KONSEP KEBIDANAN
DISUSUN OLEH :
JumratulSeftriani (2015041)
2018
KATA PENGANTAR
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat untuk kita semua.
Amin ya robal alamin. Wasalamu,alaikum wr.wb.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Tujuan .......................................................................................
Pembahasan ..............................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran .........................................................................................
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas program SP dan merangkum sub pokok
pembahasan dalam tugas mata kuliah konsep kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui standar profesi kebidanan
b. Untuk mengetahui bidan delima
c. Untuk mengetahui sistem penghargaan bagi bidan (reward, dan
sanksi)
d. Untuk mengetahui teori dan model konseptual asuhan kebidanan
e. Membuat soal multiple choice 10 buah pada setiap sub pokok
pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bidan
Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “with woman”
(bersama wanita, mid= together, wife = a woman). Dalam bahasa
Perancis, sage femme (Bidan) berarti “wanita bijaksana”, sedangkan
dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan) bearti “berkaitan dengan
wanita”.
a. Menurut Churchill
Bidan adalah ”a health worker who may or may not formally
trainedand is a physician, that delivers babies and provides
associated maternal care” (seorang petugas kesehatan yang terlatih
secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang
membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait).
b. Definisi Bidan (ICM)
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan
telah berhasil menyelesaikan studiterkait serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal
untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua
didunia sejak adanya peradabanumat manusia.
c. Definisi Bidan (IBI)
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang berlaku di indonesia memenuhi kualifikasi untuk didaftar
(register) dan memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan
praktik bidan.
d. KEPMENKES NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002 Bab I Pasal 1
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program
pendidikan bidan dan lulusujian sesuai persyaratan yang berlaku.
e. Menurut WHO
Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam
program pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala
yuridis, dimana iaditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan
kebidanan dan memperoleh izinmelaksanakan praktek kebidanan.
f. International Confederation Of Midwife
Bidan adalah seseorang yangtelah menyelesaikan pendidikan bidan
yang diakui oleh negara serta memperolehkualifikasi dan diberi izin
untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu.
2. Pengertian standar menurut para ahli :
2. Donabedian (1980)
Standar adalah spesifikasi dari fungsi dari fungsi atau tujuan yang
harus dipenuhi oleh suatusarana pelayanan kesehatan agar pemakai
jasa pelayanan kesehatan dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4. Pengertian Profesi
Isi dari standar profesi bidan dalam permenkes 369 tahun 2007:
b) Standar II : falsafah
f) Standar VI : kurikulum
a) Standar I : organisasi
b) Standar II : falsafah
e) Standar V : fasilitas
b. Melindungi masyarakat.
b. Standar II : pengkajian
e. Standar V : tindakan
i. Standar IX : dokumentasi
B. Bidan Delima
1. Definisi
Bidan Delima merupakan suatu program dari Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), untuk Meningkatkan kualitas pelayanan bidan dalam
memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan masyarakat.
Dengan misi membentuk Bidan Praktek Swasta (BPS) yang mampu
memberikan pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana, bersahabat dan peduli terhadap
kepentingan pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan
pelanggan.
Serta kegiatan pembinaan & pelatihan yang rutin dan
berkesinambungan. Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas
pelayanan bidan praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan
monitoring & evaluasi.
Bidan Delima melambangkan Pelayanan berkualitas dalam
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang berlandaskan
kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi,
terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik
profesi.
Bidan delima adalah suatu program yang terobosan yang strategis
mencakup :
1) Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup
lingkungan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
a) Dasar Hukum
b. Tumbuh Bersama
c. Keterbukaan
d. Profesionalisme
Selaras dengan nilai kepatuhan pada standar pelayanan, maka
profesionalisme diharapkan dapat menjadi semacam ‘label bagi
setiap pribadi anggota BD.
e. Kewirausahaan
c. Pelatihan rutin.
