yang diberikan oleh Bidan Praktek Mandiri yang
bersangkutan. Bagi yang lulus, yaitu yang telah memenuhi seluruh
persyaratan minimal dan presedur standar, diberikan sertifikat yang
berlaku selama 5 tahun dan tanda pengenal pin, apron (celemek) dan
buku-buku. Bagi yang belum lulus, fasilitator terus memantau sampai
berhasil lulus jadi Bidan Delima.
Pola Operasi Bidan Delima
a. Pola operasi Bidan Delima mengacu pada Sistem Jaminan
Kualitas ISO dengan sentuhan Gerakan Moral
b. Pola operasi Bidan Delima diputuskan mengacu pada Sistem
Jaminan Kualitas ISO dengan sentuhan Gerakan Moral.

c. Pola ini dipilih berangkat dari tujuan awal adanya program


BD, yaitu meningkatkan standar kualitas pelayanan kebidanan.
Ditambah lagi dengan melihat kenyataan bahwa selama ini
program BD dapat berjalan baik karena adanya partisipasi
sukarela dan dorongan moral dari penggeraknya.
Dengan demikian pola operasi Sistem Jaminan Kualitas ditambah
Gerakan Moral menjadi sebuah pilihan yang dirasa paling tepat untuk
program BD saat ini.

C. Sistem Penghargaan Bagi Bidan

1) Reward/ Penghargaan
Penghargaan yang diberi kepada bidan tidak hanya dalam bentuk
pengakuan profesi dan pemberian kewenangan atau hak untuk
menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi, yaitu ikatan bidan
indonasia (IBI), yang mengatur hak dan kewajiban serta penghargaan
dan sanksi bagi bidan.
Menurut Gibson (1987) da nada 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja seseorang bidan termasuk bidan, antara lain :
1. Faktor Individu: kemampuan keterampilan, latar belakang
keluarga, pengalaman, tingkat social dan demografi seseorang;
2. Faktor psikologis; persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja;
3. Faktor organisasi; struktur organisasi, desain pekerjaan,
kepemimpinan, system penghargaan (reward system)
Pemeliharaan SDM dalam suatu organisasi perlu diimbangi dengan
system ganjaran ( reward system) baik berupa material maupun
immaterial. Ganjaran berupa material misalnya gaji dan tunjangan,
sedangkan ganjaran immaterial misalnya kesempatan untuk
meningkatkan pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan dan
pelatihan. Tujuan dari adanya system ganjaran antara lain:
1. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun
dalam kelompok setinggi-tingginya. Peningkatan prestasi kerja
perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf.
2. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan
meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi.
3. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan
perasaannya tentang pekerjaan sehingga terbuka jalur komunikasi
dua arah antara pimpinan dan staf.
Penghargaan yang diberikan kepada bidan diharapkan dapat
memotivasi bidan untuk meningkatkan kinerja mereka. Bidan sebagai
petugas kesehatan sering berharapan dengan masalah etik yang
berhubungan dengan hokum. Masalah dapat diselesaikan dengan
hukum, tetapi belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip dan
nilai etika.
2) Punishment/Sanksi
Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau
penderitaan yang ditemukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi
berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak/ kewajiban bidan
yang telah diatur oleh organisasi profesi, karena kode etikbidan
merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam menjalankan
praktik profesinya yang telah disepakati dalam Kongres Nasional IBI.
Bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan
Permankes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktek Bidan.
Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan
Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang
memiliki tugas:
1. Merencanakan dan melaksanan kegiatan bidang sesuai dengan
ketetapan pengurus pusat;
2. Melaporkan hasil kegiatan bidang tugasnya secara berkala;
3. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas
pengurus pusat;
4. Memberi tim teknis sesuai kebutuhan, tugas, dan tanggung jawabnya
ditentukan pengurus.

MPEB dan MPA bertugas mengkaji, menangani, dan mendampingi


anggota yang mengalami permasalahan dan praktik kebidanan secara
masalah hukum, kepengurusan MPEB dan MPA terdiri dari ketua,
sekertaris, bendahara, dan anggota.
3) Hak dan Kewajiban Bidan
a. Hak bidan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, hak adalah kewenangan
untukberbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang
atau aturan tertentu. Berdasarkan pertimbangan yang ada seorang
bidan berhak:
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik
/kerja sepanjang sesuai dengan standar;
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien
dan/atau keuarganya;
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar,
dan
4. Menerima imbalan jasa profesi.
(Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010).
b. Kewajiban Bidan Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan
berkewajiban untuk :
1. Menghormati hak pasien;
2. Memberi informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan;
3. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat
ditangani dengan tepat waktu;
4. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
5. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
6. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya
secara sistematis;
7. Mematuhi standar, dan
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik
kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.
Sesuai Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 pasal 18,
bidan dalam menjalan kan praktik/kerja senantiasa meningkatkan
mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengatahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya. Bidan dalam menjalankan praktik
kebidanan harus membantu program pemerintahan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kewajiban bidan dapat dijabarkan sesuai keputusan menter
kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007
tentang standar profesi Bidan yang didalamnya terdapat kode Etik
Bidan Indonesia yaitu sebagai berikut:
a) Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam
melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga, masyarakat dan
mendahulukan kepentingan klien, menghormati klien,
nilai-nilai yang dianut oleh klien.
b) Kewajiban terhadap tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
kepada klien, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat
2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai
dengan kewenangan dalam mengambil keputusan
termasuk mengadakan konsultasi dan rujukan.
3. Setiap bidan menjamin kerahasiaan keterangan yang
didapat dan dipercayakan kepadanya,kecuali bila diminta
oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.
c) Kewajiban terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1. Setiap bidan harus menjalani hubungan yang baik dengan
teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang
sesuai.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainya.
c. Hak dan kewajiban Pasien
Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimilikimanusia sebagai
pasien/klien

a. pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan


peraturab yang berlaku dirumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan,
b. pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan
profess bidan tanpa diskriminasi,
c. pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai
dengan keinginannya;
d. pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan,nifas dan bayi yang baru dilahirkan;
e. pasien berhak mendapat pendamping suami atau keluarga
selama proses persalinan berlangsung;
Kewajban pasien
a) pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan;
b) pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokte,
bidan, perawat yang merawatnya;
c) pasien dan penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan, dokter, bidan dan perawat;
d) pasien dan penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang selalu disepakati/ perjanjian yang telah dibuatnya.
4) Registrasi dan Legislasi
Legislasi
Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat)
seuai dengan kewenangan dan kemampuannya.
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan
sertifikasi (pengaturan kompetensi), Registrasi (pengaturan
kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Tujuan legislasi adalah membrikan perlindunagn kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut
meliputi :

1) Mempertahankan kualitas pelayanan


2) Memberikan kewenangan
3) Menjamin perlindungan hukum
4) Meningkatkan professionalism
Bentuk legislasi bidan meliputi :
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui
kegiatan pendidikan faormal maupun nan formal (pendidikan
berkelanjutan). Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi
profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya
ditentukan oleh profesi. Bentuk sertifikasi dari pendidikan formal
adalah ijasah yang diperoleh melalui ujian nasional. Sertifikasi
menunjukkan penguasaan kompetensi tertentu. Sedangkan sertifikasi
dari lembaga non formal adalah berupa sertifikat yang terakreditasi
sesuai standar nasional.
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
1. Ijasah
Merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu,
mempunyai kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan
yang berlaku dan diperoleh dari pendidikan formal.
2. Sertifikat
Merupakan dokuman penguasaan kompetensi tertentu, bias
diperolah dari kegiatan pendidikan formal atau pendidikan
berkelanjutan maupun lembaga pendidikan non formal yang
akreditasinya ditentuka oleh profesi kesehatan.
Tujuan umum sertifikasi adalah sebagai berikut :

1) Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi


2) Meningkatkan mutu pelayanan
3) Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan
Tujuan khusus sertifikasi adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku(
kompetensi tenaga profesi;
2. Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi;
3. Menyatakan pengetahuan, keterampilan, dam perilaku (kompetensi)
pendidikan tambahan tenaga profesi.
4. Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan
tenaga profesi;
5. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.
Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses diman seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
professional setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan tersebut.
Registrasi bidan artinya proses pendaftaran pendokumentasian dan
pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal
kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan
sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik
profesinya.
Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi maka akan mendapatkan
haknya untuk minta izin praktik ( lisensi) setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.
Tujuan umum registrasi adalah untuk melindungi masyarakat dari mutu
pelayanan profesi. Sedangkan tujuan khususnya adalah;
1. Meningkatka kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi
kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang berkembang pesat.
2. Meningkatka mekanisme yang objektif dan koprehensif dalam
menyelesaikan kasus malpraktik.
3. Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik
Aplikasi proses registrasi dalam praktik kebidanan adalah sebagai
berikut:
Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan
kelengkapan registrasi kepada kepala dinas kesehatan provinsi dimana
institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB (surat isin bidan)
selambat-lambatnya 1 bulan setelah menerima ijasa bidan;
Kelengkapan registerasi sesuai dengan yang tercantum dalam
permenkes RI No.1464/Menkes/PER/X/2010 tentang isin dan
penyalenggaraan praktik bidan;

