Anda di halaman 1dari 20

1.

Hepatitis

Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di
hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh
kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum
alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.

Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh terutama yang berkaitan dengan
metabolisme, karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam metabolisme tubuh, seperti:

 Menghasilkan empedu untuk pencernaan lemak.


 Menguraikan karbohidrat, lemak, dan protein.
 Menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh.
 Mengaktifkan berbagai enzim.
 Membuang bilirubin (zat yang dapat membuat tubuh menjadi kuning), kolesterol,
hormon, dan obat-obatan.
 Membentuk protein seperti albumin dan faktor pembekuan darah.
 Menyimpan karbohidrat (dalam bentuk glikogen), vitamin, dan mineral.
Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang yang mengalami
hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit. Mulai dari
tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya
adalah berkembang menjadi gagal hati. Bila berkembang menjadi hepatitis kronis, dapat
menyebabkan sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam kurun waktu
tahunan. Pengobatan hepatitis sendiri bermacam-macam sesuai dengan jenis hepatitis yang
diderita dan gejala yang muncul.

Penyebab Hepatitis

Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Pembagian jenis
hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai berikut:

 Hepatitis A. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya
ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita
hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
 Hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat
ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang
dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani.
Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan
penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
 Hepatitis C. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat
ditularkan melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan
hubungan seksual tanpa kondom.
 Hepatitis D. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D
merupakan penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak
bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
 Hepatitis E. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah
terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus
hepatitis E pada sumber air.

Ibu yang menderita hepatitis B dan C juga dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan
lahir.
Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat terjadi akibat kerusakan pada hati oleh
senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati
secara permanen dan dapat berkembang menjadi gagal hati atau sirosis. Penggunaan obat-
obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat menyebabkan hepatitis.

Pada beberapa kasus, hepatitis terjadi karena kondisi autoimun pada tubuh. Pada hepatitis
yang disebabkan oleh autoimun, sistem imun tubuh justru menyerang dan merusak sel dan
jaringan tubuh sendiri, dalam hal ini adalah sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan.
Peradangan yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. Hepatitis
autoimun lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.

Gejala Umum Hepatitis

Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu virus ini akan
melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda. HAV
membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar
2 minggu hingga 6 bulan.

Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain adalah:

 Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.
 Feses berwarna pucat.
 Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice).
 Nyeri perut.
 Berat badan turun.
 Urine menjadi gelap seperti teh.
 Kehilangan nafsu makan.

Bila Anda mengalami hepatitis virus yang dapat berubah menjadi kronik, seperti hepatitis
B dan C, mungkin Anda tidak mengalami gejala tersebut pada awalnya, sampai kerusakan
yang dihasilkan oleh virus berefek terhadap fungsi hati. Sehingga diagnosisnya menjadi
terlambat.

Faktor Risiko Hepatitis


Faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang untuk lebih mudah terkena hepatitis
tergantung dari penyebab hepatitis itu sendiri. Hepatitis yang dapat menular lewat makanan
atau minuman seperti hepatitis A dan hepatitis E, lebih berisiko pada pekerja pengolahan air
atau pengolahan limbah. Sementara hepatitis non infeksi, lebih berisiko pada seseorang yang
kecanduan alkohol.

Untuk hepatitis yang penularannya melalui cairan tubuh seperti hepatitis B,C, dan D lebih
berisiko pada:

 Petugas medis.
 Pengguna NAPZA dengan jarum suntik.
 Berganti-ganti pasangan seksual.
 Orang yang sering menerima transfusi darah.

Namun saat ini sudah jarang orang yang tertular hepatitis melalui transfusi darah, karena
setiap darah yang didonorkan terlebih dulu melewati pemeriksaan untuk penyakit-penyakit
yang dapat ditularkan melalui darah.

Diagnosis Hepatitis

Langkah diagnosis hepatitis pertama adalah dengan menanyakan riwayat timbulnya gejala
dan mencari faktor risiko dari penderita. Lalu dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan
tanda atau kelainan fisik yang muncul pada pasien, seperti dengan menekan perut untuk
mencari pembesaran hati sebagai tanda hepatitis, dan memeriksa kulit serta mata untuk
melihat perubahan warna menjadi kuning.

