Anda di halaman 1dari 7

HEPATITIS

Kelompok 2
PENGERTIAN Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan
pada organ hati. Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus,
kebiasaan minum alkohol, paparan zat beracun atau obat-
obatan tertentu.
Jenis Hepatitis
Jenisnya terbagi dua berdasarkan sifatnya, yaitu akut dan
kronis. Hepatitis akut terjadi secara tiba-tiba dalam kurun
waktu yang cenderung singkat. Sementara hepatitis kronis,
berkembang perlahan dan merupakan kondisi jangka panjang.
Sialnya, keduanya sama-sama mengganggu berbagai fungsi
tubuh, terutama yang berkaitan dengan metabolisme.
PENYEBAB HEPATITIS
hepatitis A
disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Dapat ditularkan
melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses
dari pengidap hepatitis A.
Hepatitis B
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Jenis
ini umumnya ditularkan melalui cairan tubuh dari pengidap
jenis ini, seperti darah, cairan Miss V, dan air mani.
Hepatitis C
Hepatitis C terjadi disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV).
Cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik
dan hubungan seksual tanpa kondom dapat menularkan
hepatitis C.
Hepatitis D
Jenis hepatitis berikutnya yaitu hepatitis D, yang disebabkan
oleh virus hepatitis D (HDV). Virus hepatitis D tidak bisa
berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya
hepatitis B. Hepatitis D dapat ditularkan melalui darah dan
cairan tubuh lainnya.
Hepatitis E
Penyebab hepatitis jenis ini ialah virus hepatitis E (HEV).
Jenis ini banyak ditemui di lingkungan yang tidak memiliki
sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada
sumber air.
Faktor Risiko Hepatitis
faktor lingkungan yang bisa menjadi penyebab atau pemicu
penyakit ini, antara lain:
 Air yang tidak layak untuk diminum atau untuk mencuci
peralatan makan.
 Kurangnya fasilitas sanitasi; Kamar mandi atau tempat
cuci tangan.
 Kontak dengan jarum suntik bekas, alat suntik, atau
benda lain yang terkontaminasi darah yang terinfeksi
virus hepatitis.
Gaya hidup
perilaku atau aktivitas yang berpotensi terpapar virus, bahan
kimia beracun, atau zat penyebab penyakit ini.
 Berbagi jarum suntik atau benda lain.
 Melakukan hubungan seksual yang tidak aman; Tidak
menggunakan kondom saat berhubungan seks atau
bergonta-ganti pasangan.
 Bekerja di sekitar bahan kimia beracun. Petugas
kebersihan, pelukis, penyedia layanan kesehatan, atau
pekerja pertanian, berpotensi terkena penyakit ini.
 Minum air yang belum dimasak atau makan makanan
yang tidak diolah dengan aman dan benar.
 Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dalam jangka
waktu yang lama.
 Minum obat yang dipercaya terkait dengan kondisi in
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan seseorang juga bisa memengaruhi
terjangkitnya penyakit ini. Berikut sejumlah hal yang dapat
meningkatkan risiko kondisi ini:
 Belum mendapatkan vaksinasi hepatitis.
 Memiliki infeksi akut atau kronis dengan satu atau lebih
virus hepatitis.
 Memiliki gangguan autoimun.
 Lahir dari ibu yang terinfeksi virus hepatitis B.
Gejala Hepatitis
Gejalanya baru timbul setelah tubuh terjadinya kerusakan
yang dapat memengaruhi fungsi hati. Apabila bersifat akut,
tanda dan gejalanya dapat muncul dengan cepat. Adapun
sejumlah gejala yang umumnya dialami pengidapnya yaitu:
 Mengalami gejala seperti flu, mual, muntah, demam, dan
lemas.
 Feses berwarna pucat.
 Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan.
Diagnosis Hepatitis