D. Model Konseptual Asuhan Kebidanan

1. Pengertian
1) Model
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
Kegunaan model antara lain :
Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkrit maupun abstrak)
dengan mengartikan persamaan seperti struktur, gambar, diagram,
dan rumus. Model tidak seperti teori, tidak memfokuskan pada
hubungan antara dua fenomena tapi lebih mengarah pada struktur
dan fungsi. Sebuah model pada dasarnya analogi atau gambar
simbolik sebuah ide (wilson, 1985)
Menggambarkan sebuah kenyataan atau gambaran abstrak sehinnga
masih digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai parameter garis
besar praktik (berner, 1984).
2) Konsep
Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang
suatu teori yang dapat diuji melalui observasi atau penelitian.
3) Konseptual model
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang
menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model berkembang
dari wawasan intuitif keilmuan kemudian disimpulkan dalam
kerangka acuan ilmu sehingga konseptual model dapat memberikan
gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan
kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.
4) Model asuhan kebidanan
Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
2. Konseptual model kebidanan
Model dalam kebidanan berdasarkan pada 4 elemen, yaitu :
1) Manusia (perempuan, ibu, pasangan dan orang lain)
2) Kesehatan
3) Lingkungan
4) Kebidanan
3. Macam model kebidanan
1) Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan
Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu:
a) Ibu dalam keluarga
b) Konsep kebutuhan
c) Parnership
d) Faktor kedokteran dan keterbukaan
2) Model medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu
manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan.
Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman dan
tindakan.
4. Teori-teori yang mempengaruhi model kebidanan
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan
mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang
sudah ada sehingga tercipta suatu model kebidanan yang sesuai dengan
filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun
perempuan dan keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan.
Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partner
ship dalam asuhan kebidanan. Teori-teori yang berhubungan dengan
praktik kebidanan antara lain :
1) Teori Reva Rubin (pencapaian peran ibu)
Rubin adalah seorang nurse-midwife dari amerika yang
mengembangkan penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan anak
khususnya ibu bersalin. Rubin menjelaskan bahwa seseorang
mempunyai posisi berbeda dalam tahapan hidupnya yang berbeda
dan juga dapat mempunyai posisi ganda pada waktu yang bersamaan
sebagai seorang anak perempuan, istri, dan ibu juga sebagai bidan,
pelajar juga sebagai karyawan. Tindakan-tindakan yang diatur
sekitar posisi terdiri dari peran (Rubin, 1967)
Tujuan riset Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang
perempuan mencapai peran menjadi seorang ibu dan hal apasajakah
yang mempengaruhinya, baik yang bersifat membantu maupun
menghambat atau memberi efek negatif.
Menurut Rubin untuk mencapai peran menjadi seorang ibu maka
seorang perempuan membutuhkan proses belajar berupa latihan-
latihan. Dalam proses ini perempuan diharapkan mampu
mengidentifikasi bagaimana perempuan tersebut mampu mengambil
peran seorang ibu. Peran diperoleh melalui proses belajar yang
dicapai melalui suatu rangkaian aktivitas.
Rubin mengatakan bahwa seorang perempuansejak hamil sudah
mempunyai harapan sebagai berikut:
a) Memastikan keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan
bayi.
b) Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang
sangat berarti bagi ibu dan bayi.
c) Penentuan gambaran identitas diri
d) Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada perempuan pada waktu hamil
adalah :
a) Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian
untuk dapat berperan sebagai calon ibu dan mampu
memperhatikan perkembangan janinnya.
b) Ibu memerlukan sosialisasi.
c) Teori Ramona Mercer (pencapain peran ibu)
Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan
perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu, sementara itu
akan terjalin ikatan kasih sayang dengan bayinya. Seorang ibu
membutuhkan kompetensi dalam mengembang tugas pengasuhan
yang terlibat dalam peran tersebut. Pengambilan peran melibatkan
interaksi aktif dari pengambil peran dan patner si peran, setiap
respon terhadap insyarat dari orang lain dan mengubah perilaku
tergantung dari respons orang lain.
Penampilan peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa
lalunya dan pandangan dari mereka sendiri. Marcer menggambarkan
dasar teori dari penelitian dari penelitian dalam teori pencapaian
peran yang mengidentifikasikan 4 tahap dalam pencapaian peran
yaitu :
1) Anticipatory (pendahuluan)
Masa sebelum perempuan menjadi ibu, dimana perempuan
mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis dengan
mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang ibu.
2) Formal
Perempuan memasuki peran ibu yang sesungguhnya, bimbingan
peran dibutuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial.
3) Informal
Di mana perempuan sudah mampu menemukan jalan yang unik
dalam melaksanakan peran barunya.
4) Personal
Merupakan peran terakhir, di mana perempuan sudah mahir
melakukan perannya sebagai ibu dan orang lain pada umumnya
menerima pernyataan itu.
Faktor pencapaian peran ibu menurut mercer, yaitu :
a) Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perasaan,
percata, dan mengerti
b) Informational support, yaitu memberikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk
menolong dirinya sendiri
c) Physical support, yaitu memberikan pertolongan langsung seperti
merawat bayi dan memberi dukungan dana
d) Appraisal support, yaitu berupa informasi yang menjelaskan
tentang perang ibu sehinnga memungkinkan individu mampu
mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian peran ibu.
e) Teori Ernestin Weidenbach
Emestine Weidenbach adalah seorang perawat yang telah bekerja
selama 20 tahun. Walaupun weidenbach pernah lama menjadi
perawat tetapi bukunya yang berjudul “Family Centered
maternity Nurcing” ditulis sewaktu dia bekerja dibagian
kebidanan.
Menurut weidenbach 5 konsep yang nyata ditemukan dalam
keperawatan, yaitu:
1) The agen
Bidan sebagai agen/ perantara bagi klien dalam mencapai
tujuan. Model ini menekankan perlunya mempertimbangkan
kenyakinan/filosofi individual bidan atau teman sejawat dalam
memberikan asuhan. Filosofi Weidenbach adalah tentang
kebutuhan ibu dan bayi segera, untuk mengembangkan
kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan
menjadi orang tua.
2) The recipient
Penerima asuhan adalah perempuan, keluarga dan masyarakat
yang membutuhkan pertolongan. Kebutuhan muncul karena
adanya kondisi tertentu misalnya kehamilan, persalinan dan
nifas. Recipient menurut weidenbach adalah individu yang
berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri sehingga
bidan memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri
secara memuaskan.
3) The goal/ purpose
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu
diketahui sebelum menentukan ujian. Bila kebutuhan sudah
diketahui maka dapat diperkirakan tujuan yang yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik,
emosional, atau psikologis yang berbeda dari kebutuhan normal.
4) The means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada 4 tahapan:
a) Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan adan
ide.
b) Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang
dibutuhkan.
c) Memberi bantuan sesuai dengan kebutuhan.
d) Mengkoordinasitenaga yang ada untuk memberikan bantuan.
5) Teori Ela Joy Lerhman dan Morten
Lerhman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh bidan di
klinik yang dipimpin oleh bidan di amerika. Dalam teori ini,
Lerhman mengiginkan agar bidan mampu melihat semua aspek
praktik dalam memberikan asuhan pada perempuan hamil dan
memberikan pertolongan pada persalinan.
Lerhman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam
pelayanan antenatal, yaitu:
1) Asuhan yang berkesinambungan
2) Asuhan yang berpusat pada keluarga
3) Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4) Asuhan yang bersifat non-intervensi
5) Fleksibel/keluwesan dalam memberikan asuhan
6) Asuhan yang partisipatif
7) Pembelaan/advokasi pada klien
8) Waktu
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lerhman tersebut
kemudian diuji cobakan oleh Morten pada pasien post partum.
Dari hasil penerapan tersebut, Morten menambahkan 3
komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh
Lerhman, yaitu:
1. Teknik terapeutik
Yaitu suatu proses komunikasi yang menguntungkan dan
mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur
dengan indikator : mendengarkan aktif, mengkaji,
klarifikasi, humor, sikap tidak menghakimi, mendorong
fasilitas/mempermudah dan memberikan izin.
2. Pemberdayaan
Adalah suatu proses memberi kekuatan dan kekuasaan.
Bidan melaui penampilan dan pendekatannya akan
meningkatkan kemampuan klien. Indikatornya antara lain :
penguatan/penegasan, menilai, dan memberi dukungan.
3. Hubungan sesame
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap
terbuka, sejalan dengan klien sehingga antara bidan dan
kliennya nampak akrab. Bidan meningkatkan interaksi yang
mempunyai ciri keterbukaan, saling menghargai, persamaan
posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan diantara
bidan dan klien. Indikatornya antara lain: kesejajaran,
empati, berbagai pengalaman.
1. Teori Jean Ball (teori kursi goyang = keseimbangan emosional
ibu)
Jean Ball adalah seorang bidan dari britis yang telah melakukan
risetnya secara intensif terhadap kebutuhan perempuan pada
masa post natal. Jean Ball menjelaskan bahwa tujuan asuhan
post natal yang sekaligus juga menjadi filosofi Jean Ball tentang
post natal care sebagai berikut: membantu seorang perempuan
agar berhasil menjadi ibu, dan keberhasilan ini tidak hanya
melibatkan proses fisiologis saja tetapi psikologis dan emosional
yang memotivasi keinginan untuk menjadi orang tua serta
pencapaiannya.
Kesejahteraan perempuan setelah melahirkan sangat bergantung
pada kepribadian perempuan itu sendiri, support sistem
dukungan pribadi dan support yang diberikan oleh pelayanan
kebidanan. Ball mengemukakan teori kursi goyang dimana :
1. Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang
berpijak pada pandangan masyarakat tentang keluarga.
2. Topangan kanan kiri adalah kepribadian perempuan,
pengalaman hidup.
3. Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang
kanan-kiri) adalah keluarga dan support sistem.
4. Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan maternal,
yang tergantung pada efektivitas elemen-elemen sebagai
berikut:
1) Jika kursi goyang tidak ditegakkan dengan benar maka
dia akan jatuh saat diduduki.
2) Jika kursi tidak diletakkan pada lantai yang kuat maka
kursi akan jatuh.
3) Jika bagian-bagian tidak cocok satu sama lain mungkin
dapat saja menyagga, namun yang menduduki merasa
tidak nyaman dan memiliki ketegangan.
Keseimbangan emosional seorang perempuan sangat penting
tergantung pada ketiga elemen tersebut diatas. Bila semua
faktor diatas positif maka derajat keadaan emosi akan baik.
Tetapi, bila ketiga faktor tersebut negatif, derajat keadaan
emosi juga buruk. Meski demikian, setiap faktor saling
berinteraksi satu sama lain. Jika kekurangan satu faktor
diimbangi dengan kelebihan faktor lain, keadaan emosi ibu
akan menjadi baik.
2. Teori Oream
Self Care Theory. Teori ini menekankan bahwa setiap orang
mempunyai kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan
berhak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali jika tidak
memungkinkan, orang yang biasa memenuhi kebutuhan self
care sendiri disebut self care agen. Sedangkan bagi bayi, anak,
orang yang sakit berat atau tidak sadar, keluarga atau orang tua
merupakan dependent care agent.
Self care defisit theory. Bila individu mampu untuk memenuhi
tuntutan self care maka kebutuhan untuk merawat dirinya
sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan terlalu besar dari
kemampuan maka akan terjadi ketidakseimbangan yang disebut
self care defisit. Hal ini merupakan inti dari teori Oeram
sehingga dapat ditentukan kapan asuhan kebidanan itu
dibutuhkan.
Untuk dapat memberikan bantuan maka bidan harus
memperhatikan 5 aspek penting yaitu:
1. Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai
mampu melaksanakan asuhan sendiri
2. Menentukan bantuan yang dibutuhkan pasien
3. Memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Merencanakan bantuan langsung bersama pasien dan
keluarga
5. Mengintegrasikan asuhan dengan kegiatan sehari-hari pasien
dan pelayan kesehatan lainnya sehingga untuk memberikan
bantuan kepada pasien diperlukan pengetahuan tentang
manusia.
3. Medical Model
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk
membantu manusia dalam memehami proses sehat sakit dalam
arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman dan tindakan sehingga menimbulkan pertanyaan
dalam model ini yaitu “dapatkah dengan mudah dipahami dan
dapatkah dipakai dalam praktik”. Midwifery model: Ruper,
Lagan, Dan Tietney Activity Of Living Model. Model yang
dipengaruhi oleh virginia handerson model, terdiri dari 4
elemen:
1) Rentang kehidupan
2) Aktivitas kehidupan
3) Ketergantungan atau kebebasan individu
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas kehidupan
Rosermary Muthuen. merupakan aplikasi dari Oream dan
Henderson, model terhadap asuhan kebidanan di mana dalam
sistem perawatan ada 5 metode pemerian bantuan, yaitu:
1) Mengerjakan untuk klien
2) Membimbing untuk klien
3) Mendukung klien (secara fisik dan psikologis)
4) Menyediakan lingkungan yang mendukung kemampuan
klien untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa akan
dating
5) Mengajarkan klien
Roy Adaptation Model pencetusnya adalah suster Callista Roy
(1960), sebagai dasarnya makhluk bio psiko sosial yang
berhubungan dengan lingkungan. Dimemukakan tiga macam
stimulasi yang mempengaruhi adaptasi kesehatan dari individu,
yatu:
1) Vokal stimulasi yaitu stimulasi dari lingkungan di dekat
individu, contohnya: kesehatan bayi akan mempengaruhi ibu
yang baru saja melakukan fungsinya.
2) Kontekstual stimuli yaitu faktor-faktor umum yang
mempengaruhi perempuan. Contohnya: kondisi lingkungan
yang buruk.
3) Residual stimuli yaitu faktor internal meliputi kepercayaan,
pengalaman, dan sikap. Model kebidanan ini berguna bagi
bidan dalam melakukan pengkajian secara menyeluruh
4) Neman System Model yaitu model yang merupakan awal
dari kesehatan individu dan komunikasi (sistem klien) yang
digambarkan sebagai pusat energi yang dikelilingi oleh garis
kekuatan dan pertahana.
1. Pusatnya adalah variabel fisiologis, psikologis, sosial
kultural, dan spiritual
2. Garis kekuatan adalah kemempuan sisitem klien untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.
3. Garis pertahanan menunjukkan status kesehatan umum
dari individu.