Setelah itu, pasien akan disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan tambahan,
seperti:

 Tes fungsi hati. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien untuk
mengecek kinerja hati. Pada tes fungsi hati, kandungan enzim hati dalam darah, yaitu enzim
aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase (AST/SGOT dan ALT/SGPT), akan
diukur. Dalam kondisi normal, kedua enzim tersebut terdapat di dalam hati. Jika hati
mengalami kerusakan akibat peradangan, kedua enzim tersebut akan tersebar dalam darah
sehingga naik kadarnya. Meski demikian, perlu diingat bahwa tes fungsi hati tidak spesifik
untuk menentukan penyebab hepatitis.
 Tes antibodi virus hepatitis. Tes ini berfungsi untuk menentukan keberadaan
antibodi yang spesifik untuk virus HAV, HBV, dan HCV. Pada saat seseorang terkena
hepatitis akut, tubuh akan membentuk antibodi spesifik guna memusnahkan virus yang
menyerang tubuh. Antibodi dapat terbentuk beberapa minggu setelah seseorang terkena
infeksi virus hepatitis. Antibodi yang dapat terdeteksi pada penderita hepatitis akut, antara
lain adalah:
o Antibodi terhadap hepatitis A (anti HAV).
o Antibodi terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc).
o Antibodi terhadap material permukaan dari virus hepatitis B (anti HBs).
o Antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe).
o Antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).
 Tes protein dan materi genetik virus. Pada penderita hepatitis kronis, antibodi dan
sistem imun tubuh tidak dapat memusnahkan virus sehingga virus terus berkembang dan
lepas dari sel hati ke dalam darah. Keberadaan virus dalam darah dapat terdeteksi dengan tes
antigen spesifik dan material genetik virus, antara lain:
o Antigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg).
o Antigen material genetik virus hepatitis B (HBeAg).
o DNA virus hepatitis B (HBV DNA).
o RNA virus hepatitis C (HCV RNA).
 USG perut. Dengan bantuan gelombang suara, USG perut dapat mendeteksi kelainan
pada organ hati dan sekitarnya, seperti adanya kerusakan hati, pembesaran hati, maupun
tumor hati. Selain itu, melalui USG perut dapat juga terdeteksi adanya cairan dalam rongga
perut serta kelainan pada kandung empedu.
 Biopsi hati. Dalam metode ini, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian
diamati menggunakan mikroskop. Melalui biopsi hati, dokter dapat menentukan penyebab
kerusakan yang terjadi di dalam hati.

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan yang diberikan kepada penderita hepatitis bergantung kepada penyebabnya.


Pemantauan kondisi fisik pasien selama masa penyembuhan hepatitis sangat diperlukan agar
proses pemulihan bisa berjalan dengan baik. Aktivitas fisik yang melelahkan harus dihindari
selama masa penyembuhan hingga gejala mereda.
Pengobatan hepatitis A, B, dan E akut umumnya tidak membutuhkan pengobatan spesifik,
pengobatan difokuskan untuk meredakan gejala-gejala yang muncul, seperti mual muntah
dan sakit perut. Perlu diingat pada kasus hepatitis akut, pemberian obat-obatan harus
dipertimbangkan dengan hati-hati karena fungsi hati pasien sedang terganggu. Pasien
hepatitis akut harus menjaga asupan cairan tubuh, baik dengan minum air maupun dengan
pemberian cairan lewat infus, untuk menghindari dehidrasi akibat sering muntah. Khusus
untuk hepatitis C akut, akan diberikan obat interferon.