Langkah pertama mendiagnosis kondisi ini adalah


menanyakan riwayat timbulnya gejala dan mencari faktor
risiko dari pengidap. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan
fisik untuk menemukan tanda atau kelainan fisik yang
muncul pada pasien..
Tes fungsi hati
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan sampel darah untuk
menentukan seberapa efisien hati untuk melakukan fungsinya.
Hasil dari pemeriksaan ini dapat menjadi indikasi terjadinya
masalah, terutama jika tidak ada gejala selama pemeriksaan
fisik. Saat ditemukan tingkat enzim hati yang tinggi, bisa
disimpulkan jika organ tersebut sedang mengalami stres,
rusak, atau bermasalah.
Tes darah
Jika hati tidak bekerja seperti semestinya, dokter dapat
melakukan tes darah untuk mendeteksi sumber masalah.
Metode ini dapat memeriksa virus yang terdapat dalam darah.
Hal ini juga dapat mendeteksi kondisi antibodi tubuh yang
dapat menyebabkan hepatitis autoimun.
USG
Pemeriksaan ultrasonografi menggunakan gelombang
ultrasonik untuk melihat kondisi hati melalui gambar yang
dihasilkan. Tes ini memungkinkan dokter untuk memeriksa
hati dan organ di sekitarnya, seperti kerusakan hati, tumor
hati, hingga kelainan kandung empedu
Biopsi hati
Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan dari
hati. Sampel tersebut menentukan adanya infeksi atau
peradangan yang terjadi pada hati. Hal ini juga bisa digunakan
untuk mengambil sampel area yang tidak normal atau
bermasalah pada hati

Pengobatan Hepatitis
hepatitis A, B, dan E akut jarang membutuhkan pengobatan
spesifik. Jika dilakukan, pengobatan difokuskan untuk
meredakan gejala-gejala yang muncul (seperti mual muntah
dan sakit perut). Pemberian obat-obatan juga harus berhati-
hati, karena fungsi hati pengidapnya sedang terganggu.

Berikut ini beberapa pilihan pengobatan sesuai dengan jenis


dan kondisi hepatitis:
 Obat antivirus: Apabila penyakit hepatitis bersifat
kronis, dokter akan memberikan obat antivirus dengan
tujuan menghambat perkembangbiakan virus. Selain itu,
obat antivirus dapat mencegah kerusakan hati lebih
lanjut. Dokter biasanya akan meresepkan obat antivirus
berupa entecavir, ribavirin, atau tenofovir.
Obat imunosupresan. Apabila penyakit hepatitis disebabkan
oleh kondisi autoimun, maka pengobatannya dapat
menggunakan obat imunosupresan.
Obat interferon. Obat ini juga bertujuan untuk menghentikan
penyebaran virus dan mencegah kerusakan hati menjadi lebih
parah.
Obat cacing hati. Apabila penyakit hepatitis disebabkan oleh
cacing hati, maka obat yang diresepkan akan disesuaikan
dengan jenis cacing yang menginfeksi. Misalnya, obat
praziquantel atau albendazole untuk membunuh
cacing clonorchiasis.
Transplantasi hati. Apabila kerusakan hati sudah sangat
berat, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur
transplantasi hati.
Pencegahan Hepatitis
cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menurunkan
risiko untuk terserang penyakit ini. Namun, semua ini
tergantung dari jenis penyakit ini yang menyerang.
Contohnya, pastikan untuk tidak banyak mengonsumsi atau
mengurangi konsumsi alkohol untuk mencegah hepatitis
alkoholik. Berikut ini pencegahan kondisi ini yang dapat
dilakukan:
 Melakukan vaksinasi. Sekarang ini sudah ada vaksin
yang bisa mencegah hepatitis A dan B, tapi belum ada
vaksin untuk hepatitis C.
 Mengurangi konsumsi alkohol.
 Menjaga kebersihan sumber air.

Komplikasi Hepatitis
Apabila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa memicu
berbagai komplikasi, antara lain:
 Fibrosis hati, kondisi ketika hati dipenuhi oleh jaringan
parut sehingga tidak lagi bisa berfungsi dengan baik.
 Sirosis hati, merupakan tahap lanjut dari fibrosis.
 Kanker hati, bisa terjadi sebagai komplikasi dari sirosis.

Anda mungkin juga menyukai