3) Manfaat bagi Pasien/Pelanggan
1) Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1) Visi
2) Misi
a) Kebanggaan profesional
d) Pengakuan masyarakat
h) Kemudahan lainnya
Manfaat Bidan Delima.Bidan delima mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1) Bagi Bidan Praktek Swasta yaitu mendapat pengakuan dari
organisasi dan masyarakat sebagai petugas yang melaksanakan
pelayanan berkualitas, membantu dalam menjamin kualitas
pelayanan KB dan KR, mendapatkan pengetahuan dan
ketrampilan terkini, promosi, klien meningkat, fasilitas sesuai
standard.
Ada beberapa tahap yang harus dilalui seorang Bidan atau Bidan
Praktek Mandiri yang ingin menjadi Bidan Delima, yaitu :
1) Reward/ Penghargaan
Penghargaan yang diberi kepada bidan tidak hanya dalam bentuk
pengakuan profesi dan pemberian kewenangan atau hak untuk
menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi, yaitu ikatan bidan
indonasia (IBI), yang mengatur hak dan kewajiban serta penghargaan
dan sanksi bagi bidan.
Menurut Gibson (1987) da nada 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja seseorang bidan termasuk bidan, antara lain :
1. Faktor Individu: kemampuan keterampilan, latar belakang
keluarga, pengalaman, tingkat social dan demografi seseorang;
2. Faktor psikologis; persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja;
3. Faktor organisasi; struktur organisasi, desain pekerjaan,
kepemimpinan, system penghargaan (reward system)
Pemeliharaan SDM dalam suatu organisasi perlu diimbangi dengan
system ganjaran ( reward system) baik berupa material maupun
immaterial. Ganjaran berupa material misalnya gaji dan tunjangan,
sedangkan ganjaran immaterial misalnya kesempatan untuk
meningkatkan pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan dan
pelatihan. Tujuan dari adanya system ganjaran antara lain:
1. Meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun
dalam kelompok setinggi-tingginya. Peningkatan prestasi kerja
perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf.
2. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan
meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi.
3. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan
perasaannya tentang pekerjaan sehingga terbuka jalur komunikasi
dua arah antara pimpinan dan staf.
Penghargaan yang diberikan kepada bidan diharapkan dapat
memotivasi bidan untuk meningkatkan kinerja mereka. Bidan sebagai
petugas kesehatan sering berharapan dengan masalah etik yang
berhubungan dengan hokum. Masalah dapat diselesaikan dengan
hukum, tetapi belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip dan
nilai etika.
2) Punishment/Sanksi
Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau
penderitaan yang ditemukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi
berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak/ kewajiban bidan
yang telah diatur oleh organisasi profesi, karena kode etikbidan
merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam menjalankan
praktik profesinya yang telah disepakati dalam Kongres Nasional IBI.
Bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku maka akan diberikan sanksi sesuai dengan
Permankes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktek Bidan.
Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan
Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) yang
memiliki tugas:
1. Merencanakan dan melaksanan kegiatan bidang sesuai dengan
ketetapan pengurus pusat;
2. Melaporkan hasil kegiatan bidang tugasnya secara berkala;
3. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas
pengurus pusat;
4. Memberi tim teknis sesuai kebutuhan, tugas, dan tanggung jawabnya
ditentukan pengurus.
1. Pengertian
1) Model
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
Kegunaan model antara lain :
Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkrit maupun abstrak)
dengan mengartikan persamaan seperti struktur, gambar, diagram,
dan rumus. Model tidak seperti teori, tidak memfokuskan pada
hubungan antara dua fenomena tapi lebih mengarah pada struktur
dan fungsi. Sebuah model pada dasarnya analogi atau gambar
simbolik sebuah ide (wilson, 1985)
Menggambarkan sebuah kenyataan atau gambaran abstrak sehinnga
masih digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai parameter garis
besar praktik (berner, 1984).
2) Konsep
Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang
suatu teori yang dapat diuji melalui observasi atau penelitian.