Pengobatan hepatitis kronis memiliki tujuan untuk menghambat perkembangbiakan virus,


serta mencegah kerusakan hati lebih lanjut dan berkembang menjadi sirosis, kanker hati, atau
gagal hati. Beda dengan hepatitis B kronis, pengobatan hepatitis C kronis juga bertujuan
untuk memusnahkan virus dari dalam tubuh. Pengobatan terhadap hepatitis kronis melibatkan
obat-obatan antivirus seperti ribavirin, simeprevir, lamivudine, dan entecavir, serta suntikan
interferon. Pasien hepatitis kronis diharuskan untuk berhenti minum alkohol dan merokok
untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah.

Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan atau setelah terdapat infeksi hepatitis B.
Pengobatan infeksi hepatitis D sampai saat ini belum diteliti lebih lanjut.

Pengobatan hepatitis autoimun umumnya melibatkan obat imunosupresan, terutama


golongan kortikosteroid seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien penderita
hepatitis autoimun juga dapat diberikan azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan
cyclosporin.

Komplikasi Hepatitis

Penderita hepatitis akut dapat mengalami hepatitis fulminan yang berujung kepada gagal
hati akibat peradangan hebat pada hati. Gejala penderita hepatitis fulminan mencakup bicara
kacau dan penurunan kesadaran hingga koma. Pasien juga dapat mengalami lebam dan
perdarahan akibat kurangnya protein faktor pembekuan darah yang diproduksi hati. Penderita
hepatitis fulminan dapat meninggal dunia dalam beberapa minggu jika tidak dirawat dengan
segera.

Selain hepatitis fulminan, penderita hepatitis B dan C juga dapat mengalami hepatitis
kronis. Hepatitis kronis adalah hepatitis yang terjadi pada seseorang selama lebih dari 6
bulan. Pada hepatitis kronis, virus akan berkembang biak di dalam sel-sel hati dan tidak dapat
dimusnahkan oleh sistem imun. Virus yang berkembang biak secara kronis dalam hati
penderita akan menyebabkan peradangan kronis dan dapat menyebabkan sirosis, kanker hati,
atau gagal hati.

Pencegahan Hepatitis

Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Misalnya dengan:

 Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis.


 Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran,
serta buah-buahan.
 Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
 Tidak menyentuh tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung.
 Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom,
atau tidak berganti-ganti pasangan.
 Kurangi konsumsi alkohol.

Selain melalui pola hidup bersih dan sehat, hepatitis (terutama A dan B) bisa dicegah
secara efektif melalui vaksinasi. Untuk vaksin hepatitis C, D, dan E hingga saat ini masih
dalam tahap pengembangan. Namun di beberapa negara, vaksin hepatitis C sudah tersedia
dan bisa digunakan.

2. DBD

Definisi

Apa itu demam berdarah dengue (DBD) ?

Demam berdarah dengue atau biasa disingkat DBD adalah penyakit menular akibat virus
yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat
virus dengue.

DBD dulu sempat disebut penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan nyeri sendi
dan otot yang membuat tulang terasa retak.
DBD taraf awal menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Sementara
demam berdarah yang parah, juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever (demam
dengue), dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba
(shock), dan kematian.

Seberapa umum demam berdarah dengue?

Jutaan kasus infeksi DBD terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia. Kondisi ini dapat
terjadi pada siapa pun tanpa mengenal status, jenis kelamin, dan usia.

Penyakit akibat gigitan nyamuk ini paling sering menyerang di area tropis dan subtropis,
selama musim hujan dan setelah musim hujan:

 Afrika
 Asia Tenggara dan Tiongkok
 India
 Timur Tengah
 Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan
 Australia, Pasifik Selatan dan Pasifik Tengah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kasus demam berdarah di seluruh
dunia meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Diperkirakan ada sekitar 50-100 juta
kasus demam berdarah setiap tahun, dan sekitar setengah dari populasi manusia di dunia
berisiko terkena penyakit ini.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala DBD?

Terdapat 3 jenis demam dengue, demam berdarah dengue, dan dengue shock syndrome.
Berikut adalah penjelasannya:

Demam dengue

Gejala demam dengue klasik biasanya diawali dengan demam tinggi (>40 ºCelsius)
selama 4-7 hari setelah digigit nyamuk, serta:
 Sakit kepala parah
 Nyeri pada bagian belakang mata
 Nyeri otot dan sendi parah
 Mual dan muntah
 Ruam

Ruam mungkin muncul di seluruh tubuh 3 sampai 4 hari setelah demam, kemudian
berkurang setelah 1 hingga 2 hari. Anda mungkin mengalami ruam kedua beberapa hari
kemudian.