E. Multiple Choice 10 Buah pada Setiap Sub Pokok Pembahasan

1) Standar Profesi Kebidanan

1.

2) Bidan Delima

3) Sistem Penghargaan Bagi Bidan (Reward, dan Sanksi)

4) Teori dan Model Konseptual Asuhan Kebidanan

KUMPULAN SOAL KONSEP KEBIDANAN


1. Ciri – ciri profesi kecuali ....
a. Pekerjaan seumur hidup
b. Mempunyai motifasi kuat oleh panggilan
c. Menggunakan keterampilan komunikasi
d. Memiliki wadah dalam bentuk organisasi profesional
2. Teori yang mendukung praktik kebidanan adalah.....
a. Komunikasi
b. Konsepsi
c. Persalinan dan kelahiran
d. Semua benar
3. Cara merangsang produksi ASI yang benar ialah ...
a. Berikan botol atau kempeng
b. Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
c. Jangan menghisap sesering mungkin agar tidak menimbulkan rasa
nyeri
d. Perlihatkan tanda menyusui seperlunya
4. Yang bukan merupakan langkah penatalaksanaan kebidanan adalah ...
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
klien secara keseluruhan
b. Menginterprestasikan diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya
c. Tidak menyusun rencana asuhan secara menyeluruh
d. Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa masalah
5. Yang bukan termasuk Ciri – ciri bidan profesional adalah ...
a. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinik
yang dibuatnya
b. Senantiansa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan
mutakhir secara berkala
c. Bidan membedakan pelayanan pasien
d. Menggunakan keterampilan komunikasi dengan baik
6. Yang termasuk kedalam komponen paradigma kebidanan adalah ...
a. Perempuan
b. Lingkungan
c. Perilaku
d. Keadaan
7. Body of knowledge kebidanan dalam ilmu dasar adalah ...
a. Psikologi
b. Anatomi
c. Mikrobiology
d. Fisikabiokimia
8. Teori Ernesteine wiedenbach adalah kecuali ...
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Pelayanan materlitas
c. Memberikan dukungan dalam mencari pertolongan
d. Memvalidasi bantuan yang diberikan
9. Beberapa masalah pada ibu dan bayi yang perlu dikolaborasi kecuali...
a. Preeklamsia ringan
b. Anemia dan kehamilan
c. Kehamilan dengan kelainan letak
d. Gerakan janin yang dirasakan
10. Yang termasuk ruang lingkup asuhan kebidanan kecuali ...
a. Asuhan kebidanan pada ibu hamil
b. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
c. Asuhan kebidanan pada ibu nifas
d. Pekerjaan seumur hidup
11. Suatu proses yang alami peristiwa normal, namun apabila tidak di
kelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. Pelayanan
tersebut merupakan pengertian dari (kecuali)...
a. Diabetes meletus
b. Nifas
c. persalinan
d. Kehamilan
12. Apa peranan ibu yang diharapkan oleh Mercer ...
a. Membantu wanita dalam melaksanankan tugasnya dalam adaptasi
peran fungsi ibu
b. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
c. Konsepsi
d. Asuhan selama hamil
13. Siapakah yang telah melakukan riset tentang keberhasilan peranan
seorang ibu pada saat kehamilan dan adaptasi psikologi pada saat
postpartum ialah ...
a. Reva Rubin
b. Ramona T.Merger
c. Ela Joi Cerhmar
d. Jean Ball
14. Dibawah ini merupakan beberapa macam hak bidan, kecuali ...
a. Mendapat perlindungan hukum
b. Bekerja sesuai standar profesi
c. Tidak mendapat kompensasi dan kesehatan yang sesuai
d. Menolak keinginan pasien dan keluarga yang bertentangan denagn
peraturan perundang – undangn
15. Jumlah komponen paradigma kebidanan ?
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
16. Faktor – faktor yang mempengaruhi pencapaian peran wanita
sebagai ibu menurut Mercer adalah...
a. Faktor yang berasal dari ibu dan bapak
b. Faktor yang berasal dari keluarga
c. Faktor yang berasal dari ibu dan bayi
d. Faktor yang berasal dari lingkungan sosial
17. Seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan
yang diakui oleh negara serta memperoleh klarifikasi dan diberi izin
untuk menjalankan praktek kebidanan di negara itu. Pernyataan
tersebut merupakan pengertian dari ...
a. Bidan
b. Perawat
c. Dokter
d. Dukun