3) Konseptual model
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang
menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model berkembang
dari wawasan intuitif keilmuan kemudian disimpulkan dalam
kerangka acuan ilmu sehingga konseptual model dapat memberikan
gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan
kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.
4) Model asuhan kebidanan
Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
2. Konseptual model kebidanan
Model dalam kebidanan berdasarkan pada 4 elemen, yaitu :
1) Manusia (perempuan, ibu, pasangan dan orang lain)
2) Kesehatan
3) Lingkungan
4) Kebidanan
3. Macam model kebidanan
1) Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan
Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu:
a) Ibu dalam keluarga
b) Konsep kebutuhan
c) Parnership
d) Faktor kedokteran dan keterbukaan
2) Model medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu
manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan.
Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman dan
tindakan.
4. Teori-teori yang mempengaruhi model kebidanan
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan
mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang
sudah ada sehingga tercipta suatu model kebidanan yang sesuai dengan
filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun
perempuan dan keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan.
Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partner
ship dalam asuhan kebidanan. Teori-teori yang berhubungan dengan
praktik kebidanan antara lain :
1) Teori Reva Rubin (pencapaian peran ibu)
Rubin adalah seorang nurse-midwife dari amerika yang
mengembangkan penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan anak
khususnya ibu bersalin. Rubin menjelaskan bahwa seseorang
mempunyai posisi berbeda dalam tahapan hidupnya yang berbeda
dan juga dapat mempunyai posisi ganda pada waktu yang bersamaan
sebagai seorang anak perempuan, istri, dan ibu juga sebagai bidan,
pelajar juga sebagai karyawan. Tindakan-tindakan yang diatur
sekitar posisi terdiri dari peran (Rubin, 1967)
Tujuan riset Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang
perempuan mencapai peran menjadi seorang ibu dan hal apasajakah
yang mempengaruhinya, baik yang bersifat membantu maupun
menghambat atau memberi efek negatif.
Menurut Rubin untuk mencapai peran menjadi seorang ibu maka
seorang perempuan membutuhkan proses belajar berupa latihan-
latihan. Dalam proses ini perempuan diharapkan mampu
mengidentifikasi bagaimana perempuan tersebut mampu mengambil
peran seorang ibu. Peran diperoleh melalui proses belajar yang
dicapai melalui suatu rangkaian aktivitas.
Rubin mengatakan bahwa seorang perempuansejak hamil sudah
mempunyai harapan sebagai berikut:
a) Memastikan keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan
bayi.
b) Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang
sangat berarti bagi ibu dan bayi.
c) Penentuan gambaran identitas diri
d) Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada perempuan pada waktu hamil
adalah :
a) Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian
untuk dapat berperan sebagai calon ibu dan mampu
memperhatikan perkembangan janinnya.
b) Ibu memerlukan sosialisasi.
c) Teori Ramona Mercer (pencapain peran ibu)
Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan
perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu, sementara itu
akan terjalin ikatan kasih sayang dengan bayinya. Seorang ibu
membutuhkan kompetensi dalam mengembang tugas pengasuhan
yang terlibat dalam peran tersebut. Pengambilan peran melibatkan
interaksi aktif dari pengambil peran dan patner si peran, setiap
respon terhadap insyarat dari orang lain dan mengubah perilaku
tergantung dari respons orang lain.
Penampilan peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa
lalunya dan pandangan dari mereka sendiri. Marcer menggambarkan
dasar teori dari penelitian dari penelitian dalam teori pencapaian
peran yang mengidentifikasikan 4 tahap dalam pencapaian peran
yaitu :
1) Anticipatory (pendahuluan)
Masa sebelum perempuan menjadi ibu, dimana perempuan
mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis dengan
mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang ibu.
2) Formal
Perempuan memasuki peran ibu yang sesungguhnya, bimbingan
peran dibutuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial.
3) Informal
Di mana perempuan sudah mampu menemukan jalan yang unik
dalam melaksanakan peran barunya.