Demam berdarah dengue (Dengue hemorrhagic fever)

Gejala dari dengue hemorrhagic fever meliputi semua gejala dari demam dengue,
ditambah:

 Muntah terus menerus


 Sakit perut parah
 Sulit bernapas setelah demam awal mereda
 Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
 Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan memar berwarna
keunguan

Selama 24 hingga 48 jam kedepan, kapiler darah di seluruh tubuh mulai bocor. Komponen
darah yang bocor dapat mengalir dan membanjiri rongga perut (peritoneum) dan rongga paru-
paru.

Perdarahan juga dapat berisiko menimbulkan kerusakan pada kelenjar getah bening dan
pembesaran hati. Jenis penyakit dengue ini dapat menyebabkan kematian.

Dengue shock syndrome

Gejala dari dengue shock syndrome adalah yang paling parah. Gejala demam syok
meliputi semua gejala dengue dan demam berdarah dengue, ditambah:

 Kebocoran di luar pembuluh darah


 Perdarahan parah
 Shock (tekanan darah sangat rendah)

Jenis penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang mengalami
infeksi dengue kedua kalinya. Jenis penyakit ini seringkali berakibat fatal, terutama pada
anak-anak dan dewasa muda.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Fase atau Tahapan Penyakit

Setelah nyamuk menggigit, virus yang dibawanya kemudian akan masuk dan mengalir
dalam darah Anda. Virus dengue akan lebih dulu inkubasi sampai pada akhirnya
memunculkan gejala dalam 3 tahapan. Fase demam berdarah sering juga disebut “Siklus
Pelana Kuda”.

Berikut adalah hal yang harus Anda ketahui:

1. Fase demam

Setelah virus mulai menginfeksi, fase pertama akan muncul ditandai dengan demam tinggi
yang tiba-tiba dan bisa lebih dari 40 ºCelsius.

Demam dapat berlangsung selama 2 sampai 7 hari. Selain demam, akan muncul gejala lain
seperti nyeri sendi, nyeri otot, dan sakit kepala.

Jika demam bertahan lebih dari seminggu, kemungkinan ini bukan disebabkan oleh DBD.

2. Fase kritis
Setelah fase demam, pasien DBD biasanya akan mengalami fase kritis yang mengecoh.
Disebut mengecoh karena pada tahap ini demam sudah turun drastis sehingga dianggap
sembuh. Bahkan beberapa pasien ada yang sudah kembali beraktivitas normal.

Padahal, di tahap ini pasien harus tetap mengikuti perawatan dan pengobatan dari dokter.
Jika tidak, trombosit darah akan semakin sedikit. Inilah yang terkadang suka menyebabkan
perdarahan yang tidak disadari.

Fase demam berdarah ini harus cepat mendapatkan perawatan. Karena jika dalam 1
sampai 2 hari tidak juga ditangani, bisa fatal akibatnya.

3. Fase penyembuhan

Setelah fase kritis sudah dilewati dengan penanganan tepat, umumnya pasien DBD akan
mengalami demam kembali. Akan tetapi, tidak perlu khawatir.

Umumnya saat demam kembali naik, trombosit pun juga akan perlahan naik. Cairan tubuh
yang tadinya turun selama dua fase pertama juga pelan-pelan mulai kembali normal.

Orang yang sakit DBD bisa dikatakan mau sembuh jika jumlah trombosit dan sel darah
putihnya kembali normal setelah dites.

Fase penyembuhan juga biasanya ditandai dengan nafsu makan yang meningkat, nyeri otot
yang membaik, dan rutinitas buang air kecil kembali normal seperti sediakala.

Penyebab

Apa penyebab demam berdarah dengue?

Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan lewat gigitan nyamuk
Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Biasanya pergelangan kaki dan leher menjadi bagian
tubuh yang umum digigit nyamuk.