18. Yang termasuk asuhan kebidanan adalah ...


a. Asuhan kebidanan pada orang sakit
b. Asuhan kebidanan pada bayi
c. Asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir
dan ibu nifas
d. Semuanya salah
19. Komponen paradigma kebidanan ?
a. Perempuan, emosi
b. Lingkingan, usia
c. Perilaku, perempuan, lingkungan
d. Pelayanan kebidanan, aktifitas
20. Peran dan fungsi bidan yaitu...
a. Sebagai pelaksana
b. Sebagai pengelola
c. Sebagai pendidik
d. Semua benar
21. Kebutuhan klien menurut Ernestine Weidenbach kecuali ...
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Judgement ( kemampuan mengambil keputusan )
d. Emosional
22. Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi fase adaptasi yaitu sebagai
berikut kecuali...
a. Fase gangguan
b. Fase pengalihan
c. Fase pengaturan kembali
d. Fase pemulihan fisik
23. Dibawah ini yang termasuk teori perubahan menurut teori
perubahan Ronger E (1962), yaitu...
a. Penghargaan
b. Perubahan partisipatif
c. Kebutuhan mendapatkan pengakuan/diakui
d. Kesadaran (awarenens)
24. Peran dalam pelaksanaan bidan mempunyai beberapa kategori
tugas yaitu, ...
a. 2
b. 4
c. 5
d. 3
25. Yang menjadi tanggung jawab bidan yaitu ...
a. Bertanng jawab dalam segala hal penyakit
b. Bertanggung jawab atas profesi
c. Mengabaikan semua catatan/rekan medis
d. Tidak melakukan kompetensi profesional
26. Dibawah ini tugas bidan pada pelayanan mandiri/primer, kecuali ...
a. Kehamilan normal
b. Masa nifas
c. Bayi baru lahir
d. Kehamilan ganda
27. Yang merupakan tanggung jawab seorang bidan adalah ...
a. Memberikan pelayanan pada klien
b. Memberikan beasiswa pada mahasiswa akbid yang berprestasi
c. Melakukan praktek kebidanan tanpa izin praktek
d. Melakukan penipuan sarana pelayanan kesehatan
28. Teori ball yang diterapkan dalam masa postpartum meliputi
berikut ini, kecuali ...
a. Teori perubahan
b. Teori kursi goyang
c. Teori koping serta sistem support
d. Teori stres
29. Manakah yang termasuk komponen Jean Ball ?
a. Wanita
b. Lingkungan
c. Diri sendiri
d. Semua benar
30. Pelaksanaan langsung asuhan yang efisien dan aman. Pernyatan
tersebut menurut Varney 1997 merupakan langkah ke ...
a. II
b. VI
c. IV
d. VII
31. Dalam teori Jean Ball mengatakan bahwa respon emosional wanita
dapat berubah-ubah tergantung dari berikut, kecuali ...
a. Diri sendiri
b. lingkungan
c. Dukungan keluarga
d. Dukungan sosial
32. Data yang bisa diperoleh dari pasien, keluarga, atau orang
terdekat disebut data ...
a. Data obyektif
b. Data pribadi
c. Data subjektif
d. Data pentin
33. Berorientasi kepada pelayan, memiliki ilmu pengetahuan teoritik
dengan anatomi dari kelompok pelaksana. Pengertian profesi menurut
...
a. Suessman, 1996
b. Chin Yacobus, 1993
c. Verney, 1997
d. ICM,Firgo dan WHO
34. Yang mana yang termasuk dalam tujuan pembelajaran khusus ?
a. Filosofi dan konseptual kebidanan
b. Dapat menjelaskan filosofi dan definisi bidan
c. Seorang wanita yang telah mengikuti pendidikan
d. Pendidikan kebidanan di luar negri
35. Yang dimaksud dengan pelayanan rujukan ialah ...
a. Bagian integral dari sistem pelyanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan dan telah terdaftar.
b. Individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan,
pencegahan dan pemuluhan
c. Pelayanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
d. Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan
kesistem layanan yang lebih tinggi
36. Kompetensi kebidanan ada 8, manakah urutan pertama dari
kompetensi kebidanan ?
a. Asuhan konseling selama kehamilan
b. Prakonsepsi, keluarga berencana dan ginekologi
c. Asuhan selama persalinan, dan pelahiran
d. Pengetahuan umum
37. Pendidikan bidan secara formal diadakan pada abad ke ...
a. Ke- 16
b. Ke- 20
c. Ke- 35
d. Ke- 50
38. Dibawah ini komponen yang termasuk dalam praktik kebidanan,
kecuali ...
a. Tehnik Terqupetek
b. Perawatan yang berkelanjutan
c. Perawatan yang berpusat pada keluarga
d. Pendidikan dan konseling
39. Ernestine Wiedenbach mengemukakan bahwa identifikasi klien
diperlukan ...
a. Keterampilan
b. Pengetahuan
c. Emotional support
d. Judgement
40. Berikut ini adalah teori yang mendukung praktik, kecuali ...
a. Komunikasi
b. KB
c. Pelaksanaan semua kompetensi sesuai kewenangan
d. Rujukan dan konsultasi dengan ahli lain
41. Yang termasuk dalam teorinya Ernestine Weidenbach adalah ...
a. Penyangga issuport terhadap kepribadian wanita
b. Peran aktif wanita sebagai ibu dan pasangan berinteraksi satu dengan
yang lain
c. Persiapan menjadi orang tua
d. Pelayanan maternitas
42. Apabila melakukan abortus berulang kali, akan mengakibatkan ...
a. Invertil
b. Endometrium
c. Habitualis
d. Pay hidramion
43. Faktor – faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transmisi ke
masa menjadi orang tua salah satunya adalah respon dan dukungan
keluarga dan teman, hal ini di kemukakan dalam teori ...
a. Jean ball
b. Reva rubin
c. Ernestin wiedenbach
d. Roman mencer
44. Macam- macam proses perubahan, kecuali ...
a. Adanya KDM (Kebthn Dasar Manusia )
b. Perubahan sprontan
c. Perubahan pada perkembangan
d. Perubahan yang direncanakan