4) Personal
Merupakan peran terakhir, di mana perempuan sudah mahir
melakukan perannya sebagai ibu dan orang lain pada umumnya
menerima pernyataan itu.
Faktor pencapaian peran ibu menurut mercer, yaitu :
a) Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perasaan,
percata, dan mengerti
b) Informational support, yaitu memberikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk
menolong dirinya sendiri
c) Physical support, yaitu memberikan pertolongan langsung seperti
merawat bayi dan memberi dukungan dana
d) Appraisal support, yaitu berupa informasi yang menjelaskan
tentang perang ibu sehinnga memungkinkan individu mampu
mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian peran ibu.
e) Teori Ernestin Weidenbach
Emestine Weidenbach adalah seorang perawat yang telah bekerja
selama 20 tahun. Walaupun weidenbach pernah lama menjadi
perawat tetapi bukunya yang berjudul “Family Centered
maternity Nurcing” ditulis sewaktu dia bekerja dibagian
kebidanan.
Menurut weidenbach 5 konsep yang nyata ditemukan dalam
keperawatan, yaitu:
1) The agen
Bidan sebagai agen/ perantara bagi klien dalam mencapai
tujuan. Model ini menekankan perlunya mempertimbangkan
kenyakinan/filosofi individual bidan atau teman sejawat dalam
memberikan asuhan. Filosofi Weidenbach adalah tentang
kebutuhan ibu dan bayi segera, untuk mengembangkan
kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan
menjadi orang tua.
2) The recipient
Penerima asuhan adalah perempuan, keluarga dan masyarakat
yang membutuhkan pertolongan. Kebutuhan muncul karena
adanya kondisi tertentu misalnya kehamilan, persalinan dan
nifas. Recipient menurut weidenbach adalah individu yang
berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri sehingga
bidan memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri
secara memuaskan.
3) The goal/ purpose
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu
diketahui sebelum menentukan ujian. Bila kebutuhan sudah
diketahui maka dapat diperkirakan tujuan yang yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik,
emosional, atau psikologis yang berbeda dari kebutuhan normal.
4) The means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada 4 tahapan:
a) Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan adan
ide.
b) Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang
dibutuhkan.
c) Memberi bantuan sesuai dengan kebutuhan.
d) Mengkoordinasitenaga yang ada untuk memberikan bantuan.
5) Teori Ela Joy Lerhman dan Morten
Lerhman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh bidan di
klinik yang dipimpin oleh bidan di amerika. Dalam teori ini,
Lerhman mengiginkan agar bidan mampu melihat semua aspek
praktik dalam memberikan asuhan pada perempuan hamil dan
memberikan pertolongan pada persalinan.
Lerhman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam
pelayanan antenatal, yaitu:
1) Asuhan yang berkesinambungan
2) Asuhan yang berpusat pada keluarga
3) Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4) Asuhan yang bersifat non-intervensi
5) Fleksibel/keluwesan dalam memberikan asuhan
6) Asuhan yang partisipatif
7) Pembelaan/advokasi pada klien
8) Waktu
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lerhman tersebut
kemudian diuji cobakan oleh Morten pada pasien post partum.
Dari hasil penerapan tersebut, Morten menambahkan 3
komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh
Lerhman, yaitu:
1. Teknik terapeutik
Yaitu suatu proses komunikasi yang menguntungkan dan
mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur
dengan indikator : mendengarkan aktif, mengkaji,
klarifikasi, humor, sikap tidak menghakimi, mendorong
fasilitas/mempermudah dan memberikan izin.
2. Pemberdayaan
Adalah suatu proses memberi kekuatan dan kekuasaan.
Bidan melaui penampilan dan pendekatannya akan
meningkatkan kemampuan klien. Indikatornya antara lain :
penguatan/penegasan, menilai, dan memberi dukungan.