Terdapat 4 virus dengue, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Setelah nyamuk
pembawa virus menggigit, virus akan masuk dan mengalir dalam darah manusia
kemudian menginfeksi sel-sel kulit terdekat yang disebut keratinosit.
Virus dengue juga menginfeksi dan berkembang biak di dalam sel Langerhans,
sel kekebalan khusus yang ada di lapisan kulit. Sel Langerhans normalnya bekerja membatasi
penyebaran infeksi secara terus-menerus.

Namun, sel yang sudah terinfeksi virus itu selanjutnya pergi ke kelenjar getah bening dan
menginfeksi lebih banyak sel sehat. Penyebaran virus dengue menghasilkan viremia, yang
merupakan tingkat tinggi dari virus dalam aliran darah.

Untuk mengatasi hal ini, sistem imun akan menghasilkan antibodi khusus yang
menetralkan partikel virus dengue, sementara sistem kekebalan cadangan diaktifkan untuk
membantu antibodi dan sel darah putih melawan virus. Respons imun juga mencakup sel T
sitotoksik (limfosit), yang mengenali dan membunuh sel yang terinfeksi.

Proses inilah yang kemudian memunculkan berbagai gejala DBD seperti yang sudah
dijelaskan atas.

Seekor nyamuk yang membawa virus dengue dapat terus menginfeksi orang lain selama ia
masih hidup. Ada kemungkinan seluruh anggota keluarga bisa terinfeksi virus dengue yang
sama dalam waktu 2 sampai 3 hari.

Begitu Anda pulih dari demam berdarah, imunitas Anda akan terbentuk namun hanya
untuk strain tertentu. Ada 4 jenis virus dbd, yang berarti Anda dapat terinfeksi lagi tapi oleh
jenis yang berbeda dari sebelumnya.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk demam berdarah dengue?

Ada banyak faktor risiko untuk demam berdarah yaitu:

 Tinggal atau bepergian ke daerah dengan iklim tropis. Berada di daerah tropis dan
subtropis meningkatkan risiko kena demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi adalah
Asia Tenggara, bagian barat Kepulauan Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia.
 Pernah kena DBD. Jika sebelumnya pernah sakit DBD, Anda berpeluang tinggi
mengalami gejala yang lebih serius jika terinfeksi lagi.
Komplikasi

Komplikasi DBD apa yang bisa terjadi?

DBD atau demam berdarah tidak bisa sembuh dengan dibiarkan begitu saja. Bila dibiarkan
tanpa penanganan medis, DBD akan menimbulkan berbagai komplikasi
yang membahayakan organ tubuh dan bahkan menimbulkan kematian.

Salah satu komplikasi utama yang sering terjadi saat Anda terserang demam berdarah
adalah kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening.

Komplikasi lainnya termasuk perdarahan organ dalam yang ditandai dengan mimisan, gusi
berdarah, badan mudah memar tanpa sebab, hingga BAB berdarah.. Lambat laun perdarahan
dalam dapat menyebabkan syok akibat tekanan darah yang menurun drastis dalam waktu
singkat.

Jika sampai mengalami syok, artinya penyakit Anda sudah masuk kategori dengue shock
syndrome (DSS). Ini adalah jenis demam dengue yang paling parah dan bisa
menyebabkan gagal jantung dan ginjal, Bahkan kemungkinan juga berujung pada kematian.

Jika sudah parah, pasien demam berdarah dengue bisa mengalami kebocoran plasma.
Kebocoran plasma dapat dilihat dari tingkat hematokrit atau kekentalan darah pada uji
laboratorium di rumah sakit.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU


konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana mendiagnosis demam berdarah dengue?

Mendiagnosis demam berdarah mungkin sulit dilakukan, karena tanda-tanda dan gejalanya
sulit dibedakan dengan penyakit lain seperti malaria, leptospirosis, dan tifus. Beberapa tes
laboratorium dapat mendeteksi bukti virus dengue, namun hasil tes biasanya keluar agak
lama untuk segera memberi keputusan pengobatan.
Dokter nantinya juga akan memeriksa beberapa gejala demam berdarah yang Anda
rasakan. Terlebih apabila Anda mengalami gejala setelah bepergian ke daerah di mana
kasus demam berdarah dan virus dengue banyak terjadi.