45. Persyaratan apa sajakah yang telah bidan miliki yaitu, ...
a. Kecakapan atau keahlian
b. Pelakunya secara nyata
c. Memiliki kode etik bidan
d. Tidak memiliki standar pelayanan
46. Beberapa upaya yang mencakup intervensi kebidanan yang
sifatnya komprensif adalah ...
a. Psikososial
b. Lingkungan fisik
c. Rehabilitatif
d. Biologis
47. Bagian tubuh yang mempunyai rongga tempat beberapa organ
tubuh yang penting misalnya; usus, hati, lambung, dll yaitu ...
a. Jantung
b. Abdomen
c. Anterior
d. Posterior
48. Dibawah ini yang termasuk ciri-ciri bidan profesional ialah ...
a. Memiliki pengetahuan yang melandasi keterampilan dan pelayanan
b. Mampu memeberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
c. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan
klinik yang dibuatnya
d. Pengendalian terhadap standar politik
49. Yang bukan termasuk standar nomenklatur diagnosa kebidanan,
yaitu ...
a. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
b. Diakui dan disahkan oleh profesi
c. Memiliki ciri khas kebidanan
d. Tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan penatalaksanaan
kebidanan
50. Seorang bidan melakukan tindakan kolaborasi apabila klien
mengalami...
a. Kesehatan pada bayi
b. Keluhan pada kehamilan
c. Masalah pada proses kehamilan yang telah dikaji atau diperiksa
terdapat penyakit pada diri seorang ibu misalnya penyakit jantung
atau masalah ruedik yang serius
d. Tanda – tanda awal kehamilan
51. Profesi kebidanan secara internasonal diakui oleh ...
a. ICM, FIRGO, dan WHO
b. UU, dan PP
c. PBB, dan UU
d. IBI dan PP
52. Dalam melaksanakan tugasnya bidan berpegang teguh pada
filosofi etika profesi dan aspek legal. Pernyataan ini merupakan
komponen – komponen paradigma ...
a. Perilaku
b. Manusia
c. Lingkungan
d. Pelayanan kebidanan
53. Teori Ernestine Weidenbach berdasarkan pengalaman yang nyata
ditentukan dalam praktek pelayanan keperawatan, kecuali...
a. The Agent
b. The Means
c. The Framework
d. Teori stres
54. Ernestine Weidenbach menguraikan 5 elemen yang
mempengaruhi proses keperawatan yaitu ...
a. Agent, Recipient, Goal, Means , Framework
b. Mimicry, Role play, Fantasi, Introjektion, Grief
c. Avrilable, Apropriate, Continue, Accusesible, Accesible
d. Affordeble, Efficient, Quality, Ideal Image, Self Image
55. Teori yang diterapkan Jean Ball dalam asuhan kebidanan adalah
...
a. Humor
b. Kursi goyang
c. Kursi roda
d. Semuanya benar
56. Dibawah ini, manakah penyataan yang benar tentang teori Jean
Ball ...
a. Pengaruh budaya
b. Konsultasi laptasi
c. Pelayanan maternitas dan pandangan masyarakat
d. Persiapan sibling
57. Jean Ball mengemukakan tujuan pelayanan kesehatan ibu (
maternitas ) agar ibu mampu malaksanakan tugasnya sebagai ibu baik
fisik dan psikologis yaitu ...
a. Mempersiapkan si ibu agar sukses dan berhasil sebagai ibu baik
dalam fisik, psikis dan emisi
b. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian wanita
c. Pelayanan maternitas
d. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
58. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita yang
dikatakan sejahtera setelah melahirkan akan sangat tergantung dari ...
a. Kepribadiannya,sistem,persiapan, dukungan pribadi dan dukungan
pelayanan maternitas
b. Dukungan pribadi dan dukungan pelayanan kesehatan
c. Pengaruh budaya
d. Sistem dan dukungan pribadi
59. Pengertian pelayanan antenatal berikut yaitu ...
a. Menjamin tiap individu dan pasangannya memiliki informasi dan
pelayanan untuk merencanakan saat, jarak dan jumlah kehamilan
b. Mencegah komplikasi dan menjamin komplikasi dalam persalinan
dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar
c. Menjamin semua tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang bersih
d. Menjamin tersedianya pelayanan esensial
60. Mengenal dini masalah kesehatan dan sosial diikuti ...
a. Komunikasi
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga
c. Informasi dan edukasi
d. Komunikasi,pemberdayaan ibu hamil, suami dan keluarga serta
informasi dan edukasi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya untuk mempelajari konsep kebidanan memang harus
melewati beberapa tahap pembelajaran. Konsep dasar kebidanan merupakan
bagian dari mata kuliah kebidanan itu sendiri. Beberapa penjelasan dan
pembahasan yang berhubungan dengan definisi standar profesi kebidanan,
bidan delima, sistem penghargaan bagi bidan (reward, dan sanksi), dan teori
dan model konseptual asuhan kebidanan akan telah dibahas pada makalah.
Secara umum konsep kebidanan yang dijelaskan pada setiap sub
pokok pembahasannya adalah :
1. Standar profesi kebidanan adalah
2. Bidan delima adalah
3. Sistem penghargaan bagi bidan (reward, dan sanksi) adalah
4. Teori dan model konseptual asuhan kebidanan adalah
5. Evaluasi soal merupakan tahap akhir untuk menguasai setiap sub
popok pembahasan yang dijelaskan
Mahasiswa dituntut mempunyai pengetahuan yang berkualitas tentang
Konsep Kebidanan, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
kebidanan dengan professional dan berkualitas.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kesalahan-


kesalahan. Oleh karena itu, kami senantiasa menerima saran dan kritik yang
sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Ai yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti. Konsep kebidanan. Jakarta : CV. Trans


Info Media. 2011. P. 39-43.
Asrinah, Shinta Siswoyo, Dewie, Irna Syamrotul, Dian Nirmala. Konsep
kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010. P. 19-22.

http://bidanku.com/srikandi-award-sebuah-ajang-penghargaan-bagi-bidan-
bidan-inspirasional-indonesia#ixzz3Uq4AlVWk

http://kuliahku-kampusku.blogspot.co.id/2013/04/konsep-kebidanan.html

http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/pelayanan-bidan-
delima.html

http://www.iyhps.org/news8_bidan_delima.html#sthash.kiBMOVU5.dpuf

IBI. 2004 – Panduan Pengorganisasian: Program Bidan Delima; Buku


Pelatihan Fasilitator Bidan Delima: Buku Acuan; Instrumen
Instrumen Validasi: Program Bidan Delima

Rahmawati, Titik. Dasar-dasar kebidanan. Jakarta : Prestasi Pustaka. 2012.


P. 84-91.

Retna, Ery dan Sriati. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta: Nuha Medika.

Sari, Rury Narulita. Konsep kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2012. P.


44-50.

Soepardan, Suryani. Konsep kebidanan. Jakarta : EGC. 2008. P. 20-3.

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya


Kesehatan.

WHO., ICM., FIGO. (2004) Making Pregnancy Safer: The Critical Role of
The Skilled Attendent.

Anda mungkin juga menyukai