3. Hubungan sesame
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap
terbuka, sejalan dengan klien sehingga antara bidan dan
kliennya nampak akrab. Bidan meningkatkan interaksi yang
mempunyai ciri keterbukaan, saling menghargai, persamaan
posisi sehingga mendorong rasa kebersamaan diantara
bidan dan klien. Indikatornya antara lain: kesejajaran,
empati, berbagai pengalaman.
1. Teori Jean Ball (teori kursi goyang = keseimbangan emosional
ibu)
Jean Ball adalah seorang bidan dari britis yang telah melakukan
risetnya secara intensif terhadap kebutuhan perempuan pada
masa post natal. Jean Ball menjelaskan bahwa tujuan asuhan
post natal yang sekaligus juga menjadi filosofi Jean Ball tentang
post natal care sebagai berikut: membantu seorang perempuan
agar berhasil menjadi ibu, dan keberhasilan ini tidak hanya
melibatkan proses fisiologis saja tetapi psikologis dan emosional
yang memotivasi keinginan untuk menjadi orang tua serta
pencapaiannya.
Kesejahteraan perempuan setelah melahirkan sangat bergantung
pada kepribadian perempuan itu sendiri, support sistem
dukungan pribadi dan support yang diberikan oleh pelayanan
kebidanan. Ball mengemukakan teori kursi goyang dimana :
1. Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang
berpijak pada pandangan masyarakat tentang keluarga.
2. Topangan kanan kiri adalah kepribadian perempuan,
pengalaman hidup.
3. Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang
kanan-kiri) adalah keluarga dan support sistem.
4. Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan maternal,
yang tergantung pada efektivitas elemen-elemen sebagai
berikut:
1) Jika kursi goyang tidak ditegakkan dengan benar maka
dia akan jatuh saat diduduki.
2) Jika kursi tidak diletakkan pada lantai yang kuat maka
kursi akan jatuh.
3) Jika bagian-bagian tidak cocok satu sama lain mungkin
dapat saja menyagga, namun yang menduduki merasa
tidak nyaman dan memiliki ketegangan.
Keseimbangan emosional seorang perempuan sangat penting
tergantung pada ketiga elemen tersebut diatas. Bila semua
faktor diatas positif maka derajat keadaan emosi akan baik.
Tetapi, bila ketiga faktor tersebut negatif, derajat keadaan
emosi juga buruk. Meski demikian, setiap faktor saling
berinteraksi satu sama lain. Jika kekurangan satu faktor
diimbangi dengan kelebihan faktor lain, keadaan emosi ibu
akan menjadi baik.
2. Teori Oream
Self Care Theory. Teori ini menekankan bahwa setiap orang
mempunyai kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan
berhak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali jika tidak
memungkinkan, orang yang biasa memenuhi kebutuhan self
care sendiri disebut self care agen. Sedangkan bagi bayi, anak,
orang yang sakit berat atau tidak sadar, keluarga atau orang tua
merupakan dependent care agent.
Self care defisit theory. Bila individu mampu untuk memenuhi
tuntutan self care maka kebutuhan untuk merawat dirinya
sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan terlalu besar dari
kemampuan maka akan terjadi ketidakseimbangan yang disebut
self care defisit. Hal ini merupakan inti dari teori Oeram
sehingga dapat ditentukan kapan asuhan kebidanan itu
dibutuhkan.
Untuk dapat memberikan bantuan maka bidan harus
memperhatikan 5 aspek penting yaitu:
1. Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai
mampu melaksanakan asuhan sendiri
2. Menentukan bantuan yang dibutuhkan pasien
3. Memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Merencanakan bantuan langsung bersama pasien dan
keluarga
5. Mengintegrasikan asuhan dengan kegiatan sehari-hari pasien
dan pelayan kesehatan lainnya sehingga untuk memberikan
bantuan kepada pasien diperlukan pengetahuan tentang
manusia.