Pasien juga harus memberikan rincian perjalanan Anda kepada dokter. Misalnya, daerah
mana yang Anda kunjungi setelah merasakan gejala DBD, untuk berapa lama di sana, dan hal
lainnya menyangkut tanda DDB.

Jika dua minggu atau lebih sejak Anda diketahui digigit nyamuk, kecil kemungkinan
diagnosis Anda terkena virus dengue. Untuk diagnosis pasti demam berdarah, tes darah juga
akan diperlukan. Ini akan memeriksa virus yang sebenarnya atau antibodi yang diproduksi
oleh sistem kekebalan tubuh Anda sebagai respons terhadap infeksi.

Bagaimana cara mengobati demam berdarah dengue?

Tidak ada penanganan spesifik untuk demam berdarah, kebanyakan pasien pulih dalam 2
minggu. Penting untuk menangani gejala-gejala untuk menghindari komplikasi. Dokter
biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan berikut:

1. Minum obat untuk menurunkan demam

Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan
demam. Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan komplikasi perdarahan,
seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium. Untuk kasus yang lebih serius, demam
berdarah dapat menyebabkan shock atau hemorrhagic fever yang memerlukan perhatian
medis lebih.

2. Istirahat yang banyak di tempat tidur

Orang yang sedang mengalami kondisi demam berdarah disarankan untuk beristirahat.
Dengan istirahat, pasien akan lebih cepat untuk pulih. Istirahat dapat membantu pemulihan
jaringan tubuh yang rusak saat demam berdarah menyerang. Di rumah sakit, dokter akan
memberikan pasien DBD beberapa obat agar cepat mengantuk dan pasien pun bisa istirahat
sepenuhnya.

3. Minum banyak cairan


Dokter akan menyarankan pasien demam berdarah yang diopname atau di rawat jalan di
rumah untuk mengonsumsi banyak cairan. Tidak hanya air mineral atau infus saja, cairan bisa
berupa dari makanan berkuah, buah, atau jus.

Pasien DBD wajib konsumsi cairan untuk menurunkan demam dan mencegah tubuh
dehidrasi. Lalu, gejala demam berdarah karena virus dengue yang ditandai dengan kram otot
dan sakit kepala karena dehidrasi dapat ditangani dengan minum banyak cairan.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah untuk mengatasi demam
berdarah dengue?

Anda dapat mengatasi demam berdarah dengue dengan perawatan di rumah. Anda
memerlukan hidrasi serta penanganan rasa sakit yang baik. Berikut adalah gaya hidup dan
pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda:

1. Anda bisa menggunakan AC pada ruangan dan di sekitar tempat tidur. Penting untuk
menjaga rumah dari nyamuk terutama pada malam hari.

2. Sementara waktu, hindari kunjungan ke daerah yang kasus demam berdarahnya sedang
banyak

3. Atur waktu kapan Anda harus berkegiatan di luar ruangan ulang kegiatan di luar
ruangan. Hindari berada di luar ruangan pada dini hari, senja, atau malam hari. Di mana pada
waktu tersebut, nyamuk mencari mangsa atau keluar dari sarangnya.

4. Gunakan pakaian yang tertutup melindungi tubuh Anda. Misalnya, gunakan baju
berlengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu saat keluar di malam hari.

Gunakan penangkal nyamuk yang mengandung permethrin dapat dipakaikan ke pakaian,


sepatu, alat kemah Anda. Anda juga dapat membeli pakaian yang mengandung permethrin.

5. Saat memakai spray lotion anti nyamuk untuk mencegah demam berdarah ke tubuh
Anda, gunakan penangkal yang mengandung paling sedikit 10% konsentrasi DEET nya.
Pakai juga kelambu di sekitaran ranjang Anda untuk menghalau nyamuk saat tidur.
6. Basmi tempat tinggal nyamuk di sekitar rumah Anda. Umumnya, nyamuk yang
membawa virus dengue biasanya tinggal di dalam dan sekitar perumahan, berkembang biak
di genangan air, seperti ban mobil.

Tempat atau sampah yang bisa menampung air, terlebih saat musim hujan, bisa menjadi
sarang nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. Tutup semua tempat penyimpanan air
bersih Anda dengan rapat. Jangan lupa juga untuk menguras atau mengganti bak mandi,
kolam , tempat minum hewan di rumah secara rutin.

7. Apabila ada 1 sampai 2 kasus demam berdarah alias DBD di lingkungan rumah Anda,
segera anjurkan ketua RT setempat untuk melakukan fogging. Menyemprot gas fogging
dengan bahan zat pyrethroid sintetis dapat membunuh nyamuk dan serangga.

3. YELLOW FEV

Definisi

Apa itu yellow fever (demam kuning)?

Demam kuning adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang
ditemukan pada bagian Amerika Selatan dan Afrika. Apabila tertular pada manusia, virus
demam kuning dapat merusak hati dan organ internal lainnya dapat menjadi fatal.

Seberapa umumkah yellow fever (demam kuning)?

Infeksi ini paling banyak ditemukan di daerah Afrika dan Amerika Selatan, mempengaruhi
pengunjung dan penduduk area tersebut.

Organisasi kesehatan dunia mengestimasi 200.000 kasus demam kuning di seluruh dunia
setiap tahunnya. Yellow fever meningkat akibat menurunnya imunitas terhadap infeksi pada
populasi lokal, deforestasi, perubahan iklim dan urbanisasi tinggi.

Yellow fever dapat ditangani dengan mengurangi fator-faktor risiko. Diskusikan dengan
dokter untuk informasi lebih lanjut.
Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala yellow fever (demam kuning)?

Nama demam kuning berasal dari 2 gejala utamanya: demam dan kulit yang menjadi
kekuningan. Penguningan terjadi akibat kerusakan hati, hepatitis. Pada beberapa orang,
demam kuning tidak memiliki tanda-tanda awal, namun bagi beberapa orang lain, gejala awal
muncul 3 hingga 6 hari setelah paparan virus dari gigitan nyamuk.

Apabila infeksi telah memasuki fase akut, Anda dapat mengalami tanda-tanda dan gejala
seperti:

 Demam
 Sakit kepala
 Nyeri otot, terutama pada punggung dan lutut
 Sensitif terhadap cahaya
 Mual, muntah atau keduanya
 Kehilangan napsu makan
 Pusing
 Mata, wajah, atau lidah merah.

Tanda-tanda dan gejala tersebut biasanya membaik dan hilang dalam beberapa hari.

Walau tanda-tanda dan gejala dapat hilang 1 atau 2 hari setelah fase akut, beberapa orang
dengan yellow fever akut memasuki fase toksik. Pada fase ini, tanda-tanda dan gejala akut
kembali, bahkan memburuk dan membahayakan nyawa, seperti:

 Penguningan pada kulit dan bagian putih pada mata


 Nyeri pada perut dan muntah, kadang-kadang terdapat darah
 Berkurangnya urinasi
 Perdarahan dari hidung, mulut dan mata
 Detak jantung yang pelan (bradycardia)
 Gagal hati dan ginjal
 Disfungsi otak, meliputi delirium, kejang dan koma.

Fase toksik dari yellow fever dapat menjadi fatal.


Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Sebelum bepergian

 4 minggu atau lebih sebelum perjalanan Anda, buatlah janji pertemuan dengan dokter
jika Anda akan bepergian ke daerah di mana terdapat yellow fever, agar Anda dapat
mendiskusikan apakah Anda memerlukan vaksin.
 Jika Anda mempunyai kurang dari 4 minggu untuk persiapan, tetap hubungi dokter
Anda. Idealnya, Anda dapat tetap diberi vaksin setidaknya 3 hingga 4 minggu sebelum
berpergian ke area yang terdapat yellow fever, untuk memberi waktu untuk vaksin bekerja.
Dokter akan membantu Anda menentukan apakah Anda memerlukan vaksin dan dapat
memberikan petunjuk dalam menjaga kesehatan saat berada di luar negeri.