3. Medical Model
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk
membantu manusia dalam memehami proses sehat sakit dalam
arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman dan tindakan sehingga menimbulkan pertanyaan
dalam model ini yaitu “dapatkah dengan mudah dipahami dan
dapatkah dipakai dalam praktik”. Midwifery model: Ruper,
Lagan, Dan Tietney Activity Of Living Model. Model yang
dipengaruhi oleh virginia handerson model, terdiri dari 4
elemen:
1) Rentang kehidupan
2) Aktivitas kehidupan
3) Ketergantungan atau kebebasan individu
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas kehidupan
Rosermary Muthuen. merupakan aplikasi dari Oream dan
Henderson, model terhadap asuhan kebidanan di mana dalam
sistem perawatan ada 5 metode pemerian bantuan, yaitu:
1) Mengerjakan untuk klien
2) Membimbing untuk klien
3) Mendukung klien (secara fisik dan psikologis)
4) Menyediakan lingkungan yang mendukung kemampuan
klien untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa akan
dating
5) Mengajarkan klien
Roy Adaptation Model pencetusnya adalah suster Callista Roy
(1960), sebagai dasarnya makhluk bio psiko sosial yang
berhubungan dengan lingkungan. Dimemukakan tiga macam
stimulasi yang mempengaruhi adaptasi kesehatan dari individu,
yatu:
1) Vokal stimulasi yaitu stimulasi dari lingkungan di dekat
individu, contohnya: kesehatan bayi akan mempengaruhi ibu
yang baru saja melakukan fungsinya.
2) Kontekstual stimuli yaitu faktor-faktor umum yang
mempengaruhi perempuan. Contohnya: kondisi lingkungan
yang buruk.
3) Residual stimuli yaitu faktor internal meliputi kepercayaan,
pengalaman, dan sikap. Model kebidanan ini berguna bagi
bidan dalam melakukan pengkajian secara menyeluruh
4) Neman System Model yaitu model yang merupakan awal
dari kesehatan individu dan komunikasi (sistem klien) yang
digambarkan sebagai pusat energi yang dikelilingi oleh garis
kekuatan dan pertahana.
1. Pusatnya adalah variabel fisiologis, psikologis, sosial
kultural, dan spiritual
2. Garis kekuatan adalah kemempuan sisitem klien untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.
3. Garis pertahanan menunjukkan status kesehatan umum
dari individu.
1.
2) Bidan Delima
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya untuk mempelajari konsep kebidanan memang harus
melewati beberapa tahap pembelajaran. Konsep dasar kebidanan merupakan
bagian dari mata kuliah kebidanan itu sendiri. Beberapa penjelasan dan
pembahasan yang berhubungan dengan definisi standar profesi kebidanan,
bidan delima, sistem penghargaan bagi bidan (reward, dan sanksi), dan teori
dan model konseptual asuhan kebidanan akan telah dibahas pada makalah.
Secara umum konsep kebidanan yang dijelaskan pada setiap sub
pokok pembahasannya adalah :
1. Standar profesi kebidanan adalah
2. Bidan delima adalah
3. Sistem penghargaan bagi bidan (reward, dan sanksi) adalah
4. Teori dan model konseptual asuhan kebidanan adalah
5. Evaluasi soal merupakan tahap akhir untuk menguasai setiap sub
popok pembahasan yang dijelaskan
Mahasiswa dituntut mempunyai pengetahuan yang berkualitas tentang
Konsep Kebidanan, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
kebidanan dengan professional dan berkualitas.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://bidanku.com/srikandi-award-sebuah-ajang-penghargaan-bagi-bidan-
bidan-inspirasional-indonesia#ixzz3Uq4AlVWk
http://kuliahku-kampusku.blogspot.co.id/2013/04/konsep-kebidanan.html
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/pelayanan-bidan-
delima.html
http://www.iyhps.org/news8_bidan_delima.html#sthash.kiBMOVU5.dpuf
Retna, Ery dan Sriati. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta: Nuha Medika.
WHO., ICM., FIGO. (2004) Making Pregnancy Safer: The Critical Role of
The Skilled Attendent.