Setelah bepergian

 Segera cari perawatan medis jika Anda baru saja bepergian ke daerah di mana
terdapat demam kuning dan Anda mengalami tanda-tanda atau gejala fase keracunan dari
demam kuning.
 Hubungi dokter jika Anda mengalami gejala ringan, setelah bepergian ke daerah
dimana terdapat yellow fever.

Penyebab

Apa penyebab yellow fever (demam kuning)?

Yellow fever biasanya ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Manusia tidak dapat menyebarkan demam kuning melalui kontak biasa, walau dapat
ditularkan melalui darah dengan jarum yang terkontaminasi.

Beberapa spesies nyamuk membawa virus demam kuning, beberapa berkembang di daerah
urban, beberapa di daerah hutan. Nyamuk yang berkembang di hutan juga menularkan
demam kuning ke monyet yang merupakan host dari penyakit.
Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk yellow fever (demam kuning)?

Anda mungkin berisiko jika Anda bepergian ke area di mana nyamuk membawa virus
demam kuning. Daerah-daerah tersebut meliputi daerah sub-Sahara Afrika dan Amerika
Selatan.

Walau tidak ada laporan terbaru mengenai manusia yang terinfeksi di area tersebut, tidak
berarti Anda bebas dari risiko. Mungkin saja populasi lokal telah diberi vaksin dan terlindung
dari penyakit, atau kasus demam kuning belum terdeteksi dan dilaporkan secara resmi.

Siapapun dapat terinfeksi virus demam kuning, namun orang dewasa memiliki risiko yang
lebih besar terkena penyakit dengan parah.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU


konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja pilihan pengobatan saya untuk yellow fever (demam kuning)?

Tidak ada pengobatan antivirus yang terbukti bisa mengobati yellow fever. Perawatan
biasanya mencakup penanganan suportif di rumah sakit, seperti:

 Menyediakan cairan dan oksigen


 Menjaga tekanan darah yang normal
 Mengganti kehilangan darah
 Menyediakan dialisis untuk gagal ginjal
 Mengatasi infeksi lainnya yang muncul
 Beberapa orang menerima transfusi plasma untuk menggantikan protein darah yang
memicu pembekuan darah.

Jika Anda memiliki yellow fever, dokter akan merekomendasi Anda untuk tetap berada di
dalam rumah, jauh dari nyamuk, untuk menghindari penyebaran penyakit. Apabila Anda
pernah mengalami demam kuning, Anda akan imun terhadap penyakit ini seumur hidup
Anda.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk yellow fever (demam kuning)?

Mendiagnosis demam kuning berdasarkan tanda-tanda dan gejala sulit dilakukan karena
pada awal kondisi ini, infeksi dapat menyerupai gejala malaria, tifus, demam berdarah, dan
demam perdarahan lainnya.

Untuk mendiagnosis kondisi Anda, dokter akan:

 Menanyakan sejarah medis dan perjalanan Anda


 Mengambil sampel darah untuk diuji

Jika Anda memiliki demam kuning, darah Anda dapat menunjukkan adanya virus. Jika
tidak, tes darah juga dapat mendeteksi antibodi dan zat lainnya yang spesifik terhadap virus.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi yellow fever (demam kuning)?

Walau tidak ada perawatan spesifik untuk demam kuning, perawatan suportif di rumah
tidak disarankan. Pengunjung ke daerah endemik demam kuning juga berada dalam risiko
kondisi berbahaya lainnya dan harus segera mencari pertolongan utama apabila demam
muncul. Selain demam kuning, malaria dapat muncul hingga 1 tahun kemudian, apapun
pencegahannya. Tidak ada pengobatan rumahan yang efektif untuk demam kuning, dan
pasien harus segera mencari pertolongan medis dan mengikuti petunjuk dengan hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai